lp laparotomy-colostomy fix

25
LAPORAN PENDAHULUAN LAPARATOMY DENGAN COLOSTOMY 1. LAPARATOMY PENGERTIAN Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 1997).Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus, yang mana tujuan prosedur tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen adalah untuk eksplorasi (Arif Mansjoer, 2000).Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka selaput perut dengan operasi (Lakaman:2000;194). Pembedahan perut sampai membuka selaput perut. Ada 4 cara pembedahan laparatomy yaitu; a. Midline incision b. Paramedian, yaitu 2,5 cm), panjang (12,5 cm).; sedikit ke tepi dari garis tengah c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy. d. Transverse lower 4 cm diabdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian bawah atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi appendictomy. ETIOLOGI 1

Upload: rendhut

Post on 12-Aug-2015

455 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

konsep dan asuhan keperatan pada klien dengan laparotomy

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Laparotomy-colostomy Fix

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPARATOMY DENGAN COLOSTOMY

1. LAPARATOMY

PENGERTIAN

Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi

pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong,

1997).Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya

perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus, yang mana tujuan prosedur

tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen adalah untuk eksplorasi

(Arif Mansjoer, 2000).Laparatomi adalah pembedahan perut, membuka selaput perut

dengan operasi (Lakaman:2000;194). Pembedahan perut sampai membuka selaput

perut.

Ada 4 cara pembedahan laparatomy yaitu;

a. Midline incision

b. Paramedian, yaitu 2,5 cm), panjang (12,5 cm).; sedikit ke tepi dari

garis tengah

c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas,

misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.

d. Transverse lower 4 cm diabdomen incision, yaitu; insisi melintang di

bagian bawah atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi

appendictomy.

ETIOLOGI

Etiologi sehingga di lakukan laparatomy adalah karena di sebabkan oleh

beberapa hal (Smeltzer, 2001) yaitu;

1.      Trauma abdomen (tumpul atau tajam)

Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang

terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau

yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006). Dibedakan atas 2 jenis yaitu :

Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium)

yang disebabkan oleh : luka tusuk, luka tembak.

1

Page 2: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum) yang

dapat disebabkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau

sabuk pengaman (sit-belt).

2.      Peritonitis

Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga

abdomen, yang diklasifikasikan atas primer, sekunder dan tersier. Peritonitis

primer dapat disebabkan oleh spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat

penyakit hepar kronis. Peritonitis sekunder disebabkan oleh perforasi

appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon

(paling sering kolon sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan

penyebab peritonitis tersier.

3.      Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi)

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya)

aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus biasanya

mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat.

Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus

halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan

pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya dapat

berupa  perlengketan (lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh

secara lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen),

Intusepsi      (salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang

ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus), Volvulus (usus besar yang

mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan

penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi), 

hernia (protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot

abdomen), dan tumor (tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen

usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus).

4.      Apendisitis mengacu pada radang apendiks

Suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian

inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah

2

Page 3: Lp Laparotomy-colostomy Fix

obstruksi lumen oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan

mengikis mukosa menyebabkan inflamasi.

5.      Tumor abdomen

6.      Pancreatitis (inflammation of the pancreas)

7.      Abscesses (a localized area of infection)

8.      Adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery)

9.      Diverticulitis (inflammation of sac-like structures in the walls of the intestines)

10.  Intestinal perforation

11.  Ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)

12.  Foreign bodies (e.g., a bullet in a gunshot victim)

13.  Internal bleeding

2. STOMA

2.1. Definisi

Stoma dalam bahasa Yunani adalah mulut. Stoma adalah : usus yang

dikeluarkan dari dinding abdomen melalui proses operasi dan biasanya dilakukan

karena ada kelainan baik bawaan maupun ditemukan saat terjadi kecelakaan

atau bahkan karena ada penyakit dibagian saluran pencernaan ataupun

disaluran perkemihan. (Gibyanto,2011)

Pada umumnya dibuat untuk ileum (ileostomy) atau colon (colostomy).

Tedapat 2 jenis gastrointestinal Stoma :

1. Temporary (de-functioning) stomas : meliputi ileostomy atau colostomy yang

dibuat untuk melindungi suatu anastomosis atau dekompresi atau

penyembuhan segmen usus bagian distalnya. Stoma mempunyai 2 lubang

yaitu lubang proksimal adalah tempat keluarnya faeces dan lubang distal

tempat keluarnya mukus dari usus bagian distalnya.

