laporan lapangan ekskursi kulprog

75
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ekskursi Petrologi tahun 2010 yang dilaksanakan di daerah Kulonporogo, karena Kulonprogo merupakan salah satu daerah yang memiliki litologi batuan yang cukup lengkap, dari jenis batuan beku, batuan sediment dan batuan piroklastik. Daerah Kulonprogo dulunya diperkirakan merupakan daerah dengan aktifitas gunung api purba, atau aktifitas magma yang dapat diketahui dari batuan-batuan yang terdapat di sekitar daerah tersebut yang masih dapat dilihat sampai sekarang. Hal ini didasarkan pada bukti yaitu pada stopsite I terdapat batuan piroklastik dan sediment, dimana batuan tersebut terbentuk sekitar lingkungan magmatisme atau dekat dengan daerah aktivitas gunung berapi / aktivitas vulkanik. Kegiatan ekskursi lapangan Petrologi ke daerah Kulon Progo merupakan suatu rangkaian acara Praktikum Petrologi dalam rangka melihat langsung kenampakkan batuan secara megaskopis di lapangan. Dalam hal ini, dimaksudkan agar dapat mengetahui apa saja tahapan yang benar dalam pendeskripsian batuan serta petrogenesa daerah yang diamati baik secara geologinya, stratigrafinya, serta fenomena geologi apa saja yang terjadi dan berkembang di KulonProgo. Karena hal tersebut maka kami melakukan ekskursi atau penelitian untuk mengetahui hal-hal di atas. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah ilmu dan wawasan tentang ilmu geologi terutama bidang petrologi. 1

Upload: riandito-haryadi

Post on 10-Feb-2016

126 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Ekskursi KulonProgo

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangEkskursi Petrologi tahun 2010 yang dilaksanakan di daerah Kulonporogo, karena Kulonprogo

merupakan salah satu daerah yang memiliki litologi batuan yang cukup lengkap, dari jenis batuan beku,

batuan sediment dan batuan piroklastik. Daerah Kulonprogo dulunya diperkirakan merupakan daerah

dengan aktifitas gunung api purba, atau aktifitas magma yang dapat diketahui dari batuan-batuan yang

terdapat di sekitar daerah tersebut yang masih dapat dilihat sampai sekarang. Hal ini didasarkan pada

bukti yaitu pada stopsite I terdapat batuan piroklastik dan sediment, dimana batuan tersebut terbentuk

sekitar lingkungan magmatisme atau dekat dengan daerah aktivitas gunung berapi / aktivitas vulkanik.

Kegiatan ekskursi lapangan Petrologi ke daerah Kulon Progo merupakan suatu rangkaian acara

Praktikum Petrologi dalam rangka melihat langsung kenampakkan batuan secara megaskopis di

lapangan. Dalam hal ini, dimaksudkan agar dapat mengetahui apa saja tahapan yang benar dalam

pendeskripsian batuan serta petrogenesa daerah yang diamati baik secara geologinya, stratigrafinya,

serta fenomena geologi apa saja yang terjadi dan berkembang di KulonProgo. Karena hal tersebut

maka kami melakukan ekskursi atau penelitian untuk mengetahui hal-hal di atas. Kegiatan ini bertujuan

untuk menambah ilmu dan wawasan tentang ilmu geologi terutama bidang petrologi.

I.2 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan kami melakukan Ekskursi di Kulon Progo ini adalah :

1. Melakukan penelitian dan studi kasus dalam rangka menerapkan teori yang diperoleh dan

mencocokan dengan data dilapangan sehingga didapatkan suatu pengertian yang utuh

mengenai ilmu Geologi secara teoritis maupun praktis

2. Mengetahui sejarah geologi, statigrafi dan fenomena geologi pada daerah Kulonprogo

3. Mampu membuat profil dengan baik dan benar.

4. Dapat mengetahui petrogenesa dari batuan di daerah yang diamati

I.3 Lokasi dan Waktu PelaksanaanLokasi ekskursi petrologi bertempat di propinsi D.I Yogyakarta, kabupaten Kulonprogo tepatnya

di daerah Girimulyo yang berlokasi di dusun karanganyer dan daerah Nanggulan yang berlokasi di

Kalisongo dan sekitarnya. Waktu pelaksaan pada hari Sabtu tanggal 25 April 2010. Waktu

keberangkatan pukul 07.30 WIB dan selesainya 16.00 WIB.

DENAH

1

Page 2: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Gambar 1. Denah Lokasi Singkapan

Keterangan

: : UPN ”V” Yogyakarta : : UTY

: : Monjali : : Pasar Godean

: Pom bensin : lokasi singkapan

Stop site 1& 2

:Lokasi singkapan stop site 3 & 4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2

UPN

MONJALI

Pom Bensin

UTY

Pasar Godean

Lokasi 1

Lokasi 2

Lokasi 1 1

Lokasi 2 1

Page 3: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

II.1 Fisiografi Regional

Menurut Van Bemmelen ( 1949, hal. 596), Pegunungan Kulon dilukiskan sebagai dome besar dengan

bagian puncak datar dan sayap-sayap curam, dikenal sebagai “Oblong Dome”. Dome ini mempunyai

arah utara timur laut - selatan barat daya, dan diameter pendek 15-20 Km, dengan arah barat laut-timur

tenggara.

Gambar Sketsa Fisografi Jawa (Van Bemmmelen, 1949) dan Citraan Landsat (SRTM NASA, 2004)

Di bagian utara dan timur, komplek pegunungan ini dibatasi oleh lembah Progo, dibagian selatan dan

barat dibatasi oleh dataran pantai Jawa Tengah. Sedangkan di bagian barat laut pegunungan ini

berhubungan dengan deretan Pegunungan Serayu.

