tugas 3 jiwa

26

Click here to load reader

Upload: chandrahidayat

Post on 16-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

I. IDENTITAS PASIENNama: Tn. OsUsia: 45 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: KristenPendidikan: SD (Tamat)Pekerjaan: Ex. Supir BusAlamat: Sunan Giri, Rawamangun

II. RIWAYAT PSIKIATRIAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 25 Oktober 2013 pukul 10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.

a. Keluhan UtamaPasien datang ke Poliklinik Psikiatri dengan keluhan utama cepat capek sejak 8 bulan yang lalu

b. Riwayat Gangguan SekarangPasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk pertama kali. Pasien datang dengan keluhan cepat capek sejak 8 bulan lalu. Keluhan ini juga disertai dengan rasa lemas, sulit tidur dan pasien juga merasa pucat. Delapan bulan yang lalu pasien mengatakan pernah dirawat di RSUP Persahabatan. Saat itu pasien dirawat karena sakit demam berdarah dan tipes. Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari pasien diperbolehkan pulang. Beberapa hari di rumah, pasien mulai merasakan tubuhnya cepat capek, merasa lemas, merasa dirinya pucat dan menjadi sulit tidur. Pasien mengaku apabila terlalu banyak mengobrol atau berbicara dirinya capek seperti habis berlari, sehingga pasien juga membatasi diri untuk berbicara terlalu banyak. Bila merasa capek, pasien mengurangi keluhannya dengan tidur 1-2 jam. Pasien sudah mencoba berkonsultasi ke penyakit dalam tentang keluhan pasca sakitnya ini, lalu pasien diberi resep berisi obat antibiotika dan obat maag. Pasien meminum kedua obat tersebut sampai habis sesuai dosis yang diberikan, tetapi keluhan pasien tidak kunjung hilang. Pasien mengatakan nafsu makannya baik, ia cepat kenyang dan keringatan setelah makan. Untuk keluhan sulit tidur, pasien mengaku kadang-kadang sulit memulai tidur, kadang terbangun di malam hari, tetapi biasanya dapat tertidur lagi. Pasien merasa dirinya sakit dari dalam tubuhnya atau memiliki penyakit dalam, karena itu pasien meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan lengkap untuk mengetahui penyebab keluhannya. Pasien sudah menjalani pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan EKG, pemeriksaan ECHO serta pemeriksaan laboratorium. Dari hasil pemeriksaan fisik lengkap, EKG dan ECHO tidak ditemukan kelainan. Hasil laboratorium menunjukkan sedikit peningkatan asama urat, yaitu 7.9 u/L. Pasien juga mengaku memiliki riwayat tekanan darah rendah, yang paling rendah 80/50 mmHg. Pasien tidak pernah merasa sehat dan bertanya-tanya apakah penyebab dari semua keluhannya. Pasien menyangkal pernah mendengar suara-suara yang membisikinya dan orang lain tidak mendengarnya. Pasien menyangkal pernah melihat adanya penampakan atau bayangan yang hanya dilihat oleh pasien. Pasien juga tidak pernah merasakan menghidu bau-bauan yang hanya dihidu oleh dirinya sedangkan lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang dikeluhkan pasien. Pasien mengatakan tidak merasakan halusinasi pada indera pengecapannya. Pasien juga mengungkapkan tidak pernah merasakan di sekujur tubuhnya seperti ada yang meraba atau merayapi. Pasien tidak pernah merasa bahwa dia bukan dirinya dan tidak pernah merasa seolah-olah rumah pasien menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada biasanya. Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasa mudah lelah. Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik maupun mental yang berlebihan. Pasien menyangkal ada sesuatu yang masuk ke dalam dirinya, menyangkal ada sesuatu pikiran yang masuk ke dalam kepalanya, pasien menyangkal bahwa pembawa acara televisi membicarakannya atau mengajaknya berbicara, menyangkal merasa pikirannya ditarik keluar, dan pasien juga menyangkal bahwa ada sesuatu kekuatan yang mengendalikan ataupun mempengaruhi pasien. Pasien mengatakan pernah mencurigai keluhannya akibat diguna-guna orang lain yang tidak suka padanya, namun hal ini tidak terbukti.Pasien merasa lelah untuk berobat karena penyakitnya tidak sembuh-sembuh. Pasien sering meredakan keluhannya itu dengan istirahat atau tiduran namun keluhannya tidak menghilang. Pasien merupakan anak pertama dari 9 bersaudara, empat laki-laki dan lima perempuan. Saudara kandung pasien masih hidup semua namun tinggal berjauhan dengan pasien. Pasien tidak memiliki sanak keluarga di Jakarta. Pasien jarang bertemu dengan keluarganya. Hubungan pasien dengan keluarganya baik. Pasien merupakan seorang kepala keluarga dari satu istri dan 3 anak. Pasien menikah saat usianya 27 tahun. Anak pertama, laki-laki, usia 17 tahun, saat ini duduk di kelas III SMK. Anak kedua duduk di kelas I SMA, dan anak ketiga duduk di kelas V SD. Pasien mengatakan kalau hubungan dengan istri dan anak-anaknya baik. Istri pasien juga mengetahui dan maklum terhadap kondisi pasien, karena pasien sering sharing tentang apa yang dia rasakan saat ini pada istri dan anaknya. Pasien tinggal di rumah miliknya di Sunan Giri, Rawamangun.Pasien dulunya bekerja sebagai supir bus metromini. Pasien sudah bekerja bertahun-tahun namun berhenti sejak sakit pada bulan Februari 2013 sampai sekarang. Pasien mengatakan setelah dirinya sakit pasien cepat capek dan lemas sehingga merasa tidak kuat untuk menyetir bus lagi. Saat menjadi supir bus metromini, pasien bekerja mulai jam 06.00 sampai 10.00 lalu istirahat, dan mulai menyetir lagi jam 15.00 sampai 20.00. Pasien tidak pernah mengeluh dengan jam kerja pekerjaannya dan tidak mempunyai masalah dengan orang-orang di sekitar pekerjaannya dahulu. Sejak berhenti dari pekerjaannya, saat ini pasien memiliki usaha berjualan warung kecil-kecilan di rumahnya. Hal ini dilakukan pasien untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Istri pasien juga tidak bekerja, sehinga ikut membantu usaha suaminya. Pasien adalah seorang lulusan SD. Ia tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena tidak ada biaya. Pasien mengatakan setelah lulus SD ia merantau ke Jakarta ikut dengan saudaranya. Biaya pengobatan pasien saat dirawat dan berobat ke poli penyakit dalam atau poli psikiatri didapatkan dari Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang dimilikinya. Aktivitas pasien sehari-hari saat ini sudah tidak seperti dahulu. Tetapi, pasien mengatakan kegiatan keagamaan tidak terganggu, yaitu satu minggu sekali masih bisa ke gereja. Pasien mengatakan hubungannya dengan tetangga disekitar rumahnya baik.Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma sampai gegar otak sehingga kemungkinan besar tidak ada gangguan mental organik. Pasien dulunya seorang perokok, pasien mengatakan merokok satu bungkus perhari. Pasien sudah merokok lebih dari 20 tahun dan sudah berhenti sejak dirawat di rumah sakit 8 bulan yang lalu. Pasien mengakui kalau dahulu pernah meminum minuman keras atau alkohol, tetapi saat ini sudah berhenti. Pasien bukanlah pengguna obat-obatan terlarang (NAPZA). Pasien mengaku dilahirkan secara normal, tanpa ada cacat bawaan. Pasien pada masa kanak-kanak sampai remaja tidak mengalami gangguan perkembangan dan pertumbuhan. Pasien tidak menutup diri dengan terhadap anggota keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya dan mempunyai banyak teman. Penilaian terhadap waktu, tempat, dan personal baik. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung untuk terbuka terhadap semua pertanyaan. c. Riwayat Gangguan Sebelumnya1. Riwayat Gangguan PsikiatriTidak terdapat riwayat gangguan psikiatri sebelumnya.2. Riwayat Gangguan MedikPasien pernah dirawat karena sakit demam berdarah dan tipes di RSUP Persahabatan bulan Februari 2013.3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/AlkoholTerdapat riwayat minum-minuman keras/ alkohol, tetapi saat ini sudah berhenti. Tidak terdapat riwayat penggunaan zat psikotropika.

d. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat PranatalPasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada penyulit selama masa kandungan dan proses persalinan.

