tugas baru

Upload: funday-dootchom

Post on 19-Jul-2015

240 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL 4-D (FOUR D MODEL) BERPENGARUH POSITIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN PENGENDALI ELEKTROMEKANIK KELAS XII SMK NEGERI 7 SURABAYA

Metode Penelitian

Page 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan. Itulah sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandum dan animal educandus, yaitu sebagai makhluk yang dididik dan makhuk yang mendidik. Manusia adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik terhadap dirinya sendiri maupun yang dilakukan terhadap orang lain (Sukardjo, 2009:1). Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks sosio budaya. Oleh karena itu, setiap masyarakat pluralistik di zaman modern senantiasa menyiapkan warganya yang terpilih sebagai pendidik bagi kelanjutan regenerasi masyarakat yang bersangkutan. Pada sisi inilah diperlukan pendidikan untuk meningkatkan harkat dan kepribadian individu agar menjadi manusia yang lebih cerdas. Itulah sebabnya, Unesco mencanangkan konsep long life education. Begitu pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan, Islam menegaskan untuk mencari ilmu sejak di buaian sampai liang lahat, jauh sebelum konsep long life ducation-nya Unesco. Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menyebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 juga menyebutkan tentang fungsi pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,Metode Penelitian Page 2

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Singkatnya, pendidikan nasional ingin membentuk manusia Indonesia yang utuh insan kamil, yaitu yang beriman, berakhlak mulia, sehat jasmani-rohani, cerdas, kreatif, mandiri, demokratis, dan dengan penuh tanggung jawab ikut peduli meningkatkan kesejahteraan bangsa. Menyadari bahwa pendidikan menjadi tulang punggung bagi pembentukan manusia seutuhnya, maka peran pendidikan tentunya tidak bisa diabaikan begitu saja. Berbagai upaya untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan harus menjadi prioritas. Indonesia sebagai negara berkembang sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberi sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesejahteraan bangsa pada umumnya. Upaya perbaikan kualitas pendidikan di Indonesi sampai saat ini terus dilakukan. ketika mutu pendidikan dipertanyakan (banyaknya pengangguran, buruknya perilaku remaja, menjamurnya tindak kriminalitas dan korupsi), segala kesalahan tertuju pada guru, yang secara formal mempunyai tugas mengajar dan mendidik. Padahal intensitas interaksi guru dengan siswa hanya sekitar tujuh jam per hari. Dan selebihnya sekitar 17 jam dilalui bersama lingkungan masyarakat Dalam proses pembelajaran, guru sering menghadapi siswa yang mengalami gangguan perhatian sehingga siswa tersebut kurang dapat memusatkan perhatiannya dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Akibatnya siswa tersebut kurang dapat mengetahui dan memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru dan memperoleh prestasi belajar rendah. (Hadis, 2010: 2). Praktek pendidikan yang terjadi di Indonesia selama ini lebih banyak mengarah pada pencapaian aspek kognitif sehingga ukuran yang menyangkut penguasaan aspek pengetahuan (dalam arti sempit, hafalan) menjadi sangat dominan. Penyelenggaraan yang demikian kognitif akhirnya menjauhkan suasana pendidikan yang kreatif. Aspek penanaman kepribadian (afektif) menjadi lumpuh...(Supriyanto, 2004: 11). Dunia Pendidikan Indonesia saat ini tengah melaksanakan program Kurikulum atau lebih dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dimana pada kurikulum ini lebih ditekankan kepada sekolah untuk mengembangkan kompetensi sekolah itu sendiri terhadap keadaan daerah disekitarnya. Artinya setiap sekolah akan mendapatkan hak dan kesempatannya yang sama untuk mengembangkan potensi yang ada pada sekolah maupun terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga dapat mengetahui kemampuan dari sekolah untuk melaksanakan kegiatan pendidikan.

Metode Penelitian

Page 3

Di SMK khususnya untuk Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik terdapat mata diklat yaitu Pengoperasian Pengendali Elektromekanik, dimana pada praktiknya seorang guru harus memberikan pengetahuan yang seluas-luasnya dan secara mendetail mengenai Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromekanik. Selain itu ketersediaan trainer/media sebagai penunjang pembelajaran membuat tugas seorang guru menjadi lebih mudah dalam menyampaikan materi. Dengan adanya trainer/media tersebut guru dapat menunjukkan secara langsung tentang materi yang diajarkan, dengan begitu siswa mudah memahami materi tersebut. Agar siswa lebih memahami materi tersebut maka siswa harus melaksanakan praktikum. Tetapi ketersediaan trainer/media untuk praktikum ini tidak ditunjang oleh adanya panduan praktikum/modul praktikum, sehingga siswa sulit untuk melakukan praktik tersebut. Berkenaan dengan hal itu, maka dengan memperhatikan berbagai konsep dan teori belajar penulus berkeinginan untuk mrngadakan penelitian dengan judul PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL 4-D (FOUR D

MODEL) BERPENGARUH POSITIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGOPERASIAN PENGENDALI ELEKTROMEKANIK KELAS XII SMK NEGERI 7 SURABAYA . Dalam hal ini pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D mengarah pada peningkatan mutu pendidikan dan kualitas keluaran peserta didik. B. Rumusan Masalah1. Bagaimana pengaruh pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D (four D

model) berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik kelas XII di SMKN 7 Surabaya?2. Bagaimana respon siswa terhadap pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D

(four D model) pada mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik kelas XII di SMKN 7 Surabaya? C. Batasan Masalah1. Materi yang akan dibahas dalam pengembangan perangkat pembelajaran 4-D (four D

model) sesuai atau berdasarkan dengan kurikulum KTSP yaitu meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam melakukan pekerjaan mengoperasikan sistem pengendali elektromekanik serta pengetahuan dan ketrampilan pendukung yaitu K3.Metode Penelitian Page 4

2. Keterkaitan dengan pengembangan perangkat pembelajaran 4-D (four D

model) pengoperasikan sistem pengendali elektromekanik ini membahas: a) Menyebutkan dan merangkai rangkaian kontrol magnetik sederhana pada aplikasi mesin-mesin peralatan alat berat b) Membuat rangkaian kontrol motor menggunakan kontaktor untuk tujuan mula jalan, reverse-forward dan pengereman D. Tujuan Adapun tujuaan yang ingin dicapai dalam penelitihan ini adalah:1. Mengetahui pengaruh pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D (four D

model) berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik kelas XII di SMKN 7 Surabaya?2. Mengetahui respon siswa terhadap pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D

(four D model) pada mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik kelas XII di SMKN 7 Surabaya? E. Manfaat1. Pengembangan perangkat pembelajaran 4-D mengoperasikan sistem pengendali

elektromekanik diharapkan dapat dipakai sebagai penunjang bahan ajar di SMKN 7 Surabaya. 2. Siswa lebih mudah memahami dan mengerti materi yang disampaikan oleh guru dan memahami praktikum yang sedang diikutinya. 3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode Penelitian

Page 5

BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Kaidah Penulisan dan Pelaksanaan Panduan Modul Praktikum

