askep klien kritis terminal

Upload: nissa-suyuthie

Post on 10-Feb-2018

313 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangatdinamis dari kehidupan seseorang. Penyakit kritis dan terminal sangat besar peranyaterhadap psikologis seseorang yang mengalaminya. Penyakit kritis dan terminal sangat kecilpersentase untuk hidup oleh sebab itu psikologis penderita kebanyakan mengalamiketidakseimbangan.

    Pada penderita penyakit kritis dan terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio danSpiritual ini akan meliputi respon kehilangan : Kehilangan Kesehatan, KehilanganKemandirian, Kehilangan Situasi, Kehilangan Rasa Nyaman dll. Dan keadaan tersebut dapatmemperburuk status kesehatan klien.

    Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakatsehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yangoptimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Bagaimana peran perawat dalammenangani pasien yang sedang menghadapi proses sakaratul maut?

    Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalahmembimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatandalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ),karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritualneeds, Dadang Hawari, 1999 ). Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telahmenjadi ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salahsatu unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya (WHO, 1984).

    Sebagai perawat tidak lepas dengan masalah yang harus diselesaikan oleh peran perawatbaik secara independen maupun dependen, sebagai contoh masalah secara umum yangbiasa di hadapi adalah Klien tidak dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadapkenyataan. Klien tidak dapat mengidentifikasi perasaan cemas, Klien tidak mau membinahubungan dengan keluarga dan petugas, Klien tidak dapat menerima realitas/keadaan dirinyasaat ini dll.

    Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan sikap professional dantulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran perawatharus dapat menghadirkan fakta. Kesadaran diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukanperawat dalam terapi.

    B. Rumusan Masalah

    Untuk memudahkan pembaca memahami makalah ini, maka kami akan membatasipembahasan dalam makalah yang sederhana ini. Sehingga maksud dan tujuan kami sampaikepada pembaca. Adapun batasan masalah yang akan kami paparkan meliputi definisi daripenyakit kritis dan terminal, bagaimana psikodinamika penyakit kritis dan terminal, apa sajamacam tingkat kesadaran/pengertian pasien dan keluarganya terhadap kematian danbagaimana proses asuhan keperawatan yang ditujukan untuk klien yang mengalami penyakitkritis dan terminal.

    C. Tujuan Penulisan

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    2/26

    a. Tujuan Umum

    Mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan AsuhanKeperawatan Pada Klien dengan Penyakit Kritis dan Terminal.

    b. Tujuan Khusus

    Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami tentang:

    1. Konsep dasar penyakit kritis dan terminal2. Psikodinamika penyakit kritis dan teminal.3. Macam tingkat kesadaran/pengertian pasien dan keluarganya terhadap kematian4. Asuhan keperawatan klien dengan penyakit kritis dan terminal

    D. Metode Penulisan

    Penulisan ini menggunakan metode studi pustaka yang diperoleh dari buku-bukuperpustakaan dan internet.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Penyakit Terminal

    Kondisit terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatutahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1995).

    Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan jaminan terakhir kehidupan dimana bertujuan:

    1. Mempertahankan hidup2. Menurunkan stress3. Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin (Weisman)

    Secara umum kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami oleh siapasa a meski un demikian, hal tersebut teta sa a menimbulkan erasaan n eri dan takut,

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    3/26

    tidak hanya pasien akan juga keluarganya bahkan pada mereka yang merawat danmengurusnya.

    Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah keluarga, kenyataan inisangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya Untuk menghindari hal diatasbukan hanya keluarganya saja yang berduka bahkan klien lebih tertekan dengan penyakityang dideritanya.

    1. Jenis-Jenis Penyakit Terminal

    Adapun yang dapat dikategorikan sebagai penyakit terminal adalah:

    1. Penyakit kronis seperti TBC, Pneumonia, Edema Pulmonal,Sirosis Hepatis,2. Penyakit Ginjal Kronis, Gagal Jantung dan Hipertensi3. Kondisi Keganasan seperti kanker otak, kanker paru-paru, kanker pankreas, kanker liver,

    leukemia4. Kelainan Syaraf seperti Paralise, Stroke, Hydrocephalus dll

    5. Keracunan seperti keracunan obat, makanan, zat kimia6. Kecelakaan/Trauma seperti Trauma Kapitis, Trauma Organ Vital (Paru-Paru atau jantung)ginjal, dll.

    2. Manifestasi Klinik

    Fisik

    a. Gerakan pengindaran menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki danujung jari.

    b. Aktivitas dari GI berkurang.c. Reflek mulai menghilang.d. Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama pada kaki dan tangan

    dan ujung-ujung ekstremitas.e. Kulit kelihatan kebiruan dan pucatf. Denyut nadi tidak teratur dan lemah.

    g. Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.h. Penglihatan mulai kabur.i. Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri.

    j. Klien dapat tidak sadarkan diri.

    Psikososial

    Sesuai dengan fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E. Kuber Ross mempelajarirespon-respon atas menerima kematian dan maut secara mendalam dari hasilpenyelidikan/penelitiannya yaitu:

    a. Respon kehilangan

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    4/26

    Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah (air muka), ketakutan, cara tertentu untukmengulurkan tangan.Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan kemudian mengendor.Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka atau menanggis.

    b. Hubungan dengan orang lain

    Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidak mampuan untuk berhubungan

    secara interpersonal serta akibat penolakan.

