isi laporan ekskursi

81
Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ekskursi Petrologi tahun ajaran 2012/2013 yang telah dilaksanakan di daerah Kulon Progo memiliki litologi batuan yang cukup lengkap, yakni dari beberapa jenis batuan seperti batuan beku, serta batuan sedimen. Daerah Kulon Progo diperkirakan dahulu merupakan daerah aktivitas gunung api purba atau terdapat aktivitas magmatisme, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya singkapan – singkapan batuan yang dapat ditemukan disekitar daerah tersebut. Contohnya pada stop site satu, ditemukan singkapan batuan sedimen epiklastik yang terdapat batuan beku sebagai fragmennya. Hal tersebut dapat diidentifikasikan bahwa dahulunya terdapat proses perombakan dari batuan asal yang merupakan rombakan dari jenis batuan vulkanik. Dapat disebutkan pula batuan asal tersebut membuktikan bahwa terdapat sumber aktivitas gunung purba yang aktif atau dahulu dekat dengan lingkungan magmatisme di daerah tersebut. Kegiatan ekskursi lapangan Petrologi ke Kulon Progo merupakan suatu rangkaian acara Praktikum Petrologi dalam rangka mengamati langsung kenampakkan batuan secara megaskopis di lapangan. Dalam hal ini, dimaksudkan agar dapat mengetahui apa saja tahapan yang benar dalam pendeskripsian batuan serta petrogenesa daerah yang diamati baik secara geologinya, stratigrafinya, serta fenomena geologi apa saja yang terjadi Kelompok : 4 1

Upload: bagus-amin-fajarudin

Post on 02-Jan-2016

485 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ekskursi Petrologi tahun ajaran 2012/2013 yang telah dilaksanakan di daerah Kulon

Progo memiliki litologi batuan yang cukup lengkap, yakni dari beberapa jenis batuan seperti

batuan beku, serta batuan sedimen. Daerah Kulon Progo diperkirakan dahulu merupakan

daerah aktivitas gunung api purba atau terdapat aktivitas magmatisme, hal tersebut dapat

dibuktikan dengan adanya singkapan – singkapan batuan yang dapat ditemukan disekitar

daerah tersebut. Contohnya pada stop site satu, ditemukan singkapan batuan sedimen

epiklastik yang terdapat batuan beku sebagai fragmennya. Hal tersebut dapat diidentifikasikan

bahwa dahulunya terdapat proses perombakan dari batuan asal yang merupakan rombakan

dari jenis batuan vulkanik. Dapat disebutkan pula batuan asal tersebut membuktikan bahwa

terdapat sumber aktivitas gunung purba yang aktif atau dahulu dekat dengan lingkungan

magmatisme di daerah tersebut. Kegiatan ekskursi lapangan Petrologi ke Kulon Progo

merupakan suatu rangkaian acara Praktikum Petrologi dalam rangka mengamati langsung

kenampakkan batuan secara megaskopis di lapangan. Dalam hal ini, dimaksudkan agar dapat

mengetahui apa saja tahapan yang benar dalam pendeskripsian batuan serta petrogenesa

daerah yang diamati baik secara geologinya, stratigrafinya, serta fenomena geologi apa saja

yang terjadi dan berkembang di Kulon Progo, selain itu membuktikan sejarah – sejarah

tentang geologi regional Kulon Progo dengan pembuktian langsung di lapangan dan data apa

saja yang dapat diambil sebagai pembuktian. Mengenai hal tersebut maka kami melakukan

ekskursi atau penelitian untuk mengetahui hal-hal di atas.

Kelompok : 4 1

Page 2: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

I.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan kami melakukan ekskursi di Kulon Progo adalah :

1. Melakukan penelitian dan studi kasus dalam rangka menerapkan teori yang diperoleh

dengan data di lapangan sehingga didapatkan suatu pengertian yang utuh mengenai

ilmu Petrologi secara teoritis maupun praktis.

2. Memperhatikan secara langsung kenampakan batuan secara megaskopis.

3. Mengetahui sejarah geologi, stratigrafi dan fenomena geologi di Kulon Progo.

4. Membuktikan secara langsung tentang sejarah geologi regional pada daerah tersebut

dengan pembuktian dari berbagai data yang diambil.

5. Mampu membuat profile dengan baik dan benar.

6. Dapat mengetahui petrogenesa dari batuan di area yang diamati

I.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksaan pada hari Sabtu tanggal 25 Mei 2013. Waktu keberangkatan pukul

09.00 WIB sampai di lokasi pukul 10.15 WIB. Lokasi ekskursi petrologi bertempat di

propinsi D. I. Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Kecamatan Girimulyo, Dusun

Karanganyar tepatnya di Sungai Tretes dan Kecamatan Nanggulan, Desa Pendoworejo yang

berlokasi di Sungai Kalisonggo. Dimana untuk mencapai lokasi itu kami melalui jalur Ring

Road Utara. Kemudian menuju arah Godean dan langsung menuju lokasi pencapaian. Letak

stop site pertama sekitar 50 m dari tempat parkir bis, sedangkan stop site kedua berada 200 m

ke arah selatan dari stop site pertama. Kemudian, kami melanjutkan ke stop site ketiga dan

keempat dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu pencapaian sekitar 15 menit. Lokasi

stop site ketiga dan keempat saling berdekatan.

Kelompok : 4 2

Page 3: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

DENAH LOKASI

Gambar 1. Denah lokasi singkapan

Keterangan :

: UPN ”Veteran” Yogyakarta

: Lokasi stop site 1 dan 2

: Lokasi stop site 3 dan 4

Kelompok : 4 3

A

B

C

Page 4: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

BAB II

DASAR TEORI

II.1 Fisiografi Regional

Menurut Van Bemmelen ( 1949, hal. 596), Pegunungan Kulon dilukiskan sebagai

dome besar dengan bagian puncak datar dan sayap-sayap curam, dikenal sebagai “Oblong

Dome”. Dome ini mempunyai arah utara timur laut - selatan barat daya, dan diameter pendek

15-20 Km, dengan arah barat laut-timur tenggara.

Gambar Sketsa Fisografi Jawa (Van Bemmmelen, 1949) dan Citraan Landsat (SRTM NASA, 2004)

Di bagian utara dan timur, komplek pegunungan ini dibatasi oleh lembah Progo, dibagian

selatan dan barat dibatasi oleh dataran pantai Jawa Tengah. Sedangkan di bagian barat laut

pegunungan ini berhubungan dengan deretan Pegunungan Serayu.

1.      Struktur Dome

Menurut Van Bemellen (1948), pegunungan Kulon Progo secara keseluruhan merupakan

kubah lonjong yang mempunyai diameter 32 km mengarah NE – SW dan 20 km mengarah

SE – NW. Puncak kubah lonjong ini berupa satu dataran yang luas disebut jonggrangan

plateu. Kubah ini memanjang dari utara ke selatan dan terpotong dibagian utaranya oleh sesar

yang berarah tenggara – barat laut dan tertimbun oleh dataran magelang, sehingga sering

disebut oblong dome. Pemotongan ini menandai karakter tektonik dari zona selatan jawa

menuju zona tengah jawa. Bentuk kubah tersebut adalah akibat selama pleistosen, di daerah

mempunyai puncak  yang relative datar dan sayap – sayap yang miring dan terjal.