3

Page 4: Lp Laparotomy-colostomy Fix

2. Permanent stomas : lubang dinding abdomen yang dibuat secara permanen

tempat menempelkan bagian akhir dari usus pada permukaan kulit. Terdapat

beberapa bentuk permanent stoma antara lain:

a. Panproctocolectomy : ileostomy permanent yang dibuat dari ileum

terminalis, seluruh colon rectum dan anus diangkat.

b. Total colectomy: ileostomy dibuat tetapi ujung rectum tetap dan

disalurkan ke dinding abdomen sebagai mucus fistula.

c. Abdomenoperineal (A-P) excision : colostoly pada fossa iliaca sinistra,

rectum dan anus diangkat, sering disertai dengan pengangkatan 1/3

bagian atas dinding posterior vagina

d. Hartmarn’s procedure, eksisi dari sigmoid atau atas rectum colostomy

dibuat dan ujung rectum ditutup dan dibiarkan didalam pelvis.

e. Pelvis exenteration: operasi radikal untuk pengangkatan organ pelvis;

dibuat colostoly dan urostomy.

Kelainan pada organ Pencernaan yang menimbulkan indikasi tindakan

gastrointestinal Stoma :

Esafagus : Kanker pada bagian ini akan menyebabkan gangguan

menelan, dimulai sulit menelan dan bila tidak cepat diangkat akan

tersumbat total sehingga tidak bisa menelan sama sekali.

Lambung : Seperti di Esophagus kanker di lambung juga akan

menyebabkan tersumbatnya saluran cerna, tetapi tergantung lokasi,

kanker pada lokasi tertentu tidak akan menyebabkan tersumbatnya

saluran cerna sampai pada stadium lanjut.

Usus Besar : Kanker usus besar awalnya menimbulkan gejala gangguan

pola defikasi artinya secara berangsur angsur penderita merasa tidak

nyaman diperut kemudian mulas yang sukar diterangkan sebabnya

dilanjutkan dengan diare / mencret berak darah lender ini terutama untuk

kanker rectum dan obstruksi saluran cerna karena tersumbatnya usus

besar akhirnya perut kembung karena kotoran menumpuk dalam usus

karena tidak bisa keluar.

Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh

jarak kanker ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam

dinding rektum. Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan

penderita menjalani kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara

4

Page 5: Lp Laparotomy-colostomy Fix

dinding perut dengan kolon). Dengan kolostomi, isi usus besar

dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung,

yang disebut kantung kolostomi.

Usus Halus : Kebanyakan tumor usus halus adalah jinak. Kebanyakan

tumor jinak tidak menyebabkan gejala. Tetapi tumor yang berukuran

besar bisa menyebabkan terdapatnya darah dalam tinja, penyumbatan

usus (sebagian atau total), atau penjeratan usus bila satu bagian usus

masuk ke usus yang berada di depannya (intususepsi).

Pangkreas : Kanker pangkreas karena letaknya sangat sulit terdiagnosis,

biasanya diketahui setelah ada komplikasi ikterus atau penyumbatan

pada usus 12 jari.

Hati : Kanker primer yang terletak ditepi pada keadaan dini bila cepat

diketahui dan segera diambil tindakan operasi akan menyembuhkan

penyakitnya. Pada hati sering dijumpai kanker sekunder yang berasal dari

penyebaran kanker alat tubuh lain seperti usus, paru, payudara, genitalia,

interna (Benbow Maureen, 2007)

2.2. Kolostomi

Dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang artinya mulut

diartikan disini sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih dikenal

sebagai anus buatan. Letak kolostomi pada abdomen bisa dimana saja

sepanjang letak kolon, namun biasanya dilakukan pada bagian kiri bawah, di

daerah kolon sigmoid. Namun dapat pula dibuat dilokasi kolon asendens,

transversum, dan desendens. Letak kolostomi sebaiknya dipilih dengan hati-hati

sebelum tindakan operasi. Sebaiknya hindari lokasi yang memiliki jaringan lemak

yang tebal dan terdapat skar (Kathleen Osborn, 2003).