Inti dari dome ini terdiri dari 3 gunung api Andesit tua yang sekarang telah tererosi cukup dalam,

sehingga dibeberapa bagian bekas dapur magmanya telah tersingkap. Gunung Gajah yang terletak di

bagian tengah dome tersebut, merupakan gunung api tertua yang menghasilkan Andesit hiperstein

augit basaltic. Gunung api yang kemudian terbentuk yaitu gunung api Ijo yang terletak di bagian

selatan. Kegiatan gunung api Ijo ini menghasilkan Andesit piroksen basaltic, kemudian Andesit augit

hornblende, sedang pada tahapterakhir adalh intrusi Dasit pada bagian inti. Setelah kegiatan gunung

Gajah berhenti dan mengalami denudasi, di bagian utara mulai terbentuk gunung Menoreh, yang

merupakan gunung terakhir pada komplek pegunungan Kulon Progo. Kegiatan gunung Menoreh mula-

mula menghasilkan Andesit augit hornblen, kemudian dihasilkan Dasit dan yang terakhir yaitu Andesit.

Dome Kulon Progo ini mempunyai puncak yang datar. Bagian puncak yang datar ini dikenal sebagai

“Jonggrangan Platoe“ yang tertutup oleh batugamping koral dan napal dengan memberikan

kenampakan topografi “kars“. Topografi ini dijumpai di sekitar desa Jonggrangan, sehingga litologi di

daerah tersebut dikenal sebagai Formasi Jonggrangan.

3

Page 4: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Pannekoek (1939), vide (Van Bammelen, 1949, hal 601) mengatakan bahwa sisi utara dari

Pegunungan Kulon Progo tersebut telah terpotong oleh gawir-gawir sehingga di bagian ini banyak yang

hancur, yang akhirnya tertimbun di bawah alluvial Magelang.

II.2 Statigrafi RegionalStratigrafi Pegunungan Kulon Progo [Pringgoprawiro dan Riyanto (1987)] dari tua ke muda :

a) Formasi NanggulanFormasi Nanggulan bagian bawah tersusun atas batupasir kuarsa dengan sisipan lignit,

mengandung fosil Axinea dengan lingkungan pengendapannya litoral, bagian tengah disusun oleh

napal pasiran selang-seling dengan batupasir dan batulempung, dijumpai fosil Nummulites djojakartae dengan lingkungan pengendapan litoral–sublitoral pinggir, bagian atas disusun napal dan batugamping

berselingan dengan batupasir, fosil Discocylina omphalus lingkungan pengendapan sublitoral pinggir.

Umurnya Eosen Tengah-Eosen Akhir, tebal ± 400 meter. Bagian atasnya merupakan Anggota Seputih

litologi napal pelagis, mengandung fosil foram ; Gt.opima, Gt.cerroazualensis, dan Gt.mexicana berumur Eosen Akhir–Oligosen Akhir, lingkungan pengendapan sublitoral- laut terbuka, tebal ± 100 m.

b) Formasi KaligesingFormasi ini dicirikan oleh adanya batuan volkanik klastik tebal, yang teridiri dari breksi volkanik

(laharik), dengan sisipan lava andesit dan batupasir tuffan. Lokasi Desa Ulusobo, Kaligesing, ± 10 km

timur Kota Purworejo. Bagian bawah dicirikan perselingan breksi andesit dan lava andesit, tebal 275 m,

bagian tengah berupa breksi andesit sisipan batupasir tuffan, tebal 2–20 m, bagian atas tersusun

breksi andesit pirosen sisipan batupasir kerikilan, tebal 2,5 – 18 dan 0,5 – 2,5 m, sedang tebal

keseluruhan mencapai 830 meter. Umur formasi ini ditentukan atas hubungan stratigrafi dengan dua

satuan batuan yang mengapitnya, karena tidak mengandung fosil penunjuk umur, diperkirakan

berumur Oligosen Akhir–Miosen Awal, diendapkan lingkungan darat, berupa endapan lahar yang

terpilah buruk dalam matrik relatif halus dan kadang nampak perlapisan berangsur dan perlapisan

sejajar.

c) Formasi DukuhFormasi Dukuh disusun oleh selang-seling batugamping bioklastik, batupasir sedang sampai

kerikilan, batulempung, breksi dan konglomerat, mengandung banyak koral, bryozoa, pelecypoda,

gastropoda, dan foraminifera. Lokasi di Desa Dukuh, Samigaluh, Kulon Progo, ± 17 km ke Utara dari

Sentolo, ketebalan pada stratotipenya mencapai ± 535 meter. Umur dari formasi ini Oligosen Akhir

bagian atas (N3) dengan hadirnya fosil Ga.selli, Ga.senilis, Ga.nana, Ga.tripartita, dan Miosen Awal

Bagian Bawah (N4 – N5) dan dijumpainya fosil Ga.binaensis, Grt.dissimillis, Gs.primordius, Gt.kugleri. Lingkungan pengendapannya adalah kipas bawah laut dalam, dijumpainya fosil laut, glaukonit, struktur

sedimen graded bedding, stratifikasi sejajar, diselingi batuan pelitik yang memperihatkan laminasi

4

Page 5: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

sejajar. Formasi ini selaras diatas Anggota Seputih Formasi Nanggulan, bersilang jari atau kontak

sesar dengan Formasi Kaligesing, dan selaras diatasnya Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo.

d) Formasi JonggranganLokasi berada di desa Jonggrangan, dicirikan batugamping terumbu hadirnya koral, moluska,

foram besar, batugamping klastik dan sisipan napal tipis mengandung foram plankton dan bentos,

ketebalan ± 150 meter, berumur Miosen Awal–Miosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan litoral.

