tugas kelompok

23
BAB I PENDAHULUAN Distensi uterus merupakan masalah dalam kehamilan dimana ibu bersalin dengan uterus lebih besar dari umur kehamilan. Pembesaran uterus yang lebih besar pada saat kehamilan bisa disebabkan oleh unsur uterus, air ketuban, plasenta, ataupun janinnya sendiri. Pembesaran uterus sendiri paling sering disebabkan oleh tumor jinak uterus seperti mioma uteri dan adenomiosis. Faktor air ketuban yang merenggang uterus lebih dari biasanya disebabkan oleh polihidroamnion. Polihidroamnion ditegakkan diagnosis berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi yang memberikan nilai pengukuran satu kantong air ketuban yang terdalam secara vertical melebihi angka 80 mm. berdasarkan kedalaman angka tersebut digolongkan polihidroamnion ringan (80mm - 99mm), sedang (100mm - 120mm), dan berat (>120 mm). Di Amerika Serikat, polihidramnion terjadi pada 1% kehamilan. Sebuah studi retrospektif tentang hasil USG pasien yang datang klinik antenatal secara rutin di Inggris menunjukkan prevalensi 0,15% terjadinya polihidramnion. Evaluasi angka kematian perinatal (PMR) menggunakan ultrasonografi Chamberlin pada 7562 pasien dengan risiko tinggi kehamilan. PMR pada pasien dengan volume cairan normal adalah 1,97 kematian per 1000 1

Upload: gresia

Post on 12-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

mm

TRANSCRIPT

Page 1: tugas kelompok

BAB I

PENDAHULUAN

Distensi uterus merupakan masalah dalam kehamilan dimana ibu bersalin

dengan uterus lebih besar dari umur kehamilan. Pembesaran uterus yang lebih

besar pada saat kehamilan bisa disebabkan oleh unsur uterus, air ketuban,

plasenta, ataupun janinnya sendiri. Pembesaran uterus sendiri paling sering

disebabkan oleh tumor jinak uterus seperti mioma uteri dan adenomiosis.

Faktor air ketuban yang merenggang uterus lebih dari biasanya disebabkan

oleh polihidroamnion. Polihidroamnion ditegakkan diagnosis berdasarkan

pemeriksaan ultrasonografi yang memberikan nilai pengukuran satu kantong air

ketuban yang terdalam secara vertical melebihi angka 80 mm. berdasarkan

kedalaman angka tersebut digolongkan polihidroamnion ringan (80mm - 99mm),

sedang (100mm - 120mm), dan berat (>120 mm). Di Amerika Serikat,

polihidramnion terjadi pada 1% kehamilan. Sebuah studi retrospektif tentang hasil

USG pasien yang datang klinik antenatal secara rutin di Inggris menunjukkan

prevalensi 0,15% terjadinya polihidramnion.

Evaluasi angka kematian perinatal (PMR) menggunakan ultrasonografi

Chamberlin pada 7562 pasien dengan risiko tinggi kehamilan. PMR pada pasien

dengan volume cairan normal adalah 1,97 kematian per 1000 pasien. PMR

meningkat menjadi 4,12 kematian per 1000 pasien dengan polihidramnion, dan

56,5 kematian per 1000 pasien dengan oligohidramnion.

Persalinan prematur terjadi pada sekitar 26% dari ibu dengan

polihidramnion. Komplikasi lain termasuk ketuban pecah dini (KPD), lepasnya

plasenta, malpresentasi janin, Sectio Cesarea, dan perdarahan postpartum.

Dari unsure janin pembesaran uterus dapat disebabkan jumlah janin

ataupun ukuran janin sendiri. Pada kehamilan dengan janin tunggal, regangan

uterus akan terjadi kalau janinnya sendiri besar. Ukuran besarnya janin perlu

dibandingkan dengan ukuran tinggi dan berat ibu. Keadaan dimana janin memiliki

berat 4500 gram atau lebih. 10% dari angka kelahiran dunia adalah bayi dengan

makrosomia.

