paper hasil studi ekskursi putrajaya

29
SEMINAR STUDI EKSKURSI ISU PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA A. PROFIL JAKARTA Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten. Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota. Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara Ciliwung, Teluk Jakarta. Provinsi DKI Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter diatas permukaan air laut. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Salah satu sungai yang terbesar di Jakarta adalah Sungai Ciliwung, yang membelah kota ini menjadi dua. Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (Dispendukcapil, 2011). Sedangkan wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, (BPS, 2010) merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia. Pada siang hari, jumlah penduduk dapat bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Historical Population Tahu n Jumlah Penduduk ±% 1870 65.000 1875 99.100 +52.5% 1880 102.900 +3.8% 1890 105.100 +2.1% 1895 114.600 +9.0% 1901 115.900 +1.1% 1905 138.600 +19.6% 1918 234.700 +69.3% 1920 253.800 +8.1% 1925 290.400 +14.4% 1930 435.184 +49.9% 1940 533.000 +22.5% 1945 600.000 +12.6% 1950 1.733.600 +188.9% 1959 2.814.000 +62.3%

Upload: rizki-adriadi-ghiffari

Post on 24-Sep-2015

240 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Putrajaya, Malaysia

TRANSCRIPT

SEMINAR STUDI EKSKURSIISU PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA

A. PROFIL JAKARTADaerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten. Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota. Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara Ciliwung, Teluk Jakarta. Provinsi DKI Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter diatas permukaan air laut. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Salah satu sungai yang terbesar di Jakarta adalah Sungai Ciliwung, yang membelah kota ini menjadi dua. Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km (lautan: 6.977,5 km), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (Dispendukcapil, 2011). Sedangkan wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, (BPS, 2010) merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia. Pada siang hari, jumlah penduduk dapat bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok.Historical Population

TahunJumlah Penduduk%

187065.000

187599.100+52.5%

1880102.900+3.8%

1890105.100+2.1%

1895114.600+9.0%

1901115.900+1.1%

1905138.600+19.6%

1918234.700+69.3%

1920253.800+8.1%

1925290.400+14.4%

1930435.184+49.9%

1940533.000+22.5%

1945600.000+12.6%

19501.733.600+188.9%

19592.814.000+62.3%

19612.906.533+3.3%

19714.546.492+56.4%

19806.503.449+43.0%

19908.259.639+27.0%

20008.384.853+1.5%

20058.540.306+1.9%

20109.607.787+12.5%

Di dunia internasional Jakarta dikenal dengan julukan seperti J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia. Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta dilayani oleh dua bandar udara, yakni Bandara SoekarnoHatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta satu pelabuhan laut di Tanjung Priok.Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Saat ini, lebih dari 70% uang negara beredar di Jakarta (bappedajakarta.go.id).Perekonomian Jakarta terutama ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa, properti, industri kreatif, dan keuangan. Pada sektor keuangan, yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Jakarta adalah industri perbankan dan pasar modal. Untuk industri pasar modal, pada bulan Mei 2013Bursa Efek Indonesiatercatat sebagai bursa yang memberikan keuntungan terbesar, setelahBursa Efek Tokyo (detik.com).Pada bulan yang sama, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia telah mencapai USD 510,98 miliar atau nomor dua tertinggi di kawasanASEAN (beritasatu.com)Pada tahun 2012, BPS Jakarta mencatat pendapatan per kapita masyarakat Jakarta sebesar Rp 110,46 juta per tahun (USD 12,270).Sedangkan untuk kalangan menengah atas dengan penghasilan Rp 240,62 juta per tahun (USD 26,735), mencapai 20% dari jumlah penduduk. Di sini juga bermukim lebih dari separuh orang-orang kaya di Indonesia dengan penghasilan minimal USD 100,000 per tahun. Saat ini Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan harga properti mewah yang tertinggi di dunia, yakni mencapai 38,1% (kontan.co.id).Selain hunian mewah, pertumbuhan properti Jakarta juga ditopang oleh penjualan dan penyewaan ruang kantor. Pada periode 2009-2012, pembangunan gedung-gedung pencakar langit (di atas 150 meter) di Jakarta mencapai 87,5%. Hal ini telah menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan pencakar langit tercepat di dunia (investor.co.id).Pada tahun 2020, diperkirakan jumlah pencakar langit di Jakarta akan mencapai 250 unit. Dan pada saat itu Jakarta telah memiliki gedung tertinggi di Asia Tenggara dengan ketinggian mencapai 638 meter (The Signature Tower).Perkembangan jalan raya danjalan tolyang melayani seluruh kota sangat timpang (5-10% dengan 4-5%) dengan perkembangan jumlah mobil yang ada. Menurut data dari Dinas Perhubungan DKI, tercatat 46 kawasan dengan 100 titik simpang rawan macet di Jakarta. Definisi rawan macet dalam pembahasan ini adalah arus tidak stabil, kecepatan rendah serta antrean panjang. Kemacetan juga diperparah oleh para pelaju dari kota-kota di sekitar Jakarta sepertiDepok,Bekasi,Tangerang, danBogoryang bekerja di Jakarta. Untuk di dalam kota, kemacetan dapat dilihat diJalan Sudirman,Jalan Thamrin,Jalan Rasuna Said,Jalan Satrio, danJalan Gatot Subroto. Kemacetan sering terjadi pada pagi dan sore hari, yakni disaat jam pergi dan pulang kantor.Untuk melayani mobilitas penduduk Jakarta, pemerintah menyediakan sarana busPPD. Selain itu terdapat pula bus kota yang dikelola oleh pihak swasta, seperti Mayasari Bhakti, Metro Mini, Kopaja, dan Bianglala. Bus-bus ini melayani rute yang menghubungkan terminal-terminal dalam kota, antara lain Pulogadung, Kampung Rambutan, Blok M, Kalideres, Grogol, Tanjung Priok, Lebak Bulus, Rawamangun, dan Kampung Melayu. Untuk angkutan lingkungan, terdapat angkutan kota seperti Mikrolet dan KWK, dengan rute dari terminal ke lingkungan sekitar terminal. Selain itu ada pulaojek,bajaj, danbemo untuk angkutan jarak pendek. Tidak seperti wilayah lainnya di Jakarta yang menggunakan sepeda motor, di kawasan Tanjung Priok dan Jakarta Kota, pengendara ojek menggunakan sepeda ontel. Angkutanbecakmasih banyak dijumpai di wilayah pinggiran Jakarta seperti diBekasi,Tangerang, danDepok.Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta, selalu berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta.. Etnis Betawi berjumlah 27,65% dari penduduk kota. Pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak menggusur perkampungan etnis Betawi ke pinggiran kota. Pada tahun 1961, orang Betawi masih membentuk persentase terbesar di wilayah pinggiran seperti Cengkareng, Kebon Jeruk, Pasar Minggu, dan Pulo Gadung.Urbanisasi penduduk yang terjadi di Jakarta semakin bertambah setiap tahunnya. Kota Jakarta ini sebagian besar dihuni oleh masyarakat Pulau Jawa yang melakukan urbanisasi dengan populasi 35,16%. Hal ini dapat dilihat dari data Kementerian Perhubungan Indonesia yang menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng, 39% Jatim dan 10% daerah lain. Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp. 3-5 Juta, 42% berpendapatan Rp. 1-3 Juta, 10% berpendapatan Rp. 5-10 Juta, 3% berpendapatan dibawah Rp. 1 Juta dan 1% berpendapatan di atas Rp. 10 Juta (dephub.go.id). Berbagai kondisi yang dialami Ibukota Indonesia sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, dan pusat wisata ini menyebabkan berbagai permasalahan terjadi di Kota Jakarta.B. PERMASALAHAN IBUKOTAPermasalahan yang dialami Ibukota Jakarta tergolong permasalahan yang kompleks. Sebagian kalangan menilai Jakarta sudah kelebihan muatan akibat urbanisasi. Penduduk Jakarta sudah mencapai bilangan belasan juta pada siang harinya, sementara pembangunan fisik terus digenjot tanpa memperhatikan jumlah ruang terbuka yang semakin menyusut. DKI Jakarta sudah tidak memiliki kapasitas untuk dikembangkan. Dengan kondisi geografis yang sering terjadi banjir, kondisi transportasi seperti kemacetan terjadi hampir di setiap ruas jalan, populasi yang begitu padat, bahkan mengakibatkan slums and squatters, serta ketidak tersediaan air tanah. Polusi udara yang sudah berat, dan land subsidence yang mulai dirasakan di daerah pelabuhan, air laut sudah mulai menggenangi sebagian daratan. Berikut ini merupakan permasalahan Ibukota Indonesia yang dari tahun ke tahun belum dapat terselesaikan dengan baik.a. Pelanggaran Terhadap Rencana Tata RuangMenurut Edward (pakar tata kota), masalah terbesar yang dihadapi kota-kota di seluruh Indonesia, bukan hanya Jakarta adalah, ketidakpatuhan penyelenggara pemerintahan terhadap hukum bidang tata ruang dan tata lingkungan. Pelanggaran-pelanggaran terjadi dan membuat pembangunan kota yang terencana secara jangka panjang sulit dilakukan. Beberapa pelanggaran yang sering dilakukan terjadi di wilayah Jakarta Selatan. Pemerintah telah menetapkan wilayah selatan Jakarta sebagai daerah resapan air, namun ketentuan tersebut sering dilanggar dengan terus dibangunnya perumahan serta pusat bisnis baru. Beberapa wilayah yang diperuntukkan untuk permukiman, banyak yang beralih fungsi menjadi tempat komersial.