Formasi tidak selaras Formasi Kaligesing, selaras Formasi Dukuh, dan bersilang jari Formasi Sentolo.

e) Formasi SentoloFormasi ini bagian bawah berupa napal pelagis dan sisipan batugamping, bagian atas

dominan batulempung banyak mengandung foram plankton, bentos, dan foram besar, berumur Miosen

Awal – Pliosen dan merupakan endapan laut dangkal hingga laut terbuka dalam. Lokasi formasi ini di

daerah Sentolo dengan ketebalan ± 1100 meter. Formasi ini mempunyai hubungan tidak selaras

dengan Formasi Kaligesing, selaras dengan Formasi Dukuh, dan bersilang jari dengan Formasi

Jonggrangan.

f) Endapan Volkanik KuarterSatuan ini tersusun atas tufa, abu, breksi, aglomerat dan lelehan lava tak terpisahkan yang

berumur Pleistosen – Holosen dan merupakan endapan darat, Raharjo (1974) menamakan Formasi

Yogyakarta yang disusun oleh endapan volkanik Merapi, terletak tidak selaras diatas semua formasi

yang lebih tua, dan penyebaran sisi timur Kubah Kulon Progo mempunyai ketebalan lebih 20 meter.

II.3 Struktur Geologi RegionalKabupaten Kulon Progo merupakan wilayah bagian Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

yang terletak paling barat dengan batas sebelah barat dan utara adalah Propinsi Jawa Tengah dan

sebelah selatan adalah Samudera Indonesia . Secara geografis terletak antara 7 o 38'42" - 7 o 59'3"

Lintang Selatan dan 110 o 1'37" - 110 o 16'26" Bujur Timur. Kulonprogo dan sekitarnya telah banyak

diteliti para ahli geologi dengan mengemukan susunan stratigrafi. Beberapa ahli tersebut antara lain :

- Bemmelen (1949), dengan urutan stratigrafinya dari tua ke muda : Eosen of Nanggulan, Old

Andesite Formation yang berfasies volkanik, tidak selaras diatasnya diendapkan Djonggrangan

Beds pada Miosen Awal dan Sentolo Beds pada Miosen Akhir.

- Marks (1957), mengusulkan perubahan “Beds” menjadi “Formasi” pada Djonggrangan Beds dan

Sentolo Beds menjadi Formasi Djonggrangan dan Formasi Sentolo, dimana kedua formasi

tersebut tidak selaras terhadap Formasi Andesit Tua.

- Sujanto dan Roskamil (1975), dengan urutan Formasi Nanggulan berumur Eosen, tidak selaras

diatasnya Formasi Andesit Tua berumur Oligosen Akhir, menerus diendapkan Formasi Sentolo

pada Miosen – Pliosen dan Formasi Sambipitu pada Miosen Awal, tidak selaras Formasi

5

Page 6: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Jonggrangan pada Miosen Awal – Miosen Akhir. Diatas Formasi Sentolo tidak selaras

diendapkan Formasi Wonosari pada Pliosen dan termuda berupa Endapan Volkanik Muda.

- Pringgoprawiro dan Purnamaningsih (1981), menambahkan Anggota Seputih pada Formasi

Nanggulan yang disusun napal berumur Eosen Akhir – Oligosen Akhir, Formasi Andesit Tua

tidak selaras diatasnya. Diatas Formasi Andesit Tua tidak selaras diendapkan Formasi Sentolo

yang bersilang-jari dengan Formasi Jonggrangan.

- Kadar (1986), mengsulkan pada Formasi Sentolo dibagi menjadi tiga anggota, yaitu Anggota

Kanyar-anyar, Anggota Genung, dan Anggota Tanjunggunung yang selaras diatas Formasi

Andesit Tua.

- Pringgoprawiro dan Riyanto (1987), melakukan revisi Formasi Andeit Tua menjadi dua formasi

baru, yaitu Formasi Kaligesing berfasies darat dan Formasi Dukuh berfasies laut dalam, umur

Oligosen Akhir – Miosen Awal. Formasi Kaligesing disusun oleh perselingan breksi volkanik,

lava, batupasir tufaan, dan endapan lahar, sedang Formasi Dukuh disusun oleh perselingan

breksi volkanik, lava, batupasir tufaan, batulempung dan sisipan karbonat, dimana hubungan

keduanya saling menjari atau kontak sesar.

II.4 Sejarah geologi Regional Sejarah struktur geologi daerah penelitian tidak terlepas dari proses geologi yang membentuk

kubah Kulonprogo. pegunungan Kulon Progo oleh Van Bemmelen (1949, hal.596) dilukiskan sebagai

kubah besar memanjang ke arah barat daya-timur laut, sepanjang 32 km, dan melebar kearah

tenggara-barat laut, selebar 15-20 km. Pada kaki-kaki pegunungan di sekekliling kubah tersebut

banyak dijumpai sesar-sesar yang membentuk pola radial.

6

Page 7: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Gambar Skema blok diagram dome pegunungan Kulon Progo, yang digambarkan Van Bemmelen (1945, hal.596)

Pada kaki selatan gunung Menoreh dijumpai adanya sinklinal dan sebuah sesar dengan arah barat-

timur, yang memisahkan gunung Menoreh dengan gunung ijo serta pada sekitar zona sesar.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

