lp bbl fix

23
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA BAYI BARU LAHIR di RSPAD GATOT SOEBROTO Disusun Oleh : WELLA KURNIA 1410.721.065 PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: sweetygirl-1

Post on 21-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan pendaahuluan bayi baru lahir

TRANSCRIPT

Page 1: LP BBL fix

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA BAYI BARU LAHIR di RSPAD

GATOT SOEBROTO

Disusun Oleh :

WELLA KURNIA

1410.721.065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2014/2015

Page 2: LP BBL fix

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR NORMAL

A. Pengertian

1. Menurut Depkes RI (2005)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500-3500 gram.

2. Menurut M. Soleh Kosim (2007)

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-3500 gram, cukup bulan,

langsung menangis, tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.

3. Menurut Dona L. Wong (2003)

Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir sampai usia 4 minggu, lahirnya biasanya dari

usia gestasi antara 38-42 minggu.

Jadi, bayi baru lahir normal (BBL) adalah bayi lahir cukup bulan dan sehat

dengan berat antara 2500-3500 gram, dengan usia gestasi 38-42 minggu, secara sponton

tanpa ada penyulit yang menyertai.

B. Spesifikasi Bayi Baru Lahir Normal.

a. Initial ukuran dan vital sign.

Panjang      : Ukuran bokong 31 – 55, kepala sampai tumit 48 – 53 cm.

Berat          : 2500 – 4000gram.

Suhu           : Ketiak = 36,5 – 37 ‘C.

Rektum = 35,5 – 37,5 ‘C.

Denyut Jantung : 110 – 160 x/m.

Respirasi    : 40 – 60 x/m.

b. Kulit

Kelihatan lembut, halus, hampir transparan, elastis, bermukan merah, vernik

caseosa dan lanuno sedikit.

c. Kepala

Fleksi ke dada, tengkorak bertingkat, lembut, fontanella mayor 3 – 6 cm,

fontanella minor 1 – 2 cm.

d. Leher.

Pendek dan lurus, bayi yang tiarap dapat menahan leher, dengan memutar

kepala dengan satu sisi lainnya, bayi yang dalam posisi duduk memperlihatkan

Page 3: LP BBL fix

kemampuan sementara waktu untuk menegakkan kepala. Lingkar kepala   OB = 35

cm, OS = 34 cm, OK = 32 cm.

e. Mata.

Pupil berbentuk bulat, respon terhadap cahaya langsung bereaksi.

f. Telinga.

Respon terhadap suara nyaring dengan terkejut, membran timpani terlihat

suram.

g. Hidung, tenggorokan, dan mulut

Bayi bernafas dengan hidung, dapat bersin dan menangis dengan kuat, lidah

terletak digaris tengah mulut, palatum lengkap, refleks isap baik.

h. Dada dan paru

Lingkar dada 30,5 – 33 cm, diameter anterior posterior dan lateral adalah

sama, ujung xipoie anterior menonjol pada puncak dari sudut iga, pernafasan

perut        40 – 60 x/m. sebentar lambat dangkal atau dalam dan cepat dengan periode

apneu 6 – 15 detik, suara nafas jelas, nyaring, bronchovesikuler dan hipersonan,

terkadang payudara mengeluarkan sekret.

i. Punggung dan ekstrimitas.

Tangan dan kaki mempunyai ukuran, bentuk dan letak yang simetris, tubuh

fleksi dan kedua tangan menggenggam, tulang belakang lurus saat berbaring dan

menapak pada posisi berbaring telungkup “seperti huruf C” punggung stabil dan tidak

terjadi dislokasi, tonus otot baik terutama ketahanan terhadap posisi fleksi yang

berlawanan dan rentang penuh sendi utama.

j. Jantung

Mengikuti kecendrungan pernafasan, denyut jantung 110 – 160 x/m, bunyi

jantung jelas dan teratur, frekuensi tidak teratur, PMI mungkin terlihat dari interkosta

ke 4 kiri dan garis midklavikula, S1 lebih nyaring, S2 pada puncak dan S2 lebih

nyaring dari S1 di daerah pulmonal.

k. Perut.

Lunak dengan bentuk silinder, menonjol, pada permukaan perut terlihat

permukaan vena, ujung umbilikal kering dan agak gelap, liver teraba kenyal, ujung

tajam / halus, 1 – 2 cm dibawah kosta iga kanan, ujung lien sepanjang pinggir dari

sudut kuadran kiri atas, ginjal bisa dipalpasi dalam dengan menekan sekitar 1 – 2 cm

diatas umbilikal.

l. Genetalia wanita dan pria.

