tugas px jiwa kritis dan terminal

25
BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangatdinamis dari kehidupan seseorang. Penyakit kritis dan terminal sangat besar peranyaterhadap psikologis seseorang yang mengalaminya. Penyakit kritis dan terminal sangat kecilpersentase untuk hidup oleh sebab itu psikologis penderita kebanyakan mengalamiketidakseimbangan.Pada penderita penyakit kritis dan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio danSpiritual ini akan meliputi respon kehilangan : Kehilangan Kesehatan, KehilanganKemandirian, Kehilangan Situasi, Kehilangan Rasa Nyaman dll. Dan keadaan tersebut dapatmemperburuk status kesehatan klien.Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakatsehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yangoptimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran perawat dalammenangani pasien yang sedang menghadapi proses sakaratul maut?Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalahmembimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatandalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ),karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritualneeds, Dadang Hawari, 1999 ). Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telahmenjadi ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama

Upload: judy-moore

Post on 20-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

BAB IPENDAHULUAN

  A.

Latar Belakang

Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangatdinamis

dari kehidupan seseorang. Penyakit kritis dan terminal sangat besar peranyaterhadap psikologis

seseorang yang mengalaminya. Penyakit kritis dan terminal sangat kecilpersentase untuk hidup

oleh sebab itu psikologis penderita kebanyakan mengalamiketidakseimbangan.Pada penderita

penyakit kritis dan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio danSpiritual ini akan

meliputi respon kehilangan : Kehilangan Kesehatan, KehilanganKemandirian, Kehilangan

Situasi, Kehilangan Rasa Nyaman dll. Dan keadaan tersebut dapatmemperburuk status kesehatan

klien.Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan

masyarakatsehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan

yangoptimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran perawat

dalammenangani pasien yang sedang menghadapi proses sakaratul maut?Peran perawat sangat

konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalahmembimbing rohani pasien

yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatandalam upaya memenuhi

kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ),karena pada dasarnya setiap diri

manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritualneeds, Dadang Hawari, 1999 ).

Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telahmenjadi ketetapan WHO yang menyatakan

bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salahsatu unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya

(WHO, 1984).Sebagai perawat tidak lepas dengan masalah yang harus diselesaikan oleh peran

perawatbaik secara independen maupun dependen, sebagai contoh masalah secara umum

yangbiasa di hadapi adalah Klien tidak dapat mengidentifikasi respon pengingkaran

terhadapkenyataan. Klien tidak dapat mengidentifikasi perasaan cemas, Klien tidak mau

membinahubungan dengan keluarga dan petugas, Klien tidak dapat menerima realitas/keadaan

dirinyasaat ini dll.Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan sikap

professional dantulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase

pengingkaran perawatharus dapat menghadirkan fakta. Kesadaran diri yang kuat dan perilaku

yang ideal diperlukanperawat dalam terapi.B.

Rumusan Masalah

Page 2: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

Untuk memudahkan pembaca memahami makalah ini, maka kami akan membatasipembahasan

dalam makalah yang sederhana ini. Sehingga maksud dan tujuan kami sampaikepada pembaca.

Adapun batasan masalah yang akan kami paparkan meliputi definisi daripenyakit kritis dan

terminal, bagaimana psikodinamika penyakit kritis dan terminal, apa sajamacam tingkat

kesadaran/pengertian pasien dan keluarganya terhadap kematian danbagaimana proses asuhan

keperawatan yang ditujukan untuk klien yang mengalami penyakitkritis dan terminal. C.

Tujuan Penulisan

a. Tujuan UmumMahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan

AsuhanKeperawatan Pada Klien dengan Penyakit Kritis dan Terminal.b. Tujuan KhususDengan

makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang:1. Konsep dasar

penyakit kritis dan terminal2. Psikodinamika penyakit kritis dan teminal.3. Macam tingkat

kesadaran/pengertian pasien dan keluarganya terhadap kematian4. Asuhan keperawatan klien

dengan penyakit kritis dan terminal D.

Metode Penulisan

Penulisan ini menggunakan metode studi pustaka yang diperoleh dari buku-bukuperpustakaan

dan internet. 

Page 3: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

BAB IIPEMBAHASAN

 A.

