contoh laporan ekskursi tambang unhas
DESCRIPTION
contoh untuk laporan ekskursi tambang unhasTRANSCRIPT
EKSKURSI TAMBANG 2009
GOES TO PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
LAPORAN
OLEH :
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
EKSKURSI TAMBANG 2009
GOES TO PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
KECAMATAN MALUK KABUPATEN SUMBAWA BARAT
PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
LAPORAN
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada
Mata Kuliah Ekskursi Program Studi Teknik
Pertambangan Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
OLEH :
MAKASSAR
2010
EKSKURSI TAMBANG 2009
GOES TO PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
LAPORAN
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing I Penyusun
Dr. Eng. Ir. Muh. Ramli, MT
Nip.
Pembimbing II
Meinarni Thamrin, ST. MT
Nip.
Pembimbing III
Ir. Jamal Rauf Husain, MT
Nip.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
laporan Ekskursi Tambang 2009 Goes To PT NEWMONT NUSA
TENGGARA dapat terselesaikan tepat pada waktunya walaupun
dalam bentuk yang sederhana.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan laporan ini. Ucapan terima kasih ini penyusun
sampaikan kepada :
1. Ibu Meinarni Thamrin ST,MT dan Bapak Muh. Ramli ST,MT
selaku dosen pembimbing pada matakuliah ini. Terima
kasih atas segala jerih payahnya dalam mendampingi kami
selama mengikuti kegiatan ekskursi.
2. Bapak Ir. Jamal Rauf Husain ST,MT selaku Ketua Jurusan
Teknik Geologi yang turut mendampingi kami dalam
kegiatan ekskursi 2009.
3. Teman-teman peserta Ekskursi 2009 angkatan 2007,
Program Studi Teknik Pertambangan, terima kasih atas
segala bantuan dan dukungan yang diberikan serta kerja
samanya yang baik selama kegiatan ekskursi berlangsung.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan dan kekurangan
pengetahuan yang saya miliki. Oleh karenanya, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi
penyempurnaan laporan ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, mohon maaf jika terdapat kesalahan atau
kekeliruan dalam penyusunan laporan ini . Semoga laporan ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan mengenai
dunia pertambangan terutama bagi para pembacanya. Amin
Makassar, 03 Januari 2010
Penyusu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan
Maksud dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai
upaya peningkatan wawasan mahasiswa terhadap industri
pertambangan khususnya di Indonesia. Dengan wawasan
tersebut diharapkan berguna bagi mahasiswa dalam mendukung
kegiatan perkuliahan.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekskursi ini adalah :
1. Memberikan wawasan industri pertambangan tentang
struktur organisasi di perusahaan tambang.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang situasi kerja serta
manajemen di perusahaan tambang.
3. Meningkatkan wawasan tentang cakupan lingkungan kerja
Teknik Pertambangan.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa teknik
pertambangan dalam hal aplikasi ilmu di bidang
pertambangan ke depannya.
1.3 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 11 hari dari
tanggal 9 – 20 Desember 2009 ( sesuai kesepakatan dengan
perusahaan diputuskan untuk melaksanakan kunjungan
tambang/ visit mining selama satu hari). Tempat pelaksanaan
kegiatan ekskursi 2009 berlokasi di area penambangan PT.
Newmont Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Barat.
1.4 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Proyek Batu Hijau yang dikerjakan oleh PT. Newmont Nusa
Tenggara terletak di sebelah Barat Daya pulau Sumbawa dan
secara administratif daerah ini terletak di wilayah kecamatan
Maluk dan kecamatan Sekongkang kabupaten Sumbawa Barat
propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Secara geografis daerah ini
terletak pada 116o24’0”BT-116o33’0” BT dan 8o30’0”LS-9o3’0”
LS. Untuk dapat mencapai lokasi penambangan dapat ditempuh
melalui perjalanan darat dari kota Mataram selama dua jam
dengan menggunakan angkutan darat menuju pelabuhan
Kayangan, Lombok Timur. Kemudian dilanjutkan dengan
penyeberangan laut menggunakan kapal boat milik PT. Newmont
Nusa Tenggara dengan jarak tempuh sekitar ± 1.5 jam menuju
Port Benete yang merupakan pelabuhan milik PT. Newmont Nusa
Tenggara. Lokasi penambangan sendiri berjarak 25 km dari Port
Benete. Lokasi penambangan ini dapat dijangkau dengan
perjalanan darat selama ± 55 menit.
