t36091.docx
TRANSCRIPT
1
INTISARI
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA DAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH UNIT I YOGYAKARTA
Muhammad Fauzi, Elsye Maria Rosa, Sri Handari Wahyuningsih
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Latar belakang : Rumah Sakit merupakan suatu institusi yang bergerak dibidang pelayanan jasa. Dimana produk yang diberikan berupa pelayanan medis dan penunjang medis, untuk menggerakan pelayanan di rumah sakit dibutuhkan sumber daya manusia yang komprehensif dan profesional sehingga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan khususnya pelanggan eksternal rumah sakit yaitu pasien maupun keluarga pasien.
Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja dan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Metode : penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan Cross Sectional. Sampel penelitian berjumlah 58 orang. Alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data yang dilakukan dengan menggunakan analisis Univariat dan Multivariat.
Hasil : Kemampuan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat (R2 = 0,219, P= 0,000 < 0,05). Kinerja perawat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja (R2= 0,058, P= 0,038 < 0,05).
Kesimpulan : terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan dan motivasi terhadap kinerja dan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta.
Kata Kunci : Kemampuan, Motivasi, Kinerja dan Kepuasan Perawat.
2
ABSTRACT
EFFECT OF MOTIVATION AND ABILITY TO PERFORMANCE AND SATISFACTION OF NURSES IN HOSPITALS PKU MUHAMMADIYAH
UNIT I YOGYAKARTA
Muhammad Fauzi, Elsye Maria Rosa, Sri Handari Wahyuningsih
Faculty of Medicine and Health Sciences, University of Muhammadiyah Yogyakarta
Background: The hospital is an institution engaged in the delivery of services. Where the products are given in the form of medical care and medical support, to move the hospital services required a comprehensive human resources and professional so as to provide satisfactory services for external customers, especially customers hospital in which patients and families of patients.
Objective: This study aimed to determine the effect of ability and motivation on performance and job satisfaction of nurses a Hospital PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta.
Methods: This study is an analytical study with cross sectional design. Samples numbered 58 people. Research tool used was a questionnaire. Data analysis is performed using univariate and multivariate analysis.
Results: The ability and motivation to have a significant effect on the performance of nurses (R2 = 0.219, P = 0.000 <0.05). Significant effect on the performance of nurse job satisfaction (R2 = 0.058, P = 0.038 <0.05).
Conclusion: There is significant relationship between ability and motivation on performance and job satisfaction of nurses at Hospital PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta.
Keywords: Ability, Motivation, Performance and Satisfaction Nurse.
3
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan suatu institusi yang bergerak dibidang
pelayanan jasa. Produk yang diberikan berupa pelayanan medis dan penunjang
medis, untuk menggerakan pelayanan di rumah sakit dibutuhkan sumber daya
manusia yang komprehensif dan profesional sehingga dapat memberikan
pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan khususnya pelanggan eksternal
rumah sakit yakni pasien maupun keluarga pasien. Sumber daya manusia
dalam suatu institusi merupakan aspek krosial yang menentukan keefektifan
suatu organisasi. Oleh karena itu, organisasi senantiasa perlu melakukan
investasi dengan melaksanakan fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu
mulai perekrutan, penyeleksian, sampai mempertahankan sumber daya
manusia 1.
Kaitannya dengan kinerja perawat untuk melayani kesehatan
masyarakat, maka perlu adanya kemampuan dan motivasi yang handal.
Sebagai dasar pengkajian ilmu akan di kemukakan pendapat yang berkaitan
dengan kemampuan (Ability) dan motivasi 2. Menurut 3, kemampuan berarti
kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan. Menurut 4, menyatakan bahwa semakin baik kesesuain antara
persyaratan jabatan dengan kompetensi dari orang yang menduduki jabatan
tersebut maka semakin baik pula kinerja orang tersebut. Sementara motivasi
menurut 5, menyatakan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan.
Menurut 6, kepuasan kerja adalah sikap dari masing – masing individu
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja perawat akan memberikan dampak
yang positif bagi Rumah Sakit, dimana kepuasan kerja akan meningkatkan
kinerja perawat yang diharapkan akan memberikan pelayanan yang
4
profesional sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh Rumah Sakit.
Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja, yaitu faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi
(motivation). Faktor kemampuan secara psikologis, kemampuan (ability)
pegawai terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality, artinya
pegawai yang memiliki potensi diatas rata – rata dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-
hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapakan. Faktor
motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai
yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi 7.
Berdasarkan informasi dari beberapa nara sumber di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta, masih ditemukan sebagian kinerja
perawat yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat
dari hasil kinerja perawat dalam bentuk dokumentasi asuhan keperawatan
yang kadang belum terisi lengkap, dan selain itu adanya keluhan pasien
melalui kotak saran maupun media lainnya mengenai sikap perawat yang
kurang ramah, pelayanan kurang memuaskan, kurang efektif, waktu tunggu
yang lama, perawat kurang cekatan dalam melayani pasien, yang
menunjukkan kurangnya kinerja perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Informasi didapatkan melalui beberapa kepala
ruang Instalasi Rawat Inap bahwa pendokumentasian dan pelaksanaan asuhan
keperawatan memang belum maksimal dilaksanakan berupa tidak lengkap
maupun tidak dilakukan meski hanya sebagian kecil dari keseluruhan jumlah
perawat pelaksana yang bertugas.
5
Uraian tersebut diatas dapat menunjukkan betapa belum optimalnya
kinerja perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta.
Karena rendahnya motivasi kerja dan kurangnya kemampuan dalam
menjalankan tugas sebagai mana yang mereka kerjakan sesuai dengan tugas
pokoknya. Untuk mencapai proses pelayanan yang baik, maka diperlukan
sekali kinerja perawat yang baik. Mengingat besarnya manfaat peningkatan
kinerja perawat bagi kepetingan rumah sakit dan masyarakat sebagai
pengguna jasa pelayanan kesehatan, sehingga menarik untuk dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap
kinerja dan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Unit I Yogyakarta
BAHAN DAN CARA
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan potong
lintang (cross sectional). Untuk mengetahui pengaruh antara variabel
kemampuan dan motivasi (independen) dengan variabel kinerja dan kepuasan
kerja perawat (dependen) di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit
IYogyakarta, pengambilan data baik variabel independen maupun variabel
dependen dilakukan secara bersama – sama dalam satu kurun waktu tertentu.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampelnya adalah perawat yang
bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I
Yogyakarta dengan jumlah sampel 58 orang dari jumlah populasi di ruang
rawat inap yaitu sebanyak 138 orang. Teknik Sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling yaitu suatu
teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan / masalah dalam penelitian),
sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah
dikenal sebelumnya 8.
Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang berisi pernyataan
tertutup, dengan menggunakan skala likert (lima alternatif jawaban). Cara
6
pengujian validitas instrumen dengan melakukan analisis korelasi.
Perhitungan uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment
dengan mengkorelasikan skor item butir dengan total skor pertanyaan.
Penyimpulan valid atau tidaknya item adalah dengan membandingkan r
hitung dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% 9. Perhitungan reliabilitas
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Instrumen dikatakan reliabel apabila
koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.6 10.
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan analisis deskriptif atau univariat, dilakukan untuk
menggambarkan keadaan dari variabel – variabel yang diteliti, disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berdasarkan jumlah orang dan
persentase. Analisis multivariat (regresi ganda), dilakukan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara bersama –
sama. Uji statistik yang digunakan pada analisis multivariat ini adalah uji
regresi berganda.
HASIL
Hasil Penelitian
1. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik subjek penelitian pada masing – masing kelompok
dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian (n=58)
Karakteristik Umur Frekuensi Persentase20 – 30 tahun 14 24,131 – 40 tahun 32 55,241 – 50 tahun 12 20,7Jumlah 58 100
Berdasarkan tabel karakteristik umur menunjukkan bahwa dari 58
responden penelitian, di ketahui karakteristik subjek penelitian pada
kelompok berdasarkan umur mayoritas berumur antara 31 – 40 tahun yaitu
sebanyak 32 orang (55,2 %), selanjutnya responden dengan umur antara
7
20–30 tahun sebanyak 14 orang (24,1 %) dan responden dengan umur
antara 41 – 50 tahun yaitu sebanyak 12 orang (20,7 %).