Page 4: LP BBL fix

Labia mayora menutup labia minora, klitoris sudah agak tetutup. Pada pria

glans plenis ditutupi oleh kulit dimana terdapat saluran uretra, tertis sudah dalam

skrotum, urin terlihat jernih.

m. Rektum.

Anus ada, mekonium ada, refleks anus jelas.

C. Perawatan Bayi Baru Lahir.

a. Pencegahan hipotermia.

Kurangi / hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi.

Pantau suhu bayi.

b. Pemenuhan nutrisi.

Rawat gabung dan ASI ekslusif yang adekuat.

c. Pencegahan aspirasi.

Tehnik menyusui yang baik.

Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan.

Observasi vital sign dan keadaan umum.

d. Pencegahan infeksi.

Perawatan yang steril.

Personal hygent.

D. Asuhan pada Bayi Baru Lahir

Pada waktu kelahiran, adaptasi terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena

perubahan dramatis ini memerlukan pemantauan yang ketat untuk menentukan dan

memberikan perawatan yang komprehensif pada bayi pada saat ia diruang rawat, untuk

mengajarkan orang tua bagaimana cara merawat bayi mereka dan untuk memberi

motivasi dalam upaya pasangan menjadi orang tua, sehingga orang tua menjadi percaya

diri dan mantap.

1. Pengkajian segara bayi baru lahir

Penilaian segera kondisi bayi, yaitu :

1) Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulutan?

2) Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?

3) Apakah warna kulit bayi kemerahan, pucat/biru?

Page 5: LP BBL fix

Penilaian awal bayi baru lahir dengan menggunakan APGAR Score, yaitu alat

untuk mengkaji kondisi sesaat setelah bayi lahir meliputi 5 variabel yaitu pernafasan,

frekuensi jantung, warna, tonus otot dan iritabilitas refleks, yang dietmukan oleh Dr.

Virginia Apgar (1950). APGAR Score dilakukan pada saat :

1) Satu menit kelahiran yaitu untuk memberi kesempatan pada bayi untuk memulain

perubahan.

2) Menit ke-5.

3) Menit ke-10.

Tabel. APGAR Score

Skor 0 1 2 angka

A: Appereance

color

(warna kulit)

Pucat Badan

merah,

ekstremitas

biru

Seluruh

ekstremitas

kemerah-

merahan

P: Pulse (heart

rate)

Frekuensi

jantung

Tidak ada Dibawah

100

Diatas 100

G: Grimace

(reaksi

terhadap

rangsangan)

Tidak ada Sedikit

garekan

mimik

Menangis,

batuk/

bersin

A: Activity

(tonus otot)

Lumpuh Ekstremitas

dalam fleksi

sedikit

Gerakan

aktif

R: Respiration

(usaha nafas)

Tidak ada Lemah,

tidak teratur

Menangis

kuat

Jumlah

Sumber : Sinopsis Obstetri hal. 120

Klasifikasi klinik nilai APGAR

1) Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)

Page 6: LP BBL fix

Memerlukan resusitasi secara aktif dan pemberian oksigen terkendali karena

selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan natrikus bikarbonas 7,5% dengan

dosis 2,4 ml/kg BB dan cairan glukosa 40% 1-2 ml/kg BB, diberikan via vena

umbilikus.

2) Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6)

Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas

normal kembali.

3) Bayi normal atau asfiksia sedikit (nilai APGAR 7-9).

4) Bayi normal dengan nilai APGAR 10.

2. Asuhan segera bayi baru lahir

Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama

setelah kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukan usaha pernafasan spontan

dengan sedikit bantuan atau gangguan. Oleh karena itu, penting diperhatikan dalam

memberikan asuhan segera yaitu jaga bayi agar tetap kering dan hangat, kontak kulit

ibu dan bayi segara mungkin. Asuhan segara pada bayi baru lahir meliputi :

a. Membersihkan jalan nafas

1) Sambil menilai pernafasan secara cepat letakkan bayi dengan handuk diatas

perut ibu.

2) Barsihkan lendir/darah dari wajah dengan kain bersih dan kering/kassa.

3) Periksa ulang pernafasan.

4) Bayi akan segera menangis 30 detik pertama setelah lahir.