1.5 Keadaan Geografis
Tambang terbuka Batu Hijau merupakan proyek
pertambangan yang dikerjakan oleh PT. Newmont Nusa
Tenggara yang merupakan salah satu cabang dari Newmont Gold
Company. Batu Hijau terletak di sebelah Barat daya Pulau
Sumbawa dan secara administratif daerah ini terletak di wilayah
Kecamatan Maluk dan kecamatan Sekongkang Kabupaten
Sumbawa Barat Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Secara
geografis daerah ini terletak pada 116o24’0”BT-116o33’0” BT
dan 8o30’0”LS-9o3’0” LS. Daerah proyek Batu Hijau terdiri atas
perbukitan dengan elevasi antara 300 – 600 meter di atas
permukaan laut dan sebagian besar daerah sekitar lokasi
penambangan masih merupakan areal hutan lindung. Daerah
telitian sendiri, terletak pada dinding bagian barat daya dari
kompleks tambang terbuka (open pit) PT. Newmont Nusa
Tenggara, dengan luas daerah telitian 1,28 km2 dan ketinggian
60 – 550 m di atas permukaan air laut. Secara administratif
daerah telitian terletak pada 116o24’0”BT-116o33’0” BT dan
8o30’0”LS-9o3’0” LS. Luas akhir areal tambang (pit) PT.
Newmont Nusa Tenggara direncanakan memiliki ukuran
diameter 2 km dan kedalaman 1 km dari elevasi awal atau
elevasi rata – rata -400 m dari permukaan air laut dan pada saat
ini tambang (pit) sudah mencapai ukuran diameter 1.7 km dan
kedalaman 610 m dari permukaan awal atau elevasi -60 m dari
permukaan air laut.
BAB II
SISTEM PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN
A. SISTEM PENAMBANGAN
Secara garis besar klasifikasi metode atau sistem
penambangan dibedakan menjadi tiga jenis. Dasar dari
pembagian metode ini adalah kombinasi subyektif dari data
spasial, geologi dan faktor teknik. Ketiga metode
penambangantersebut yaitu :
1. Tambang terbuka (surface mining)
2. Tambang dalam/ bawah tanah (underground mining)
3. Tambang bawah air (underwater mining)
Sistem penambangan pada PT. Newmont Nusa Tenggara
menggunakan sistem penambangan dengan metode tambang
terbuka (open pit). Tambang terbuka merupakan metoda
penambangan yang segala aktivitas penambangannya dilakukan
diatas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat
kerjanya berhubungan langsung dengan udara bebas. Tambang
terbuka (open pit mine) adalah suatu bukaan yang dibuat di
permukaan tanah, bertujuan untuk mengambil bijih dan akan
dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun kembali) selama
pengambilan bijih masih berlangsung.
Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di
kedalaman, diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup
(waste rock) dalam jumlah yang besar. Tujuan utama dari
operasi penambangan adalah menambang dengan biaya
serendah mungkin sehingga dicapai keuntungan yang maksimal.
Pemilihan berbagai parameter desain dan penjadwalan dalam
pengambilan bijih dan pengupasan batuan penutup melibatkan
pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. Mesti diambil
kompromi yang optimal antara memaksimalkan perhitungan
ekonomis dan adanya parameter pembatas karena faktor geologi
dan pertimbangan teknik lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan teknik
pertambangan, cadangan yang dulunya dinilai tidak ekonomis,
sekarang dapat berubah menjadi sumber yang layak tambang.
Hal ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan akan bahan
tambang seiring dengan peningkatan konsumsi per kapita.