Kelompok : 4 4

Page 5: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Dalam  kompleks pegunungan Kulon Progo khususnya pada lower burdigalian terjadai

penurunan cekungan sampai di bawah permukaan laut yang menyebabkan terbentuknya

sinklin pada kaki selatan pegunungan Menoreh dan sesar dengan arah  timur – barat yang

memisahkan  gunung Menoreh denagn vulkan gunung Gadjah. Pada akhir miosen daerah

Kulon Progo merupakan dataran rendah dan pada puncak Menoreh membentang pegunungan

sisa dengan ketinggian sekitar 400 m. secara keseluruhan kompleks pegunungan Kulon Progo

terkubahkan selama pleistosen yang menyebabkan terbentuknya sesar radial yang memotong

breksi gunung ijo dan Formasi Sentolo, serta sesar yang memotong batu gamping

Jonggrangan. Pada bagian tenggara kubah terbentuk graben rendah.

2.      Unconformity

Di daerah Kulon Progo terdapat kenampakan ketidakselarasan (disconformity) antar

formasi penyusun Kulon Progo. Kenampakan telah dijelaskan dalam stratigrafi regional

berupa formasi andesit tua yang diendapkan tidak selaras di atas formasi Nanggulan, formasi

Jonggrangan diendapkan secara tidak selaras diatas formasi Andesit Tua dan formasi Sentolo

yang diendapkan secara tidak selaras diatas formasi Jonggrangan.

Inti dari dome ini terdiri dari 3 gunung api Andesit tua yang sekarang telah tererosi cukup

dalam, sehingga dibeberapa bagian bekas dapur magmanya telah tersingkap. Gunung Gajah

yang terletak di bagian tengah dome tersebut, merupakan gunung api tertua yang

menghasilkan Andesit hiperstein augit basaltic. Gunung api yang kemudian terbentuk yaitu

gunung api Ijo yang terletak di bagian selatan. Kegiatan gunung api Ijo ini menghasilkan

Andesit piroksen basaltic, kemudian Andesit augit hornblende, sedang pada tahapterakhir

adalh intrusi Dasit pada bagian inti. Setelah kegiatan gunung Gajah berhenti dan mengalami

denudasi, di bagian utara mulai terbentuk gunung Menoreh, yang merupakan gunung terakhir

pada komplek pegunungan Kulon Progo. Kegiatan gunung Menoreh mula-mula menghasilkan

Andesit augit hornblen, kemudian dihasilkan Dasit dan yang terakhir yaitu Andesit.

Dome Kulon Progo ini mempunyai puncak yang datar. Bagian puncak yang datar ini dikenal

sebagai “Jonggrangan Platoe“ yang tertutup oleh batugamping koral dan napal dengan

memberikan kenampakan topografi “kars“. Topografi ini dijumpai di sekitar desa

Jonggrangan, sehingga litologi di daerah tersebut dikenal sebagai Formasi Jonggrangan.

Kelompok : 4 5

Page 6: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

II.2. Stratigrafi Regional

Menurut Sujanto dan Ruskamil (1975) daerah Kulon Progo merupakan tinggian yang

dibatasi oleh tinggian dan rendahan Kebumen di bagian barat dan Yogyakarta dibagian timur,

yang didasarkan pada pembagian tektofisiografi wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Yang

mencirikan tinggian Kulon Progo yaitu banyaknya gunung api purba yang timbul dan tumbuh

di atas batuan paleogen, dan ditutupi oleh batuan karbonat dan napal yang berumur neogen.

Dalam stratigrafi regional mengenai daerah fieldtrip, dibahas umur batuan berdasarkan

batuan penyusunnya, untuk itu perlu diketahui sistem umur batuan penyusun tersebut. Sistem

tersebut antara lain    :

1.      Sistem eosen

Batuan yang menyusun sistem ini adalah batu pasir, lempung, napal, napal pasiran, batu

gamping, serta banyak kandungan fosil foraminifera maupun moluska. Sistem eosen ini

disebut “Nanggulan group”. Tipe dari sistem ini misalnya di desa Kalisongo, Nanggulan

Kulon Progo, yang secara keseluruhannya tebalnya mencapai 300 m. Tipe ini dibagi lagi

menjadi empat yaitu “Yogyakarta beds”, “Discoclyina”, “Axiena Beds” dan Napal

Globirena, yang masing - masing sistem ini tersusun oleh batu pasir, napal, napal pasiran,

lignit dan lempung. Di sebelah timur ”Nanggulan group” ini berkembang facies gamping

yang kemudian dikenal sebagai gamping eosen yang mengandung fosil foraminifera,

colenterata, dan moluska.

2.      Sistem oligosen – miosen

Sistem oligosen – miosen terjadi ketika kegiatan vulkanisme yang memuncak dari

Gunung Menoreh, Gunung Gadjah, dan Gunung Ijo yang berupa letusan dan dikeluarkannya

material – material piroklastik dari kecil sampai balok yang berdiameter lebih dari 2 meter.

Kemudian material ini disebut formasi andesit tua, karena material vulkanik tersebut bersifat

andesitik, dan terbentuk sebagai lava andesit dan tuff andesit. Sedang pada sistem eosen,

diendapkan pada lingkungan laut dekat pantai yang kemudian mengalami pengangkatan dan

perlipatan yang dilanjutkan dengan penyusutan air laut. Bila dari hal tersebut, maka

sistem oligosen – miosen dengan formasi andesit tuanya tidak selaras dengan

sistem eosen yang ada dibawahnya. Diperkirakan ketebalan istem ini 600 m. Formasi andesit

tua ini membentuk daerah perbukitan dengan puncak – puncak miring.

Kelompok : 4 6

Page 7: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

3.      Sistem miosen

Setelah pengendapan formasi andesit tua daerah ini mengalami penggenangan air laut,

sehingga formasi ini ditutupi oleh formasi yang lebih muda secara tidak selaras. Fase

pengendapan ini berkembang dengan batuan penyusunnya terdiri dari batu gamping reef,

napal, tuff breksi, batu pasir, batu gamping globirena dan lignit yang kemudian disebut

formasi jonggrangan, selain itu juga berkembang formasi sentolo yang formasinya terdiri dari

batu gamping, napal dan batu gamping konglomeratan. Formasi Sentolo sering dijumpai

kedudukannya diatas formasi Jonggrangan. Formasi Jonggrangan dan formasi Sentolo sama –

sama banyak mengandung fosil foraminifera yang beumur burdigalian – miosen. Formasi –

formasi tersebut memilik ipersebaran yang luas dan pada umumnya membentuk daerah

perbukitan dengan puncak yang relative bulat. Diakhir kala pleistosen daerah ini mengalami

pengangkatan dan pada kuarter terbentuk endapan fluviatil dan vulkanik dimana pembentukan

tersebut berlangsung terus – menerus hingga sekarang yang letaknya tidak selaras diatas

formasi yang terbentuk sebelumnya.