Penyakit Terminal

Kondisit terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui

suatutahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito,

1995).Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan jaminan

terakhir kehidupan dimana bertujuan:1. Mempertahankan hidup2. Menurunkan stress3.

Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin (Weisman)Secara umum

kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami oleh siapas a a m e s k i u n

d e m i k i a n , h a l t e r s e b u t t e t a s a a m e n i m b u l k a n e r a s a a n n e r i d a n t a k u t ,

tidak hanya pasien akan juga keluarganya bahkan pada mereka yang merawat

danmengurusnya.Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah keluarga,

kenyataan inisangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya Untuk menghindari hal

diatasbukan hanya keluarganya saja yang berduka bahkan klien lebih tertekan dengan

penyakityang dideritanya. 1.

Jenis-Jenis Penyakit Terminal

 Adapun yang dapat dikategorikan sebagai penyakit terminal adalah:1. Penyakit kronis seperti

TBC, Pneumonia, Edema Pulmonal,Sirosis Hepatis,2. Penyakit Ginjal Kronis, Gagal Jantung dan

Hipertensi3. Kondisi Keganasan seperti kanker otak, kanker paru-paru, kanker pankreas, kanker

liver,leukemia4. Kelainan Syaraf seperti Paralise, Stroke, Hydrocephalus dll5. Keracunan seperti

keracunan obat, makanan, zat kimia6. Kecelakaan/Trauma seperti Trauma Kapitis, Trauma

Organ Vital (Paru-Paru atau jantung)ginjal, dll. 2.

Manifestasi Klinik

Fis ika. Gerakan pengindaran menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki

danujung jari.b. Aktivitas dari GI berkurang.c. Reflek mulai menghilang.d. Suhu klien biasanya

tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama pada kaki dan tangandan ujung-ujung

ekstremitas.e. Kulit kelihatan kebiruan dan pucatf. Denyut nadi tidak teratur dan lemah.g. Nafas

berbunyi, keras dan cepat ngorok.h. Penglihatan mulai kabur.i. Klien kadang-kadang kelihatan

rasa nyeri. j. Klien dapat tidak sadarkan diri. PsikososialSesuai dengan fase-fase kehilangan

Page 4: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

menurut seorang ahli E. Kuber Ross mempelajarirespon-respon atas menerima kematian dan

maut secara mendalam dari hasilpenyelidikan/penelitiannya yaitu:a. Respon kehilangan

Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah (air muka), ketakutan, cara tertentu

untukmengulurkan tangan.Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan

kemudian mengendor.Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka atau menanggis.b.

Hubungan dengan orang lainKecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidak mampuan untuk

berhubungansecara interpersonal serta akibat penolakan. 3.

Fase-Fase Kehilangan dan respon cemas yang berhubungan dengan penyakitterminal

Masuknya klien ke dalam ancaman peran sakit pada rentang hidup-mati mengamcamdan

mengubah hemostatis. Lebih dari rasa takut yang nyata tentang kematian danpengaruh terhadap

anggota keluarga yang dirawat dirasakan oleh keluarga. Banyakfaktor yang mempengaruhi klien

dalam perawatan penyakit terminal, apabilaseseorang sudah divonis/prognosa jelek, ia tiak akan

bisa menerima begitu sajatentang apa yang ia hadapi sekarang.Elizabeth Kubbler Ross

menggambarkan 5 tahap yang akan dilalui klien dalammenghadapi bayangan akan

kematian/kehilangan yang sangat bermanfaat untukmemahami kondisi klien pada saat ini,

yaitu: a.

Tahap pengingkaran atau denial

Tahap peningkatan atau denital adalah ketidakmampuan menerima, kehilanganuntuk membatasi

atau mengontrol nyeri dan dystress dalam menghadapinya.Gambaran pada tahap denial

yaitu:Tidak percaya diriShockMengingkari kenyataan akan kehilanganSelalu membantah

dengan perkataan baikDiam terpakuBinggung, gelisahLemah, letih, pernafasan, nadi cepat dan

berdebar-debar Nyeri tubuh, mual b.

Tahap anger atau marah

Tahap anger atau marah adalah kekesalan terhadap kehilangan. Gambaran padatahap anger

yaitu:Klien marah-marahNada bicara kasar Suara tinggi c.

