tugas kelompok jiwa

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangatdinamis dari kehidupan seseorang. Penyakit kritis dan terminal sangat besar perannya terhadap psikologis seseorang yang mengalaminya. Penyakit kritis dan terminal sangat kecil persentase untuk hidup oleh sebab itu psikologis penderita kebanyakan mengalami ketidakseimbangan.Pada penderita penyakit kritis dan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio dan Spiritual ini akan meliputi respon kehilangan : Kehilangan Kesehatan, Kehilangan Kemandirian, Kehilangan Situasi, Kehilangan Rasa Nyaman dll. Dan keadaan tersebut dapat memperburuk status kesehatan klien.Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakatsehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yangoptimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien yang sedang menghadapi proses sakaratul maut? Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalahmembimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam

Upload: judy-moore

Post on 20-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugassss

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KELOMPOK JIWA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang

sangatdinamis dari kehidupan seseorang. Penyakit kritis dan terminal sangat besar

perannya terhadap psikologis seseorang yang mengalaminya. Penyakit kritis dan

terminal sangat kecil persentase untuk hidup oleh sebab itu psikologis penderita

kebanyakan mengalami ketidakseimbangan.Pada penderita penyakit kritis dan

terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio dan Spiritual ini akan

meliputi respon kehilangan : Kehilangan Kesehatan, Kehilangan Kemandirian,

Kehilangan Situasi, Kehilangan Rasa Nyaman dll. Dan keadaan tersebut dapat

memperburuk status kesehatan klien.Perawat adalah profesi yang difokuskan pada

perawatan individu, keluarga, dan masyarakatsehingga mereka dapat mencapai,

mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yangoptimal dan kualitas hidup

dari lahir sampai mati. Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien yang

sedang menghadapi proses sakaratul maut? Peran perawat sangat konprehensif

dalam menangani pasien karena peran perawat adalahmembimbing rohani pasien

yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya

memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ),karena

pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic

spiritualneeds, Dadang Hawari, 1999 ). Pentingnya bimbingan spiritual dalam

kesehatan telahmenjadi ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama

(spiritual) merupakan salahsatu unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya

(WHO, 1984).Sebagai perawat tidak lepas dengan masalah yang harus

diselesaikan oleh peran perawatbaik secara independen maupun dependen,

sebagai contoh masalah secara umum yangbiasa di hadapi adalah Klien tidak

dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadapkenyataan. Klien tidak dapat

mengidentifikasi perasaan cemas, Klien tidak mau membinahubungan dengan

keluarga dan petugas, Klien tidak dapat menerima realitas/keadaan dirinyasaat

ini dll.Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan

Page 2: TUGAS KELOMPOK JIWA

sikap professional dantulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien

mengalami fase pengingkaran perawatharus dapat menghadirkan fakta. Kesadaran

diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukanperawat dalam terapi.

B. Tujuan

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan

AsuhanKeperawatan Pada Klien dengan Penyakit Kritis dan Terminal.

Tujuan Khusus

Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan dan

memahami tentang:

1. Pengertian Penyakit Lritis dan Terminal

2. Respon klien terhadap penyakit kritis dan Terminal

3. Psikodinamika Penyakit Kritis dan terminal

4. Asuhan Keperawatan klien dengan penyakit kritis dan terminal

C.Metode Penulisan

Penulisan ini menggunakan metode studi pustaka yang diperoleh dari buku-

bukuperpustakaan dan internet. 

Page 3: TUGAS KELOMPOK JIWA

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

Kritis

Kritis adalah suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dalam

kehidupan seseorang yang mengganggu keseimbangan selama mekanisme

coping individu tersebut tidak dapat mecahkan masalah.

Kritis adalah gangguan internal yang diakibatkan oleh suatu keadaan yang

dapat menimbulkan stress, dan dirasakan sebagai ancaman bagi individu.

Contoh:Gangguan Kesadaran (koma)

Terminal

Keadaan penyakit terminal merupakan kondisi penyakit yang berat dan tidak

dapat disembuhkan lagi yang dapat berlangsung dalam waktu singkat atau

panjang.