    3. Fase-Fase Kehilangan dan respon cemas yang berhubungan dengan penyakitterminal

    Masuknya klien ke dalam ancaman peran sakit pada rentang hidup-mati mengamcamdan mengubah hemostatis. Lebih dari rasa takut yang nyata tentang kematian danpengaruh terhadap anggota keluarga yang dirawat dirasakan oleh keluarga. Banyakfaktor yang mempengaruhi klien dalam perawatan penyakit terminal, apabila

    seseorang sudah divonis/prognosa jelek, ia tiak akan bisa menerima begitu sajatentang apa yang ia hadapi sekarang.

    Elizabeth Kubbler Ross menggambarkan 5 tahap yang akan dilalui klien dalammenghadapi bayangan akan kematian/kehilangan yang sangat bermanfaat untukmemahami kondisi klien pada saat ini, yaitu:

    a. Tahap pengingkaran atau denial

    Tahap peningkatan atau denital adalah ketidakmampuan menerima, kehilanganuntuk membatasi atau mengontrol nyeri dan dystress dalam menghadapinya.Gambaran pada tahap denial yaitu:

    Tidak percaya diriShockMengingkari kenyataan akan kehilanganSelalu membantah dengan perkataan baikDiam terpakuBinggung, gelisahLemah, letih, pernafasan, nadi cepat dan berdebar-debar Nyeri tubuh, mual

    b. Tahap anger atau marah

    Tahap anger atau marah adalah kekesalan terhadap kehilangan. Gambaran padatahap anger yaitu:

    Klien marah-marahNada bicara kasar Suara tinggi

    c. Tahap tawar menawar atau bargaining

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    5/26

    Tahap tawar menawar atau bargaining adalah cara coping dengan hasil-hasil yangmungkin dari penyakit dan menciptakan kembali tingkat kontrol. Gambaran padatahap ini yaitu:

    Sering mengungkapkan kata-kata kalau, andai.Sering berjanji pada Tuhan.Mempunyai kesan mengulur-ulur waktu.Merasa bersalah terus menerus.

    Kemarahan mereda.

    d. Tahap depresi

    Tahap depresi adalah ketiada usaha apapun untuk mengungkapkan perasaan ataureaksi kehilangan. Gambaran pada tahap ini yaitu:

    Klien tidak banyak bicara.Sering menanggis.

    Putus asa.

    e. Tahap acceptance atau menerima

    Tahap acceptance atau menerima adalah akhir klien dapat menerima kenyataandengan kesiapan. Gambaran pada tahap ini yaitu:

    Tenang/damai.Mulai ada perhatian terhadap suatu objek yang baru.Berpartisipasi aktif.Tidak mau banyak bicara.Siap menerima maut.

    Tidak semua orang dapat melampaui kelima tahap tersebut dengan baik, dapat sajaterjadi, ketidakmampuan menggunakan adaptasi dan timbul bentuk-bentuk reaksi lain.Jangka waktu periode tahap tersebut juga sangat individual.

    Penerimaan suatu prognosa penyakit terminal memang berat bagi setiap individu. Inimerupakan suatu ancaman terhadap kehidupan dan kesejahteraan pada individutersebut. Dari ancaman tersebut timbul suatu rentang respon cemas pada individu,cemas dapat dipandang suatu keadaan ketidakseimbangan atau ketegangan yangcepat mengusahakan koping.

    Rentang respon seseorang terhadap penyakit terminal dapat digambarkan dalamsuatu rentang yaitu harapan, ketidakpastian dan putus asa.

    a. Harapan

    Mempunyai respon psikologis terhadap penyakit terminal. Dengan adanyaharapan dapat mengurangi stress sehingga klien dapat menggunakan koping yangadekuat.

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    6/26

    b. Ketidakpastian

    Penyakit terminal dapat mengakibatkan ketidakpastian yang disertai dengan rasatidak aman dan putus asa, meskipun secara medis sudah dapat dipastikanakhirnya prognosa dapat mempercepat klien masuk dalam maladaptif.

    c. Putus asa

    Biasanya ditandai dengan kesedihan dan seolah-olah tidak ada lagi upaya yangdapat berhasil untuk mengobati penyakitnya. Dalam kondisi ini dapat membawaklien merusak atau melukai diri sendiri

    4. Bantuan yang dapat diberikan oleh perawat

    a. Bantuan emosionalPada Fase Denial

    Perawat perlu waspada terhadap isyarat pasien dengan denial dengan caramananyakan tentang kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapatmengekspresikan perasaan-perasaannya.

    Pada Fase Marah

    Biasanya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan perasaannyayang marah. Perawat perlu membantunya agar mengerti bahwa masih merupakan hal yang normal dalam merespon perasaan kehilangan menjelangkamatian. Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagaiorang yang dapat dipercaya, memberikan ras aman dan akan menerimakemarahan tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasiendalam menumbuhkan rasa aman

    Pada Fase Tawar Menawar

    Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorongpasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takutyang tidak masuk akal

    Pada Fase Depresi

    Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yangdikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbalyaitu duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi nonverbal dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.

    Pada Fase Penerimaan

    Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga danteman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerimakeadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatandan mampu untuk menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    7/26

    b. Bantuan Memenuhi Kebutuhan FisiologisKebersihan Diri

    Kebersihan dilibatkan agar mampu melakukan kerbersihan diri sebataskemampuannya dalam hal kebersihan kulit, rambut, mulut, badan, dsbg.