Tahap tawar menawar atau bargaining

Tahap tawar menawar atau bargaining adalah cara coping dengan hasil-hasil yangmungkin dari

penyakit dan menciptakan kembali tingkat kontrol. Gambaran padatahap ini yaitu:Sering

mengungkapkan kata-kata kalau, andai.Sering berjanji pada Tuhan.Mempunyai kesan

mengulur-ulur waktu.Merasa bersalah terus menerus.Kemarahan mereda. d.

Tahap depresi

Page 5: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

Tahap depresi adalah ketiada usaha apapun untuk mengungkapkan perasaan ataureaksi

kehilangan. Gambaran pada tahap ini yaitu:Klien tidak banyak bicara.Sering menanggis.Putus

asa. e.

Tahap acceptance atau menerima

Tahap acceptance atau menerima adalah akhir klien dapat menerima kenyataandengan kesiapan.

Gambaran pada tahap ini yaitu:Tenang/damai.Mulai ada perhatian terhadap suatu objek yang

baru.Berpartisipasi aktif.Tidak mau banyak bicara.Siap menerima maut. Tidak semua orang

dapat melampaui kelima tahap tersebut dengan baik, dapat sajaterjadi, ketidakmampuan

menggunakan adaptasi dan timbul bentuk-bentuk reaksi lain.Jangka waktu periode tahap tersebut

juga sangat individual.Penerimaan suatu prognosa penyakit terminal memang berat bagi setiap

individu. Inimerupakan suatu ancaman terhadap kehidupan dan kesejahteraan pada

individutersebut. Dari ancaman tersebut timbul suatu rentang respon cemas pada individu,cemas

dapat dipandang suatu keadaan ketidakseimbangan atau ketegangan yangcepat mengusahakan

koping.Rentang respon seseorang terhadap penyakit terminal dapat digambarkan dalamsuatu

rentang yaitu harapan, ketidakpastian dan putus asa. a.

Harapan

Mempunyai respon psikologis terhadap penyakit terminal. Dengan adanyaharapan dapat

mengurangi stress sehingga klien dapat menggunakan koping yangadekuat.

b.

Ketidakpastian

Penyakit terminal dapat mengakibatkan ketidakpastian yang disertai dengan rasatidak aman dan

putus asa, meskipun secara medis sudah dapat dipastikanakhirnya prognosa dapat mempercepat

klien masuk dalam maladaptif. c.

Putus asa

Biasanya ditandai dengan kesedihan dan seolah-olah tidak ada lagi upaya yangdapat berhasil

untuk mengobati penyakitnya. Dalam kondisi ini dapat membawaklien merusak atau melukai diri

sendiri 4.

Bantuan yang dapat diberikan oleh perawat

a. Bantuan emosionalPada Fase DenialPerawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan

denial dengan caramananyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien

dapatmengekspresikan perasaan-perasaannya.Pada Fase MarahBiasanya pasien akan merasa

Page 6: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

berdosa telah mengekspresikan perasaannyayang marah. Perawat perlu membantunya agar

mengerti bahwa masih merupakan hal yang normal dalam merespon perasaan kehilangan

menjelangkamatian. Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagaiorang

yang dapat dipercaya, memberikan ras aman dan akan menerimakemarahan tersebut, serta

meneruskan asuhan sehingga membantu pasiendalam menumbuhkan rasa amanPada Fase Tawar

Menawar Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorongpasien

untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takutyang tidak masuk

akalPada Fase DepresiPada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa

yangdikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbalyaitu duduk

dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi nonverbal dari pasien sehingga

menumbuhkan rasa aman bagi pasien.Pada Fase PenerimaanFase ini ditandai pasien dengan

perasaan tenang, damai. Kepada keluarga danteman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa

pasien telah menerimakeadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program

pengobatandan mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.

b. Bantuan Memenuhi Kebutuhan FisiologisKebersihan DiriKebersihan dilibatkan agar

mampu melakukan kerbersihan diri sebataskemampuannya dalam hal kebersihan kulit, rambut,

mulut, badan, dsbg.Mengontrol Rasa SakitBeberapa obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan

pada klien dengan sakitterminal, seperti morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan

sesuaidengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien. Obat-obatan lebih baikdiberikan Intra