b. Kondisi TransportasiPerkembangan jalan raya danjalan tolyang melayani seluruh kota sangat timpang (4-5%) dengan perkembangan jumlah mobil yang ada (5-10%) menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kemacetan lalu lintas. Kemacetan yang terus terjadi setiap hari menimbulkan kerugian terus menerus bagi pengguna jalan di Jakarta. Burukya kualitas jalan dan luas permukaan jaringan jalan di Jakarta yang hanya sebesar 6,3 persen (rata-rata kota besar di dunia sekitar 20 persen) memperparah kemacetan yang terjadi. Selain itu banyak kendaraan lain yang melintasi trotoar jalan guna menghindari kemacetan dan banyak pula pedagang yang menggunakan bahu jalan sebagai tempat untuk berjualan sehingga trotoar pun terasa tidak nyaman bagi para pejalan kaki. Kemacetan yang terjadi, setiap tahunnya membuat pemerintah harus mensubsidi bahan bakar premium sekitar Rp.40 Triliun dan waktu yang terbuang percuma di jalan. Adanya transportasi umum seperti Busway terbukti belum memecahkan masalah transportasi Jakarta yang sudah parah.Masalah angkutan umum juga menjadi masalah di kota Jakarta ini. Begitu banyak angkutan umum yang sudah tidak layak digunakan tetapi masih digunakan sampai saat ini. Angkutan seperti metromini maupun kopaja yang telah usang masih digunakan, padahal seharusnya kendaraan yang telah lama beroperasi ini diganti dengan kendaraan yang baru.c. Kondisi GeografisJakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara Sungai Ciliwung, Teluk Jakarta. Kondisi geografis yang terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir. Pembangunan tanpa kendali di wilayah hilir, penyimpangan peruntukan lahan kota, dan penurunan tanah akibat eksploitasi air oleh industri, menyebabkan turunnya kapasitas penyaluran air sistem sungai, yang menyebabkan terjadinya banjir besar di Jakarta. Tata ruang kota yang sering berubah-ubah, menyebabkan polusi udara dan banjir sulit dikendalikan. Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai 40C (Turner. 1997). Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25-38C (77-100F).Untuk memperbaiki keadaan, Jakarta membangun dua banjir kanal, yaitu Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Timur mengalihkan air dari kali Cipinang ke arah timur, melalui daerah Pondok Bambu, Pondok Kopi, Cakung, sampai Cilincing. Sedangkan Banjir Kanal Barat yang telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda, mengaliri air melalui Karet, Tanahabang, sampai Angke. Selain itu Jakarta juga memiliki dua drainase, yaitu Cakung Drain dan Cengkareng Drain.Pembangunan banjir kanal timur dan banjir kanal barat memang membantu untuk menghalangi banjir untuk datang kembali, namun permasalahan seperti sampah yang tidak dibuang pada tempatnya, gorong-gorong yang tersumbat mengakibatkan banjir tetap terjadi di kota Jakarta. Selain itu munculnya bangunan liar dan tata kota yang buruk juga menjadi salah satu penyebabnya. Pembangunan gedung-gedung pencakar langit, hingga pusat perbelanjaan yang tidak mengikutsertakan wawasan lingkungan dalam pembangunan juga berdampak buruk bagi pencemaran lingkungan. d. Kondisi SosialMasyarakat Jakarta yang beragam dan majemuk membuat tingginya potensi konflik masyarakat. Sebagaimana umumnya kota megapolitan, kota yang berpenduduk di atas 10 juta, Jakarta memiliki masalahstress,kriminalitas, dan kemiskinan. Penyimpangan peruntukan lahan dan privatisasi lahan telah menghabiskan persediaan taman kota sehingga menambah tingkat stress warga Jakarta. Kemacetan lalu lintas, menurunnya interaksi sosial karenagaya hidupindividualistik juga menjadi penyebab stress.Tata ruangkota yang tidak partisipatif dan tidak humanis menyisakan ruang-ruang sisa yang mengundang tindak laku kriminal. Keamanan dan kenyamanan e. Kependudukan dan Ketimpangan EkonomiTingkat pengangguran di Jakarta didorong tingginya arus urbanisasi dan pertumbuhan penduduk. Hasil sensus penduduk 2010 mencatat populasi Jakarta sebanyak 9.588.198 orang (tumbuh 1,39% setiap tahun) meningkat tinggi dibandingkan hasil sensus penduduk 2000 (8.389.443 orang). Dari populasi tersebut, 5.272.600 orang merupakan angkatan kerja, hingga Agustus 2010, meskipun persentase pengangguran menurun,namun jumlah pengangguran justru meningkat, dari 569,34 ribu orang menjadi 582,85 ribu orang.Ketimpangan ekonomi juga dialami masyarakat Kota Jakarta. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Nyoto Widodo mengatakan ketimpangan sosial ekonomi Jakarta melebar dan mencetak angka tertinggi sejak 2009. Angka gini ratio DKI berada di level 0,43 atau masuk ke tingkatan hati-hati atau lampu kuning. Adanya ketimpangan ekonomi ini salah satunya disebabkan oleh tidak meratanya pembangunan di DKI Jakarta dengan wilayah lainnya.f. Kebutuhan Ruang PublikBeberapa tahun terakhir ini terdapat berbagai macam pro-kontra mengenai ruang publik terutama di kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan kepemilikan ruang publik tersebut. Pengertian sederhana dari ruang publik adalah tempat yang dapat dipergunakan oleh masyarakat luas dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, memang sederhananya ruang publik dapat menjelma menjadi ruang interior maupun eksterior, tempat perbelanjaan maupun taman perkotaan, dapat pula berupa kampus atau wahana permainan anak. Berbagai macam ruang publik tersebut digolongkan menurut fungsinya masing-masing.Berbicara mengenai kepemilikan ruang publik, sebagian para ahli beranggapan bahwa ruang publik seharusnya dimiliki oleh pemerintah. Hal itu bertujuan untuk menghindari berbagai macam bentuk komersialisasi oleh pihak swasta sehingga ruang publik tersebut dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat secara cuma-cuma. Sayangnya niat yang baik tersebut tidak disertai dengan langkah-langkah yang baik yang dilakukan oleh pemerintah. Terdapat banyak contoh ketidakberdayaan pemerintah dalam menyelenggarakan ruang publik yang dapat memberikan pelayanan optimal terhadap masyarakat. Misalnya dalam pengelolaan ruang publik yang berfungsi sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat perkotaan.Dalam fungsi ruang publik sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat perkotaan, terdapat adanya salah antisipasi pemerintah dalam penyelenggaraan ruang yang rekreatif. Untuk memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat perkotaan, ruang publik perkotaan haruslah memiliki unsur relaksasi, refreshing, dan mudah dijangkau (mudah dijangkau disini bukan dalam segi harga melainkan pengertian secara harfiah yaitu dekat dengan sarana perkotaan lainnya, dilalui dengan kendaraan umum atau berjalan kaki, tarolah harus berada di pusat kota).Terkait beberapa permasalahan yang dialami Kota Jakarta tersebut, beberapa ahli berpendapat bahwa pusat pemerintahan Indonesia harus dipindahkan ke kota yang lebih layak sehingga Kota Jakarta dapat ditata kembali untuk mengurangi permasalahan yang terjadi. Hal ini dikarenakan pada saat ini Kota Jakarta memegang 3 (tiga) fungsi sekaligus, yaitu pusat pemerintahan, pusat ekonomi, dan pusat wisata. Kalau pusat pemerintahan sudah dipindahkan, kita tata ulang DKI ini. Mana wilayah yang bisa dijadikan ruang hijau yang menyehatkan, menurut Edward (pakar tata kota ITB).C. ISU PEMINDAHAN IBUKOTASebuahusulan pemindahan ibu kotaIndonesiadariJakartake lokasi lainnya telah didiskusikan sejak kepresidenanSoekarno, dan juga selama masa kolonial Belanda. Wacana pemindahan ibukota maupun pusat pemerintahan ini muncul kembali pada Tahun 2009 sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden kembali mendiskusiakan wacana pemindahan ibukota Jakarta dengan membentuk tim informal untuk mengkaji pemindahan ibukota. Padatahun 2010, perdebatan berlanjut tentang pembentukan ibu kota baru yang akan dipisah dari pusat ekonomi dan komersial negara. Presiden SBY menyiapkan tiga opsi mengenai rencana pemindahan tersebut. Skenario pemindahan ibukota tersebut terdiri dari:1. Mempertahankan Jakarta sebagai ibukota pusat pemerintahan, ekonomi, dan perdagangan. Konsekuensinya harus ada pembenahan total atas macet, banjir, transportasi, pemukiman dan tataruang wilayah Jakarta.2. Membangun ibukota baru3. Ibukota tetap di Jakarta tetapi pusat pemerintahan dipindahkan kelokasi lain..Terkait pemindahan ibukota atau pusat pemerintahan, berikut beberapa pendapat ahli untuk menyikapi hal tersebut. Marco KusumawijayaMarco Kusumawijaya merupakan Direktur Rujak Center for Urban Studies berpendapat bahwa pemindahan tidak diperlukan. Arsitek yang sering dimintai komentar soal tata kota ini berpendapat, pemindahan Ibukota dari Jakarta tidak perlu. "Masalah-masalah Jakarta dapat diperbaiki dengan biaya lebih kecil daripada ongkos memindahkan Ibukota jika tujuannya adalah untuk membikin pemerintahan nasional berfungsi lebih baik," kata Marco, Selasa 3 Agustus 2010. Fungsi yang dimaksud Marco adalah fungsi mengelola kepadatan Jakarta. Jakarta tidak lebih padat dari Tokyo, namun terbukti Ibukota Jepang ini berhasil mengelola lalu lintasnya sehingga tidak seruwet Jakarta. Marco juga menyebut, Jepang yang merupakan salah negara terpadat di dunia itu justru juga negara dengan tutupan hutan paling besar persentasenya. Andrinof ChaniagoDosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini adalah pendukung kuat pemindahan Ibukota. Andrinof yang mendalami kebijakan publik ini menyatakan, daya dukung Pulau Jawa khususnya Jakarta dan sekitarnya tak memadai lagi untuk Ibukota. Andrinof menyatakan, satu bom sosial siap meledak di Jakarta 20 tahun lagi. Kesenjangan sosial kian tajam, kriminalitas tinggi, taraf kesehatan menurun, dan gangguan jiwa meningkat. "Kalau tidak ada keputusan politik untuk pindah Ibukota, kita mungkin menghadapi ledakan sosial seperti Mei 1998," kata Andrinof pada Kamis 29 Juli 2010. Solusinya bagi Andrinof, Ibukota harus dipindahkan ke sebuah kota baru di Kalimantan. Yayat SupriyatnaPlanolog dari Universitas Trisakti, Jakarta, ini mendukung upaya pemindahan Ibukota dari Jakarta. Menurut Yayat, Jakarta tidak pernah disiapkan secara matang untuk menjadi Ibukota dengan skala sebesar sekarang. Dari sekadar kota perdagangan, kemudian harus menampung aktivitas pemerintahan dalam skala besar. Sebagai pusat pemerintahan, beban semakin bertambah dengan paradigma pemerintahan Orde Baru yang sentralistis. Pembangunan dirancang di Jakarta sehingga menjadi bias. "Kota ini lalu menjadi daya tarik yang besar bagi penduduk di luarnya," kata Yayat. "Ujung-ujungnya, apa-apa Jakarta, tidak terpikir mengembangkan daerah-daerah di sekitarnya." Dan beban berlebihan itu baru terasa dekade belakangan. Jakarta mengalami kemacetan, Jakarta kekurangan air bersih, namun di lain pihak kebanjiran di saat hujan sebentar. Lingkungan hijau juga tergerus oleh pemukiman. "Idealnya, penduduknya hanya 4 sampai 5 juta jiwa, setengah dari sekarang," kata Yayat. Menurut Yayat, solusinya Ibukota Pemerintahan dipindahkan namun bukan dengan membangun kota baru. Membangun kota baru, kata Yayat, membutuhkan dana yang sangat besar. Jakarta tetap menjadi Ibukota Negara, namun pemerintahan mulai diredistribusikan ke daerah-daerah. "Misalnya ke Jonggol, Karawang, Kalimantan," katanya. Haryo WinarsoPlanolog Institut Teknologi Bandung ini berpendapat bahwa pemindahan Ibukota jangan berdasarkan faktor Jakarta yang macet dan semrawut saja. Memindahkan Ibukota tidak serta merta menghilangkan segala masalah yang ada di Jakarta saat ini seperti kemacetan. Karena kalau alasannya untuk mengurangi kemacetan itu emosional, jangka pendek dan itu tidak benar, kata Haryo Winarso, Rabu 4 Agustus 2010. Menurutnya Ibukota tidak dapat pindah ke dalam lokasi berdekatan seperti Jonggol dan Karawang karena hal tersebut hanya akan memperpanjang kemacetan. Karena orang-orang yang terlibat pemerintahan tetap tinggal di Jakarta sehingga akan tetap macet, katanya. Jika Ibukota tetap berada di Jakarta maka solusinya adalah pemerintah harus menerapkan manajemen transportasi massal yang baik dan mengeluarkan kebijakan yang tidak populis seperti pembatasan kendaraan pribadi dan menaikkan tarif parkir. Jika transportasi massal telah baik dan adanya pembatasan kendaraan pribadi maka kemacetan dapat berkurang, hal ini telah diterapkan di negara-negara lain seperti Singapura, ujarnya. Sonny Harry B. HarmadiPakar demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini mendukung pemindahan Ibukota ke luar Jakarta dan bahkan ke luar Jawa. Sonny menilai, kepadatan penduduk dan pemusatan aktivitas yang terus meningkat di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menjadikan daerah ini tidak lagi ideal sebagai kandidat Ibukota baru Republik Indonesia. "Jabodetabek, bahkan seluruh Jawa, sudah terlalu penuh karena 55 persen penduduk Indonesia ini berdomisili di Jawa," kata Sonny dalam dialog bertajuk 'Urgensi Pemindahan Pusat Pemerintahan' di gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu 4 Agustus 2010. Jika pusat pemerintahan dipaksakan dipindah ke sekitar Jakarta, seperti Jonggol, Kabupaten Bogor, maka hal itu hanya akan bertahan dalam waktu pendek, bukan untuk jangka panjang. "Itu hanya memindahkan masalah ke tempat lain tanpa menyelesaikan masalahnya," kata Sonny. Oleh karena itu, ia menilai kota di luar Jawa lebih ideal sebagai Ibukota baru RI. Tata MutasyaTata Mutasya (Master bidang manajemen pembangunan Universitas Turin, Italia) ini mendukung pemindahan Ibukota sebagai cara meratakan pembangunan. Tata menyatakan, perlu ada kebijakan atas sentralisasi pembangunan di Jawa khususnya Jakarta yang sudah terjadi sejak era kolonial. M Jehansyah SiregarJehan (Doktor di bidang perencanaan kota Universitas Tokyo) ini mendukung pemindahan Ibukota. Namun, peneliti di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB ini menyatakan, memindahkan Ibukota diperlukan visi yang kuat yang disertai regulasi yang kuat setingkat Undang-Undang. Indonesia perlu meniru model regulasi yang diterapkan oleh Malaysia untuk membangun Putrajaya. Jika regulasi setingkat Undang-undang di Indonesia telah siap maka secara simultan langsung dibuat badan yang berkompeten untuk membangun Ibukota baru guna menghindari berbagai konflik dan spekulan.Menurut Jehan, tidak perlu membuka lahan baru untuk membangun Ibukota baru, melainkan cukup dengan melanjutkan pembangunan kota yang telah ada. Berdasarkan berbagai kajian yang telah ada, Kalimantan pulau yang telah siap secara infrastruktur dan secara geografis Kalimantan jauh dari pusat gempa dan gunung berapi.Kebijakan pemindahan Ibukota harus segera dilaksanakan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain. Menurut Jehansyah saat ini Indonesia telah tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Bahkan Ia memprediksi, Myanmar akan segera menyalip posisi Indonesia karena negeri itu telah lebih dahulu memindahkan Ibukota negara pada 2005 lalu.

