tugas makalah keperawatan jiwa

36
TUGAS MAKALAH KEPERAWATAN JIWA RETARDASI MENTAL DosenPembimbing : Ns. Ayu Nanda Lestari, S.Kep Disusun Oleh kelompok 1 : 1. Ahmad Taufik Baidawi 2. Yuliatin 3. Liana Munawaroh 4. Haqqul Yakin 5. Vera Yunita Dewi 6. Lukman Hakim 7. Ahmad Sujono 8. M.Lutfi Isnaini PROGAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

Upload: rozye-aj-ezt

Post on 19-Jan-2016

150 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

TUGAS MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

RETARDASI MENTAL

DosenPembimbing :

Ns. Ayu Nanda Lestari, S.Kep

Disusun Oleh kelompok 1 :

1. Ahmad Taufik Baidawi

2. Yuliatin

3. Liana Munawaroh

4. Haqqul Yakin

5. Vera Yunita Dewi

6. Lukman Hakim

7. Ahmad Sujono

8. M.Lutfi Isnaini

PROGAM STUDY S1 KEPERAWATAN

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

PAJARAKAN - PROBOLINGGO

2013

Page 2: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa di panjatkan kehadirat Allah SWT

Sholawat dan salam semoga selalu di limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Ns. Ayu Nanda

Lestari, S.Kep selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa yang telah

membimbing kami untuk membantu dalam proses penyusun makalah ini.

Kami yakin bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena itu

kami mengharapkan kritik konstruktif dan saran , khususnya dari ibu Ns. Ayu

Nanda Lestari, S.Kep selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa dan

umumnya dari semua pembaca sehingga makalah ini dapat lebih sempurna.

Genggong, 15 September 2013

Kelompok 1

Page 3: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensi yang kurang

(subnormal) sejak sama perkembangan (sejak lahir/sejak masa anak).

Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan

(seperti juga pada demensia) tetapi gejala utama (yang menonjol) ialah

intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga obligofrenia

(maramis) ( Crocker AC 1983).

Retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual (diukur dengan

tes IQ standar – dua standar deviasi dibawah IQ rata-rata 100) dan gangguan

fungsi umum.

Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang

besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian

retardasi mental berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3%

mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka

tidak bias dimanfaatkan karena 0,1% dari anak-anak ini memerlukan

perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya (Swaiman KF,

1989).

Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di

indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di

ketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak

usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden

tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun.

Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan

dengan perempuan.

Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan

bagi keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan

dan pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.

Page 4: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana konsep dasar retardasi mental sehingga kita dapat

melakukan asuhan keperawatan jiwa yang sesuai kepada pasien retardasi

mental?

1.3 Tujuan

1.1.1. Tujuan Umum

Setelah mempelajari atau membahas makalah ini kelompok

diharapkan mampu melakukan asuhan keperawatan retardasi mental

pada asuhan keperawatan jiwa.

1.1.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengertian Retardasi Mental?

2. Mengetahui etiologi Retardasi Mental?

3. Mengetahui klasifikasi Retardasi Mental?

4. Mengetahui menifestasi klinis Retardasi Mental?

5. Mengetahui patofisiologi RetardasiMental?

6. Mengetahui pemeriksaan diagnostic Retardasi Mental?

7. Mengetahi penatalaksanaan Retardasi Mental?

8. Mengetahui pencegahan Retardasi Mental?

9. Mengetahui proses asuhan keperawatan jiwa Retarrdasi Mental?

1.4 Manfaat

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan

informasi kepada masyarakat mengenai penyakit jiwa terutama retardasi

mental. Informasi tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat dalam

membangun perilaku hidup sehat dan pola makan yang benar dengan

mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat.

Page 5: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian

Retardasi Mental disebut juga oligrofrenia (oligo = kurang atau

sedikit, fren = jiwa ) atau tuna mental (Willt dan Albert, 2009).

Retaldasi mental adalah suatu gangguan heterogen yang terdiri dari

gangguan fungsi dibawah rata-rata dan gangguan dalam ketrampilan adaptif

yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun (Mansjoer,2001)

Retardasi mental adalah fungsi intelektual di bawah rata-rata yang

muncul beramaan dengan kurangnya perilaku adatif, awitannya sebelum usia

18 tahun (Wong,2003).