1

Page 2: tugas kelompok

Dari segi jumlah janin,untuk kehamilan ganda tidaklah bermasalah kalau

letak janin memenuhi untuk dilahirkan pervaginam. Kehamilan dan persalinan

membawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita

dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila

diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin. Rata- rata keseluruhan dari

kejadian kehamilan ganda meningkat dari tahun ke tahundari 0.64% per tahun

meningkat menjadi 0.85% per tahun di dunia pada tahun 2012-2013. Prevalensi

wanita lebih dari 40 tahun yang memiliki kehamilan ganda yang tinggal di daerah

sosioekonomi rendah 34% lebih tinggi dari pada wanita lebih dari 40 tahun yang

tinggal di daerah sosioekonomi yang lebih baik ( Lucy, 2013)

Di Indonesia pada tahun 2012 dari 13.700 persalinan terdapat 173 ibu

bersalin lahir dengan bayi kembar dan 124 diantaranya adalah bayi dengan berat

lahir rendah. Angka tersebut meningkat hamper dua kali lipat dibandingkan tahun

2011. Sebab, pada tahun 2011 angka kelahiran bayi kembar dengan berat lahir

rendah hanya 86 saja. Dan pada tahun 2012 terdapat 8 kematian bayi kembar dari

173 persalinan akibat berat lahir kurang dari 1500 gram.

Sering dengan regangan uterus cukup sering terjadi persalinan sebelum

waktunya. Karena regangan uterus selama kehamilannya, penanganan proses

persalinan dan sesudahnya memerlukan perhatian.

Berdasarkan uraian di atas, presentasi kasus ini bertujuan untuk

menerangkan kepada pembaca tentang kehamilan dengan distensi uterus dan apa

yang sebaiknya dilakukan.

2

Page 3: tugas kelompok

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Anatomi Uterus

Dalam bahasa yunani uterus disebut hystera. Uterus adalah organ muscular,

berdinding tebal, mempunyai bentuk seperti buah peer. Mempunyai ukuran

panjang 7,5 , cm, lebar 5 cm dan tebal 3-4 cm. pada wanita yang pernah

melahirkan maka ukuran-ukuran tersebut menjadi lebih besar.

Permukaan anterior datar, ditempati oleh vesica urinaria, dinamakan facies

vesicalis. Permukaan dorsal berbentuk konveks, disebut facies intestinalis. Pada

tepi lateral uterus terdapat ligamentum latum uteri.

Uterus terletak didalam cavitas pelvis, membentuk sudut 90 derajat dengan

vagina; posisi ini disebut angle of anteversion. Letak uterus tidak tepat pada linea

mediana, banyak kali berada di sebelah kanan.

Posisi uterus sangat bervariasi baik dalam ukuran, bentuk, lokalisasi maupun

struktur, yang dipengaruhi oleh usia, kondisi gravid dan keadaan organ-organ

yang berada disekitarnya seperti vesica urinaria dan rectum.

Uterus dibagi menjadi empat bagian sebagai berikut :

1. Fundus uteri yang letaknya dibagian cranial dan mempunyai permukaan

yuang bundar

2. Korpus uteri, merupakan bagian yang paling utama, terletak menghadap

kea rah kaudal dan dorsal. Fascies vesicalis uteri dipisahkan dari vesica

urinaria oleh spatium uterovesicalis. Fascies intestinalis uteri dipisahkan

dari colon sigmoideum dibagian cranial dan dorsal oleh excavation

rectouterina. Pada margolateralis melekat ligamentum latum uteri.

3. Isthimus uteri, bagian ini mengecil, panjang kira-kira 1 cm. Pada waktu

gravid bagian ini menjadi bagian dari corpus uteri yang klinik disebut

“lower uterine segment”

3

Page 4: tugas kelompok

4. Cervix uteri, letak mengarah ke caudal dan dorsal. Merupakan bagian yang

terletak diantara isthmus uteri dan vagina. Dibagi dua bagian oleh dinding

anterior vagina menjadi portio supravaginalis (cervicis) dan portio

vaginalis (cervicis)

a. Portio supravaginalis dipisahkan dari vesica urinaria oleh jaringan

ikat longgar, dan dari rectum oleh excavation rectouterina (cavum

douglass), disebelah lateralnya terdapat ureter dan arteria uterine

b. Portio vaginalis meluas kedalam vagina. Diujungnya terdapat

orificium externum uteri. Bagian anteriornya membentuk labium

anterius dan bagian posterior membentuk labium posterius.

Didalam cervix terdapat canalis cervicis uteri yang sempit di bagian caudal. Pada

dinding anterior dan dinding posterior terdapat lipatan mukosa yang dinamakan

plica palmate, letaknya sedemikian rupa sehingga tidak saling bertemu.

