makalah px fisik

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan fisik adalah suatu bagian dari proses keperawatan. Seorang perawat wajib melakukan prosedur pemeriksaan fisik pada pasien walaupun dengan teknik yang sederhana. Namun, terkadang pemeriksaan fisik hanya dianggap prosedur wajib dan rutin bagi perawat atau calon perawat sehingga melupakan rasionalisasi tindakan tersebut. Sebelum melakukan prosedur pemeriksaan fisik, perawat harus memahami dasar anatomi tubuh dan posisi anatomis organ dalam tubuh. Dengan demikian, pemeriksaan fisik yang dilakukan tidak hanya mengikuti pola kebiasaan tetapi karena perawat memahami rasionalisasinya. Pemeriksaan fisik yang tepat dapat membantu perawat dalam mencari kondisi abnormal dan menentukan masalah yang terjadi pada pasien. Oleh karena itu pemeriksaan fisik sangat diperlukan untuk mendapatkan data yang terperinci terutama dalam pemeriksaan fisik pada bagian anggota gerak, karena merupakan bagian yang paling aktif, sehingga sangat rentan menimbulkan kondisi yang abnormal. Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 1

Upload: roby4

Post on 23-Dec-2015

96 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

makalah pemeriksaan fisik bagian ekstremitas

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Px Fisik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan fisik adalah suatu bagian dari proses keperawatan. Seorang perawat

wajib melakukan prosedur pemeriksaan fisik pada pasien walaupun dengan teknik

yang sederhana. Namun, terkadang pemeriksaan fisik hanya dianggap prosedur

wajib dan rutin bagi perawat atau calon perawat sehingga melupakan rasionalisasi

tindakan tersebut. Sebelum melakukan prosedur pemeriksaan fisik, perawat harus

memahami dasar anatomi tubuh dan posisi anatomis organ dalam tubuh. Dengan

demikian, pemeriksaan fisik yang dilakukan tidak hanya mengikuti pola kebiasaan

tetapi karena perawat memahami rasionalisasinya. Pemeriksaan fisik yang tepat

dapat membantu perawat dalam mencari kondisi abnormal dan menentukan

masalah yang terjadi pada pasien.

Oleh karena itu pemeriksaan fisik sangat diperlukan untuk mendapatkan data yang

terperinci terutama dalam pemeriksaan fisik pada bagian anggota gerak, karena

merupakan bagian yang paling aktif, sehingga sangat rentan menimbulkan kondisi

yang abnormal.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 1

Page 2: MAKALAH Px Fisik

B. Tujuan Penulisan

Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :

Memahami pengertian pemeriksaan fisik ekstremitas

Mengetahui teknik-teknik dalam pemeriksaan fisik ekstemitas

Memahami dan menjabarkan bagian tubuh mana saja yang termasuk bagian

eksteremitas tubuh

mempraktekkan prosedur pemeriksaan fisik ekstremitas

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 2

Page 3: MAKALAH Px Fisik

C. Ruang Lingkup

Membahas bagaimana melakukan pemeriksaan fisik ekstremitas dan teknik-teknik

yang terkait dengan pemeriksaan fisik ekstremitas:

Ekstremitas superior

Ekstremitas superior pada manusia terbagi atas :

Sirkulasi arteri, vena, dan kapiler Drainase limfatik sendi, tendon, otot, dan

tulang

Bahu siku Pergelangan tangan Tangan dan jari tangan

Saraf perifer dan otot

Ekstremitas inferior

Ekstremitas inferior meliputi :

Sirkulasi arteri, vena, dan kapiler Drainase limfatik

Sendi, tendon, otot, dan tulang

Panggul

Lutut

Pergelangan kaki dan kaki

Pemeriksaan refleks

Pemeriksaan keseimbangan

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 3

Page 4: MAKALAH Px Fisik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip pemeriksaan fisik Ekstremitas

Prinsip pemeriksaan ektremitas antara lain:1. Mulailah setelah pemeriksaan abdomen 2. Suruh pasien berbaring terlentang untuk awal inspeksi dan palpasi superior

ekstremitas inferior dan untuk penilaian sebagaian sendi panggul. 3. Suruh pasen duduk untuk melakukan pemerikasaan ekstremitas inferior lebih

lanjut dan melakukan pemeriksaan seluruh ekstremitas superior. Setengah kain

menutupi genital.

4. Ketika melakukan perikasaan seetiap ekstremitas, lakukan dari proksimal ke

distal.

5. Penilaian rentang sendi pergerakan dan neuromuscular digabung berdasarkan

daerah.

6. Kalau pasien tidak dapat secara aktif melakukan pergerakan, usahakan pergerakan

secara pasif, yaitu gerakan sendi yang bersangkutan untuknya. Kalau anda atau

pasien tidak dapat melakukan pergerakan sendi dalam rentang yang normal,

kekakuan memberi kesan adanya penyakit sendi atau periatikular.

Pemeriksaan fisik ekstremitas dibagi atas :

Ekstremitas superior

1. Sirkulasi arteri, vena, dan kapiler Drainase limfatik sendi, tendon, otot, dan tulang

2. Bahu siku Pergelangan tangan Tangan dan jari tangan

3. Saraf perifer dan otot

Ekstremitas inferior

1. Sirkulasi arteri, vena, dan kapiler Drainase limfatik

2. Sendi, tendon, otot, dan tulang

3. Panggul

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 4

Page 5: MAKALAH Px Fisik

4. Lutut

5. Pergelangan kaki dan kaki

Pemeriksaan Refleks

Pemeriksaan Keseimbangan

Bersama dengan evaluasi masing-masing sendi, tendon, otot, dan tulang,

penilaian rentang pergerakan yang ditentukan pertama kali, segera diikuti oleh uji

muskulatur yang bersangkutan.

B. EKSTREMITAS SUPERIOR

1. Sirkulasi arteri, vena, dan kapiler

A. integritas vaskular regional dan sistematik dan integritas pengiriman

oksigen jaringan

Tujuan.

Mengevaluasi integritas vaskulatur regional dan sistematik dan integritas pengiriman

oksigen jaringan.

Teknik Purpura cubiti. Dicari dengan cara melakukan cubitan yang cukup kuat pada

lengan pasien.

Interpretasi. Kalau ekimosis timbul pada tempat tersebut, terdapat fragilitas arteriolar.

