sejarah tangkuban perahu

Upload: sandz-tam

Post on 10-Jan-2016

187 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

menjelaskan sejarah tangkuban perahu

TRANSCRIPT

  • Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu

    Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat

    indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang

    terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik.

    Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang

    terbalik. Berikut ini ceritanya.

    Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu

    yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik

    dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda

    istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke

    lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi

    marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu.

    Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama

    Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai

    dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.

    Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang

    berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama

    Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor

    anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan

    sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah

    perkasa.

    Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu

    rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang

    merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa

    dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia

    menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah

    daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.

    Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada

    anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia

    mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam

    kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas

    perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya

    Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar

    di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan

    dunia luar.

    Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik.

    Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka

    tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun

    menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut

    tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia

    menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang

    Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya

    memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh

    Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa

  • menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut.

    Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.

    Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu

    kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk

    memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air

    dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang

    pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa

    Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk

    merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.

    Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari

    bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang

    perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan

    terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh

    dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita

    mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan

    seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang

    Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

    Tangkuban Perahu adalah salah satu wisata yang berada di lembang Bandung, Di tangkuban

    perahu ini terdapat salah satu gunung berapi yang mungkin masih aktif hingga sekarang, jika

    kita lihat dari jarak jauh Gunung ini emang menyerupai perahu yang kebalik atau tiguling

    kalo bahasa sundanya mah, emang kalau dalam legenda masyarakat gunung ini dikaitkan

    dengan cerita Sangkuring, kisah anak yang menyukai ibu kandungnya sendiri.

    Ketinggian gunung tangkuban perahu ini kurang lebih 2048 meter dari permukaan laut,

    gunung ini memiliki kawah aktif, dari jumlahnya kawah ini berjumlah sembilan kawah,

    dalam sejarah geologi gunung tangkuban perahu ini merupakan sisa dari gunung sunda dan

    termasuk gunung purba di Indonesia, menurut ahli geologi kawasan dataran tinggi di

    bandung yang memiliki ketinggian kurang lebih 709 meter dari permukaan laut adalah

    merupakan sisa dari sebuah danau besar yang terbentuk akibat dari pembendungan sungai

    Citarum, sehingga kalo dikaitkan dengan legenda masyarakat gunung ini berkaitan dengan

    peristiwa saat itu. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang

  • berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan

    adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang

    dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu

    dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2

    oC pada malam hari. Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp

    Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

    Gunung berapi tangkuban perahu ini terbentuk dari letusan gurung sunda yang memulai

    letusan pertamanya pada tahun 1829 dan terakhir meletus pada tahun 1929, berikut catatan

    letusanya :

  • karena seringnya gunung ini meletus akhirnya banyak kawah yang terdapat di sekitarnya,

    kawah disini dinamain, namanya pun keren-keren kaya kawah Ratu (ini termasuk kawah

    yang paling besar) terus kawah Baru, kawah Domas, Kawah Jurig, Kawah Siluman, kawah

    Upas dan yg terakhir namanya Paguyuban Badang, kawah-kawah disini masih aktif bahkan

    ada beberapa kawah yang dilarang didekati karena mengandung uap yang beracun..

    Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh

    Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda

    keaktifan gunung ini. Di antara tanda aktivitas gunung berapi ini adalah munculnya gas

    belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunungnya, di antaranya adalah di kasawan

    Ciater, Subang.

    Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit

    dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga besar yang kini

    merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi

    Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m di atas permukaan laut merupakan sisa dari

    danau besar yang terbentuk dari pembendungan Ci Tarum oleh letusan gunung api purba

    yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung

    Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di

    Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang

    yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi

    masyarakat kawasan Gunung Sunda Purba terhadap peristiwa pada saat itu.

    Aksesibilitas Dengan Kendaraan

    Rute jalan untuk sampai di kawasan obyek wisata Gunung Tangkuban perahu adalah

    melewati pintu tol Pasteur, dilanjutkan ke Jl. Dr. Djunjunan - lanjut ke Pasirkaliki - melewati

    Sukajadi - Setiabudi - Lembang lalu sampai ke lokasi Tangkubanparahu (Gerbang Atas).