Implantasi terjadi pada dinding uterus. Di dalam uterus terdapat cavitas uteri, yang

bersama-sama dengan vagina membentuk jalan lahir.

Posisi uterus adalah anteversi (posisi uterus terhadap vagina) dan anteflexi (posisi

corpus uteri terhadap cerviks).

Spatium uterovesicalis dibantuk oleh refleksi peritoneum dari fascies posterior

vesica urinaria, menuju ke isthmus uteri, lalu berjalan ke cranial pada fascies

vesicalis corpus uteri.

Setelah membungkus fundus, peritoneum berjalan ke caudal pada fascies

intestinalis sampai bagian dorsal cerviks uteri dan pars cranialis vagina, kemudian

menutupi fascies ventralis rectum, lekukan ini membentuk excavation

rectouterina.

Uterus difiksasi oleh :

1. Diafragma pelvis, terutama m. levator ani

2. Ligamentum fibromuscular, yakni penebalan fascia pelvis yang

mengandung serabut- serabut otot polos, terdiri atas :

4

Page 5: tugas kelompok

a. Ligamentum pubocervicale, memfiksasi bagian anterior cerviks

pada fascies dorsalis sympisis osseum pubis (=ligamentum

puboprostaticum laterale et mediale )

b. Ligamentum cardinal, disebut juga ligamnetum cervical larerale

atau ligamentum transversum colli, menghubungkan sisi lateral

cerviks bersama bagian cranial dinding vagina dengan dinding

lateral pelvis. Dibentuk oleh penebalan jaringan ikat yang

membungkus vasa uterine, mulai dari tempat percabangan dari

arteri iliaca interna sampai pada servisk

c. Ligamentum uterosacrale memfiksir serviks pada os sacrum,

berada didalam plica rectouterina

d. Ligamentum teres uteri memfiksisr korpus uteri pada dinding

ventral abdomen, turut membentuk posisi sntefleksi uterus.

Ligamentum ini dibentuk oleh jaringan fibromuscular, disatu pihak

melekat di bagian inferior pertemuan tuba uterine dengan uterus

dan di pihak lain melekat pada labium majus pudendi. Ligamentum

ini melanjutkan diri menjadi ligamentum suspensorium ovarii.

Ligamnetum teres uteri berjalan ke lateral, berada di dalam

ligamentuim latum uteri, mencapaiu dinding lateral pelvis, lalu

berjalan ke ventral dan cranial menyilang sisa arteri umbilicalis dan

vasa iliaca externa, mencapai annulus inguinalis internus, lalu

membelok dengan tajam disebelah lateral arteria epigastrica

inferior, masuk ke dalam canalis inguinalis, keluar dari annulus

inguinalis eksternus dan mengadakan perlekatan pada labium

mayus pudendi.

e. Ligamentum latum uteri, dibentuk oleh peritoneum yang menutup

fascies vasicalis dan fascies intestinalis uteri, meluas ke dinding

lateral pelvis.ligamentum latum uteri terdiri atas dua lembaran,

meluas ke cranial dan membungkus tuba uterine. Kedua lembaran

tersebut saling mendekati kea rah uterus, kea rah lateral dan kaudal

saling menjauhi. Lamina anterior melanjutkan diri dengan

peritoneum yang menutupi lantai dinding lateral pelvis. Lamina

5

Page 6: tugas kelompok

posterior meluas ke bagian dorsal uterus membentuk plica

rectouterina. Plica tersebut membentuk batas lateral dan excavation

rectouterina, berjalan sepanjang sisi rectum mencapai dinding

posterior pelvis.

f. Mesoslapinx adalah bagian dari ligamnetum latum uteri yang

berada di antara tuba uterine dan tempat peralihan ligamentum

latum uteri yang membentuk mesosalpinx.

g. Mesometrium adalah bagian dari ligamentum latum uteri yang

berada di sebelah kaudal mesosalpinx dan mesovarium

3. Lipatan peritoneum yang membentuk :

a. Plica vesicouterina (ligamentum anterior) adalah refleksi

peritoneum dari dinding anterior uterus, pada batas cervix dengan

corpus, menuju ke fascies posterior vesica urinaria

b. Plica rectovaginalis ( ligamnetum posterior) adalah refleksi

peritoneum dari fascies fornix posterior vaginae menuju ke facies

anterior rectum.

c. Plica rectouterina, disebut juga plica sacrogenitalis adalah lipatan

peritoneum yang membungkus ligamentum uterosacrale.