Banyak peraturan dan petunjuk-petunjuk dalam melaksanakan praktikum yang cukup sulit untuk dipatuhi, namun ada beberapa cara dan prosedur yang teratur untuk memudahkan kita membiasakan diri dengan peraturan-peraturan atau ketentuan dalam prakrikum. Ini adalah hal yang penting untuk di perhatikan khususnya dalam melaksanakan percobaan-percobaan praktikum listrik. Pokok-pokok dan saran untuk maksud tersebut akan dilaksanakan dalam paragraf-paragraf berikut (Sumual, 1989:1). Pada bagian akhir dari petunjuk tersebut, akan diberikan petunjuk pembuatan laporan percobaan yang pada dasarnya dapat diterima untuk memudahkan penulisan data dan hasilhasil percobaan. Susunan pembuatan laporan tersebut sering juga berubah dipengarui oleh mata diklat, pokok bahasan, dan atau pengajar. a. Keselamatan Pribadi Ketelitian yang tinggi sangat penting dalam pekerjaan praktikum listrik karena kemungkinan terjadinya bahaya cukup tinggi. Karena tegangan yang dipakai dalam praktikum 220/380 V yang mengakibatkan kejutan yang fatal. Hamper semua kejutan disebabkan oleh kelalaian yang akhirnya merupakan ahal yang serius. Oleh sebab itu sebelum rangkaian pengendali elektromekanik dihubungkan ke sumber tegangan 220/380 V harus dipastikan bahwa semua hubungan sudah benar dan alat-alat pengaman dalam keadaan baik. Daya listrik yang disal;urkan dalam ruang praktikum listrik khususnya mesin-mesin listrik cukup besar, sehingga kesalahan hubungan dan pengoperasiaan dapat mengakibatka lenyapnya peralatan kalau alat pengaman tidak bekerja dengan baik. Pada hendak merubah rangkaian system kendali elektromekanik, rangkaian harus pada kondisi tidak dialiri arus listrik. Tergesa-gesa dapat mengakibatkan kecelakaan. Bekerjalah dengan penuh perhatian, berhati-hati dan periksalah setiap langkah/bagian pekerjaan sampai selesai. b. Tindakan Pada Korban Akibat Kejutan Listrik Kejutan shock aliran listrik biasanya tidak langsung menyebabkan kematian, tapi mungkin korban pingsan dan pernafasannya terhenti sementara. Kejutan tidak langsung menyebabkan fatal, sebab: a. Konduktor hanya terkontak secara singkat tidak sempurna dengan badan. b. Kuli tubuh mempunyai tahana yang cukup terhadap arus listrik, kecuali kulit itu basah.Metode Penelitian Page 6

Untuk memulihkan pernafasan korban, baringkan dengan posisi yang tepat dan langsungkan pernafasan buatan. Alasan untuk maksud ini adalah: a. Badan akan segera mendapatkan pertukaran udara, sebagaimana kita harus menghirup dan melepaskan udara kira-kira 15 kali tiap menit. b. Apabila badan tidak mendapat pertukaran udara, korban bias mati lemas.c. Korban diberikan bantuan pernafasan buatan secara berkesinambungan sampai

kesadarannya pulih. Apabila korban tersengat aliran listrik, lakukanlah hal-hal atau tindakan sebagai berikut: a. Segera putuskan aliran listrik dengan satu gerakan yang cepat dan bebaskan korban dari hantaran listrik. Gunakan bahan kering yang bukan penghantar, misalnya pakaian, tali, kayu untuk melepaskan korban atau konduktor. Jangan menggunakan logam atau bahan basah lain. Sambil melepaskan korban dari kawat penghantar, berusahalah memaikan aliran listrik dengan cepat.b. Segera ikuti pernafasan korban. Apabila korban korban pingsan berilah bantuan

pernafasan buatan dengan cara membaringkan korban tertelungkup sambil memijat pinggangnya prone pressure atau bantuan pernafasan dengan cara mulut ke mulut yang maling efektif. c. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Suatu hal yang paling kaitannya dengan tujuan praktikum adalah pengajaran teknikteknik bengkel yang benar, yang dapat dipakai dalam bidang pekerjaan di kemudian hari. Apabila kita mematuhi beberapa petunjuk berikut, keselamatan peralatan terjamin serta dapat mempermudah melaksanakan praktikum secara sestematis. Petunjuk-petunjuk tersebut diantaranya yaitu:a. Fungsi program kerja di dalam ruang praktikum (Daryanto, 2002:1)

1) Dapat melaksanakan aktifitas produksi dan jasa dengan baik. 2) Dapat memelihara dan memperbaiki sumber daya di dalam ruang praktikum. 3) Dapat melatih pengembangan staf. 4) Mengembangkan bengkel. 5) Melaksanakan administrasi di bengkel tersebut. b. Kondisi bengkel yang diharapkan antarab lain sebagai berikut: 1) Suasana nyaman, bersih, terib, dan indah.

Metode Penelitian

Page 7

2) Peralatan yang ada di ruang praktikum mempunyai kondisi yang baik dan siap pakai. 3) Peralatan yang tersusun rapid a sesuai tempatnya akan memudahkan pemakai bengkel dalam mencari peralatan-peralatan yang akan dipakai. 4) Penerangan dan ventilasi di dalam ruang praktikum cukup bagus 5) Bangunan bengkel terpelihara baik, tidak bocor, semua pintu dabn jendela aman. 6) Pemakai bengkel dapat memelihara halaman dan taman secara baik. 7) Instalasi yang memadai dan aman. 8) System sirkulasi peralatan aman dan lancer. 9) Instalasi air terjamin, lancer , bersih dan sehat. 10) Tersedianya alat pemadam kebakaran. Supaya mampu menciptakan kondisi bengkel yang diharapkan seperti diatas, maka diperlukan perangkat pengelolaan bengkel sebagai berikut: 1) Pastikan bengkel mempunyai organisai ruang praktikum yang meliputi struktur, uraian tugas, dan tata kerja. 2) Tata tertib pengoperasian bengkel. 3) Jadwal pemakaian bengkel. 4) Sistem pemakaian dan pemeliharaan. 5) Adminitrasi bengkel. Bengkel yang baik harus di dukung oleh adminitrasi yang tertib, adminitrasi ini harus mencatat semua sumber daya yang menjadi asal bengkel. Untuk itu diperlukan kartu-kartu adminitrasi sebagai berikut: 1) Kartu praktikum bengkel ini diperlukan apabila kita praktikum di bengkel. 2) Bon pinjam/pengembalian alat ini akan memudahkan kita dan petugas bengkel dalam meminjam maupun pengembalian alat. 3) Daftar alokasi tugas. 4) Daftar kondisi peralatan menurut keadaan. 5) Buku inventaris alat/mesin. 6) Buku penerimaan barang. 7) Buku pemakaian/pengeluaran bahan. 8) Kartu perbaikan peralatan. 4. Persiapan PraktikumMetode Penelitian Page 8

Keberhasilan suatu praktek yang dilaksanakan pada pokoknya tergantung pada persiapan yang cukup, tanpa persiapan. Terlalu banya waktu yang terbuang dalam pertanyaanpertanyaan yang tidak perlu, diskusi dan menerka pekerjaan, serta melakukan pembacaan yang tergesa-gesa yang semuanya cenderung tidak memuaskan. Salah satu hasil akibat persiapan tidak cukup adalah gejala-gejala penting menarik yang tidak diperhatikan dan pengamatan pengamatan yang tidak di interpretasi secara benar. Oleh karena itu, sebelum melakukan praktikum di bengkel sebaiknya melakukan persiapan sebagai berikut : a. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan. b. Gambarlah bagan dan pengawatan sesuai dengan gambar media pembelajaran. c. Pelajari gambar bagan dan pengawatan tersebut. 5. Penulisan laporan Laporan dari sebuah praktikum bengkel terdiri dari sekumpilan data hasil pengetesan dan, pengujian, dan interpretasinya. Laporan yang singkat dan lengkap, penting nalmun tidak merupakan keharusan dari sebuah laporan bengkel. Walaupun format pembuatan laporan begitu baik dibuat, sifat individu pokok bahasan yang akan dieksperimenkan dapat mempengarui bentuk penulisan laporan. Berikut ini digambarkan susunan laporan yang secara umum cocok untuk mata diklat pengoperasiaan sistem pengendali elektromekanik khususnya mengoperasikan sistem pengendali elektriomekanik. Susunan lpaoran tersebut adalah sebagai berikut: a. Tujuan praktik Tujuan ini sebaiknya sesuaidengan yang dilaksanakan dan merupakan pernyataan sasaran pelaksanaan praktik. b. Peralatan dan bahan yang dipakai. Data peralatan dan bahan yang dipakai harus jelas sama dengan yang digunakan pada saat melakukan praktik. c. Gambar rangkaian pengendali elektromekanik. Gambar rangkaian pengendali elektromekanik adalah bagian penting dari laporan bengkel. Gambar rangkaian ini harus sesuai dengan kebutuhan selama praktik dan dapat memenuhi rangkaian yang seharusnya. d. Langkah kerja. Langkah kerja merupakan tahap-tahapp yang dilakukan padasaat melaksanakan praktik di bengkel. e. Hasil pengukuran dan percobaan.Metode Penelitian Page 9