Jenis jenis kolostomi

- Ascending kolostomi

Kolostomi ascending terletak di bagian kanan atas dari perut. Pada jenis

ini sudah jarang dilakukan sejak ditemukan bahwa ileostomi ,hal ini

dikarenakan ileostomi lebih efektif dibandingkan dengan kolostomi ascending

5

Page 6: Lp Laparotomy-colostomy Fix

- Transverse Colostomy

Kolostomi transverse terletak dibagian atas dari perut baik di tengah

maupun di sebelah kanan. Pada pemasangan kolostomi jenis transverse ini

dilakukan dengan indikasi seperti dibawah ini

- Descending or Sigmoid Colostomy

Lolostomi descending / sigmoid ini terletak dibawah perut dan paling

sering dilakukan dibandingkn dengan jenis kolostomi lainnya. indikasi

pemasangan pada kolostomi sigmoid ini adalah seperti dibawah ini

2.3. Teknik Laparotomi

Insisi Laparotomi

Midline Epigastric Insision (irisan median atas): Insisi dilakukan persis pada

garis tengah dimulai dari ujung Proc. Xiphoideus hingga 1 cm diatas umbilikus.

6

Indikasi :

1. Diverticulitis 2. Trauma (cedera) 3. Cacat lahir 4. Kanker / descending atau

usus sigmoid 5. Obstruksi usus 6. Kelumpuhan

Indikasi :

1. Kanker rektum atau

sigmoid kolon.

2. Diverticulitis

3. Trauma (cedera)

4. Cacat bawaan

5. Obstruksi usus

6. Kelumpuhan

Page 7: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Kulit, fat subcutan, linea alba, fat extraperitoneal, dan peritoneum dipisahkan

satu persatu. Membuka peritoneum dari bawah.

Midline Subumbilical Insision (irisan median bawah): Irisan dari umbilikus

sampai simfisis, membuka peritoneum dari sisi atas. Irisan median atas dan

bawah dapat disambung dengan melingkari umbilikus. Peritoneum harus

dibuka dengan sangat hati-hati. Cara yang paling aman adalah membukany

adengan menggunakan dua klem artery, yang dijepitkan dengan sangat hati-

hati pada peritoneum. Kemudian peritoneum diangkat dan sedikit diggoyang-

goyang untuk memastikan tidak adanya struktur dibawahnya yang ikut terjepit.

Kemudian peritoneum diinsisi dengan menggunakan gunting. Insisi diperlebar

dengan memasukkan 2 jari kita yang akan dipergunakan untuk melindungi

struktur dibawahnya sewaktu kita membuka seluruh peritoneum. Bila penderita

pernah mengalami laparotomi dengan irisan median, sebaiknya irisan

ditambahkan keatas atau bawah dan membuka peritoneum diatas atau

dibawah irisan lama. Setelah peritoneum terbuka organ abdomen dipisahkan

dengan hati-hati dari peritoneum. Pada kasus emerjensi, lebih baik melakukan

irisan median.

Paramedian Insision ”trapp door” (konvensional): Insisi ini dapat dibuat baik

di sebelah kanan atau kiri dari garis tengah. Kira-kira 2,5-5 cm dari garis

tengah. Insisi dilakukan vertical, diatas sampai bawah umbilkikus, m.rectus

abdominis didorng ke lateral dan peritoneum dibuka juga 2.5 cm lateral dari

garis tengah. Pada irisan dibawah umbilikus diperhatikan epigastrica inferior

yang harus dipisahkan dan diikat.

Lateral Paramedian Insision: Adalah modifikasi dari Paramedian Insision

yang dikenalkan oleh Guillou et al. Dimana fascia diiris lebih lateral dari yang

konvensional Secara teoritis, teknik ini akan memperkecil kemungkinan

terjadinya wound dehiscence dan insisional hernia dan lebih baik dari yang

konvensional.

Vertical Muscle Splitting Insision (paramedian transrect): Insisi ini sama

dengan paramedian insision konvensional, hanya otot rectus pada insisi ini

dipisahkan secara tumpul (splitting longitudinally) pada 1/3 tengahnya, atau jika

mungkin pada 1/6 tengahnya. Insisi ini berguna untuk membuka scar yang

berasal dari insisi paramedian sebelumnya. Kemungkinan hernia sikatrikalis

lebih besar.

7

Page 8: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Kocher Subcostal Insision: Insisi Subcostal kanan yang biasanya digunakan

untuk pembedahan empedu dan saluran empedu. Insisi dilakukan mulai dari

garis tengah, 2,5-5 cm di bawah Proc. Xiphoideus dan diperluas menyusuri

batas costa kira-kira 2,5 cm dibawahnya, dengan memotong muskulus rektus

dan otot dinding abdomen lateral.