III.1 Langkah kerjaStop site 1

1. Membuat Sketsa lapangan

2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya

3. Mengambil sampel dan dideskripsikan

4. Interpretasi petrogenesa

Stop site 2

1. Membuat sketsa lapangan

7

Page 8: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya

3. Membentangkan meteran sepanjang 10 meter untuk menentukan lapisan yang akan

Dideskripsikan

4. Mengukur kedudukan tiap lapisan, azimut dan slope

5.Mengambil sampel dan deskripsikan

6.Interpretasi petrogenesa

7.Membuat profil dan peta lintasan sementara

Stop site 3

1. Membuat sketsa lapangan

2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya

3. Mengambil sampel dan deskripsikan

4. Interpretasi petrogenesa

Stop site 4

1. Membuat sampel

2. Mengambil foto bentang alam, singkapan dan parameter serta menghitung azimutnya

3. Mengambil sampel dan deskripsikan

4. Interpretasi petrogenesa

III.2 Alat-alat yang digunakan

1. Kompas

2. Palu

3. Meteran

4. OHP

5. Alat tulis

6. Plastik sampel

7. Clipboard

8. Komperator

9. Lup

10. Camera

11. Lembar tabulasi

8

Page 9: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

BAB IVPEMBAHASAN

IV.1. HASIL PENGAMATANIV.1.1. Stopsite 1IV.1.1.a Latar Belakang Singkapan

Lokasi singkapan terdapat Kecamatan Girimulyo, Dusun Karanganyar. Singkapan batuan yang

ditemukan di sana adalah singkapan Batuan Sedimen Epiklastik dimana material-material penyusun

batuan tersebut berasal dari batuan vulkanik,seperti andesit, dan basalt. Apabila penamaannya

berdasarkan fragmen penyusunnya maka batuan tersebut adalah batuan Breksi Polimik, Hal ini

disebabkan karena batuan terdiri dari fragmen yang lebih dari satu batuan. Berdasarkan penelitian,

maka daerah ini termasuk dalam Formasi Kaligesing yaitu formasi yang mengalami pengendapan di

darat. Umur dari singkapan yang ditemukan adalah Oligosin-Miosin. Singkapan batuan yang ditemukan

umumnya berwarna kehijau-hijauan karena merupakan Zona probilitik yaitu zona yang mengalami

perubahan klorit akibat pelapukan kimiawi yang berasal dari plagioklas karena mengalami alterasi

hidrotermal.

9

Page 10: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Foto Singkapan

Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 1 dengan jarak 3. meter. Foto by Arief

Keterangan :

10

Page 11: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Arah kamera : N 198o E

Jarak : 3 m

Cuaca : Cerah

Parameter

1. Tinggi sebenarnya pengamat : 176 cm

2. Tinggi pengamat di foto : 8,5 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

8,5 cm : 176 cm

1 : 20,7

Jadi, skalanya adalah 1 : 20,7, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 20,7 cm

di lapangan.

Foto Parameter

8

Foto 2. Singkapan Stop Site 1. Foto by Adhimas

Keterangan :

Arah kamera : N 221o E

Jarak : 50 cm

11

Page 12: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Cuaca : Cerah

Parameter

1. Tinggi parameter sebenarnya : 31,2 cm

2. tinggi parameter di foto : 7,8 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

7,8 cm : 31,2 cm

1 : 4

Jadi, skalanya adalah 1 :4 yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4 cm di

lapangan.

IIV.1.1.b. Deskripsi LithologiDeskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Epiklastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh

Abu-abu, yang menunjukan struktur Masif, tekstur ; Ukuran Butir : Kerikil - Bongkah ( 2 - > 256 mm),

derajat pembundaran : Menyudut, derajat pemilahan : Buruk, Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi

mineral ; Fragmen: Andesit, basalt ; Matriksnya : Klorit , semen : silica. Sehingga berdasarkan data

yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Breksi Polimik.

Deskripsi Laboratorium

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Epiklastik

Warna : Abu-abu

Struktur : Masif

Tekstur :

1. Ukuran Butir : kerikil – bongkah (2 - >256 mm)

2. Derajat Pembundaran : Menyudut

3. Derajat Pembilahan : Terpilah Buruk

4. Kemas : Terbuka

Komposisi Mineral : - Fragmen : Andesit, Basalt

- Matriks : Klorit

- Semen : Silika

12

Page 13: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Nama Batuan : Breksi Polimik

Deskripsi Fragmen Jenis Batuan : Batuan Beku Basa Vulkanik

Warna : Hitam

Struktur : Masif

Tekstur :

1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin

2. Derajat Granularitas : Afanitik - Fanerik halus ( < 1 mm )

3. Bentuk Kristal : Subhedral

4. Relasi : Inequigranular vitroverik

Komposisi Mineral : - Piroksen 40 %

- Masa Gelas 25%

- Plagioklas 35%

Nama Batuan : Basalt

Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet Vulkanik

Warna : Abu-abu

Struktur : Masif

Tekstur :

1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin

2. Derajat Granularitas : Fanerik halus ( < 1 mm ) – fanerik sedang (1-5mm)

3. Bentuk Kristal : Subhedral

4. Relasi : Inequigranular vitroverik

Komposisi Mineral : - Hornblende 40 %

- Masa Gelas 20%

- Plagioklas 30%

13

Page 14: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

- K-Feldspar 10%

Nama Batuan : Andesit

IV.1.1.c. Petrogenesa RegionalSingkapan ini terbentuk karena adanya pengendapan kembali material batuan yang berasal

dari letusan gunung api atau aktivitas vulkanik yang terbawa oleh aliran material vulkanik sehingga

batuan ini dapat tersingkap dengan fragmen penyusunnya berupa basalt, dan Andesit dan matriksnya

berupa klorit yang merupakan hasil alterasi hidrothermal.

SKETSA LAPANGAN

: Vegetasi

Gambar Sketsa LapaanganKeterangan :

: : Vegetasi Tumbuhan

14

Page 15: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

: Singkapan Batuan

Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 20 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari

penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.