Kalau hanya terjadi beberapa petekiae, pertimbangankan purpura ahli jantung (efek

aspirin dosis rendah)

Teknik. Nodus Osler dan lesi janeway, yang jarang ditemukan, dicari dengan cara

inspeksi tangan, pergelangan tangan , pergelangan kaki, dan kaki. Kalau ditemukan

macula, papula, atau pustula yang tidak dapat dijelaskan, periksa untuk tidak adanya

nyeri tekan akibat jari tangan yang memakai sarung tangan.

Interpretasi. Secara klasik, nodus Osler adalah papula dengan nyeri tekan, dan lesi

Janeway adalah macula yang tidak nyeri tekan. Keduanya berwarna merah-ungu.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 5

Page 6: MAKALAH Px Fisik

Teknik. Untuk menemukan denyut arteri brakialis yang sukar dipahami, doronglah

tendon biseps secara lateral (tidak lebih dalam) untuk menemukan denyut. Kalau aliran

darah berkurang ke salah satu lengan sedang dilacak, ukurlah tekanan darah ekstremitas

superior bilateral ; ketidaksamaan pada sfigmomanometri dapat terjadi bahkan tanpa

asimetri denyut. Untuk mencari penyebab fungsional selain penyebab yang pasti untuk

subclavian steal syndrome, suruh pasien untuk melakukan latihan pada kedua lengan

nya, dan observasi terhadap gejala insufiensi vertebrobasilar.

Interpretasi. Perbedaan dua puluh torr antara tekana darah sistolik pada salah satu

lengan dan pada lengan yang lain mengesankan adanya stenosis arteri subklavila (lihat

tabel 10.2). gejala vertebrobasilar (pening, vertigo, palsi ekstraokular pada lengan yang

dilatih memperlihatkan subclavian steal syndrome.)

Teknik. Uji untuk keterlambatan brakioradial dengan cara meraba denyut salah satu

brakialis dari salah satu tangan dan denyut radialis ipsilateral denga tangan anda yang

lain. Kemudian periksa apakah terdapat selang waktu yang dapat diterima antara

keduanya.

Tabel 1.1

Penyebab denyut radialis yang berkurang dan penyebab tekanan

darah yang menurun unilateral

Stenosis arteri proksimal terhadap tempat yang sedang dipalpasi

Sebelum thrombosis arteri, secra klasik akibat kateterasi arteri

radialis

Secra akut , hematoma yang mengalami diseksi

Dengan perbedaan gradient 20 torr pada tekanan darah sistolik

antara lengan yang satu dengan lengan yang lain . stenosis arteri

subklavila

Interpretasi. Keterlambatan brakioradial berhubungan dengan gradient tekanan sistolik

katup transaorta. Dengan demikian keterlambatan brakioradial dapat

mengkarakteristikkan lebih lanjut murmur ejeksi sistolikyang maksimal pada batas

kanan atau sternum.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 6

Page 7: MAKALAH Px Fisik

Teknik.Denyut ulnaris dapat dipalpasi pada aspek lateral (radial) ulna, tepat proksimal

pada gelang tangan . kalau anda sangsi apakah anda sedang meraba denyut jari tangan

anda sendiri ataukah denyut ulnaris pasien, lakukan palpasi denyut radialis atau karotis

anda sendiri secara serentak

Interpretasi. Kalau denyut anda sendiri sinkron dengan denyut “ulnaris” keduanya

adalah denyut anda ssendiri; kalau tidak sinkron, anda dapat menguasai ulnaris

pasien.Tidak adanya denyut ulnaris memerlukan uji allen untuk menentukan arti

fungsional.

B. Tes Allen

Tujuan. Lakukan uji allen utuk memperlihatkan keadekuatan aliran korateral ketangan

melalui system radialis maupun system ulnaris,kalau tidak instrumental arterial

mengakibatkan nekrosis jari-jari tangan.

Teknik. Suruh pasien untuk mengepalkan tangan untuk memeras darah keluar dari

telapak tangan.Sekar tekan denyut radialis dan denyut ulnaris secara kuat, dngan

menggunakan kedua ibu jari tangan, dan tunggu selama beberapa detik.Kalau telapak

tangan yang memutih “kembali berwarna merah muda,” berarti tekan tidak cukup, dan ui

tersebut harus dimulai lagi. Sebaliknya, bebaskan arteri ulnaris dari tekanan dan ukur

waktu yang diperlukan untuk mewarnai telapak tangan kembali. Ulangi manuver

tersebut , kali ini hanya membebaskan arteri radialis dari tekanan.

Interpretasi. Kalau warna kembali dalam waktu kurang dari 5 detik, arkus palmaris

adalah utuh. Kalau warna tidak kembali dalam 15 detik, arteri dari tangan tersebut

sebaiknya tidak dipungsi atau dilakukan kanulasi.

Teknik. Kalau sianosis perifer diobservasi, tentukan apakah juga merupakan sianosis

sentral (oral atau perioral) , yang merupakan kedaruratan. Kalau bukan merupakan

sianosis sentral, tetapkan apakah sianosis terbatas pada ujung akral ( ujung jari tangan,

jari kaki, putting, ujung penis) atau meluas secara proksimal. Kalau vasokonstriksi

dicurigai sebagai penyebab sianosis yang terlokalisir pada kaki yang dingin, hangatkan

kembali kaki tersebut dan kemudian ulangi inspeksi.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 7

Page 8: MAKALAH Px Fisik

Interpretasi. Sianosis sentral memberi kesan adanya dekarboksihemoglobinemia yang

hebat dari 5 g/dL atau lebih hemoglobin tidak mengalami saturnasi dalam darah

kapiler(bukan darah arterial), biasanya akibat disfungsi kardiorespirasi yang nyata.

Terdapat rentang ambang. Sebagai contoh . “sianosis menjadi dapat dikenali

padabeberapa orang yang mempunyai pigmentasi gelap pada 6 g/dL

Penghangatan sederhana dapat menghilangkan sianosis vasokonstriksi yang normal pada

kaki yang dingin tetapi dapat menonjolkan sianosis sentral. Akrosianosis dapat

mengkomplikasi reaktivitas vascular patologik pada penyakit Raynaud, lupus eritematous

sistemik, dan sclerosis sistemik. Akrosianosis juga terjadi pada keadaan aliran yang

rendah dengan resistensi vascular perifer yang tinggi.

C. Drainase limfatik

Tujuan. Memperlihatkan integritas dan kecepatan drainase regional limfe dan lainya

yang mengalami proses yang sama.

Teknik. Untuk nodus epitroklear, raba diantara tendon biseps dan trisep, dengan lengan

bawah pasien dalam posisi supinasi. Untuk nodus subhumeral, tekan dengan kuat tetapi

tidak menimbulkan nyeri dibagian atas aksila terhadap humerus, dan sapukan dari

belakang kedepan.