Secara umum, tambang terbuka dinilai lebih menguntungkan
dibanding metode tambang bawah tanah dalam hal recovery
(mineral yang dapat ditambang dibanding dengan banyak
cadangan), grade control (pengendalian kadar), keluwesan
operasi, keselamatan, dan lingkungan kerja. Namun, dalam
situasi dimana deposit terlalu kecil, berbentuk tak teratur, atau
terletak terlalu dalam di bawah tanah, metode tambang bawah
tanah akan lebih menguntungkan.
Suatu tambang terbuka pada satu titik mungkin saja perlu
diubah menjadi tambang bawah tanah ketika batuan penutup
(waste rock) yang perlu dikupas menjadi terlalu besar. Ini
biasanya terjadi jika cadangan bijih berlanjut hingga sangat
dalam. Faktor teknologi, kondisi pasar, dan kebijakan pemerintah
akhirnya juga akan turut jadi pertimbangan dalam pemilihan
metode tambang yang pas.
PERSIAPAN TAMBANG TERBUKA
Persiapan tambang adalah pekerjaan yang dilakukan untuk
menyingkap endapan mineral untuk siap ditambang. Proses yang
termasuk disini adalah semua tahapan yang diperlukan untuk
suatu tambang menuju ke penjadwalan produksi yang lengkap,
antara lain perencanaan, perancangan, konstruksi dan lain-lain.
Persiapan tambang mengikuti pada umumnya studi kelayakan
pada tahap I dan II yang dikembangkan sejauh mungkin dan
informasi yang lebih baik tersedia selama tahapan beruntut dari
proyek.
Dari titik pandang fisik di pembukaan tambang, sifat utama
persiapan adalah melengkapi jalan menuju ke endapan bijih yang
memungkinkan para pekerja, peralatan, power, supplier, air dan
udara dapat melaluinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan persiapan
tambang antara lain :
1. Faktor lokasi dan iklim
2. Faktor Geologi dan Alamiah
- Tanah dan topografi.
- Relasi spasial (ukuran, bentuk, attitude dan lain-lain) dari
badan bijih termasuk kedalaman.
- Konsiderasi geologi, mineralogi, petrografi, struktur,
genesa badan bijih, gradien temperatur batuan, kehadiran
air clan lain-lain.
- Sifat mekanika batuan: kekuatan, modulus elastik,
kekerasan, abrasiveness, dan lain-lain.
- Sifat-sifat kimia dan metalurgi (akibat penyimpanan,
proses dan lain-lain),
3. Faktor Sosial - Ekonomi - Politik - Lingkungan sangat
tergantung pada faktor luar. Faktor-faktor ini antara lain :
- Demografi clan keterampilan penduduk setempat.
- Finansial dan pemasaran.
- Kestabilan politik setempat .
- Peraturan polusi.
- Bantuan pemerintahan yang lain.
RANCANGAN DAN PERENCANAN TAMBANG
Tugas utama dari desain kerekayasaan pada tahap
persiapan tambang terbuka adalah perencanaan open pit. Ada
tiga faktor utama yang mempengaruhi perencanaan ini
(Soderberg dan Rausch, 1968; Atkinson, 1983 dalam Hartman,
1987) yaitu:
Faktor alamiah dan geologi : kondisi geologi, jenis bijih,
kondisi hidrologi, topografi, dan karakteristik metalurgi.
Faktor ekonomi : bijih, tonase bijih, nisbah pengupasan,
kadar rata-rata (terendah),biaya operasi, biaya invest asi,
keuntungan yang diinginkan, tingkat produksi, dan kondisi
pemasaran.
Faktor teknologi : peralatan, pit slope, tinggi jenjang,
kemiringan jalan, batas properti dan batas pit.
Selain penentuan batas pit yang sangat penting, Mathilson
(1982) menekankan kepentingan yang sama dan pengembangan
suatu tahapan penambangan yang optimal dan penjadwalan
produksi selama umur tambang. Oleh karena itu, dia membuat
daftar obyektif dari perencanaan tambang dari titik pandang
kelayakan sebagai berikut :
Menambang bijih sehingga didapatkan ongkos produksi
minimum persatuan berat dari bijih (Penambangan next
best ore dengan tahapan).
