laporan ekskursi ke gunung tangkuban parahu

12
LAPORAN EKSKURSI VULKANOLOGI DAN GEOTHERMAL (TG4243) DI GUNUNG TANGKUBAN PARAHU DISUSUN OLEH NAMA : RIFKI MEGA SAPUTRA NIM : 12312003 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

Upload: rifki-mega-saputra

Post on 13-Jul-2016

320 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 dilaksanakan ekskursi mata kuliah TG4243 Vulkanologi dan Geothermal ke Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Tujuan dari ekskursi ini yaitu untuk mengetahui langsung aplikasi di lapangan dari ilmu yang sudah dipelajari di kelas. Sehingga diharapkan para mahasiswa dapat mempunyai gambaran manfaat dari ilmu yang dipelajari untuk kedepannya. Selain itu para mahasiswa mempunyai wawasan baru mengenai kegunungapian dan ternyata ilmu geofisika dapat diterapkan disana. Perjalanan dimulai pukul 06.30 WIB dari gerbang depan ITB. Perjalanan dilakukan dengan menggunakan dua buah bus.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Ekskursi ke Gunung Tangkuban Parahu

LAPORAN EKSKURSIVULKANOLOGI DAN GEOTHERMAL (TG4243)

DI GUNUNG TANGKUBAN PARAHU

DISUSUN OLEH

NAMA : RIFKI MEGA SAPUTRA

NIM : 12312003

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2016

Page 2: Laporan Ekskursi ke Gunung Tangkuban Parahu

Pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 dilaksanakan ekskursi mata kuliah TG4243 Vulkanologi dan Geothermal ke Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Tujuan dari ekskursi ini yaitu untuk mengetahui langsung aplikasi di lapangan dari ilmu yang sudah dipelajari di kelas. Sehingga diharapkan para mahasiswa dapat mempunyai gambaran manfaat dari ilmu yang dipelajari untuk kedepannya. Selain itu para mahasiswa mempunyai wawasan baru mengenai kegunungapian dan ternyata ilmu geofisika dapat diterapkan disana.

Perjalanan dimulai pukul 06.30 WIB dari gerbang depan ITB. Perjalanan dilakukan dengan menggunakan dua buah bus.

Berikut ini catatan dari ekskursi yang dilakukan

1. Badan Geologi, Pos Pengamatan G. Tangkuban Parahu

(Pukul 08.06-09.30)

Penjelasan umum tentang gunung apiMengenai geologi gunungapi, kita berbicara tentang batuan beku. Batuan beku

ada 2 jenis yaitu batuan plutonik dan vulkanik.Berdasarkan mekanisme terbentuknya, batuan vulkanik digolongkan menjadi

dua yaitu eksplosif dan efusif. Eksplosif menghasilkan endapan jatuhan piroklastik (tefra), sedangkan efusif lebih dikenal dengan lava.

Batuan piroklastik sendiri terbagi menjadi dua berdasarkan mekanismenya yaitu pyroclastic flow dan pyroclastic fall. Produk dari piroklastik ini tentunya akan mempunyai karakteristik endapan di permukaan yang berbeda.

Pada saat terjadi erupsi gunung api, ada tiga jenis material yang dilontarkan yaitu fresh magma, batuan samping yang tergerus (litik), dan gas vulkanik. Gas vulkanik ini menjadi pemicu letusan, sehingga semakin banyak kandungan gas maka semakin bersifat eksplosif.

Apabila material yang dilontarkan hanya fresh magma maka disebut erupsi magmatic. Apabila yang dilontarkan magma dan litik maka disebut erupsi freatomagmatik. Sedangkan erupsi freatik lebih dominan karena tekanan steam bawah permukaan. Erupsi freatik seperti di Kawah Domas.

Secara stratigrafi, Gunung Tangkuban Parahu dibagi menjadi dua yaitua. Tangkuban Parahu Tua

Berumur 90.000 th y.l. – 10.000 th y.l. Sumber erupsi di Kawah Paguyangan Badak dan Kawah Upas. Karakteristik dari batuan yang dierupsikan berupa fresh magma dan litik dari jenis erupsi magmatic dan freatomagmatik.

b. Tangkuban Parahu MudaBerumur antara 10.000 tahun y.l. – sekarang. Sumber erupsi dari Kawah Ratu. Mempunyai jenis erupsi freatik.

Dilihat dari stratigrafi tersebut dapat diketahui bahwa Gunung Tangkuban Parahu seolah mengalami evolusi, semakin bertambah umur semakin melemah kekuatan erupsinya.

1

Page 3: Laporan Ekskursi ke Gunung Tangkuban Parahu

Kegunungapian di IndonesiaErupsi adalah proses keluarnya magma ke permukaan. Erupsi gunungapi terjadi

karena adanya tekanan gas di bawah permukaan. Setiap kristal terbentuk pada temperatur dan tekanan tertentu, selama proses pembentukannya terjadi pelepasan gas. Inilah asal dari gas yang memicu erupsi tersebut. Gas bisa keluar karena adanya release secara gradual.