Interpretasi. Nodus limfe epitriklear yang membesar mengesankan adnya infeksi

tangan atau lengan bawah atau gangguan nodus subhumeral dapat teraba seperti “BB”

atau “kacang berjeli” dan dapat meluncur atau menyeruduk dibawah ujung jari tangan .

Pebedaan nya termasuk pemyebab limfadenopati epitroklear dan jugapenyakit payudara.

2. Sendi, Tendon, Otot,dan Tulang

Tujuan. Memperlihatkan normalitas atau penyakit apparatus locomotor regional.

A. Bahu

Abduksi : suruh pasien untuk mengangkat tangannya secara lateral sampai jari

tangannya menyentuh atas kepala.Suruh pasien untuk menurunkan kedua lengan

secara perlahan . Observasi apakah lengan nya jatuh secara spontan setelahia

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 8

Page 9: MAKALAH Px Fisik

menurunkan lengannya pada sudut 45o, dengan atau tanpa sentuhan untuk

meningkatkan stress.

Aduksi: Suruh pasien untk memindahkan masing-masing lengan menyilang

didepan tubuhnya sejauh mungkin.

Fleksi: Suruh pasien “mencapai keranjang” sejauh mungkin kearah anterosuperior

Rotasi internal: Suruh pasien menjabat kedua tangannya dibelakang

punggungnya.

Rotasi eksternal: Suruh pasien menjabat kedua tangannya dibelakang kepalanya.

Lihatlah pada kedua bahu, secara sendiri-sendiri dan kemudian secara bersamaan,

dari depan dan kemudian belakang , yang terpapar sempurna.

Uji fungsional meliputi uji gores Apley (tabel 1.2)

Tabel 1.2

Uji Gores Apley

Pasien mencapai tangan di belakang kepala dan menyentuhnya (“gores”) sudut

superomedial scapula yang berlawanan (hilang karena abduksi detektif dan rotasi

eksternal)

Pasien mencapai sisa tangan didepan dada pada bahu yang berlawanan (hilang karena

rotasi internal dan aduksi yang berkurang)

Pasien mencapai punggung untuk menyentuh sudut sudut interior scapula yang

berlawanan (hilang karena rotasi internal dan aduksi yang menurun).

Interpretasi

Pengurangan rentang aktif pergerakan : Ulangi sebagai rentang pasif pergerakan

Pengurangan kekuatan : mengesankan adanya gangguan struktur local , yang

meliputi sendi dengan nyeri , atau gangguan hubungan sentral (lihat tabel10.4)

Pengujian kekuatan abduksi yang normal ;meniadakn robekan sarung rotator

yang bermakna

Bahu yang jatuh unilateral

Dislokasi; Tuberositas humeral berpindah tempat kearah depan , dan indentasi

tampak tempat dibawahnya.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 9

Page 10: MAKALAH Px Fisik

Hilangnya konveksitas bahu: Mengesankan antrofi otot deltoideus, sering dengan

penonjolan humerus.

Penonjolan klavikula unilateral: Mengesankan penyakit paget tulang, kadang-

kadang salah diinterpretasikan sebagai dislokasi, neoplasma tulang, atau

limfadenopati supraklavikular.

B. Siku

Teknik.

Fleksi : Menyuruh pasien menekukkan sikunya secra maksimal kemudian

katakana padanya : “jangan membiarkan saya meluruskan lengan anda”

Ekstensi : suruh pasien untuk benar-benar meluruskan sikunya secara sempurna ,

dengan lengannya pada sisinya: kemudian katakana padanya: “ Jangan

membiarkan saya menekuk lengan anda.” Ekstensi yang sempurna dihindari

untuk menghalangi terjadinya penguncian.

Supinasi; Dengan lengan bawah dalam posisi istirahat dalam pangkuannnya,

suruh pasien untuk membalikkan telapak tangan nya menghadap langit-langit.

Pronasi: Dengan lengan bawah dalam posisi istirahat dalam pangkuannya , suruh

pasien membalikkan telapak tangan nya menghadap pangkuannya.

Sudut siku: Lihatlah sudut siku yang terbentuk, biasanya sekitar 100 lateral

( valgus) terhadap sumbu panjang lengan atas dengan ekstremitas pada posisi

anatomic.

Palpasi untuk ada tidaknya efusi: Raba kesempurnaan jaringan lunak yang agak

berbeda diantara epikondilus lateralis , ujung proksimal radius , dan olecranon.

Kalau ditemukan , membedakannya dari pembengkakan bursa yang terisi cairan

yang lebih superfisial langsung pada olecranon dan dari maasa padat subkutan.

Uji Coen : Panjang proksimal lengan baewah pasien, kemudian suruh pasien

meninju dan mengekstensikan pergelangan tangannya melawan tekanan fleksi

dari anda . Selidiki tentang nyeri hebat yang tiba-tiba . Kalau pasien merasa

nyeri , tanyakan dimana , berhati-hatilah untuk tidak mengesankan suatu jawaban.

Interpretasi

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 10

Page 11: MAKALAH Px Fisik

Pengurangan rentang pergerakan yang aktif: Ulangi rentang pergerakan yang

pasif

Pengurangan kekuatan: Mengesankan adanya gangguan struktur local, yang

meliputi sendi karena nyeri, gangguan hubungan sentral.

Sudut yang berbentuk bertambah: Mengesankan fraktur epikondilus yang tua tau,

yang sering artritis rheumatoid.

Efusi pada sendi siku.

o Semua artritis inflamasi.

o Akumulasi cairan bursitis olecranon superfisial dan terlokalisir

adalah sering terjadi pada pirai.

o Nodul reumatoid subkutan : Teraba lebih kuat dibandingkan

kumpulan cairan ini, dengan sedikit “gaya pegas”

Uji Coen Positif , dengan nyeri yang terasa tidak pada pergelangan tangan tetapi

pada siku : Mengesankan epikondilitis lateralis atau bursitis radiohumeral (siku

tenis)

Teknik. Rasakan ada tidaknya nyeri tekan nodul subkutan dekat penonjolan

tulang , terutama pada siku dan belakang lengan bawah.