Penyakit terminal adalah suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi.

Kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa

peringatan atau mengikuti priode sakit yang panjang . Terkadang kematian

menyerang usia muda tetapi selalu menunggu yang tua.

Page 4: TUGAS KELOMPOK JIWA

B. RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT KRITIS & TERMINAL

penyakit terminal dapat menimbulkan respon BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL

ini akan meliputi respon kehilangan :

1. Kehilangan Kesehatan

Klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistis, aktifitasnya

terbatas.

2. Kehilangan Kemandirian

Ditunjukkan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,

ketergantungan.

3. Kehilangan Situasi

Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama

keluarga / kelompoknya.

4. Kehilangan Rasa Nyaman

Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh

seperti : panas, nyeri, dll.

5. Kehilangan Fungsi Fisik

Contoh : klien gagal ginjal harus dibantu melalui haoinodialisa.

6. Kehilangan Fungsi Mental

Klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi

dan berfikir efisiek sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional.

7. Kehilangan Konsep Diri

Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup

bentuk dan fungsi tubuh sehingga klien tidak dapat berfikir secara

rasional (body image) peran serta identitasnya.

8. kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga

Sumber Kehilangan:

1. kehilangan obyek / bagian dari dalam diri sendiri, seperti kehilangan

bagian / fungsi tubuh, misalnya amputasi kaki, mastektomi .

Page 5: TUGAS KELOMPOK JIWA

2. Kehilangan obyek di luar diri, misalnya kehilangan HP, dompet,

mobil, dsb.

3. Kehilangan orang yang dicintai, misalnya nenek, orang tua, suami/istri,

anak, dsb.

4. Berpisah dengan lingkungan yang sudah akrab / menyatu dengan

dirinya, misalnya harus meninggalkan keluarga untuk sekolah di luar

negeri, pensiun, atau mutasi / pindah dari tempat pekerjaan, dsb.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kehilangan:

a. Usia dan tingkat Perkembangan : pada usia bayi hingga balita, individu belum

begitu mengerti mengenai arti kehilangan, mulai usia sekolah hingga dewasa,

sudah dapat merasakan arti kehilangan.

b. Makna Kehilangan : bersifat subyektif bagi setiap individu, sehingga tidak

dapat disamaratakan. Misalnya : Nn. A menggunakan ballpoint yang,

sebenarnya dijual dibanyak tempat dengan harga 5000 rupiah. Pada saat ia

kehilangan bollpoint tersebut, ia menangis dan terus menerus mencarinya.

Baginya walaupun harga ballpoint hanya 5000 rupiah tapi makna dari benda

tersebut sangat besar karena pemberian dari orang yang sangat ia kagumi.

c. Kultur / budaya : budaya jawa mempunyai prinsip “ nrimo “, sehingga

kematian seseorang harus selalu diikhlaskan. Pada suku Toraja, bila seseorang

meninggal dunia, semakin banyak orang yang menangisi, menunjukkan bahwa

almarhum adalah orang yang mempunyai pengaruh pada saat hidupnya, atau

orang yang disayangi / dihormati oleh banyak orang, sehingga bila ia berasal

dari keluarga kecil, maka keluarga akan menyewa orang untuk menangisi

jenasahnya. Ada juga tradisi / budaya yang menunjukkan reaksi berduka

dengan mendoakan almarhum pada hari ketiga, ketujuh, ke 40 hari, 100 hari,

dst.

d. Keyakinan spiritual : individu yang beragama Katolik, Kristen dan Islam

meyakini bahwa seseorang yang telah meninggal dunia akan mempunyai

kehidupan lain sesuai dengan amal baktinya selama ia hidup di dunia ( di

neraka atau Surga ), dan doa dari anggota keluarga atau dari kerabat yang

Page 6: TUGAS KELOMPOK JIWA

masih hidup akan membantu mengantarkan almarhum ke kehidupannya di

alam baka, selain itu dianjurkan untuk tidak membebani “perjalanannya”

dengan meneteskan airmata pada jasadnya. Sedangkan individu yang

beragama Hindu dan Budha, meyakini juga ada kehidupan lain di alam baka

dan kemungkinan akan reinkarnasi. Keyakinan setiap individu sesuai dengan

spiritualnya akan mempengaruhi juga reaksi berdukanya. Semakin kuat

imannya, semakin positif reaksi berdukanya.

e. Jenis kelamin dan Perannya : seorang ibu yang tidak mempunyai pekerjaan

dan hanya bergantung pada suami, akan sangat merasa kehilangan bila

suaminya meninggal. Seorang suami yang biasanya hanya berfikir untuk

mencari nafkah, akan sangat kehilangan bila istrinya meninggal karena ia

tidak terbiasa mengurus anak-anaknya.

f. Status sosial ekonomi : kematian seseorang yang merupakan tulang punggung

keluarga akan mempengaruhi reaksi kehilangan.

Karakteristik berduka:

1. Merasa shock dan tidak percaya :

2. Sedih dan merasa hampa

3. Timbul perasaan tidak nyaman seperti sakit dada, nafas pendek dan cepat

lelah

4. Mengalami perasaan bersalah

5. Cenderung iritabel dan menangis

6. Disibukkan oleh bayang-bayang orang yang sudah hilang / meninggal

Tahapan Berduka ( Engel )

1. Shock dan tidak percaya

2. Mengembangkan kesadaran

3. Restitusi

4. Adaptasi kehilangan

5. Idealisasi

6. Hasil / tujuan

Page 7: TUGAS KELOMPOK JIWA

Tahapan Berduka ( Kubler Ross ):

1. Denial : tidak percaya, menolak

2. Anger : marah

3. Bargaining : tawat menawar dengan Tuhan

4. Depression : rasa sedih yang mendalam

5. Acceptance : memahami & menerima keadaan

C. PSIKODINAMIKA PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

1. Dinamika individu

Protes dan pengingkaran

Pada fase ini klien mengekspresikan rasa tidak percaya pada

kenyataan.“mengapa kejadian ini menimpa saya?”Pada fase ini

terjadi proses perubahan konsep diri, ini terjadi selama kondisi klien

dalam keadaan stress tetapi Setelah keadaan ini berlalu klien mulai

masuk kedalam fase berikutnya.

Depresi dan cepat marah

Pada fase ini emosi klien mulai meningkat. Depresi, cemas dan

marah muncul Kerika klien tidak mampu mengatasi masalahnya dan

merasa tidak berdaya.“bagaimana mengatasi masalah ini?”

Manifestasi depresi ; sedih, kadang-kadang menangis, bingung

ketergantungan, tidak dapat mengambil keputusan, tidak punya

harapan. Kecemasan yang dialami pasien dialihkan menjadi

kemarahan yang diproyeksikan pada diri sendiri, keluarga dan

petugas.

Pelepasan dan reinvestasi

Klien mulai mengidentifikasi peningkatan keadaan cemas, depresi

dan perasaan marahnya. Klien mulai mengumpulkan kekuatan yang

dimiliki untuk mengurangi respon yang memperberat keadaan stress,

apabila penyakit ini terjadi progressif fase ini akan berlangsung

Page 8: TUGAS KELOMPOK JIWA

siklik. Disini klien mulai ada kerja sama. Klien mulai melepaskan

dari obyek yang hilang, mulai membina hubungan dan penyesuaian

diri terhadap realita.

2. Dinamika Keluarga

Respon keluarga bersama dengan respon emosi klien ; pengingkaran,

marah, cemas dan depresi.

3. Dinamika lingkungan

Dengan kesadaran bervariasi menimbulkan dinamika bagi klien

STIGMA SOSIAL ketidakmampuan melakukan aktivitas sosial

perubahan peran dalam kelompok sosial merupakan hambatan dalam

melaksanakan fungsi sosial secara normal.

Page 9: TUGAS KELOMPOK JIWA

D.ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT

KRITIS DAN TERMINAL

1. Pengkajian

a. Pengkajian terhadap klien

Perlu dikaji bagaimana upaya klien dalam mengatasi kehilangan dan perubahan

yang terjadi. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :

1)    Respon emosi klien terahadap diagnosa

2)    Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi

3)    Upaya klien dalam mengatasi situasi

4)    Kemampuan dalam mengambil dan memilik pengobatan

5)    Persepsi dan harapan klien

6)    Kemampuan mengingat masa lalu

b. Pengkajian keluarga

Perawat perlu mengetahui persepsi keluarga terhadap penyakit klien dan sejauh

mana pengaruhnya terhadap keluarga, kelebihan dan kekurangan yang

memerlukan dukungan dan intervensi.

Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :

1)      Respon keluarga terhadap klien

2)      Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya.

3)      Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui

4)      Kapasitas dan sistem pendukung yang ada.

5)      Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional

6)      Proses pengambilan keputusan

7)     Identifdikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan

perubahan yang terjadi.

c. Pengkajian lingkungan

1) Sumberdaya yang ada.

Page 10: TUGAS KELOMPOK JIWA

2) Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit

3) Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan

4) Ketersediaan fasilitas partisipasi dalam asuhan keperawatan kesempatan

kerja.

2. Diagnosa keperawatan

1) Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan

perubahan.

2) Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan

mengekspresikan perasaan.

3) Gangguan berhubungan (menarik diri) berhubungan dengan

ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (ADL)

4) Gangguan body image berhubungan dengan dampak penyakit yang

dialami

5) Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas berhubungan dengan adanya

hambatan dalam fungsi seksual.

6) Ansietas/ ketakutan individu , keluarga yang berhubungan diperkirakan

dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat

diperkirakan takut akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup

3. Perencanaan

Tujuan :

a.       Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan.

b.      Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas

c.       Klien mau membina hhubungan dengan keluarga dan petugas

d.      Klien dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini.

e.       Klien tidak mengalami gangguan fungsi seksual.

4. Intervensi terhadap klien

a. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan cemas, marah,

frustasi dan depresi

Page 11: TUGAS KELOMPOK JIWA

b. Bantu klien untuk menggunakan koping yang konstruktif

c. Berikan informasi secara benar dan jujur

d. Bantu klien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

e. Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi seksual yang dialami terhadap

penyakitnya.

f. Ciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan.

5. Intervensi terhadap keluarga

a. Bantu keluarga untuk mengidentifikasi kekuatannya.

b. Beri informasi tentang klien kepada keluarga secara jelas

c. Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhan

d. Berikan motivasi pada keluarga untuk memberikan perhatian kepada klien

e. Tingkatkan harapan keluarga terhadap keadaan klien

f. Optimalkan sumber daya yang ada

g. Beri informasi tentang penyakit ynag jelas

h. Beri motivasi pada lingkungan untuk membantu klien dalam proses

penyembuhan.

i. Upayakan fasilitas kesehatan yang memadai sesuai dengan kondisi,

Page 12: TUGAS KELOMPOK JIWA

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kondisit terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan

melaluisuatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi

individu (Carpenito,1995). 

Fase-Fase Kehilangan dan respon cemas yang berhubungan dengan penyakit

terminal:

1. Tahap pengingkaran atau denial

2. Tahap anger atau marah

3. Tahap tawar menawar atau bargaining

4. Tahap depresi

5. Tahap acceptance atau menerima Kondisi Kritis adalah penilaian dan

evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatukondisi krusial dalam rangka

mencari penyelesaian/jalan keluar atau suatu keadaanpenyakit kritis dimana

memungkinkan sekali klien meninggal, Misalnya Gangguan kesadaran (koma,

meninggal), keadaan hampir meninggal/sakaratul maut, kanker stadium lanjut. 

Adapun beberapa diagnosa yang dapat diangkat dari kasus klien dengan

penyakitkritis dan terminal adalah:

1. Ansietas/ ketakutan individu dan keluarga, yang berhubungan diperkirakan

dengan situasiyang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan

takut akan kematian danefek negatif pada pada gaya hidup

2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang

dihadapi,penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain

3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan

kehidupankeluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh

dengan stres ( tempatperawatan )

Page 13: TUGAS KELOMPOK JIWA

4. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari

systempendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam

menghadapi ancaman kematian 

B.Saran

1. Untuk keluarga

Diharapkan bagi keluarga klien yang mengalami penyakit kritis dan terminal

dapat bekerjasama untuk melakukan tindakan penyembuhan terhadap klien

dengan menciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan, keluarga dapat

mengerti danmemahami tentang informasi mengenai proses penyakit, keluarga

dapat mengenali kebutuhan klien, serta dapat memberikan motivasi dan perhatian

lebih kepada klien

.2. Untuk tenaga keperawatanDiharapkan kepada tenaga keperawatan dapat lebih

memahami mengenai penyakitkritis dan terminal, dan dapat memberikan

informasi yang sejelas-jelasnya kepada pihakkeluarga maupun klien mengenai

proses penyakit serta prosedur tindakan penyembuhan.Selain itu diharapkan

kepada tenaga keperawatan dapat bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya

untuk memberikan tindakan yang lebih intensif kepada klien denganpenyakit

kritis dan terminal guna mencapai tujuan tindakan asuhan keperawatan.

3. Untuk mahasiswaHendaknya dengan makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui

dan memahami asuhankeperawatan pada klien dengan penyakit kritis dan terminal

sehingga nanti mahasiswadapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan. 

Page 14: TUGAS KELOMPOK JIWA

DAFTAR PUSTAKA

Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin. Clinical Nursing Skills.

Basic to Advanced Skills, Fourth Ed, 1996. Appleton&Lange, USA.

Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.

Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice,

Ethics and Values. California : Addison Wesley

Nuha MedikaPress : Jogjakarta Suliswati, dkk. 2005.Konsep Dasar

KeperawatanKesehatan Jiwa. EGC : Jakarta 

Carpenito, L. J. 1998. “Buku Saku Diagnosa Keperawatan”, Ed. 6, EGC :

Jakarta Pusdiknakes Depkes RI. 2000. “Tindakan Keperawatan Pada Sakaratul

Maut” Jilid I Edisi1. Pusdiknakes: Jakarta. 

Page 15: TUGAS KELOMPOK JIWA

ASKEP PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT KRITIS DAN

TERMINAL

Disusun Oleh kelompok VII

Ahmad yunus

Elhandari Putria Anwar

Landri Lilita

Nia Aulia

Raudatul ulfa

Septia Pritayani

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ( STIKES ) MATARAM

S1 KEPERAWATAN

2013

Page 16: TUGAS KELOMPOK JIWA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,wr.wb

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat  Allah SWT.

Karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas

Makalah yang berjudul  “ASKEP PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT KRITIS

DAN TERMINAL” selesai tetap pada waktunya .  Penulisan makala ini

merupakan salah satu tugas kelompok yang di berikan kepada kami sebagai materi

kuliah yang harus di pahami dan di mengerti maksudnya. Dalam penulisan

makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan  - kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi.

Untuk itu kritik dan saran yang membangun semua pihak sangat kami 

harapkan demi penyempurnaan makala kami.  Mudah – mudahan dengan adanya

tugas makalah ini kreativitas mahasiswa dapat meningkat. Apabila terdapat

kekurangan dalam makalah  ini.  Maka, kami selaku penyusun memohon maaf

yang sebesar – besarnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Page 17: TUGAS KELOMPOK JIWA

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan penulisan

D. Metode penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Lritis dan Terminal

B. Respon klien terhadap penyakit kritis dan Terminal

C. Psikodinamika Penyakit Kritis dan terminal

D. Asuhan Keperawatan klien dengan penyakit kritis dan terminal

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. S a r a n

DAFTAR PUSTAKA