Menjaga viabilitas operasi (kecukupan ukuran lebar jenjang
dan kesiapan jalan untuk peralatan). 3. Menjaga bijih yang
terekspos untuk mengamankan kesalahan perhitungan
atau kekurangan data eksplorasi.
Menunda pengupasan tanah penutup selama mungkin
tanpa keserasian dengan peralatan, tenaga kerja clan
jadwal produksi.
Mengikuti jadwal mulai yang logis dan dapat dicapai (untuk
pelatihan,pembelian peralatan, logistik, dan lain-lain) yang
meminimumkan resiko keterlambatan.
Memaksimumkan rancangan pit slope dan meminimumkan
keruntuhan.
Menguji laju produksi yang ekonomis dan alternatif kadar
rata-rata terendah.
Akhirnya, pencapaian tujuan mendapatkan metoda,
peralatan dan jadwal yang sesuai untuk me laksanakan
perencanaan sebelum memulai
pembangunan/pengembangan. Perencanaan tambang
dapat dikategorikan ke perencanaan jangka pendek dan
jangka panjang.
B. PENGOLAHAN MINERAL
Peran utama dari departemen pengolahan adalah untuk
memproses bijih dari kegiatan tambang untuk diambil mineral
berharganya (Tembaga dan emas).
Tinjauan mineral yang ada di Batu Hijau
Proses pengolahan di PT. Newmont Nusa Tenggara dilakukan
dengan cara:
1. Pengecilan Ukuran (Size Reduction)
– Penghancuran (Crushing)
– Penggilingan (Grinding)
1.1 Pengecilan Ukuran (Crushing)
• Bijih dari penambangan dikirim dari Crusher oleh truk
dumping berkapasitas 240 ton.
• Bijih kemudian dihancurkan dengan dua buah Gyratory
Crusher hingga ukuran terbesar 175 mm.
1.2 Penggilingan (Grinding)
Selanjutnya bijih diangkut sejauh 5.6 km oleh Over Land
Conveyor menuju Stockpile untuk selanjutnya diproses di dalam
SAG Mill.
• Rangkaian proses penggerusan dengan alat utama SAG
menghasilkan rata-rata 120,000 ton kapasitas terpasang
bijih giling per hari dengan menggunakan bola-bola besi
berukuran 125 mm sebagai media.
• Target penggerusan adalah 80% lolos ukuran 230 mikron.
• Air laut ditambahkan dalam proses ini untuk mendapatkan
tingkat kepadatan 35%.
•
Tujuan dari Pengecilan ukuran itu sendiri untuk membebaskan
mineral berharga dari bahan yang tidak diinginkan (gangue).
2. Pengambilan Mineral Berharga
– Pengapungan (Flotation)
– Peningkatan kadar (Cleaning)
2.1 Pengapungan (Flotation)
Tujuan dari pengapungan adalah untuk memisahkan
mineral berharga yang mengandung tembaga dan emas
dari batuan induk.
Mineral berharga akan mengapung dengan bantuan
penambahan reagent Collector
Reagent lain yang disebut Frother ditambahkan untuk
membuat buih bermuatan mineral berharga yang stabil.
Gelembung-gelmbung udara itu sendiri terbentuk dari
proses pengadukan.
Kapur ditambahkan untuk menaikkan pH 8.5-9.0 untuk
mengoptimasi kinerja pengapungan dan mendapatkan
perolehan kira-kira 80-90% tembaga dan 70-80% emas.
2.2 Penaikan Kadar (Cleaning)
Konsentrat yang terambil digerus ulang kemudian
diapungkan kembali hingga didapatkan kadar lebih tinggi.
Hasil akhir konsentrat mengandung 25-32% tembaga dan
8-20 g/t emas.