Jika bayi tidak dapat menangis spontan, lakukan :

1) Letakkan bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan hangat.

2) Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi

ekstensi.

3) Bersihkan hidung, rongga hidung dan tenggorokan bayi dengan jari tangan

yang dibungkus kasa steril.

4) Tepuk kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering

dan kasar.

Page 7: LP BBL fix

Penghisapan lendir

1) Gunakan alat penhisap lendir (De Lee)atau alat lain yang steril sediakan juga

tabung oksigen dan selangnya.

2) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.

3) Memantau usaha nafas yang pertama dengan mencatatnya.

4) Warna kulit, adanya cairan/mekonium dalam hidung atau mulut harus

diperhatikan.

b. Perawatan tali pusat

Mengikat tali pusat dengan cara, sebagai berikut :

1) Mencelupkan tangan yang menggunakan sarung tangankelarutan klorin 0,5%

untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lain.

2) Bilas tangan dengan air desinfeksi tingkat tinngi.

3) Keringkan tangan dengan menggunakan handuk atau kain bersih dan kering.

4) Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat.

5) Gunakan benang tali pusat atau klem penjepit tali pusat yang didesinfeksi

tingkat tinggi atau steril, kunci ikatan tali ousat dengan simpul mati atau

kuncikan plastik penjepit tali pusat.

6) Lepaskan klem penjepit logam dan letakkan didalam larutan klorin 0,5%.

7) Selimuti bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bagian kepala tertutup.

c. Mempertahankan suhu tubuh

Mencegah terjadinya kehilangan panas melalui cara berikut ini :

1) keringkan bayi dengan seksama

pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah

kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban ditubuh

bayi, mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi dengan kain bersih.

2) Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat. Mengganti handuk,

selimut atau kain yang basah, karena kain yang basah dapat menyerap panas

pada bayi.

3) Selimuti bagian kepala bayi, karena bagian kepala bayi memiliki permukaan

yang relatif luas akan cepat kehilangan panas jika tidak ditutup.

4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menghangatkan bayi.

5) Melakukan penimbangan setelah bayi menggukan pakaian.

Page 8: LP BBL fix

6) Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.

3. Asuhan BBL 1-24 jam pertama

a. Tujuan

Mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak, mengidentifikasi masalah

kesehatan BBL yang memerlukan perhatian keluarga, penolong persalinan dan

tindak lanjut petugas kesehatan.

b. Pemantauan 2 jam pertama meliputi :

1) Kemampuan menghisap kuat/lemah.

2) Bayi tampak aktif atau lunglai.

3) Bayi kemerahan/biru.

Sebelum penolong meninggalkan ibu harus melakukan pemeriksaan dan

penilaian ada tidak masalah kesehatan terutama pada :

a. Gangguan pernafasan, warna dan aktivitasnya dilanjutkan untuk diamati.

b. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan tidak memandikan minimal 6 jam atau

minimal suhu 36,5oC dan membungkus bayi dengan kain kering dan hangat kepala

bayi harus ditutup.

c. Lakukan pemeriksaan fisik dengan cara :

1) Gunakan tempat yang hangat dan bersih.

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, gunakan sarung tangan dan

bertindak lembut.

3) Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan diterukan

secara sistematik menuju kaki.

4) Jika ditemukan faktor/masalah, cari bantuan lebih lanjut jika diperlukan.

5) Rekam hasil pengamatan.

d. Pemberian vitamin K diberikan untuk mencegah perdarahan yang bisa muncul

karena protombin rendah pada hari-hari pertama kehidupan bayi. Bayi cukup

bulan/normal 1 Kg/hari peral selama 3 hari. Bayi berisiko 0,5-1 mg per

perenteral/IM.

e. Mengidentifikasi BBL

1) Peralatan identifikasi bayi harus selalu tersedia, harus kebal air, tepinya harus

lembut tidak melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.

2) Harus tercantum pada alat identifikasi, seperti :

- Nama (bayi, ibunya)

Page 9: LP BBL fix

- Tanggal lahir

- Nomor lahir

- Jenis kelamin

3) Disetiap tempat tidur harus dicantumkan nama, tanggal lahir dan nomor

identifikasi berat badan, panjang badan, lingkar kepala, linkar perut, dan catat

juga direkam medik.