D. FAKTOR PENYEBAB PEMINDAHAN IBUKOTA INDONESIAFaktor-faktor yang menyebabkan munculnya usulan pemindahan ibukota RI dari Jakarta menurut beberapa pakar diatas adalah sebagai berikut: Daya dukung Pulau Jawa khususnya Jakarta dan sekitarnya tak memadai lagi untuk Ibukota. Hal ini dikarenakan Jakarta tidak pernah disiapkan secara matang untuk menjadi Ibukota dengan skala sebesar sekarang, dari sekadar kota perdagangan. Beban fungsi pelayanan dan kelayakan Jakarta semakin tidak optimal terutama akibat penyimpangan penataan ruang. Urbanisasi yang sulit di kontrol dan cenderung meningkat. Diprediksi bom sosial siap meledak di Jakarta 20 tahun lagi. Kepadatan penduduk dan pemusatan aktivitas yang terus meningkat di kawasan Jabodetabek, menjadikan daerah ini tidak lagi ideal sebagai Ibukota Republik Indonesia. Kesenjangan sosial kian tajam, kriminalitas tinggi, taraf kesehatan menurun, gangguan jiwa meningkat. Kondisi infrastruktur dasar belum memadai, terutama air bersih. Jakarta kekurangan air bersih namun di lain pihak kebanjiran di saat musim hujan, lingkungan hijau juga terus tergerus oleh pemukiman. Kondisi jaringan drainase juga masih belum tertata dengan baik sehingga menyebabkan permasalahan banjir yang masi melanda Jakarta. Sentralisasi pembangunan di Jawa khususnya Jakarta yang sudah terjadi sejak era kolonial, padahal sudah tidak sesuai di era otonomi daerah. Jumlah masyarakat komuter terlalu tinggi. Jika Ibukota dipindahkan, angka komuter minimal akan berkurang seperempat. Jawa sudah padat, termasuk Jakarta. Susah dibuat menjadi kota nyaman. Jika ibukota di luar pulau jawa, akan tercipta perimbangan fungsi dan peranan. Memudahkan transformasi dan pengelolaan negara bila ibukota tempatnya persis di tengah. Ada dua kota yang persis di tengah, Makassar dan Banjarmasin.Berdasarkan pendapat ahli tersebut, kemudian dilakukan studi banding terhadap Malaysia yang telah berhasil melaksanakan pemindahan pusat pemerintahan ke Putrajaya. Beberapa pertimbangan yang dilakukan untuk melakukan studi banding terhadap Malaysia adalah kondisi permasalahan dan kondisi geografis yang hampir sama dengan Indonesia.E. PROFIL IBUKOTA NEGARA MALAYSIAKuala Lumpur merupakan kota terbesar di Malaysia sekaligus ibu kota negara. Pada tahun 1974, perencanaan Kuala Lumpur dikembangkan sebagai wilayah Pemerintahan Federal Malaysia. Wilayah Kuala Lumpur kemudia diperluas dari awalnya hanya 93 km2 menjadi 243 km2. Seiring perkembangannya, pertumbuhan penduduk di Kuala Lumpur memiliki tingkat yang cukup pesat, yakni 4,2% per tahun (Omar dan Leh, 2009). Kepadatan di Kuala Lumpur ini membuat berbagai permasalahan di pusat kota, antara lain kemacetan yang membuat kegiatan administratif pemerintahan menjadi tidak optimal.Salah satu dasar pemikiran dalam pemindahan pusat administratif pemerintahan dari Kuala Lumpur adalah untuk memastikan kualitas hidup serta lingkungan yang berkualitas untuk pusat pemerintahan yang baru. Letak pusat administratif pemerintahan yang jauh dari kepadatan Kuala Lumpur tidak hanya membantu untuk meringankan tekanan kebutuhan infrastruktur, tetapi juga dapat membantu pemenuhan kebutuhan lahan kantor pemerintahan di Kuala Lumpur. Dengan membangun pusat administratif pemerintahan di lokasi baru, pemerintah memiliki kesempatan untuk memiliki pusat kota baru yang terencana dengan fasilitas modern dan teknlogi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pemerintahan yang tidak terbatas (Siong, 2006).Ide pembentukan Pusat Administratif Pemerintahan Malaysia baru mulai direalisasikan pada tahun 1993. Terdapat enam kota disekitar Kuala Lumpur yang dipertimbangkan Pemerintah Malaysia sebagai pusat administratif pemerintahan baru yaitu Sepang Coastal Strip, North West Rawang, North Port Dickson, Bukit Tinggi Pahang, Kenaboi Plains, dan Perang Besar (sekarang bernama Putrajaya). Setelah melalui berbagai pertimbangan, dipilihlah Putrajaya sebagai lokasi Pusat Administratif Pemerintahan Malaysia yang baru. Pemilihan ini berdasarkan faktor:1. Keberadaan vegetasi alam dan bentuk lahan kota yang menarik untuk pengembangan.2. Kemudahan akses dengan jaringan transportasi utama (jalan raya, kereta api, pelabuhan, bandara).3. Minimalisasi gangguan terhadap lingkungan masyarakat setempat karena lokasi yang terpisah dengan permukiman.4. Biaya pembangunan infrastruktur dan pembebasan lahan yang relatif rendah.5. Lokasi strategis untuk meningkatkan pertumbuhan kawasan dikarenakan dekat dengan bandara internasional Malaysia (25 km dari KLCC dan 20 km dari KLIA).