    Bila keluar melalui pintu tol Padalarang (via Cipularang), bisa ambil arah ke Cimahi lalu

    belok ke kiri melalui Jl. Kolonel Masturi, lalu terus saja ikuti jalan Kolonel Masturi hingga

    ujungnya (melewati daerah kecamatan Cisarua dan kecamatan Parongpong, Kab. Bandung

    Barat), lalu saat bertemu pertigaan Jl. Raya Lembang, belok kiri dan terus saja ikuti jalan

    melewati markas Brimob dll., ketika sudah melewati plang Tahu Tauhid di sebelah kiri maka

    sekitar 200 meter lagi akan sampai di Gerbang akses ke wisata kawah Tangkuban Perahu

    (kiri jalan).

  • Museum Konfrensi Asia Afrika

    1. LATAR BELAKANG

    Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 24 April 1955 merupakan peristiwa sangat bersejarah dalam politik luar negeri Indonesia dan peristiwa

    besar bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi hanya 10 tahun setelah bangsa

    Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Dalam waktu yang singkat, bangsa

    Indonesia telah berani mengusulkan dan bersedia menjadi tuan rumah bagi konferensi

    bertaraf internasional. Yang paling penting ialah bahwa konferensi itu berakhir dengan sukses

    besar, baik dalam mempersatukan sikap dan menyusun pedoman kerja sama di antara bangsa-

    bangsa Asia Afrika maupun dalam ikut serta membantu terciptanya ketertiban dan

    perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan Dasasila Bandung yang kemudian menjadi

    pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya

    yang kemudian menjadi prinsip dasar dalam upaya memajukan perdamaian dan kerja sama

    dunia. Kesuksesan konferensi ini tidak hanya tampak pada masa itu, tetapi juga, dan yang

    lebih penting, terlihat pada masa sesudahnya, karena jiwa dan semangat Konferensi Asia

    Afrika menjadi salah satu faktor penting yang menentukan jalannya sejarah dunia.

    Sesungguhnya jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika dapat menjadi pegangan, modal

    dasar, dan motivasi, baik bagi aktivitas politik (luar negeri) negara kita, maupun bagi Negara-

    negara Asia Afrika pada umumnya. Konferensi tersebut selain meningkatkan volume kerja

    sama antarbangsa-bangsa Asia dan Afrika sehingga peranan dan pengaruh mereka dalam

    percaturan internasional meningkat dan disegani, juga menanamkan kesadaran bagi generasi

    mendatang bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk lebih berperan dan

    berprestasi.

    Dalam rangka membina dan mencapai tujuan tersebut di atas, adalah penting dan tepat jika

    Konferensi Asia Afrika beserta peristiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya

    diabadikan dalam sebuah museum di tempat konferensi itu berlangsung, yaitu di Gedung

    Merdeka yang berlokasi di Kota Bandung, kota yang dipandang sebagai ibu kota dan sumber

    inspirasi bagi bangsa-bangsa Asia Afrika.

  • 2. GAGASAN

    Sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (1978-1988), Prof. Dr. Mochtar

    Kusumaatmadja, S.H., LL.M. seringkali bertemu muka dan berdialog dengan para pemimpin

    negara dan bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan-kesempatan tersebut, beliau sering

    mendapat pertanyaan dari mereka tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung tempat

    diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Berulang kali pembicaraan tersebut diakhiri oleh

    pernyataan keinginan mereka untuk dapat mengunjungi Kota Bandung dan Gedung Merdeka.

    Terilhami oleh kehendak untuk mengabadikan Konferensi Asia Afrika 1955 yang merupakan

    tonggak terbesar keberhasilan politik luar negeri Indonesia, ketika jiwa, semangat, dan

    pengaruhnya menyebar ke seluruh dunia terutama bumi Asia Afrika dan Negara-negara

    Nonblok, serta terdorong oleh keinginan sejumlah pemimpin Asia Afrika untuk mengunjungi

    Kota Bandung, maka lahirlah gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. untuk

    mendirikan Museum Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, Bandung. Gagasan

    tersebut dilontarkan dalam forum rapat Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika

    tahun 1980 yang dihadiri antara lain oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati

    Soebadio sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Gagasan tersebut

    mendapat sambutan baik terutama dari Presiden Republik Indonesia Soeharto. Sejak itu,

    salah satu aktivitas Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika adalah mewujudkan

    gagasan tersebut.