Vena dibandingkan melalui Intra Muskular/Subcutan, karenakondisi system sirkulasi sudah

menurun.Membebaskan Jalan NafasUntuk klien dengan kesadaran penuh, posisi fowler akan

lebih baik danpengeluaran sekresi lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan

nafas,sedangkan bagi klien yang tida sadar, posisi yang baik adalah posisi simdengan dipasang

drainase dari mulut dan pemberian oksigenBergerak Apabila kondisinya memungkinkan, klien

dapat dibantu untuk bergerak, seperti:turun dari tempat tidur, ganti posisi tidur untuk mencegah

decubitus dandilakukan secara periodik, jika diperlukan dapat digunakan alat untukmenyokong

tubuh klien, karena tonus otot sudah menurunNutrisiKlien seringkali anorexia, nausea karena

adanya penurunan peristaltik. Dapatdiberikan annti ametik untuk mengurangi nausea dan

merangsang nafsu makanserta pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta vitamin.

Karena terjaditonus otot yang berkurang, terjadi dysphagia, perawat perlu menguji reflekmenelan

klien sebelum diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan cair atau Intra

Page 7: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

Vena/Invus.EliminasiKarena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi

konstipasi,inkontinen urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan untuk mencegahkonstipasi.

Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot secarateratur atau dipasang duk yang

diganjti setiap saat atau dilakukan kateterisasi.Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar

perineum, apabila terjadi lecet,harus diberikan salepPerubahan SensoriKlien dengan dying,

penglihatan menjadi kabur, klien biasanyamenolak/menghadapkan kepala kearah lampu/tempat

terang. Klien masih dapatmendengar, tetapi tidak dapat/mampu merespon, perawat dan keluarga

harusbicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik. c. Bantuan Memenuhi Kebutuhan SosialKlien

dengan dying akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk memenuhi kebutuhankontak

sosialnya, perawat dapat melakukan:

Menanyakan siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu dengan klien

dandidiskusikan dengan keluarganya, misalnya: teman-teman dekat, atau anggota

keluargalain.Menggali perasaan-perasaan klien sehubungan dengan sakitnya dan perlu

diisolasi.Menjaga penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan kunjungan teman-

temanterdekatnya, yaitu dengan memberikan klien untuk membersihkan diri dan merapikan

diri.Meminta saudara/teman-temannya untuk sering mengunjungi dan mengajak orang laindan

membawa buku-buku bacaan bagi klien apabila klien mampu membacanya. d. Bantuan

memenuhi kebutuhan spiritualMenanyakan kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan

rencana-rencana klienselanjutnya menjelang kematian.Menanyakan kepada klien untuk

mendatangkan pemuka agama dalam hal untukmemenuhi kebutuhan spiritual.Membantu dan

mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual sebataskemampuannya. 

B.

Penyakit Kritis

Kritisadalahpenilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisikrusial

dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar atau suatu keadaan penyakitkritis dimana

memungkinkan sekali klien meninggal, Misalnya Gangguan kesadaran(koma, meninggal),

keadaan hampir meninggal/sakaratul maut, kanker stadium lanjut.Keperawatan kritis adalah

merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatanyang secara khusus menangani respon

manusia terhadap masalah yang mengancamhidup.Perawat kritis adalah perawat profesional

yang bertanggung jawab untuk menjaminpasien yang kritis dan akut beserta keluarganya

mendapatkan pelayanan keperawatanyang optimal. Respon Klien terhadap penyakit kritis dan

Page 8: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

terminal.Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-Sosial-

Spiritual ini akan meliputi respon kehilangan:a. Kehilangan KesehatanKlien merasa takut,

cemas dan pandangan tidak realistis, aktifitasnya terbatas.b. Kehilangan

KemandirianDitunjukkan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,

ketergantungan.c. Kehilangan SituasiKlien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari

bersama keluarga /kelompoknya.e. Kehilangan Rasa NyamanGangguan rasa nyaman muncul

sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti :panas, nyeri, dll.f. Kehilangan Fungsi

FisikContoh : klien gagal ginjal harus dibantu melalui haeimodialisa. g. Kehilangan

Fungsi MentalKlien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan

berfikir efisien sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional.h. Kehilangan Konsep

DiriKlien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsitubuh

sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional (body image) peran serta

identitasnya. Hal ini akan mempengaruhi idealisme diri dan harga diri menjadirendah.i.

Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga C.

Psikodinamika penyakit kritis dan teminal.

1. Dinamika Individua. Protes dan pengingkaranPada fase ini klien mengekspresikan rasa tidak

percaya pada kenyataan

“mengapa kejadian ini menimpa saya?” 

Pada fase ini terjadi proses perubahan konsep diri, ini terjadi selama kondisi kliendalam keadaan

stress tetapi Setelah keadaan ini berlalu klien mulai masukkedalam fase berikutnya. b. Depresi

cemas dan marahPada fase ini emosi klien mulai meningkat. Depresi, cemas dan marah

munculketika klien tidak mampu mengatasi masalahnya dan merasa tidak berdaya

“bagaimana mengatasi masalah ini?” 

.Manifestasi depresi : sedih, kadang-kadang menangis, bingung ketergantungan,tidak dapat

mengambil keputusan, tidak punya harapan. Kecemasan yang dialamipasien dialihkan menjadi

kemarahan yang diproyeksikan pada diri sendiri,keluarga dan petugas. c. Pelepasan dan

reinvestasiKlien mulai mengidentifikasi peningkatan keadaan cemas, depresi dan

perasaanmarahnya. Klien mulai mengumpulkan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangirespon

yang memperberat keadaan stress, apabila penyakit ini terjadi progressif fase ini akan

berlangsung siklik.Disini klien mulai ada kerja sama. Klien mulai melepaskan dari obyek

yanghilang, mulai membina hubungan dan penyesuaian diri terhadap realita. 2. Dinamika

Page 9: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

keluargaRespon keluarga bersama dengan respon emosi klien : pengingkaran, marah, cemasdan

depresi. 3. Dinamika lingkunganDengan kesadaran bervariasi menimbulkan dinamika bagi klien

STIGMA SOSIALketidakmampuan melakukan aktivitas sosial perubahan peran dalam

kelompok sosialmerupakan hambatan dalam melaksanakan fungsi sosial secara normal

D.

Macam Tingkat kesadaran/pengertian pasien dan keluarganya terhadap kematian

Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 tipe:1.

Closed Awareness/Tidak Mengerti

Pada situasi seperti ini, dokter biasanya memilih untuk tidak memberitahukan tentangdiagnosa

dan prognosa kepada pasien dan keluarganya. Tetapi bagi perawat hal inisangat menyulitkan

karena kontak perawat lebih dekat dan sering kepada pasien dankeluarganya. Perawat sering kal

dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaanlangsung, kapan sembuh, kapan pulang, dsbg.2.

Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi

Pada fase ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan segalasesuatu yang

bersifat pribadi walaupun merupakan beban yang berat baginya3.

Open Awareness/Sadar akan keadaan dan Terbuka

Pada situasi ini, klien dan orang-orang disekitarnya mengetahui akan adanya ajalyang menjelang

dan menerima untuk mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir.Keadaan ini memberikan

kesempatan kepada pasien untuk berpartisipasi dalammerencanakan saat-saat akhirnya, tetapi

tidak semua orang dapat melaksanaan haltersebut. 

]

 

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

 

PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

  A.

Pengkajian

Pengkajian pada klien yang sakit terminal, meliputi :1.

Pengkajian Tingkat Kesadaran

Page 10: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

a. Closed AwarenessSuatu keadaan dimana klien dan keluarga tidak sadar akan

kemungkinankematian, tidak dapat mengerti mengapa klien sakit dan mereka yakin

akansembuh.b. Mutual Pretense

Suatu kondisi dimana klien, keluarga dan tenaga kesehatan telah mengetahuiprognosis penyakit

dalam keadaan terminal, namun mereka berusaha untuk tidakmembicarakan atau menyinggung

tentang penyakitnya.c. Open AwarenesSuatu keadaan dimana klien dan orang sekitarnya

mengetahui akan adanyakematian dan merasa tenang untuk mendiskusikannya walaupun itu

dirasakansulit, pada keadaan ini klien diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalammenentukan

saat terakhirnya. Pengkajian yang harus dilakukan dari tingkat kesadaran ini, adalah :1. Kaji

apakah klien dan keluarga sadar bahwa klien dalam keadaan terminal?2. Kaji tingkat kesadaran

klien, apakah klien dan keluarga dalam tingkatan closedawareness, mutual pretense, open

awareness3. Kaji dalam tahap manakah pada proses kematian tersebut?4. Kaji support sistem

klien, misalnya keluarga atau orang terdekat?5. Apakah klien masih mengekspresikan sesuatu

yang belum diselesaikan, finansial,emosional, legal?6. Apakah koping yang positif pada klien? 2.