Retaldasi mental mempunyai gambaran khusus, yaitu:

(Varcarlois,1999)

1. Fungsi intelektual di bawah rata-rata (IQ 70 atau lebih rendah)

2. Defisit atau kerusakan fungsi adatif

3. Terjadi sebelum usia 18 tahun

Retardasi mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam

kecerdasan yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan. Hal ini

bermanifestasi dengan perkembangan yang abnormal dan berkaitan dengan

kesukaan belajar dan  adaptasi social (Sacharin et al,1999)

2.2 Etiologi

Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk

mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik, pemeriksaan

fisik dan laboratorium. Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan

multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor yang potensial

berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang dinyatakan oleh

Taft LT (1983) dan Shonkoff JP (1992) dibawah ini.

Page 6: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

1. Organik                                                                                                             

Faktor prekonsepsi : kelainan kromosom (trisomi 21/Down syndrome

dan Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan

neurocutaneos, dll.)

Faktor prenatal : kelainan petumbuhan otak selama kehamilan   

(infeksi, zat teratogen dan toxin, disfungsi plasenta)

Faktor perinatal : prematuritas, perdarahan intrakranial, asphyxia

neonatorum, Meningitis, Kelainan metabolik:hipoglikemia,

hiperbilirubinemia,  dll

Faktor postnatal : infeksi, trauma, gangguan metabolik/hipoglikemia,

malnutrisi, CVA (Cerebrovascularaccident) - Anoksia, misalnya

tenggelam

2. Non organic

Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis

Sosial cultural

Interaksi anak kurang

Penelantaran anak

3. Faktor lain : Keturunan; pengaruh lingkungan dan kelainan mental lain (15-

20% ; AAP, 1984)

2.3 Klasifikasi

Hampir semua penulis sepakat, bahwa untuk menetukan derajat defek

dari RM, dipakai patokan hasil atau nilai I.Q pada seorang anak. Tentu saja

setelah hasil tersebut dapat ditentukan kesesuainnya dengan keadaan-keadaan

yang lain. Patokan ini gunanya untuk menentukan langkah-langkah lebih

lanjut dalam hal penanganan anak-anak tersebut.

1. Keadaan debil             I.Q:  50-70

2. Keadaan embisil          I.Q:  25-50

3. Keadaan idiot             I.Q:  kurang dari 25

Page 7: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

1. Retardasi mental ringan (mampu didik mampu latih)

Kelompok ini merupakan kelompok terbesar dari RM. Kira-kira

80% individu dengan retardasi mental ini dapat memperkembangkan

ketrampilan sosial dan komunikasi dalam masa prasekolah. RM dalam

kelompok ini terdapat perkembangan motorik dan bicara, tetapi anak tidak

mampu memelihara dirinya sendiri. Anak memerlukan perawatan dan

pengawasan yang lengkap.

2. Retardasi mental sedang (tidak mampu didik mampu latih)

Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita RM. Mereka

dapat berbicara atau belajar berkomunikasi selama masa prasekolah, akan

tetapi kesadaran mereka tentang norma sosial sangat buruk. Secara parsial

individu dapat mendukung diri sendiri dibawah pengawasan yang lengkap.

Anak mampu untuk mengembangkan proteksi diri dan mampu untuk

menerima kecakapan dengan pengendalian lingkungan yang berguna

sampai tingkat minimal dalam lingkungan yang terkendali.

3. Retardasi mental berat (tidak mampu didik tidak mampu latih)

Kelompok ini kira-kira 7 %. Selama periode prasekolah jelas ada

perkembangan motorik yang buruk dan kemampuan bicara yang minimal.

Mereka hanya mampu memperkembangkan sedikit atau tidak sama sekali

pembicaraan komunikatif. Anak mampu memelihara diri sendiri dalam

pekerjaan yang tidak terlatih atau setengah terlatih. Anak memerlukan

bimbingan dan pedoman ketika berada dalam stres sosial dan ekonomi

yang ringan.

4. Retardasi mental yang sangat berat

Kelompok ini kira-kira 1% dari seluruh penderita RM.