    3. PERESMIAN

    Gagasan pendirian Museum Konperensi Asia Afrika diwujudkan oleh Joop Ave, sebagai

    Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Direktur Jenderal

    Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri, bekerjasama dengan Departemen

    Penerangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi

    Jawa Barat, dan Universitas Padjadjaran. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan

    oleh PT Decenta, Bandung.

    Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden Soeharto pada 24 April

    1980, sebagai puncak Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika.

    4. NAMA, STATUS, DAN SIFAT

    Museum ini bernama MUSEUM KONPERENSI ASIA AFRIKA. Nama tersebut digunakan

    untuk mengenang peristiwa Konferensi Asia Afrika yang menjadi sumber inspirasi dan

    motivasi bagi bangsa-bangsa Asia Afrika.

    Museum ini dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia dan berada di bawah wewenang

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. sementara pengelolaannya di bawah koordinasi

    Departemen Luar Negeri dan Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat.

    Pada 18 Juni 1986, kedudukan Museum Konperensi Asia Afrika dialihkan dari Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan ke Departemen Luar Negeri di bawah pengawasan Badan

    Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri. Pada tahun 2003 dilakukan

    restrukturisasi di tubuh Departemen Luar Negeri dan Museum Konferensi asia Afrika

    dialihkan ke Ditjen Informasi, Diplomasi Publik, dan Perjanjian Internasional (sekarang

    Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik). Saat ini, UPT Museum Konferensi Asia Afrika

    berada dalam koordinasi Direktorat Diplomasi Publik. Museum ini menjadi museum sejarah

    bagi politik luar negeri Indonesia.

    Penataan kembali Museum Konferensi Asia-Afrika

    Dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 2005 dan peringatan 50 tahun

    Konferensi Asia-Afrika 1955, pada 22-24 April 2005, tata pameran Museum Asia-Afrika

    direnivasi atas prakarsa Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. N. Hassan Wirajuda.

  • Penataan kembali Museum tersebut dilaksanakan atas kerjasama Departemen Luar Negeri

    dengan Sekretariat Negara dan Pemerintah Provinsi jawa Barat. Perencanaan dan

    pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh Vico Design dan waka Reality.

    5. TUJUAN

    Menyajikan peninggalan-peninggalan, informasi yang berkaitan dengan Konferensi

    Asia Afrika, termasuk latar belakang, perkembangan konferensi tersebut, sosial

    budaya, dan peran bangsa-bangsa Asia Afrika, khususnya bangsa Indonesia dalam

    percaturan politik dan kehidupan dunia.

    Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan buku-buku, majalah, surat kabar, naskah,

    dokumen, dan penerbitan lainnya yang berisi uraian dan informasi mengenai kegiatan

    dan peranan bangsa-bangsa Asia Afrika dan negara-negara berkembang dalam

    percaturan politik dan kehidupan dunia serta tentang sosial budaya negara-negara

    tersebut.

    Melakukan penelitian tentang masalah-masalah Asia Afrika dan negara-negara

    berkembang guna menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian ilmiah di kalangan

    pelajar, mahasiswa, dosen, dan pemuda Indonesia serta bangsa-bangsa Asia Afrika

    pada umumnya, dan memberi masukan bagi kebijakan pemerintah dalam kegiatan

    politik luar negeri.

    Menunjang upaya-upaya dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional,

    pendidikan generasi muda, dan peningkatan kepariwisataan.

    Menunjang upaya-upaya untuk menciptakan saling pengertian dan kesatuan pendapat

    serta meningkatkan volume kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia Afrika dan

    bangsa-bangsa lainnya di dunia.

    6. LOKASI

    Menghargai nilai sejarahnya, Museum Konperensi Asia Afrika berlokasi di Gedung Merdeka

    yang terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 65 Bandung.

    7. RUANG LINGKUP

    a. PAMERAN TETAP Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap yang memamerkan sejumlah

    koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumenter peristiwa Pertemuan

    Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

    Selain itu dipamerkan juga foto-foto mengenai :

    Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konferensi Asia Afrika;

    Dampak Konferensi Asia Afrika bagi dunia internasional;

    Gedung Merdeka dari masa ke masa;

    Profil negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika yang dimuat dalam multimedia.