2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan RemajaPasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam masa perkembangannya. 3. Riwayat Masa Akhir Anak-AnakPasien tumbuh dengan baik tidak ada masalah dalam kehidupan sosial.4. Riwayat PendidikanPasien mengaku pernah menempuh pendidikan sampai tingkat SD dan tamat. Setelah pasien lulus SD, pasien tidak melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena tidak ada biaya. 5. Riwayat PekerjaanPasien dahulu bekerja sebagai supir bus metromini. Pasien sudah berhenti dari pekerjaannya karena sakit sejak 8 bulan yang lalu, dan saat ini pasien masih merasa cepat capek dan lemas sehingga tidak kuat untuk menyetir lagi. Pasien saat ini membuka usaha warung kecil-kecilan di rumahnya.6. Riwayat AgamaPasien menganut agama Kristen dan taat dalam menjalankan ibadahnya.7. Riwayat Pernikahan Pasien adalah seorang kepala keluarga dari satu istri dan 3 anak. Anak pasien saat ini sedang bersekolah di SMK kelas III, SMA kelas I dan SD kelas V.8. Hubungan dengan KeluargaPada saat ini pasien tinggal dengan istri dan ketiga anak kandungnya. Hubungan pasien dengan keluarganya baik. Hubungan pasien dengan saudara-saudara kandungnya baik.9. Aktivitas SosialPasien tidak mempunyai masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Pasien dapat bersosialisasi dengan tetangga dengan baik.

e. Riwayat KeluargaDi keluarga pasien tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang serupa dengan pasien.

f. Riwayat Situasi Sosial SekarangPasien saat ini berumur 45 tahun tinggal di rumah sendiri di Rawamangun dengan satu istri dan ketiga anaknya. Hubungan pasien dengan anaknya baik-baik saja. Pasien juga tidak mempunyai masalah dengan istrinya. Sejak keluar dari pekerjaan sebagai supir bus metromini, pasien membuka usaha berjualan warung kecil di rumahnya. Pasien berusaha untuk dapat mencukupi kebutuhan sehari- hari dan juga untuk mencukupi biaya sekolah anak setelah tidak bekerja lagi. Pasien mendapatkan biaya pengobatan dari Kartu Jakarta Sehat (KJS). Pasien masih dapat mengikuti kegiatan keagamaan dengan setiap minggu ke gereja. Pasien mengatakan ia masih berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik di lingkungan rumah.

g. Persepsi Pasien Terhadap DirinyaPasien berharap dapat sembuh dari penyakitnya. Pasien ingin kembali bekerja sebagai supir bus metromini bila keluhannya membaik.

III. STATUS MENTALA. Deskripsi Umum1. PenampilanPerempuan berusia 45 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya, berpakaian cukup rapi, ekspresi tenang, perawatan diri cukup baik, dan warna kulit sawo matang.2. Kesadaran Umum : Compos Mentis.3. Kontak Psikis : Dapat dilakukan pasien dan cukup wajar.4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotora. Cara berjalan : Baik.b. Aktifitas psikomotor : Pasien kooperatif, selama wawancara kontak mata baik, pasien duduk tenang, tidak ada gerakan involunter, dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan cukup jelas. Di pertengahan wawancara, pasien sempat ijin untuk minum karena merasa capek berbicara.5. Pembicaraana. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.b. Kualitas: Bicara spontan, volume bicara cukup, artikulasi jelas dan pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.6. Sikap terhadap Pemeriksa: Pasien kooperatif.

B. Keadaan Afektif1. Mood: Sedih.2. Afek: Terbatas.3. Keserasian: Mood dan afek serasi.4. Empati: Pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat ini.