    Mengontrol Rasa Sakit

    Beberapa obat untuk mengurangi rasa sakit digunakan pada klien dengan sakitterminal, seperti morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan sesuaidengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien. Obat-obatan lebih baikdiberikan Intra Vena dibandingkan melalui Intra Muskular/Subcutan, karenakondisi system sirkulasi sudah menurun.

    Membebaskan Jalan Nafas

    Untuk klien dengan kesadaran penuh, posisi fowler akan lebih baik danpengeluaran sekresi lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan nafas,sedangkan bagi klien yang tida sadar, posisi yang baik adalah posisi sim

    dengan dipasang drainase dari mulut dan pemberian oksigenBergerak

    Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat dibantu untuk bergerak, seperti:turun dari tempat tidur, ganti posisi tidur untuk mencegah decubitus dandilakukan secara periodik, jika diperlukan dapat digunakan alat untukmenyokong tubuh klien, karena tonus otot sudah menurun

    Nutrisi

    Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya penurunan peristaltik. Dapatdiberikan annti ametik untuk mengurangi nausea dan merangsang nafsu makanserta pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta vitamin. Karena terjaditonus otot yang berkurang, terjadi dysphagia, perawat perlu menguji reflekmenelan klien sebelum diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan cair atau Intra Vena/Invus.

    Eliminasi

    Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi konstipasi,inkontinen urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan untuk mencegahkonstipasi. Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot secarateratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau dilakukan kateterisasi.Harus dijaga kebersihan pada daerah sekitar perineum, apabila terjadi lecet,harus diberikan salep

    Perubahan Sensori

    Klien dengan dying, penglihatan menjadi kabur, klien biasanyamenolak/menghadapkan kepala kearah lampu/tempat terang. Klien masih dapatmendengar, tetapi tidak dapat/mampu merespon, perawat dan keluarga harusbicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.

    c. Bantuan Memenuhi Kebutuhan SosialKlien dengan dying akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk memenuhi kebutuhankontak sosialnya, perawat dapat melakukan:

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    8/26

    Menanyakan siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu dengan klien dandidiskusikan dengan keluarganya, misalnya: teman-teman dekat, atau anggota keluargalain.Menggali perasaan-perasaan klien sehubungan dengan sakitnya dan perlu diisolasi.Menjaga penampilan klien pada saat-saat menerima kunjungan kunjungan teman-temanterdekatnya, yaitu dengan memberikan klien untuk membersihkan diri dan merapikan diri.Meminta saudara/teman-temannya untuk sering mengunjungi dan mengajak orang laindan membawa buku-buku bacaan bagi klien apabila klien mampu membacanya.

    d. Bantuan memenuhi kebutuhan spiritual

    Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan hidupnya dan rencana-rencana klienselanjutnya menjelang kematian.Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan pemuka agama dalam hal untukmemenuhi kebutuhan spiritual.Membantu dan mendorong klien untuk melaksanakan kebutuhan spiritual sebataskemampuannya.

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    9/26

    B. Penyakit Kritis

    Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisikrusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar atau suatu keadaan penyakitkritis dimana memungkinkan sekali klien meninggal, Misalnya Gangguan kesadaran(koma, meninggal), keadaan hampir meninggal/sakaratul maut, kanker stadium lanjut.

    Keperawatan kritis adalah merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatanyang secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancamhidup.

    Perawat kritis adalah perawat profesional yang bertanggung jawab untuk menjaminpasien yang kritis dan akut beserta keluarganya mendapatkan pelayanan keperawatanyang optimal.

    Respon Klien terhadap penyakit kritis dan terminal.

    Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-Sosial-Spiritual ini akan meliputi respon kehilangan:

    a. Kehilangan Kesehatan

    Klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistis, aktifitasnya terbatas.

    b. Kehilangan Kemandirian

    Ditunjukkan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan.

    c. Kehilangan Situasi

    Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga /kelompoknya.

    e. Kehilangan Rasa Nyaman

    Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti :panas, nyeri, dll.

    f. Kehilangan Fungsi Fisik

    Contoh : klien gagal ginjal harus dibantu melalui haeimodialisa.

    g. Kehilangan Fungsi Mental

    Klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berfikir

    efisien sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional.h. Kehilangan Konsep Diri

    Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsitubuh sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional (body image) peran serta

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8361906257546036274
  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    10/26

    identitasnya. Hal ini akan mempengaruhi idealisme diri dan harga diri menjadirendah.

    i. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga

    C. Psikodinamika penyakit kritis dan teminal.1. Dinamika Individu

    a. Protes dan pengingkaran

    Pada fase ini klien mengekspresikan rasa tidak percaya pada kenyataanmengapa kejadian ini menimpa saya?

    Pada fase ini terjadi proses perubahan konsep diri, ini terjadi selama kondisi kliendalam keadaan stress tetapi Setelah keadaan ini berlalu klien mulai masukkedalam fase berikutnya.

    b. Depresi cemas dan marah

    Pada fase ini emosi klien mulai meningkat. Depresi, cemas dan marah munculketika klien tidak mampu mengatasi masalahnya dan merasa tidak berdayabagaimana mengatasi masalah ini? .

