rp hdr new

28
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Penulis Ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Role Play yang berjudul “Implementasi dalam Keperawatan Jiwa: Harga Diri Rendah”. Dalam penyusunan laporan role play ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Pekanbaru, 27 Mei 2015 Penyusun 1

Upload: enggyinglian

Post on 17-Dec-2015

110 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeee

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Role Play yang berjudul Implementasi dalam Keperawatan Jiwa: Harga Diri Rendah.

Dalam penyusunan laporan role play ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Pekanbaru, 27 Mei 2015

Penyusun

(Kelompok V)

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR

1DAFTAR ISI

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

BAB II

ISI

2.1 Skenario

2.2 Daftar Pemain

2.3 Rencana Kegiatan

2.4 Dialog

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Harga Diri Rendah

3.2 Rentang Respon

3.3 Tanda-Tanda Harga Diri Rendah

3.4 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

3.5 Asuhan Keperawatan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart and Sundeen, 199). Harga Diri Rendah Kronis adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Departemen Kesehatan, 1998).

Berdasarkan catatan World Health Organization (WHO), sebanyak 450 juta orang di muka Bumi mengalami gangguan mental (mental disorder), 150 juta mengalami depresi, 25 juta orang mengalami skizofrenia, sebagai gambaran, di negara Indonesia survey tentang penderita gangguan jiwa tercatat 44,6% per 1.000 penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan data yang diperoleh penulis, jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda pada bulan Januari sampai November2009 adalah sebanyak 852 orang.

Berdasarkan fakta fakta seperti itu sudah seharusnya menjadi cacatan bagi kita di Indonesia dalam mengatasi kesehatan jiwa yang sudah mengkhawatirkan dewasa ini akibat terjadinya perang, konflik dan lilitan krisis ekonomi berkepanjangan. Karena secara nyata kondisi seperti itulah yang merupakan salah satu pemicu yang memunculkan rasa stress, depresi dan berbagai gangguan jiwa pada manusia.

Dengan meningkatnya angka gangguan jiwa di Indonesia pada umumnya dan di Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda pada khususnya, maka perlunya dilakukan perawatan yang lebih intensif pada klien dengan Harga Diri Rendah Kronis secara menyeluruh meliputi

Bio Psiko Sosio Spiritual, dimana penanganan klien dengan Harga Diri Rendah pada kuhususnya dan gangguan jiwa pada umumnya, menekankan ke arah profesionalisme profesi keperawatan oleh sebab itu penyusun tertarik untuk mengangkat Asuhan Keperawatan pada klien dengan Harga Diri Rendah Kronis sebagai judul makalah.

Berdasarkan faktor faktor tersebut di atas, sehingga perawatan masalah dengan Harga Diri Rendah Kronis sangat memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh, karena seseorang yang mengalami gangguan jiwa dengan harga diri rendah pasti akan merasa dirinya tidak berharga, tidak mampu, dan selalu mengatakan bahwa dirinya tidak berguna, yang mana hal ini dapat memicu seseorang mengalami stress.1.2 Tujuan

1. Mampu memainkan peran masing-masing sesuai dengan skenario.2. Mendeskripsikan tentang Implementasi dalam Keperawatan Jiwa: Harga Diri Rendah (bermain peran).1.3 Manfaat

Dengan adanya penyusunan makalah ini berupa role play diharapkan dapat mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami materi tentang Implementasi dalam Keperawatan Jiwa: Harga Diri Rendah. Dan diharapkan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan penulis dalam membuat sebuah karya tulis berupa makalah serta bermanfaat bagi kita semua.

BAB II

ISI

2.1 SkenarioAndi seorang pemuda 17 tahun, tinggal di Kecamatan Wono Sari, sehari-harinya pemuda ini bekerja sebagai tukang kebun. Akan tetapi, Andi setiap harinya mendapatkan perilaku kekerasan (seperti cacian) dari teman-temannya sudah lebih dari enam bulan sehingga menyebabkan Andi murung, sedih dan tidak mau berinteraksi social dengan anggota masyarakat sekitar. Karena keluarga tidak sanggup menangani Andi, ia pun di bawa kerumah sakit jiwa.2.2 Daftar Pemain1. Dona Andriani

: Narator2. Ferina Oetami Muslim: Perawat3. Mikhael Fernando

: Pasien

4. Rico Ikhwan

: Ayah

5. Vivi Novita J.P

: Ibu2.3 Rencana Kegiatan

NoKegiatanWaktu

1Orientasi: Narator membacakan scenario (sesuai dengan judul yang telah diambil), dan mengenalkan para pemain dalam roleplay.5 menit