Pengkajian Tanda – Tanda Klinis Menjelang Kematian

Tanda klinis menjelang kematian adalah :a. Kehilangan tonus otot, sehingga terjadi :Relaksasi

otot muka, sehingga dagu menjadi turun.Kesulitan dalam berbicara, proses menelan, hilangnya

reflek menelan.Gerakan tubuh yang terbatas (tidak mampu bergerak).Penurunan kegiatan GI

Tract seperti nausea, vomiting, perut kembung, konstipasi.Penurunan kontrol spinkter urinari dan

rectal.b. Kelambatan dalam sirkulasi, berupa :Kemunduran dalam sensasi.Sianosis pada daerah

ekstrimitas.Kulit dingin, mula-mula daerah kaki, tangan, telinga dan kemudian hidung.c.

Perubahan – perubahan tanda – tanda vital berupa :Nadi lambat dan lemah (saat ajal nadi cepat

dan kecil).Penurunan tekanan darah (saat ajal tekanan darah sangat rendah).Pernafasan cepat,

dangkal, tidak teratur atau pernafasan dengan mulut.d. Gangguan sensori berupa :Penglihatan

kabur (saat ajal pupil melebar).Gangguan dalam penciuman dan perabaan. 3.

Pengkajian Tanda – Tanda Klinis Saat Ajal :

Pupil melebar, tidak mampu bergerak, kehilangan refleks – refleks, nadi cepat dankecil,

pernafasan cheyne stokes dan ngorok, tekanan darah sangat rendah, matadapat tertutup dan agak

terbuka. 4.

Pengkajian Tanda – Tanda Mati Secara Klinis:

Page 11: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total, tidak adanya gerakandari otot

khususnya pernafasan, tidak ada refleks, gambaran mendatar pada EKG. 5.

Pengkajian Individu atau Anggota Keluarga Pada Saat Klien Dengan Dying:

a. Reaksi kehilangan, ditandai dengan dada merasa tertekan, bernafas pendek dan rasatercekik.b.

Faktor yang mempengaruhi terhadap reaksi kehilangan : Arti dari kehilangan yang tergantung

kepada persepsi individu tentang pengalamankehilangan.Umur berpengaruh terhadap tingkat

pengertian dan reaksi terhadap kehilangan sertakematian.Kultur pada setiap suku/bangsa

terhadap kehilangan berbeda-beda.Keyakinan spiritual, anggota keluarga dengan sakaratul maut

melakukan praktek spiritualdengan tata cara yang dilakukan sesuaI dengan agama dan

keyakinannya.Peranan seks, untuk laki-laki diharapkan kuat dan tidak memperlihatkan kesedihan

danperempauan dianggap wajar atau dibolehkan untuk mengekspresikan perasaannya

ataukesedihannya (menangis) sepanjang tidak mengganggu lingkungan sekitar (menangisdengan

meraung – raung atau merusak).Status sosial ekonomi, berpengaruh terhadap sistem penunjang,

sehingga akanberpengaruh pula terhadap rekasi kehilanga akibat adanya kematian. 6.