4. Pengkajian refleks fisiologis bayi

a. Mata

Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba pada kornea. Jika

tidak ada maka menunjukan adanya kerusakan saraf cranial. Pupil kontriksi saat

diarahkan sinar kepadanya, ketukan halus pada glabela (bagian dahi diantara dua

iris mata) menyebabkan mata tertutup rapat.

b. Mulut dan tenggorokan

1) Menghisap

Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai

respon terhadap rangsangan dapat terjadi pada saat tidur sekalipun.

2) Rooting

Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi

membalikan kepala kaarah sisi tersebut dan mulai menghisap.

3) Menguap

Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan jumlah

udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup.

4) Muntah

Stimulasi terhadap faring posterior terhadap makanan, hisapan atau masuknya

selang harus menyebabkan bayi mengalami refleks muntah.

5) Ekstruksi

Bila lidah disentuh atau ditekan bayi meresponnya dengan mendorongnya

keluar, harus menghilang saat bayi berumur 4 bulan.

6) Batuk

Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, biasanya ada setelah hari

pertama lahir.

c. Ekstremitas

1) Menggenggam

Page 10: LP BBL fix

Sentuhan pada telapak tangan atau kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari.

2) Masa tubuh

- Refleks moro

Memberikan isyarat pada bayi dengan satu teriakan kencang dan gerakan

mendadak respon bayi akan berupa menghentakan tangan dan kaki lurus

arah keluar, sedangkan lutut fleksi dan tangan akan kembali kearah dada

seperti bayi dalam pelukan.

- Tonik leher

Jika bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu sisi lengan dan kakinya

akan berekstensi dan lengan berlawanan serta kaki fleksi.

d. Neck-Righting

Jika bayi terlentang kepalan dipalingkan kesalah satu sisi bahu dan batang tubuh

membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.

e. Inkurvasi batang tubuh

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul

bergerak kearah sisi yang distimulasi.

5. Mengajarkan orang tua cara merawat bayi

a. Pemberian nutrisi

1) Berikan ASI sesering keinginan/kebutuhan bayi atau jika payudara penuh.

2) Frekuensi menyusui 2-3 jam.

3) Pastikan bayi mendapat kolostrum selama 24 jam untuk melindungi diri dari

infeksi.

4) Berikan ASI saja selama 6 bulan.

5)

b. Mempertahankan kehangatan bayi

1) Suhu ruangan setidaknya 18-20oC.

2) Jika bayi kedinginan harus didekap pada tubuh ibu.

3) Jangan menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur (botol berisi air

panas).

c. Memberitahukan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir

1) Pernafasan sulit atau >60x/menit.

2) Suhu terlalu panas >38oC atau terlalu dingin < 36oC.

3) Warna kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama) biru/pucat dan memar.

Page 11: LP BBL fix

4) Jika diberikan ASI/makan hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan muntah

terus.

5) Tali pusat bengkak, merah keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah.

6) Adanya tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak,

keluar cairan (nanah) dan pernafasan sulit.

7) Tidak berkemih selama 23 jam, tinja lembek, kering, hijau tua, ada lendir/darah

ditinja.

8) Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasanya, sangat mudah

tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang

dan menagis terus menerus.

6. Mencegah infeksi pada bayi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan

atau kontaminasi mikro organisme selama proses persalinan atau beberapa saat setelah

persalinan. Sebelum menangni BBL pastikan penolong persalinan telah melakukan

pencegahan infeksi, sebagai berikut :

a. Pastikan cuci tangan sebelum dan sesudah memegana bayi atau setelah

menngunkan toilet untuk BAB/BAK.

b. Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih selalu dan letakkan popok dibawah

talipusat, jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih, laporkan segera apabila

timbul perdarahan, pembengkakan, dan keluar cairan merah berbau busuk.

c. Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara sewaktu mandi.

d. Muka, pantat dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat dan sabun tiap

hari.

e. Jaga bayi terhadap orang yang menderita infeksi dan pastikan semua orang

memegang bayi selalu mencuci tangan terlebih dahulu.

7. Pencegahan infeksi pada mata

Tetes mata untuk mencegah infeksi pada mata dpat diberikan setelah bayi diberi ASI

oleh ibunya dengan menggunakan salep mata Tetraciklin 1%.

Cara pemberian profilaksis mata :

a. Cici tangan terlebih dahulu.

b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat tersebut.

Page 12: LP BBL fix

c. Berikan salep mata pada setiap garis lurus mulai bagian mata yang dekat dengan

hidung menuju luar mata.

d. Jangan menghapus salep mata dan menganjurkan keluarga untuk tidak

menghapus obat tersebut.