Lokasi-lokasi yang dipertimbangkan menjadi pusat administratif pemerintahan Malaysia yang baruF. PROFIL PUSAT PEMERINTAHAN MALAYSIAPutrajaya merupakan sebuah wilayah yang sengaja dibentuk pemerintah Malaysia sebagai pusat administratif. Putrajaya merupakan wilayah dari Distrik Sepang, Negeri Selangor. Putrajaya memiliki area seluas 4.931 Ha dengan populasi penduduk sebanyak 86.000 jiwa (Department of Statistic Putrajaya, 2013).Putrajaya sebelumnya bernama Perang Besar. Penggantian nama menjadi Putrajaya adalah untuk menghormati dan mengenang perdana menteri pertama di Malaysia yaitu Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj. Putrajaya dahulu merupakan perkebunan kelapa sawit yang sangat luas. Setelah terpilihnya Putrajaya sebagai pusat administratif pemerintahan Malaysia yang baru, dilakukanlah pembebasan lahan pada perkebunan kelapa sawit tersebut.Pembangunan kawasan Putrajaya dimulai tahun 26 agustus 1995 setelah lahan milik kerajaan Selangor dibebaskan oleh pemerintah dengan total biaya pengembangan kawasan sebesar 20,09 miliar Ringgit. Pembangunan tahap pertama dilakukan tahun 1996-2000 dengan prioritas pembangunan adalah Kantor Perdana Menteri, Departemen Keuangan, dan instansi pemerintah yang tidak memiliki gedung sendiri di Kuala Lumpur. Tahap kedua adalah pemindahan seluruh kantor pemerintah dan pembangunan perumahan untuk seluruh pegawai pemerintah yang bekerja di Putrajaya yang berlangsung dari tahun 2000-2005. Pembangunan Putrajaya direncanakan selesai secara total pada tahun 2015.Putrajaya memiliki visi jangka panjang yang mengarah pada integrasi lingkungan kota yang menyatu dengan alam. Visi perencanaan pembangunan Putrajaya yakni Sustainable Putrajaya 2025. Adapun visi jangka pendek Putrajaya untuk tahun 2015 ialah Putrajaya akan menjadi pusat administratif pemerintahan yang dikelola dengan baik, bersemangat dan sejahtera untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi, rekreasi, dan spiritual penduduk, pekerja dan pengunjungnya.