    Manifestasi depresi : sedih, kadang-kadang menangis, bingung ketergantungan,tidak dapat mengambil keputusan, tidak punya harapan. Kecemasan yang dialamipasien dialihkan menjadi kemarahan yang diproyeksikan pada diri sendiri,keluarga dan petugas.

    c. Pelepasan dan reinvestasi

    Klien mulai mengidentifikasi peningkatan keadaan cemas, depresi dan perasaanmarahnya. Klien mulai mengumpulkan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangirespon yang memperberat keadaan stress, apabila penyakit ini terjadi progressif fase ini akan berlangsung siklik.

    Disini klien mulai ada kerja sama. Klien mulai melepaskan dari obyek yanghilang, mulai membina hubungan dan penyesuaian diri terhadap realita.

    2. Dinamika keluarga

    Respon keluarga bersama dengan respon emosi klien : pengingkaran, marah, cemasdan depresi.

    3. Dinamika lingkungan

    Dengan kesadaran bervariasi menimbulkan dinamika bagi klien STIGMA SOSIALketidakmampuan melakukan aktivitas sosial perubahan peran dalam kelompok sosialmerupakan hambatan dalam melaksanakan fungsi sosial secara normal.

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    11/26

    D. Macam Tingkat kesadaran/pengertian pasien dan keluarganya terhadap kematian

    Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 tipe:

    1. Closed Awareness/Tidak Mengerti

    Pada situasi seperti ini, dokter biasanya memilih untuk tidak memberitahukan tentangdiagnosa dan prognosa kepada pasien dan keluarganya. Tetapi bagi perawat hal inisangat menyulitkan karena kontak perawat lebih dekat dan sering kepada pasien dankeluarganya. Perawat sering kal dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaanlangsung, kapan sembuh, kapan pulang, dsbg.

    2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi

    Pada fase ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan segalasesuatu yang bersifat pribadi walaupun merupakan beban yang berat baginya

    3. Open Awareness/Sadar akan keadaan dan Terbuka

    Pada situasi ini, klien dan orang-orang disekitarnya mengetahui akan adanya ajalyang menjelang dan menerima untuk mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir.Keadaan ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk berpartisipasi dalammerencanakan saat-saat akhirnya, tetapi tidak semua orang dapat melaksanaan haltersebut.

    ]

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

    PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

    A. Pengkajian

    Pengkajian pada klien yang sakit terminal, meliputi :

    1. Pengkajian Tingkat Kesadaran

    a. Closed Awareness

    Suatu keadaan dimana klien dan keluarga tidak sadar akan kemungkinankematian, tidak dapat mengerti mengapa klien sakit dan mereka yakin akansembuh.

    b. Mutual Pretense

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    12/26

    Suatu kondisi dimana klien, keluarga dan tenaga kesehatan telah mengetahuiprognosis penyakit dalam keadaan terminal, namun mereka berusaha untuk tidakmembicarakan atau menyinggung tentang penyakitnya.

    c. Open Awarenes

    Suatu keadaan dimana klien dan orang sekitarnya mengetahui akan adanyakematian dan merasa tenang untuk mendiskusikannya walaupun itu dirasakansulit, pada keadaan ini klien diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalammenentukan saat terakhirnya.

    Pengkajian yang harus dilakukan dari tingkat kesadaran ini, adalah :

    1. Kaji apakah klien dan keluarga sadar bahwa klien dalam keadaan terminal?2. Kaji tingkat kesadaran klien, apakah klien dan keluarga dalam tingkatan closed

    awareness, mutual pretense, open awareness3. Kaji dalam tahap manakah pada proses kematian tersebut?

    4. Kaji support sistem klien, misalnya keluarga atau orang terdekat?5. Apakah klien masih mengekspresikan sesuatu yang belum diselesaikan, finansial,

    emosional, legal?6. Apakah koping yang positif pada klien?

    2. Pengkajian Tanda Tanda Klinis Menjelang Kematian

    Tanda klinis menjelang kematian adalah :

    a. Kehilangan tonus otot, sehingga terjadi :Relaksasi otot muka, sehingga dagu menjadi turun.Kesulitan dalam berbicara, proses menelan, hilangnya reflek menelan.Gerakan tubuh yang terbatas (tidak mampu bergerak).Penurunan kegiatan GI Tract seperti nausea, vomiting, perut kembung, konstipasi.Penurunan kontrol spinkter urinari dan rectal.

    b. Kelambatan dalam sirkulasi, berupa :

    Kemunduran dalam sensasi.

    Sianosis pada daerah ekstrimitas.Kulit dingin, mula-mula daerah kaki, tangan, telinga dan kemudian hidung.

    c. Perubahan perubahan tanda tanda vital berupa :

    Nadi lambat dan lemah (saat ajal nadi cepat dan kecil).Penurunan tekanan darah (saat ajal tekanan darah sangat rendah).Pernafasan cepat, dangkal, tidak teratur atau pernafasan dengan mulut.

    d. Gangguan sensori berupa :

    Penglihatan kabur (saat ajal pupil melebar).Gangguan dalam penciuman dan perabaan.

    3. Pengkajian Tanda Tanda Klinis Saat Ajal :

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    13/26

    Pupil melebar, tidak mampu bergerak, kehilangan refleks refleks, nadi cepat dankecil, pernafasan cheyne stokes dan ngorok, tekanan darah sangat rendah, matadapat tertutup dan agak terbuka.

    4. Pengkajian Tanda Tanda Mati Secara Klinis:

    Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total, tidak adanya gerakandari otot khususnya pernafasan, tidak ada refleks, gambaran mendatar pada EKG.