2.3 Pencucian dan Penirisan
Konsentrat yang dihasilkan akan dilakukan:
Pencucian (Washing) & Pemompaan (Pumping)
Penirisan (De-watering)
Konsentrat selanjutnya dipompakan ke sirkuit CCD (Counter
Current Decantation) dengan tujuan:
Mengurangi kandungan klorida dengan cara memasukkan
air tawar ke dalam sirkuit CCD berlawanan arah dengan
slurry konsentrat
Mengentalkan slurry konsentrat hingga kepadatannya
mencapai 70%
Me”reclaim” air Thickener overflow untuk digunakan
kembali di sirkuit flotasi
2.4 Pemompaan (Pumping) Konsentrat
Konsentrat selanjutnya dipompa sejauh 17.6 km ke Filtration
Plant untuk dikurangi kadar airnya.
Filter Press digunakan untuk mengurangi kandungan air di
dalam konsentrat hingga didapatkan kandungan air
(moisture)nya sekitar 9%.
Gudang konsentrat kapasitas 80,000 ton digunakan untuk
menyimpan konsentrat sementara sebelum dikapalkan.
Konsentrat mengandung tembaga dan emas kadar tinggi
ditimbang dan diambil sample yang mewakili secara
otomatis selama proses pengapalan berlangsung.
2.6 Pengapalan (Ship loading)
Pengapalan konsentrat ke peleburan logam di seluruh
dunia oleh PT NNT mencakup Indonesia, Japan, Australia, Korea,
India, Europe dsb.
2.7 Pembuangan Tailing
Penempatan Tailing di dasar laut ( DSTP = Deep Sea
Tailings Placement) De-watering and Concentrate Inventory
BAB III
LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNITAS
A. Pengelolaan Lingkungan
Penambangan, pemrosesan mineral dan kegiatan
penunjang proyek harus dikelola dengan benar untuk
memastikan agar dampak yang mungkin timbul dapat dikurangi
semaksimal mungkin. Hal yang sama pentingnya adalah
memastikan agar setiap keputusan yang diambil setiap hari
selama kegiatan pembangunan berlangsung, dilakukan dengan
mempertimbangkan realitas penutupan tambang dalam jangka
panjang. Merencanakan masa depan untuk memastikan bahwa
penggunaan lahan pasca operasi tambang tercakup dalam
rencana pengembangan dan kegiatan operasi, adalah suatu
usaha yang lazim dan merupakan persyaratan pembangunan
yang berkesinambungan.
PT Newmont Nusa Tenggara secara sungguh-sungguh
melaksanakan program pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang sesuai dengan keadaan di lokasi tambang,
untuk meminimalkan resiko atau bahaya yang berpotensi
merusak lingkungan yang mungkin diakibatkan oleh operasi
tambang. Beberapa prioritas utama pengelolaan yang
diidentifikasi selama kegiatan Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan proyek adalah penempatan batuan limbah atau
tailing, mempertahankan mutu air dan memastikan bahwa
perubahan permukaan lahan menyertakan visi mengenai
penggunaan lahan yang sesuai dengan pasca operasi tambang.
Reklamasi
Tujuan reklamasi Batu Hijau adalah menstabilkan permukaan
tanah dan menciptakan kondisi fisik alam untuk mendorong
pertumbuhan beragam spesies tanaman yang serupa dengan
spesies yang tumbuh di hutan sebelum adanya kegiatan
penambangan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses reklamasi
tambang yaitu
Penyiapan lahan reklamasi untuk memenuhi persyaratan
khusus (Topsoil + Subsoil = 2.75m)
Pemadatan setiap lapisan
Dump & doze method (Slope 2 : 1)
Pemasangan row sprigging, jute netting dan hydroseeding
area reklamasi.
Nursery
Penanaman dilakukan selama musim hujan:
• Phase 1 – menanam fast-growing dan tolerant plants.
• Phase 2 – inter-planting dengan intolerant/climax species
pada tahun ke 2-3.
Pengelolaan Air Asam Tambang
Struktur Pengendali Sedimen (SCS) Santong 1, 2, and 3
Instalasi Pengolahan Air Limbah (WTP) Santong
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah baik yang tidak berbahaya maupun
limbah yang berbahaya dan beracun (B3);
Sesuai dengan program 3R perusahaan (Reuse, Recycle,
Recover);
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Indonesia tentang
Limbah B3.
Limbah non-B3
• logam-logam bekas - didaur ulang menjadi liner.