G. KONSEP RENCANA PENGEMBANGAN PUTRAJAYAPada tahun 1994, pengembangan Putrajaya ditetapkan memiliki konsep Garden City. Berdasarkan konsep garden city, perencanaan Putrajaya pun disusun dengan memberikan penekanan pada pentingnya integrasi alam dengan lingkungan perkotaan dan keberlanjutannya. Berdasarkan Putrajaya Stucture Plan 2010, Putrajaya dalam 15 tahun kedepan diharapkan mampu bertransformasi dari garden city menjadi green city dan menjadikannya sebagai kota paling layak huni di Malaysia.Kota Putrajaya dibangun dengan filosofi Human to human, Human to nature serta Human to God. Human to human yang artinya pembangunan kota Putrajaya harus mencakup hubungan antara manusia dengan manusia. Maka di Putrajaya bukan hanya dibangun fasilitas perkantoran saja tapi juga dibangun perumahan-perumahan baik itu apartemen, townhouse, serta kondominium yang diperuntukkan hanya untuk pegawai-pegawai negeri mereka dengan fasilitas peminjaman yang sangat murah. Sehingga diharapkan pegawai negeri mereka tidak terlalu jauh dari tempat mereka bekerja, dan tidak ada alasan untuk terlambat masuk kerja dengan alasan macet di jalan.Sedangkan filosofi Human to nature adalah pembangunan kota ini tidak melupakan konsep pelestarian alam sekitar. Akan banyak didapati pohon-pohon di seluruh kota Putrajaya ini, sehingga membuat kota ini tidak menjadi gersang. Karena kota ini dibangun pada bekas perkebunan kelapa sawit maka suhu udara disekitar adalah sangat panas adanya, sehingga dibuatlah sebuah danau buatan yang mengelilingi kota Putrajaya. Asal tahu saja, danau buatan ini bebas dari sampah dan harus sesuai dengan standar ISO. hmm luar biasa bukan? Di kota ini juga dibangun sebuah taman botani yang ditanami sekitar 7000 species tanaman dari seluruh dunia yang diperuntukan bukan hanya khusus untuk pendidikan dan penelitian tetapi juga pariwisata.Sedangkan filosofi Human to God adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan. Agama utama di Malaysia adalah Islam. Sehingga prioritas utamanya adalah pembangunan mesjid raya yang diperuntukkan bagi umat muslim untuk bersembahyang dan berinteraksi antar sesama muslim. Mesjid raya ini dapat menampung sekitar 15.000 umat.Putrajaya dipromosikan sebagai kota taman yang modern, didesain dengan fasilitas lengkap sehingga membuat warganya tinggal dengan nyaman. Dibagi dalam 20 distrik yang berpusat di pulau utama yang disebut Dataran Putra, kota yang dirancang untuk ditinggali 320.000 orang ini memiliki fasilitas seperti perumahan, sekolah, pusat perbelanjaan, masjid, area parkir yang tersebar di seluruh kota yang terkoneksi dengan bus service baik dalam kota maupun keluar Putrajaya, food court, tempat rekreasi, bioskop, dan sebagainya. Sebagai kota taman, proporsi pengunaan lahan yang terbesar adalah untuk ruang terbuka sebesar 39,15% -di Indonesia, undang-undang mensyaratkan 30%-, selanjutnya adalah 14,42% untuk perumahan, 18,40% untuk jalan raya, dan ditambah dengan danau seluas 600 hektar.Berikut arahan perencanaan Putrajaya secara garis besar:1. Putrajaya dibentuk sebagai Central Bussines District (CBD) yang dibagi menjadi 1-5 wilayah inti dan 20 wilayah sekitar inti.2. 40% wilayahnya ditetapkan sebagai ruang terbuka hijau dan danau.3. Area RTH dan danau tersebut terjalin dengan perumahan, tempat kerja dan area komersial.4. Pembuatan danau buatan sebagai pengontrol iklim mikro serta sarana olahraga dan rekreasi.5. Lahan basah dibangun sebagai filtrasi alami dan habitat alami.6. 38 km sepanjang danau dan lahan basah, bangunan diarahkan berkonsep waterfront.7. Pembuatan 13 taman modern dengan tema dan fungsi yang berbeda.Berikut merupakan pembagian guna lahan di Putrajaya:

a) TransportasiSelain fasilitas bangunan yang lengkap, sebagai kota yang menjadi pusat administrasi negara diperlukan sistem transportasi yang baik sehingga sehingga mobilisasi dan koordinasi antar instansi pemerintah berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, otoritas Putrajaya membangun sistem transportasi yang terintegrasi, terdiri dari bus, kereta api, monorail, ditambah waterways yang didukung oleh 94,87 km jalan raya 4 lajur, 18,87 km rel kereta api, 18 km jalur monorail, serta 38 km waterfront.Gerbang masuk ke Putrajaya berada di Putrajaya Sentral yang merupakan tempat pemberhentian bus dan kereta api dari luar Putrajaya yang dapat dicapai dengan bus sekitar 30 menit dari KL maupun KLIA. Sebagai terminal utama, Putrajaya Sentral memiliki area parkir mobil pribadi dan area pakir bus yang sangat luas, karena semua jalur bus dan taksi yang beroperasi di Putrajaya berakhir di Putrajaya Sentral. Target pemerintah lokal adalah 70% beban arus lalu lintas di Putrajaya berasal dari transportasi publik. Sebagai usaha memenuhi target yang telah ditetapkan, terdapat 13 jalur bus dalam kota yang didukung 170 armada bus NGV (2008). Bus NGV adalah kendaraan hibrid yang ramah lingkungan. Dengan transportasi umum yang murah dan nyaman, terbukti, pada tahun 2008 tercatat 2,5 juta orang yang memanfaatkan bus sebagai alat transportasi utama.NGV Bus sebagai Alternatif Transportasi Umum dari Kuala Lumpur - PutrajayaUntuk meningkatkan kinerja transportasi umum, maka pada bualn maret tahun 2004, MTrans (perusahaan pengelola transportasi Putrajaya) merencanakan monorail sebagai alat transportasi baru di Purtajaya dengan 23 stasiun yang terletak dibawah tanah maupun elevated. Namun pada akhir tahun 2004, setelah menyelesaikan pembangunan 2 stasiun utama dan satu jalur monorail termasuk jembatan yang dapat dilewati monorail dan mobil, pembangunan monorail ditunda untuk menunggu perkembangan lebih lanjut Putrajaya.Selain bus dan monorail, terdapat juga taksi sebagai sarana transportasi, namun tarif taksi sangat jauh berbeda dengan tarif bus, sehingga taksi hanya digunakan pada keadaan darurat saja. Semetara angkutan kereta api hanya melayani rute luar kota yaitu KL-Putrajaya, PP dan Putrajaya KLIA, PP. Melengkapi transportasi darat yang sudah ada, di Putrajaya terdapat pula jalur transportasi air, namun alat tansportasi ini hanya diperuntukkan bagi keperluan wisata kepada turis yang mengunjungi Putrajaya.b) Pengelolaan Sumber Daya AirSistem pengelolaan sumber daya air di Putrajaya meliputi daerah tangkapan seluas 50,9 km2, 6 anak sungai, pulau-pulau buatan, yang bermuara di Danau Putajaya seluas 600 hektar dengan kapasitas simpanan sebesar 23,5 juta m3. Danau ini difungsikan sebagai penyeimbang suhu dan cadangan air bersih bagi Putarjaya. Badan air di Putrajaya dibagi menjai 6 zone yang masing-masing memiliki fungsi khusus. Zone 1 berada di daerah hulu yang difungsikan sebagai wetland yang bertujuan untuk menjaga kualitas air danau, penghijauan, rekreasi, sarana edukasi, dan yang terpenting adalah menahan air sehingga debit air yang mengalir ke danau tidak berlebihan. Zone 2 berada di bawah zone 1, terletak di sekitar dataran Putra yang berfungsi sebagai zone rekreasi terkawal. Pada zone ini rekreasi yang dapat dilakukan adalah berlayar di sekitar Masjid Putra, Jembatan Putra yang bergaya eropa, sampai Jembatan cable stayed Seri Wawasan. Zone yang lain difungsikan antara lain untuk zone pengendapan sedimen, zone yang terisi oleh banyak pulau-pulau kecil yang disebut cells. Sel-sel ini merupakan pulau-pulau buatan yang tersebar di seluruh zona daerah tangkapan.Pulau terbesar berukuran 50.9 hektar, sedangkan pulau terkecil berukuran 14,3 hektar. Sel-sel dengan ukuran besar ditanami dengan tumbuhan besar yang berfungsi sebagai pencegah erosi, penahan sedimen dan pemanen air hujan (rain harvesting). Selain itu juga ditanami tumbuh-tumbuhan yang cocok untuk habitat burung, serta hewan, baik hewan endemik maupun hewan yang sengaja didatangkan sehingga secara keseluruhan, sel-sel yang ada dikemas secara baik sebagai taman botani (botanical garden) yang menjadi sarana rekreasi dan edukasi masyarakat untuk selalu dekat dengan alam.Untuk sistem pencegahan banjir, sistem drainase Putrajaya tidak mengadopsi bentuk saluran drainase konvensional yang kaku. Sistem drainasi utama disembunyikan di dalam jaringan sungai buatan berbentuk acak yang menyebar ke seluruh sudut kota. Bentuk yang natural menjadikan jaringan drainase terlihat alami sehingga sesuai dengan konsep kota taman yang dianut Putrajaya.

Pembangunan yang terencana dengan baik menjadikan Putrajaya bukan saja menjadi pusat administrasi pemerintahan, namun dalam perkembangannya juga dijadikan sebagai objek wisata yang menarik banyak pengunjung. Banyak event-event pariwisata digelar sepanjang tahun. Hal ini tentu saja memberikan keuntungan ganda bagi pemerintah setempat. Disamping kegiatan pemerintahan dapat berjalan efektif dan efisien, banyaknya turis juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara, yang tentu saja akan menaikkan perekonomian rakyat. Proses pembangunan Putrajaya ini melibatkan beberapa stakeholder, antara lain: Perbadanan Putrajaya, utility company, project manager, dan kerjasama dengan perusahaan yang terkait lainnya (developer perumahan, konstruksi perkantoran, infrastruktur, dan lain-lain). Berikut merupakan skema stakeholder yang terlibat pada saat proses pembangunan Putrajaya.

H. ALTERNATIF PEMINDAHAN IBUKOTA INDONESIASalah satu alternatif terkuat dalam pemindahan ibukota RI adalah ke wilayah Kalimantan. Menurut Andrinof (2013), terdapat 15 alasan pemindahan ibukota RI dari Jakarta ke Kalimantan, yaitu sebagai berikut: Memudahkan penataan Jakarta dan kawasan mega-urban Jabodetabek Menghentikan pemborosan ekonomi akibat kemacetan yang menyedot dana puluhan triliun rupiah setiap tahun Menyelamatan lahan subur pertanian di Jawa dan menjaga konsistensi komitmen terhadap kebijakan ketahanan pangan nasional Menjadikan Indonesia memiliki kota publik kelas dunia untuk mendekati kesejajaran dengan negara-negara lain Mewujudkan rasa adil dan menghilangkan diskriminasi pembangunan antar wilayah di tataran nasional sebagai modal untuk memperkuat kembali rasa Satu Bangsa Memaksimalkan pemanfaatan potensi air dan sumber daya alam lainnya diKalimantanyang terbuang percuma, dengan konsep pemanfaatan yang berkelanjutan Membangunan anak tangga untuk mengefektifkan program percepatan pembangunan kawasan Timur Indonesia, daerah tertinggal, pulau-pulau terluar dan daerah perbatasan Menciptakan mesin penggerak keseimbangan antar-wilayah sebagai salah satu fondasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan yang diharapkan menjadi pendorong penyebaran pusat pertumbuhan Membawa berkah pada pemanfaatan potensi lahan menganggur seluas kurang lebih 12 juta hektare untuk membangun kota pusat pemerintahan dan kota-kota satelit dengan konsep green development dan bioregion Management. Menghentikan secara bertahap laju korban kecelakaan arus mudik di Jawa yang sudah hampir merenggut 1000 jiwa selama 14 hari pergerakan arus mudik Membangun jalan yang efektif untuk menghidupkan ekonomi maritim dan perikanan dengan mendekatkan kota pusat pemerintahan ke kawasan perairan yang memiliki potensi besar di sektor maritim dan perikanan Kalimantan Relatif berada di tengah Indonesia secara geografis, sekaligus tidak terlalu jauh dari kawasan pusat perekonomian nasional saat ini, sehingga mendukung usaha membangun multi-growth pole nasional yang diikuti multi growth pole wilayah untuk membangun perekonomian perekonomian nasional yang efisien Mendekatkan sumber bahan baku dan energi nasinal. KawasanKalimantan selama ini juga dikenal paling aman dari gempa bumi memperlihatkan konsistensi pemerintah dengan amanat rencana tata ruang wilayah nasional sudah sejak lama menekankan perlunya dekonsentrasi pembangunan di luar pulau Jawa.Sementara itu, beberapa wilayah di Kalimantan yang direkomendasikan sebagai ibukota RI adalah:1. PalangkarayaKota Palangka RayaatauPalangkarayaadalah sebuahkotasekaligus merupakanibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Dahulu dikenal denganPalangkaraja(1957-1972). Kota ini memiliki luas wilayah 2.400 km dan berpenduduk sebanyak 220.962 jiwa (Sensus 2010) dengan kepadatan penduduk rata-rata 92.067 jiwa tiap km. Sebelum otonomi daerah pada tahun 2001, Kota Palangka Raya hanya memiliki 2 kecamatan, yaitu:PahandutdanBukit Batu. Kini secara administratif, Kota Palangka Raya terdiri atas 5kecamatan, yakni:Pahandut,Jekan Raya,Bukit Batu,Sebangau, danRakumpit.Kota ini dibangun pada tahun1957(UU Darurat No. 10/1957 tentang Pembentukan DaerahSwatantraTingkat I Kalimantan Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepiSungai Kahayan. Palangka Raya merupakan kota dengan luas wilayah terbesar di Indonesia.Sebagian wilayahnya masih berupahutan, termasuk hutan lindung, konservasi alam serta Hutan Lindung Tangkiling.Dengan banyaknya kemacetan lalu lintas diJakarta, pada akhir bulan Juli dan awal Agustus 2010, muncul beberapa wacana untuk memindahkan Ibukota Indonesia ke Palangkaraya. Luas Palangkaraya setara 3,6 x luas Jakarta.Wacana pemindahan Ibukota atau pusat pemerintahan berkembang di setiap masa pemerintahan. Sejak era Presiden Soekarno,Soehartosampai terakhir PresidenSusilo Bambang Yudhoyono, wacana ini terus berkembang tanpa pernah direalisasikan. Dalam buku berjudul Soekarno & Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya karya Wijanarka, disebutkan bahwa Bung Karno 2 kali mengunjungi Palangkaraya untuk melihat langsung potensi kota itu menjadi pusat pemerintahan.Wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kota Palangkaraya juga pernah diungkapkan Presiden pertama RI Soekarno. Saat meresmikan Palangkaraya sebagai ibu kota Provinsi Kalteng pada1957, Soekarno ingin merancangnya menjadi ibu kota negara.