Interpretasi

Nodul subkutan

Artritis rheumatoid

Pirai

Lupus eritematosus sistemik

Demam reumatik akut

Sarkoidosis

Mirip Xantoma, kadang-kadang lebih besar daripada nodul

rheumatoid

Kista inklusi epidermal (kista sebasea), yang berlekuk, sering

memperlihatkan pori yang mendasarinya dan teraba agak “lunak”

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 11

Page 12: MAKALAH Px Fisik

Kista ganglion, yang biasanya nyeri tekan dan terletak pada

dorsum pergelangan tangan atau jari-jari tangan, dengan tanpa pori

C.Pergelangan Tangan

Teknik

Ekstensi pergelangan tangan :Suruh pasien mengelevasi punggung tangannya ;

dengan demikian pergelangan tangan cenderung hiperrekstensi, suruh pasien

menahan usaha untuk mengembalikan nya keposisi yang netral

Fleksi pergelangan tangan; Suruh pasien membungkukkan telapak tangannya

kearah pergelangan tangannya; kemudian suruh pasien menahan usaha untuk

mengembalikannya keposisi netral

Interpretasi

Pengurangan rentang pergerakan yang aktif; Ulangi rentang gerak yang pasif

Pengurangan kekuatan : Mengesankan adanya gangguan struktur local, yang

meliputi sendi karena nyeri, gangguan hubungan sentral.

D. Tangan dan Jari Tangan

Teknik.

1. Untuk skrining, lakukan hal berikut

o Skrining Tangan Lanjut (Dilakukan pada Masing-masing Tangan secara

Terpisah)

o Kepalkan tangan dengan kuat-kuat

o Ambil objek yang kecil dari permukaan yang datar .

o Pencet dua dari lima jari tangan pemeriksa dengan kuat.

a. Suruh pasien untuk merentangkan jari-jari tangan dan merapatkannya

kembali, dengan pergelangan dalam posisi yang netral.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 12

Page 13: MAKALAH Px Fisik

b. Kemudian, suruh dia mengepalkan tangannya sedemikian rupa sehingga anda

dapat mengobservasi fleksi masing-masing sendi metakarpofalangeal dan

setiap kelompok sendi interfalangeal.

c. Suruh pasien untuk menggengam , mengepal dan memegang dua jari tangan

yang pertama anda dalam genggamannya.

d. Suruh pasien untuk mengambil objek yang kecil.

2. Observasi tangan pasien dalam posisi istirahat, yang biasanya memperlihatkan

sedikit fleksi semua sendi di luar pergelangan tangan.

3. Untuk melihat deviasi ulnar , suruh pasien meletakkan kedua tangannya rata satu

dengann yang lain dalam pangkuannya, dengan telapak tangannya ke bawah .

Apakah seluruh tangannya atau ada jari tangan yang mengalami deviasi “ model

vagus’ ke sisi ulnaer ? pastikan apakah ada sendi metakarpofalangeal yang

membesar secara selektif

4. Kalau pemeriksaan skrining adalah positif, observasi apakah buku jari pasien,

apakah pada waktu istirahat atau pada waktu mengepalkan tangannya , menonjol

dari jaringan lunak disekitarnya .Pastikan inflamasi sendi metakarpofalangeal

dengan cara memperhatiakan (a) nyeri tekan terhadap kompresi atau kehangatan

atau (b) menggerenyit pada waktu berjabat tangan.

5. Lihatlah sekali lagi tangan secara keseluruhan dan raba sekali lagi tangan secara

keseluruahan

Interpretasi

1. Kalau pasien dapat berjabat tangan dengan kuat dan mengepalkan tangannya

secara normal dan kalau tangan terletak datar pada meja tampaknya kurang

cenderung artriris tangan yang normal danbermakna,

2. Kalau uji tersebut diselesaikan tanpa efek fungsional , nyeri atau derfomitas yang

dapat dilihat , evaluasi lebih lanjut kurang di indikasikan

3. Sebuah jari tangan tetap ekstensi kalau pasangannya tidak harus mempunyai

tendon fleksor yang rusak atau terganggu.

4. Deviasi ulnar adalah karakteristik artritis rheumatoid , sebagaimana adanya pola

tertentu deformitas sendi (tabel 1.4)

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 13

Page 14: MAKALAH Px Fisik

Contoh Deformitas Pada Sendi

5. Bantalan buku jari dapat tampak bersama dengan semua artritis. Namun ,

penebalan eritematosus kutan pada dorsum sendi metekarpofalangeal adalah

tanda-tanda Gottron dermatomiosis. Buku jari yang gagal untuk tampak dalm

model yang normal merupakan tanda buku jari, yang mengindikasikan artritis

metakarpofalangeal kecuali kalau ada pembengkakan diseluruh dorsum tangan.

Tabel 1.4

Derformitas jari tangan

Deformitas Pola

Leher – angsa

Boutonniere

Artritis

Metakarpofalangeal

Bantalan buku jari dorsal

Hiperekstensi sendi interfalangeal

Proksimalis dan fleksi sendi interfalangeal

distalis .Proses analogi pada ibu jari tangan

meniadakan “kepala angsa” karena salh

satunya kekurangan falang

Pola yang berlawana , fleksi interfalangeal

proksimalis hiperekstensi interfalangeal

distalisn. Menyerupai buku jari yang

menonjol melalui lubang kancing kerah.

Jaringan lunak membengkak secara difus

pada dorsum tangan.

Penebalan dorsum sendi interfalangeal

proksimalis (bukan sendi

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 14

Page 15: MAKALAH Px Fisik

metakarpofalangeal)

6. Pembesaran “sendi” yang keras seprti batu biasanya berarti pemaparan tulang

yang abnormal sebagai akibat pergerakan tulang pada tulang (subluksasi) atau

perubahan garis vector tegangan tendon otot . Pembengkakan yang lunak

biasanya merupakan cairan , yaitu efusi sendi

7. Pembengkakan fusiform sendi interfalangeal proksimal (PIP)

a. Artritis rheumatoid

b. Kalau terbatas pada jari tangan ketiga dan keempat , pertimbangkan

hemokromatosis artropi.

8. Pembesaran tulang PIP (nodus Bouchard) :

a. Artritis rheumatoid

b. Osteoartrosis

c. Perubahan pasca traumatic

d. Infeksi (jarang)

9. Pembesaran sendi interfalangeal distal, nodus Heberden ;

a. Osteoartrosis

b. Artritis psoriatic. Bintik-bintik yang menyolok pada kuku jari tangan

menyokong adanya psoriasis.