• Limbah Rumah Tangga - didaur ulang menjadi kompos
untuk keperluan reklamasi
Limbah B3
• Oli bekas – digunakan untuk peledakan & PLTU
• Abu batubara – digunakan kembali sebagai bahan dasar
campuran beton
• Limbah medis – dibakar & abunya dikelola
• Bateri bekas – dikelola
Fasilitas:
1. Penyimpanan Limbah B3
2. Insinerator
3. Landfill Abu batubara
4. Sanitary Landfill
5. Laydown 6
Penempatan Tailing di dasar Laut
Partikel halus seperti pasir bercampur air yang tersisa di
dalam tangki flotasi setelah mineral berharga disebut tailing.
Tailing sudah tidak mengandung mineral berharga lagi dan sama
sekali tidak ada konsentrasi bahan kimia berbahaya yang dapat
mengganggu lingkungan. Penelitian laboratorium independen
yang mendapatkan sertifikasi dari Pemerintah Indonesia
dilakukan pelindian logam yang terkandung pada sampel dengan
menggunakan asam lemah. Hasil lindian logam menunjukkan
perbedaan yang sangat kecil antara kandungan tailing PT NNT
dengan berbagai material alam seperti sedimen dasar sungai
dan laut serta bahan batu bata.
Karakteristik kimia padatan tailing PT NNT sangat mirip
dengan karakteristik sedimen yang sudah ribuan tahun berada di
dasar sungai yang mengalir melalui kawasan proyek Batu Hijau.
Teknik analisis yang diterapkan oleh laboratorium disebut
sebagai Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP).
Prosedur ini disusun untuk menyoba mengekstraksi logam dari
suatu padatan untuk mengetahui apakah material itu harus
digolongkan sebagai bahan berbahaya berdasarkan jumlah
logam yang dilepasnya. Hasilnya menunjukkan bahwa tailing
tidak digolongkan sebagai bahan berbahaya.
Tailing PT NNT tidak berbahaya dan tidak menunjukkan
kadar toksisitas yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
laporan pemantauan kualitas air laut yang dilakukan oleh PT NNT
dan pihak ketiga yang secara konsisten menunjukkan bahwa
tingkat kandungan logam terlarut di dalam air laut di dekat
mulut pipa tailing tetap di bawah baku mutu Konservasi Taman
Laut yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
Penempatan Tailing di Dasar Laut Proyek tambang Batu
Hijau PT NNT menerapkan Sistem Penempatan Tailing di Dasar
Laut yang telah dirancang bangun dengan baik dan dikelola serta
dipantau secara berkesinambungan untuk memastikan agar
sistem tersebut beroperasi dengan benar.
Pemerintah Indonesia dan PT NNT bersama-sama
menetapkan sistem Penempatan Tailing di Dasar Laut sebagai
sistem pilihan pada saat melalukan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Proyek Batu Hijau. Keputusan ini didasarkan pada
banyak faktor. Beberapa faktor utama yang dipertimbangkan
atas keputusan ini antara lain :
1. Penempatan tailing di darat akan menimbulkan dampak
terhadap lebih dari 2.310 hektar hutan dan tanah
pertanian produktif.
2. Tingkat curah hujan tahunan yang melebihi 2.500
milimeter akan menyebabkan air di dalam dam
penampung tailing di darat sangat sulit dikelola.
3. Tantangan pengelolaan air di dalam dam penampung
tailing yang dibangun di daerah yang rawan gempa bumi
dapat mengancam keselamatan masyarakat yang tinggal
di sekitarnya.
4. Tailing yang ditempatkan di bawah zona photic laut yang
produktif akan meminimalkan dampak terhadap
lingkungan.
Faktor-faktor tersebut menjadikan sistem Penempatan Tailing di
Dasar Laut lebih aman dan merupakan sistem pengelolaan
tailing yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan bagi
Proyek Batu Hijau. Tailing mengalir secara gravitasi sebagai
slurry (campuran air dan sisa gilingan batuan) melalui pipa dari
pabrik pengolahan bijih menuju ke tepi Ngarai Laut Senunu.