Irisan McBurney Gridiron – Irisan oblique: Dilakukan untuk kasus Apendisitis

Akut Dan diperkenalkan oleh Charles McBurney pada tahun 1894, otot-otot

dipisahkan secara tumpul.

Irisan Rocky Davis : Insisi dilakukan pada titik McBurney secara transverse

skin crease, irisan ini lebih kosmetik.

Pfannenstiel Insision: Insisi yang popular dalam bidang gynecologi dan juga

dapat memberikan akses pada ruang retropubic pada laki-laki untuk melakukan

extraperitoneal retropubic prostatectomy. Insisi dilakukan kira-kira 5 cm diatas

symphisis Pubis skin crease sepanjang ± 12 cm. Fascia diiris transversal,

muskulus rektus dipisahkan ke lateral dan peritoneum dibuka secara vertikal.

Insisi Thoracoabdominal: Insisi Thoracoabdominal, baik kanan maupun kiri,

akan membuat cavum pleura dan cavum abdomen menjadi satu. Dimana insisi

ini akan membuat akses operasi yang sangat baik. Insisi thorakoabdominal

kanan biasanya dilakukan untuk melakukan emergensi ataupun elektif reseksi

hepar Insisi thorakoabdominal kiri efektif jika dilakukan untuk melakukan reseksi

dari bagian bawah esophagus dan bagian proximal dari lambung. Penderita

berada dalam posisi “cork-screw”. Abdomen diposisikan kira-kira 45° dari garis

horizontal, sedangkan thorax berada dalam posisi yang sepenuhnya lateral.

Insisi pada bagian abdomen dapat merupakan midline insision ataupun upper

paramedian insision. Insisi ini dilanjutkan dengan insisi oke spasi interkostal VIII

sampai ujung scapula. Setelah abdomen dibuka, insisi pada dada diperdalam

dengan menembus m.latissimus dorsi, serratus anterior, dan obliquus externus

dan aponeurosisnya. Insisi pada abdomen tadi dilanjutkan hingga mencapai

batas costa. M.Intercostal 8 dipisahkan untuk mencapai cavum pleura.

Finochietto chest retractor dimasukkan pada intercostal 8 dan pelan-pelan di

buka. Dan biasanya kita tidak perlu untuk memotong costa. Diphragma

dipotong melingkar 2 – 3 cm dari tepi dinding lateral toraks sampai hiatus

esofagus untuk menghindari perlukaan n.phrenicus. Pada akhir operasi

dipasang drain toraks lewat irisan lain. Penutupan dari insisi ini adalah dimulai

8

Page 9: Lp Laparotomy-colostomy Fix

dengan menjahit diaphragma secara matras 2 lapis dengan benang non

absorbabel, otot dada dan dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.

2.4. Komplikasi

Stitch abscess

Biasanya muncul pada hari ke 10 postopersi atau bisa juga sebelumnya, sebelum

jahitan insisi tersebut diangkat.. Abses ini dapat superficial ataupun lebih dalam.

Jika dalam ia dapat berupa massa yang teraba dibawah luka, dan terasa nyeri jika

di raba. Abses ini biasanya akan diabsopsi dan hilang dengan sendirinya,

walaupun untuk yang superficial dapat kita lakukan insisi pada abses tersebut.

Antibiotik jarang diperlukan untuk kasus ini.

Infeksi luka operasi

Biasanya jahitan akan terkubur didalam kulit sebagai hasil dari edema dan proses

inflamasi sekitarnya. Penyebabnya dapat berupa Staphylococcus Aureus, E. Colli,

Streptococcus Faecalis, Bacteroides, dsb. Penderitanya biasanya akan mengalami

demam, sakit kepala, anorexia dan malaise. Keadaan ini dapat diatasi dengan

membuka beberapa jahitan untuk mengurangi tegangan dan penggunaan

antibiotika yang sesuai. Dan jika keadaannya sudah parah dan berupa suppurasi

yang extensiv hingga kedalam lapisan abdomen, maka tindakan drainase dapat

dilakukan.