Karakteristik jenis kelamin Frekuensi PersentaseLaki – laki 12 20,7Perempuan 46 79,3Jumlah 58 100
Berdasarkan tabel karakteristik jenis kelamin menunjukkan
bahwa dari 58 responden penelitian, di ketahui karakteristik subjek
penelitian pada kelompok berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden
perempuan yaitu sebanyak 46 orang (79,3 %) dan responden laki – laki
yaitu sebanyak 12 orang (20,7 %).
Karakteristik masa kerja Frekuensi Persentase< 5 tahun 3 5,26 – 10 tahun 18 31,0> 11 tahun 37 63,8Jumlah 58 100
Berdasarkan tabel karakteristik masa kerja menunjukkan bahwa
dari 58 responden penelitian, di ketahui karakteristik subjek penelitian
pada kelompok berdasarkan masa kerja responden mayoritas lebih dari 11
tahun yaitu sebanyak 37 orang (63,8%), selanjutnya antara 6 – 10 tahun
yaitu sebanyak 18 orang (31,0 %) dan responden kurang 5 tahun yaitu
sebanyak 3 orang (5,2 %).
Karakteristik pendidikan Frekuensi PersentaseSPK 1 1,7DIII Keperawatan 50 86,2S1 Keperawatan 7 12,1Jumlah 58 100
Berdasarkan tabel karakteristik pendidikan menunjukkan bahwa
dari 58 responden penelitian, di ketahui karakteristik subjek penelitian
pada kelompok berdasarkan mayoritas pendidikan terakhir responden
adalah DIII Keperawatan yaitu sebanyak 50 orang (86,2 %), responden
pendidikan S1 Keperawatan yaitu sebanyak 7 orang (12,1 %), responden
pendidikan SPK yaitu sebanyak 1 orang (1,7 %).
8
Karakteristik mengikuti pelatihan Frekuensi PersentasePernah 48 82,8Tidak pernah 10 17,2Jumlah 58 100
Berdasarkan tabel karakteristik pelatihan menunjukkan bahwa
dari 58 responden penelitian, di ketahui karakteristik subjek penelitian
pada kelompok berdasarkan mayoritas responden yang pernah mengikuti
pelatihan yaitu sebanyak 48 orang (82,8 %), responden yang tidak pernah
mengikuti pelatihan yaitu sebanyak 10 orang (17,2 %).
Karakteristik penghasilan Frekuensi Persentase< Rp. 1.000.000 11 19,0Rp. 1.100.000 – Rp. 2.000.000 45 77,6> Rp. 2.100.000 2 3,4Jumlah 58 100
Berdasarkan tabel karakteristik penghasilan menunjukkan bahwa
dari 58 responden penelitian, di ketahui karakteristik subjek penelitian
pada kelompok berdasarkan mayoritas responden mempunyai penghasilan
antara Rp. 1.100.000 – Rp. 2.000.000 yaitu sebanyak 45 orang (77,6 %),
yang mempunyai penghasilan antara Kurang dari Rp. 1.000.000 yaitu
sebanyak 11 orang (19.0 %), yang mempunyai penghasilan lebih dari Rp.
2.100.000 hanya 2 orang (3,4 %).
2. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat gambaran dari
masing–masing variabel, yaitu kemampuan, motivasi, kinerja dan
kepuasan kerja perawat. Adapun gambaran dari masing – masing variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan perawat
Gambaran distribusi kemampuan perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta berdasarkan
pengkategorian disajikan pada tabel 2 berikut ini :
9
Tabel 2 distribusi frekuensi kemampuan perawat di ruang rawat
inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Kategori kemampuan Frekuensi PersentaseTinggi 55 94,83Sedang 3 5,17Rendah - -Jumlah 58 100
Sumber : Hasil analisis data primer
Tabel 2 ternyata dari 58 orang subjek penelitian, terlihat 55
orang (94,83 %) subjek penelitian berada pada kemampuan kategori
tinggi, 3 orang (5,17 %) subjek penelitian berada pada kategori sedang,
dan tidak ada yang berada pada kemampuan kategori rendah.