Adanya tektonik lempeng menjadi penyebab terbentuknya gunungapi di Indonesia. Secara umum gunungapi di Indonesia berarah barat-timur.

Lubang bekas erupsi terbagi menjadi dua yaitu kawah dan kaldera. Disebut kawah apabila diameternya kurang dari 2000 m. Sedangkan kaldera diameternya lebih dari 2000 m.

Sifat erupsi gunungapia) Erupsi eksplosif: terjadi jika erupsi dengan tekanan gas yang kuat, seringkali

disertai dengan suara dentuman.b) Erupsi efusif: terjadi jika erupsi dengan tekanan gas yang lemah, menghasilkan

leleran atau aliran lava.c) Erupsi campuran: erupsi yang melibatkan keduanya (eksplosif dan efusif).

Material hasil erupsi gunungapi berupa aliran lava/kubah lava, awanpanas (nuee ardante/aliran piroklastik), abu/pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik), gas-gas vulkanik, hujan lumpur, dan aliran lahar (primer & sekunder)

Gunungapi yang mengalami letusan bekali-kali disebut poligenetik. Sedangkan gunungapi yang hanya melakukan sekali letusan disebut monogenetik. Gunungapi tipe strato merupakan contoh poligenetik, karena pelapisan terjadi pada letusan yang berulang-ulang.

Gunungapi Tangkuban Perahu berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Subang, Provinsi Jawa Barat, pada posisi geografis 646’ LS dan 107 36’BT dengan ketinggian puncaknya 2087 m.dpl atau 1300 m di atas dataran tinggi Bandung.

Gambar. Secara umum pemantauan gunungapi yang dilakukan

2

Page 4: Laporan Ekskursi ke Gunung Tangkuban Parahu

Gambar. Peta Kawasan Rawan Bencana di Tangkuban Parahu

Monitoring Seismik

Monitoring seismik di Gunung Tangkuban Parahu diukur dengan seismometer analog dan digital. Sebenarnya fungsi dari keduanya sama, hanya saja pada seismometer digital dipakai untuk mempermudah ketegasan waktu tiba gelombang. Pada hari itu aktivitas terbilang normal.

Gambar. Seismometer analog (kiri) dan digital (kanan)

Terdapat empat stasiun pemantauan seismik yaitu di Stasiun Ratu, Stasiun Ciater, Stasiun Tower, dan Pos. Hanya Stasiun Ratu yang tercatat pada seismometer analog. Seismometer analog memakai sumber listrik DC yang terpisah dari PLN, sehingga apabila listrik mati maka tidak akan kehilangan datanya. Setiap 12 jam dilakukan penggantian kertas seismometer. Jarak tiap baris catatan seismik yaitu 5 menit.

Hasil pengukuran seismik di tiap stasiun kemudian ditransmisikan ke pos pengamatan dengan menggunakan gelombang radio. Kemudian hasil pengukuran sensor langsung ditangkap dan ditampilkan di seismometer. Pengukuran dari seismometer analog juga bisa ditampilkan di seismometer digital dengan cara dikonversi terlebih dahulu.

3

Page 5: Laporan Ekskursi ke Gunung Tangkuban Parahu

Dari seismometer digital dapat ditampilkan gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal. Gempa vulkanik dangkal terlihat adanya amplitudo yang besar.

Seismometer yang dipakai di stasiun pengamatan Tangkuban Parahu berasal dari hibah Amerika dan Jepang. Karena pabrik yang memproduksinya hanya satu, jadi akan menyulitkan jika terjadi kerusakan. Oleh karena itu pengelola pos tersebut berharap agar ITB bisa membuat alat sendiri.

2. Kawah Ratu Tangkuban Parahu (Pukul 11.00-11.41)Kawah-kawah di Tangkuban Parahu terletak pada barat-timur. Dimana

kawah dibagian barat umurnya lebih tua daripada kawah di timur. Urutan kawahnya dari barat ke timur yaitu Kawah Upas, Kawah Ratu dan Kawah Domas.

Gambar. Lokasi ketiga kawah G. Tangkuban Parahu

Kawah Ratu disebut kawah karena mempunyai dimensi kurang dari 2000 m. Di kawah ratu dapat dilihat adanya endapan kuning yang merupakan endapan belerang. Gas yang berbau seperti telur busuk yang tercium saat naik menuju kawah merupakan gas H2S. Aliran gasnya mengikuti arah lembah di gunung tersebut.

Manifestasi yang dapat dilihat yaitu gas yang mempunyai densitas lebih besar daripada udara. Pada dinding-dinding kawahnya dapat terlihat merupakan produk dari material erupsi yang dilontarkan kemudian diendapkan. Sedangkan yang lava susah untuk dilihat disana.