Gas Gangrene

Biasanya berupa rasa nyeri yang sangat pada luka operasi, biasanya 12-72 jam

setelah operasi, peningkatan temperature (39° -41° C), Takhikardia (120-140/m),

shock yang berat. Keadaan ini ddapat diatasi dengan melakukan debridement luka

di ruang operasi, dan pemberian antibiotika, sebagai pilihan utamanya adalah,

penicillin 1 juta unit IM dilanjutkan dengan 500.000 unit tiap 8 jam.

Hematoma

Kejadian ini kira-kira 2% dari komplikasi operasi. Keadaan ini biasanya hilang

dengan sendirinya, ataupun jika hematom itu cukup besar maka dapat dilakukan

aspirasi.

Keloid Scars

Penyebab dari keadaan ini hingga kini tidak diketahui, hanya memang sebagian

orang mempunyai kecenderungan untuk mengalami hal ini lebih dari orang lain.

Jika keloid scar yang terjadi tidak terlalu besar maka injeksi triamcinolone kedalam

9

Page 10: Lp Laparotomy-colostomy Fix

keloid dapat berguna, hal ini dapat diulangi 6 minggu kemudian jika belum

menunjukkan hasil yang diharapkan. Jika keloid scar nya tumbuh besar, maka

operasi excisi yang dilanjutkan dengan skin-graft dapat dilakukan.

Abdominal wound Disruption and Evisceration

Disrupsi ini dapat partial ataupun total. Insidensinya sendiri bervariasi antara 0-3

%. Dan biasanya lebih umum terjadi pada pasien >60 tahun dibanding yang lebih

muda. Laki-laki dibanding wanita 4 : 1

Etiologi :

1. Tekhnikal error

2. Material error

3. Tissue error, misalnya karena faktor jaundice, uremia, protein depletion, atau

yang paling penting sepsis.

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN FOKUS

I. BIODATA

a. Identitas secara Umum

b. Riwayat Kesehatan

– Riwayat penyakit dahulu ( RPM )

Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus ,

psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis. Seboroik dan

dermatosiss atopik , limfoblastoma.

– Riwayat Penyakit Sekarang

Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama kulit,

– Riwayat penyakit keluarga

c. Riwayat Lingkungan

d. Pola Aktivitas-Latihan

Apakah pemasangan stoma mengganggu aktivitas klien

Apakah klien membutuhkan bantuan dalam melaksanakan aktivitasnya

e. Pola Nutrisi

Bagaimana nafsu makan klien

BB normal atau tidak

Bagaimana kebiasaan makan pasien

10

Page 11: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Makanan yang menyebabkan diarhe

Makanan yang menyebabkan konstipasi

f. Pola Eliminasi

Apakah ada perubahan eliminasi tinja :

Konsistensi, bau, warna feces

Apakah ada konstipasi / diare

Apakah feces tertampung dengan baik

Apakah pasien dapat mengurus feces sendiri

g. Pola Tidur-Istirahat

Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi

Tidur nyenyak/tidak

Apakah stoma mengganggu tidur/tidak

Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur

Adakah faktor psikologis mempersulit tidur

h. Pola Kebersihan Diri

Berapa kali mandi dalam sehari

Penggunaan sabun untuk mandi

Apakah ganti baju apa tidak

Bagaimana klien cara klien menjaga kebersihan area disekitar stoma

i. Pola peran & Hubungan

Apakah peran klien dalam keluarga

Apakah ada system pendukung yang mampu mensupport klien

Bagaimana klien memenuhi tugas/perannya

Apakah ada kesulitan menentukan dalam menjalankan peran atau dalam

keluarga

Apakah ada masalah peran yang dihadapi klien ketika klien menjalani

perawatan stoma

j. Pola mekanisme/penanggulangan stress dan koping

Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, faktor

stress, perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan, karena

ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,

kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan klien tidak

mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.

Gejala : faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan,

11

Page 12: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan

kepribadian.

Fase Adaptasi Psikologis klien post operasi stoma

Shock/panic

Biasanya terjadi segera setelah operasi. Pasien tidak dapat memproses

informasi dan mungkin menangis, cemas dan pelupa. Fase ini bisa

berlangsung dari hari ke minggu.

Denial (penolakan) atau defense (pertahanan)

Fase ini bisa berlangsung selama beberapa minggu atau bulan dan

penundaan proses adaptasi. Selama fase ini, individu menyangkal atau

menghindar. Sehingga klien mungkin berfikir tentang angan angan :

seandainya saya tidak…

Pengakuan

Pada fase ini klien mulai menghadapi kenyataan dari situasi. Dan sudah

berfikir mengenai realita/keadaan yang telah terjadi.

