ekskursi tambang 2013 (bab 2)

24
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Profil Perusahaan PT Berau Coal merupakan anak perusahan dari PT Berau Coal Power Tbk yang bergerang di bidang energy. Secara administratif Perjanjian Karya Pengusaha Batubara (PKP2B) PT Berau Coal terletak di kecamatan Tabur, Segah, Teluk Bayur, Tanjung Redeb, dan Sambaliung di Kab Berau, Prov Kalimantan Timur. Dan secara geografis terletak pada koordinat 117 o 7’48” - 117 o 38’18” Bujur Timur (BT) dan 1 o 52’24” - 2 o 25’6” LS dengan luas keseluruhan sebesar 118.400 Ha. Wilayah produksi PT berau coal terbagi menjadi 3 wilayah, yaitu Lati yang mulai berproduksi sejak tahun 1994, Binungan dari tahun 1995, dan sambarata pada tahun 2001. Sedangkan wilyah yang masih berada pada tahapan eksplorasi juga ada 3, yaitu Kelay (binungan 8, 9, 10), Punan, dan Gurimbang. 5

Upload: muh-mizanul-haq

Post on 10-Aug-2015

187 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

bab 2 Ekskursi Tambang 2010

TRANSCRIPT

Page 1: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan

PT Berau Coal merupakan anak perusahan dari PT Berau Coal Power

Tbk yang bergerang di bidang energy. Secara administratif Perjanjian

Karya Pengusaha Batubara (PKP2B) PT Berau Coal terletak di kecamatan

Tabur, Segah, Teluk Bayur, Tanjung Redeb, dan Sambaliung di Kab

Berau, Prov Kalimantan Timur. Dan secara geografis terletak pada

koordinat 117o7’48” - 117o38’18” Bujur Timur (BT) dan 1o52’24” -

2o25’6” LS dengan luas keseluruhan sebesar 118.400 Ha.

Wilayah produksi PT berau coal terbagi menjadi 3 wilayah, yaitu Lati

yang mulai berproduksi sejak tahun 1994, Binungan dari tahun 1995,

dan sambarata pada tahun 2001. Sedangkan wilyah yang masih berada

pada tahapan eksplorasi juga ada 3, yaitu Kelay (binungan 8, 9, 10),

Punan, dan Gurimbang.

Gambar 2.1 Peta lokasi PK2PB PT Berau Coal

5

Page 2: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

6

2.2 Kegiatan Ekskursi

2.2.1 Materi Dikelas

a. Geology and Exploration Dept.

1. Operating system Geology and Exploration dept.

Gambar 2.2 Diagram yang menunjukkan sistem operasi

dapertemen Geologi dan eksplorasi PT berau Coal

b. Geologi dalam Gambar

Page 3: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

7

Gambar 2.3 Kiri: Proses Pemboran; Kanan: proses pemindahan

unit bor

Gambar 2.4 Kiri: Proses Geofisika Loging; Tengah : Perekaman

geodisika logging; kanan : pemetaan geologi

b. Geothecnic Hydrology management System organization

strategy

1. PIT TERMINOLOGY

Tujuan – Untuk menyamakan persepsi dan consistent dalam

menggunakan istilah istilah dalam sistem penambangan di wilayah

tambang PT Berau Coal.

Highwall - Sisi dinding tambang yang digali tegak lurus

terhadap lereng untuk tujuan pengambilan batubara. “is the

advancing excavated rock slope” (ACG, Unearthing Black Gold).

Lowwall - Sisi lereng tambang yang berlawanan arah dengan

high wall, umumnya sejajar dengan kemiringan batuan..

Page 4: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

8

End / side wall - Sisi dinding tambang sebagai batas akhir

dari sisi low wall/high wall dari suatu pit.

Stripping – pengupasan overburden.

Dumping – kegiatan menempatkan OB yang sudah dikupas

ketempat penampungan OB (ACG).

Windrow / bund - is a line of heaped waste, which acts as a

physical barrier. It is used to separate people or equipment from

hazardous situations (ACG)

Toe Undercut - Pemotongan / penggalian pada kaki lereng

sehingga secara sengaja atau tidak telah menyebabkan perubahan

geometri lereng dan cenderung menjadi tidak stabil.

Bedding undercut - Perencanaan dan pembuatan lereng

tambang low wall dengan kemiringan lereng cenderung lebih terjal

dari kemiringan lapisan batuan.

Cut back - Pemotongan mundur / perencanaan ulang (re-

design) dari suatu lereng dinding tambang yang sudah ada untuk

membuat kondisi lereng yang lebih stabil.