Vaskularisasi dan aliran lymphe

Suplai darah diperoleh dari arteri uterina yang dipercabangkan oleh arteria

iliaca interna, seringkali juga dipercabangkan oleh arteria vascialis superior. Arteri

ini berjalan kearah medial pada fascies superior ligamnetum servicale laterale,

member percabangan kepada cerviks dan vagina bagian cranial, lalu membelok ke

cranial, berjalan didalam ligamentum latum uteri dekat pada sisi cranial uterus,

dan member cabang-cabang pada kedua permukaan corpus uteri. Selama gravid

arteri ini menjadi besar, dan sesudah partus arteri ini menjadi berkelok-kelok.

Mengadakan anastomosis dengan ramus uterinus a. ovarica. Vena uterine berjalan

mengikuti arteria uterine, bermuara ke dalam vena iliaca interna.

Inervasi simpatis diperoleh dari medulla spinalis segmental torakalis XII-

lumbalis I. Serabut parasimpatis berasal dari medulla spinalis segmental sakralis.

Serabut efferent simpatis dan para simpatis mencapai uterus melalui pleksus

6

Page 7: tugas kelompok

nervosus hipogastrikus dan pleksus nervus pelvikus. Rasa nyeri dari uterus berasal

dari kontraksi otot uterus oleh karena ikesmia otot-otot tersebut. Stimulus tersebut

diproyeksikan pada dermatom torakalis XI dan XII, serta regia lumbosakralis.

III.2 Kehamilan Dengan Distensi Uterus

Pembesaran uterus yang lebih besar pada saat kehamilan bisa disebabkan oleh

unsure uterus, air ketuban, plasenta, ataupun janinnya sendiri. Pembesaran uterus

sendiri paling sering disebabkan oleh tumor jinak uterus seperti mioma uteri dan

adenomiosis. Faktor air ketuban yang merenggang uterus lebih dari biasanya

disebabkan oleh polihidroamnion. Polihidroamnion ditegakkan diagnosis

berdasarkan pemeriksaan ultrasonografi yang memberikan nilai pengukuran satu

kantong air ketuban yang terdalam secara vertical melebihi angka 80 mm.

berdasarkan kedalaman angka tersebut digolongkan polihidroamnion ringan

(80mm - 99mm), sedang (100mm - 120mm), dan berat (>120 mm).

Polihidroamnion

Definisi

Polihidramnion (hidramnion) adalah kondisi medis pada kehamilan berupa

kelebihan cairan ketuban dalam kantung ketuban. Hal ini biasanya didiagnosis

jika indeks cairan amnion (AFI) dari pemeriksaan USG lebih besar dari 20 cm (≥

20 cm). Di mana volume dari air ketuban > 2000 ml.

Gambar 2.1: Polihidramnion

7

Page 8: tugas kelompok

Patofisiologi

Integrasi dari aliran cairan yang masuk dan keluar dari kantung ketuban

menentukan volume cairan ketuban. Urine janin, produksi cairan paru-paru,

proses menelan, penyerapan intramembranous (ke dalam kompartemen vaskuler

janin) memberikan kontribusi penting terhadap pergerakan cairan di akhir

kehamilan, faktor lain (misalnya, produksi air liur) memberikan kontribusi

minimal. Kontribusi relatif dari setiap rute pertukaran cairan bervariasi pada setiap

kehamilan. Variasi dalam cairan tubuh janin atau homeostasis endokrin juga

mempengaruhi volume produksi urin janin, menelan, dan sekresi paru-paru.

Selama trimester terakhir, output urin setara sekitar 30 persen dari berat badan

janin, proses menelan sekitar 20 sampai 25 persen, sekresi paru-paru 10 persen

(satu-setengah dari sekresi paru-paru tertelan oleh dan setengah lainnya

diekskresikan ke dalam cairan ketuban), sedangkan sekresi oral-nasal dan aliran

transmembranous (langsung ke dalam kompartemen ibu) mewakili sekitar <1

persen dari berat badan janin. Janin yang hampir cukup bulan mengeluarkan 500-

1200 mL urin dan menelan 210 - 760 ml cairan ketuban setiap hari. Jadi,

perubahan harian yang relatif kecil dalam produksi urin janin atau proses menelan

dapat menyebabkan perubahan volume cairan amnion. Akumulasi cairan amnion

yang berlebihan biasanya berhubungan dengan penurunan proses menelan janin

atau meningkatnya urine janin.