IV.1.1.d . KesimpulanPada Stopsite pertama berada di Dusun Karang Anyar, kecamatan Girimulyo, Kabupaten

Kulonprogo. dijumpai singkapan Batuan Sedimen epiklastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna abu-

abu, yang menunjukan struktur masif, tekstur ; Ukuran Butir : kerikil – Bongkah (2 - >256 mm), derajat

pembundaran : Menyudut, derajat pemilahan : terpilah Buruk, Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi

mineral ; Fragmen : Andesit, basalt ; Matrik : Klorit ; Semen : silika. Sehingga berdasarkan data yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Breksi polimik.

15

Page 16: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

IV.1.2. Stopsite 2IV.1.2.a. Latar Belakang Singkapan

Stop site 2 terletak beberapa meter dari stop site 1. Di stop site 2 kami menemukan singkapan

Batuan Sedimen Klastik yaitu Batupasir Karbonatan. Stop site 2 termasuk ke dalam Formasi Dukuh

yaitu formasi yang mengalami pengendapan di laut.

16

Page 17: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Foto Singkapan

Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 2 dengan jarak 5 meter. Foto by Adhimas

Keterangan :

Arah kamera : N 105 o E

Jarak : 5 m

Cuaca : Cerah

Parameter

1. Tinggi sebenarnya pengamat : 168 cm

2. tinggi pengamat di foto : 7,8 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

7,8 cm : 168 cm

1 : 21,53

Jadi, skalanya adalah 1 : 21,53, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 21,53

cm di lapangan.

17

Page 18: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Foto Parameter

Foto 2. Singkapan Stop Site 2. Foto by Adhimas

Keterangan :

Arah kamera : N 040o E

Jarak : 50 cm

Cuaca : Cerah

Parameter

1. Tinggi parameter sebenarnya : 31,2 cm

2. tinggi parameter di foto : 7,5 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

7,5 cm : 31,2 cm

1 : 4,16 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 4,16, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4,16 cm

di lapangan.

18

Page 19: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

IV.1.2.b. Deskripsi LithologiLapisan 1

Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,

yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sedang (0,25-0,5mm), derajat

pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi mineral ;

Fragmen: Hornblende, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh,

maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.

Deskripsi Petrologi

Warna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sedang (0,25-0,5 mm)

Derajat. Pembundaran : Membundar

Derajat Pemilahan : Baik

Kemas : Tertutup

Komp. Min ; Fragmen : Hornblende

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batuan : Batupasir Karbonatan

Lapisan 2Deskripsi Lapangan

19

Page 20: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh

Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus (0.125-0,25mm),

derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi

mineral ; Fragmen: hornblende, Matriks : kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.

Deskripsi Petrologi

Warna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus(0,125-0,25 mm)

Derajat. Pembundaran : Membundar

Derajat Pemilahan : Terpilah Baik

Kemas : Tertutup

Komp. Min ; Fragmen : hornblende

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batu : Batupasir Karbonatan

Lapisan 3Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,

yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus (0,06-0,125 mm),.

20

Page 21: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Dengan Komposisi mineral ; Fragmen: - , Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan

data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.

Deskripsi Petrologi

Warna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus

(0,06 - 0,125 mm)

Komp. Min Fragmen : -

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batu : Batupasir Karbonatan

Lapisan 4Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh

Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Lanau (0,004-0,06 mm) .Dengan

Komposisi mineral ; Fragmen: -, Matriks : -, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau.

21

Page 22: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Deskripsi Petrologi

Warna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : Lanau(0,004-0,06 mm)

Komp. Min ; Fragmen : -

Matriks : -

Semen : Karbonat

Nama Batuan : Batulanau

Lapisan 5Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,

yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus(0,06-0,125 mm),

derajat. Dengan Komposisi mineral ; Fragmen: -, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga

berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir

Karbonatan.

22

Page 23: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Deskripsi Petrologi

Warna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus

(0,06 - 0,125 mm)

Komp. Min ; Fragmen : -

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batu : Batupasir Karbonatan

Lapisan 6Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh

Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus(0,125-0,25mm),

derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi

mineral ; Fragmen: hornblende, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan. .

Deskripsi Petrologi

23

Page 24: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Warna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus(0,125-0,25 mm)

Derajat. Pembundaran : Membundar

Derajat Pemilahan : Terpilah Baik

Kemas : Tertutup

Komp. Min ; Fragmen : hornblende

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batu : Batupasir Karbonatan

Lapisan 7Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh Coklat,

yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sedang (0,25-0,5mm), derajat

pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan Komposisi mineral ;

Fragmen: Hornblende, Matriks : Kalsit, Semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh,

maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.

Deskripsi Petrologi

24

Page 25: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Warna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sedang(0,25-0,5mm)

Derajat. Pembundaran : Membundar

Derajat Pemilahan : Baik

Kemas : Tertutup

Komp. Min ; Fragmen : Hornblende

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batuan : Batupasir Karbonatan

Lapisan 8Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Coklat, warna fresh coklat,

warna lapuk Abu-abu yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus (0,125-

0,25 mm), derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan

Komposisi mineral ; Fragmen : hornblende, matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan

data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.

Deskripsi PetrologiWarna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur : Ukuran Butir : Pasir Halus

25

Page 26: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

(0,125-0,25 mm)

Derajat. Pembundaran : Membundar

Derajat Pemilahan : Baik

Kemas : Tertutup

Komp. Min : Fragmen : hornblende

Matrik : Kalsit

semen : Karbonat

Nama Batu : Batupasir Karbonatan

Lapisan 9Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk coklat, warna fresh

Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm). Dengan

Komposisi mineral ; fragmen : - matrik : Kalsit , semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau.

Deskripsi PetrologiWarna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm)

Komp. Min ; fragmen : -

26

Page 27: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

matrik : Kalsit

semen : Karbonat

Nama Batu : Batulanau

27

Page 28: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Lapisan 10Deskripsi Lapangan

Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna

fresh Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Halus 0,125- 0,25

mm),Derajat Pembundaran : Membundar, Derajat Pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup, Dengan

Komposisi mineral ;fragmen : hornblende, matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan

data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.