2Tahap kerja: setiap pemain berperan sesuai dengan yang telah dibacakan dan sesuai dengan skenarioyang telah ditetapkan.20-30 menit

3Tahap terminasi: narrator menutup kegiatan role play dan menyampaikan kesimpulan.5 menit

2.4 DialogDirumah Sakit Jiwa di taman.Perawat: selamat pagi Andi, perkenalkan saya perawat Ferina, panggil aja suster Ferina. Bagaimana kabar Andi hari ini, sudah mandi, sudah sarapan Andi?Andi: baik, sudah tadi (kontak mata (-), ekspresi muka datar).

Perawat: wah bagus Andi. Andi lihat wajah suster dong ngomongnya.

Andi: (langsung melihat suster) iya sus.

Perawat: suster mau ngobrol-ngobrol sama Andi. Andi kenapa berada disini?

Andi: tidak tau sus, orang tua saya bawa saya kesini, saya di antar keluarga.

Perawat: oh begitu Andi, tadi suster lihat Andi lagi megang kertas gambar-gambar gitu. Gambar apa Andi?

Andi: gak gambar apa-apa. Andi malu liatinnya sama suster, gambar Andi jelek.Perawat: gak apa-apa Andi suster cuma pengen lihat.

Andi: ini suster (sambil ragu-ragu memberikan).

Perawat: ini gambar apa ya Andi? Certain dong sama suster, suster gak ngerti.

Andi: ini sus gambar orang yang lagi ngejek-ngejek temannya sus.(Andi pun menceritakan semua kejadian yang terjadi pada dirinya sehingga ia mengalami HDR).

Perawat: bagaimana perasaan Andi setelah cerita?

Andi: sudah lega sus.

Perawat: bagaimana kalau kita sekarang mendiskusikan kegiatan pertama kita? Supaya Andi tau Andi masih berguna di lingkungan Andi. Gimana?Andi: iya sus, tapi jangan lama sus.

Perawat: baiklah kita mulai ya, apa yang bisa Andi banggakan?

Andi: Andi cuma bisa menyapu sus, mengepel dan membereskan tempat tidur supaya suster tidak repot lagi.

Perawat: oh bagus dong Andi, dari 3 kegiatan itu mana yang Andi bisa tunjukin sama suster sekarang?

Andi: (Andi pun mengambil sapu dan sekop. Ia mulai membersihkan ruangan dan cara ia menyapu pun benar). Sudah sus.Perawat: wah bagus Andi, sudah bersih ya ruangannya. Andi juga sudah benar cara menyapunya. Kalau begitu, kita bisa masukan ke jadwal harian dong?

Andi: iya sus, Andi mau kok.

Perawat: oke, besok kegiatan kedua kita lakukan apa ya, dari merapikan tempat tidur dan mengepel?

Andi: merapikan tempat tidur aja sus.

Perawat: baik. Besok suster kesini lagi kita lakukan kegiatan kedua jam 10 pagi ya ndi?

Andi: oke sus.

(Kegiatanpun di lakukan sampai kegiatan ke tiga, seminggu kemudian keluarga Andi mengunjungi Andi di RS. Perawat memperlihatkan dokumentasi kegiatan Andi selama di RSJ).

Perawat: selamat pagi Ibu, dengan keluarga Andi. Baik saya perawat Ferina (sambil bersalaman). Disini saya memperlihatkan kegiatan Andi selama disini. Jadi disini Andi merasa tidak berguna, dia merasa sering di ejek sama teman-temannya sehingga ia murung dan malu. Jadi disini kami sudah melakukan beberapa kegiatan dan dilakukan dengan rutin. Dima kegiatan-kegiatan pertama menyapu, kegiatan kedua merapikan tempat tidur, dan kegiatan ketiga mengepel. Andi juga sudah benar melakukannya, jadi kegiatan ini bertujuan agar Andi lebih berpikir positif dan lebih merasa bahwa dirinya masih berguna.

Orang tua: oh iya sus, terima kasih ya sus.

Perawat: jadi kalau Andi sudah pulang nanti Andi bisa melakukan kegiatan rutin dan dikontrol dan tetap lingkungan kondusif.Orang tua: terima kasih banyak ya suster?

Perawat: sama-sama bu.

(Dan beberapa bulan kemudian Andi pun pulang dari Rumah Sakit).