Hasil pengukuran yang didapat pada saat praktik harus dicatat tanpa merubah atau memperbaiki dengan cara-cara lain. B. Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung digunakan untuk membelajarkan siswa tentang pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi langkah yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan tahap demi tahap. Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Ciri-ciri model pembelajaran langsung: a. Perhatian : pengamatan akan dapat memperlihatkan perilaku dengan baik apabila perilaku tersebut jelas dan tidak terlalu kompleks. b. Retensi : suatu perilaku yang teramati dapat dimantapkan jika pengamatan dapat menghubungkan dengan pengalaman sebelumnya. c. Produksi : memberikan kesempatan pada siswa untuk mengulang keterampilan baru secara bergiliran. d. Motivasi : penguatan diberikan kepada siswa yang dapat melakukan dengan baik dan benar. Model ini merupakan sebuah model pembelajaran yang berpusat pada guru yang memiliki lima langkah yaitu: Tabel 2.1 Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran langsung Tahapan Fase 1 Menyampaikan memotivasi siswa Fase 2 atau tujauan Kegiatan Guru Guru mengkomunikasikan garis dan tujuan informasi pelajaran latar tersebut, belakang, besar dan

memberi

mempersiapkan siswa untuk belajar. Guru mempersentasikan pengetahuan dengan benar atau mendemonstrasikan mendemonstrasikan keterampilan langkah demi langkah. Guru memberi dan membimbing latihan awal.Page 10

Mempresentasikan pengetahuan tersebut keterampilan. Fase 3 Memberi latihan terbimbing.Metode Penelitian

Tahapan Fase 4 Mengecek pemahaman memberikan umpan balik. Fase 5 transfer.

Kegiatan Guru Guru mengecek untuk mencari tahu apakah dan siswa melakukan tugas dengan benar dan member umpan balik. Guru mempersiapkan kondisi untuk latihan pada transfer keterampilan tersebut

Membeikan latihan lanjutan dan lanjutan dengan memusatkan perhatian kesituasi yang lebih kompleks. Sumber: Nur M, 2005: 36 Keterangan dari tabel diatas adalah sebagai berikut: Fase 1. Menyampaikan tujuan dan mmemotivasi siswa Pada fase ini para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. Guru yang baik, akan mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswa siswanya melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara melukiskannya dipapan tulis. Mempersiapkan siswa bertujuan untuk menarik perhatian siswa, Memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan dan mengaitkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokokpembicaraan yang akan dipelajari Fase 2. Mempresentasikan pengetahuan atau mendemonstrasikan keterampilan. Pada fase ini guru perlu sepenuhny maenguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponenkomponennya. Selain itu guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi. Mendemonstrasikan konsep atau keterampilan dengan akurasi yang sempurna memang hal yang sulit. Semakin sulit dan rumit informasi atau keterampilan, semakin sulit mendemonstrasikannya, agar dapat mendemonstrasikan sesuatudengan benar diperlukan latihan yang intensif. Fase 3. Memberi latihan terbimbing. Pada fase ini guru mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan terbimbing". Menurut Arends dalam Nur (2005), terdapat prinsip-prinsip yangdapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan melakukanpelatihan, yaitu sebagai berikut: Memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan latihan singkat dan berrnakna.Page 11

Metode Penelitian

Memberikan pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari. Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (messed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practice). Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan. Pada fase ini ditandai dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh guru kepada siswa dan

Fase 4 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. siswa memberikan jawaban yang menurut pendapat mereka benar. Guru kemudian merespon jawaban siswa tersebut, Guru dapat menggunakan beberapa cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa, msalnya umpan balik secara lisan, tes dan komentar tertulis. Tanpa umpan balikspesifik, siswa tidak mungkin dapat memperbaii kekurangan atau kesalahannya, dan tidak dapat mencapai tingkat penguasaan keterampilan yang mantap. Fase 5 Membeikan latihan lanjutan dan transfer. Pada fase ini guru memberikan latihan mandiri kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Hal ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterarnpilan baru yang diperolehnya secara mandiri, dan pendeknya dipandang sebagai kelanjutan dari latihan dan bukan kelanjutan pembelajaran guru, serta d apat digunakan sebagai suatu cara untuk memperpanjang waktu belajarC. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Strategi Pembelajaran Kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/konteks lainnya. Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapaiMetode Penelitian Page 12

tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seharihari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). 1. Langkah-langkah CTL CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut.a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja

sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. 2. Karakteristik Pembelajaran CTL a. Kerjasama. b. Saling menunjang. c. Menyenangkan, tidak membosankan. d. Belajar dengan bergairah. e. Pembelajaran terintegrasi. f.Menggunakan berbagai sumber. g. Siswa aktif. h. Sharing dengan teman. i. Siswa kritis guru kreatif.Metode Penelitian Page 13

j. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, b. gambar, artikel, humor dan lain-lain.a. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil

pratikum, karangan siswa dan lain-lain Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah- langkah pembelajaran, dan authentic assessment-nya. Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya. D. Keefektifan Perangkat Pembelajaran Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai (Djamarah dan Aswan, 2003:147) seperti yang dikutip Purdiana. Kalimat tersebut berarti bahwa, keefektifan perangkat pembelajaran bermaksud apakah dengan menggunakan perangkat tersebut, informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan pada tingkah lakunya. Perangkat pembelajaran adalah untuk mengajar membantu mengajar. Menurut Espich dan William dalam Purdiana (2000:34), seorang penulis paket pengajaran hendaknya berpegang pada dalil atau aksioma bahwa Tanpa terjadi proses belajar, berarti tidak ada kegiatang mengajar. Tanpa proses belajar yang berarti tidak ada paket pengajaran. Pendapat tersebut bisa diartikan suatu perangkat pembelajaran hendaknya memungkinkan siswa dapat belajar dengannya. Perangkat Pembelajaran dikatakan gagal bila tidak dapat mencapai maksudnya, yakni memungkinkan dikuasainya pengetahuan dan keterampilan. Hal ini yang membuat keefektifan perangkat pembelajaran harus selalu dituntut karena tujuan desain perangkat pembelajaran memang untuk mahasiswa. Sesuai dengan rumusan masalah pada penelitian ini yang telah dikemukakan pada Bab l, keefektifan modul dapat dilihat dari pengelolaan pembelajaran, respon siswa, dan hasil belajasr iswa.

Metode Penelitian

Page 14

Sedangkan keefektifan perangkat pembelajaran itu tidak dari respon siswa didefinisikan sebagai tanggapan atau pendapat siswa terhadap kegtatan pembelajaran menggunakan modul yang dikembangkan. Variabel tersebut diukur dengan instrument angket respon siswa yang telah divalidasi sebelumnya untuk menentukan keefektifannya. E. Skala Likert Menurut Riduwan (2006), skala Likert adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepssi seseorang. Skala Likert bmempunyai ciri-ciri yaitu terdapat skala interval. Skala interval yaitu skala yang mempunyai rentangan konstan antara tingkat satu dengan yang aslinya, tetapi tidak mempunyai angka 0 mutlak. (Agus, 2006:20). F. Hasil Belajar Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behaviour through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar ukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. (Oemar Hamalik, 2003: 27) Ketika siswa belajar dengan jalan mengalami sendiri diperoleh beberapa pengalaman yang dapat mempengaruhi proses belajarnya. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui berpartisipasi secara langsung yang dapat berupa observasi dengan melihat kejadiankejadian actual, menangani objek-objek dan benda-benda yang konkret. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh ini terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang yang menjadi hasil dan bukti bahwa seseorang tersebut telah melakukan perbuatan belajar.