Etiologi

Pada polihidramnion, penyebab yang mendasari volume cairan amnion

berlebihan bisa diketahui dalam beberapa kondisi klinis dan tidak sepenuhnya

dapat diketahui pada beberapa kondisi klinis lainnya. Penyebabnya dapat

meliputi:

- Kehamilan kembar dengan sindrom transfusi antar janin kembar

(peningkatan cairan ketuban pada janin kembar penerima dan penurunan

cairan ketuban pada janin kembar pendonor) atau kehamilan multipel.

- Anomali janin, termasuk atresia esofagus (biasanya berhubungan dengan

fistula trakeoesofageal), atresia duodenum, dan atresia usus lainnya.

8

Page 9: tugas kelompok

- Kelainan SSP dan penyakit neuromuskuler yang menyebabkan disfungsi

menelan

- Anomali irama jantung kongenital terkait dengan hidrops, perdarahan

janin-ke-ibu, dan infeksi parvovirus

- Diabetes mellitus tidak terkontrol pada ibu

- Kelainan kromosom, trisomi 21 yang paling umum, diikuti dengan trisomi

18 dan trisomi 13.

- Sindrom akinesia janin dengan tidak adanya proses menelan pada janin.

Epidemiologi

Di Amerika Serikat, polihidramnion terjadi pada 1% kehamilan. Sebuah

studi retrospektif tentang hasil USG pasien yang datang klinik antenatal secara

rutin di Inggris menunjukkan prevalensi 0,15% terjadinya polihidramnion.

Evaluasi angka kematian perinatal (PMR) menggunakan ultrasonografi

Chamberlin pada 7562 pasien dengan risiko tinggi kehamilan. PMR pada pasien

dengan volume cairan normal adalah 1,97 kematian per 1000 pasien. PMR

meningkat menjadi 4,12 kematian per 1000 pasien dengan polihidramnion, dan

56,5 kematian per 1000 pasien dengan oligohidramnion.

Persalinan prematur terjadi pada sekitar 26% dari ibu dengan

polihidramnion. Komplikasi lain termasuk ketuban pecah dini (KPD), lepasnya

plasenta, malpresentasi janin, SC, dan perdarahan postpartum.

Penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko anomali janin yang

terkait dalam bentuk yang lebih parah akibat polihidramnion. Dalam tahun 1990,

20% kasus polihidramnion mengakibatkan anomali janin, termasuk masalah

sistem Gastrointestinal (40%), SSP (26%), sistem kardiovaskular (22%), atau

sistem genitourinari (13%). Pada kasus-kasus polihidramnion tersebut, 7,5%

terjadi pada kehamilan multipel, 5% karena diabetes pada ibu, dan 8,5% sisanya

karena penyebab lain. Namun, setidaknya 50% dari pasien tidak memiliki faktor

risiko yang terkait.

Gejala Klinis

Tanda-tanda dan gejala polihidramnion merupakan hasil dari tekanan yang

diberikan dalam uterus dan pada organ terdekat.

9

Page 10: tugas kelompok

Tanda-tanda yang didapatkan dapat berupa :

Ukuran uterus lebih besar dibanding yang seharusnya

Identifikasi janin dan bagian janin melalui pemeriksaan palpasi sulit

dilakukan

Denyut Jantung Janin (DJJ) sulit terdengar

Balotemen janin jelas

Polihidramnion ringan menujukkan sedikit tanda atau gejala.

Polihidramnion berat dapat menyebabkan:

- Sesak napas atau ketidakmampuan untuk bernapas, kecuali ketika berdiri

- Pembengkakan pada ekstremitas bawah, vulva dan dinding perut

- Penurunan produksi urin

- Gangguan pencernaan

- Edema

- Bila polihidramnion terjadi antara minggu ke 24 – 30 maka keadaan ini

sering berangsung secara akut dengan gejala nyeri abdomen akut dan rasa

seperti “meledak” serta rasa mual.

- Kulit abdomen mengkilat dan edematous disertai striae yang masih baru

Diagnosis

Pemeriksaan Fisik

- Pada inspeksi dapat memperlihatkan rahim yang cepat membesar pada ibu

hamil.

- Kehamilan multipel yang berhubungan dengan polihidramnion.