Tujuan Dengan menggunakn uji Finkelstein, carilah ada tidaknya tenosynovitis

stenosing kronik de Quervain pada dua ibu jari abductor dan ekstensor

Teknik. Suruh pasien menekuk ibu jari tangan yang nyeri ke dalam telapak

tangannya dan kenudian tekuk jari tangan ipsilateral mengitarinya . Stabilkan

lengan bawah ini dengan satu tangan dan mendorongnya kearah sisi ulnar untuk

meregangkan tendon yang bersangkutan . Tanyakan pasien mengenai gejala yang

dihasilkan melalui maneuver ini.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 15

Page 16: MAKALAH Px Fisik

Interpretasi. Uji Finkelstein yang positif terdiri dari nyeri yang tajam pada aspek

radial pergelanagan tangan dan dorsal lengan bawah pada sisi radial dasar

eminensia tenar

3. Saraf dan Otot Perifer

Tujuan. Mengevaluasi integritas apparatus neuromuscular regional dan sistemik.

A. Tremor Ekstremitas

Tremor.Lebih sering terjadi pada tangan dibandingkan dengan tempat yang lain .

Lakukan tindakan lanjut seperti yang diindikasikan pada Tabel 10.7

Tujuan. Mengevaluasi lebih lanjut untuk penyakit nucleus basal , secara

prototipikal parkinsonisme, dan gangguan yang lain sebagai penyebab tremor

yang diobservasi.

Evaluasi Tremor

o Apakah titik yang paling proksimal tempat terjadinya kekambuhan

spontan?

o Simetris?

o Apakah ada pergerakan involunter yangn abnormal di tempat lain

(ekstremitas yang lain , batang tubuh, rahang ,bibir, lidah, pipi , wajah)

o Apakah pergerakan yang bertujuan menghilangkan tremor ? Tanda

Romberg? Nistagmus?

o Apakah amplitude, frekuensi, durasi, kekuatan berubah karena emosi ?

o Suruh pasien mengangkat tangannya mendekati wajah . Riwayat keluarga?

Gaya berjalan? Status mental? Roda gigi? Wajah? Bicara?

Teknik. Untuk menunjukkan rigiditas roda gigi, suruh pasien menggambar lingkaran di

udara dengan tangan yang pergelangan tangannya tidak sedang fleksi dan ekstensi secara

pasif.

Interpretasi. Pertimbangkan parkinsonisme dengan tremor, dan juga pikirkan

perkinsonisme yang diinduksi oleh obat, penyakit sereberal , dan tremor esensial.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 16

Page 17: MAKALAH Px Fisik

Asimetri tidak menyingkirkan parkinsonisme, demikian juga tidak adanya gambaran

yang terkait. Tremor istirahat mengesankan adanya penyakit nonsereberal, sementara

tremor intension tujuan adalah karakteristik penyakit sereberal.

B. Uji Ekstremitas Superior

Tujuan. Mendeteksi kelemahan otot seratus anterior.

Teknik. Mengobservasi scapula pasien pada waktu istirahat .Suruh pasien duduk

menghadap dinding dengan jarak sekitar 30 cm.Suruh pasien meletakkan kedua

tangannya secara datar terhadap dinding , dengan sikunya kearah luar , dan usahakan

untuk mendorong dirinya menjauhi dinding.

Interpretasi. Skapula yang bersayap menperlihatkan kelemahan otot seratus anterior ,

sering akibat kerusakan C5-C7. misalnya akibat poliomyelitis.

Tujuan.Menilai masalah nervus medianus. Missal sindrom saluram karpal , terutama

karena kelainan sensorik yang cocok dan wasting atau kelemahan tenar.

Teknik. Suruh pasien untuk memfleksikan pergelangan tangannya dalam sikap orang

yang sedang berdoa terbalik secara maksimal selama satu menit penuh untuk

mencetuskan tanda Phelan.

Interpretasi. Tanda Phelan adalah kekambuhan nyeri listrik atau kesemutan yang

dicetuskan oleh maneuver ini.

Tujuan. Selidiki otot tangan intrinsic.

Teknik. Inspeksi cekungan dan rigi tangan tersebut.

Interpretasi. Antrofi interoseus dikenali melalui reduksi yang tampak pada jaringan

diantara tulang.

Tujuan. Uji abduksi jari tangan.

Teknik. Suruh pasien untuk mengekstensikan pergelangan tangan dan sendi metacarpal

dan mengabduksi empat jari secara ringan.Lingkungi empat jari tangan pasien diantara

ibu jari dan jari telunjuk tangan anda, dan suruh pasien mencoba membuka pegangan

anda.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 17

Page 18: MAKALAH Px Fisik

Interpretasi.Abduksi jari tangan yang lemah melibatkan otot interoseus dorsal, otot

abductor digiti minimi , dan nervus ulnaris, C8 atau T1.

Tujuan. Carilah asterksis sebagai bukti ensefalopati metabolic.

Teknik. Asteriksis adalah gagal ritmik yang bervariasi untuk mempertahankan kontraksi

muscular voluntary.Suruh pasien untuk melakukkan pronasi lengan bawah ,

mengekstensi siku , merentangkan jari-jari tangan secara ringan , dan melakukan

hiperekstensi kedua pergelangan tangan .

Interpretasi. Respons yang abnormal adalah “ pengelapakkan” kedua tangan , sehingga

hiperekstensi hilang secara involunter dan dengan cepat mendapatkan hiperekstensi

kembali secara involunter.

C. EKSTREMITAS INFERIOR

1. Sirkulasi Arteri, vena, dan Kapiler

Tujuan. Mengevaluasi integritas vaskulatur regional dan sistemik dan integritas

pengiriman oksigen jaringan.

Teknik. Menemukan denyut popliteal dengan cara sedikit mengfleksikan lutut secara

pasif , meletakkan jari-jari tangan secara dalam ruang popliteal .Hanya denyut tersebut

yang diraba , bukan dinding arteri

Raba dorsalis pedis dalam ruang antara tendon untuk halluks dan jari kaki kedua ; kalau

mengalami masalah , pindah kearah proksimal /distal, karena kekuatan maksimalnya

dapat dimana saja dari dasar jari kaki tersebut kedepan pergelangan kaki. Kalau denyut

tibialis posterior sulit untuk diraba , selidiki melalui ruang dibelakang malleolus

medialis dan anterior tendon Achilles ;usahakan dorsolfleksi pergelangan kaki secara

pasif , dengan menggunakn tangan anda yang satunya.

Interpretasi.Minoritas orang sehat yang bermakna tidak mempunyai denyut dorsalis

pedis yang dapat dipalpasi , dan jumlah orang yang lebih sedikit tidak mempunyai

denyut tibialis posterior yang lokasi dapat diketahui.