Menunjukkan kapasitas yang minimal dalam fungsi sensorimotormereka

membutuhkan suatu lingkungan yang sangat teratur, selalu perlu bantuan

Page 8: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

dan supervisi. Kemampuan perawatan diri yang sangat terbatas di dalam

suatu lingkungan yang sangat teratur dan harus disertai bantuan dan

supervisi yang terus menerus.

Tabel Derajat Retradasi Mental

Derajat RM IQ Usia Prasekolah

(0-5 tahun)

Usia Sekolah

(0-21 tahun)

Usia Dewasa

(>21 tahun)

Sangat berat

Berat

Sedang

<20

20-23

35-49

Retradasi jelas

Perkembangan

motorik yang

miskin

Dapat berbicara

atau belajar

berkomunikasi,

ditangani

dengan

pengawasan

sedang

Beberapa

Perkembangan

motorik dapat

berespon namun

terbatas

Dapat bicara atau

berkomunikasi

namun latuhan

kejujuran tidak

bermanfaat

Latihan dalam

keterampilan

social dan

pekerjaan dapat

bermanfaat, dapat

pergi sendiri

ketempat yang

telah dikenal

Perkembangan

motorik dan

bicara sangat

terbatas

Dapat berperan

sebagian dalam

pemeliharaan

diri sendiri

dibawah

pengawasan

ketat

Dapat bekerja

sendiri tanpa

dilatih namun

perlu

pengawasan

terutama jika

berada dalam

stress

Page 9: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

Ringan 50-69 Dapat

mengembangkan

keterampilan

social dan

komunikasi,

retradasi

minimal

Dapat belajar

keterampilan

akademik sampai

± kelas 6 SD

Biasanya dapat

mencapai

keterampilan

social dan

kejujuran

namun perlu

bantuan

terutama bila

stress

1.4 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis secara umum yaitu:

1. Gangguan kognitif

2. Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa

3. Gagal melewati tahap perkembangan yang utama

4. Lingkar kepala diatas atau dibawah normal

5. Kemungkinan lambatnya pertumbuhan

6. Kemungkinan tonus otot abnormal

7. Kemungkinan ciri-ciri dismorfik

8. Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar

Manifestasi klinis berdasarkan berat ringannya dari Retardasi Mental yaitu:

1. Retardasi mental ringan

Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental.

Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe social-budaya dan

diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini

termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bias

bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai

Page 10: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang

normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi

stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.

2. Retardasi mental sedang

Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi

mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf

kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi

dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya

pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu

pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri.

Kelompok ini juga kurang kurang mampu menghadapi stress dan kurang

mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.

3. Retardasi mental berat

Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk

kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena selain

adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang

tua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan

motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat

dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak

dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan

bimbingan sepanjang hidupnya.

4. Retardasi mental sangat berat

Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik.

Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat

jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh

hidupnya tergantung orang disekitarnya.

Page 11: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

2.5 Patofisiologi

TERLAMPIR

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Uji Laboratorium

  Uji intelegensi standar dan uji perkembangan

Pengukuran fungsi adaptif

2. EEG (Elektro Esenflogram)

Gejala kejang yang dicurigai

Kesulitan mengerti bahasa yang berat

3. CT ata MRI

Pembesaran kepala

Dicurigai kelainan otak yang luas

Kejang local

Dicurigai adanya tumor intra cranial

2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan

sangat individual. Tetapi perlu diingat bahwa tidak setiap anak penanganan

multidisiplin merupakan jalan yang terbaik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu

strategi pendekatan bagi setiap anak secara individual untuk mengembangkan

potensi anak tersebut seoptimmal mungkin. Untuk itu perlu melibatkan psikolog

untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan kognitifnya,

dokter anak untuk memeriksa fisik anak, menganalisis penyebab, dan mengobati

penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran pekerja sosial kadang-

kadang diperlukan untuk menilai situasi keluarganya.

Atas dasar itu maka dibuatlah strategi terapi. Sering kali melibatkan lebih

banyak ahli lagi, misalnya ahli saraf bila anak juga menderita epilepsi, palsi

serebral, dll. Psikiater, bila anaknya menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila

Page 12: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

orang tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi medis,

bila diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya.

Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier.

1.   Pencegahan primer adalah tindakan yang dilakukan untuk

menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan.

Tindakan tersebut termasuk pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan

dan kesadaran masyarakat umum, usaha terus menerus dari profesional 

bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijakan kesehatan

masyarakat , aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan

anak yang optimal, dan eredekasi gangguan yang diketahui disertai

kerusakan system saraf pusat. Konseling keluarga dan genetic dapat

membantu.

2.  Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mempersingkat perjalanan

penyakit.

3.   Sedangkan pencegahan tersier bertujuan untuk menekan kecacatan yang

terjadi. Dalam pelaksanaanya kedua jenis pencegahan ini dilakuakn

bersamaan, yang meliputi pendidikan untuk anak : terapi perilaku, kognitif

dan psikodinamika ; pendidikan keluarga; dan intervensi farmakologi.

Pendidikan untuk anak harus merupakan program yang lengkap dan

mencakup latihan keterampilan adaptif, sosialn, dan kejuruan. Satu hal

yang penting dalam mendidik keluarga tentang cara meningkatkan

kopetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistic.

Dalam pelaksanaannya, kedua jenis ini dilakukan bersamaan

meliputi:

1. Pendidikan untuk anak mancakup latihan ketrampilan adaptif, sosial

dan kejuruan.

2. Terapi pra luka agresif dan melukai diri

3. Kognitif dan psikodinamika

4. Pendidikan keluarga

5. Intervensi farmakologis:

Page 13: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

Obat-obatan psikotropika (Tioridasin/Mellaril) untuk remaja

dengan perilaku yang membahayakan diri sendiri.

Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda

gangguan konsentrasi/gangguan hiperaktif.

Antidepresan (Imipramin/Trofanil)

Karbamazepin (Tegretol) dan Propanolol (Inderal)

Alisa tes kromosom

Terapi pada anak dengan RM meliputi 4 aspek:

1. Terapi terhadap aspek fisik

Sasaran terapi ditujukan terhadap kelainan atau gangguan fisik.

Terapi ini meliputi:

Terapi simptomatik

Semua kelainan-kelainan fisik yang dapat diatasi atau ditolong

dengan terapi ini, misalnya: fenilketouria, galaktosemia, kejang-kejang

dengan obat yang sesuai.

Koreksi terhadap cacat

Sering dilakukan koreksi terhadap alat gerak, defek panca indra dan

yang koreksi lain yang berhubungan dengan kosmetik, untuk

memperbaiki fungsi dan penampilan diri.

2. Terapi terhadap aspek psikologik/psikiatrik

Sasaran terapi ditujukan terhadap kelainan atau gangguan yang

berhubungan dengan emosi dan gangguan tingkah laku serta terhadap

kondisi psikologis keluarga. Terapi ini meliputi:

Terhadap emosi dan tingkah laku penderita

Terutama pada penderita yang hiperaktif dapat diberikan obat-

obatan golongan ansiolotik, misalnya: diazepam, khlordiazepokside

atau yang lain. Bila hal ini belum menolong, dapat dipertimbangan

Page 14: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

pemberian anti psikotik atau neuroleptika dalam dosis awal yang kecil

dulu, secara bertahap, bila belum baik dapat dinaikkan.

Terhadap kondisi psikologis keluarga

Bantuan yang teratur dalam periode 3 bulan sekali dapat

mempertahankan kondisi psikologis keluarga.

3.  Terapi terhadap aspek pendidikan

Kelompok yang mampu didik dan mampu latih

Dilakukan pendidikan secara perlahan-lahan dan secara bertahap

dengan memperbanyak latihan-latihan dibandingkan dengan sekolah

atau pendidikan normal lainnya

Kelompok yang tidak mampu didik dan mampu latih

Dilakukan latihan-latihan, terutama latihan untuk dapat melakukan

aktivitas sehari-hari, tanpa bantuan orang lain. Misalnya: kesehatan

perseorangan, kebersihan, pekerjaan-pekerjaan kasar yang tidak

memerlukan pemikiran daan bersifat rutin.