Overburden - Tanah penutup yang terdapat di atas lapisan

batubara dan menjadi material buangan (waste / spoil).

Interburden - Overburden yang terdapat diantara dua lapisan

batubara.

Bench – area datar pada pit di mana kegiatan penambangan

berlangsung (ACG).

Berm – bench yang tidak digunakan lagi, bias jadi karena

longsiran batu (ACG).

Page 5: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

9

Batter - is a sloping section of a pit wall. Each batter has a

toe and a crest (ACG).

Pit Slope - is the overall slope made up of one or more

batters separated by benches or berms (ACG).

Weathering – adalah tingkat pelapukan dari suatu batuan

terhadap pengaruh cuaca yang umumnya didasarkan pada

perubahan fisik batuan (warna dan kekuatan batuan).

2. RISK & OPPORTUNITY

Resiko didefinisikan sebagai kombinasi dari kemungkinan suatu

kejadian berbahaya terjadi atau terpapar keadaan berbahaya dan

keparahan dari cidera atau gangguan kesehatan yang disebabkan

oleh kejadian berbahaya atau paparan dari keadaan berbahaya.

bahaya menurut OHSAS 18001:2007 adalah sumber, situasi

atau tindakan yang menyebabkan kerugian bagi manusia, baik

yang bisa menyebabkan luka-luka, gangguan kesehatan ataupun

kombinasi dari keduanya.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu sendiri menurut OHSAS

18001:2007 dapat diartikan sebagai suatu kondisi dan faktor yang

mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan

kesehatan pekerja, termasuk di dalamnya adalah para pekerja

kontrak dan kontraktor, tamu dan juga orang lain yang ada di

tempat kerja.

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3),

sesuai Permenaker No. PER.05/MEN/1996 dan juga OHSAS

18001:2007 dapat disimpulkan bahwa, SMK3 adalah suatu sistem

manajemen yang terintegrasi untuk menjalankan dan

mengembangkan kebijakan K3 yang telah ditetapkan oleh

Page 6: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

10

organisasi serta menanggulangi resiko bahaya yang mungkin

terjadi di organisasi tersebut.

Risk assesment, proses evaluasi terhadap munculnya resiko

dari bahaya, dengan mempertimbangkan kontrol yang ada dan

memutuskan apakah resiko dapat diterima atau tidak (OHSAS

18001).

Hierarchy Risk Control:

1. Eliminasi – yaitu menghilangkan potensi bahaya secara

langsung.

2. Substitusi – yaitu mengganti pekerjaan / proses / alat dengan

yang memiliki nilai resiko lebih kecil.

3. Engineering control – yaitu dengan pengendalian rekayasa,

contoh: penggunaan guarding machine dan sebagainya.

4. Administrative control – yaitu pengendalian resiko secara

administratif, contoh: penggunaan dokumen kerja, training

dsb.

5. Alat Pelindung Diri – yaitu penggunaan alat pelindung diri

ketika melakukan pekerjaan, contoh: penggunaan safety

helmet, safety glasses dan sebagainya.

C. Planning dan Operasi Penambangan Batubara PT Berau Coa

a. Pembagian Kerja

Page 7: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

11

b. Mine Plan

kegiatan mine plan PT Berau Coal antara lain pembuatan layout

tambang menghitung Pit Limit dan cadangan, menentukan Metode

penambangan yang akan digunakan, strategi pengembangan tambang,

mendesain tambang, mengatur jadwal kegiatan penambangan dan

memilih peralatan yang digunakan. Selain itu pemilihan manajemen air

dan infrasturktur penambangan juga bagian dari mine plan.

Pembuatan perencanaan tambang meliputi pembuatan desain

waste dump dan jalan, pengairan pit, dan penjadwalan peroduksi. Selain

itu ada beberapa hal yang harus atur seperti urutan penambangan

block-strip-elevasi, urutan pembuangan waste. Jarak angkut dan kualitas

batubara juga perlu diperhitungkan. Selain itu Reklamasi dan penutupan

tambang juga harus direncanakan.

Page 8: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

12

Gambar 2.5 Contoh Block area, Block 3d, dan Block Ranking

1. BESR & Pit Limit

BESR adalah batas minimum dimana batubara

menguntungkan ditambang. Atau bisa dikatakan saat harga

perton batubara sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk

menambang batubara tersebut. Biaya biaya yang dihitung antara

lain adalah biaya investasi, konstruksi, pengapalan, pengolahan,

royalti, pengangkutan batubara, juga biaya pengupasan

Overburden.