Menurut William Burton (Oemar Hamalik, 2003: 31) menyimpulkan tentang prinsipprinsip belajar sebagai berikut:1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under going).

2. 3.

Proses itu melalui bermacam-macam ragam

pengalaman dan mata pelajaran-mata

pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.Page 15

Metode Penelitian

4. 5. 6. 7. 8. 9.

pengalaman belajar bersumer dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. Proses belajar dan hasil belajar diisyarati oleh hereditas dan lingkungan. Proses belajar dan usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasilhasil yang diinginkan sesuai dengan kematangan murid. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagi prosedur. secara terpisah.

10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tatapi dapat didiskusikan 11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. 12. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi, abilitas, dan ketermpilan. 13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. 14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dngan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. 15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.16. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dpat

berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.

Hasil belajar siswa menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran ini terdiri dari tiga ranah yaitu: 1. Ranah Kognitif Ranah kognitif mengacu pada proses intektual siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Bloom mengemukakan jenjang-jenjang ranah kognitif adalah sebagai berikut:

Metode Penelitian

Page 16

a. Pengetahuan (Remember) yaitu berupa ingatan akan bahan-bahan yang telah

dipelajari berupa fakta atau teori yang menyangkut informasi yang bermanfaat. b. Pamahaman (Understand) yaitu berupa pemahaman terhadap fakta dan prinsip sehingga dapat menafsirkan bahan-bahan yang telah dipelajari. c. Penerapan (Apply) yaitu berupa kemampuan menerapkan bahan-bahan yang telah dipelajari ke dalam permasalahan yang dihadapi. d. Analogi yaitu berupa kemampuan menghubungkan situasi-situasi nyata yang sedang dihadapi dengan fakta dan teori yang telah dipelajari. e. Evaluasi (Evaluate) yaitu berupa kemampuan untuk menilai suatu kasus dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki. f. Kreasi (Create) yaitu berupa kemampuan dalam menerapkan seluruh pengetahuan dan kemampuan dalam menciptakan solusi untuk memecahkan permasalahan yang muncul. 2. Ranah Afektif Ranah afektif mengacu pada respon siswa berupa sikap, perasaan atau pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relative sederhana tetapi bukan fakta. Krathwohl, Bloom, dan Masia, mengembangkan hirearki ranah ini sebagai berikut:a. Penerimaan (Receifing) merupakan suatu keadaan sadar, kemauan untuk menerima,

perhatian terpilih. b. Sambutan (Responding) merupakan suatu sikap terbuka ke arah sambutan, kemauan merespon. c. Menilai (Valuing) merupakan penerimaan nilai-nilai, preferensi terhadap suatu nilai, membuat kesepakatan sehubungan dengan nilai. d. Organisasi (Organization) merupakan suatu konseptualisasi tentang suatu nilai, suatu organisasi dari suatu sistem nilai. e. Karakterisasi dengan suatu kompleks nilai (Characterzation by value or value complex) merupakan suatu formasi mengenai perangkat umum, suatu manifestasi daripada kompleks nilai. (Oemar Hamalik, 2003: 81) 3. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor berhubungan dengan kerja otot yang menyebabkan gerakan-gerakan tubuh dan kontrol tubuh. Menurut Simpson ( Oemar Hamalik: 82-83), struktur hirearki tujuan-tujuan psikomotorik sebagai berikut:

Metode Penelitian

Page 17

a.

Persepsi (Perception). Penggunaan lima organ indra untuk

memperoleh kesadaran tentang tujuan (action). Contoh: ketika melakukan praktikum siswa menggunakan seluruh indranya untuk mengobservasi. b. Kesiapan (Set). Dalam keadaan siap untuk merespon secara mental, fisik, dan emosional. Contoh: seorang siswa menunjukkan persiapan fisik dan sikap untuk melakukan kegiatan praktikum. c. respon terbimbing (Guided response). Bantuan yang diberikan kepada siswa melalui pertunjukan peran model, misalkan guru mendemonstrasikan suatu alat, lalu siswa mempraktekkannya sendiri. d. Mekanisme. Respon fisik yang telah dipelajari menjadi kebiasaan. Misalnya, menunjukkan keterampilan mengukur arus menggunakan multimeter setelah mengalami pelajaran sebelumnya. e. Respon yang unik (Complex overt response). Suatu tindakan motorik yang rumit dipertunjukkan dengan terampil dan efisien. Misalnya, setelah siswa melakukan latihan menggunakan alat-alat listrik, maka siswa tersebut mampu melakukan praktikum yang telah ditentukn secara lengkap. f. Adaptasi (Adaptation). Mengubah respon-respon dalam situasisituasi yang baru. Misalnya, setelah mempelajari cara mengukur arus listrik dengan multimeter, siswa menerapkan keterampilan-ketermpilan yang telah dipelajari itu dalam praktikum rangkaian listrik. g. Organisasi (Organization). Menciptakan tindakan-tindakan baru. Misalnya, setelah mepelajari cara merangkai rangkaian listrik secara seri dan parallel serta mengukur arus listrik, siswa mengkombinasikan keterampilan yang telah dipelajari dengan eksperimen fisik.

G. Materi Pembelajaran Pengendali Elektromekanik

a. Titik Kontak 1. Titik Kontak Jenis a (Normally Open/NO) Titik kontak ini sebelum bekerja dalam keadaan terbuka dan bila bekerja maka titik kontak akan menutup sehingga mengalirkan arus listrik. Titik kontak semacam ini banyak dipakai pada Push Button untuk tombol start karena hanya akan menghubungkan kontak selama tombol ditekan.Metode Penelitian Page 18

2. Titik Kontak Jenis b (Normally Close/NC) Kontak ini dalam keadaan tertutup atau terhubung sehingga mengalirkan arus listrik. Apabila kontak ini ditekan atau bekerja, maka titik kontak akan terbuka sehingga arus akan terputus/terhenti. Titik kontak ini banyak dipakai dalam Push Botton untuk tombol stop karena kontaknya akan membuka, jika tombol ditekan.

3. Titik Kontak Jenis c (NO dan NC) Titik kontak ini bekerja dengan prinsip kedua kontak diatas. Kontak ini memiliki tiga buah titik kontak. Apabila kontak belum bekerja maka salah satu kontak akan terhubung dengan kontak lain sedangkan kontak yang lain akan terbuka. Kontak ini memiliki tiga buah titik kontak.

b. Saklar Manual Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain pengoperasian saklar ini langsung oleh manusia tidak menggunakan alat bantu. Sehingga dapat juga disebut saklar mekanis. Pada saat saklar memutus dan menghubung, pada kontak saklar akan terjadi percikan bunga api terutama pada beban yang besar dan tegangan yang tinggi. Karena itu gerakan memutus dan menghubung saklar harusMetode Penelitian Page 19

dilakukan secara cepat sehingga percikan bunga api yang terjadi kecil. Dengan saklar ini motor listrik dapat dihubungkan langsung dengan jala-jala (direct on line), atau dapat pula saklar ini digunakan sebagai starter (alat asut) pada motor motor listrik 3 fasa daya kecil. 1. Saklar SPST (Single Pole Single Throw Switch) Saklar SPST adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan satu arah, Fungsinya untuk memutus dan menghubung saja. Saklar jenis SPST ini hanya digunakan pada motor listrik dengan daya kurang dari 1 PK.

2. Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch) Saklar SPDT adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan dua arah hubungan. Saklar ini dapat bekerja sebagai penukar. Pemutusan dan penghubungan hanya bagian kutub positif atau fasanya saja.

3. Saklar DPST (Double Pole Single Throw Switch) Saklar DPST adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan satu arah. Jadi hanya dapat memutus dan menghubung saja.

4. Saklar DPDT (Double Pole Double Throw Switch) Saklar DPDT adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah. Sakelar jenis ini dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor listrik dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik arus searah dan motor listrik satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber tegangan pada satu motor listrik.

Metode Penelitian

Page 20

5. Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch) Saklar TPST adalah sakelar dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk melayani motor listrik 3 fasa atau system 3 fasa lainnya.

6. Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch) Saklar TPDT adalah saklar dengan tiga kutub yang dapat bekerja ke dua arah. Saklar ini digunakan pada ninstalasi motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya. Juga dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik 3 fasa, layanan motor listrik 3 fasa dari dua sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga yang sangat sederhana.

7. Drum Switch Saklar Drum Switch adalah saklar yang mempunyai bentuk seperti drum dengan posisi handle (tangkai) penggerak memutus dan menghubung berada di ujungnya. Drum switch digunakan pada motor-motor listrik kecil sebagai penghubung motor listrik dengan jala-jala (sumber tegangan). Jenis saklar ini banyak dipakai pada industri dan perbengkelan. Drum switch biasanya dipasang pada dinding mesinnya. Pada bagian bawah sakelar terdapat lubang untuk pemasangan pipa.

8. Cam switch (saklar putar cam) Saklar ini adalah salah satu jenis dari sakelar manual. Cam switch banyak digunakan dalam rangkaian utama pada rangkaian kontrol. Misalnya untuk hubungan bintang segitiga, membalik putaran motor listrik 1 fasa atau motor listrik 3 fasa. Alat ini terdiri dari beberapa kontak, arah pemutaran dan sakelar akan mengubah kontak-kontak menutup atau membuka dan beroperasi dalam satu putaran.Metode Penelitian Page 21

9. Push Button Push Button merupakan suatu jenis saklar yang banyak dipergunakan dalam rangkaian pengendali dan pengaturan. Saklar ini bekerja dengan prinsip titik kontak NC atau NO saja, kontak ini memiliki 2 buah terminal baut sebagai kontak sambungan. Sedangkan yang memiliki kontak NC dan NO kontaknya memiliki 4 buah terminal baut. Push button akan bekerja bila ada, tekanan pada tombol dan saklar ini akan memutus atau menghubung sesuai dengan jenisnya. Bila tekanan dilepas maka kontak akan kembali ke posisi semula karena ada tekanan pegas. Push Button pada umumnya memiliki konstruksi yang terdiri dari kontak bergerak dan kontak tetap. Dari konstruksinya, maka push button dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu: Tipe Normally Open (NO) Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir.

Tipe Normally Close (NC) Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka bila

ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus.

Metode Penelitian

Page 22

Tipe NC dan NO Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan

maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup.

Pada gambar dibawah, posisi push button pada kondisi normal (belum ditekan) maka lampu 1 (hijau) yang akan hidup (on) dan lampu 2 (merah) akan mati (off)

Setelah hidup (on) lihat gambar disamping.

ditekan, posisi push button akan

berubah, sehingga lampu 1(hijau) akan mati (off) sedangkan lampu 2 (merah) akan

Metode Penelitian

Page 23

c. Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (Kontaktor Magnetik) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya. Selain itu, dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah dengan menggunakan sakelar magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor magnet. Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik. Kontaktor magnet atau saklar magnet merupakan saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai penarik dan dan sebagai pelepas kontak kontaknya dengan bantuan pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor dapat memiliki koil yang bekerja pada tengangan DC atau AC. Pada tengangan AC, tegangan minimal adalah 85% tegangan kerja, apabila kurang maka kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.

Metode Penelitian

Page 24

Pada gambar diatas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1 dan 2 adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam. Tetapi apabila arus dialirkan dengan menutup switch maka kontak 3 dan 4 akan menjai NO sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi NC. Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama tendiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dan kontak NO dan NC. Konstruksi dari kontak utama berbeda dengan kontak bantu, yang kontak utamanya mempunyai luas permukaan yang luas dan tebal. Kontak bantu luas permukaannya kecil dan tipis. Kotaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran 3 fasa. Dan juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai keperluan. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus yang diperlukan untuk beban, misalnya motor listrik, pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu lampu indikator, dan lain-lain. Notasi dan penomoran kontak-kontak kontaktor sebagai berikut:

Metode Penelitian

Page 25

Dewasa ini kontaktor magnet lebih banyak digunakan di bidang industri dan laboratonium. Hal ini karena kontaktor mudah dikendalikan dari jarak jauh. Selain itu, dengan perlengkapan elektronik dapat mengamankan rangkaian listrik. Keuntungan menggunakan kontaktor ialah: a. Pelayanannya mudah b. Momen kontak cepat Sedangkan Kerugiannya: a. Mahal harganya, b. Perawatannya cukup sukar, c. Jika saklar putus sedangkan kontaktor dalam keadaan bekerja, maka kontaktor akan lepas dengan sendirinya. Kontaktor tidak akan bekerja lagi walaupun sakelar induk telah disambung kembali sebelum tombol start ditekan lagi. Tidak seperti sakelar mekanis, dalam merakit dan menggunaan kontaktor harus dipahami rangkaian pengendali (control) dan rangkaian utama. Rangkaian pengendali ialah rangkaian yang hanya menggambarkan bekerjanya kontaktor dengan kontakkontak bantunya. Sedangkan rangkaian utama ialah rangkaian yang khusus memberikan hubungan beban dengan sumber tegangan (jaIa-jala) 1 fasa atau 3 fasa. Bila kedua rangkaian itu dipadu akan menjadi rangkaian pengawatan (circuit diagram).

Metode Penelitian

Page 26

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnet konstruksi umum sebuah kontaktor dapat dilihat pada gambar diatas. Kontaktor memiliki kontak diam dan kontak - kontak yang bergerak apabila koil mendapat arus dari sumber. Kontaktor akan bekerja selama koil mendapat arus. Apabila arus terputus maka kontaktor akan kembali ke posisi semula. 2. Thermal Overload Relay (TOR) Dalam instalasi motor listrik, dibutuhkan pengaman terhadap bebab lebih dengan tujuan untuk menjaga dan melindungi motor listrik dari kerusakan yang fatal akibat gangguan beban lebih. Thermal Overload Relay (TOR) adalah salah satu pengaman motor listrik dari arus yang berlebihan. Bila Arus yang melewati motor listrik terlalu besar maka akan merusak beban, oleh sebab itu TOR akan memutuskan rangkaian apabila ada arus listrik yang melebihi batas beban. Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau memberi perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain: 1) Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrikMetode Penelitian Page 27

2) Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak 3) Terjadinya hubung singkat 4) Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa. Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan mengalir pada belitan motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor listrik. Untuk menghindari hal itu dipasang termal beban lebih pada alat pengontrol. Prinsipkerja termal beban lebih berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik (Kontak 95-96 membuka) TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan melengkung dan memutuskan arus.

Arus yang berlebihan akan menimbulkan panas, sehingga dapat membengkokkan benda bimetalMetode Penelitian Page 28

Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR, dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan menggunakan obeng sampai didapat harga yang diinginkan. 3. TIime Delay Relay Relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor listrik terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya.