Pengkajian Terhadap Reaksi Kematian dan Kehilangan, Berduka Cita:

a. Karakteristik dari duka cita :Individu mengalami kesedihan dan merupakan reaksi dari shock

dan keyakinannyaterhadap kehilangannya.Merasa hampa dan sedih. Ada rasa ketidak nyamanan,

misalnya rasa tercekik dan tertekan pada daerah dada.Membayangkan yang telah meninggal,

merasa berdosa. Ada kecenderungan mudah marah.b. Tingkatan dari duka cita :Shock dan

ketidak yakinan, karena salah satu anggota keluarga akan meninggal, bahkanmenolak seolah-

olah masih hidup.Berkembangnya kesadaran akan kehilangan dengan perilaku sedih, marah pada

dirisendiri atau pada orang lain.Pemulihan, dimana individu sudah dapat menerima dan mau

mengikuti upacarakeagamaan berhubungan dengan kematian.Mengatasi kehilangan yaitu dengan

cara mengisi kegiatan sehari – hari atau berdiskusidengan orang lain mengenai

permasalahannya.Idea l i sas i , d imana ind iv idu menesa l karena kuran

memerha t ikan a lmarhum se lama

masih hidup dan berusaha menekan segala kejelekan dari almarhum.Keberhasilan, tergantung

dari seberapa jauh menilai dari obyek yang hilang, tingkatketergantungan kepada orang lain,

tingkat hubungan sosial dengan orang lain danbanyaknya pengalaman kesedihan yang pernah

dialami. B.

Diagnosa keperawatan

Page 12: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

1. Ansietas/ ketakutan individu dan keluarga, yang berhubungan diperkirakan dengan situasiyang

tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian danefek

negatif pada pada gaya hidup2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan

kematian yang dihadapi,penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang

lain3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupankeluarga,takut

akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres ( tempatperawatan )4. Resiko

terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari systempendukung

keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapiancaman

kematian Secara umum kriteria hasil yang diharapkan pada pasien dengan penyakit kritis

danterminal adalah sebagai berikut:1. Klien atau keluarga akan :a. Mengungkapkan ketakutan

yang berhubungan dengan gangguanb. Menceritakan pikiran tentang efek gangguan pada fungsi

normal , tanggung jawab perandan gaya hidup2. Klien akan :a. Mengungkapkan kehilangan

dan perubahanb. Mengungkapkan perasaan yang berkaitan kehilang dan perubahanc.

Menyatakan kematian akan terjadi3. Anggota keluarga akan melakukan hal

berikut :Mempertahankan hubunag erat yang efektif, yang dibuktikan dengan cara berikut:a.

Menghabiskan waktu bersama klienb. Memperthankan kasih sayang , komunikasi terbuka

dengan klienc. Berpartisipasi dalam perawatan4. Anggota keluarga atau kerabat terdekat akan:a.

Mengungkapkan akan kekhawatirannya mengenai prognosis klienb. Mengungkapkan

kekawtirannnya mengenai lingkungan tempat perawatanc. Melaporkan fungsi keluarga yang

adekuat dan kontiniu selama perawatan klien5. Klien akan mempertahankan praktik spritualnuya

yang akan mempengaruhi penerimaanterhadap ancaman kematian C.

Intervensi keperawatan

Tujuan :

1. Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan2. Klien dapat

mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan3. Klien dapat mengidentifikasi

perasaan cemas klien mau membina hubungan dengankeluarga dan petugas4. Klien dapat

menerima realitas/keadaan dirinya saat ini5. Menghilangkan atau mengurangi rasa kesendirian,

takut dan depresi6. Mempertahankan rasa aman, harkat dan rasa berguna7. Membantu klien

menerima rasa kehilangan8. Membantu kenyamanan fisik9. Mempertahankan harapan (faith and

hope) 

Page 13: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

N o

D x K r i t e r i a

H a s i l I n t e r v e

n s i R a s i o n a l

Klien atau keluarga akan :1. Mengungkapkan 1. Bantu klien

untukmengurangiansietasnya :Berikan kepastian dankenyamananTunjukkan perasaantentang

pemahmandan empti, janganmenghindaripertanyaanDorong klien untukmengungkapkan

setiapketakutanpermasalahan yangberhubungan denganpengobtannyaIdentifikasi dandukung

mekaniosmekoping efektif  R/ Klien yang cemasmempunyai penyempitanlapang persepsi

denagnpenurunan kemampuanuntuk belajar. Ansietascendrung untukmemperburuk

masalah.Menjebak klien padalingkaran peningkatanansietas tegang, emosionaldan nyeri fisik 

BAB IVPENUTUP

  A.

Kesimpulan

Kondisit terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melaluisuatu

tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito,1995). 

