tugas ekskursi-jose.docx

Upload: giska-manikasari

Post on 10-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

EKSKURSI

TRANSCRIPT

TUGAS EKSKURSIMATRIKULASI 2015

Disusun Oleh :

Jose Figueredo Peres da Silva Amaral14/374831/PMU/8453

Universitas Gadjah MadaYogyakartaPascasarjana Ilmu Lingkungan2015

BENTUKLAHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lokasi 1. Bentuklahan Fluvio VulkanikPada ekskursi kali ini, satuan bentuk lahan yang dikunjungi adalah dataran fluvio vulkanik. Secara fisiografis/bentang lahan didominasi bentang lahan dataran jaju fluvio vulkanik Merapi pada Graben Bantul, pada beberapa bagian wilayah menjadi bagian dari bentang lahan pegunungan Baturagung, Perbukitan Sentolo, Dataran sungai Progo dan dataran pantai.Dataran fluviovulkanik merupakan satuan bentuklahan dengan topografi datar dan terbentuk oleh pengendapan dari proses fluvial. Proses pengendapan yang terjadi lebih intensif serta material utamanya berupa pasir sedang hingga halus pada bagian atasnya. Di sini pemanfaatan lahan untuk pertanian dan permukiman lebih berkembang. Dataran fluviovulkanik merupakan satuan bentuklahan dengan topografi datar dan terbentuk oleh pengendapan dari proses fluvial. Proses pengendapan yang terjadi lebih intensif serta material utamanya berupa pasir sedang hingga halus pada bagian atasnya. Di sini pemanfaatan lahan untuk pertanian dan permukiman lebih berkembang.

Lokasi 2. Bentuklahan Fluvio MarineSatuan bentuk lahan asal marine meliputi:1. Cliff atau pantai bertebing terjalPantai bertebing terjal merupakan bentuk lahan hasil bentukan erosi marin yang paling banyak terdapat. Bentukan dan roama cliff berbeda satu dengan yang lainya .2. Rataan pasang surut, platformRataan gelombang pasang surut pada pantai bertebing terjal ini merupakan suatu zona yang terkadang terendam air laut pada saat pasang naik dan terkadang keringpada saat air alut surut.3. Spit, lidah gosong pasir lautSpit terbentuk saat arus sejajar pantai melewati suatu titik/point (seperti mulut sungai) dimana dominasi arah arus dan garis pantai tidak terputar pada arah yang sama. Didominasi oleh arah arus, spit cenderung dipengaruhi oleh kekuatan gelombang, sudut gelombang dan tinggi gelombang datang. Bentuk spit memiliki dua bagian penting, yang pertama dimulai pada up-drift end (batas arusnaik) atau Proximal end (Hart et al., 2008). Proximal end adalah penambahan tetap kedarat (jika tidak terputus) dan mungkin membentuk Barrier antara laut dengan kuala atau lagoon. 4. Hamparan lumpur5. Dataran pantaiDataran pantai adalah dataran yang terletak diantara daratan dan lautan.6. GisikPantai bergisik ini merupakandaerah pasang surut yang terdapat endapan material hasil abrasi. Material ini dapat berupa material halus dan juga bisa beruapa material yang kasar. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai cliff, tetapi juga bisa terdapat pada derah pantai yang landai. 7. TomboloTombolo adalah tanggul pasir alami yang menghubungkan daratan dengan pulau yang berada dekat pantai. Tombolo dapat terbentuk pada laut dangkal yang tidak terganggu oleh arus laut.8. Dataran alluvial pantaiDataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai. 9. Teras marine10. LagoonLaguna(atau lagoon dalambahasa Inggris) adalah sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang atau semacamnya. Jadi, air yang tertutup di belakanggugusan karang(barrier reef) atau pulau-pulau atau di dalamatoldisebut laguna.Aktivitas marine sering dipengaruhi aktivitas fluvial karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut bentuklahan fluvio marine. Pada ekskursi kali ini, lokasi yang dikunjungi untuk menggambarkan bentuklahan fluvio marine dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Lokasi 3. Bentuklahan Marine (Gumuk Pasir)Di belakang pantai berpasir atau gisik (beach) seringkali dijumpai adanya gumuk pasir aeolian (aeolian sand dune) yang tumbuh di pesisir (coast). Istilah gumuk berasal dari bahasa Jawa yang berarti gunung cilik. Setelah diambil sebagai kosa kata dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, gumuk diartikan sebagai bukit kecil di tepi laut. Dalam studi geomorfologi, gumuk pasir tidak boleh disebut bukit pasir, karena tidak memenuhi syarat beda tinggi setempat atau relief. Gundukan disebut bukit jika tingginya berkisar 75 300 m, karena gumuk pasir tingginya kurang dari 75 m, maka tidak boleh disebut bukit pasir (Sunarto, 2014).Istilah gumuk dijadikan padanan kata dalam bahasa Inggris dune. Asal mula istilah dune diambil dari kosa kata dalam bahasa Jerman, yang artinya bukit rendah dari endapan pasir tiupan angin yang biasanya terbentuk di wilayah gurun, dekat danau, atau dekat laut. Kajian tentang gumuk pasir telah lama dilakukan dan dalam waktu yang panjang, yaitu sejak awal tahun 1835 (Martnez dan Psuty, 2008).Lokasi 4. Telaga NamberanSalah satu contoh lokasi bagian dari bentuklahan karst yang dikunjungi adalah Telaga Namberan. Lokva Namberan merupakan telaga karst yang airnya tersedia sepanjang waktu. Telaga ini merupakan dolin mangkok dengan lembah yang lebih luas pada karst poligonal. Memiliki ponor yang pernah mengalami kebocoran sehingga sehingga air telaga mengalir ke sungai bawah tanah akibat telaga mengering. Saat ini, keberadaan ponor tersebut selalu dijaga dan dipantau oleh masyarakat agar tidak lagi mengalami kebocoran dengan cara dilakukan pengerasan di sekeliling telaga seperti terlihat pada gambar di atas.Pelestarian kearifan lokal masyarakat di sekitar kawasan telaga, akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan telaga. Penerapan kearifan lokal yang masih mengakar dan terus dilaksanakan sampai sekarang oleh masyarakat, terjadi pada sebagian besar telaga yang ketersediaan airnya sepanjang tahun, serta penerapan pola agroforestri yang baik di sekitar kawasan telaga. Hal ini berbeda jauh dengan masyarakat sekitar telaga yang cenderung lebih acuh tak acuh serta mulai meninggalkan kearifan lokal, di kawasan telaga, sehingga sistem agroforestri tidak berjalan dengan baik, dan menyebabkan telaga menjadi tidak terawat. Telaga yang masih menerapkan dan nguri-uri kearifan lokal diantaranya adalah telaga Namberan dan telaga Jonge yang sangat terawat, dan ketersediaan airnya yang melimpah sepanjang tahun.

LAMPIRAN

Lokasi 1. Bentuklahan Fluvio VulkanikLokasi 2. Bentuklahan Fluvio Marine

Lokasi 3. Bentuklahan Marine (Gumuk Pasir)Lokasi 4. Telaga Namberan