    Diorama Pembukaan Konferensi Asia Afrika, 1955

    Dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi X Gerakan

    Nonblok tahun 1992, saat Indonesia terpilih sebagai tempat konferensi tersebut dan menjadi

    Ketua Gerakan Nonblok, dibuatlah diorama yang menggambarkan situasi pembukaan

    Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

    b. PERPUSTAKAAN Untuk menunjang kegiatan Museum Konperensi Asia Afrika, pada 1985 Abdullah Kamil

    (pada waktu itu Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London)

    memprakarsai dibuatnya sebuah perpustakaan.

    Perpustakaan ini memiliki sejumlah buku mengenai sejarah, sosial, politik, dan budaya

    Negara-negara Asia Afrika, dan negara-negara lainnya; dokumen-dokumen mengenai

  • Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya; serta majalah dan surat kabar

    yang bersumber dari sumbangan/hibah dan pembelian.

    c. AUDIO VISUAL Bersamaan dengan berdirinya perpustakaan, disiapkan pula ruang audio visual pada 1985.

    Ruang tersebut juga diprakarsai oleh Abdullah Kamil.

    Ruangan ini menjadi sarana untuk penayangan film-film dokumenter mengenai kondisi dunia

    hingga tahun 1950-an, Konferensi Asia Afrika dan konferensi-konferensi lanjutannya, serta

    film-film mengenai kebudayaan dari Negara-negara Asia dan Afrika.

    d. RISET Museum Konferensi Asia-Afrika meningkatkan berbagai studi mengenai Asia-afrika dan luar

    negeri serta memfasilitasi penelitian-penelitian dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh

    para peneliti dan mahasiswa.

    e. AKTIVITAS Museum Konferensi Asia-Afrika menyelenggarakan:

    1. Pemanduan. Pemanduan dilakukan kepda pengunjung, baik kunjungan resmi tamu pemerintah maupun kunjungan kelompok/umum.

    2. Pameran Temporer. Museum Konferensi Asia-Afrika menyelenggarakan pameran temporer dalam upaya mengedukasi publik berkaitan dengan pelaksanaan politik luar

    negeri dan sejarah diplomasi Indonesia. Pameran temporer ini dilakukan juga di

    lokasi-lokasi di luar Museum Konferensi Asia-Afrika.

    3. Komunitas. Di dalam Museum Konferensi asia-afrika terdapat komunitas masyarakatyang dibentuk atau didukung oleh Museum Konferensi Asia-Afrika.

    Berbagai komunitas masyarakat ini di bentuk dengan tujuan untuk meningkatkan

    pengetahuan mengenai sejarah, politik internasional, wawasan kebangsaan mengingat

    tentang yang dihadapi dalam politik luar negeri Indonesia di masa yang akan datang,

    dalam diplomasipublik maupun diplomasi antar waraga (citizen diplomacy). Beberapa

    kegiatan yang diselenggarakan bekerjasama dengan komunitas diantaranya: Diskusi

    Buku, Diskusi Film, berbagai Festival, Klab Budaya, Pameran, dan lain-lain.

  • Museum Geologi Bandung

    Museum Geologi Bandung didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi

    dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah

    mengalami renovasi, Museum Geologi Bandung dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil

    Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu

    monumen bersejarah, museum ini berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan

    peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan berbagai materi-materi geologi yang

    berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan

    berbagai ahli geologi di Indonesia sejak tahun 1850.

    Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan II.

    Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang berada di kedua lantai Museum Geologi serta

    fungsi dan isi dari ruangan tersebut.

    Lantai I

    Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian

    tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi

    Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum

    dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan

    dan penelitian. Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia,

    yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :

    Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.

    Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam

    bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif

    Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian

    Jaya

  • Fosil fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini

    Lantai II

    Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur

    Ruang barat (dipakai oleh staf museum)

    Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal

    sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.

    Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar

    di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang

    mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19

    gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang

    bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas

    Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun

    1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan

    menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua)

    tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak

    dan gas bumi juga diperagakan di sini.

    Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang

    kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi

    kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.

  • Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi

    manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.

    Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya

    mineral

    Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari,

    baik secara tradisional maupun modern.

    Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi

    Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif)

    seperti tanah longksor, letusan gunung api dan sebagainya.

    Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan

    dengan gejala kegunungapian.

    Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh

    lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.