Fase-Fase Kehilangan dan respon cemas yang berhubungan dengan penyakitterminal:

1. Tahap pengingkaran atau denial2. Tahap anger atau marah3. Tahap tawar menawar atau

bargaining4. Tahap depresi5. Tahap acceptance atau menerima Kondisi Kritisadalahpenilaian

dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatukondisi krusial dalam rangka mencari

penyelesaian/jalan keluar atau suatu keadaanpenyakit kritis dimana memungkinkan sekali klien

meninggal, Misalnya Gangguankesadaran (koma, meninggal), keadaan hampir

meninggal/sakaratul maut, kanker stadiumlanjut. 

Adapun beberapa diagnosa yang dapat diangkat dari kasus klien dengan penyakitkritis dan

terminal adalah:

1. Ansietas/ ketakutan individu dan keluarga, yang berhubungan diperkirakan dengan situasiyang

tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian danefek

negatif pada pada gaya hidup2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan

kematian yang dihadapi,penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang

lain3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupankeluarga,takut

akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres ( tempatperawatan )4. Resiko

Page 14: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari systempendukung

keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapiancaman kematian B.

Saran

1. Untuk keluarga

Diharapkan bagi keluarga klien yang mengalami penyakit kritis dan terminal dapatbekerjasama

untuk melakukan tindakan penyembuhan terhadap klien denganmenciptakan lingkungan yang

mendukung penyembuhan, keluarga dapat mengerti danmemahami tentang informasi mengenai

proses penyakit, keluarga dapat mengenalikebutuhan klien, serta dapat memberikan motivasi dan

perhatian lebih kepada klien.2. Untuk tenaga keperawatanDiharapkan kepada tenaga

keperawatan dapat lebih memahami mengenai penyakitkritis dan terminal, dan dapat

memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada pihakkeluarga maupun klien mengenai

proses penyakit serta prosedur tindakanpenyembuhan.Selain itu diharapkan kepada tenaga

keperawatan dapat bekerjasama dengan timkesehatan lainnya untuk memberikan tindakan yang

lebih intensif kepada klien denganpenyakit kritis dan terminal guna mencapai tujuan tindakan

asuhan keperawatan.3. Untuk mahasiswaHendaknya dengan makalah ini, mahasiswa dapat

mengetahui dan memahami asuhankeperawatan pada klien dengan penyakit kritis dan terminal

sehingga nanti mahasiswadapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan. 

KATA PENGANTAR

  Assalamuallaikum.Wr.Wb Alhamdulilah hirabbilalamin,dengan memanjatkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT. Atasberkat rahmat dan hidayah-Nya maka dengan ini kami dapat

menyelesaikan makalah proposalTerapi Aktifitas Kelompok (TAK) kami yang berjudul

“Gangguan Stimulasi Persepsi Sensori(Halusinasi)” dengan tepat waktu guna memenuhi tugas

pada mata kuliah Ilmu KeperawatanJiwa.Kami menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat

kekurangan dan kesalahan baik dari sisiisi tulisan maupun sistem penulisan, maka dari itu kami

mohon maaf dan mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat

bagi kita semua.Wassalamualaikum, Wr.Wb 

DAFTAR PUSTAKA

 Purnamaningsih, wahyu dan inakarlina. 2009.

 Asuhan Keperawatan Jiwa

Page 15: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

. Nuha MedikaPress : Jogjakarta Suliswati, dkk. 2005.

Konsep Dasar KeperawatanKesehatan Jiwa

. EGC : Jakarta Carpenito, L. J. 1998. “Buku Saku Diagnosa Keperawatan”, Ed. 6, EGC :

Jakarta Pusdiknakes Depkes RI. 2000. “Tindakan Keperawatan Pada Sakaratul Maut” Jilid I

Edisi1. Pusdiknakes: Jakarta. 

DAFTAR ISI

Page 16: Tugas Px Jiwa Kritis Dan Terminal

 

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan penulisan

D. Metode penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Lritis dan Terminal

B. Respon klien terhadap penyakit kritis dan Terminal

C. Psikodinamika Penyakit Kritis dan terminal

D. Asuhan Keperawatan klien dengan penyakit kritis dan terminal

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. S a r a n

DAFTAR PUSTAKA