2. BanjarmasinKota Banjarmasin adalah salah satukotasekaligusibu kotadariprovinsiKalimantan Selatan, Indonesia. Kota Banjarmasin merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), sebagai Kota Pusat Pemerintahan (Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan) serta sebagai pintu gerbang nasional dan kota-kota pusat kegiatan ekonomi nasional. Juga merupakan kota penting di wilayah Kalimantan Selatan yang saat ini memiliki posisi yang sangat strategis secara geografis. Sudah selayaknya Kota Banjarmasin ditingkatkan statusnya menjadi Pusat Kegiatan Nasional di masa mendatang. Kota yang terpadatdiKalimantanini termasuk salah satukota besar di Indonesia, walau luasnya yang terkecil diKalimantan, yakni luasnya lebih kecil daripadaJakarta Barat. Kota yang dijulukikota seribu sungaiini merupakan sebuah kota delta atau kota kepulauan sebab terdiri dari sedikitnya 25 buah pulau kecil (delta) yang merupakan bagian-bagian kota yang dipisahkan oleh sungai-sungai diantaranyapulau Tatas,pulau Kelayan,pulau Rantauan Keliling, pulau Insan dan lain-lain.Menurut Mochtar (2011), ibukota negara idealnya berada ditengah-tengah negara secara geografis, dalam hal ini adalah Banjarmasin dan Makassar. Namun, Makassar sudah menjadi kota industri/perdagangan untuk Indonesia Timur. Biarlah Makassar dipacu dengan fungsi itu. Karena itu, Banjarmasin adalah yang tepat menjadi ibukota negara.

3. PontianakKota PontianakadalahibukotaprovinsiKalimantan Barat,Indonesia. Kota ini dikenal sebagai KotaKhatulistiwakarena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapatTugu Khatulistiwayang dibangun pada tempat yang dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu, Kota Pontianak juga dilaluiSungai Kapuas, sungai terpanjang diIndonesiadanSungai Landak. Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang membelah kota disimbolkan di dalam logo Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah 107,82 km2.

4. BalikpapanBalikpapanadalah salah satukotadiKalimantan Timur(Kaltim),Indonesia. Balikpapan memiliki penduduk sebanyak 701.066 jiwa (sensus 2010), yang merupakan 22% dari keseluruhan penduduk Kaltim. Balikpapan merupakan kota dengan biaya hidup termahal se-Indonesia. Logodari kota yang sering disebut Kota Minyak (Banua Patra) dan Bumi Manuntung ini adalahberuang madu, maskot Balikpapan yang mulai di ambang kepunahan. Nama asli Balikpapan adalah Billipapan atau Balikkappan (logat Banjar).Menurut Awang Faroek (2013), Kalimantan timur memiliki posisi yang sangat strategis dengan berada tepat di tengah-tengah kepulauan Indonesia.Posisi itu relatif dekat dicapai dari Indonesia timur maupun Indonesia Barat dan akan semakin dekat dengan membaiknya infrastruktur dan sarana prasarana. Balikpapan sebagai ibukota Kalimantan Timur memiliki pelabuhan laut dan bandara yang sangat representatif, yakni pelabuhan peti kemas yang berada tepat di Alur Laut Kepulauan Indonesia II yang merupakan alur laut ekonomi berikutnya dari Indonesia; serta Bandara Sepinggan yang berkelas dunia yang sanggup melayani 10 juta penumpang/tahun.Infrastruktur lain seperti jalan tol, juga tengah dibangun. Jalan itu akan memangkas jarak antara Balikpapan-Samarinda menjadi hanya 60 menit. Jalan tol kelak juga akan dibangun hingga Sangatta di Kutai Timur, lima jam perjalanan darat dari Balikpapan.Bila ibukota negara dipindahkan ke Balikpapan, model pembagian peran kota-kota seperti di Amerika Serikat bisa jadi contoh fungsi ibukota negara. Kota yang menjadi ibukota negara seperti Washington DC, hanyalah menjadi kota pemerintahan, sementara kota seperti New York di Pantai Timur, atau San Francisco dan Los Angeles di Pantai Barat menjadi pusat perdagangan dan perekonomian.

5. JonggolJonggoladalah sebuahkecamatandiKabupaten Bogor,ProvinsiJawa Barat, Jonggol merupakan Kecamatan di Kabupaten Bogor, dikenal dengan wilayah penghasil buah Rambutan dan Durian. Selain itu kota ini erat dikaitkan denganPresidenIndonesiaKe-2Soeharto, karena dulu dia pernah mewacanakan agar Proyek Jonggol kota terpadu dilaksanakan namun proyek itu tenggelam bersamaan denganKrisis Moneter1998 disusul lengsernya Rezim Soeharto dan akhirnya proyek tersebut menggantung hingga saat ini. Daerah ini langsung berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bekasi. Kecamatan Jonggol, kecamatan ini direncanakan masuk ke wilayahKabupaten Bogor Timur.Sejak tanggal 17 September 2005, Jonggol menjadi penghargaan bagi 6 kecamatan di wilayah kabupaten Bogor bagian Timur. Kecamatan Jonggol menjadi salah satu kandidat calon Ibukota olehPresidenSoeharto. Sebagian besar tanah di Jonggol masih di Kuasai oleh Keluarga Cendana sepertiSigit Harjojudanto,Bambang Trihatmodjo&Hutomo Mandala Putradan beberapa pengusaha sepertiCiputradanPrajogo Pangestutaipan kayu asalKebumen.