Kemudian dari analisis univariat diperoleh nilai tedensi sentral
variabel kemampuan; mean sebesar 110,40; median 108,00; mode 108;
dan standar deviasi sebesar 8,915. Berdasarkan mean tersebut, yaitu
110,40 berada pada kategori tinggi (94,83 %); dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kemampuan perawat di ruang rawat inap Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta berada pada kategori
tinggi.
Pengukuran kemampuan perawat pada penelitian ini
ditentukan dari lima faktor, yaitu dorongan, ciri diri, konsep diri,
pengetahuan, dan keterampilan. Gambaran kategori dari setiap faktor
kemampuan dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3 kategori faktor kemampuan perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Faktor Kemampuan Min Max Mean KategoriDorongan (motive) 8 20 4,1 TinggiCiri Diri (traits) 15 25 3,96 TinggiKonsep Diri (self concept) 23 30 4,31 TinggiPengetahuan (knowlodge) 15 25 4,05 TinggiKeterampilan (skill) 20 35 4,00 Tinggi
Sumber : Hasil analisis data primer
10
Pengkategorian skor untuk semua faktor / indikator adalah
sebagai berikut :
3,67 – 5,00 = Tinggi
2,34 – 3,66 = Sedang
1,00 – 2,33 = Rendah
Tabel 3 terlihat dari lima faktor kemampuan perawat, terlihat
skor faktor dorongan termasuk pada kategori tinggi (mean 4,1), skor
faktor ciri diri termasuk pada kategori tinggi (mean 3,96), skor faktor
konsep diri termasuk pada kategori tinggi (mean 4,31), skor faktor
pengetahuan termasuk pada kategori tinggi (mean 4,05) dan skor
faktor keterampilan juga termasuk pada kategori tinggi (mean 4,00).
b. Motivasi Perawat
Distribusi motivasi perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta berdasarkan pengkategorian
disajikan pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4 Distribusi frekuensi motivasi perawat di ruang rawat
inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Kategori Motivasi Frekuensi PersentaseTinggi 25 43,10Sedang 33 56,90Rendah - -Jumlah 58 100
Sumber : Hasil analisis data primer
Berdasarkan pada tabel 4 ternyata dari 58 orang subjek
penelitian; 33 orang (56,90%) subjek penelitian berada pada kategori
motivasi sedang; 25 orang (43,10%) subjek penelitian berada pada
kategori motivasi tinggi; dan tidak ada subjek yang motivasinya berada
pada kategori rendah.
Analisis univariat diperoleh nilai tendensi sentral variabel
motivasi; mean sebesar 79,19; median 80,00; mode 80; dan standar
deviasi sebesar 10,941. Berdasarkan mean tersebut, yaitu 79,19 berada
11
pada kategori sedang (56,90%). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa motivasi perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Unit I Yogyakarta berada pada kategori sedang.
Motivasi kerja perawat pada penelitian ini terdiri dari sepuluh
faktor, yaitu : pengakuan, prestasi, perkembangan, tanggung jawab,
pekerjaan itu sendiri, gaji, hubungan antar pribadi, pengawasan,
kebijakan rumah sakit dan kondisi kerja. Gambaran kategori dari setiap
faktor motivasi dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 5 kategori faktor motivasi perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Faktor motivasi Min Max Mean KategoriPengakuan 2 4 2,83 SedangPrestasi 5 13 3,84 TinggiPerkembangan 2 10 2,78 SedangTanggung jawab 2 5 3,93 TinggiPekerjaan itu sendiri 5 10 4,11 TinggiGaji 2 9 3,04 SedangHubungan antar pribadi 5 10 4,10 TinggiPengawasan 7 20 3,71 TinggiKebijakan rumah sakit 1 5 3,62 SedangKondisi kerja 4 20 3,58 Sedang
Sumber : Hasil analisis data primer
Tabel 5 terlihat dari sepuluh faktor motivasi perawat, terlihat
skor faktor prestasi termasuk pada kategori tinggi (mean 3,84), skor
faktor tanggung jawab termasuk pada kategori tinggi (mean 3,93), skor
faktor pekerjaan itu sendiri termasuk pada kategori tinggi (mean 4,11),
skor faktor hubungan antar pribadi masuk pada kategori tinggi (mean
4,10), dan skor faktor pengawasan pada kategori tinggi (mean 3,71)
sedangkan skor pengakuan masuk pada kategori sedang (mean 2,83),
skor faktor perkembangan masuk pada kategori sedang (mean 2,78),
skor faktor gaji masuk pada kategori sedang (mean 3,04), skor
kebijakan perusahaan (rumah sakit) masuk pada kategori sedang (mean
12
3,62) dan skor faktor kondisi kerja masuk pada kategori sedang (mean
3,58).