- Kelainan janin yang berhubungan dengan polihidramnion meliputi

makrosomia neonatal, hidrops janin atau neonatus dengan anasarca, asites,

efusi pleura atau perikardial, dan obstruksi saluran gastrointestinal

(misalnya, atresia duodenum, fistula trakeoesofageal).

- Malformasi skeletal juga dapat terjadi, termasuk dislokasi pinggul

kongenital dan cacat tungkai.

- Kelainan pada gerakan janin menandakan kelainan neurologis primer atau

dalam hubungannya dengan sindrom genetik.

Pemeriksaan Laboratorium

- Tes toleransi glukosa untuk ibu yang dengan diabetes mellitus tipe 2

10

Page 11: tugas kelompok

- Tes hidrops janin: Jika adanya hidrops janin, imunologi dan infeksi janin

harus diselidiki. Termasuk skrining untuk antibodi ibu ke antigen D, C,

Kell, Duffy, dan Kidd untuk menentukan produksi antibodi ibu terhadap

sel darah merah janin. Infeksi janin dapat meliputi cytomegalovirus

(CMV), toksoplasmosis, sifilis, dan Parvovirus B19. Pemeriksaan harus

mencakup sebagai berikut:

Tes Venereal Disease Research Laboratories (VDRL) untuk tes

sifilis

Titer Imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin M (IgM) untuk

mengevaluasi paparan terhadap rubella, CMV, toksoplasmosis dan

parvovirus

Tes untuk virus bawaan dalam cairan ketuban dengan

menggunakan polymerase chain reaction (PCR)

- Tes Kleihauer-Betke untuk mengevaluasi perdarahan janin-ibu

- Hemoglobin Bart pada pasien keturunan Asia (yang mungkin

didapatkanheterozigot pada alfa-thalassemia)

- Karyotyping Janin untuk trisomi 21, 13 dan 18

Pemeriksaan Ultrasonografi

Operator berpengalaman dapat mendeteksi polihidramnion secara

subyektif. Suatu pendekatan kuantitatif dapat dilakukan dengan membagi rongga

rahim menjadi empat kuadran atau kantong. Kantong vertikal terbesar diukur

dalam sentimeter dan volume total dihitung dengan mengalikan tingkat ini dengan

4. Hal ini dikenal sebagai Amnion Fluid Index (AFI). Polihidramnion

didefinisikan sebagai AFI lebih dari 24 cm atau kabtong tunggal cairan minimal 8

cm yang menghasilkan volume cairan total lebih dari 2.000 mL.

AFI adalah salah satu dari lima cara untuk menilai komponen dari profil

biofisik (tes non-invasif yang dapat mendeteksi ada atau tidak adanya asfiksia

janin). Komponen lainnya adalah gerakan pernapasan janin, gerakan tubuh, nada

janin dan monitoring jantung janin.

Prenatal ultrasonografi pada polihidramnion dapat berupa:

11

Page 12: tugas kelompok

- Evaluasi proses menelan janin. Penurunantingkat menelan janin terjadi

pada anencephaly, trisomi 18, trisomi 21, distrofi otot, dan displasia

tulang.

- Evaluasi anatomi janin; menilai hernia diafragma, massa paru-paru, dan

tidak adanya gelembung perut (yang berhubungan dengan atresia

esofagus). Tanda gelembung ganda atau duodenum melebar menunjukkan

kemungkinan atresia duodenum.

- Test untuk aritmia dan malformasi janin yang menyebabkan kegagalan

jantung dan hidrops.

- Lingkar perut besar yang abnormal dapat diamati dengan ascites dan

hidrop janin.

- Janin makrosomia diamati dalam kaitannya dengan diabetes ibu yang tidak

terkontrol.

- Menilai kecepatan aliran darah pada arteri serebral anterior janin untuk

melihat adanya anemia janin.

Penatalaksanaan

- Langkah pertama adalah untuk mengidentifikasi apakah penyebab yang

mendasari.

- Polihidramnion ringan dapat cukup dipantau dan diobati secara

konservatif.

- Persalinan prematur biasa dilakukan karena overdistensi dari rahim, dan

langkah-langkah harus diambil untuk meminimalkan komplikasi ini.

Termasuk pemeriksaan antenatal yang teratur dan pemeriksaan rahim dan

bedrest sampai cukup bulan.