C. Fungsi Intelektual/Kognitif1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasana. Taraf PendidikanPasien mengaku pernah menempuh pendidikan sampai tamat SD. Pasien tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi karena tidak memiliki biaya. Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan termasuk biasa-biasa saja dan tidak ada yang menonjol.b. Pengetahuan UmumPengetahuan pasien baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberikan pertanyaan seputar presiden Indonesia saat ini dan gubernur DKI Jakarta.2. Daya konsentrasiDaya konsentrasi pasien baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai akhir sampai selesai. 3. Orientasia. Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu berobat siang hari.b. Tempat: Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.c. Orang: Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter muda.d. Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berkonsultasi dan wawancara.4. Daya ingata. Daya ingat jangka panjangBaik, pasien dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang masa pendidikan SD di daerah Rantau Prapat dan masa lalunya.b. Daya ingat jangka pendekBaik, pasien dapat mengingat dengan baik urutan perjalanan dari rumah sampai ke RSUP Persahabatan dengan menggunakan angkutan umum.c. Daya ingat segeraBaik, pasien dapat menyebutkan kembali 5 nama kota yang disebutkan oleh pemeriksa yaitu Aceh, Medan, Padang, Lampung dan Palembang.d. Akibat hendaya daya ingat pasienTidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.e. Pikiran AbstrakBaik, pasien dapat menyebutkan persamaan antara baju dan celana, yaitu sama-samna dapat dipakai sebaagai pakaian.f. Bakat KreatifTidak ada.g. Kemampuan Menolong Diri SendiriBaik, pasien mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

D. Gangguan Persepsi1. Halusinasi dan ilusiHalusinasi: Tidak terdapat halusinasi.Ilusi: Tidak terdapat ilusi.2. Depersonalisasi dan derealisasiDepersonalisasi: Tidak terdapat depersonalisasi.Derealisasi: Tidak terdapat derealisasi.

E. Proses Pikir1. Arus Pikira. Produktifitas: Baik, pasien dapat menjawab dengan spontan bila diajukan pertanyaan oleh dokter.b. Kontinuitas: Baik, koheren. Pasien dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik dan cukup jelas. Pembicaraan pasien sampai pada tujuan.c. Hendaya bahasa: Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien ini.2. Isi Pikirana. Preokupasi: Tidak terdapat preokupasi.b. Gangguan pikiran: Tidak terdapat waham.

F. Pengendalian ImpulsBaik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan baik dan tidak ada gerakan involunter.

G. Daya Nilai1. Norma SosialBaik, pasien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik.2. Uji Daya NilaiBaik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien bertemu anak kecil yang akan menyebrang jalan maka pasien akan membantu anak tersebut untuk menyebrang jalan.3. Penilaian RealitasPada pasien tidak terdapat gangguan penilaian realitas.

H. Persepsi Pasien terhadap Diri dan KehidupannyaMenurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat ini pasien dalam keadaan sakit namun pasien memiliki keinginan untuk sembuh sehingga pasien mau untuk kontrol ke dokter agar mendapatkan pengobatan dan mengikuti saran dokter sebelumnya untuk ke poli Psikiatri untuk mengurangi keluhan yang dirasakan. I. Tilikan/InsightTilikan derajat 2, pasien mempunyai sedikit pemahaman terhadap penyakit tetapi juga sekaligus menyangkalnya pada waktu yang bersamaan.

J. Taraf Dapat DipercayaPemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dari awal sampai akhir.

IV. PEMERIKSAAN FISIKA. Status Generalis1. Keadaan Umum: Baik, Compos Mentis.2. Tanda Vital: TD = 110/70 mmHg; N = 80 x/min RR = 20 x/min; S = afebris3. Sistem Kardiovaskular: Kesan dalam batas normal.4. Sistem Muskuloskeletal: Kesan dalam batas normal.5. Sistem Gastrointestinal: Kesan dalam batas normal.6. Sistem Urogenital: Kesan dalam batas normal.7. Gangguan Khusus: Tidak ada.