c. Kinerja perawat
Gambaran kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Unit I Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 6 berikut
ini :
Tabel 6 Distribusi frekuensi kinerja perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Kategori Motivasi Frekuensi PersentaseTinggi 57 98,28Sedang 1 1,72Rendah - -Jumlah 58 100
Sumber : Hasil analisis data primer
Berdasarkan pada tabel 6 ternyata dari 58 orang subjek
penelitian; 57 orang (98,28 %) subjek penelitian berada pada kinerja
perawat kategori tinggi, 1 orang (1,72 %) berada pada kategori sedang
dan tidak ada subjek penelitian yang berada pada kategori rendah.
Kemudian berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh nilai
tendensi sentral; mean sebesar 92,28, median sebesar 88,00, mode
sebesar 88, dan standart deviasi sebesar 8,758. Berdasarkan mean
tersebut yaitu 92,28 berarti kinerja perawat berada pada kategori tinggi
(98,28%), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja perawat di
ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I
Yogyakarta berada pada kategori tinggi.
Kinerja perawat pada penelitian ini terdiri dari lima penilaian,
yaitu : pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Gambaran kategori dari setiap penilaian kinerja perawat dapat dilihat
pada tabel 7 berikut ini.
13
Tabel 7 kategori penilaian kinerja perawat di ruang rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Penilaian kinerja Min Max Mean KategoriPengkajian 40 55 4,22 TinggiDiagnosa 6 10 4,12 TinggiPerencanaan 9 15 4,11 TinggiPelaksanaan 14 20 4,12 TinggiEvaluasi 8 10 4,34 Tinggi
Sumber : Hasil analisis data primer
Tabel 7 terlihat dari lima penilaian kinerja perawat, terlihat
skor penilaian pengkajian termasuk pada kategori tinggi (mean 4,22),
skor penilaian diagnosa termasuk pada kategori tinggi (mean 4,12),
skor penilaian perencanaan termasuk pada kategori tinggi (mean 4,11),
skor penilaian pelaksanaan termasuk pada kategori tinggi (mean 4,12)
dan skor penilaian evaluasi termasuk pada kategori tinggi (mean 4,34).
d. Kepuasan perawat
Gambaran kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta dapat dilihat pada tabel
8 berikut ini :
Tabel 8 Distribusi frekuensi kepuasan perawat di ruang rawat
inap RS PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Kategori kepuasan Frekuensi PersentaseTinggi 40 68,97Sedang 15 25,86Rendah 3 5,17Jumlah 58 100
Sumber : Hasil analisis data primer
Berdasarkan pada tabel 8 ternyata dari 58 orang subjek
penelitian; 40 orang (68,97) subjek penelitian berada pada kepuasan
perawat kategori tinggi, 15 orang (25,86%) berada pada kategori
sedang dan 3 orang subjek penelitian berada pada kategori rendah
(5,17%).
14
Kemudian berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh nilai
tendensi sentral; mean sebesar 82,21, median sebesar 85,00, mode
sebesar 88, dan standart deviasi sebesar 13,260. Berdasarkan mean
tersebut yaitu 82,21 bearti kepuasan kerja perawat berada pada
kategori tinggi (68,97%), dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kepuasan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit I berada pada kategori tinggi.
Kepuasan kerja perawat pada penelitian ini terdiri dari tiga
aspek, yaitu : interinsik, rekan sejawat, kondisi lingkungan kerja.