Berdasarkan system umur yang ditentukan oleh penyusun batuan stratigrafi regional,

formasi dapat dibagi menjadi berikut :

a. Formasi Nanggulan

Formasi Nanggulan bagian bawah tersusun atas batupasir kuarsa dengan sisipan lignit,

mengandung fosil Axinea dengan lingkungan pengendapannya litoral, bagian tengah disusun

oleh napal pasiran selang-seling dengan batupasir dan batulempung, dijumpai fosil

Nummulites djojakartae dengan lingkungan pengendapan litoral–sublitoral pinggir, bagian

atas disusun napal dan batugamping berselingan dengan batupasir, fosil Discocylina

omphalus lingkungan pengendapan sublitoral pinggir. Umurnya Eosen Tengah-Eosen Akhir,

tebal ± 400 meter. Bagian atasnya merupakan Anggota Seputih litologi napal pelagis,

mengandung fosil foram ; Gt.opima, Gt.cerroazualensis, dan Gt.mexicana berumur Eosen

Akhir–Oligosen Akhir, lingkungan pengendapan sublitoral- laut terbuka, tebal ± 100 m

Kelompok : 4 7

Page 8: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

1. Axinea Beds

Formasi paling bawah dengan ketebalan lapisan sekitar 40 m, terdiri dari abut pasir,

dan batu lempung dengan sisipan lignit yang semuanya berfasies litoral, axiena bed ini

memiliki banyak fosil pelecypoda.

2. Yogyakarta beds

Formasi yang berada di atas axiena beds ini diendapkan secara selaras denagn

ketebalan sekitar 60 m. terdiri dari batu lempung ynag mengkonkresi nodule, napal, batu

lempung, dan batu pasir. Yogyakarta beds mengandung banyak fosil poraminifera besar dan

gastropoda.

3. Discocyclina beds

Formasi paling atas ini juga diendapkan secara selaras diatas Yogyakarta beds denagn

ketebalan sekitar 200m. Terdiri dari  batu napal yang terinteklasi dengan batu gamping dan

tuff vulakanik, kemudian terinterklasi lagi dnegan batuan arkose. Fosil yang terdapat pada

discocyclina beds adalah discocyclina.

b. Formasi Andesit Tua ( Old Andesite Formation/ OAF )

Formasi ini dicirikan oleh adanya batuan volkanik klastik tebal, yang teridiri dari

breksi volkanik (laharik), dengan sisipan lava andesit dan batupasir tuffan. Lokasi Desa

Ulusobo, Kaligesing, ± 10 km timur Kota Purworejo. Bagian bawah dicirikan perselingan

breksi andesit dan lava andesit, tebal 275 m, bagian tengah berupa breksi andesit sisipan

batupasir tuffan, tebal 2–20 m, bagian atas tersusun breksi andesit pirosen sisipan batupasir

kerikilan, tebal 2,5 – 18 dan 0,5 – 2,5 m, sedang tebal keseluruhan mencapai 830 meter. Umur

formasi ini ditentukan atas hubungan stratigrafi dengan dua satuan batuan yang mengapitnya,

karena tidak mengandung fosil penunjuk umur, diperkirakan berumur Oligosen Akhir–

Miosen Awal, diendapkan lingkungan darat, berupa endapan lahar yang terpilah buruk dalam

matrik relatif halus dan kadang nampak perlapisan berangsur dan perlapisan sejajar.

c. Formasi Dukuh

Formasi Dukuh disusun oleh selang-seling batugamping bioklastik, batupasir sedang

sampai kerikilan, batulempung, breksi dan konglomerat, mengandung banyak koral, bryozoa,

pelecypoda, gastropoda, dan foraminifera. Lokasi di Desa Dukuh, Samigaluh, Kulon Progo, ±

Kelompok : 4 8

Page 9: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

17 km ke Utara dari Sentolo, ketebalan pada stratotipenya mencapai ± 535 meter. Umur dari

formasi ini Oligosen Akhir bagian atas (N3) dengan hadirnya fosil Ga.selli, Ga.senilis,

Ga.nana, Ga.tripartita, dan Miosen Awal Bagian Bawah (N4 – N5) dan dijumpainya fosil

Ga.binaensis, Grt.dissimillis, Gs.primordius, Gt.kugleri. Lingkungan pengendapannya adalah

kipas bawah laut dalam, dijumpainya fosil laut, glaukonit, struktur sedimen graded bedding,

stratifikasi sejajar, diselingi batuan pelitik yang memperihatkan laminasi sejajar. Formasi ini

selaras diatas Anggota Seputih Formasi Nanggulan, bersilang jari atau kontak sesar dengan

Formasi Kaligesing, dan selaras diatasnya Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo.

d. Formasi Jonggrangan

Lokasi berada di desa Jonggrangan, dicirikan batugamping terumbu hadirnya koral,

moluska, foram besar, batugamping klastik dan sisipan napal tipis mengandung foram

plankton dan bentos, ketebalan ± 150 meter, berumur Miosen Awal–Miosen Tengah dan

diendapkan pada lingkungan litoral. Formasi tidak selaras Formasi Kaligesing, selaras

Formasi Dukuh, dan bersilang jari Formasi Sentolo.

e. Formasi Sentolo

Formasi Sentolo ini berumur sekitar miosen bawah sampai pleistosen. Formasi ini

bagian bawah berupa napal pelagis dan sisipan batugamping, bagian atas dominan

batulempung banyak mengandung foram plankton, bentos, dan foram besar, berumur Miosen

Awal – Pliosen dan merupakan endapan laut dangkal hingga laut terbuka dalam. Lokasi

formasi ini di daerah Sentolo dengan ketebalan ± 1100 meter. Formasi ini mempunyai

hubungan tidak selaras dengan Formasi Kaligesing, selaras dengan Formasi Dukuh, dan

bersilang jari dengan Formasi Jonggrangan

f. Endapan Volkanik Kuarter

Satuan ini tersusun atas tufa, abu, breksi, aglomerat dan lelehan lava tak terpisahkan

yang berumur Pleistosen – Holosen dan merupakan endapan darat, Raharjo (1974)

menamakan Formasi Yogyakarta yang disusun oleh endapan volkanik Merapi, terletak tidak

selaras diatas semua formasi yang lebih tua, dan penyebaran sisi timur Kubah Kulon Progo

mempunyai ketebalan lebih 20 meter.

Kelompok : 4 9

Page 10: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

II.3 Struktur Geologi Regional

Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah bagian Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta yang terletak paling barat dengan batas sebelah barat dan utara adalah Propinsi

Jawa Tengah dan sebelah selatan adalah Samudera Indonesia . Secara geografis terletak antara

7 o 38'42" - 7 o 59'3" Lintang Selatan dan 110 o 1'37" - 110 o 16'26" Bujur Timur. Kulonprogo

dan sekitarnya telah banyak diteliti para ahli geologi dengan mengemukan susunan stratigrafi.

Beberapa ahli tersebut antara lain :

Bemmelen (1949), dengan urutan stratigrafinya dari tua ke muda : Eosen of Nanggulan,

Old Andesite Formation yang berfasies volkanik, tidak selaras diatasnya diendapkan

Djonggrangan Beds pada Miosen Awal dan Sentolo Beds pada Miosen Akhir.

Marks (1957), mengusulkan perubahan “Beds” menjadi “Formasi” pada Djonggrangan

Beds dan Sentolo Beds menjadi Formasi Djonggrangan dan Formasi Sentolo, dimana

kedua formasi tersebut tidak selaras terhadap Formasi Andesit Tua.

Sujanto dan Roskamil (1975), dengan urutan Formasi Nanggulan berumur Eosen,

tidak selaras diatasnya Formasi Andesit Tua berumur Oligosen Akhir, menerus

diendapkan Formasi Sentolo pada Miosen – Pliosen dan Formasi Sambipitu pada

Miosen Awal, tidak selaras Formasi Jonggrangan pada Miosen Awal – Miosen Akhir.