B. Status Neurologis1. Saraf Kranial: Kesan dalam batas normal.2. Saraf Motorik: Kesan dalam batas normal.3. Sensibilitas: Kesan dalam batas normal.4. Susunan Saraf Vegetatif: Tidak ditemukan kelainan.5. Fungsi Luhur: Tidak ditemukan kelainan.6. Gangguan Khusus: Tidak ada.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAa. Pasien perempuan usia 45 tahun datang pertama kali ke poli Psikiatrikarena keluhan mudah capek, badan terasa lemas, merasa pucat dan sulit tidur. b. Pasien mengatakan keluhannya timbul setelah dirawat di rumah sakit karena demam berdarah dan tipes. Pasien mengatakan keluhannya tersebut semakin bertambah saat beraktivitas dan pasien menjadi lebih sering istirahat.c. Pasien sudah mencoba berobat tentang keluhannya ke poli penyakit dalam. Pasien pernah diberikan obat antibiotika dan obat maag yang diberikan sesuai resep dokter penyakit dalam, tetapi pasien megaku tidak ada perubahan. Pasien pasien tetap merasa sakit, pasien sudah menjalani pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan EKG dan ECHO tetapi hasilnya dalam batas normal. Pasien juga sudah melakukan pemeriksaan laboratorium dan hasilnya normal kecuali kadar asam urat yang sedikit lebih tinggi dari normal. Akhir-akhir ini pasien juga mengeluh rasa tidak enak pada perut dan berencana untuk melakukan USG abdomen.d. Pasien menyangkal adanya waham dan halusinasi. e. Pasien menyangkal adanya rasa sedih berlebihan, kehilangan minat, dan rasa mudah lelah. Pasien juga menyangkal adanya rasa gembira berlebihan, aktivitas fisik maupun mental yang berlebihan.f. Pasien tidak pernah mengalami riwayat trauma. Pasien dulunya perokok dan pernah mencoba minum-minuman beralkohol, tetapi sekarang sudah berhenti. Pasien bukan pengguna obat-obatan terlarang (NAPZA). g. Penilaian terhadap uji daya nilai, orientasi terhadap waktu, tempat, dan personal baik. h. Selama wawancara berlangsung pasien cenderung untuk terbuka terhadap semua pertanyaan. i. Pasien lahir secara normal, tanpa ada cacat bawaan. Pasien pada masa kanak-kanak sampai remaja tidak mengalami gangguan perkembangan dan pertumbuhan. j. Pasien dapat bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya dan mempunyai banyak teman. k. Pasien menempuh pendidikan sampai tingkat SD dan tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi karena tidak memiliki biaya. l. Fungsi kognitif pasien baik dan pengetahuan pasien luas.m. Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan status neurologis pasien dalam batas normal. Tekanan darah pasien 110/70 mmHg.n. Pasien merupakan anak pertama dari 9 bersaudara. Pasien mengaku hubungannya dengan saudara kandungnya baik-baik saja. Saat ini pasien tinggal berjauhan dengan saudara kandungnya.o. Pasien memiliki satu orang istri dan 3 anak. Saat ini pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama istri dan anaknya. Anak pasien saat ini sedang aktif bersekolah. Pasien mengaku hubungannya dengan anak kandungnya baik-baik saja, Pasien juga tidak memiliki masalah dengan istrinya.p. Pasien saat ini sudah keluar dari pekerjaan sebagai supir bus metromini karena keluhannya. Pasien mendapatkan penghasilan dari membuka usaha warung kecil-kecilan di rumah, dibantu oleh istrinya. Pasien berusaha untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dan biaya pendidikan anak sebagai tanggung jawab seorang kepala keluarga.q. Biaya pengobatan pasien dapatkan dari Kartu Jakarta Sehat (KJS).r. Pada pasien didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan menderita gangguan jiwaa. Diagnosis Aksis I Pada pasien ini tidak terdapat riwayat trauma kepala yang menyebabkan adanya disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran, daya konsentrasi, orientasi, serta fungsi kognitif pasien yang masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan mental organik (F.0). Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif (NAPZA). Ditemukan riwayat mengkonsumsi alkohol, tetapi sudah lama berhenti. Maka pasien ini bukan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau alkohol (F.1). Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas. Pada pasien ini tidak ditemukan adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini bukan penderita gangguan psikotik (F.2). Pada pasien ini tidak ditemukan adanya afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas. Maka pasien ini bukan penderita gangguan depresi. Pada pasien ini juga tidak ditemukan afek yang meningkat, peningkatan aktivitas fisik dan mental, maka pasien ini bukan penderita gangguan mania. Karena bukan penderita gangguan depresi dan bukan penderita gangguan mania, maka pada pasien ini bukan penderita gangguan suasana perasaan (gangguan afektif/mood) (F.3). Pada pasien ini ditemukan keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap, akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi. Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-keluhannya, sehingga pada pasien ini merupakan penderita gangguan somatoform tak terinci (F.45.1)