Kelompok yang tidak mampu didik dan tidak mampu latih

Dilakukan perawatan secara terus menerus dan pencegahan dari

bahaya.

4. Terapi terhadap aspek social

Tujuan dari terapi ini adalah mengoptimalkan kemampuan

penderita dalam berm,asyarakat. Hal ini untuk menghilangkan stigma

masyarakat, bahwa anak atau orang dengan RM tidak ada gunanya sama

sekali. Dengan pemberian tugas-tugas dalam masyarakat yang dapat

dilakukan sesuai dengan kemampuan penderita akan menimbulkan

perasaan pada penderita bahwa dirinya masih diperlukan oleh orang lain,

sehingga hal ini mempertinggi rasa percaya dirinya.

Page 15: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

Kadang-kadang anak dengan RM memerlukan perawatan baik di

RS atau di penti-panti pendidikan penampungan anak. Anak-anak dengan

RM yang mempunyai indikasi perawatan antara lain:

mempunyai kecacatan yang ganda (multiple handicap)

mempunyai gangguan fisik yang berat

penderita RM usia tua

penderita dengan gangguan emosi yang berat

anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus yang jauh dari

jangkauan rumah

2.8 Pencegahan

Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada

masyarakat, perbaikan keadaan sosio-ekonomi, konseling genetic dan tindakan

kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan

yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan

pencegahan keradangan otak pada anak-anak). Tiap usaha mempunyai cara

sendiri untuk berbagai aspeknya.

Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini keradang

otak, pendarahan subdural, kraniasenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat,

dapat dibuka dengan kraniotomi : pada mikrosefali yang congenital, operasi tidak

menolong.

Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus,

sebaiknya di sekolah luar. Dapat diberi neroleptika kepada yang gelisah,

hiperaktif atau destruktif. Amfetamine dan kadang-kadang juga anihistamin

berguna juga pada hiperkinesa. Barbiturat kadang-kadang dapat menimbulkan

efek paradatal dengan menambah kegelisahan dan ketegangan. Dapat dicoba juga

obat-obat yang memperbaiki mikrosirkulasi di otak (membuat masuknya zat asam

dan makanan dari darah ke sel-sel otak lebih mudah) atau yang langsung

Page 16: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

memperbaiki metabolisme sel-sel otak, akan tetapi hasilnya kalau ada tidak segera

dapat dilihat.

Konseling pada orang tua dilakukan secara flexible dan pragmatis dengan

tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustasi oleh karena

mempunyai anak dengan retardasi mental. Mereka sering perlu ditenangkan dan

sekaligus dianjurkan dengan mengatakan bahwa bukanlah salah mereka bahwa

anak ini menderita retardasi mental, tetapi adalah salah bila mereka tidak mau

berusaha untuk mengatasi keadaan anak itu. Karena orang tua sering menghendaki

anak itu diberi obat, dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada

obat yang dapat membantu pertikaran zat (metabolisme) sel-sel otak, akan tetapi

biaroun anak itu menelan obat semacam itu banyak dan lama sekali (tidak

mengganggu badan) ia tidak akan maju kalau ia tidak belajar melalui latihan dan

pendidikan.

2.9 Komplikasi

Komplikasi

Menurut Betz, Cecily R (2002) komplikasi retardasi mental adalah :

1. Serebral palsi

2. Gangguan kejang

3. Gangguan kejiwaan

4.  Gangguan konsentrasi / hiperaktif

5.  Deficit komunikasi

6. Konstipasi (karena penurunan motilitas usus akibat obat-obatan,

kurang mengkonsumsi makanan berserat dan cairan).

Page 17: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

BAB III

Asuhan Keperawatan

3.1 Pengkajian

1. Pengkajian :

a. Tanda dan gejala :

Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali

Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator RM

seperti anak RM berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan

pada tahun pertama kehidupannya, terutama psikomotor; RM sedang

memperlihatkan penundaan pada kemazttpuan bahasa dan bfcara,

dengan kemampuan motorlk normal-iambat, biasanya terjadi pada

usia 2-3 tahun; RM ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dengan

memperlihatkan kegagalan anak untuk mencapai kinerja yang

diharapkan.

b. Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994)

1. Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun)

       Karakteristik :

1. Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, ttp

terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll

2. Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan

aritmatik, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial.

3. Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional,

diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak.

Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi. 

Page 18: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

2. Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun)

Karakteristik :

1. Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik,

terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri.

2. Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar

kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana,

Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung.

3. Usia dewasa, melakukan  aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi

dalam rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg

dikenal, tidak bisa membiayai sendiri.

3. Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun)

       Karakteristik :

1. Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,

kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon

dalam perawatan diri tingkat dasar sepeti makan.

2. Usia sekolah, gangguan spesifik dlm kemampuan berjalan,

memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih

sistematis.

3. Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang,

perlu arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan

bicara minimal, meggunakan gerak tubuh.

4. Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi)

       Karakteristik :

1. Usia prasekolah retardasi mencolok, fungsi. Sensorimotor minimal,

butuh perawatan total.

Page 19: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

2. Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan,

memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki,

tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi

muda.

3.  Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total,

biasanya diikuti dengan kelainan fisik.

c. Pemeriksaan fisik :

1. Kepala  : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak

simetris)

2. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/ tidak ada, halus, mudah putus

dan cepat berubah

3.  Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll

4.   Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil,

cuping melengkung keatas, dll

5. Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/

melengkung tinggi

6.  Geligi : odontogenesis yang tidak normal

7. Telinga : keduanya letak rendah; dll

8.  Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia

9. Leher : pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna

10. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu

jari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll

11. Dada & Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit, dll

12. Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll

13. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/ panjang

kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk. 

Page 20: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

2. Diagnosis Keperawatan

1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d kelainan fungsi

Kognitif

2. Kerusakan komunikasi verbal b/d lambatnya keterampilan ekspresi dan

resepsi bahasa.

3. Risiko cedera b/d perilaku agresif/ koordinasi gerak tidak terkontrol

4. Gangguan interaksi sosial b/d kesulitan bicara /kesulitan adaptasi social

5. Gangguan proses keluarga b/d memiliki anak RM

6. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian/ berhias, toileting b/d

ketidakmampuan fisik dan mental/ kurangnya kematangan

perkembangan.

3. Rencana Intervensi

1. Dx  : Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d kelainan fungsi

Kognitif

Tujuan : pertumbuhan dan perkembangan berjalan sesuai tahapan

Intervensi :

a. Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak

R/ Untuk mengetahui factor penyebab retradasi mental dan untuk

intervensi selanjutnya.

b. Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi

perkembangan anak yang optimal.

R/ Mengoptimalkan keterampilan dan keahlian dari pasien retardasi

mental

c. Berikan aktivitas stimulasi yang sesuai dengan usia

R/ Melatih dan menstimulus otak agar dapat mengembang kreatifitas

Page 21: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

d. Pantau pola pertumbuhan (tinggi badan, berat badan, lingkar kepala dan

rujuk ke ahli gizi untuk mendapatkan intervensi nutrisi)

R/ Gizi yang mencukupi dan baik dapat membantu proses penyembuhan

2.  Dx : kerusakan komunikasi verbal b/d lambatnya keterampilan ekspresi dan

resepsi bahasa.

Tujuan : komunikasi terpenuhi sesuai tahap perkembangan anak.

Intervensi :

a. Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil

R/ Untuk melatih komunikasi yang benar dan resepsi dari bahasa

b. Berikan intruksi berulang dan sederhana

R/ Untuk melatih pola ingat dan kreatifitas

c. Beri waktu yang cukup untuk berkomunikasi.

R/ Untuk melatih mengekspresikan ungkapan dari perasaan si pasien

d. Dorong komunikasi terus menerus dengan dunia luar contoh Koran,

televises, radio, kalender, jam.

R/ Untuk melatih komunikasi dengan orang lain

3. Dx : Risiko cedera b/d perilaku agresif/ koordinasi gerak tidak terkontrol

Tujuan : menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan

faktor risiko dan untuk melindungi diri dari cedera.

Intervensi :  

a. Berikan posisi yang aman dan nyaman.

R/ Mengurangi terjadinya resiko cidera seperti jatuh saat bermain

b. Manajemen perilaku anak yang sulit

R/ Membantu perilaku anak yang sulit dalam melakukan aktifitas

c. Batasi aktifitas yang berlebihan.