6. KarawangKabupaten Karawangadalah sebuahkabupatendiProvinsiJawa Barat,Indonesia. Ibukotanya adalah Karawang. Kabupaten ini berbatasan denganKabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogordi barat,Laut Jawadi utara,Kabupaten Subangdi timur,Kabupaten Purwakartadi tenggara, sertaKabupaten Cianjurdi selatan ini memiliki luas wilayah 1.737,53 km2, dengan jumlah penduduk 2.125.234 jiwa (sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1.223 jiwa per km2.Menurut Moertiyah (2010), alternatif pilihan Ibukota adalah Karawang, Jawa Barat. Alasannya, karena tidak terlalu jauh dari Jakarta, sehingga antara pusat pemerintahan dan pusat perekonomian, jaraknya tidak berjauhan. Kondisi tanah di Karawang juga cenderung datar dan letaknya dekat dengan pesisir pantai, Jadi lebih sesuai untuk dijadikan Ibukota.

7. PalembangKota Palembangadalah ibu kota provinsiSumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua diSumaterasetelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 kmyang dihuni 1,7 juta orang dengan kepadatan penduduk 4.800 per km. Diprediksikan pada tahun2030mendatang Kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang.Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malayapadaabad ke-9juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkanprasasti Kedukan Bukityang ditemukan diBukit Siguntangsebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal17 Juni688Masehi, menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua diIndonesia. Didunia Barat, kota Palembang juga dijulukiVenice of the East(Venesia dari Timur).Wacana untuk memindahkan ibukota negara ke luar Jakarta terus bergulir. Palembang juga patut dipertimbangkan sebagai pengganti Jakarta. Menurut Harun (2007), Palembang siap sebagai alternatif ibukota Indonesia, sebagai pengganti Jakarta. Kondisi Palembang aman, baik alam maupun manusianya. Namun semua tergantung pertimbangan pemerintah pusat, apabila dianggap Jakarta memang sudah tidak pantas lagi menjadi ibukota.I. PEMBAHASANJ. KESIMPULAN

Sekarang ini Jakarta menjalankan tiga fungsi. Yaitu kota pemerintahan, kota bisnis, dan kota wisata. Ketiga fungsi tersebut sebaiknya tidak disatukan karena masing-masing memiliki kebutuhan dan karakteristik tersendiri," kata Hamdani (Ketua Bidang Sumber Daya Alam Kawasan Tengah) di Depok, Selasa 21 Januari 2014.Sebaiknya pusat pemerintahan dipindahkan saja ke luar Jawa. Jawa ini sudah terbebani," kata Marzuki (Ketua DPR RI) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2014)"Persoalannya bukan sekadar pemindahan ibu kota tapi ketaatan pada undang-undang tata ruang dan tata lingkungan. Lagipula, Palangkaraya saat ini juga bermasalah dalam hal tata ruang dan tata lingkungan terkait penambangan batubara dan penggundulan hutan," kata Edward (Pakar Planologi dan Tata Kota Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam rilisnya, Selasa (21/1/2014).Semua pihak tentu tidak ingin kondisi penataan kota di Jakarta yang amburadul diduplikasi kembali di kota lain. Kita juga tidak menginginkan apabila rencana pemindahan ibukota negara disebabkan karena masalah kota Jakarta yang sudah semakin parah. Pemikiran seperti ini bersifat emosional dan hasil yang akan terlihat bersifat jangka pendek, 20 atau 50 tahun kemudian kota baru ini akan kembali seperti Jakarta.Sekiranya rencana pemindahan ibukota negara di kota Palangkaraya (misalnya) perlu kita kaji kembali. Jika memang harus dilaksanakan harapan saya adalah masyarakat sudah siap dengan pembangunan yang akan dipersiapkan di daerah mereka. Bukan kota yang membentuk perilaku warga kotanya. Melainkan budaya masyarakat setempat yang telah matang untuk menyambut pembangunan berkelanjutan sudah berjalan dan menjadi gaya hidup masyarakat setempat. Bukan lagi pembangunan yang membentuk perilaku warga kota. Tradisi dan nilai budaya menjadi faktor utama dalam mendukung kesuksesan pembangunan kota kita, buktinya Tokyo merupakan kota terpadat di dunia namun kualitas lingkungan hidup masih terpelihara. Karena didukung dengan tradisi dan budaya warga Tokyo. Konsistensi masyarakat Tokyo yang mereka jaga adalah kedisplinan yang tinggi. Dalam kehidupan sehari-hari mereka sudah menjadikan kedisiplinan sebagai bagian dari hidup dan ini berdampak pada sikap mereka dalam memelihara lingkungan dan kota.Rencana pemindahan ibukota negara harus dipersiapkan dengan matang, permasalahan kota-kota lain di Indonesia serta negara-negara lain sudah seharusnya menjadi pengetahuan bersama seluruh warga kota. pemerintah juga sudah mengantisipasi lonjakan dan ledakan penduduk yang terjadi 20 50 tahun kemudian. Menyiapkan transportasi massal, serta sistem pembangunan kota yang dinilai berkelanjutan telah kita pahami betul dengan baik. Jika masyarakat yang kita bangun terlebih dahulu saya meyakini permasalahan kota dapat kita selesaikan. Bagaimana membangun kota yang bersahabat agar warga kota mencintai kotanya sendiri. Masalah kota Jakarta dapat diatasi apabila fungsi pengelolaan kepadatan penduduk bisa dilaksanakan, dan lagi manajemen transportasi publik diperbaharui, soal mobil murah, hanya akan menambah daftar masalah transportasi di Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memulai pembangunan kereta bawah tanah (subway) dan MRT Jakarta pada Tahun 2013. Subway jalurLebak Bulushingga Bundaran Hotel Indonesia sepanjang 15km ditargetkan beroperasi pada 2017. Jalur kereta monorel juga sedang dipersiapkan melayani jalur Semanggi - Roxy yang dibiayai swasta dan jalur Kuningan - Cawang - Bekasi - Bandara Soekarno Hatta yang dibiayai pemerintah pusat. Untuk lintasan kereta api, pemerintah pusat sedang menyiapkandouble trackpada jalur lintasan kereta api ManggaraiCikarang. Selain itu juga, saat ini sedang dibangun jalur kereta api dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng.

Purnama, R. Ratna (2014). Banjir, Isu Pemindahan Ibu Kota Kembali Muncul. http://nasional.sindonews.com/read/828815/12/banjir-isu-pemindahan-ibu-kota-kembali-muncul-1390337311. Diakses 13 Februari 2015Kurniawan, Haris (2014). Banjir, Marzuki Desak Ibu Kota Pindah. http://nasional.sindonews.com/read/826124/12/banjir-marzuki-desak-ibu-kota-pindah-1389600123. Diakses 13 Februari 2015Purnama, R. Ratna (2014). Jakarta Kebanjiran, Pindah Ibu Kota Bukan Solusi. http://nasional.sindonews.com/read/828533/15/jakarta-kebanjiran-pindah-ibu-kota-bukan-solusi-1390282786. Diakses 13 Februari 2015Purnamasari, Ratih (2013). Sudah Matangkah Rencana Relokasi Ibu Kota Negara? http://jakarta.kompasiana.com/fasilitas-umum/2013/09/28/sudang-matangkah-rencana-relokasi-ibukota-negara-593798.html. Diakses 13 Februari 2015Amri, Arfi Bambani. Pendapat Tujuh Pakar Soal Pemindahan Ibu Kota. http://politik.news.viva.co.id/news/read/169177-pendapat-tujuh-pakar-soal-pemindahan-ibukota. Diakses 13 Februari 2015http://forum.kompas.com/nasional/230819-6-kota-yang-pernah-dimunculkan-jadi-pengganti-ibu-kota.htmlSetiawan, Daniel (2013). Belajar dari Malaysia Untuk Memindahkan Ibu Kota Pemerintahan. http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/10/17/belajar-dari-malaysia-memindahkan-ibukota-pemerintahan-602222.html. Diakses 20 Februari 2015Anonim (2010). Putrajaya, Kota yang Berwawasan Lingkungan. https://sipil2006.wordpress.com/2010/12/16/putrajaya-%E2%80%9Ckota-yang-berwawasan-lingkungan%E2%80%9D/. Diakses 20 Februari 2015(Worldstepper-daworldisntenough.blogspot.com)