Adaptation/Resolution Adaptasi / Resolusi

Selama fase ini, kesedihan akut mulai mereda. Pasien mulai cara yang

konstruktif dan mulai untuk membangun struktur baru. Mereka

mengembangkan rasa baru senilai. Fase ini dapat berlangsung satu hingga

dua tahun.

k. Pola Komunikasi

Apakah ada kesulitan bagi klien dalam mengungkapkan apa yang dirasakan

Apakah ada pantangan atau larangan yang mempersulit

penyembuhan/perawatan stoma

l. Konsep diri

Gambaran diri

Perubahan permanen dan signifikan dalam penampilan tubuh dan

kemampuan fungsional dapat mengubah cara orang menginternalisasi citra

tubuh dan konsep diri.

Identitas diri

Pemasangan stoma yang dilakukan apakah mempengaruhi identitas klien

sebagai seorang wanita atau pria.

Ideal diri

12

Page 13: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Rasa takut kehilangan adalah normal akan tetapi apakah klien

menganggap hal tersebut merupakan hal yang sangat berarti dan tak bisa

dirubah?apa yang klien inginkan dan bagaimana klien dapat

memenuhinya/merubahnya

Harga diri

Apakah pikiran tersebut membuat klien malu, menangis, perasaan

ditolak(tidak diterima), atau bahkan depresi

Peran

Apakah klien merasa peran sosialnya akan berubah dan bahwa orang

lain tidak dapat menerima mereka seperti di masa lalu

Dalam proses rehabilitasi ada saat bahwa pasien harus memiliki

kesempatan untuk mengekspresikan atau menyangkal perasaan mereka,

tentang operasi mereka, perubahan dalam tubuh mereka atau citra diri mereka.

m. Pola Nilai & Kepercayaan

Apakah pemasangan stoma mengganggu proses ibadah klien

Kegiatan keagamaan seperti apa yang tidak dapat dilakukan ketika klien

terpasang stoma

n. Pemeriksaan fisik

a. KU : lemah

b. TTV : suhu naik atau turun.

c. Kepala

Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.

d. Mulut

Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh

obat.

e. Abdomen

Inspeksi : bentuk abdomen, integritas kulit (pigmentasi, lesi, striae, scar,

umbilikus)

Palpasi : adanya massa, adanya distensi abdomen

Perkusi : untuk mengetahui adanya cairan/massa drongga abdomen

Auskiltasi : dengarkan suara bising usus dan catat jumlahnya dalam 1 menit.

f. Ekstremitas

Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.

g. Kulit

13

Page 14: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Untuk inspeksi yang akurat

Tanyakan pada klien tentang adanya lesi,kemerahan, memar.

Apakah klien memperhatikan adanya perubahan warna kulit

Tanyakan apakah terjadi trauma kulit akhir- akhir ini.

Tanyakan apakah klien punya riwayat alergi yang menyebabkan

kemerahan atau bintik-bintik Merah dan gatal.

Tanyakan apakah klien menggunakan obat- obatan topical atau ramuan

sendiri.

Tanyakan apakh klien pergi ke salon perawatan kulit, menggunakan

lampu pemanas, pil perawatan kulit.

Tanyakan apakah klien punya riwayat keluarga dengan gangguanm kulit

yang serius

1. Inspeksi :

Inspeksi warna dan pigmentasi kulit

Hasil normal : pigentasi normal pada kulit warna putih berkisar antara

Merah muda sampai kemerahan, sedang pada kulit gelap adalah

Coklat samar sampai Coklat gelap.

Perhatikan bila kulit pucat atau gelap lebih dari biasanya.

Perhatikan dimana terjadi variasi warna

Inspeksi warna bibir, kuku, telapak tangan dan konjungtiva.( hasil

normal warna teran)

Inspeksi sclera untuk adanya jaundis.

Perhatikan lebih pada daerah traksi, amputasi, dan balutan

Pengkajian lesi

Letak anatomi : setempat.

Susunan : garis, berkelompok, dermatomal.

Jenis : lesi primer / sekunder.

Warna : Merah. Putih, Coklat dll.

2. Palpasi

Menggunakan ujung jari palpasi permukaan Kulit untuk Merasakan

kelembabanya.( lebab, kering, berminyak ).

Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal/ punggung tangan,

bandingkan bagian tubuh yang simetris.( hangat atau

dingin ).Bandingkan antara atas dan bawah.

14

Page 15: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Tekan ringan kulit untuk menentukan teksturnya ( halus atau kasar ),

kelembutan, ketegangan kedalaman lesi permukaan. ( hasil normal

pada anak – anak dan dewasa adalah halus, lembut dan lentur ).

Kaji turgor dengan mencubit kulit pada punggung tangan dan lengan

bawah dan lepaskan.

Kaji mobilitas kulit ( menurun pada edema ).

Pengkajian pitting edema

Cara : tekan kulit area edema selama 5 detik danb lepaskan ukur

kedalaman dengan millimeter.

Perubahan – perubahan warna pada kulit

NO WARNA PENYEBAB LOKASI

Coklat Peningkatan melanin ; terpajan sinar UV , kehamilan, penyakit

Addison. Wajah, areola mamae, putting susu, lengan tangan bawah.

NO WARNA PENYEBAB LOKASI

Sianosis Peningkatan deoksihemoglobin abnormal, hipoksi Perifer,/

penurunana aliran darah ke kulit, penurunan oksihemoglobin.

( lingkungan yang dingin, PJK, peny. Paru, edema syndrome nefrotik,

syok ). Punggung kuku, bibir, mulut, kulit untuk sisnosis sentral yang

kuat.

. Pucat Penurunan warna / melanin, anemia, albinisme, virtilligo,

edema, Kulit. konjungtiva, bibir, punggung kuku.

Merah Peningkatan visibilitas oksihemoglobin krn dilatasi p.darah

superfisial, atau peningkatan aliran darah ke kulit, Demam, ruam kulit,

masukan alkohol, trauma langsung, inflamasi setempat.

Jaundise/ Kuning, ikterik, Peningkatan penyimpanan bilirubin dalam

jaringan.( penyakit hepar, ginjal, pancreas, hemolisis sel – sel darah

Merah, peningkata

masukan karoten. Sclera, membran mukosa , kulit

Kehitaman/ kebiruan. Ekstravasasi darah ke jaringan subcutan

( ekimosis), Ekstremitas, kepala, area yang mudah terluka atau

trauma.

Dari beberapa komplikasi pemasangan stoma dapat dirumuskan beberapa

kemungkinan diagnose keperawatan antara lain:

15

Page 16: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Diagnosa untuk komplikasi stoma

a. Kerusakan integritas kulit b.d tindakan perioperatif

b. Nyeri akut b.d adanya destruksi jaringan

c. Resiko infeksi yang beresiko karena kerusakan jaringan, prosedur invasive,

peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen.

d. Gangguan citra tubuh b.d pembedahan

Perencanaan Keperawatan

NO. Diagnosa kep. Tujuan-Kriteria Intervensi Rasional1. Resiko tinggi

terhadap kerusakan integritas kulit b/d aliran feses/flatusdari stoma .

Mempertahankan integritas kulit dgn. Kriteria :*Kulit sekitar stoma tidak eritema

*Observasi area kulit peristomal setiap penggantian kantong, besihkan dengan air dan keringkan. Catat iritasi, kemarahan, ( warna gelap atau kebiru-biruan )

         Ukur stoma secara periodik ,selama 6 minggu pertama dan sebulan selama 6 bulan.

* Berikan pelindung kulit yang efektif

*Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong ,lakukan dgn. perlahan, kemudian cuci dgn. Baik.

*Observasi keluhan nyeri, rasa terbakar, gatal,melepuh disekitar stoma.

Memantau proses penyembuhan mengidentifikasi masalah dan mencegah kerusakan kulit.

Sesuai dengan penyembuhan edema pasca 0perasi, ukuran kantong harus tepat, shg.feses terkumpul dan kontak dgn. Kulit dpt.dicegah.Melindungi kulit dari perekat kantong.Mencegah iritasi jaringan/kerusakan

Antisipasi terhadap infeksi kandida yang memerlukan intervensi.

2 Gangguan citra tubuh b/d

psikososial gangguan

struktur tubuh ( stoma )

Dapat menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa disertai harga diri yang negatif..Kriteria;Menunjukan penerimaan dengan melihat, menyentuh stoma.

       Kontak dengan klien secara sering, perlakukan klien dengan hangat dan sikap yang positif

       Dorong [pasien/orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang stoma.