Page 9: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

13

Gamar 2.6 Desain pit dan layout Blok C7

2. Dewatering (meminimalkan air masuk dan mengeluarkan air

dari dalam Pit)

Dewatering dilakukan dengan membuat saluran-saluran air

disekliling pit, membuat kolam penampungan air di dalam pit,

penambangan diusahakan tidak memotong aliran air, dibuat

dibuat urutan penambangan Multi Bench ( Area dibuat di atas

drainase dan di bawah dreainase) atau bisa juga dengan

memompa air keluar dari Sump.

Page 10: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

14

Gambar 2.7 Kiri: Kolam Penampungan Air PT Berau Coal; Kanan:

Desain Pemompaan air Dari Sump.

3. Cadangan & kualitas batubara

Gambar 2.8 Table jumlah cadangan dan kualitas batubara PT

Berau Coal

Penggalian dan Penimbuan batuan penutup

Page 11: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

15

Kegiatan OB removal dilakukan sesuai dengan rencana kerja

dan keajuan penambangan

OB yang diambil akan dibawa menuju lokasi disposal yang

telah ditentukan untuk didumping

OB yang diambil sudah di dumping lansung dilakukan

recounturing dengan menggunaan dozer

System drainase dan air limpasan dari lokasi disposal akan

menuju ke settling pond yang merupakan titik penataan

Dilakukan analisa batuan PAF/NAF untuk mengetahui jenis

OB yang akan di dumping di disposal

Tinggi maksimal 10 meter dan kemiringan disposal

maksimal 25o

Gambar 2.9 Proses Pemindahan overburden

4. Coal Getting

Coal Getting dilakukan sesuai dengan rencana kerja dan target

produksi yang telah ditentukan

Page 12: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

16

Gambar 2.10 Skema penambangan batubara PT Berau Coal

5. Coal Transport PT Berau Coal

Gambar 2.11 Peta jalur Transportasi Batubara

Page 13: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

17

6. Brand & Market

PARAMETER UNIT MAHONI MAHONI-B AGATHIS

SUNGKAI

Calorific Value (ARB) Kcal/kg 5,500 5,300 5,100

5,000

Calorific Vakue (ADB) Kcal/kg 5,800 5,750 5,650

5,500

Total Moisture (ARB) % 18.0 22.5 25.0 26.0

Inherent Moisture % 13.5 16.0 17.0 18.0

(ADB)

Ash Content (ADB) % 5.0 5.0 5.0 5.0

Total Sulphur (ADB) % 0,8 0,9 0,9 1.0

Gambar 2.12 Jalur Pasokan Batubara PT Berau Coal

Page 14: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

18

7. Reklamasi Pasca Tambang

Gambar 2.13 Alur Proses Reklamasi PT Berau Coal

8. Rona Akhir Tambang

Zonasi Lahan Pasca Tambang

Intensive zone

areal yang akan dikelola pada saat proses penambangan selesai. Kegiatan penyesuaian akhir, pembentukkan disposal, pola drainase, recontouring dan revegetasi areal dengan tahapan kegiatan sesuai dengan pola revegetasi. Peningkatan kualitas lahan pada Intensive zone ke depannya dapat dijadikan sebagai interest zone maupun buffer zone, tergantung dengan peruntukkan lahan pasca tambang.

Page 15: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

19

Interest zone areal yang akan dikelola sebagai model reklamasi areal pasca tambang. Interest zone merupakan areal KBNK (Kawasan Budidaya Non Kehutanan) yang aksesnya dekat dengan masyarakat dan berada di luar kawasan pinjam pakai, kalaupun areal tersebut masuk ke dalam areal pinjam pakai, biasanya berupa infrastruktur seperti bangunan dan jalan.

Buffer zone areal yang akan dijadikan menjadi kawasan berhutan pada kawasan KBNK dan KBK dan atau kawasan pinjam pakai, dimana tanaman kehutanan akan mendominasi areal ini. Buffer zone sebagai kawasan penyangga dengan kawasan kehutanan, diharapkan dapat mengembalikan fungsi hutan dengan keanekaragaman flora maupun fauna.