Diatas Formasi Sentolo tidak selaras diendapkan Formasi Wonosari pada Pliosen dan

termuda berupa Endapan Volkanik Muda.

Pringgoprawiro dan Purnamaningsih (1981), menambahkan Anggota Seputih pada

Formasi Nanggulan yang disusun napal berumur Eosen Akhir – Oligosen Akhir,

Formasi Andesit Tua tidak selaras diatasnya. Diatas Formasi Andesit Tua tidak selaras

diendapkan Formasi Sentolo yang bersilang-jari dengan Formasi Jonggrangan.

Kadar (1986), mengsulkan pada Formasi Sentolo dibagi menjadi tiga anggota, yaitu

Anggota Kanyar-anyar, Anggota Genung, dan Anggota Tanjunggunung yang selaras

diatas Formasi Andesit Tua.

Pringgoprawiro dan Riyanto (1987), melakukan revisi Formasi Andeit Tua menjadi

dua formasi baru, yaitu Formasi Kaligesing berfasies darat dan Formasi Dukuh berfasies

laut dalam, umur Oligosen Akhir – Miosen Awal. Formasi Kaligesing disusun oleh

perselingan breksi volkanik, lava, batupasir tufaan, dan endapan lahar, sedang Formasi

Kelompok : 4 10

Page 11: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Dukuh disusun oleh perselingan breksi volkanik, lava, batupasir tufaan, batulempung

dan sisipan karbonat, dimana hubungan keduanya saling menjari atau kontak sesar.

II.4 Sejarah Geologi Regional

Sejarah struktur geologi daerah penelitian tidak terlepas dari proses geologi yang

membentuk kubah Kulonprogo. pegunungan Kulon Progo oleh Van Bemmelen (1949,

hal.596) dilukiskan sebagai kubah besar memanjang ke arah barat daya-timur laut, sepanjang

32 km, dan melebar kearah tenggara-barat laut, selebar 15-20 km. Pada kaki-kaki pegunungan

di sekekliling kubah tersebut banyak dijumpai sesar-sesar yang membentuk pola radial. Pada

kaki selatan gunung Menoreh dijumpai adanya sinklinal dan sebuah sesar dengan arah barat-

timur, yang memisahkan gunung Menoreh dengan gunung ijo serta pada sekitar zona sesar.

Kelompok : 4 11

Page 12: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Langkah kerja

Stop site 1

1. Mendengarkan penjelasan dari dosen

2. Mengamati singkapan yang akan diteliti

3. Membuat sketsa lapangan

4. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter

5. Menghitung azimuth

6. Mengambil sampel

7. Mendiskripsikan sampel batuan yang diambil

8. Interpretasi petrogenesa

9. Membuat resume dari hasil penelitian dan pengarahan dari dosen

Stop site 2

1. Mendengarkan penjelasan dari dosen

2. Mengamati singkapan yang akan diteliti

3. Membuat sketsa lapangan

4. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter

5. Membentangkan meteran sepanjang perlapisanyang diukur untuk menentukan lapisan

yang akan dideskripsikan

6. Mengukur kedudukan tiap lapisan, azimuth, slope, strike dan dip

7. Mengambil sampel dan mendeskripsikan

8. Menginterpretasi petrogenesa

9. Membuat profile dan peta lintasan sementara.

10. Membuat resume dari hasil penelitian dan pengarahan dari dosen pada stop site dua.

Stop site 3

1. Mendengarkan penjelasan dari dosen

2. Membuat sketsa lapangan

3. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter

Kelompok : 4 12

Page 13: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

4. Menghitung azimuthnya

5. Mengambil sampel dan deskripsikan

6. Menginterpretasi petrogenesa

7. Membuat resume dari hasil penelitian serta dari penjelasan dosen.

Stop site 4

1. Mendengarkan penjelasan dari dosen

2. Membuat sketsa lapangan

3. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter

4. Menghitung azimuth

5. Mengambil sampel kemudian deskripsikan

6. Menginterpretasi petrogenesa

7. Membuat resume dari hasil penelitian serta penjelasan dari dosen.

III.2 Alat-Alat yang Digunakan

1. Kompas Geologi

2. Palu Geologi

3. Meteran

4. OHP

5. Alat tulis

6. Plastik sampel

7. Clipboard

8. Komparator

9. Lup

10. Kamera

11. Lembar tabulasi

Kelompok : 4 13

Page 14: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Kelompok : 4 14

Page 15: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1. HASIL PENGAMATAN

IV.1.1. Stop Site 1

IV.1.1.a. Latar Belakang Singkapan

Lokasi singkapan terletak di Sungai Tretes, Dusun Karanganyar, Kecamatan

Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Dimana pada lokasi tersebut ditemukan singkapan

batuan dengan jenis Batuan Sedimen Epiklastik, sebab tersusun oleh material vulkanik.

Dengan material fragmen penyusunnya berupa andesit dan basalt. Sedangkan material matrik

penyusun batuan tersebut adalah batupasir, dan material semen penyusun berupa silika. Jika

batuan tersebut dilihat dari fragmen penyusunnya, batuan tersebut dapat dikatakan sebagai

Breksi Polimik. Hal ini disebabkan oleh fragmen penyusunnya terdiri lebih dari satu batuan.

Berdasarkan sejarah dari stratigrafi tempat tersebut, daerah tersebut termasuk ke dalam

Formasi Kaligesing. Formasi Kaligesing adalah formasi yang mengalami pengendapan di

darat. Berdasarkan penelitian, diperkirakan formasi tersebut berumur antara Oligosen akhir

s.d Miosen awal. Singkapan batuan sebagian terdapat warna kehijau –hijauan, hal tersebut

dikarenakan oleh Zona Probilitik yakni zona yang mengalami perubahan klorit akibat

pelapukan kimiawi yang berasal dari plagioklas karena mengalami alterasi hidrotermal.

Kelompok : 4 15

Page 16: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Foto Singkapan

Foto 1. Singkapan Stop Site 1 dengan jarak 3 meter. Foto oleh Fadhlan

Keterangan :

Arah kamera : N 265o E

Jarak : 3 m

Cuaca : Cerah

Parameter

1. Tinggi sebenarnya pengamat : 155 cm

2. Tinggi pengamat di foto : 8 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

8 cm : 155 cm

1 : 19,37

Jadi, skalanya adalah 1 : 19,37, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan

19,37 cm di lapangan.

Kelompok : 4 16

Page 17: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Foto Parameter

Foto 2. Parameter Stop Site 1. Foto oleh Fadlan

Keterangan :

Arah kamera : N 035o E

Jarak : 60 cm

Cuaca : Cerah

Parameter

1. Tinggi parameter sebenarnya : 32 cm

2. tinggi parameter di foto : 5 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

5 cm : 32 cm

1 : 6,4

Jadi, skalanya adalah 1 : 6,4 yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 6,4

cm di lapangan.

Kelompok : 4 17

Page 18: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.1.b. Deskripsi Lithologi

Deskripsi Lapangan

Ditemukan singkapan Batuan Sedimen Epiklastik, dengan warna abu-abu, dengan

menunjukkan struktur masif, tekstur berupa ukuran butir brangkal (64-256 mm) sampai

dengan krakal (4 – 64mm), derajat pembundaran yang menyudut, derajat pemilahan buruk,

fabric berupa matrik supported. Dengan komposisi mineral terdiri dari fragmen yaitu andesit

dan basalt, sedangkan matriknya yaitu batupasir dengan semen silika. Berdasarkan dari data

yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Breksi Polimik.