Tujuan. Dengan menggunakan uji Buerger carilah insufisiensi arterial tungkai bawah

yang samar-samar.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 18

Page 19: MAKALAH Px Fisik

Teknik.Angkatlah secara pasif tungkai bawah yang berbaring terlentang sesaat ketika

mengangkat tungkai bawah yang lurus.Observasi untuk melihat apakah tungkai bawah

memucat pada waktu elevasi.

Interpretasi.Pemucatan pada waktu elevasi uji buerger positif mengindikasi kan stenosis

arteri yang utama.

Gambaran untuk mencari evaluasi edema

o Insufiensi vena kronik?

o Limfa denopati pada apeks (pangkal paha, aksila) ? Simetris?

o Gambaran inflamasi (eritema, nyeri tekan yang nyata, panas)? Coretan

berwarna merah pada batas proksimal? Stimulus yang diketahui , misalnya

gigitan lebah?

o Rata atau berbenjol? Efek penggunaan ekstremitas?

o Jenis “pitting” yaitu indentasi yang tetap ada yang diakibatkan oleh

menusuknya ujung jari tangan selama 10detik ?

o Titik paling proksimal dari pitting (terpisah dari titik yang paling

proksimal dari pembengkakan yang tampak)? Lingkaran ekstremitas dan

pasangannya yang diukur ? Kulit mengkilap (biasanya karena edema yang

menegang) antrofik , hiperkeratotik, bersisik?

Gambaran dalam menilai nyeri dan pembengkakan tungkai bawah yang akut

Temuan Kecurigaan

1. Tidak ada temuan yang

membantu

2. Merah, panas, nyeri tekan

3. Meningkatkan darah yang

mengalami ekstravasasi dekat

malleolus medialis

4. Awitan selama latihan yang

hebat

Perlu untuk menyingkirkan

thrombosis vena profunda

Cenderung Selulitis

Ruptur kista baker terutama,

kalau diketahui artritis lutut

rupture tendon plantaris longus

Kekambuhan thrombosis atau sindrom

pascaflebitis yg terjadi sebelumnya

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 19

Page 20: MAKALAH Px Fisik

5. Trombosis vena profunda pada

ekstremitas yang terjadi

6. Mengalami antikoagulasi secara

terapeutik atau supraterapeutik

7. Seropositivitas HIV,

terutama karena sarkima Kaposi

kembali

Hemoragik pada betis—carilah

perubahan warna menjadi biru ungu/

kehijauan yang pucat

Pseudotromboflebitis hiperralgesik

C. Drainase Limfatik

Tujuan. Mengevaluasi integritas dan kecepatan limfe regional.

Teknik.

Nodus popliteal : Fleksikan lutut secara pasif dengan posisi pasien

telungkup; periksa secara dalam pada fosa popliteal

Nodus limfe inguinofemoral; Raba kelompok diagonal sepanjang

ligamrntum inguinalis secara inferomedial dan vertical medial vena

fermoralis.

Interpretasi

Nodus limfe popliteal dapat membesar karena infkamasi kaki tetapi

jarang dapat diraba

Serinng terjadi pembesaran nodus inguinal murni; kadang supurasi

Teknik. Evaluasi selulitis ; inspeksi , palpasi , dan ukur kedua lingkaran ekstremitas dan

batas eritema.

Penyebab Edema

o Hipertensi vena

o Penyebab local Insufiensi vena akut, dengan thrombosis vena Obstruksi vena,

termasuk pada pelvis, padaperikardium, pada vena kava ,Gagal jantung kongestif.

o Kebocoran kapiler Inflamasi local, misalnya selulitis Vaskulitida

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 20

Page 21: MAKALAH Px Fisik

o Hipoalbuminemia Sirosis, dengan gagal sintetik, Nutrisional (kakhesiadan

kwashiorkor) ,Nefrotik, Enteropati kehilangan protein

o Limfedema Lokal,Inguinal, pelvis, aksilar, atau pada sisterna cilia tau duktus

torasikus

o Pseudoedema adipose, Miksedema, Angioedema, Edema idiopatik

Gambaran klinis selulitis yang tidak menyenangkan

o Kulit yang menghitam atau devitalasasi

o Ulkus yang berkembang atau meluas selama perjalanan terapi

o Discharge berwarna coklat atau kotor, Perlukan daerah yang terkena ,

Pengelupasan kulit,Gas yg dapat dipalpasi , yaitu krepitus, Supurasi nodus limfe

2. Sendi,Tendon, Otot, dan Tulang

Tujuan Mengevaluasi integritas apparatus lokomotor regional.

Table Skala kekuatan otot

Skala Gambaran Presentasi

normal

klasifikasi

5 Gerakan aktif, dapat

melawan tahanan penuh100

Normal

4 Gerakan aktif, hanya dalam

menahan sebagaitahanan

75 Kelemahanringan

3 Gerakan aktif, dapat

melawan gravitasi

50 Cukup/kelemahansedang

2 Rentanggerak (ROM) pasif 25 Buruk

1 Hanyaterdapatkontraksiotot 10 Sangatburuk

(kelemahanberat

0 Tidakdapatkontraksiotot 0 Paraliasis

3. Panggul

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 21

Page 22: MAKALAH Px Fisik

Teknik dengan pasien dalam posisi berbaring terlentang, lakukan hal berikut:

Fleksi: Dengan lutut pasien yang diekstensikan,suruh pasien mengelevasi

tungkaibawahnya sejauh mungkin dari meja periksa dan tetap bertahan dalam

posisi penggantian tersebut.

Ekstensi: Dilakukan pada waktu pemeriksaan punggung

Rotasi Eksternal: (lutut harus tetap fleksi membentuk sudut 45o). Rotasikan

panggul pasien secara eksternal(lateral) : kemudian suruh pasien untuk

mempertahankan posisi ini untuk melawan tarikan anda kearah garis tengah

Rotasi internal:Dengan lutut pasien yang membentuk sudut 45o.Rotasikan panggul

pasien secara internal(medial): kemudian suruh pasien mempertahankan posisi ini

untuk melawan usaha anada untuk merotasikan panggulnya secara eksternal.

Abduksi: Drngan posisi pasien berbaring terlentang dan ekstremitas lurus, suruh

pasien untuk menggerakkan ekstremitas tersebut secra lateral;kemudian suruh

pasien untuk menahan usaha anda untuk mengembalikan kegaris tengah.

Aduksi:dengan ektremitas lurus, suruh pasien menyilangnya secara medial

terhadap ekstremitas inferior yang berlawanan:kemudian suruh pasien menahan

usaha anda untuk mengabduksikannya secara paksa.