R/ Mencegah terjadinya stress fisik sehingga dapat menggangu kesehatan

fisik

Page 22: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

d. Ambulasi dengan bantuan ; berikan kamar mandi khusus.

R/ Mencegah atau meminimalisirkan terjadinya cidera pada anak seperti

jatuh

4. Dx : Gangguan proses keluarga b/d memiliki anak RM

Tujuan : keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit anak dan

terapinya

Intervensi :

a. Kaji pemahaman keluarga tentang penyakit anak dan rencana perawatan

R/ Membantu orang tua dalam proses penyembuhan penyakit

b. Tekankan dan jelaskan penjelasan tim kesehatan lain tentang kondisi anak,

prosedur dan terapi yang dianjurkan

R/ Membantu proses penyembuhan dalam memberikan terapi oleh tenaga

kesehatan

c. Gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan pemahaman keluarga

tentang penyakit dan terapinya

R/ Memberikan healt education pada orang tua tentang proses penyakit

dan terapi retardasi mental pada anak

d. Ulangi informasi sesering mungkin

R/ Membantu keluarga dalam pengetahuan tentang proses penyakit dan

terapi yang di berikan

5. Dx : Defisit perawatan diri b/d ketidakmampuan fisik dan mental/

kurangnya kematangan perkembangan.

Tujuan : melakukan perawatan diri sesuai tingkat usia dan perkembangan anak.

Intervensi :

a. Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai

kebutuhan.

R/ Badan yang bersih memberikan keadaan yang nyaman pada anak

retradsai mental

Page 23: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

b. Identifikasi kesulitan dalam perawatan diri, seperti keterbatasan gerak

fisik, penurunan kognitif.

R/ Membantu melakukan perawatan diri sehingga anak mampu melakukan

aktifitasnya sendiri

c. Dorong anak melakukan perawatan sendiri

R/ Mengajarkan anak untuk melakukan hidup bersih

Page 24: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

BAB IV

PENUTUP

1.5 Kesimpulan

Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi

mental atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan

mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap

stimulus eksteren dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan

fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem

kejiwaan mental.

Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu / manusia

karena adanya faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, gejala yang

ditimbulkan pada penderita retardasi mental umumnya rasa cemas, takut,

halusinasi serta delusi yang besar.

1.6 Saran

1. Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya

seperti memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan

mengurangi kebiasaan buruk seperti: minum-minuman keras dan

merokok.

2. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan

langkah prepentif guna menanggulangi gangguan mental yang dapat

membahayakan kesehatan anak dan remaja caranya yaitu dengan

menggalakkan penyuluhan tentang retardasi mental kepada masyarakat.

Page 25: Tugas Makalah Keperawatan Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

1. Prasadio T. Gangguan psikiatrik pada anak-anak dengan Retardasi Mental.

Disertasi, gelar doktor dalam Ilmu Kedokteran, UNAIR, Surabaya. 1972.

2. Simmons JG et al. Treatment and care of mentally retarded A Psychiatric

Annals reprint.New York : Insight Communications Inc,1974 Feb

3. Betz and Sowden, 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Penerbit EGC

Jakarta

4. Gordon et.al, 2001, Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2001-

2002, Philadelpia USA

5. Nelson, 1994, Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, EGC Jakarta

6. Lusmilasari L, 2002, Asuhan Keperawatan Klien dengan Retardasi Mental

(materi kuliah tidak di publikasikan), PSIK FK UGM Jogjakarta.

7. Nanda, 2001, Nursing diagnoses: definition and classification 2001-2002,

Philadelhia.

8. Sacharin, R.M,1993, Prisisp keperawatan pediatric Edisi 2, Jakarata: EGC.

9. Ingram,I.M, Timbury,G.C.,Mowbray, R.M., 1993, catatan kuliah psikiatri

Edisi 6, EGC, Jakarta

10. Wong, Donna L.,2003, Pedoman klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4,

EGC, Jakarta.

11. Yossi, Ramadhani, 2012. Retardasi Mental: http//perawatan. dan terapi

anak retardasi mental.pdf.276.589.45/retardasi.mental.lokal