Metode Penelitian

Page 29

Timer ini dimaksudkan untuk mangatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah system bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu. Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi Magnet dan menggunaka angkaian elektronik. Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor listrik akan bekerja bila motor listrik mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisisan kapasitor. Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC. Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki koil sebagai contoh pada gambar yaitu kaki 2 dan 7, sedangkan kaki yang lain akanMetode Penelitian Page 30

berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.

d. Motor Listrik Arus Bolak Balik Konstruksi dasar sebuah motor listrik terdiri dari dua bagian pokok yaitu bagian yang tetap (stator) dan bagian yang bergerak/beputar (rotor). Bagian stator pada motor listrik terdiri dari pasangan kutub magnet, yakni kutub Utara dan kutub Selatan. Pada umumnya kutub magnet pada sebuah motor listrik adalah kutub magnet buatan yang dibuat berdasarkan prinsip kerja elektromagnetik. Untuk keperluan tersebut pada stator motor listrik terdapat kumparan untuk mengalirnya arus listrik kemagnetan. Oleh karena itu kumparan tersebut disebut kumparan kemagnetan (magnetic winding). Arus listrik yang mengalir pada kumparan kemagnetan akan membentuk fluks magnetik utama. Kumparan kemagnetan disini disebut juga kumparan stator karena terletak pada stator motor listrik. Bagian rotor pada motor listrik terdiri dari kumparan yang dialiri oleh arus listrik dari luar dan oleh karena itu disebut kumparan tegangan (voltage winding). Arus listrik yang mengalir pada kumparan tegangan akan membentuk arah fluks magnetik bantu. Kumparan tegangan disini disebut juga kumparan rotor karena terletak pada rotor motor listrik. Kumparan rotor pada motor listrik arus bolak balik memperoleh tegangan atau arus listrik berdasarkan jumlah fasa tenaga listrik yang digunakan. Oleh karena itu nmotor listrik arus bolak balik dikenal 2 jenis motor listrik yakni motor listrik satu fasa dan motor listrik tiga fasa. 1. Motor Listrik AC 1 fasa Pada motor listrik AC 1 fasa, rotornya terletak dalam medan magnetik yang berubah-ubah (bergerak) sehingga pada rotorterbentuk tegangan induksi. Tegangan induksi menimbulkan arus listrik pada batang-batang rotor. Arus induksi pada rotor menimbulkan medan magnetik terbentuk disekitar rotor R. Karena adanya fenomena interaksi antara medan magnetik utama M yang berputar dan medan magnetik terbentuk disekitar rotor R maka rotor akan berputar. Pada saat kondisi pengasutan (starting), interaksi kedua medan magnetik (magnetik utama M yang berputar dan medan magnetik R terbentuk disekitar rotor) belum mampu menyebabkan berputarnya rotor. Untuk itu, diperlukan medan magnetik bantu Aux yang fasanya berbeda fasa dengan medan magnetik M. Secara teoritis,Metode Penelitian Page 31

diharapkan kedua medan magnetik tersebut berbeda fasa 90. Untuk menghasilkan medan magnetik yang berbeda fasa tentunya diperlukan dua arus listrik bolak balik yang berbeda fasa. Oleh karena itu, kumparan stator terdiri dari dua bagian yang masingmasing disebut kumparan stator utama ZM dan kumparan stator bantu ZAux. Pada masing-masing kumparan mengalir kuat arus listrik utama IM dan kuat arus listrik bantu IAux. Masing-masing arus akan membentuk medan magnetik. Listrik arus bolak balik yang dipasok pada motor listrik adalah listrik arus bolak balik berfasa satu sedangkan pada kumparan stator diharapkan terbentuk dua listrik arus bolak balik yang berbeda fasa 90. Untuk memenuhi kondisi ini, secara praktis dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan kapasitor dan menggunakan rangkaian fasa belah (split phase). a) Motor listrik Kapasitor Motor listrik kapasitor (capacitor motor) adalah motor listrik satu fasa yang menggunakan kapasitor sebagai penggeser fasa arus listrik bantu IAux . Kapasitor C dipasang pada rangkaiankumparan bantu dan dipasang secara seri dengan kumparan bantu ZAux. Besar impedansi kumparan bantu ZAux sama besar dengan impedansi kumparan utama ZM.

b) Motor listrik Fasa Belah Motor listrik fasa Belah (split phase motor) adalah motor listrik satu fasa yang menggunakan kumparan Bantu ZAux sebagai penggeser fasa arus listrik bantu IAux. Besar impedansi kumparan bantu ZAux tidak sama besar dengan impedansi kumparan utama ZM. ZAux sebagai penggeser fasa arus listrik bantu IAux. Besar impedansi kumparan bantu ZAux tidak sama besar dengan impedansi kumparan utama ZM.

Metode Penelitian

Page 32

2. Motor Listrik AC 3 fasa Pada dasarnya, motor listrik tiga fasa memiliki 3 (tiga) kumparan stator yang terpisah satu dengan lainnya. Masing-masing kumparan stator terdiri atas satu ujung masuk dan satu ujung keluar. Oleh karena itu, secara keseluruhan pada sebuah motor listrik tiga fasa terdapat 6 (enam) ujung sisi kumparan stator. Perhatikan gambar berikut; Kumparan Z1 mempunyai ujung masuk U1 dan ujung keluar U2 Kumparan Z2 mempunyai ujung masuk V1 dan ujung keluar V2 Kumparan Z3 mempunyai ujung masuk W1 dan ujung keluar W2

Keenam ujung kumparan dikeluarkan dari dalam motor listrik dan terletak pada kotak terminal (terminal box). Keenam ujung kumparan ditempatkan 2(dua) baris yang setiap barisnya merupakan ujung kumparan sejenis dari ketiga kumparan. Penempatan 2 (dua) ujung kumparan tidak pada baris yang sama. Setiap ujung kumparan ditempatkan pada kotak terminal menggunakan mur-baut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan cara penghubungan ujung-ujung kumparan stator. Sehubungan dengan keperluan tertentu, ujung-ujung kumparan stator tersebut dapat dihubungkan dengan sumber tenaga listrik tiga fasa dalam bentuk pola tertentu, yakni sambungan kumparan stator dalam bentuk hubungan segitiga ( delta) ataupun hubungan bintang (Y-star).

Metode Penelitian

Page 33

a.

Hubungan Segitiga Hubungan segitiga terbentuk bila dilakukan penyatuan masing-masing ujung kumparan stator berbeda jenis dari 2 (dua) buah kumparan stator yang berlainan sedangkan masing-masing titik simpul dihubungkan dengan masing-masing fasa dari sumber tenaga listrik tiga fasa. Karakteristik tegangan dan kuat arus listrik pada hubungan segitiga adalah: Besar tegangan terbentuk pada kumparan = besar tegangan sumber

UZ1 = U1

Besar kuat arus pada kumparan = besar kuat arus sumber

IZI =

Metode Penelitian

Page 34

Keterangan gambar di atas

U1 disatukan dengan W2 dan dihubungkan dengan fasa L1 V1 disatukan dengan U2 dan dihubungkan dengan fasa L2 W1 disatukan dengan V2 dan dihubungkan dengan fasa L3

b.