Deskripsi PetrologiWarna : Abu-abu

Struktur : Perlapisan

Tekstur : Ukuran Butir : Pasir Halus(0,125-0,25 mm)

Derajat. Pembundaran : Membundar

Derajat Pemilahan : Baik

Kemas : Tertutup

Komp. Min : Fragmen : hornblende

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batu : Batupasir Karbonatan

28

Page 29: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Lapisan 11Deskripsi Lapangan

Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna

fresh Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus (0,0625-

0,125 mm),. Dengan Komposisi mineral ; fragmen: - ,matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga

berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir

Karbonatan.

Deskripsi Petrologi Warna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : Pasir sangat Halus

(0,0625 - 0,125 mm)

Komp. Min ; Fragmen : -

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batu : Batupasir Karbonatan

Lapisan 12Deskripsi Lapangan

29

Page 30: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh

Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm),. Dengan

Komposisi mineral ; fragmen: - ,matrik: Kalsit , semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau.

Deskripsi PetrologiWarna : Abu-abu

Struktur : Perlapisan

Tekstur : Ukuran Butir : lanau (0,004-0,06 mm),

Komp. Min : Fragmen : -

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batu : Batulanau

Lapisan 13Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna fresh

Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25 mm),

30

Page 31: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi

mineral ; fragmen: hornblende, matrik : Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan data yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.

Deskripsi PetrologiWarna : Coklat

Struktur : Perlapisan

Tekstur ; Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25 mm),

Derajat. Pembundaran : Membundar

Derajat Pemilahan : Baik

Kemas : tertutup

Komp. Min ; Fragmen : hornblende

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batu : Batupasir Karbonatan

Lapisan 14Deskripsi LapanganDijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat Klastik, dengan warna lapuk Abu-abu, warna

fresh Coklat, yang menunjukan struktur Perlapisan, tekstur ; Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25

mm),derajat pembundaran : Membundar, derajat pemilahan : Baik, Kemas : Tertutup. Dengan

31

Page 32: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Komposisi mineral ; fragmen : hornblende , matrik: Kalsit, semen : Karbonat. Sehingga berdasarkan

data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir Karbonatan.

Deskripsi PetrologiWarna : Abu - abu

Struktur : Perlapisan

Tekstur : Ukuran Butir : pasir halus (0,125-0,25 mm),

Derajat. Pembundaran : Membundar

Derajat Pemilahan : Baik

Kemas : Tertutup

Komp. Min : Fragmen : hornblende

Matriks : Kalsit

Semen : Karbonat

Nama Batu : Batupasir Karbonatan

IV.1.2.c. Petrogenesa RegionalBatuan pada stop site ini terbentuk dari pengendapan kembali rombakan batuan asal yang

tertransport kemudian mengalami proses diagenesa dengan materialnya berupa lanau – pasir sedang

selanjutnya terlitifikasi menjadi batulanau dan batupasir karbonatan.

IV.1.2.d. Cara Pengambilan DataJarak Terkoreksi

32

Page 33: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

33

Jarak Terkoreksi (d) = Sin α x jarak terukurα = (Azimuth –strike direction)

d = d’ Sin (Azimuth – Strike Rata)0

Contoh pencarian data jarak terkoreksi :α= 1570-0960 : 610

d : sin 610 x 30 :

Page 34: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Tebal (m)

SKETSA LAPANGAN

34

Tebal (t) = t = Cos α x jarak terkoreksiCos α= ( dip rata + slope terkoreksi)

Contoh pencarian data tebal (m) :Cosα= Cos (70+60)Tebal= Sin 130 x =>

Page 35: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

: Vegetasi

Gambar Sketsa LapaanganKeterangan :

: Vegetasi Tumbuhan

: Singkapan Batuan

Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 30 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari

penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.

IV.1.2.d. Kesimpulan

35

Page 36: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Pada Stopsite kedua berada di daerah Girimulyo, dusun Karanganyer, Kabupaten Kulonprogo.

Dijumpai singkapan batuan sedimen karbonat klastik, dengan warna Coklat, yang menunjukkan

struktur Perlapisan. Tekstur ; Ukuran Butir : lanau (0,0625-0,004 mm) – Pasir sedang (0,125-0,5mm)

Derajat Pembundaran : Membundar (Rounded), Derajat Pemilahan: terpilah baik, memiliki Kemas :

Tertutup. Komposisi Mineral ; Fragmen : Hornblende, Matrik: Kalsit, mempunyai semen : Karbonat.

Lapisan yang lebih muda akan kita jumpai jika kita berjalan searah dip. Berdasarkan data yang

diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan di stopsite ini adalah Batulanau dan Batupasir

Karbonatan.

V.1.3 STOP SITE 3V.1.3.a . Latar Belakang Singkapan

36

Page 37: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Pada stop site tiga berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Giripurwo, Kabupaten Kulonprogo

Propinsi Yogyakarta. Singkapan batuan yang terdapat di stopsite 3 merupakan bagian dari Formasi

Nanggulan yang merupakan formasi tertua di Kulon Progo yaitu Eosin. Dijumpai jenis Batuan Sedimen

Klastik dan Sedimen Non Klastik dengan struktur perlapisan yang terdiri dari Batulempung dan

Batubara.

37

Page 38: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Foto Singkapan

Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 3 dengan jarak 5 meter. Foto by Adhimas

Keterangan :

Arah kamera : N 024o E

Jarak : 5 m

Cuaca : Mendung

Parameter

1. Tinggi sebenarnya pengamat : 168 cm

2. tinggi pengamat di foto : 7,5 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

7,5 cm : 168 cm

1 : 22,4 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 22,4, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 22,4 cm

di lapangan.