    5. Pengkajian Individu atau Anggota Keluarga Pada Saat Klien Dengan Dying:

    a. Reaksi kehilangan, ditandai dengan dada merasa tertekan, bernafas pendek dan rasatercekik.

    b. Faktor yang mempengaruhi terhadap reaksi kehilangan :

    Arti dari kehilangan yang tergantung kepada persepsi individu tentang pengalamankehilangan.Umur berpengaruh terhadap tingkat pengertian dan reaksi terhadap kehilangan sertakematian.Kultur pada setiap suku/bangsa terhadap kehilangan berbeda-beda.Keyakinan spiritual, anggota keluarga dengan sakaratul maut melakukan praktek spiritualdengan tata cara yang dilakukan sesuaI dengan agama dan keyakinannya.Peranan seks, untuk laki-laki diharapkan kuat dan tidak memperlihatkan kesedihan danperempauan dianggap wajar atau dibolehkan untuk mengekspresikan perasaannya ataukesedihannya (menangis) sepanjang tidak mengganggu lingkungan sekitar (menangisdengan meraung raung atau merusak).Status sosial ekonomi, berpengaruh terhadap sistem penunjang, sehingga akanberpengaruh pula terhadap rekasi kehilanga akibat adanya kematian.

    6. Pengkajian Terhadap Reaksi Kematian dan Kehilangan, Berduka Cita:

    a. Karakteristik dari duka cita :

    Individu mengalami kesedihan dan merupakan reaksi dari shock dan keyakinannyaterhadap kehilangannya.

    Merasa hampa dan sedih. Ada rasa ketidak nyamanan, misalnya rasa tercekik dan tertekan pada daerah dada.Membayangkan yang telah meninggal, merasa berdosa.

    Ada kecenderungan mudah marah.

    b. Tingkatan dari duka cita :

    Shock dan ketidak yakinan, karena salah satu anggota keluarga akan meninggal, bahkanmenolak seolah-olah masih hidup.Berkembangnya kesadaran akan kehilangan dengan perilaku sedih, marah pada dirisendiri atau pada orang lain.

    Pemulihan, dimana individu sudah dapat menerima dan mau mengikuti upacarakeagamaan berhubungan dengan kematian.Mengatasi kehilangan yaitu dengan cara mengisi kegiatan sehari hari atau berdiskusidengan orang lain mengenai permasalahannya.Idealisasi, dimana individu men esal karena kuran mem erhatikan almarhum selama

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    14/26

    masih hidup dan berusaha menekan segala kejelekan dari almarhum.Keberhasilan, tergantung dari seberapa jauh menilai dari obyek yang hilang, tingkatketergantungan kepada orang lain, tingkat hubungan sosial dengan orang lain danbanyaknya pengalaman kesedihan yang pernah dialami.

    B. Diagnosa keperawatan

    1. Ansietas/ ketakutan individu dan keluarga, yang berhubungan diperkirakan dengan situasiyang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian danefek negatif pada pada gaya hidup

    2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain

    3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupankeluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres ( tempatperawatan )

    4. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari systempendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi

    ancaman kematian

    Secara umum kriteria hasil yang diharapkan pada pasien dengan penyakit kritis danterminal adalah sebagai berikut:

    1. Klien atau keluarga akan :

    a. Mengungkapkan ketakutan yang berhubungan dengan gangguanb. Menceritakan pikiran tentang efek gangguan pada fungsi normal , tanggung jawab peran

    dan gaya hidup2. Klien akan :

    a. Mengungkapkan kehilangan dan perubahanb. Mengungkapkan perasaan yang berkaitan kehilang dan perubahanc. Menyatakan kematian akan terjadi

    3. Anggota keluarga akan melakukan hal berikut :

    Mempertahankan hubunag erat yang efektif, yang dibuktikan dengan cara berikut:

    a. Menghabiskan waktu bersama klienb. Memperthankan kasih sayang , komunikasi terbuka dengan klienc. Berpartisipasi dalam perawatan

    4. Anggota keluarga atau kerabat terdekat akan:

    a. Mengungkapkan akan kekhawatirannya mengenai prognosis klienb. Mengungkapkan kekawtirannnya mengenai lingkungan tempat perawatanc. Melaporkan fungsi keluarga yang adekuat dan kontiniu selama perawatan klien

    5. Klien akan mempertahankan praktik spritualnuya yang akan mempengaruhi penerimaanterhadap ancaman kematian

    C. Intervensi keperawatan

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    15/26

    Tujuan :

    1. Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan2. Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan3. Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas klien mau membina hubungan dengan

    keluarga dan petugas4. Klien dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini5. Menghilangkan atau mengurangi rasa kesendirian, takut dan depresi

    6. Mempertahankan rasa aman, harkat dan rasa berguna7. Membantu klien menerima rasa kehilangan8. Membantu kenyamanan fisik9. Mempertahankan harapan (faith and hope)

    No Dx Kriteria Hasil Intervensi Rasional

    Klien atau keluarga akan :

    1. Mengungkapkan

    1. Bantu klien untukmengurangiansietasnya :

    Berikan kepastian dankenyamananTunjukkan perasaantentang pemahmandan empti, janganmenghindaripertanyaanDorong klien untukmengungkapkan setiapketakutanpermasalahan yangberhubungan denganpengobtannyaIdentifikasi dan

    dukung mekaniosmekoping efektif

    R/ Klien yang cemasmempunyai penyempitanlapang persepsi denagnpenurunan kemampuanuntuk belajar. Ansietascendrung untukmemperburuk masalah.Menjebak klien padalingkaran peningkatan

    ansietas tegang, emosionaldan nyeri fisik

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    16/26

    1

    ketakutannya yangberhubungandengan gangguan

    2. Menceritakantentang efekgangguan padafungsi normal,tanggungn jawab,

    peran dan gayahidup

    2. Kaji tingkat ansietasklien : rencanakanpernyuluhan bilatingkatnya rendah atausedang Beberapa rasatakut didasari olehinformasi yang tidak

    akurat dan dapatdihilangkan dengamemberikan informasiakurat.