Rencana tata guna akhir lahan pasca tambang selain mengacu pada peraturan pemerintah (perjanjian pinjam pakai), juga mengacu pada rencana tata ruang wilayah kabupaten (RTRWK) disesuaikan dengan kondisi setiap lokasi, antara lain :

Area Agro WisataArea PemukimanArea PeternakanArea Kebun Tanaman KerasArea Hutan ProduktifArea Danau / Sumber AirArea PelabuhanPrasarana jalan

D. Be Gems (Berau Coal Green Mining System)

Be Gems adalah program yang dilaksanakan PT Berau Coal

dalam melaksalakan system penambangan yang ramah

lingkungan. Sistem input dari program Begems adalah

berdasarkan Internasional Standad OSO 14001 dan OHSAS

18001 dengan regulasi UU, PP, KEPMEN, PERDA dll, juga

mengambil dari beberapa requirement seperti persayaratan

asosias, international code dan lain lain.

Page 16: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

20

Dalam melaksanakan Be Gems ada sirkulasi kegiatan yang

dilakukan yaitu:

1. Plan, merencanakan, mengidentifikasi aspek lingkungan dan

membuat tujuan.

2. Do, melaksanakan, termasuk pelatihan dan kontrol

oprasional.

3. Check, memeriksa, termasuk mengawasi dan memperbaiki

kesalahan.

4. Act, melihat kembali, termasuk mengkaji kemajuan dan

bertindak untuk perubahan yang dibutuhkan

2.2.2 Hari kedua

Pada hari kedua kegiatan yang dilakukan ialah kunjungan lapagan

pada salah satu site dari PT. Berau Coal Tbk yaitu pada daerah

binungan. Dari kantor PT. Berau Coal yang diawali dengan kunjungan

pada daerah Binungan. Site binungan dapat di tempuh menggunakan

speedboat dengan waktu tempuh 45 menit. Di binungan mine office

kami menerima pengarahan mengenai K3.

Page 17: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

21

Gambar 2.13 Perjalanan menuju lokasi kegiatan eksplorasi.

Dari binungan mine office kami melanjutkan perjalanan ke

binungan blok 8 dimana sedang dilakukan kegiatan eksplorasi tambang.

Kegiatan eksplorasi di blok 8 menggunakan metode full coring

menggunakan alat bor hidrolik rotary dengan mata bor yang digunakan

berjenis intan tungstone. Target daripada pengeboran ini adalah 250

meter, tetapi sudah didapatkan lapisan batubara dengan ketebalan 19

meter dengan kemiringan sekitar 45o. tujuan dari pengeboran ini adalah

untuk mendapatkan data batuan, sample batubara, dan data keasaman.

Batubara pada daerah ini masih termasuk dari formasi latih yang

merupakan salah satu site penambangan milik PT berau coal.

Page 18: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

22

Gambar 2.14 Mesin bor yang digunakan untuk pengeboran.

Page 19: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

23

Gambar 2.15 Pengeluran core dari core bard

Gambar 2.16 Core di beri kode berdasarkan kedalaman

Setelah dari lokasi eksplorasi kami menuju ke front penambangan

Binungan site C7. Di sana kami menyaksikan secara langsung kegiatan

Page 20: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

24

peledakan dan bentuk pit. Di sini juga kami diberi tahu bahwa terdapat

beberapa lapisan batubara, dan ada dua lapisan yang cuku tebal yaitu E

lower dan E upper yang masing-masing memiliki ketebalan 5 meter

dengan dip 24o. Kualitas batubara pada site C7 iyalah subbituminous

dengn kalori 5500-5600 adb dengan kandungan pengotor sulfur 0,4%,

dan sodium 0,1% - 0,14%

Gambar 2.17 Situasi penambangan di site C7

Page 21: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

25

Gambar 2.18 Foto saat kegiatan peledakan

Setelah dari site C7 perjalanan di lanjutkan menuju stockpile. Di

stockpile terdapat crusher yang meresize batubara menjadi ukuran yang

diinginkan oleh pembeli kemudian di letakkan di stockpile. Setelah dari

stockpile kami istirahat di kantin yang berada di dekat stockpile.

Gambar 2.19 Crusher yang digunakan PT Berau Coal untuk

mereduksi ukuran batubara

Setelah beristirahat kami melanjutkan perjalanan menuju

stockpile Suaran di kilometer 28. Pada daerah ini teradat juga mesin

crusher dengan bonkahan maskimal 4 cm yang kemudian dibawah

menggunakan belt conveyer sepanjang 2 km menuju area loading ke

kapal tongkang.

Page 22: Ekskursi Tambang 2013 (Bab 2)

26

Gambar 2.20 Crusher di km 28 Suaran

Gambar 2.21 Situasi loading batubara ke kapal tongkang