Foto parameter

38

Page 39: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Foto 2. Singkapan Stop Site 3. Foto by Adhimas

Keterangan :

Arah kamera : N 355o E

Jarak : 0,5 m

Cuaca : Mendung

Parameter

1. Tinggi parameter sebenarnya : 30 cm

2. tinggi parameter di foto : 6,5 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

6,5 cm : 30 cm

1 cm : 4,6 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 4,6, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 4,6 cm di

lapangan.

V.1.3.b .Deskripsi LithologiDeskripsi Lapangan

Dijumpai singkapan,yaitu singkapan Batuan Sedimen Klastik , dengan warna lapuk coklat,

warna fresh merah, yang menunjukkan struktur perlapisan, Tekstur : ukuran butir : lempung

39

Page 40: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

(<0,004mm) ,dengan komposisi mineral : mineral lempung, berdasarkan data yang diperoleh maka

dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batulempung.

Dan singkapan batuan sedimen non klastik, dengan warna lapuk hitam, warna freshnya hitam

yang menunjukan struktur masif ;teksturnya amorf komposisi mineral: monomineralik karbon, maka

dapat disimpulkan nama batuan ini adalah Batubara.

Deskripsi Laboratorium

Sampel batuan 1 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

Warna : Merah

Struktur : Masif

Tekstur :

Ukuran Butir : Lempung ( < 0,004 )

Komposisi Mineral : Mineral Lempung

Nama Batuan : Batulempung

Sampel batuan 2 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non Klastik

Warna : Hitam Kecoklatan

Struktur : Masif

Tekstur : Amorf

Komposisi Mineral : Monomineralik Karbon ( C )

Nama Batuan : Batubara

V.1.3.c .Petrogenesa Pada stop site ini terdapat batuan sedimen klastik dan non klastik. Dimana batuan sedimen

Klastik merupakan batuan berasal dari rombakan batuan asal contohnya batulempung. Sedangkan

batuan sediman nonklastik adalah batuan yang terbentuk dari reaksi kimia atau kegiatan organisme

contohnya batubara. Dimana batu lempung pada stop site ini terbentuk dari pengendapan kembali

rombakan batuan asal yang tertransport kemudian mengalami proses diagenesa dengan materialnya

berupa material lempung.

40

Page 41: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Sedangkan batubara pada stop site ini terbentuk dari hasil pengendapan tumbuh-tumbuhan

yang berada di sekitar daerah pengendapan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat

tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak memungkinkan untuk terjadinya

pelapukan, setelah itu mengalami proses diagenesa kompaksi. Lingkungan tempat terbentuknya

batubara adalah khusus sekali karena ia harus memiliki banyak tumbuhan sehingga kalau timbunan itu

mati atau tumbang tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.

SKETSA LAPANGAN

: Vegetasi

Gambar Sketsa LapaanganKeterangan :

: Vegetasi Tumbuhan

: Singkapan Batuan

Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 10 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari

penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.

V1.3.d Kesimpulan

41

Page 42: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Pada Stopsite Tiga berada di daerah Kalisonggo,Kel. Pandoworejo Kab. Nanggulan Kab.

Kulonprogo. Dijumpai singkapan batuan sedimen klastik dan non klastik yaitu batulempung dan

batubara. Dimana terbentuknya singkapan ini diawali dari penimbunan tumbuhan yang telah mati dan

pengendapan yang terjadi dari proses litifikasi oleh rombakan batuan asal.

42

Page 43: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

VI.1.4 STOP SITE 4VI.1.4.a.Latar Belakang Singkapan

Pada stop site empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten

Kulonprogo, Propinsi Yogyakarta. Tersingkap batuan beku basa vulkanik yang didominasi oleh mineral

mafic yaitu mineral yang berwarna gelap. Pada stop site 4 ini terdapat singkapan dengan struktur

collumnar joint, hal ini dilihat dari arah aliran lava terhadap bidang kekar atau proses pembentukan

singkapan.

Nama batuan pada stop site 4, jika dilihat secara megaskopis maka nama batuan itu adalah

basalt.

Foto Singkapan

43

Page 44: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Foto 1. Foto Lapangan Stop Site 4 dengan jarak 3 meter. Foto by Adhimas

Keterangan :

Arah kamera : N 030o E

Jarak : 3 m

Cuaca : Mendung

Parameter

1. Tinggi sebenarnya pengamat : 165 cm

2. tinggi pengamat di foto : 7,8 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

7,8 cm : 165 cm

1 cm : 21,15 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 21,15, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 21,15

cm di lapangan.

Foto Parameter

44

Page 45: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Foto 2. Singkapan Stop Site 4. Foto by Adhimas

Keterangan :

Arah kamera : N 004o E

Jarak : 50 cm

Cuaca : Mendung

Parameter

1. Tinggi parameter sebenarnya : 31,2 cm

2. tinggi parameter di foto : 8,3 cm

Skala : Tinggi pada gambar : Tinggi sebenarnya

8,3 cm : 31,2 cm

1 cm : 3,75 cm

Jadi, skalanya adalah 1 : 3,75, yang berarti bahwa 1 cm pada gambar sama dengan 3,75 cm

di lapangan.

VI.1.4.b.Deskripsi Lithologi

Deskripsi LapanganDijumpai singkapan batuan beku basa vulkanik dengan warna lapuk coklat, warna fresh hitam,

yang menunjukan struktur Columnar joint, Tekstur : Derajat Kristalisasi : hipokristalin, Granularitas : fanerik halus – sedang (< 1mm - 5 mm), Pada Kemas dengan Bentuk Kristal = Subhedral, Relasi =

45

Page 46: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

Inequigranular vitroverik. Dengan komposisi mineral : Piroksen 30%, Masa Gelas 50%, Plagioklas

20%. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini

adalah Basalt.