Uji Fungsional Tinnet

PenampilanPasien bangkit berdiri berjalan sepanjang jejak yang lurus, berputar balik,

kembali, dan duduk lagi pada kursi.Observasi kemampuan pasien untuk bangkit dari

kursi, ketinggian langkah, kelancaran dan kemudahan untuk berputar balik, dan

kemampuan untuk balik kembali

Bangkit sedara abnormal dari kursi

Kriteria interpretasi : ragu-ragu atau bertolak dengan lengan , atau ,menyeret bokong

secara progresif untuk bangkit berdiri, atau memperlihatkan ketidaksiapan untuk

berdiri pertama kali.

Penyebab : Ekstensi lutut yang berkurang, fungsi propioseptif dan sereberal yang

buruk

Masalah ketinggian langkah

Kriteria interpretasi : Menggeser , menyeret, atau mengangkat kaki secara berlebihan

(ujung jari kaki terangkat lebih dari 5 cm diatas lantai pada setengah langkah)

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 22

Page 23: MAKALAH Px Fisik

Penyebab : kekuatan panggul atau lutut yang menurun ,penglihatan dekat yang

menurun , atau deficit proprioseptif pada sendi interfalangeal proksimal jari kaki.

Defisit pada saat berputar balik

Kriteria interpretasi: Berhentikan total sebelum berputar balik , terhuyung-huyung,

berlenggok, dan mengambil objek untuk menyokong

Penyebab : Defisit ketinggian langkah yang sama

Dukung yang abnormal pada kursi

Kriteria interpretasi: menjatuhkan diri pada kursi atau tidak duduk pada tengah kursi.

Penyebab: Fleksi panggul berkurang dan fleksi lutut berkurang

Interpretasi

Pengurangan pergerakan rentang yang aktif: Ulangi lagi rentang pergerakan yang

pasif.

Pengurangan kekuatan : Gangguan structural local , termasuk sendi dengan nyeri

atau gangguan hubungan sebtral (tabel 10.13)

Tujuan ; menilai kekuatan gluteus medius.

Teknik: Uji Trendelenburg terdiri dari mengobservasi dari belakang dan melihat

lesung pada spina iliaka superior posterior (gbr.10.14)

Interpretasi: Uji Trendelenburg positif, yaitu penurunan bokong yang tidak

disokong atau gagal elevasi, memberi kesan adanya kelemahan otot gluteus

medius ipsilateral

Tujuan. Uji Thomas : Suruh pasien untuk berbaring terlentang, dengan kedua

tungkai bawah aduksi pada garis tengah . Inspeksi untuk lembah yang berlebihan

antara aspek superior bokong dan bagian kecil punggung.

Interpretasi. “Lembah” yangn besar pada bagian kecil punggung meningkatkan

spesifisitas uji Thomas . Uji yang abnormal terdiri dari mengungkapkan fleksi

salah satu panggul ketika panggul yang lain difleksikan secara maksimal.

Tujuan. Mendeteksi kelainan cara berjalan , baik untuk pandangan fungsional

maupun untuk nyeri punggung dan panggul yang tepat.

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 23

Page 24: MAKALAH Px Fisik

Teknik. Observasi gaya berjalan secara sesame , lebih disukai tanpa

kewaspadaan pasien.perhatikan gaya berjalan kearah depan secara regular,

berputar balik , berjalan, dengan menggunakn tumit , berjlan dengan menggunakn

jari kaki , dan tandem gait. Gaya berjalan antalgic memberi kesan melangkah di

atas paku, ketika seseorang mencoba untuk menyikat fase menahan beban .Gaya

berjalan abnormal yang lain adalah gaya berjalan yang tiba-tiba , sehingga pelvis

jatuh ketika diharapkan untuk naik.

Interpretasi. Gaya berjalan antalgic(cenderung pada salah satu tungkai bawah)

yang tampak pada fraktur , otot yang di gunakan secara berlebihan ,

tromboflebitis ,artritida, gangguan kaki dll.Gaya berjalan gerakan yang tiba-tiba

memberi kesan adanya kelemahan otot gluteus medius.

4. Lutut

Gerakan Pada Lutut

Tujuan. Menilai fungsi, kenyamanan, dan prospek cairan dalam sendi

Teknik.

1. Inspeksi kontur dan bentuk (shape) dari lutut serta warna kulit.Normal kulit

tampak lembut, tanpa lesi dan warna konsisten dengan kulit sekitarnya. Periksa

adanya pembengkakan, kemerahan dan nyeri pada lutut.

2. Palpasi pada posisi supine. Otot quadriceps harus dalam keadaan relaksasi. Mulai

palpsi pada bagian anterior, sekitar 10 cm dari patella. Palpasi dengan ibu jari kiri

dan jari-jari lainya dalam posisi menggenggam.Teruskan palpasi lutut kearah

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 24

Page 25: MAKALAH Px Fisik

bawah, periksa dengan detail bagian suprapatellar. Catat konsistensi jaringan.

Otot dan jaringan lunak harus teraba solid dan lembut tanpa kekuatan,

ketegangan, penebalan atau nodul pada otot maupun persendian.

3. Tes ROM dilakukan sebagai berikut :klien berdiri tegak, lalu minta untuk fleksi

dan ekstensi lutut.

4. Menguji kekuatan otot pada lutut:

a. Berbaring telentang. Tungkai diteuk pada sendi lutut, lalu klien disuruh

meluruskan tungkainya. Pemeriksa menahan pergerakan tersebut dengan

menekan pergelangan kaki klien (kekuatanototekstensor)

b. Klien tetap berbaring terlentang dengan menekuk tungkai separuh pada bagian

sendi lutut. Kemudian klien disuruh menekukan tungkainya lebih lanjut

sedangkan pemeriksa menahan pergerakan dengan menarik pada pergelangan

kaki klien (kekuatan otot fleksor)