Hubungan Bintang Karakteristik tegangan dan kuat arus listrik pada hubungan bintang: Besar tegangan terbentuk pada kumparan =

UZI =

Kuat arus pada kumparan = Kuat arus sumber

IZ1 = I1

Hubungan bintang terbentuk bila dilakukan penyatuan masing masing ujung kumparan stator sejenis dari ketiga kumparan stator sedangkan ketiga ujung lainnya dihubungkan dengan masing-masing fasa dari sumber tenaga listrik tiga fasa. Keterangan gambar hubungan bintang di samping berikut;Metode Penelitian Page 35

U2, V2 dan W2 saling disatukan dan menjadi titik netral N U1 dihubungkan dengan fasa L1 V1 dihubungkan dengan fasa L2 W1 dihubungkan dengan fasa L3

Penggunaan hubungan segitiga ataupun hubungan bintang pada sebuah motor listrik dilaksanakan antara lain karena: - Besar tegangan sumber tersedia - Atau sistem pengasutan (starting) Hal utama yang perlu menjadi perhatian pada penggunaan jenis hubungan yang dilakukan adalah memperhatikan batas pemberian tegangan pada kumparan stator. Pemberian tegangan pada kumparan stator tidak boleh melebihi batas ukur tegangan yang telah ditentukan. Apabila sumber tegangan tersedia sama besar sedangkan jenis hubungan kumparan stator berbeda, maka:n Besar daya listrik aktif pada hubungan segitiga = 3 x Besar daya listrik aktif pada hubungan bintang P segitiga = 3 x P bintang Dalam praktik dilapangan penyambungan motor listrik terhadap sumber tegangan harus memperhatikan besarnya tegangan kumparan motor listrik yang digunakan dan tegangan jaring yang akan mensuplainya. Untuk itu perhatikan beberapa kemungkinan agar dapat menghubungkan kumparan motor listrik pada tegangan jaring dalam tabel berikut ini:

Untuk menghindari terjadinya guncangan tegangan yang akan mengganggu jaringan pada instalasi penerangan yang ada, maka macam pengasutan motor listrik tiga fasa haruslah memperhatikan ketentuan dalam PUIL ayat 520 G4: Instansi yang berwenang dapat menetapkan peraturan yang mengharuskan dilakukannya pembatasan arus asut sampai harga tertentu, bagi motor listrik

Metode Penelitian

Page 36

dengan daya nominal tertentu. Berikut tabel cara pengasutan berdasarkan daya nominal motor listrik:

Cara pengasutan motor listrik tiga fasa dapat dibagi atas: a. Pengasutan Stator terdiri dari: 1) Secara Langsung 2) Dengan Sakelar Bintang Segitiga 3) Dengan Kumparan Hambat 4) Dengan Transformator b. Pengasutan Rotor terdiri dari: 1) 2) Dengan Kumparan Hambat Rotor Dengan Tahanan Rotor

H. Pengujian Untuk memeriksa apakah rangkaian pengendali elektromekanik telah dipasang layak digunakan atau dioperasikan perlu dilakukan pengujian untuk melihat sistem kerja rangkaian pengendali elektromekanik. Layak tidaknya sistem pengendali elektromekanik tersebut dioperasikan harus dilihat cara kerja rangkaian pengendali elektromekanik.

Metode Penelitian

Page 37

I. KERANGKA BERFIKIR Harapan: Pengembangan perangkat pembelajaran 4-D (four D model) berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas XII SMK Negeri 7 Surabaya akan membantu siswa dalam menerima ilmu pengetahuan deklaratif dan prosedural pada mata diklat pengoperasian sistem pengendali elektomekanik. Kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran 4-D (four D model) akan memotivasi dan membantu siswa untuk menerima pembelajaran dan menyelesaikan Metode Penelitianpermasalahan secara mandiri.

Fakta: SMK Negeri 7 Surabaya merupakan sekolah yang belum menggunakan pembelajaran 4-D (four D model) dalam menerima pembelajaran maupun dalam menyelesaikan permasalahan. Sehingga siswa mengalami kesulitan untuk memahami mata pelajaran yang diajarkan guru dan kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan menjawab soal dalam tugas maupun dalam ujian praktik, yang menyebabkan hasil belajar siswa belum memenuhi standard ketuntasan minimum hasil belajar 38 Page yang telah ditetapkan.

Identifikasi Masalah: Bagaimana pengaruh pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D (four D model) berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik kelas XII di SMKN 7 Surabaya. Solusi: Guru perlu menggunakan perangkat pembelajaran model 4-D (four D model) yang baik dan yang sesuai dengan tujuan materi ajar (pengoperasian sistem pengendali elektomekanik) yang diajarkan dalam proses kegiatan praktikum, agar siswa mampu menerima pelajaran dan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada, sehingga hasil belajar siswa dapat memenuhi standard ketuntasan hasil belajar. Hipotesis: Pengaruh pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D (four D model) berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik kelas XII di SMKN 7 Surabaya.

Metode Penelitian

Page 39

J. RUMUSAN HIPOTESIS Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian dapat dibuat suatu hipotesis sebagai berikut: Pengaruh pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D (four D model) berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik kelas XII di SMKN 7 Surabaya..

BAB IIIMetode Penelitian Page 40

METODE PENELITIHAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) seperti yang dikembangkan oleh Thiagarajan,1974, yakni melalui 4D-Model (Define, Design, Develop, and Desseminate). Keempat D dalam 4D-Model merupakan tahap-tahap dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Tahap define (tahapan analisis kebutuhan, need assesment) dilakukan untuk menyusun rancangan awal dan dilakukan melalui studi pustaka dan analisis standar isi mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromaknetik. Hasil tahapan define dijadikan pijakan untuk melakukan tahapan design yakni merancang model pembelajaran, validasi dan uji coba instrumen. Tahap develop dan Desseminate dilakukan dengan cara mengimplementasikan model yang telah divalidasi dan diujicobakan. Untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pembelajaran yang dikembangkan maka dilakukan implementasi pada tahap Desseminate menggunakan desain Experimen Control Group Pretest-Posttest sebagai berikut: Tabel 1.1. Desain Penelitian Eksperimen Kontrol X1 X2 O O1 O O X1 X2 O1 O1

= Perlakuan berupa pembelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik menggunakan 4D-Model = Perlakuan berupa pembelajaran pengoperasian pengendali Elektromekanik seperti yang dilakukan di sekolah = Pretest = Posttest

B. Lokasi dan Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Negeri 7 Surabaya sebanyak dua kelas yang terbagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Masing-masing kelas siswanya berjumlah 36 orang.

C. Prosedur Penelitian

Metode Penelitian

Page 41

Untuk memudahkan proses penelitian, metode yang digunakan dalam melaksanakan tahapan penelitian, langkah-langkah yang dilakukan pada tahapan penelitian, dan produk yang dihasilkan dari tahapan penelitian yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya mengenai alur penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini: Tahapan define dilakukan dengan langkah menganalisis standar isi mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik. Tahapan ini dilakukan untuk mengkaji konsepkonsep yang akan diajarkan dan tema pembelajaran yang digunakan. Tahapan ini juga dilakukan untuk mengkaji teori belajar yang berhubungan dengan pembelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik. Tahap design dilakukan dengan langkah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pembuatan teks bahan ajar, dan menyusun instrumen penelitian (soal-soal, angket, dan pedoman wawancara). Hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah rancangan awal model pembelajaran, bahan ajar, dan alat ukur penilaian. Penyusunan RPP dan bahan ajar berpedoman pada model pembelajaran langsung yang telah dibuat. Soal-soal disusun mencakup seluruh konsep dan indikator penguasaan materi pengoperasian pengendali elektromekanik yang dapat dikembangkan dan diajarkan pada topik perubahan materi. Angket disusun untuk memperoleh tanggapan siswa tentang pembelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik, sedangkan pedoman wawancara dan lember observasi disusun untuk memperoleh informasi dari guru dan siswa terhadap pembelajaran pengoperansian peengendali elektromekanik dan kegiatan selama pembelajaran. Hasil yang diperoleh tersebut kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan divalidasi kepada dosen ahli untuk kemudian dilakukan perbaikan. Setelah diperbaiki, maka diperoleh model pembelajaran, bahan ajar, dan alat ukur penilaian yang siap untuk diujicobakan, yang hasilnya dianalisis untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan. Tahap develop dan disseminate dilakukan dengan cara menerapkan model pembelajaran, bahan ajar, dan alt ukur penilaian dengan metode eksperimen. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah Pretest-Posttest, pemberian angket dan wawancara. Setelah tahapan ini dilakukan, maka data yang diperoleh masuk ke tahap analisi, data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif untuk menyusun laporan dan rekomendasi sehingga diperoleh kesimpulan dari penelitian ini. Tahap Penelitian Keempat tahapan yang terdapat dalam alur penelitian tersebut, kemudian dikelompokkan menjadi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis. Berikut ini adalah penjelasan tentang tahap-tahap penelitian tersebut.Metode Penelitian Page 42