Pada dinding sebelah utara kawah, dibagian bawahnya terdapat batuan yang berumur 40.000 tahun yang lalu. Diatasnya terlihat adanya perlapisan-perlapisan yang merupakan produk dari jatuhan piroklastik.

Adanya warna-warna pada batuan di kawah menunjukkan terjadinya alterasi. Alterasi inilah yang nantinya menjadi prospek geothermal, bahan tambang seperti emas, atau menjadi batu akik.

4

Page 6: Laporan Ekskursi ke Gunung Tangkuban Parahu

Gambar. Kawah Ratu

Monitoring yang dilakukan pada Kawah Ratu berupa pengukuran kimia gas, pengukuran deformasi dengan menggunakan GPS pada benchmark yang sudah ada, serta pengukuran seismik di beberapa titik yang ditentukan.

Pada gunungapi sekarang, untuk mengetahui pergerakan dari dalam permukaan sangat mudah. Dari data-data yang dikumpulkan, karakteristik dari low density dapat diketahui zona-zona lemah sehingga dapat diperkirakan pola dari dalam ke permukaan. Gejala di permukaan dengan genetiknya, deformasi, dan cracking dapat diketahui pusat zona-zona lemah. Sehingga dapat diperkirakan letusannya di Kawah Ratu, Kawah Domas atau Kawah Upas.

Lalu, kami melanjutkan perjalanan ke Kawah Domas. Namun, di perjalanan kami berhenti sebentar untuk melihat singkapan batuan. Batuan yang terlihat ssepanjang jalan tersebut merupakan produk dari Kawah Ratu. Didominasi oleh endapan tefra. Secara fisik tefra ini ada perlapisan yang menunjukkan pengendapannya dipengaruhi oleh gravitasi. Perlapisannya mengasar ke atas (coarsing upward). Bagian bawah yang halus merupakan abu, sedangkan yang kasar di bagian atas merupakan pasir. Butirn-butiran berwarna putih berasal dari batuan yang terubah. Warna merah kemungkinan merupakan lapukan dari mineral-mineral feromagnesian.

5

Page 7: Laporan Ekskursi ke Gunung Tangkuban Parahu

Gambar. Endapan tefra

3. Kawah Domas (Pukul 12.22-13.36)

Gambar. Kawah Domas

Kawah Domas merupakan salah satu kawah di Tangkuban Parahu yang terletak di sebalah timur Kawah Ratu. Kawah ini merupakan kawah aktif yang ditandai dengan manifestasi panasbumi berupa tanah beruap, keluaran uap, kolam air panas, dan kolam mendidih. Di kawah ini dapat terlihat adanya fumarola serta kolam-kolam air panas yang biasanya dipakai orang untuk berendam.

6

Page 8: Laporan Ekskursi ke Gunung Tangkuban Parahu

Gambar. Kolam air mendidih

Umumnya batuan disana telah mengalamai alterasi silika-sulfur. Proses kejadiannya yaitu uap yang terbentuk dari fluida reservoir di bawah permukaan mengalir ke atas dan mengalami kondensasi. Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan sekitar inilah yang kemudian terbentuk batuan alterasi silika-sulfur. Sehingga dapat dilihat bahwa warna dari batuan ini putih-kecoklatan.

Kebetulan pada hari itu sedang dilakukan sampling geokimia oleh bapak-bapak dan ibu-ibu dari Pusat Vulkanologi Yogyakarta. Sehingga kami mendapat wawasan mengenai geokimia gunungapi dari mereka.

Aktivitas vulkanik dapat diamati dari pengukuran geokimia yang disinkronkan dengan hasil pengukuran geofisika. Hal utama pada sampling yaitu penentuan titik yang tepat seperti keluaran gasnya kontinu, tekanan yang tinggi, dan suhu yang tinggi. Lalu, jangan ada kontak dengan udara luar.

Prosesnya, gas yang keluar ke permukaan ditangkap oleh tabung vakum yang diisi dengan Sodium Hydroxide (NaOH). Di dalam tabung penangkap nantinya terdapat gas terlarut dan gas tidak terlarut. Kemudian dianalisis di laboratorium. Untuk gas terlarut dilakukan analisis dengan alat spektrofotometri dan/atau potensiometri, sedangkan gas tidak terlarut yang berada di bagian atas diukur dengan gas kromatografi. Sehingga nantinya dapat diketahui komposisi dari gas tersebut.

Gas tidak terlarut seperti nitrogen, oksigen, argon, hidrogen, atau methane yang diukur dengan gas kromatografi. Gas-gas terlarut seperti karbon dioksida, H2S, dan SO2 dianalisis dengan spektrofotomeri.

Pengukuran dikatakan selesai apabila sudah terjadi keseimbangan antara fluida di tabung dengan gas yang ditangkap. Hal ini dapat diketahui dari tidak adanya gelembung lagi yang muncul di fluida tabung.

Kawah Domas merupakan tempat ekskursi terkakhir. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju pintu masuk Domas kemudian pulang ke ITB dan sampai ITB sekitar pukul 17.00.

7