5. Pergelangan Kaki dan Kaki

Gerakan Pergelangan Kaki

Teknik

Dorsifleksi: suruh pasien untuk melakukan dorsifleksi dan usahakan anda untuk

memaksa bagian depan kaki ke arah lantai

Plantarfleksi: suruh pasien untuk berada dalam plantar fleksi dan suruh pasien

untuk menahan usaha anda untuk merubah ke dorsifleksi

Inversi dan eversi: suruh pasien untuk merotasikan pergerakan pergelangan kaki

mendekat(eversi) dan menjauhi(inversi) terhadap kaki yang lain

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 25

Page 26: MAKALAH Px Fisik

Tujuan. Membedakan antara atritis pergelangan kaki dan edema yang tergantung

Teknik. Memeriksa simeti, pitting kulit dan nyeri tekan selama pergerakan fasif

Interpretasi

Kedua proses dapat mengisi cekungan anterior terhadap maleolus medialis dan

maleolus lateralis

Bilateralitas cenderung menyebabkan edema. Unilateralitas lebih sulit

menafsirkan edema, karena edema yang tergantung dapat melokalisasi secara

palsu dan menyerupai efusi pergelangan kaki

Pitting kulit yang berwarna merah, hangat dan nyeri dapat diartikan artritis

Nyeri tekan lebih sering diakibatkan oleh inflamasi tetapi juga dapat ditemukan

pada edema

Jika adanya pembengkakan sehingga mengakibatkan keterbatasan gerak maka

dapat diartikan terjadi atritis pergelangan kaki

Jika dilakukan elevasi, kompresi dan deuretik edema cenderung menghilang

D. PEMERIKSAAN REFLEKS

1. Pemeriksaan Reflek Otot Biseps

1. Posisi pasien tidur terlentang dan siku kanan yang akan diperiksa, diletakan diatas

perut dalam posisi fleksi 60 derajat dan  rileks.

2. Carilah tendon biseps dengan meraba fossa kubiti, maka akan teraba keras bila

siku difleksikan

3. Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot biseps

4. Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan, diatas jari

telunjuk kiri pemeriksa

5. Terlihat gerakan fleksi pada siku akibat kontraksi otot biseps dan terasa tarikan

tendon otot biseps dibawah telunjuk pemeriksa

2. Pemeriksaan Reflek Otot Triseps

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 26

Page 27: MAKALAH Px Fisik

1.    Posisi pasien tidur terlentang

2.    Bila siku tangan kanan yang akan diperiksa, maka diletakan diatas perut dalam posisi

fleksi 90 derajat dan rileks.

3.    Pemeriksa berdiri pada sisi kanan pasien

4.    Carilah tendon triseps 5 cm diatas siku ( proksimal ujung olecranon )

5.    Letakan jari telunjuk kiri pemeriksa diatas tendon otot  triseps

6.    Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas jari

telunjuk kiri pemeriksa

7.    Terlihat gerakan ektensi pada siku akibat kontraksi otot triseps dan terasa tarikan

tendon otot triseps dibawah telunjuk pemeriksa

3. Pemeriksaan Reflek Tendon Patella

1.    Posisi pasien tidur terlentang atau duduk

2.    Pemeriksa berdiri  pada sisi kanan pasien

3.    Bila posisi pasien tidur terlentang, lutut pasien fleksi 60 derajat dan bila duduk lutut

fleksi 90 derajat

4.    Tangan kiri pemeriksa menahan pada fossa poplitea

5.    Carilah 2 cekungan pada lutut dibawah patela inferolateral/ inferomedial ,

6.    Diantara 2 cekungan tersebut terdapat tendon patela yang terasa keras dan tegang

7.    Ayunkan hammer reflek sebatas kekuatan ayunan pergelangan tangan diatas tendon

patela

8.    Terlihat gerakan ektensi pada lutut akibat kontraksi otot quadriseps femoris

4. Pemeriksaan Reflek Tendon Achiles

1.    Pasien tidur terlentang atau duduk

2.    Bila pasien tidur terlentang pemeriksa berdiri dan bila pasien duduk pemeriksa

jongkok disisi kiri pasien

3.    Bila pasien tidur terlentang lutut fleksi 90 derajat dan disilangkan diatas kaki

berlawanan, bila pasien duduk kaki menggelantung bebas

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 27

Page 28: MAKALAH Px Fisik

4.    Pergelangan kaki dorsofleksikan dan tangan kiri pemeriksa memegang/ menahan

kaki pasien

5.    Carilah tendon achiles diantara 2 cekungan pada tumit yang terasa keras dan makin

tegang bila posisi kaki dorsofleksi

6.    Ayunkan reflek hammer diatas tendon achiles

7.    Terasa gerakan plantar fleksi kaki yang mendorong tangan kiri pemeriksa dan

tampak kontraksi otot gastrocnemius

E. TEST  KESEIMBANGAN

1. Tes Romberg

1.    Pemeriksa berdiri dalam jarak dekat untuk menjaga bila pasien jatuh.

2.    Mintalah pasien berdiri dengan kaki berhimpitan dan ke 2 lengan disisi tubuh

3.    Kedua mata pasien terbuka dan kemudian mintalah matanya dipejamkan selama 3

menit.

4.    Normal adanya gerakan tubuh dengan sedikit bergoyang

5.    bila pasien jatuh kesamping karena hilangnya keseimbangan ( test romberg positip )

2. Tes Satu Kaki

1.    Mintalah pasien berdiri pada satu kaki dengan mata tertutup

2.    Kedua lengan lurus dan tetap disisi tubuh.

3.    Ulangi prosedur ini pada kaki satunya.

4.    Normal keseimbangan berkisar 5 detik dengan sedikit goyangan tubuh

5.    Penyimpangan apabila pasien menggerakan badan dan mengayunkan kakinya untuk

mencegah agar tidak jatuh

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 28

Page 29: MAKALAH Px Fisik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan fisik ekstremitas menguji gerakan motorik pasien baik gerakan refleks

maupun saat melakukan posisi rentang normal dan dari hasil tersebut diharapkan dapat

mengambil data-data menyimpang/patologis untuk tindakan keperawatan lebih lanjut.

B. Saran

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 29

Page 30: MAKALAH Px Fisik

Dengan makalah ini kami menyarankan agar melakukan pemeriksaan dan berbagai

tes pemeriksaan fisik ekstremitas dengan teliti agar didapat data yang valid. Dalam

makalah ini sebenarnya kritik dan saran juga diperlukan untuk membangun makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://agungrakhmawan.wordpress.com/2008/09/01/bab-vii-pemeriksaan-

ekstremitas-bag-viii/

2. http://shidiqwidiyanto.blogspot.com/2010/04/introduksi-pemeriksaan-fisik-

pada.html

3. Willms, Janice L.2005. Buku Saku Diagnosis Fisik. Jakarta EGC

4. Potter, Patricia A. dkk. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, proses dan

pratek. Jakarta : EGC

5. Price, Sylvia Anderson. Edisi VI (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Volume I

6. Lynn S, Bickley.2004. Buku Saku Pemeriksaan Fisik Riwayat Kesehatan.

Jakarta : EKG

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 30

Page 31: MAKALAH Px Fisik

7. Potter, Patricia A. dkk. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, proses dan

pratek. Jakarta : EGC. Volume II

Makalah Pemeriksaan Fisik Ekstremitas 31