Gambaran kategori dari setiap aspek kepuasan kerja perawat dapat
dilihat pada tabel 9 berikut ini.
Tabel 9 kategori aspek kepuasan kerja perawat di ruang rawat
inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Aspek kepuasan Min Max Mean KategoriInterinsik 5 24 3,41 SedangRekan sejawat 10 45 3,81 TinggiKondisi lingkungan kerja 17 40 3,85 Tinggi
Sumber : Hasil analisis data primer
Tabel 9 terlihat dari tiga aspek kepuasan perawat, terlihat skor
aspek rekan sejawat termasuk pada kategori tinggi (mean 3,81), dan
skor aspek kondisi lingkungan kerja termasuk pada kategori tinggi
(mean 3,85) sedangkan skor aspek intrinsik termasuk pada kategori
sedang (mean 3,41).
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk menghasilkan hubungan
antara sekelompok variabel independen secara bersama – sama dengan
variabel dependen. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda. Dari analisis tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :
15
Tabel 10 Hasil analisis regresi berganda antara kemampuan dan
motivasi terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Unstandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta(Constant) 50.601 13.011 3.889 .000Kemampuan .485 .118 .494 4.097 .000Motivasi .149 .072 .247 2.049 .045
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber : Data primer diolah 2013 Hipotesis statistik yang akan diuji pada bagian ini adalah :
Ha: Terdapat pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja perawat
di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Ho: Tidak terdapat pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja
perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I
Yogyakarta
Berdasarkan tabel hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa
semua koefesien beta signifikan pada taraf signifikan 5%, yang ditujukkan
dengan t hitung sebagai berikut :
a. Kemampuan kerja perawat
Koefisien beta = 0,494; thitung = 4,097 dengan p= 0,000; ternyata p <
0,05 dengan demikian koefesien beta kemampuan perawat tersebut
signifikan.
b. Motivasi kerja perawat
Koefisien beta = 0,247; thitung = 2,049 dengan p= 0,045; ternyata p <
0,05 dengan demikian koefesien beta motivasi perawat tersebut
signifikan.
Untuk membuktikan secara statistik bahwa keseluruhan variabel
penelitian yang digunakan dalam analisis ini berpengaruh signifikan secara
simultan. Apabila nilai signifikan F lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka
16
model regresi signifikan. Hasil uji F pada analisis regresi ganda dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11 hasil uji F antara kemampuan dan motivasi terhadap
kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Unit I Yogyakarta
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F SigRegression 1077.794 2 538.897 8.999 .000a
Residual 3293.792 55 59.887Total 4371.586 57
a. Predictor : (Constant), motivasi, kemampuanb. Depedent Variable : kinerjaSumber : Data primer diolah 2013
Hasil analisis diproreh nilai F hitung sebesar 8.999 dengan
signifikan sebesar 0,000. Oleh karena itu signifikan tersebut lebih kecil
dari 0,05 (p<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan dan motivasi terhadap
kinerja perawat di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Unit I
Yogyakarta.
Koefisien determinasi merupakan suatu alat untuk mengukur
besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai koefesien determinasi hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel 12 nilai koefesien determinasi antara kemampuan dan
motivasi terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .497a .247 .219 7.739a. Predictor : (Constant), motivasi, kemampuan
Sumber : Data primer diolah 2013
17
Hasil estimasi persamaan regresi tersebut diperoleh koefesien
determinasi berganda (R2) sebesar 0,219. Hal ini menunjukkan bahwa
secara statistik variabel kemampuan dan motivasi mampu menjelaskan
variasi dari variabel terikat kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta sebesar 21,9% sedangkan
variabel bebas lain yang tidak diteliti pada penelitian ini memberikan
sumbangan sebesar 78,1 %.