Deskripsi Batuan

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Epiklastik

Warna : Abu-abu

Struktur : Masif

Tekstur

1. Ukuran Butir : Brangkal (64 - 256 mm) – Kerakal (4 – 64 mm)

2. Derajat Pembundaran : Menyudut

3. Derajat Pemilahan : Terpilah Buruk

4. Kemas : Matrik Supported

Komposisi Mineral : - Fragmen : Andesit, basalt

- Matrik : Batupasir

- Semen : Silika

Nama Batuan : Breksi Polimik

Kelompok : 4 18

Page 19: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Fragmen 1

Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet Vulkanik

Warna : Abu-abu – Hitam

Struktur : Masif

Tekstur

1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin

2. Derajat Granularitas : Afanitik - Fanerik halus ( < 1 mm )

3. Bentuk Kristal : Subhedral

4. Relasi : Inequigranular vitroverik

Komposisi Mineral : - Piroksen : 10%

- Hornblende : 5%

- Kuarsa : 45%

- K. Feldspar : 5%

- Masa dasar : 30%

- Plagioklas : 5%

Nama Batuan : Andesit :

Deskripsi Fragmen 2

Jenis Batuan : Batuan Beku Basa Vulkanik

Warna : Abu-abu gelap

Struktur : Masif

Tekstur

1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin

2. Derajat Granularitas : Afanitik - Fanerik halus ( < 1 mm )

3. Bentuk Kristal : Anhedral - subhedral

4. Relasi : Inequigranular vitroverik

Komposisi Mineral : - Piroksen :

- Hornblende :

- Masa dasar :

- Plagioklas :

- K-Feldspar :

- Kuarsa :

Nama Batuan : Basalt

Kelompok : 4 19

Page 20: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Matrik

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Warna : Abu – abu kecoklatan

Struktur : Masif

Tekstur

1. Ukuran butir : Pasir halus ( 0,125 – 0,25 mm)

2. Derajat Pembundaran : Membundar

3. Derajat Pemilahan : Terpilah baik

4. Fabric : Grain Supported

Komposisi Mineral : Fragmen : Kuarsa

Matrik : Hornblende

Semen : Silika

Nama Batuan : Batupasir

Kelompok : 4 20

Page 21: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Kelompok : 4 21

Page 22: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.1.c. Petrogenesa Regional

Singkapan ini terbentuk karena adanya pengendapan kembali material batuan yang

berasal dari letusan gunung api atau aktivitas vulkanik yang terbawa oleh aliran material

vulkanik sehingga batuan ini dapat tersingkap dengan fragmen penyusunnya berupa basalt,

dan andesit dan matriknya berupa batupasir sedangkan semen tersusun atas silika.

SKETSA LAPANGAN

Gambar 2 Sketsa Lapangan Stop site 1

Kelompok : 4 22

Page 23: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Keterangan :

: Singkapan Batuan

: Vegetasi

IV.1.1.d Kesimpulan

Pada Stop Site pertama yaitu di Sungai Tretes, Dusun Karanganyar, Kecamatan

Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, ditemukan singkapan Batuan Sedimen Epiklastik,

dengan warna lapuk abu-abu cerah dan warna fresh abu-abu gelap, dengan menunjukan

struktur masif, tekstur yang terdiri dari ukuran butir yaitu brangkal ( 64 - 256 mm) dengan

derajat pembundaran menyudut, derajat pemilahan terpilah buruk dan fabric berupa matrik

supported. Dengan komposisi mineral terdiri dari fragmen berupa andesit dan basalt, matrik

tersusun dari batupasir, dan semen berupa silika. Dengan demikian berdasarkan data yang

telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah breksi polimik.

IV.1.2. Stop Site 2

IV.1.2.a. Latar Belakang Singkapan

Stop site 2 terletak kurang lebih 300 meter dari stop site 1. Di stop site 2 ini,

singkapan masih dalam satu jalur sungai dengan dengan stop site 1. Di stop site 2 kami

menemukan singkapan dengan jenis batuan yakni Batuan Sedimen Klastik yaitu Batupasir

Karbonatan. Di stop site 2 ini termasuk ke dalam Formasi Dukuh yaitu formasi yang

mengalami pengendapan di laut. Yang diperkirakan berumur antara Oligosen Akhir – Miosen

Awal. Formasi ini bersilang jari atau kontak sesar dengan Formasi Kaligesing, dan selaras

diatasnya Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo.

Kelompok : 4 23

Page 24: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Foto Singkapan

Foto 1. Singkapan Stop Site 2 dengan jarak 5 meter. Foto oleh Fadhlan

Keterangan :

Arah kamera : N 105 o E

Jarak : 5 m

Cuaca : Cerah

Parameter

1. Tinggi sebenarnya pengamat : 155 cm

2. tinggi pengamat di foto : 6 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

6 cm : 155 cm

1 : 25,83

Jadi, skalanya adalah 1 : 25,83, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan

25,83 cm di lapangan.

Kelompok : 4 24

Page 25: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Foto Parameter

Foto 2. Parameter Stop Site 2. Foto oleh Fadhlan

Keterangan :

Arah kamera : N 035o E

Jarak : 50 cm

Cuaca : Cerah

Parameter

1. Tinggi parameter sebenarnya : 32 cm

2. tinggi parameter di foto : 7 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

7 cm : 32 cm

1 : 4,5 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 4,5, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4,5

cm di lapangan.

Kelompok : 4 25

Page 26: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.2.b. Deskripsi Lithologi

Lapisan 1

Deskripsi Lapangan

Terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk abu-abu, warna

fresh coklat, yang menunjukan struktur perlapisan sejajar, tekstur yang terdiri dari Ukuran

Butir yaitu Pasir Sedang (0,25-0,5), derajat pembundaran yaitu membundar, derajat

pemilahan yaitu Terpilah baik, dengan fabric matrik supported. Komposisi mineral terdiri dari

fragmen hornblende dan kuarsa, dengan matrik pasir, dan semen silika. Sehingga berdasarkan

data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir

silikaan.

Kelompok : 4 26

Page 27: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Batuan

Foto 3. Lapisan 1 Stop Site 2. Foto oleh Fadhlan

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Warna : Coklat

Struktur : Perlapisan sejajar

Tekstur

1. Ukuran Butir : Pasir sedang (0,25–0,5mm)

2. Derajat. Pembundaran : Membundar

3. Derajat Pemilahan : Terpilah baik

4. Fabric : Grain Supported

Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende, kuarsa

Matrik : Pasir

Semen : Silika

Nama Batuan : Batupasir

Kelompok : 4 27

Page 28: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Lapisan 2

Deskripsi Lapangan

Terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk putih, warna fresh

abu-abu, menunjukan struktur perlapisan sejajar, tekstur terdiri dari ukuran butir yaitu pasir

halus (0,125-0,25), derajat pembundaran membundar, derajat pemilahan terpilah baik , fabric

berupa matrik supported. Dengan komposisi mineral terdiri dari fragmen hornblende dan tuf,

matrik kuarsa dan semen silika . Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa nama batuan ini adalah batupasir tufan