Ujung pipa ini berada lebih dari 100 meter di bawah permukaan
laut berjarak 3,2 kilometer dari tepi pantai. Berat jenis lumpur
tailing lebih berat dari pada air laut, sehingga tailing akan
tenggelam dan mengalir menuruni dinding curam Ngarai Laut
Senunu layaknya sungai bawah laut.
Program Pemantauan Sistem Penempatan Tailing di Dasar
Laut PT NNT dipantau secara ekstensif untuk emastikan agar
sistem bekerja sesuai dengan rancang bangun yang
direncanakan untuk meminimalkan potensi dampak terhadap
lingkungan. Para ilmuwan dan pakar profesional secara teratur
emngevaluasi dengan cermat hasil-hasil pemantauan terhadap
terumbu karang, sedimen laut, ikan, ekologi daerah pasang surut
dan mutu air.
Peta penempatan tailing di dasar laut
B. Pengembangan Komunitas (Community Development)
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia dan Alam
PT Newmont Nusa Tenggara memandang perannya
sebagai katalisator dalam upaya mewujudkan aspirasi
masyarakat dan mendukung strategi pemerintah setempat.
Semua kegiatan dirancang sedemikian rupa untuk mengalihkan
kepemilikan program pengembangan kepada masyarakat dan
Concentrator
Pit
2300 Ha land required
pemerintah setempat. Hal ini membutuhkan partisipasi
masyarakat pada tahap awal program dan pemberdayaan
masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
Fokus Program Pengembangan Masyarakat PT Newmont
Nusa Tenggara adalah mengembangkan sumber daya manusia
dan sumber daya alam. Pendidikan adalah kunci dari usaha ini.
Kegiatan saat ini meliputi program berikut :
1) Kesehatan Masyarakat
Pengendalian malaria, program kesehatan ibu dan anak,
air dan sanitasi, pencegahan TBC dan Penyakit Menular
Seksual (PMS) dan program pelatihan kesehatan.
2) Pengembangan Pertanian
Peningkatan teknik pertanian melalui pelatihan dan
Sekolah Lapangan Petani. Penekanan pada system
intensifikasi pertanian dan pertanian terpadu, yang
mencakup peningkatan teknik pertanian, diversifikasi
palawija, budi daya perikanan, pupuk organik, pengelolaan
hama terpadu, pemasaran dan peningkatan keterampilan
pemecahan masalah terhadap para petani.
3) Pengembangan Pendidikan
Penekanan pada peningkatan kwalitas pendidikan melalui
pelatihan guru dan pendekatan manajemen berbasis
sekolah. Untuk pendidikan non formal, peningkatan pada
pelatihan kejuruan (perbaikan otomotif, pengelasan,
keterampilan komputer, bahasa Inggris, perbaikan listrik),
pemberantasan buta huruf, dan penguatan kelembagaan
kelompok mitra).
4) Pengembangan Usaha Lokal
Untuk meningkatkan usaha lokal sebagai motor
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bantuan
meliputi usaha jahit menjahit, pabrik paving block,
perbaikan kontainer, sawmill, pertanian dan produk
perikanan meliputi berbagai buah-buahan, sayur-sayuran,
madu dan lain-lain, dan jasa kontrak termasuk pelatihan
keterampilan keuangan mikro dan pelatihan keterampilan
usaha.
5) Pembangunan Infrastruktur
Perbaikan infrastruktur meliputi perbaikan jalan fan
drainase, perbaikan dan pembangunan gedung sekolah,
pembangunan klinik, sarana air bersih, irigasi,
pembangunan tempat pembuangan sampah, dan pasar
tradisional. Semua kegiatan infrastruktur dilakukan atas
kerja sama dengan masyarakat dan pemerintah setempat.
