tugas keperawatan jiwa ( hdr) (tugas)

8/9/2019 Tugas Keperawatan Jiwa ( HDR) (Tugas)

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-keperawatan-jiwa-hdr-tugas 1/30

ASUHAN KEPERAWATAN PADAPASIEN DENGAN HARGA DIRI

RENDAH



Makhluk hidup

Di Kelompok 3

1. Ishaq 9. Jamilah

2. Khairunnisa 10. Lesymuna A3. Liana Herlina 11. M. Pau Hasan4. Mariatul Adawiyah 12. M. Reza Noo5. Mariatul Qibtiah 13. Mey Hesmi F A

6. Mira 14. Muhammad Fithri R7. M. Noor 15. Muhhlida Fajar S8. Multi Hndayani



Isi ParutBAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Manfaat

BAB II ISI

A. Konsep Dasar Teori

1. Pengertian

2. Etiologi

Faktor Predisposisi

Faktor presipitasi3. Patofisiologi

4. Tanda dan gejala

Back To Isi Parut



B. Pengkajian1. Identitas

2. Alasan Masuk

3. Faktor Predisposisi4. Fisik

5. Psikososial

Genogram Konsep Diri Hubungan Sosial

Spiritual Status Mental

Kebutuhan Persiapan Pulang Mekanisme Koping

Masalah Psikososial Dan Lingkungan Pengetahuan.

C. Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan

D. Rencana Tindakan (Keliat, 1998: 5 ± 60)Diagnosa I

Diagnosa II

E. Evaluasi



BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangKepala Rumah Sakit Jiwa ( RSJ) Daerah Provinsi Sumatera

Selatan (Sumsel), Nurlaila Atika, mengungkapkan, ³ Setahunini jumlah penderita gangguan jiwa yang di tangani di RSJ

mengalami peningkatan 10-15 % di bandingkan dengan tahunsebelumnya, kecenderungan, kasus ± kasus psikotik tetaptinggi, disusul neurosis yang cenderung meningkat´.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Rumah Sakit Dr.

H. M. Ansari Saleh Banjarmasin, jumlah klien rawat inapadalah 1562 jiwa dan rawat jalan 6573, sedangkan penderitaharga diri rendah tahun 2006 berjumlah 116 orang, datatersebut didapat dari masing ± masing ruangan yang ada diRumah Sakit Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin

Back To Isi Parut



B. Tujuan

1. Tujuan umumMemberikan gambaran dalam pembuatan asuhankeperawatan klien terutama di bidang jiwa.

2. Tujuan Khusus Menjelaskan latar belakang, definisi, etiologi,

Patofisiologi tentang ´ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH.

Menjelaskan konsep dasar keperawatan ( pengkajian,diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi ) tentang´ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIENDENGAN HARGA DIRI RENDAH´.

Back To Isi Parut



C. Manfaat

Menambah ilmu pengetahuan kita sebagai

mahasiswa perawat tentang ´ASUHANKEPERAWATAN PADA PASIEN DENGANHARGA DIRI RENDAH.

Menjadi contoh gambaran dalam pembuatan´ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIENDENGAN HARGA DIRI RENDAH.

Dapat menjadi inspirasi kita dalam melakukan penelitian di bidang keperawatan jiwa dalam praktik keperawatan.

Back To Isi Parut



Dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa kesehatan,

perawat, pegawai rumah sakit dan masyarakat umum

tentang ´ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Sebagai bahan diskusi dan referensi penelitian yang akan

datang di bidang kesehatan.

Untuk puskesmas, rumah sakit, posyandu dan lain- lain,

makalah ini sangat lah bermanfaat karena dapat membantu

ketika menemukan kasus penyakit seperti ini.



BAB IIISI

A. Konsep Dasar Teori1. Pengertian

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran,keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorangmengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungandengan orang lain, atau cara individu memandang dirinyasecara utuh baik fisik, emosi, intelektual, sosial danspritual. (Susilawati, dkk, 2005 : 89).

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsungdiekspresikan (Townsend, 1998). Menurut Schult &Videbeck (1998).

Back To Isi Parut



Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersona

diri Positif Rendah identitas lisasi

Rentang respon konsep diri (Stuart G. W danSundeen, S. J, 1998: 230)

Back To Isi Parut



b. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi dari gangguan konsep diri: harga diri

rendah menurut Keliat, (1992: 16) adalah situasi ataustressor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya

stressor yang mempunyai harga diri.Penolakan dan kurang

penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti:

Pola asuhan anak yang tidak tepat atau dituruti, dilarang,

dituntut.

Kesalahan dan kegagalan berulang kali.

Cita ± cita yang tidak dapat dicapai.

Gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Back To Isi Parut



3. PatofisiologiSeseorang dengan harga diri rendah berhubungan dengan

interpersonal yang buruk pada mulanya merasa dirinya tidak

berharga sehingga merasa tidak aman berhubungan dengan

orang lain. Individu mempertahankan hubungan masyarakat di

isolasi sosial dan ketergantungan berlebihan pada orang lain.Kemudian dimunculkan dalam bentuk prilaku (menurut Stuart

dan Sundee, 1998 dalam Asuhan Keperawatan Harga Diri

Rendah, Trismaheni, 2007).

Back To Isi Parut



4. Tanda dan Gejala (Manifestasi Klinis )

Manifestasi klinis (tanda dan gejala) menurut Keliat (1998: 3)

Mengkritik diri sendiri sendiri atau orang lain.

Penurunan produktivas

Desktruktif pada orang lain

Gangguan dalam hubungan perasaan tidak mampu

Rasa bersalah

Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan

Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri dan ketegangan peran dan

dirasakan

Pandangan hidup yang pesimis

Keluhan fisik Mengurung diri dan menarik diri secara sosial

Penyalahgunaan zat dan perasaan khawatir.

Back To Isi Parut



B. Pengkajian

1. Identitas

2. Alasan Masuk

3. Faktor Predisposisi

4. Fisik

5. Psikososial

Genogram Konsep Diri

Hubungan Sosial

Spiritual

Status Mental

Kebutuhan Persiapan Pulang Mekanisme Koping

Masalah Psikososial Dan Lingkungan

Pengetahuan.Back To Isi Parut



= Perempuan

= Laki ± laki

= Cerai / putus hubungan

= orang yang tinggal serumah

= Meninggal

= Klien

a) Genogram Jelaskan masalah

yang terkait

dengan

komunikasi,pengambilan

keputusan, dan

pola asuhan.

Masalah

keperawatan

ditulis sesuai

dengan data.

Konsep Diri

Back To Isi Parut



b. Konsep Diri

Citra tubuh; bagaimana presepsi klien terhadap tubuhnya,

bagian mana tubuhnya yang disukai dan tidak disukai. Ideal diri; tanyakan tentang : status dan posisi klien

sebelum di rawat, kepuasaan klien terhadap status dan

posisinya (sekolah, tempat kerja, kelompok), kepuasaan

klien sebagai lelaki/perempuan.

Peran: tanyakan tugas/ peran yang diemban dalamkeluarga/ kelompok/ masyarakat, kemampuan klien alam

melaksanakan tugas.

Identitas diri: tanyakan harapan terhadap tubuh, possisi,

status, tugas/peranan, tanyakan harapan klien terhadap

(keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat), harapan

klien terhadap penyakitnya.

Harga diri: tanyakan hubungan klien dengan orang lain

sesuai dengan penilaian dan penghargaan orang lain

terhadap dirinya, biasanya terjadi pengungkapan kecewa

terhadap dirinya sebagai wujud harga diri rendah

Back To Isi Parut



c. Hubungan sosial

Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam kehidupan,

tempat mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.

Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalam

masyarakat. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

d. Spiritual

Nilai keyakinan: tanyakan tentang pandangan dan

keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan

norma budaya dan agama yang dianut. Pandangan

masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.

Kegiatan ibadah: tanyakan kegiatan ibadah dirumah

secara individu dan kelompok. Pendapat klien/

keluarga tentang kegiatan ibadah

Back To Isi Parut



e. Status Mental.

Nilai penampilan klien rapih atau tidak, amati pembicaraan klien,aktivitas motorik klien, alam perasaan (sedih, takut, khawatir) efek klien,interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkatkesadaran, memori, tingkat konsentrasi berhitung, kemampuan penilaiandan daya tilik diri

f. Kebutuhan Persiapan Pulang. Observasi makan klien, mampu menyiapkan dan membersihkan

alat makan.

Klien mampu BAB dan BAK menggunakan dan membersihkan

WC, serta membersihkan dan merapihkan kamar pakaian. Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuhklien.

Istirahat dan tidur klien.

Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakansetelah minum obat.

Bagaimana aktivitas aktivitas dalam rumah, merencanakanmengelola menyiapkan makanan, merapihkan rumah, mencuci pakaian sendiri dan mengatur kebutuhan biaya sehari ± sehari.

Bagaimana aktivitas diluar rumah, belanja untuk kebutuhansehari ± hari, perjalanan mandiri berjalan kaki, menggunakankendaraan pribadi atau umum, dan aktivitas yang lain yangdilakukan biasa bayar listrik, telepon, air, ke kantor pos atau

Bank. Back To Isi Parut



Pohon Masalah dan Diagnosa Keperawatan

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Tidak efektifnya koping individu

(Keliat, 1998: 4)

Back To Isi Parut



Diagnosa Keperawatan (Keliat, 1998: 4)

a. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan

harga diri rendah

b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

berhubungan dengan tidak efektifnya koping

individu.

Back To Isi Parut



Rencana Tindakan (Keliat, 1998: 5 ± 60)

Diagnosa I

Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

Tujuan umumKlien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan Khusus I

Klien dapat membina hubungan saling percaya

a. Kriteria evaluasi

Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, klienmau menjabat tangan; menyebutkan nama, menjawab salam danmengutarakan masalahnya.

b. Intervensi

Bina Hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasiterapeutik .

Sapa klien dengan ramah Perkenalkan diri dengan sopan

Tanyakan nama lengkap dan panggilan

Jelaskan tujuan pertemuan dan menepati janji

Tunjukkan sikap empati

Back To Isi Parut



Tujuan Khusus II

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki.a. Kriteria evaluasi

Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki

b. Intervensi

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki klien.

Hindari penilaian negatif terhadap klien .

Utamakan memberikan pujian yang realistik

Back To Isi Parut



Diagnosa II

Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengankoping individu tidak efektif .

Tujuan umum

Klien mampu meningkatkan harga dirinya

Tujuan Khusus IKlien dapat mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan keadaan

emosinya.a. Kriteria evaluasi

Klien dapat mengungkapkan perasaanya b. Intervensi

± Buat kontak dengan klien, lakukan pendekatan dengan

memperhatikan prinsip hubungan terapeutik perawat ± klien. ± Anjurkan klien unutk mengungkapkan perasaannya, dengarkan

dengan penuh perhatian dengan berespon dengan tenang.

± Amati prilaku verbal dan nonverbal klien saat bicara, buat kontak untuk pertemuan selanjutnya.

Back To Isi Parut



Tujuan Khusus II

Klien dapat mengidentifikasi koping yang telah di

miliki

a. Kriteria evaluasi

Setelah 2 kali pertemuan klien dapat

mengidentifikasi pola koping personal dankonsekuensi prilaku yang diakibatkannya.

b. Intervensi

Ingatkan klien tentang kontak yang dibuat, identifikasi

koping yang biasanya digunakan klien dalam mengatasimasalah.

Diskusikan bersama klien tentang pemahamannya tentang

kejasian saat ini dan bagaimana koping yang biasa di

gunakan untuk mengatasi masalah

Back To Isi Parut



Jangan Pernah Menyesal Bila Masih Ada

Jalan di Depan Mata

ThaNk U

Back To Isi Parut

tugas keperawatan jiwa ( hdr) (tugas)

Documents