    3. Dorong keluarga danteman untukmengungkapkanketakutan-ketakutan

    mereka

    4. Berikan klien dankeluarga kesempatandan penguatan kopingpositif

    R/ Klien dengan ansietasberat atauparah tidakmenyerap pelajaran

    R/ Pengungkapanmemungkinkan untuksaling berbagi danmemberiakn kesempatanuntuk memperbaiki konsepyang tidak benar

    R/ Menghargai klien untukkoping efektif dapatmenguatkan renson kopingpositif yang akan datang

    Klien akan:

    1. Mengungkapakankehilangan danperubahan

    2. Mengungkapakanperasaan yang

    1. Berikan kesempatanpada klien da keluargauntuk mengungkapkanperasaan, didiskusikankehilangan secaraterbuka , dan galimakna pribadi darikehilangan.jelaskanbahwa berduka adalahreaksi yang umum dansehat

    R/Pengetahuan bahwatidak ada lagi pengobatanyang dibutuhkan danbahwa kematian sedangmenanti dapat

    menyebabkanmenimbulkan perasaanketidak berdayaan, marahdan kesedihan yang dalamdan respon berduka yanglainnya. Diskusi terbukadan jujur dapat membantuklien dan anggota keluargamenerima dan mengatasisituasi dan respon merekaterhdap situasi tersebut

    R/ Stategi koping positif membantu penerimaan dan

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    17/26

    2

    berkaitan kehilangandan perubahan

    3. Menyatakankematian akanterjadi

    Anggota keluargaakan

    mempertahankanhubungan erat yangefektif , yangdibuktikan dengancara:

    Menghabiskanwaktu bersama klienMemperthankankasih sayang ,komunikasi terbuka

    dengan klienBerpartisipasi dalamperawatan

    2. Berikan doronganpenggunaan strategikoping positif yangterbukti yangmemberikankeberhasilan padamasa lalu

    3. Berikan dorongan padaklien untukmengekpresikan atributdiri yang positif

    4. Bantu klienmengatakan danmenerima kematianyang akan terjadi,

    jawab semuapertanyaan dengan

    jujur

    5. Tingkatkan harapandengan perawatanpenuh perhatian,menghilangkan ketidaknyamanan dandukungan

    pemecahan masalah

    R/ Memfokuskan padaatribut yang positif meningkatkan penerimaandiri dan penerimaankematian yang terjadi

    R/ Proses berduka, prosesberkabung adaptif tidakdapat dimulai sampaikematian yang akan terjadidi terima

    R/ Penelitian menunjukkanbahwa klien sakit terminalpaling menghargaitindakan keperawatanberikut :a. Membantu berdandan

    b. Mendukung fungsikemandirianc. Memberikan obat nyerisaat diperlukandand. meningkatkankenyamanan fisik ( skorukadan bonet 1982 )

    Anggota kelurga ataukerabat terdekat akan :

    1. Mengungkapkanakan

    1. Luangkan waktubersama keluarga atauorang terdekat kliendan tunjukkanpengertian yang empati

    2. Izinkan keluarga klienatau orang terdekatuntukmengekspresikanperasaan, ketakutandan kekawatiran.

    R/ Kontak yang sering danmengkomunikasikan sikap

    perhatian dan peduli dapatmembantu mengurangikecemasan danmeningkatkanpembelajaran

    R/ Saling berbagimemungkinkan perawatuntuk mengintifikasiketakutan dan

    kekhawatiran kemudianmerencanakan intervensiuntuk mengatasinya

    R/ Informasi ini dapat

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    18/26

    3

    kekhawatirannyamengenai prognosisklien

    2. Menungkapkankekhawatirannnyamengenailingkungan tempatperawatan

    3. Melaporkan fungsikeluarga yangadekuat dan kontiniuselama perawatanklien

    3. Jelaskan lingkungandan peralatan ICU dantindakan keperawatandan kemajuanpostoperasi yangdipikirkan dan berikaninformasi spesifiktentang kemajuan klien

    4. Anjurkan untuk seringberkunjung danberpartisipasi dalamtindakan perawatan

    5. Konsul dengan atauberikan rujukankesumber komunitasdan sumber lainnya

    membantumengurangi ansietas yangberkaitandengan ketidak tahuan

    R/ Kunjungan danpartisipasi yang seringdapat meningakatkaninteraksi keluargaberkelanjutan

    R/ Keluarga denagan

    masalah-masalah sepertikebutuhan financial ,koping yang tidak berhasilatau konflik yang tidakselesai memerlukansumber-sumber tambahanuntuk membantumempertahankankanfungsi keluarga

    4

    Resiko terhadap distresspiritual yangberhubungan denganperpisahan dari systempendukung keagamaan,kurang pripasi atauketidak mampuan diridalam menghadapiancaman kematianKlien akanmempertahankan praktikspritualnuya yang akanmempengaruhipenerimaan terhadap