- Steroid intramuskular harus diberikan kepada ibu pada antenatal jika

dipertimbangkan untuk dilakukannya persalinan prematur. Hal ini

membantu untuk meningkatkan kematangan paru-paru.

- Scan ultrasound serial harus dilakukan untuk memantau AFI dan monitor

pertumbuhan janin.

- Anemia hidrops janin diobati dengan transfusi eritrosit, baik intravaskular

atau melalui perut janin. Hal ini mengurangi kemungkinan kegagalan

12

Page 13: tugas kelompok

kongestif janin, sehingga memungkinkan perpanjangan kehamilan dan

meningkatkan kelangsungan hidup.

- Jika didiagnosis adanya diabetes kehamilan, kontrol glikemik yang ketat

harus dipertahankan. Hal ini biasanya dilakukan dengan manipulasi diet

dan insulin jarang dibutuhkan.

- Indometacin adalah obat pilihan untuk pengobatan medis polihidramnion.

Hal ini sangat efektif, terutama dalam kasus dimana kondisi ini terkait

dengan peningkatan produksi urin janin. Mekanisme aksi menjadi efek

pada produksi urin oleh ginjal janin, mungkin dengan meningkatkan efek

dari vasopresin. Hal ini tidak efektif dalam kasus di mana penyebab yang

mendasari adalah penyakit neuromuskuler yang mempengaruhi proses

menelan janin, atau hidrosefalus. Tapi hal ini merupakan kontraindikasi

pada sindrom kembar-ke-kembar atau setelah 35 minggu, karena efek

samping yang ditimbulkan lebih besar daripada manfaat dalam kasus ini.

- Amniosentesis direkomendasikan dalam kasus di mana indometacin

menjadi suatu kontraindikasi, pada polihidramnion berat, atau pada pasien

yang simptomatik. Ini menjadi kontraindikasi pada ketuban pecah dini

atau pelepasan plasenta, atau korioamnionitis (peradangan selaput

chorioamniotic dan cairan - biasanya infektif).

- Induksi persalinan harus dipertimbangkan jika gawat janin berkembang.

Di atas 35 minggu mungkin lebih aman untuk dilahirkan. Induksi dengan

ruptur buatan pada membran (ARM) harus dikontrol, dilakukan oleh

dokter kandungan dan dengan persetujuan untuk melanjutkan dengan

sectio caesar jika diperlukan.

Komplikasi

- Risiko dan komplikasi amnioinfusi, termasuk emboli cairan amnion,

gangguan pernapasan ibu, peningkatan tekanan rahim ibu, dan gangguan

pernapasan sementara janin.

- Risiko amniosentesis termasuk kehilangan janin (1-2%). Komplikasi

lainnya adalah terlepasnya plasenta, persalinan prematur, perdarahan

janin-ibu, sensitisasi Rh ibu, dan pneumotoraks pada janin. Risiko infeksi

janin dapat sedikit meningkat.

13

Page 14: tugas kelompok

Prognosis

- Jika kondisi ini tidak terkait dengan temuan lain, prognosis biasanya baik.

- Menurut Desmedt dkk, PMR pada polihidramnion yang berhubungan

dengan malformasi janin atau plasenta adalahj sekitar 61%.

- Seperti disebutkan sebelumnya, 20% dari bayi dengan polihidramnion

memiliki beberapa anomali. Dalam hal ini, prognosis tergantung pada

beratnya anomali.

- Penelitian menunjukkan bahwa, jika keparahan polihidramnion meningkat,

kemungkinan untuk menentukan etiologi akan meningkat.

- Dalam kasus polihidramnion ringan, kemungkinan adanya masalah yang

signifikan hanya sekitar 16,5%; hal ini harus dikomunikasikan kepada

orang tua.

14

Page 15: tugas kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo S. Kehamilan Kembar. Ilmu Kebidanan, Edisi III, Cetakan

kedelapan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo,2006. p386-97

Zach T. Multiple Brths. Available from:

www.emedicine.com/ped/topic2599.htm. Diunduh tanggal 2 Agustus 2011, pukul

10.00 WIB

Guyton, C. A. & Hall, J.E. Female Physiology Before Pregnancy and

Female Hormones. In: Textbook of Medical Physiology. 11 th. 2006

Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. EGC-Jakarta.

2005

Sherwood L. 2008. Human Physiology, From Cells to Systems. 7th ed.

Belmont : Brooks-Cole

15