(*)
2. Memaksimalkan Dampak Positif untuk Masyarakat
Ketika pembangunan sebuah industri berskala besar
seperti tambang Batu Hijau dilaksanakan di wilayah yang belum
pernah mengalami hal tersebut sebelumnya, maka timbulnya
Posyandu - Senutuk 2006
Pustu - Aik Kangkung 2006
Posyandu - Tatar 2006
Pustu - Sekongkang 2007
Puskesmas - Sekongkang 2007
Puskesmas - Jereweh 2007
dampak sosial tidak dapat dihindarkan. Dampat sosial yang
ditimbulkan dapat berupa dampak positif maupun negatif,
karena itu PT Newmont Nusa Tenggara berkomitmen untuk
mengurangi dampak negatif dengan mencari jalan keluar
bersama dengan masyarakat, pemerintah setempat serta pihak
yang berkepentingan lainnya. Upaya untuk mencari solusi
terhadap dampak sosial harus melibatkan masyarakat dan
pemerintah setempat. Pemecahan masalah yang terkait dengan
dampak sosial membutuhkan kesamaan visi dan komitmen
jangka panjang.
Tujuan kemasyarakatan PT Newmont Nusa Tenggara
adalah untuk meningkatkan kwalitas hidup masyarakat di sekitar
tambang melalui pengembangan sumber daya manusia dan
ekonomi yang berkelanjutan sehingga tercapai masyarakat yang
mandiri pada pasca tambang.
Kami meyakini bahwa masyarakat sekitar harus
mendapatkan manfaat ekonomis dari keberadaan tambang
melalui kesempatan kerja, dan kegiatan lain yang berkembang
seiring dengan adanya tambang ini. Manfaat ini harus terus
dinikmati dan industri serta usaha yang berkembang harus terus
berjalan setelah penutupan tambang.
B A B IV
P E N U T U P
4.1 KESIMPULAN
1. PT. NNT merupakan salah satu perusahaan tambang
tembaga berpotensi yang ada di Indonesia. Dalam
kegiatan-kegiatan penambangannya, perusahaan ini
telah menerapkan memenuhi standar keselamatan
kerja.
2. Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. NNT di
Pit Batu Hijau adalah tambang terbuka (surface mining)
dengan metode open pit, di mana diameter bukaannya
sebesar 2 km dan kedalaman 1 km.
3. Sebagai perusahaan tambang, PT. Newmont Nusa
Tenggara melaksanakan tanggung jawab sosialnya
dengan membangun hubungan berdasarkan atas
kepercayaan serta nilai tambah bagi masyarakat di
mana kita beroperasi.
4. Setiap perusahaan tambang tidak hanya berorientasi
pada peningkatan produksi saja, tetapi juga harus tetap
memperhatikan pengelolaan lingkungan
(Environmental) dan pengembangan masyarakat
(Community Development) di sekitarnya karena hal
tersebut sangat mendukung berlangsungnya aktifitas
penambangan.
4.2 SARAN
1. Untuk perusahaan :
PT NEWMONT NUSA TENGGARA harus lebih terbuka lagi
dalam menerima mahasiswa-mahasiswa dalam bentuk
kerja praktek dan semacamnya agar mahasiswa-
mahasiswa tambang khususnya bisa lebih mengetahui
kondisi yang sebenarnya di lapangan dan di PT NEWMONT
khususnya.
Karena PT NEWMONT NUSA TENGGARA sudah diakui
tentang keselamatan kerjanya, oleh karena itu perlu
dipertahankan dan lebih dikembangkan lagi.
2. Untuk mata kuliah ekskursi tambang :
Mata kuliah ekskursi tambang sebaiknya setiap
pelaksanaannya harus dilaksanakan di perusahaan-
perusahaan tambang besar seperti PT FREEPORT, PT
NEWMONT NUSA TENGGARA, agar ilmu yang didapatkan
bisa lebih banyak dan jauh lebih bermanfaat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN TUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Maksud dan Tujuan
I.3 Batasan Masalah
I.4 Letak, Waktu dan Kesampaian Daerah
I.5 metode dan tahapan penelitian
I.6 sistematika penulisan
BAB II SISTEM PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN
II.1 Sistem Penambangan
II.1.2 Proses Pengolahan
BAB III LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN KOMUNITAS
III.1 Pengelolaan Lingkungan
III. 2 Pengembangan Komunitas
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran