lp hdr fix

22
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HARGA DIRI RENDAH I. DIAGNOSA KEPERAWATAN Harga Diri Rendah II. PROSES TERJADINYA MASALAH A. PENGERTAN Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan datam waktu yang lama (NANDA, 2005). lndividu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa Lebih rendah dari orang lain (Depkes RI, 2000). Evaluasi did dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsend, 1998). Perasaan Negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1998) B. RENTANG RESPON Respon Adapatif Respon Maladapatif Aktualisasi Depersonalisa si Diri Konsep diri positif Harga diri rendah Keracuanan identitas

Upload: lelaghasela-green-housecommunity

Post on 02-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP HDR FIX

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

HARGA DIRI RENDAH

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Harga Diri Rendah

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. PENGERTAN

Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan datam waktu yang lama

(NANDA, 2005).

lndividu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa Lebih rendah dari

orang lain (Depkes RI, 2000).

Evaluasi did dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative dan

dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Towsend, 1998).

Perasaan Negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri,

merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1998)

B. RENTANG RESPON

Harga diri rendah merupakan komponen Episode Depresi Mayor, dimana

aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment (Stuart & Laraia, 2005).

Depresi adalah emosi normal manusia, tapi secara klinis dapat bermakna patologik

apabita rnengganggu perilaku sehari-hari, menjadi pervasif dan muncul bersama

Respon Adapatif Respon Maladapatif

Aktualisasi Depersonalisasi

Diri

Konsep diri positif

Harga dirirendah

Keracuanan identitas

Page 2: LP HDR FIX

penyakit lain.

Menurut NANDA (2005) tanda dan gejala yang dimunculkan sebagai

perilaku tetah dipertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang metiputi

mengatakan hat yang negatif tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus

menerus, mengekspresikan sikap malu/ minder/rasa bersalah, kontak mata

kurang/tidak ada, selalu mengatakan ketidak mampuan/kesulitan untuk mencoba

sesuatu, bergantung pada orang lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif, bimbang dan

ragu-ragu serta menotak umpan batik positif dan membesarkan umpan batik negatif

mengenai dirinya.

Mekanisme koping jangka pendek yang biasa ditakukan klien harga diri

rendah adatah kegiatan yang ditakukan untuk lari sementara dari krisis, misatnya

pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus. Kegiatan mengganti

identitas sementara, misatnya ikut kelompok sosial, keagamaan dan politik.

Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu kompetisi

atau kontes poputaritas. Kegiatan mencoba menghitangkan anti identitas sementara,

seperti penyatahgunaan obat-obatan.

Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hash yang diharapkan

individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang, antara lain

adalah menutup identitas, dimana Mien tertalu cepat mengadopsi identitas yang

disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau

potensi diri sendiri. Identitas negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan

nilai dan harapan masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering

digunakan adalah fantasi, regresi, disasosiasi, isotasi, proyeksi, mengatihkan marah

berbalik pada diri sendiri dan orang lain. Terjadinya gangguan konsep diri harga

diri rendah kronis juga di pengaruhi beberapa faktor predisposisi seperti faktor

biologis, psikotogis, sosiat dan kulturat.

Faktor biologis biasanya karena ada kondisi sakit fisik secara yang dapat

mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula berdampak pada

keseirnbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun

dapat mengakibatkan klien mengatami depresi dan pada pasien depresi

kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien tebih dikuasai

Page 3: LP HDR FIX

oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.

Struktur otak yang rnungkin mengatami gangguan pada kasus harga diri

rendah kronis adatah:

1. System Limbic yaitu pusat emosi, ditihat dari emosi pada klien dengan harga diri

rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan terus merasa tidak berguna atau

gagal terus menerus.

2. Hipothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena metihat kondisi

klien dengan harga diri rendah yang membutuhkan lebih banyak motivasi dan

dukungan dari perawat datam melaksanakan tindakan yang sudah dijadwalkan

bersamasama dengan perawat padahal klien mengatakan bahwa membutuhkan

latihan yang telah dijadwalkan tersebut.

3. Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur arus

informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk mencegah

bertebihan di korteks_ Kemungkinan pada klien dengan harga diri rendah

apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang

masuk tidak dapat dicegah atau dipilah sehingga menjadi bertebihan yang

mengakibatkan perasaan negatif yang ada selalu mendominasi pikiran dari klien.

4. Amigdala yang berfungsi untuk emosi.

Adapun jenis atat untuk mengetahui gangguan struktur otak yang dapat

digunakan adatah:

1. Electroencephalogram (EEG), suatu pemeriksaan yang bertujuan memberikan

informasi penting tentang kerja dan fungsi otak.

2. CT Scan, Untuk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi

3. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT), Melihat witayah otak

dan tanda-tanda abnormatitas pada otak dan menggambarkan perubahan-

perubahan atiran darah yang terjadi.

4. Magnetic Resonance Imaging (MR1), Suatu tehnik radiotogi dengan

menggunakan magnet, gelombang radio dan komputer untuk mendapatkan

gambaran struktur tubuh atau otak dan dapat mendeteksi perubahan yang kecil

sekalipun dalarn struktur tubuh atau otak. Beberapa prosedur rnenggunakan

kontras gadolinium untuk meningkatkan akurasi gambar.

Page 4: LP HDR FIX

Selain gangguan pada struktur otak, apabila ditakukan pemeriksaan lebih

lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan ketidakseimbangan

neurotransmitter di otak seperti:

1. Acetylcholine (ACh ), untuk pengaturan atensi dan mood, mengalami

penurunan.

2. Norepinephrine, mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi;

mengatur "fight-flight"dan proses pembetajaran dan memori, mengatami

penurunan yang mengakibatkan kelemahan dan depresi.

3. Serotonin, mengatur status mood, mengatami penurunan yang mengakibatkan

klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.

4. Glutamat, mengatami penurunan, tertihat dari kondisi klien yang kurang energi,

selalu terlihat mengantuk. Selain itu berdasarkan diagnosa medis klien yaitu

skizofrenia yang sering mengindikasikan adanya penurunan glutamat.

Adapun jenis alat untuk pengukuran neurotransmitter yang dapat digunakan

adalah:

1. Positron Emisssion Tomography (PET), mengukuremisi / pancaran dari bahan

kimia radioaktif yang diberi label dan tetah disuntik ke dalam atiran darah untuk

menghasilkan gambaran dua atau tiga dimensi metatui distribusi dari bahan

kimia tersebut di dalam tubuh dan otak. PET dapat memperlihatkan gambaran

atiran darah, oxigen, metabotisme glukosa dan konsentrasi obat dalam jaringan

otak. Yang merefleksikan aktivitas otak sehingga dapat dipelajari tebih lanjut

tentang tentang fisiologi dan neuro-kimiawi otak

2. Transcranial Magnetic Stimulations (TMS) dikombinasikan dengan MRI, para

ahti dapat melihat dan mengetahui fungsi spesifik dari otak. TMS dapat

menggambarkan proses motorik dan visual dan dapat menghubungkan antara

kimiawi dan struktur otak dengan perilaku manusia dan hubungannya dengan

gangguan jiwa.

Berdasarkan faktor psikologis, harga diri rendah konis sangat

berhubungan dengan pots asuh dan kemampuan individu menjalankan peran dan

fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengatami harga diri rendah

Page 5: LP HDR FIX

kronis meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak reatistis,

orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya, peran yang tidak

sesuai dengan jenis kelamin dan peran datam pekerjaan

Faktor sosial: secara sosiat status ekonomi sangat mempengaruhi proses

terjadinya harga diri rendah kronis, antara lain kemiskinan, tempat tinggal

didaerah kumuh dan rawan, kultur sosial yang berubah misal ukuran

keberhasilan individu.

Faktor kultural: tuntutan peran sesuai kebudayaan sering meningkatkan

kejadian harga diri rendah kronis antara lain : wanita sudah harus menikah jika

umur mencapai duapuluhan, perubahan kultur kearah gaya hidup individuatisme.

Akumutasi faktor predisposisi ini baru menimbulkan kasus harga diri

rendah kronis setetah adanya faktor presipitasi. Faktor presipitasi dapat

disebabkan dari dalam diri sendiri ataupun dari tuar, antara lain ketegangan

peran, konflik peran, peran yang tidak jetas, peran bertebihan, perkembangan

transisi, situasi transisi peran dan transisi peran sehat-sakit.

C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan

orang tua yang tidak reatistis, kegagalan berulang kati, kurang mempunyai tanggung

jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian

anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengatami kegagatan,

serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis ini

dapat terjadi secara situasional maupun kronik

D. TANDA DAN GEJALA

Manifestasi yang biasa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri rendah,

Fitria (2009)

- Mengkritik diri sendiri

Page 6: LP HDR FIX

- Perasaan tidak mampu

- Pandangan hidup psimistis

- Tidak menerima pujian

- Penurunan produktivitas

- Penolakan terhadap kemampuan diri

- Kurang memperhatikan perawatan diri

- Berpakaian tidak rapi,selera makan berkurang tidak berani menatap lawan

bicara

- Lebih banyak menunduk

- Bicara lambat dengan nada suara lemah

E. MEKANISME KOPING

Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan klien harga diri

rendah adalah kegiatan yang dilakukan klien harga diri rendh kronis adalah kegiatan

yang dilakukan untuk lari sementara dari kritis,misalnya pemakaian obat-

obatan,kerja keras,nonton tv terus menerus.Kegiatan menggantiidentita

sementara ,misalnya ikut kelompok social,keagamaan dan politik. Kegiatan yang

memberi dukungan sementara seperti,mengikuti suatu kompetisi atau kontes

popularitas,kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara,seperti

penyalahgunaan obat-obatan.

Jika mekanisme koping jangka pendek tidak memberi hasil yang diharapkan

individu akan mengembangkan mekanisme koping jangka panjang,antara lain

adalah menutup diri ,identitas,dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas yang

disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkanhasrat aspirasi atau

potensi diri sendiri. Identitas negative dimana asumsi yang bertentangan dengan

nilai dan harapan masyarakat. Sedangkan mekanisme pertahanan ego yang sering

digunakan adalah fantasi,regresi,disosiasi,isolasi,proyeksi.

Page 7: LP HDR FIX

F. POHON MASALAH

Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Effect Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi

Isolasi Sosial

Core Problem Harga Diri Rendah Kronis

Causa Koping Individu Tidak Efektif

G. MASALAH YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Harga diri rendah kronis

2. Koping individu tidak efektif

3. Isolasi sosial

4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi

5. Risiko tinggi perilaku kekerasan

H. DATA YANG PERLU DIKAJI

Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji

Harga diri rendah kronis Subjektif :

- Mengungkapkan dirinya

merasa tidak berguna

- Mengungkapkan dirinya

merasa tidak mampu

- Mengungkapkan dirinya

tidak semangat untuk beraktivitas atau

bekerja

- Mengungkapkan diri malas

melakukan perawatan diri (mandi,

berhias makan, atau toileting).

Page 8: LP HDR FIX

Objektif :

- Mengkritik diri sendiri

- Perasaan tidak mampu

- Pandangan hidup yang

pesimistis

- Tidak menerima pujian

- Penurunan produktivitas

- Penolakan terhadap

kemampuan diri

- Kurang memperhatikan

perawatan diri

- Berpakaian tidak rapi

- Berkurang selera makan

- Tidak berani menatap lawan

bicara

- Lebih banyak menunduk

- Bicara lambat dengan nada

suara lemah

I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Pasien mampu:

- Mengide

ntifikasi

kemampuan dan

aspek positif yang

dimiliki

- Menilai

kemampuan yang

dapat digunakan.

- Menetap

Setelah........x

pertemuan, pasien

mampu :

- Mengide

ntifikasi kemampuan

aspek positif yang

dimiliki

- Memiliki

kemampuan yang

SP 1

- Identifikasi

kemampuan positif

yang dimiliki.

- Diskusikan

bahwa pasien masih

memiliki sejumlah

kemampuan dan

aspek positif seperti

kegiatan pasien di

Page 9: LP HDR FIX

kan / memilih

kegiatan yang

sesuai dengan

kemampuan

- Melatih

kegiatan yang sudah

dipilih, sesuai

kemampuan.

- Merenca

nakan kegiatan yang

sudah dilatihnya.

dapat digunakan

- Memilih

kegiatan sesuai

kemampuan

- Melakuk

an kegiatan yang

sudah dipilih

- Merenca

nakan kegiatan yang

sudah dilatih

rumah adanya

keluarga dan

lingkungan terdekat

pasien.

- Beri pujian

yang reatistis dan

hindarkan setiap kali

bertemu dengan

pasien penilaian yang

negatif.

- Nilai

kemampuan yang dapat

dilakukan saat ini

- Diskusikan

dengan pasien

kemampuan yang

masih digunakan saat

ini.