       Berikan kesempatan kepada pasien/orang terdekat untuk melihat dan

       Membina saling percaya.

       Membantu pasien untuk mengenali perasaan sebelum dapat menerima dengan efektif..

       Membantui pasien dalam proses

16

Page 17: Lp Laparotomy-colostomy Fix

Berpartisipasi dalam perawatan diri.Menyatakan perasaan tentang stoma .

menyentuh stoma

       Berikan kesempatan kepada pasien untuk menerima illeostomi melalui partisipasi pada perawatan diri.

       Rencanakan/jadwalkan aktivitas perawatan dengan pasien

penerimaan.

* MDgn. Mencoba merawat didi sendiri, dapat membantu meningktkan kepercayaan diri * Meyakinkan klien bahwa dia dapat menangani hal tsb.dan meningkatkan harga diri.

3 Nyeri akut b/.d kerusakan kulit (insisi/drain),aktivitas proses penyakit,( kanker,trauma),takut atau ansietas.

Menyatakan nyeri hilang atau terkontrol Kriteria :

       Menyatakan nyeri hilang,

       *Mampu tidur/istirahat dengan tepat

       Pasien dapat rileks.

       Kaji nyeri, karakteristik, catat lokasi, dannnnnnnn intensitas.

       Berikan tindakan kenyamanan mis.pwt. mulu, pijatan punggung, atau ubah posisi.

Dorong pasien untuk menyatakan masalah, dengarkan dengan aktifdan berikan dudkungan dengan penerimaanKolaborasi :berikan obat analgesia s/d program therapi..

Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan kefektifan analgesikMencegah pengeringan mukosa oral dan ketidaknyamanan, menurunkan ketegangan otot dan meningkatkan relakasasi.Menurunkan ansietas.sehingga dapat meningkatkan Relaksasi.

Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.

4 Kerusakan jaringan integritas kulit b/d reseksi perineal, tertahannya sekresi/drainase, gg. Sirkulasi, edema dan nutrisi.

Penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda-tanda infeksi. Kriteria :Luka sembuh tanpa komplikasi:

Observasi lkua dan catat karakteristik drainase.

Ganti balutan sesyuai dengan kebutuhan dan gunakan tehnik aseptik dan aniseptika.Rubah posisi tidur,anjurkan untuk tidur miring, atau setengan dudukKolaborasi: Irigasi luka sesuai dengan indikasi gunakan cairan garam faal atau cairan lain.

Perdarahan post operasi sering terjadi pada 48 jam pertama an infeksi dapat terjadi kapan saja.Menurunkan iritasi kulit dan mencegah terjadinya infeksi

Menurunkan resiko. Pengumpulan dan meningkatkan drainage.Diperlukan untuk mengobati inflamasi .

17

Page 18: Lp Laparotomy-colostomy Fix

DAFTAR RUJUKAN

Cronin E (2008c) Sebuah panduan untuk penggunaan yang tepat dari produk

perawatan stoma cembung Keperawatan gastrointestinal; 6:. 2, 12-16.

Smeltzer, Suzanne C. & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medical Bedah. Volume

2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Volume 2. Jakarta : Buku Kedokteran

EGC

Evanjh. 21 Mei 2011. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Stoma :

http://www.google.com/asuhan-keperawatan-pasien.dengan-stoma, diakses

tanggal 7 November 2011, jam 15:54 WIB

Butler DL (2009) komplikasi pasca operasi dini setelah operasi ostomy Jurnal

Keperawatan luka, ostomy dan kontinensia; 36:. 5, 513-519.

Dukes S (2010) Pertimbangan saat merawat orang dengan stoma prolaps British

Journal of Nursing; 19:. 17, S21-S26.

Thompson MJ, Trainor B (2007) Pencegahan hernia parastomal: perbandingan hasil 3

tahun tentang Keperawatan gastrointestinal; 5:. 3, 22-28.

Patricia, B. Practical stoma wound and continence management. second

edition, USA: 2004

Giovanna Bosio, at. all. A Proposal for Classifying Peristomal Skin Disorders:

Results of a Multicenter Observational Study. 53 (9). Sep 01.2007. (cited Nov

03.2008). Available from: http//www.Ostomy medical supplies.com Perry and

Potter Fundamental of nursing:concept, process and practice fourth edisien

mosby-Year Book inc.

18