Kelompok : 4 28

Page 29: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Batuan

Foto 4. Lapisan 2 Stop Site 2. Foto oleh Fadhlan

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Warna : Abu-abu

Struktur : Perlapisan sejajar

Tekstur

1. Ukuran Butir : Pasir halus (0,125 – 0,25mm)

2. Derajat. Pembundaran : Membundar

3. Derajat Pemilahan : Terpilah baik

4. Fabric : Matrik Supported

Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende, tuf

Matrik : Kuarsa

Semen : Silika

Nama Batuan : Batupasir tufan

Kelompok : 4 29

Page 30: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Lapisan 3

Deskripsi Lapangan

Terdapat singkapan Batuan Sedimen Non Klastik, dengan warna lapuk putih, warna

fresh abu – abu, yang menunjukan struktur perlapisan, tekstur yang terdiri dari ukuran butir

yaitu pasir sedang (0,25-0,5mm), derajat pembundaran yaitu membundar, derajat pemilahan

yaitu terpilah baik, dan fabric nya matrik suported. dengan komposisi mineral yang terdiri

dari : fragmen : hornblende dan pecahan cangkang ; matrik : kuarsa , semen : karbonat .

sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini

adalah batupasir karbonat.

Kelompok : 4 30

Page 31: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Petrologi

Foto 5. Lapisan 3 Stop Site 2. Foto oleh Fadhlan

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik

Warna : Putih

Struktur : Perlapisan sejajar

Tekstur

1. Ukuran Butir : Pasir sedang (0,25 – 0,5mm)

2. Derajat Pembundaran : Membundar

3. Derajat Pemilahan : Terpilah baik

4. Fabric : Grain Supported

Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende, pecahan cangkang

Matrik : Kuarsa

Semen : Karbonat

Nama Batuan : Batupasir karbonatan

Kelompok : 4 31

Page 32: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Lapisan 4

Deskripsi Lapangan

Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Non Klastik, dengan warna lapuk abu-

abu,warna fresh putih, yang menunjukan struktur Perlapisan, memiliki tekstur yang terdiri

dari Ukuran Butir yaitu lanau (0,004-0,6 mm), derajat pembundaran yaitu Membundar,

derajat pemilahan yaitu terpilah baik, dan fabric matrrik suported. Dengan Komposisi mineral

yang terdiri dari Fragmen : Hornblende dan pecahan cangkang, Matrik : Kuarsa, Semen :

Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama

batuan ini adalah Batupasir karbonat.

Kelompok : 4 32

Page 33: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Petrologi

Foto 6. Lapisan 4 Stop Site 2. Foto oleh Fadhlan

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik

Warna : Putih

Struktur : Perlapisan

Tekstur

1. Ukuran Butir : Lanau (0,004-0,06 mm)

Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende, pecahan cangkang

Matrik : Kuarsa

Semen : Karbonat

Nama Batuan : Batulanau karbonatan

Kelompok : 4 33

Page 34: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Lapisan 5

Deskripsi Lapangan

Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Non Klastik, dengan warna lapuk Abu – abu ,

warna fresh putih , yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur yang terdiri dari Ukuran

Butir yaitu Pasir sedang (0,25-0,5 mm), derajat pembundaran yaitu Membundar, derajat

pemilahan yaitu terpilah baik, dan fabric nya matrik suported. Dengan Komposisi mineral

yang terdiri dari Fragmen : Hornblende dan pecahan cangkang, Matrik : Kuarsa, Semen :

Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama

batuan ini adalah Batupasir karbonat

Kelompok : 4 34

Page 35: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Petrologi

Foto 7. Lapisan 5 Stop Site 2. Foto oleh Fadhlan

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik

Warna : Putih

Struktur : Perlapisan sejajar

Tekstur

1. Ukuran Butir : Pasir sedang (0,25 – 0,5mm)

2. Derajat. Pembundaran : Membundar

3. Derajat Pemilahan : Terpilah baik

4. Fabric : Grain Supported

Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende, pecahan cangkang

Matrik : Kuarsa

Semen : Karbonat

Nama Batuan : Batupasir karbonatan

Kelompok : 4 35

Page 36: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Lapisan 6

Deskripsi Lapangan

Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu – abu, warna fresh

putih, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur yang terdiri dari Ukuran Butir yaitu

lanau (0,004 - 0,06 mm), derajat pembundaran nya yaitu Membundar, derajat pemilahan yaitu

terpilah baik, dan fabric nya matrik suported. Dengan Komposisi mineral yang terdiri dari

Fragmen : Hornblende, Matrik : Kuarsa, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir karbonat

.

Kelompok : 4 36

Page 37: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Petrologi

Foto 8. Lapisan 6 Stop Site 2. Foto oleh Fadhlan

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Warna : Putih

Struktur : Perlapisan sejajar

Tekstur

1. Ukuran Butir : Lanau (0,004-0,06 mm)

Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende

Matrik : Kuarsa

Semen : Karbonat

Nama Batuan : Batulanau karbonatan

Kelompok : 4 37

Page 38: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Lapisan 7

Deskripsi Lapangan

Terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk abu – abu, warna

fresh Putih, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur yang terdiri dari Ukuran Butir

yaitu Pasir sedang (0,25-0,5mm), dengan derajat pembundaran yaitu Membundar, derajat

pemilahan yaitu Terpilah baik, dengan fabric yaitu matrik suported. Dengan Komposisi

mineral yang terdiri dari Fragmen : Hornblende , Matrik : Kuarsa , Semen : Karbonat.

Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini

adalah Batupasir karbonat.

Kelompok : 4 38

Page 39: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Petrologi

Foto 9. Lapisan 7 Stop Site 2. Foto oleh Fadhlan

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Warna : Putih

Struktur : Perlapisan sejajar

Tekstur

1. Ukuran Butir : Pasir sedang (0,25 – 0,5mm)

2. Derajat. Pembundaran : Membundar

3. Derajat Pemilahan : Terpilah baik

4. Fabric : Grain Supported

Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende

Matrik : Pasir

Semen : Karbonat

Nama Batuan : Batupasir karbonatan

Kelompok : 4 39

Page 40: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Lapisan 8

Deskripsi Lapangan

Terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik , dengan warna lapuk coklat, warna fresh

abu – abu , yang menunjukan struktur perlapisan sejajar, dengan tekstur yang terdiri dari

ukuran butir yaitu pasir halus (0,125-0,25 mm), derajat pembundaran yakni membundar,

derajat pemilahannya yaitu terpilah baik sedangkan fabric yakni grain supported. Dengan

komposisi mineral terdiri dari fragmen berupa hornblende , matrik pasir , dan semen karbonat.

Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini

adalah batupasir karbonat.

Kelompok : 4 40

Page 41: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Deskripsi Petrologi

Foto 10. Lapisan 8 Stop Site 2. Foto oleh Fadhlan

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Warna : Putih

Struktur : Perlapisan sejajar

Tekstur

1. Ukuran Butir : Pasir sedang (0,25 – 0,5mm)

2. Derajat. Pembundaran : Membundar

3. Derajat Pemilahan : Terpilah baik

4. Fabric : Grain Supported

Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende

Matrik : Pasir

Semen : karbonat

Nama Batuan : Batupasir karbonat

Kelompok : 4 41

Page 42: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Kelompok : 4 42

Page 43: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.2.c. Petrogenesa Regional

Batuan pada stop site ini terbentuk dari rombakan batuan asal yang tertransport dan

terendapkan kemudian mengalami proses diagenesa dengan materialnya berupa lempung,

lanau dan pasir. Serta terdapat tuf di dalam batuan sedimen tersebut, sehingga dapat

diperkirakan bahwa batuan tersebut terbentuk dari jatuhan material-material vulkanik gunung

berapi yang sedang aktif kemudian mengalami litifikasi, dengan adanya tuff maka kita dapat

mengetahui bahwa singkapan ini terbentuk tidak jauh dari sumber gunung berapi di daerah

tersebut.