- Bantu pasien

menyebutkannya dan

memberi penguatan

terhadap kemampuan

diri yang diungkapkan

pasien.

- Perlihatkan

respon yang kondusif

dan menjadi

pendengar yang aktif.

- Pilih

kemampuan yang akan

dilatih

Page 10: LP HDR FIX

- Diskusikan

dengan pasien beberapa

aktivitas yang dapat

dilakukan dan dipilih

sebagai kegiatan yang

akan pasien lakukan

sehari-hari

- Bantu pasien

menetapkan aktivitas

mana yang dapat pasien

takukan secara mandiri

- Aktivitas

yang memerlukan

bantuan minimal dari

keluarga.

- Aktivitas

apa saja yang perlu

bantuan penuh dari

keluarga atau

lingkungan terdekat

pasien.

- Beri contoh

cara pelaksanaan

aktifitas yang dapat

dilakukan pasien.

- Susun

bersama pasien

aktifitas atau kegiatan

sehari-hari pasien.

- Nilai

kemampuan pertama

Page 11: LP HDR FIX

yang telah dipilih

- Diskusikan

dengan pasien untuk

menetapkan urutan

kegiatan (yang sudah

dipilih pasien) yang

akan dilatihkan.

- Bersama

pasien dan keluarga

memperagakan

beberapa kegiatan

yang akan dilakukan

pasien.

- Berikan

dukungan atau pujian

yang nyata sesuai

kemajuan yang

diperlihatkan pasien

- Masukkan

dalam jadwal kegiatan

pasien

- Beri

kesempatan pada

pasien untuk mencoba

kegiatan.

- Beri pujian

atas aktifitas /

kegiatan yang dapat

ditakukan pasien

setiap hari.

- Tingkatkan

Page 12: LP HDR FIX

kegiatan sesuai

dengan toleransi dan

perubahan sikap.

- Susun daftar

aktifitas yang sudah

dilatihkan bersama

pasien dan keluarga.

- Berikan

kesempatan

mengungkapkan

perasaannya setelah

pelaksanaan kegiatan.

Yakinkan bahwa

keluarga mendukung

setiap aktifitas yang

dilakukan pasien.

SP 2

- Evaluasi

kegiatan yang lalu (SP

1)

- Pilih

kemampuan kedua yang

dapat dilakukan

- Latih

kemampuan yang

dipilih

- Masukkan

dalam jadwal kegiatan

pasien

SP 3

- Evaluasi

Page 13: LP HDR FIX

kegiatan yang lalu (SP

1 dan 2)

- Memilih

kemampuan ketiga

yang dapat dilakukan

- Masukkan

dalam jadwal kegiatan

pasien

keluarga mampu

merawat pasien

dengan HDR di

rumah dan menjadi

sistem pendukung

yang epektif bagi

pasien.

Setelah.......x pertemuan,

keluarga mampu :

- Mengide

ntifikasi kemampuan

yang dimiliki pasien

- Menyedi

akan fasilitas untuk

pasien melakukan

kegiatan

- Mendoro

ng pasien melakukan

kegiatan

- Memuji

pasien saat pasien

dapat melakukan

kegiatan

- Membant

u melatih pasien

SP 1

- Identifikasi

masalah yang dirasakan

dalam merawat pasien

- Jelaskan

proses terjadi HDR

- Jelaskan

tentang cara merawat

pasien

- Main peran

dalam merawat pasien

HDR

- Susun RTL

keluarga / jadwal

keluarga untuk merawat

pasien

SP 2

- Evaluasi

kemampuan SP 1

- Latih

keluarga langsung ke

Page 14: LP HDR FIX

pasien

- Menyusun

RTL keluarga / jadwal

keluarga untuk merawat

pasien

- Membant

u menyusun jadwal

kegiatan pasien

- Membant

u perkembangan

pasien

SP 3

- Evaluasi

kemampuan keluarga

- Evaluasi

kemampuan pasien

- RTL

keluarga

- Follow up

- Rujukan

DAFTAR PUSTAKA

Dialami, Ermawati, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan jiwa”.

Jakarta : CV. Trans Info Media

Anna Keliat, Budi, dkk. 2002. Asuhan Keperawatan Profesional Jiwa. Malang :

Page 15: LP HDR FIX

Fakultas Kedokmteran Universitas Brawijaya.

Yoseph, Iyas. 2007. Keperawatan Jiwa. Refita Aditama : Bandung