Jenis Batuan : Batuan beku basa vulkanik

Warna : Hitam

Struktur : Columnar joint

Tekstur :

1. Der. Kristalisasi : Hipokristalin

2. Der. Granularitas : Fanerik halus – sedang (< 1mm- 5mm)

3. Kemas : - bentuk kristal : subhedral

- relasi : Inequigranular vitroverik

Komposisi Mineral : -Piroksen : 30 %

- Masa Gelas : 50 %

- Plagioklas : 20 %

Nama Batuan : Basalt

46

Page 47: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

VI.1.4.c .Petrogenesa Pada Stop site ini Tersingkap batuan beku basa vulkanik yang didominasi oleh mineral mafic

yaitu mineral yang berwarna gelap. dengan struktur collumnar joint hal ini dilihat dari arah aliran lava

terhadap bidang kekar atau proses pembentukan singkapan.Terbentuk karena pembekuan magma di

permukaan sehingga pada batuan ini ditemukan massa gelas. Batuan ini terbentuk dari hasil intrusi

magma yang bersifat basa dengan kadar SiO2 45-52%.

SKETSA LAPANGAN

: Vegetasi

Gambar Sketsa LapaanganKeterangan :

: Vegetasi Tumbuhan

: Singkapan Batuan

Singkapan ini mempunyai panjang lebih kurang 30 meter, dan lebar 5 meter yang terdiri dari

penutup bagian atas singkapan batuan yang berupa tanah dan vegetasi tumbuhan.

47

Page 48: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

VI.1.4.d .KesimpulanPada Stopsite empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten

Kulonprogo, Propinsi Yogyakarta. Terdapat singkapan batuan beku basa vulkanik dengan warna lapuk

coklat , warna fresh abu-abu yang menunjukan struktur collumnair joint, tekstur ; Der. Kristalisasi :

hipokristalin, ; Der. Granularitas : Fanerik halus – sedang ( < 1 – 5 mm) ; keman , bentuk kristal :

subhedral , Bentuk kristal : inequigranular vitroverik, sehinnga berdasarkan data yang diperoleh maka

dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah basalt yang terbentuk karena adanya

pembekuan magma di permukaan sehingga terdapat masa gelasnya.

VI.2. PETA LINTASAN

48

Page 49: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

VI.3. PROFIL

Terlampir

49

Page 50: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

50

Page 51: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

BAB VPENUTUP

VII.1. KESIMPULAN

Pada stop site 1, lokasi singkapan terdapat Kecamatan Girimulyo, Dusun Karanganyar.

Singkapan batuan yang ditemukan di sana adalah singkapan Batuan Sedimen Epiklastik dengan

dengan warna lapuk Abu-abu, warna abu-abu, yang menunjukan struktur masif, tekstur : Ukuran Butir :

kerikil – Bongkah (2 - >256 mm), derajat pembundaran : Menyudut, derajat pemilahan : terpilah Buruk,

Kemas : Terbuka. Dengan Komposisi mineral : Fragmen : Andesit, basalt ; Matrik : Klorit, Semen :

silika. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini

adalah Breksi polimik karena batuan ini memiliki lebih dari satu fragmen batuan.

Pada stop site 2, berada di daerah Girimulyo, dusun Karanganyar, Kabupaten Kulonprogo.

Dijumpai singkapan batuan sedimen karbonat klastik, dengan warna Abu-abu, yang menunjukkan

struktur Perlapisan. Tekstur ; Ukuran Butir : lanau ( 0,0625 – 0,004mm ) – Pasir sedang, Derajat

Pembundaran : Membundar (Rounded), Derajat Pemilahan terpilah baik, memiliki Kemas : Tertutup.

Komposisi Mineral : Fragmen : Hornblende, Matrik: Kalsit, mempunyai semen : Karbonat. Lapisan yang

lebih muda akan kita jumpai jika kita berjalan searah dip. Berdasarkan data yang diperoleh, maka

dapat disimpulkan bahwa nama batuan di stopsite ini adalah Batupasir Karbonatan serta Batulanau.

Pada stop site 3, berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Giripurwo, Kabupaten Kulonprogo

Propinsi Yogyakarta. Dijumpai singkapan batuan sedimen klastik dan non klastik yaitu batulempung

dan batubara. Dimana terbentuknya singkapan ini diawali dari penimbunan tumbuhan yang telah mati

dan pengendapan yang terjadi dari proses litifikasi oleh rombakan batuan asal.

Pada stop site 4, berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten

Kulonprogo, Propinsi Yogyakarta. Terdapat singkapan beku basa vulkanik dengan warna lapuk coklat ,

warna fresh hitam yang menunjukan struktur columnar joint, tekstur ; Der. Kristalisasi : hipokristalin, ;

Der. Granularitas : Fanerik halus – sedang ( < 1 – 5 mm) ; keman , bentuk kristal : subhedral , Bentuk

kristal : inequigranular vitroverik, sehinnga berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan

bahwa nama batuan tersebut adalah basalt yang terbentuk karena adanya pembekuan magma di

permukaan sehingga terdapat masa gelasnya.

VII.2 Kritik dan Saran

51

Page 52: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

52

Page 53: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

LAMPIRAN

53

Page 54: Laporan Lapangan Ekskursi KulProg

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Kuliah Lapangan. Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Buku Panduan Praktikum Petrologi, Fakultas Teknologi Mineral, Jurusan Teknik Geologi,

Univesitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta 2010.

Laporan resmi Petrologi. 2007. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.

54