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh kinerja perawat terhadap
kepuasan kerja perawat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 13 Hasil analisis regresi sederhana antara kinerja terhadap kepuasan
kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit
I Yogyakarta
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Unstandardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta(Constant) 31.348 13.011 1.289 .203Motivasi .558 .262 .273 2.125 .038
Sedangkan hipotesis untuk pengaruh kinerja terhadap kepuasan
kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit
I Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Ha: Terdapat pengaruh kinerja terhadap kepuasan kerja perawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Ho: Tidak Terdapat pengaruh kinerja terhadap kepuasan kerja perawat di
ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Berdasarkan tabel hasil analisis regresi sederhana diketahui
bahwa koefesien beta signifikan pada taraf signifikan 5%, yang ditujukkan
oleh koefisien beta = 0,273; thitung = 2,125 dengan p= 0,038; ternyata p <
0,05 dengan demikian koefesien beta kinerja perawat tersebut signifikan.
Koefisien determinasi merupakan suatu alat untuk mengukur
besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
18
Nilai koefesien determinasi hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Tabel 14 nilai koefesien determinasi antara kinerja terhadap
kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .273a .075 .058 17.349a. Predictor : (Constant), kinerja
Sumber : Data primer diolah 2013
Hasil estimasi persamaan regresi tersebut diperoleh koefesien
determinasi berganda (R2) sebesar 0,058. Hal ini menunjukkan bahwa
secara statistik variabel kinerja mampu menjelaskan variasi dari variabel
kepuasan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Unit I Yogyakarta sebesar 5,8 % sedangkan variabel bebas lain yang tidak
diteliti pada penelitian ini memberikan sumbangan sebesar 94,2 %.
PEMBAHASAN
1. Kemampuan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I
Yogyakarta
Hasil analisis regresi menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan kemampuan dan motivasi terhadap kinerja perawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta, yang
di tunjukkan dengan signifikan (p<0,05). Kontribusi kemampuan dan
motivasi terhadap kinerja perawat (R2) sebesar 0,219. Artinya sebesar
21,9 % perubahan variabel kinerja perawat dipengaruhi oleh variabel
kemampuan dan motivasi, sedangkan sisanya 78,1 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
19
2. Kinerja perawat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat
di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
Berdasarkan penelitian diketahui kinerja perawat di ruang rawat
inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta mayoritas
sudah baik, hal ini dibuktikan dengan hasil kategorisasi kinerja perawat
yang masuk dalam kategori tinggi (98,28%). Hal ini karena perawat di
ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
mayoritas sudah bekerja lebih dari 11 tahun, sehingga mereka lebih
berpengalaman dan akan lebih tanggap dalam menghadapi masalah atas
pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I
Yogyakarta.
Hasil penelitian untuk mengetahui pengaruh kinerja perawat
terhadap kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Unit I Yogyakarta diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar 0,273 dengan nilai signifikan 0,038 karena nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 (p<0,05), serta koefisien mempunyai nilai positif maka
kinerja perawat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat.
Maka semakin baik kinerja perawat, maka kepuasan kerja juga akan
semakin meningkat.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan ialah Kemampuan dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perawat di Rumah Sakit PKU Muhammmadiyah Unit I Yogyakarta.
Kinerja perawat berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja perawat di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi, S. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi pertama.
Yogyakarta: BPFE.
2. Mangkunegara. 2005. Evaluasi kinerja SDM. Cetakan pertama. PT. Refika
Aditama. Bandung.
3. Robbin. 2007. Perilaku organisasi (Organizational behavior). Jakarta.
Salemba Medika.
4. Spencer, L.M & Spencer, S.M. 1993. Competence work: model for
superior performance. USA. John Wiley.
5. Hasibuan. 2007. Manajemen sumber daya manusia, Edisi revisi. Cetekan
ke 9. Diterbitkan oleh PT. Bumi Aksara. Jakarta.
6. Robbin. 2007. Perilaku organisasi (Organizational behavior). Jakarta.
Salemba Medika.
7. Mangkunegara. 2005. Evaluasi kinerja SDM. Cetakan pertama. PT. Refika
Aditama. Bandung.
8. Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Kesehatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
9. Arikunto, S. 2006. Manajemen penelitian suatu pendekatan praktek.
Cetekan ke-7. Penerbit PT. Asdi Mahasatya. Jakarta.
10. Sekaran, uma. 2006. Metodologi penelitian untuk bisnis. Jilid 2. Edisi 4.
Salemba empat, jakarta.