Tahap Persiapan Tahap persiapan dalam penelitian ini meliputi tahap define dan design. Pada tahapan ini dilakukan: 1) Analisis materi pada topik dan standar isi mata pelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik kelas XII. 2) Studi kepustakaan mengenai pembelajaran pengoperasian pengendali elektromekanik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Penyusunan model pembelajaran langsung. 4) Membuat perangkat bahan ajar, berupa teks bahan ajar, skenariao pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS). 5) Penyusunan instrumen penelitian seperti teks teryulis, angket, pedoman wawancara, dan lembar observasi. 6) 7) 8) 9) Validasi instrumen penelitian. Revisi instrumen penelitian. Pengujian instrumen penelitian. Penentuan sekolah lokasi penelitian. 10) Pesiapan surat pengujian penelitian. b. Tahap Pelaksanaan Tahap ini meupakan tahap develop, pada tahap ini dilakukan penerapan model pembelajaran yang telah dibuat. Penerapan pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti dengan bantuan guru yang bersangkutan dan teman sejawat yang bertindak sebagai observer untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Pelaksanaan penerapan model pembelajaran dilakukan mulai tanggal 9 juni sampai 30 juni 2012. Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan proses pembelajaran ini adalah 8 am pelajaran. Jadwal pelaksanaannya dapa dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Tahap Pelaksanaan Pertemuan Ke 1 2 3 c. Tahap Analisi Tahap terakir diadakan analisis data temuan baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk menyusun laporan dan rekomendasi.Metode Penelitian Page 43

Tanggal

Waktu

Kegiatan pembelajaran

D. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini, digunakan instrumen berupa lembar tes tertulis, angket, wawancara, dan pengamatan (observasi). 1. Lembar Tes Tertulis Lembar tes tertulis berisi 20 soal pilihan ganda beralasan yang telah divalidasi. Lembar tes ini bertujuan untuk mengukur penguasaan konsep (konten) pada materi pokok perubahan materi dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi pengoperasian pengendali elektromekanik. Lembar tes ini digunakan juga untuk mengukur konteks aplikasi pengoperasian pengendali elektromekanik, serta untuk mengukur pengoperasian pengendali elektromekanik yang meliputi (1) Menyebutkan dan merangkai rangkaian kontrol magnetik sederhana pada aplikasi mesinmesin peralatan alat berat. (2) Membuat rangkaian kontrol motor menggunakan kontaktor untuk tujuan mula jalan, reverse-forward dan pengereman. Angket Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan. Angket disusun dalam bentuk pernyataan ya dan tidak. Pengisian angket angket dilakukan setelah proses pembelajaran selesai. 3. Pedoman wawancara. Pedoman wawancara dilakukan dalam kegiatan wawancara untuk memperoleh tanggapan dari siswa dan guru tentang model pembelajaran pada materi pengoperasian pengendali elektromekanik yang telah digunakan, wawancara dilakukan setelah pembelajaran. 4. Lembar Pengamatan Lembar pengamatan dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung mengenai kinerja siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan oleh dua orang dan berlangsung sejak awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

E. Teknik Analisis Instrumen Dalam suatu penelitian data memiliki kedudukanyang sangat tinggi. Data merupakan gambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karenaMetode Penelitian Page 44

itu, kebenaran data sangat mempengarui hasil penelitian. Sedangkan kebenaran data dipengarui oleh baik tidaknya suatu instrumen. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto,2006). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang sahih mempunyai validitas yang rendah. Reliabilitas adalh instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Disamping itu juga dilakukan juga uji terhadap daya pembeda dan tingkat kesukaran untuk mengetahui baik tidaknya soal. 1. Validitas Validitas tes didasari dari variabel internal. Validitas internal dicapai apabila terdapat kesusaian antara bagian-bagian butir soal dengan instrumen secara keseluruhan. Validitas internal dilakukan dengan memperoleh pertimbangan dan penilaian (judgment) dari dosen pembimbing dan dosen ahli, serta secara empiris dilakukan dengan cara mengkolerasikan setiap butir soal dengan skor totalnya. Untuk menguji validitas ini digunakan teknik korerlasi Product Moment, dengan rumus sebagai berikut:

rXY =(Arikunto,2006) Dengan:

r

XY

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y yang dikorelasikan = Skor butir soal yang diuji validitasnya = Skor total = jumlah responden

X Y N

Selanjutnya diuji dengan menggunakan rumus Uji-t dengan rumus:

Metode Penelitian

Page 45

t = rXYketerangan: N = jumlah subjek = koefisien korelasi

r

XY

harga kefisien yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan pada tabel harga kritis R product moment dengan tingkat kepercayaan tertentu sehingga dapat diketahui signifikansi korelasi tersebut. Jika harga r hasil perhitungan lebih besar dari harga kritis dalam tabel, maka korelasi tersebut signifikan. Reliabilitas Reliabilitas tes merupakan ukuran konsistensi suatu tes, yaitu ukuran kepercayaan suatu tes untuk menghasilkan sjor yang cenderung yang konsisten atau ajeg untuk kelompok peserta tes tertentu. Untuk tes objektif pengujian reliabilitas dilakukan dengan metode belah dua ( splithalf method) dengan prosedur pembelahan ganjil-genap. Perhitungan koefisien relisbilitas digunakan rumus Spearman-Brown yang didasarkan pada selisih skor pada kedua belahan tersebut. Rumus Spearman-Brown seperti persamaan berikut:

r11 =

(Arikunto,2006)

Metode Penelitian

Page 46

Keterangan: r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan r1/21/2 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Tabel 1.4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Reliabilitas r 0,20 0,20 < r 0,40 0,40 < r 0,60 0,60 < r 0,80 0,80 < r 1,00 Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda pada setiap butir soal dapat digubakan rumus: Klasifikasi Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi

DP =Keterangan: DP BA BB JA JB = Daya Pembeda

(Arikunto,2006)

= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar = jumlah siswa kelas atas = jumlah siswa kelas bawah

Tabel 1.4. Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda 0,00 0,20 0,21 0,40 0,41 0,70 0,71 1,00Metode Penelitian

Klasifikasi Jelek Cukup Baik Baik sekaliPage 47

4. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran tiap butir soal ditentukan dengan menggunakan persamaan:

P=Dengan: P = indek kemudahan

(Arikunto,2006)

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa pesarta tes Dengan hasil perhitungan taraf kemudahan kemudian diklasifikasikan sebagai berikut. Tabel 1.5. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Indeks Kemudahan 0,00 0,30 0,31 0,70 0,71 1,00 F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui pretest, posttest, pengisian angket, observasi, dan wawancara. Secara keseluruhan pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel di bawah: Klasifikasi Sukar Sedang Mudah

Metode Penelitian

Page 48

Tabel 1.6. Teknik Pengumpilan Data No 1 Tes tertulis 2 3 4 Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran Dilakukan saat pembelajaran Dilakukan saat pembelajaran Dilakukan setelah pembelajaran keterangan

Catatan lapangan Observasi Angket siswa dan wawancara

Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes tertulis yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda beralasan. Setiap pilihan ganda yang tepat diberikan skor satu dan untuk alasan yang tepat diberi skor dua. G. Teknik Pengelolahan dan Analisis Data Data yang diolah adalah data pretest dan posttest yang dikumpulkan selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan langkah-langkah berikut: 1. Menilai Tingkat Penguasaan Materi dan Literasi Berdasarkan Kategori Kemampuan

Metode Penelitian

Page 49