Kelompok : 4 43

Page 44: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

SKETSA LAPANGAN

Gambar 3. Sketsa Lapaangan

Keterangan :

: Singkapan Batuan

: Vegetasi

Kelompok : 4 44

Page 45: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Keterangan :

Arah kamera : N 170o E

Jarak : 10 m

Cuaca : Cerah

IV.1.2.d. Kesimpulan

Pada Stop site kedua berada di daerah Girimulyo, Dusun Karanganyar, Kabupaten

Kulon Progo. Ditemukan singkapan batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna coklat,

yang menunjukkan struktur perlapisan sejajar. Terdapat berbagai variasi tekstur, diantaranya

tekstur dengan ukuran butir lanau (0,0625-0,004 mm) – pasir sedang (0,125-0,5mm). Derajat

pembundaran yaitu membundar, derajat pemilahan terpilah baik, memiliki fabric Grains

supported. Komposisi mineral terdiri dari fragmen berupa hornblende, dengan matrik kuarsa,

dan semen silika - karbonat. Lapisan yang lebih muda dapat di jumpai jika kita berjalan

searah dip. Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama

batuan di stop site ini adalah Batulanau dan Batupasir Silikaan dan Karbonatan.

Kelompok : 4 45

Page 46: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.3 STOP SITE 3

IV.1.3.a . Latar Belakang Singkapan

Pada stop site tiga berada di Sungai Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kecamatan

Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Batuan yang berada di lokasi tersebut merupakan

Formasi tertua di stratigrafi regional dari Kulon Progo, yakni Formasi Nanggulan. Dahulu di

Stop Site 3 awalnya merupakan kondisi rawa yang mengalami kekurangan oksigen sehingga

tumbuhan yang hidup ditempat tersebut mati kemudian mengalami pengendapan dan juga

mengalami proses secara kimiawi sehingga terbentuk lignit. Di lokasi tersebut ditemukan

batulempung silikaan, batulanau silikaan, dan lignit (batubara).

Kelompok : 4 46

Page 47: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Foto Singkapan

Foto 1. Foto Singkapan Stop Site 3. Foto oleh Fadlan

Keterangan :

Arah kamera : N 301o E

Strike : N 325 o E / 18

Jarak : 3 m

Cuaca : Mendung

Parameter

1. Tinggi sebenarnya pengamat : 155 cm

2. tinggi pengamat di foto : 6 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

6 cm : 155 cm

1 : 25,83 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 25.83, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan

25,83 cm di lapangan.

Kelompok : 4 47

Page 48: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Foto parameter

Foto 2. Parameter Stop Site 3. Foto oleh Fadlan

Keterangan :

Arah kamera : N 355o E

Jarak : 1 m

Cuaca : Mendung

Parameter

1. Tinggi parameter sebenarnya : 15 cm

2. tinggi parameter di foto : 5 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

5 cm : 15 cm

1 cm : 3 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 3, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 3 cm

di lapangan.

Kelompok : 4 48

Page 49: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.3.b . Deskripsi Lithologi

Deskripsi Lapangan

Dijumpai singkapan,yaitu singkapan Batuan Sedimen Klastik , dengan warna lapuk

coklat, warna fresh merah, yang menunjukkan struktur perlapisan, Tekstur : ukuran butir :

lempung (<0,004mm) ,dengan komposisi mineral : mineral lempung, berdasarkan data yang

diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batulempung. Selain itu

terdapat singkapan jenis batuan sedimen klastik yang lain dengan warna lapuk coklat warna

fresh abu-abu dengan menunjukkan struktur perlapisan ; tekstur : ukuran butir : lanau (0,04 –

0,06), dengan komposisi mineral : mineral lanau, sehingga berdasarkan data yang diperoleh

maka dapat disimpulkan nama batuan adalah batulanau. Selain itu terdapat singkapan batuan

sedimen non klastik, dengan warna lapuk hitam, warna freshnya hitam yang menunjukan

struktur masif ;teksturnya amorf komposisi mineral: monomineralik karbon, maka dapat

disimpulkan nama batuan ini adalah batubara (lignit).

Deskripsi Batuan

Sampel batuan 1

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Warna : Cokelat

Struktur : Masif

Tekstur :

Ukuran Butir : Lempung ( < 0,004 mm)

Komposisi Mineral : Mineral lempung

Nama Batuan : Batulempung

Kelompok : 4 49

Page 50: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Sampel batuan 2

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat

Warna : Coklat

Struktur : Laminasi

Tekstur

Ukuran Butir : Lanau (0,004-0,06mm)

Komposisi Mineral : Semen : silika

Nama Batuan : Batulanau

Sampel batuan 3

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik

Warna : Hitam Kecoklatan

Struktur : Masif

Tekstur : Amorf

Komposisi Mineral : Monomineralik Karbon

Nama Batuan : Batubara (Lignit)

Kelompok : 4 50

Page 51: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Kelompok : 4 51

Page 52: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Kelompok : 4 52

Page 53: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.3.c. Petrogenesa Regional

Pada stop site ini terdapat batuan sedimen klastik dan non klastik. Dimana batuan

sedimen Klastik merupakan batuan berasal dari rombakan batuan asal contohnya

batulempung. Sedangkan batuan sediman nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari reaksi

kimia atau kegiatan organisme contohnya lignit. Dimana batulempung pada stop site ini

terbentuk dari pengendapan kembali rombakan batuan asal yang tertransport kemudian

mengalami proses diagenesa dengan materialnya berupa material lempung.

SKETSA LAPANGAN

Gambar 4. Sketsa Lapangan

Keterangan :

: Singkapan Batuan

: Vegetasi

Kelompok : 4 53

Page 54: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

VI.1.3.b Kesimpulan

Pada Stop site tiga berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Giripurwo, Kabupaten

Kulon Progo. Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik yang terbentuk akibat

pengendapan kembali rombakan batuan asal yaitu batuan yang lebih tua, yang menunjukan

struktur Masif. Tekstur yang terdiri dari ukuran butir lempung (< 1/256 mm) sampai dengan

lanau (0,004 – 0,06mm). Komposisi Mineral berupa monomineralik karbonat dan juga

terdapat mikrit berupa kalsit dan sparit berupa karbonat . Berdasarkan data yang diperoleh,

maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulempung , batulanau dan juga

lignit.

Kelompok : 4 54

Page 55: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.4 Stop Site 4

IV.1.4.a.Latar Belakang Singkapan

Pada stop site tempat ini adalah stop site terakhir yang berada berada di daerah

Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Yogyakarta.

Tersingkap batuan beku basa vulkanik yang didominasi oleh mineral mafic yaitu mineral

yang berwarna gelap. Pada stop site 4 ini terdapat singkapan dengan struktur sheeting joint,

hal ini dilihat dari

Nama batuan pada stop site 4, jika dilihat secara megaskopis maka nama batuan itu

adalah andesit.

Kelompok : 4 55

Page 56: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Foto Singkapan

Foto 1. Foto Singkapan Stop Site 4 dengan jarak 3 meter oeh Fadlan

Keterangan :

Arah kamera : N 030o E

Jarak : 3 m

Cuaca : Mendung

Parameter

1. Tinggi sebenarnya pengamat : 155 cm

2. tinggi pengamat di foto : 5 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

5 cm : 155 cm

1 cm : 31 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 31, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 31

cm di lapangan.

Kelompok : 4 56

Page 57: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Foto Parameter

Foto 2. Foto Parameter Stop Site 4 oleh Fadlan

Keterangan :

Arah kamera : N 035o E

Jarak : 50 cm

Cuaca : Mendung

Parameter

1. Tinggi parameter sebenarnya : 32 cm

2. tinggi parameter di foto : 5 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

8,3 cm : 32 cm

1 cm : 6,4 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 6,4, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 6,4 cm di

lapangan.

Kelompok : 4 57

Page 58: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.4.b.Deskripsi Lithologi

Deskripsi Lapangan

Dijumpai singkapan batuan beku intermediet vulkanik dengan warna lapuk coklat,

warna fresh abu - abu, yang menunjukan struktur sheeting joint, tekstur yang terdiri dari

derajat kristalisasi berupa hipokristalin derajat granularitas afanitik - fanerik halus (< 1mm).

Pada kemas terdiri dari bentuk kristal yaitu subhedral dengan relasi inequigranular vitroverik.

Dengan komposisi mineral : piroksen 30%, kuarasa 50%, plagioklas 5%, hornblende 10%,

dan k-feldspar 5%. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan

bahwa nama batuan ini adalah Andesit.

Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet Vulkanik

Warna : Abu-abu gelap

Struktur : Sheeting joint

Tekstur :

1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin

2. Derajat Granularitas : Afanitik- Fanerik halus (< 1mm)

3. Kemas : - Bentuk kristal : subhedral

- Relasi : Inequigranular Vitroverik

Komposisi Mineral : -Piroksen : 30 %

- Kuarsa : 50 %

- Plagioklas : 5 %

- Hornblende : 10 %

- K-Feldspar : 5 %

Nama Batuan : Andesit

Kelompok : 4 58

Page 59: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Kelompok : 4 59

Page 60: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.4.c .Petrogenesa Regional

Kelompok : 4 60

Keterangan :

Arah kam

era: N

040o E

Jarak : 50m

Cuaca

: Cerah

Foto B

entan

g Alam

Page 61: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

Pada Stop site ini Tersingkap batuan beku intermediet vulkanik yang

didominasi oleh mineral mafic yaitu mineral yang berwarna gelap. Dengan struktur

sheeting joint hal ini dilihat dari arah aliran lava terhadap proses pembentukan

singkapan.Terbentuk karena pembekuan magma di permukaan sehingga pada batuan

ini ditemukan massa gelas. Batuan ini terbentuk dari hasil intrusi magma yang bersifat

intermediet sampai dengan basa.

SKETSA LAPANGAN

: Vegetasi

Gambar Sketsa Lapaangan

Keterangan :

: Singkapan Batuan

Gambar 5 Sketsa Lapangan

Keterangan :

: Singkapan Batuan

: Vegetasi

Kelompok : 4 61

Page 62: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.1.4.d .Kesimpulan

Pada Stop site empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten

Kulon Progo. Terdapat singkapan batuan beku intermediet vulkanik dengan warna lapuk

coklat , dan warna fresh abu-abu yang menunjukkan struktur sheeting joint, tekstur derajat

kristalisasi berupa hipokristalin. Sedangkan derajat granularitas berupa afanitik sampai

dengan fanerik halus ( < 1mm), bentuk kristal berupa subhedral , relasi digolongkan ke dalam

inequigranular vitroverik, sehinnga berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan

bahwa nama batuan tersebut adalah andesit yang terbentuk karena adanya pembekuan magma

di dekat permukaan.

Kelompok : 4 62

Page 63: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.2. PETA LINTASAN

Kelompok : 4 63

Page 64: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

IV.3. PROFIL

Terlampir

Kelompok : 4 64

Page 65: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

BAB V

PENUTUP

V.1. KESIMPULAN

Pada Stop Site pertama yaitu di Sungai Tretes, Dusun Karanganyar, Kecamatan

Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, ditemukan singkapan Batuan Sedimen Epiklastik,

dengan warna lapuk abu-abu cerah dan warna fresh abu-abu gelap, dengan menunjukan

struktur masif, tekstur yang terdiri dari ukuran butir yaitu brangkal ( 64 - 256 mm) dengan

derajat pembundaran menyudut, derajat pemilahan terpilah buruk dan fabric berupa matrik

supported. Dengan komposisi mineral terdiri dari fragmen berupa andesit dan basalt, matrik

tersusun dari batupasir, dan semen berupa silika. Dengan demikian berdasarkan data yang

telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah breksi polimik.

Pada Stop site kedua berada di daerah Girimulyo, dusun Karanganyar, Kabupaten

Kulon Progo. Ditemukan singkapan batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna coklat,

yang menunjukkan struktur perlapisan sejajar. Terdapat berbagai variasi tekstur, diantaranya

tekstur dengan ukuran butir lanau (0,0625-0,004 mm) – Pasir sedang (0,125-0,5mm). Derajat

pembundaran yaitu membundar, derajat pemilahan terpilah baik, memiliki fabric Grains

supported. Komposisi mineral terdiri dari fragmen berupa hornblende, dengan matrik kuarsa,

dan semen silika - karbonat. Lapisan yang lebih muda dapat di jumpai jika kita berjalan

searah dip. Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama

batuan di stop site ini adalah Batulanau dan Batupasir Silikaan dan Karbonatan.

Pada Stop site Tiga berada di sungai Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kecamatan

Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo. Dijumpai singkapan batuan sedimen klastik dan non

klastik yaitu batulempung, batulanau dan lignit. Dimana terbentuknya singkapan ini diawali

dari penimbunan tumbuhan yang telah mati dan pengendapan yang terjadi dari proses

litifikasi oleh rombakan batuan asal.

Pada Stop site empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten

Kulon Progo. Terdapat singkapan batuan beku intermediet vulkanik dengan warna lapuk

coklat , dan warna fresh abu-abu yang menunjukkan struktur sheeting joint, tekstur derajat

kristalisasi berupa hipokristalin. Sedangkan derajat granularitas berupa afanitik sampai

dengan fanerik halus ( < 1mm), bentuk kristal berupa subhedral , relasi digolongkan ke dalam

Kelompok : 4 65

Page 66: Isi Laporan Ekskursi

Laporan Ekskursi Petrologi 2012/2013

inequigranular vitroverik, sehinnga berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan

bahwa nama batuan tersebut adalah andesit yang terbentuk karena adanya pembekuan magma

di dekat permukaan.

V.2 Kritik dan Saran

Kritik : Waktu pada saat observasi dan pengambilan data masih tergolong cepat, sehingga

banyak praktikan yang keliru dalam proses pengambilan data

Saran : Sebaiknya lebih tegas dalam pemberitahuan kepada praktikan agar lebih tepat waktu

dan tertib selama proses ekskursi berjalan

Kelompok : 4 66