    1. Gali apakah klienmenginginkan untuk

    melaksanakan praktekatau ritual keagamaanatau spiritual yangdiinginkan bila yangmemberi kesemptanpada klien untukmelakukannya

    2. Ekspesikan pengertian

    dan penerimaan andatentang pentingnyakeyakinan dan praktikreligius atau spiritualklien

    3. Berikan privasi danketenangan untuk ritualspiritual sesuaikebutuhan klien dapatdilaksanakan

    4. Bila andamenginginkantawarkan untuk berdo a

    R/ Bagi klien yangmendapatkan nilai tinggipada do,a atau praktekspiritual lainnya , praktekini dapat memberikan artidan tujuan dan dapatmenjadi sumber kenyamanan dan kekuatan

    R/ Menunjukkan sikap takmenilai dapat membantumengurangi kesulitan kliendalam mengekspresikankeyakinan dan prakteknya

    R/Privasi dan ketenanganmemberikan lingkunganyang memudahkan refresidan perenungan

    R/ Perawat meskipun yangtidak menganut agamaatau keyakinan yang samadengan klien dapat

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    19/26

    ancaman ema an bersama klien lainnyaatau membaca buku keagamaan

    5. Tawarkan untukmenghubungkanpemimpin religius ataurohaniwan rumah sakituntuk mengatur kunjungan

    membantu klien memenuhikebutuhan spritualnya

    R/ Jelaskan ketidak setiaanpelayanan ( kapel dan injilRS ) Tindakan ini dapatmembantu klien

    mempertahankan ikatanspiritual danmempraktikkan ritual yangpenting ( Carson 1989 )

    D. Implementasi

    No Dx Implementasi Evaluasi

    1

    1. Membantu klien untuk mengurangi

    ansientasnya :a. Memberikan kepastian dan

    kenyamananb. Menunjukan perasan tentang

    pemahaman dan empati ,janganmenghindari kenyataan

    c. Mendorong klien untukmengungkan setiap ketakutanpermasalahan yang berhubungandengan pengobatannya.

    d. Menditifikasi dan mendorongmekanisme koping efektif

    2. Mengkaji tingkat ansientas klien.merencanakan penyuluhan bilatin katn a rendah atau sedan

    S :

    Klien mengungkapkan ketakutannyaakan masalah pengobatannya

    O:

    Klien merasa nyaman dan mulaimengekpresikan perasaannya padaperawat

    A:

    Ansietas berkurang sebagian

    P:

    Tindakan perawatan dilanjutkan ketahap berikutnya

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    20/26

    3. Mendorong keluarga dan teman

    untuk mengungkapkan ketakutanatau pikiran mereka

    4. Memberikan klien dan keluargadengan kepastian dan penguatanprilaku koping positif

    5. Memberikan dorongan pada klienunyuk menggunakan teknik

    relaksasi seperti paduan imajinesdan pernafasan relaksasi

    2

    1. Memberikan kesempatan padaklien dan keluarga untukmengungkapkan perasaan,diskusikan kehilangan secaraterbuka dan gali makna pribadi darikehilangan. Jelaskan bahwaberduka adalah reaksi yang umumdan sehat.

    2. Memberikan doronganpenggunaan strategi koping positif yang terbukti memberikankeberhasilan pada masa lalu

    3. Memberikan dorongan pada klienuntuk mengekpresikan atribut diriyang positif

    4. Membantu klien menyatakan danmenerima kematian yang akanterjadi,jawab semua pertanyaandengan jujur

    5. Meningkatkan harapan dengan

    perawatan penuh perhatian ,menghilangkan ketidak nyamanandan dukungan

    S:

    Klien menyatakan bahwa ia siapmenghadapi kematian yang akanterjadi kepadanya

    O :

    Klien tampak tenang

    A :

    Klien tidak merasa sedih dan siapmenerima kenyataan

    P :

    Tindakan perawatan dihentikan

    1. Meluangkan waktu bersamakeluarga / orang terdekat klien dantunjukkan pengertian yang empati

    2. mengizinkan keluarga klien / orang

    terdekat untuk mengekspresikanperasaan ,ketakutan dankekhwatiran

    3. Menjelaskankan lingkungan danperalatan ICU

    S :

    Anggota kelurga atau kerabat terdekatmengungkapkan akankekhawatirannya mengenai prognosisklien

    O :Klien sadar bahwa setiap apa yangdiciptakan Allah SWT akan kembalikepadanya

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    21/26

    .

    keperawatan dan kemajuan postoperasi yang dipikirkan danmemberikan informasi spesifiktentang kemajuan klien

    5. Menganjurkan untuk seringberkunjung dan berpartisipasidalam tindakan keperawatan

    6. Mengkonsul atau memberikanrujukan ke sumber komunitas dansumber lainnya

    A :

    Rasa takut akan terjadinya kematianberkurang

    P :

    Tindakan perawatan dilanjutkan ketahap selanjutnya.

    1. Menggali apakah klienmenginginkan untukmelaksanakan praktik atau ritualkeagamaan atau spiritual yang

    diizinkan bila ia memberikankesempatan pada klien untukmelakukannya

    2. mengekpresikan pengertian danpenerimaan anda tentangpentingnya keyakinan dan praktikreligius atau spiritual klien

    3. Memberikan privasi danketenangan untuk ritual, spiritualsesuai kebutuhan klien dan dapatdilaksanakan

    4. Menawarkan untuk menghubungireligius atau rohaniwan rumahsakit untuk mengatur kunjunganmenjelaskan ketersediaanpelayanan misalnya : Al quran danulama bagi yang beragama islam

    S :

    Klien meminta kepada perawat untuk

    mengingatkannya jika masuk waktusholat.