_The End_

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Harga Diri Rendah

Harga Diri Rendah Kronis adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan kepercayaan diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Departemen Kesehatan, 1998).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998).

Seseorang yang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Akan ada dua pihak yang bisa disalahkannya, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain (Rini, J.F, 2002).

Menurut patricia D. barry dalam mental healt and mental illness (2003), harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima lingkungan dan gambaran gambaran negative tentang dirinya. Pengertian lain mengemukakan bahwa harga diri rendah adalah menolak dirinya sendiri, merasa tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri. Individu gagal menyesuaikan tingkah laku dan cita cita.

3.2 Rentang respon

Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaptif.

Respon adaptifRespon maladaptif

Aktualisasi diriKonsep diri positifHarga diri rendahKerancuan identitasdepersonalisasi

1. Respon adaptif adalah pertanyaan dimana klien jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut.

2. Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses dan dapat diterima

3. Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negative dari dirinya. Bagaimana seseorang memandang apa yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang sukses.

4. Respon maladaptive adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak dapat memecahkan masalah tersebut

5. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang lain. Perasaan negatif terhadap dirinya sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan/ atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta menarik diri dari realitas.

6. Identitas kacau adalah kegagalan individu untuk mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kana ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian masa dewasa yang harmonis. Suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak kanak ke dalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif, perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk empati terhadap orang lain.

7. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan , kepanikan serta tidak membedakan dirinya dengan orang lain. Suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya (Stuart & Sundeen, 1998). Individu mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya.

3.3 Tanda-Tanda Harga Diri Rendah

1. Mengejek dan mengkritik diri.

2. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.

3. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat.

4. Menunda keputusan.

5. Sulit bergaul.

6. Menghindari kesenangan yang dapat member rasa puas.

7. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga, halusinasi.

8. Merusak diri: harga diri rendah penyokong klien untuk mengakhiri hidup.

9. Merusak/ melukai orang lain.

10. Perasaan tidak mampu.

11. Pandangan hidup yang pesimistis.

12. Tidak menerima pujian.

13. Penurunan produktifitas.

14. Penolakan terhadap kemampuan diri.

15. Kurang memperhatikan perawatan diri.

16. Berpakaian tidak rapi.

17. Berkurangnya selera makan.

18. Tidak berani menatap lawan bicara.

19. Lebih banyak menunduk.

20. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

(Yosep, 2007)

3.4 Proses Terjadinya Harga Diri Rendah

Hasil riset malhi (2008, dalam menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.

Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya (Yosep, 2007).

3.5 Asuhan KeperawatanPengkajian

Ruang Rawat

:

Tanggal Dirawat:

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial

:

No MR

:

Tanggal Pengkajian:

Tempat Tanggal Lahir:

Status Perkawinan:

Pendidikan Terakhir: Pekerjaan

: Suku Bangsa

: Sumber Informasi:

II. ALASAN MASUK Keluhan utama saat pengkajian:

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu:

2. Trauma yang pernah di alami (usia, pelaku, korban, saksi):

a. Aniaya fisikb. Aniaya seksualc. Penolakand. Kekerasan dalam keluargae. Tindakan Kriminal3. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:

a. Kegagalanb. Kehilanganc. Perpisahan/kematiand. Trauma selama tumbuh kembang

5. Latar belakang budaya dan sosial:

a. Factor-faktor lingkungan (pengaturan tempat tinggal keluarga, tipe keluarga, kondisi kerja khusus)b. Keyakinan dan praktik kesehatan (tanggung jawab pribadi untuk kesehatan):

c. Praktek dan keyakinan religius:

6. Pola koping sebelumnya terhadap stres:

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital:

TD, Nadi, P, Suhu.2. Antropometri:

TB, BB.3. Keluhan fisik:

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

a. Masalah yang terkait dengan komunikasi

b. Pengambilan keputusan

c. Pola asuh

2. Konsep diri

a. Citra tubuhb. Identitas

c. Ideal dirid. Peran kliene. Harga diri

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berartib. Peran serta dalam kelompok/masnyarakatc. Habatan dalam hubungan dengan orang lain:

d. Spiritual

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan umum

a. Penampilan

b. Perilaku umum

2. Pembicaraan

3. Aktivitas motorik

4. Alam perasaan

5. Afek

6. Interaksi selama wawancara

7. Persepsi

8. Proses fikir

9. Isi fikir

10. Tingkat kesadaran

11. Disorentasi

12. Memori/daya ingat

a. Gangguan daya ingat jangka panjangb. Gangguan daya ingat jangka pendekc. Gangguan daya ingat saat ini: saat ini klien tidak ingat siapa nama temannya