8. Diagnosa keperawatan

a. Risiko hipotermi.

b. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif.

c. Risiko infeksi.

9. Intervensi

a. Risiko hipotermi

Intervesinya yaitu :

1) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir dengan handuk yang bersih dan

kering dan hangat.

2) Bungkus bayi dengan selimut yang hangat.

3) Observasi suhu tubuh bayi dan lingkungan.

4) Menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru.

5) Mencegah kehilangan panas pada bayi dengan cara :

- Memberikan tutup kepala bayi/topi.

- Mengganti popok/kain/pakaian yang basah dengan yang kering.

- Menggunakan popok yang dilapisi plastik sehingga bayi mendapat sumber

panas terus menerus.

b. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif

Intervensinya yaitu :

1) Menilai pernafasan dengan cepat.

2) Membersihkan jaln nafas.

3) Menghisap lendir dengan penghisap De Lee.

4) Menyediakan tabung oksigen dan selangnya.

5) Segera menghisap mulut dan hidung bayi sesuai kondisi.

6) Memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.

c. Risiko infeksi

Intervensinya yaitu :

1) Kaji ulang tanda-tanda infeksi.

Page 13: LP BBL fix

2) Menjaga bayi dari oarang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap

orang selalu mencuci tangan terlebih dahulu.

3) Memberikan tetes mata pada BBL untuk mencegah penyakit mata dan

clamidia.

4) Memberi viatamin K 0,5 mg (IM) untuk mencegah perdarahan karena

defisiensi vitamin K.

5) Memberikan perawatan tali pusat.

E. Perubahan Fisiologi Neonatus

Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus, yaitu

satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor yang mempengaruhi perubahan

fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.

a. Respirasi Neonatus.

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus melalui paru

bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam

keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan

untuk gerakan pernafasan pertama ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui

jalan lahir. Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor terletak

disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan

gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama ekspirasi, setelah inspirasi

dengan tekanan positif, terlihat suatu inspiratory gasp. Respirasi pada masa demalus

terutama diafragmatik dan abdominal dengan biasanya masih tidak teratur dalam hal

frekuensi dan dalamnya pernafasan, setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru

sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronchiolus relatif kecil, mudah

terajadi air tropping.

b. Jantung Dan Sirkulasi.

Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian

langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari bilik darah

dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke

paru dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta. Setelah bayi lahir paru akan

berkembang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional, hal ini

terjadi pada jam-jam pertama, setelah kelahiran. Tekanan darah pada waktu lahir

dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam

Page 14: LP BBL fix

pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira

85/40 mmHg.

c. Traktus Digestivus.

Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan orang

dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam

kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran

mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah

berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada

neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7 – 8

bulan.

d. Hati Dan Metabolisme.

Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu

kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik

juga mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas permukaan

neonatus terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg metabolisme basal per

kg BB lebih besar, pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat.

Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu

lebih kurang pada hari keenam, energi 60 % didapatkan dari lemak dan 40 % dari

karbohidrat.

e. Produksi Panas.

Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu: aktifitas otot,

shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara untuk

meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran ‘ Brown Fat ‘

yang memberikan lebih banyak energi per gram dari pada lemak biasa.

f. Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih

besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular luas. Fungsi

ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa,

ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerolus dan volume tubulus

proksimal ‘ Renal Blood Flow ‘ pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan

dengan orang dewasa.

g. Kelenjar Endokrin.

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir

kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat pembesaran

Page 15: LP BBL fix

kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat

dilihat ‘ With Drawal ‘  misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai

haid pada bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir

dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.

h. Susunan Saraf Pusat.

Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah cairan

otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.

i. Imunoglobulin.

Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina

proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari

antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gamma G,

yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil,

tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti illeus, taksoplasma, herpes

simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan

pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, gamma G, gamma M, imunologi

dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya

terhadap beberapa strain E. Colli.

Page 16: LP BBL fix

REFERENSI

Affandi, Bisan. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta :

JNPK-KR

Mochtar, Rustam. 1999. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Prawiro Harjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pusaka

Lutan, delfi. 2008. http://keperawatan –gun.blogspot.com2008/11/2008/asuhan bayi baru

lahir html

Manuaba, I. 2005. Ilmu kebidanan dan Penyakit Kandungan. EGC. Jakarta.