b. Diagnosis Aksis IITumbuh kembang pada masa kanak-kanak sampai dewasa normal. Pasien dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya, sehingga pasien bukan penderita gangguan kepribadian. Pasien menempuh pendidikan sampai tingkat SD. Dari hasil anamnesa, fungsi kognitif baik, pengetahuan pasien baik dan luas, sehingga pada pasien ini bukan penderita gangguan kognitif dan retardasi mental. Karena bukan penderita gangguan kepribadian dan bukan penderita gangguan kognitif dan retardasi mental, maka pada pasien ini aksis II tidak terdapat diagnosis.

c. Diagnosis Aksis IIIPada anamnesis, pemeriksaan fisik dan status neurologis pada pasien ini dalam batas normal. Tekanan darah pasien 110/70 mmHg. Tetapi pada pemeriksaan laboratorium terdapat sedikit penignkatan kadar asam urat, yaitu 7,9 u/L. Maka pada aksis III pasien adalah peningkatan kadar asam urat.

d. Diagnosis Aksis IVPasien keluar dari pekerjaan sebagai supir bus metromini sejak dirawat di rumah sakit. Setelah itu pasien merasa cepat capek dan lemas sehingga tidak kuat menyupir lagi. Pasien berusaha membuka jualan warung di rumah untuk memnihi kebutuhan keluarganya dan pendidikan ketiga anaknya yang cukup mahal. Karena terdapat masalah pekerjaan dan ekonomi, maka pada aksis IV pada pasien ini terdapat masalah pekerjaan yaitu pasien keluar dari pekerjaan sebagai supir dan ekonomi yaitu keuangan pasien yang pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak.

e. Diagnosis Aksis VPada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan menggunakan GAF. Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Maka aksis V didapatkan GAF Scale 70 61.

VII. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I : Gangguan Somatoform Tak Terinci (F.45.1).Aksis II: Tidak ada diagnosis.Aksis III: Peningkatan kadar asam urat.Aksis IV: Terdapat masalah pekerjaan dan keuangan keluarga.Aksis V: GAF Scale 70 61.

VIII. DAFTAR PROBLEMOrganobiologik: Tidak ada.Psikologis: Terdapat banyak keluhan fisik yang dirasakan pasien seperticepat capek, badan lemas, merasa dirinya pucat, rasa tidak enak pada perut dan sulit tidur namun setelah dilakukan pemeriksaan hasilnya dalam batas normal.Sosioekonomi: Pasien keluar dari pekerjaannya sebagai supir bus metromini dan hidupnya pas-pasan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan pendidikan ketiga anaknya.

IX. PROGNOSISa. Prognosis ke Arah Baik Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh. Pasien dapat bersosialisasi baik dengan tetangga dan teman-temannya. Istri pasien kooperatif dan mendukung kesembuhan suami.b. Prognosis ke Arah Buruk Perjalanan penyakit sudah berlangsung selama delapan bulan. Pasien mempunyai sedikit pemahaman terhadap penyakit tetapi juga sekaligus menyangkalnya pada waktu yang bersamaan.

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :Ad vitam: dubia ad bonam.Ad functionam: dubia ad bonam.Ad sanationam: dubia.X. TERAPIa. PsikofarmakaAlprazolam 3 x mg

b. Psikoterapi Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin. Kontrol rutin setiap bulan. Sharing dengan keluarga. Mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas untuk mengurangi keluhan-keluhan tersebut. Menghindari termenung dan menyendiri. Melakukan pekerjaan yang membuat hati senang agar tidak selalu memikirkan masalah. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Edukasi terhadap keluarga agar tetap memperhatikan keadaan pasien dan supaya memberikan dukungan kepada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2001.2. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi ketiga. PT Nuh Jaya. Jakarta: 2007.3. Elvira, Sylvia D,dkk. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010

13