13. Tingkat konsentrasi dan berhitung

a. Mudah beralihb. Tidak mampu berkonsentrasic. Tidak mampu berhitung sederhana14. Kemampuan penilaian

a. Gangguan ringan

b. Gangguan bermakna15. Daya tilik diri

a. Mengingkari penyakit yang diderita

b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinyaVII. MEKANISME KOPING

1. Adaptif

a. Bicara dengan orang lain

b. Mampu menyelesaikan masalahc. Teknik relaksasi

d. Aktivitas konstruktif

e. Olahraga

f. Lainnya

2. Mal adaptif

a. Minum alkoholb. Reaksi lambat atau berlebihanVIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

1. Masalah dengan lingkungan kelompok

2. Masalah berhubungan dengan lingkungan3. Masalah dengan pendidikan4. Masalah dengan pekerjaan

5. Masalah dengan perumahan

6. Masalah dengan ekonomi7. Masalah dengan pelayanan kesehatan8. Masalah lainnyaX. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

1. Penyakit jiwa

2. Faktor prediposisi

3. Koping

4. Sistem pendukung

5. Penyakit fisik

6. Obat-obattan

7. Lainnya

Analisa Data

DataMasalah

Subjektif

Klien mengatakan jika sedang stress tidak ada berbuat apa-apa

Klien mengatakan tidak tahu alasan masuk kerumah sakit

Klien mengatakan tidak mengikuti kegiatan masyarakatObjektif

Klien terlihat pasif dan jarang berbicara

Klien mau berbicara jika diajak bicara duluan

Klien tampak kurang bersemangat dalam beraktitivitas

Klien tampak bicara lambat dan pelan saat berinteraksi dan menjawab pertanyaan dengan singkat

Ajakan klien tampak datarHarga diri rendah

XI. ASPEK MEDIK

Diagnosa Keperawatan1. Harga Diri Rendah Kronis

Diagnosa keperawatanPerencanaan

TujuanKriteria evaluasiIntervensi

Gangguan konsep diri : harga diri rendahTum : dapat mengatasi gangguan harga diri rendah klien.

Tuk :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawatan1. Setelah kali interaksi, klien menunjukkan ekspresi wajahbersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi teraupetik.

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.

b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.

d. Jelaskan tujuan pertemuan.

e. Jujur dan menetapi janji

f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apaadanya.

g. Beri perhatian dan perkataan kebutuhan dasar klien.

2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.2. Setelah kali interaksi klien menyebutkan :

a. Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien.

b. Aspek positif keluarga

c. Aspek positif lingkungan klien.2.1 Diskusikan dengan klien tentang :

a. Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga dan lingkungan.

b. Kemampuan yang dimiliki klien

2.2 Bersama klien buat daftar tentang :

a. Aspek positif klien, keluarga, lingkungan.

b. Kemampuan yang dimiliki klien.

2.3 Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.3. Setelah kali interaksi klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan.3.1 Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan

3.2 Diskusikan kemampuan yang ada dilanjutkan pelaksanaannya.

4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.4. Setelah kali interaksi klien membuat rencana kegiatan harian.4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien.

a. Kegiatan mandiri

b. Kegiatan dengan bantuan.

4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien

4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat5. Setelah kali interaksi klien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat.5.1 Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

5.2 Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien.

5.3 Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.

5.4 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang.

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.6. Setelah kali interaksi klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga.6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah

6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirumah

6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KesimpulanHarga Diri Rendah Kronis adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan kepercayaan diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Departemen Kesehatan, 1998). Tanda-tanda Harga Diri Rendah yang dapat diambil yaitu mengejek dan mengkritik diri, merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat, menunda keputusan dan lainnya.

Hasil riset malhi (2008), dalam menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Dari Teori serta Pengkajian dapat timbul diagnosa yang muncul menurut Keliat (1999), pada pasien dengan harga diri rendah adalah Gangguan harga diri rendah dan Isolasi sosial : menarik diri.DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A dkk. 2006. Menajemen Kasus Gangguan Jiwa dalam Keperawatan Kesehatan JIwa Komunitas : CMHN (Intermediate Course). Jakarta: EGC

Struart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan JIwa Edisi 5. Jakarta: EGC

Suliswati. 2005. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

9