    O:

    Klien selalu ingat kepada Allah danselalu bertawakkalA:

    Klien mempertahankan praktikspiritualnya

    P:

    Tindakan perawatan dihentikan

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    22/26

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Kondisit terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melaluisuatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito,1995).

    Fase-Fase Kehilangan dan respon cemas yang berhubungan dengan penyakitterminal:

    1. Tahap pengingkaran atau denial2. Tahap anger atau marah3. Tahap tawar menawar atau bargaining4. Tahap depresi5. Tahap acceptance atau menerima

    Kondisi Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatukondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar atau suatu keadaanpenyakit kritis dimana memungkinkan sekali klien meninggal, Misalnya Gangguankesadaran (koma, meninggal), keadaan hampir meninggal/sakaratul maut, kanker stadiumlanjut.

    Adapun beberapa diagnosa yang dapat diangkat dari kasus klien dengan penyakitkritis dan terminal adalah:

    1. Ansietas/ ketakutan individu dan keluarga, yang berhubungan diperkirakan dengan situasiyang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian danefek negatif pada pada gaya hidup

    2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain

    3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupankeluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres ( tempatperawatan )

    4. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari systempendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapiancaman kematian

    B. Saran1. Untuk keluarga

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8361906257546036274
  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    23/26

    Diharapkan bagi keluarga klien yang mengalami penyakit kritis dan terminal dapatbekerjasama untuk melakukan tindakan penyembuhan terhadap klien denganmenciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan, keluarga dapat mengerti danmemahami tentang informasi mengenai proses penyakit, keluarga dapat mengenalikebutuhan klien, serta dapat memberikan motivasi dan perhatian lebih kepada klien.

    2. Untuk tenaga keperawatan

    Diharapkan kepada tenaga keperawatan dapat lebih memahami mengenai penyakitkritis dan terminal, dan dapat memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada pihakkeluarga maupun klien mengenai proses penyakit serta prosedur tindakanpenyembuhan.

    Selain itu diharapkan kepada tenaga keperawatan dapat bekerjasama dengan timkesehatan lainnya untuk memberikan tindakan yang lebih intensif kepada klien denganpenyakit kritis dan terminal guna mencapai tujuan tindakan asuhan keperawatan.

    3. Untuk mahasiswa

    Hendaknya dengan makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhankeperawatan pada klien dengan penyakit kritis dan terminal sehingga nanti mahasiswadapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.

    KATA PENGANTAR

    Assalamuallaikum.Wr.Wb

    Alhamdulilah hirabbilalamin,dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atasberkat rahmat dan hidayah-Nya maka dengan ini kami dapat menyelesaikan makalah proposalTerapi Aktifitas Kelompok (TAK) kami yang berjudul Gangguan Stimulasi Persepsi Sensori(Halusinasi) dengan tepat waktu guna memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu KeperawatanJiwa.

    Kami menyadari bahwa makalah kami banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari sisiisi tulisan maupun sistem penulisan, maka dari itu kami mohon maaf dan mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

    Semoga apa yang kami sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

    Wassalamualaikum, Wr.Wb

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    24/26

    Tim Penyusun

    DAFTAR PUSTAKA

    Purnamaningsih, wahyu dan inakarlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa . Nuha MedikaPress : Jogjakarta

    Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar KeperawatanKesehatan Jiwa . EGC : Jakarta

    Carpenito, L. J. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Ed. 6, EGC : Jakarta

    Pusdiknakes Depkes RI. 2000. Tindakan Keperawatan Pada Sakaratul Maut Jilid I Edisi1. Pusdiknakes: Jakarta.

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    25/26

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

    PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

    Makalah disampaikan dalam mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa

    Oleh Kelompok III:

    1. Arimbo Janzen (1080200010)2. Desi Marfuah (1080200014)3. Emilia Suzita (1080200017)

  • 7/22/2019 askep klien kritis terminal

    26/26

    4. Febri Afdal (1080200102)5. Ican Kumbara (1080200044)6. Khatamanisa Suyuthie (1080200066)7. Noprizan Sahendra (1080200072)8. Rosmi Apriyanti (1080200109)9. Tehdi Eril (1080200112)

    10. Yulian Syaputra (1080200117)11. Septian Marzoni (0980200071)

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KE SEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

    T.A 2012-2013

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

    DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang...............................................................................................................1B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1C. Tujuan penulisan............................................................................................................2D. Metode penulisan...........................................................................................................2

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Penyakit Terminal..........................................................................................................3B. Penyakit Kritis................................................................................................................9C. Psikodinamika penyakit kritis dan teminal..................................................................11D. Macam Tingkat kesadaran/pengertian pasien dan keluarganya terhadap kematian.....12

    BAB III ASKEP

    A. Pengkajian ...................................................................................................................13B. Diagnosa.......................................................................................................................16C. Intervensi......................................................................................................................17D. Implementasi dan Evaluasi...........................................................................................22

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan...................................................................................................................25

    B. Saran ............................................................................................................................25

    DAFTAR PUSTAKA