sgd 2010.docx
TRANSCRIPT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami dalam skenario 2 dengan judul “
BERFIKIR KRITIS ”. Adapun tugas ini kami selesaikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa
khususnya mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
Tentu saja bahan-bahan yang terhimpun dalam tugas ini sepenuhnya bukan hasil kami
sendiri melainkan kami pilah, yang menurut kami atau siapa saja yang dapat dengan mudah
mempelajarinya, mendalaminya serta mensosialisasikannya, minimal dilingkungannya.
Semoga laporan ini dapat lebih bermanfaat bagi pembaca, maupun bagi bangsa dan tanah
air. Laporan ini tentunya masih jauh dari sempuran, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk sempurnanya laporan ini.Terima kasih
Mataram, 27 september 2010
Tim Penyusun
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR FAKULTAS KEDOKTERAN
BLOK 1 : BELAJAR EFEKTIF
SKENARIO 2 :
Bihbah jarang menulis esai saat masih duduk dibangku SMA, dan saat harus membuat
Karya Tulis Ilmiah di fakultas kedokteran ia kaget. Ia mengira sudah cukup satu atau dua kali
berkonsultasi dengan pembimbingnya tentang judul dan sedikit tentang metodologi
penelitiannya.
Ia terkejut saat ia menyerahkan naskah lengkapnya, ia disuruh pembimbingnya untuk
merevisi seluruh karya tulisnya. Menerut pembimbingnya, ide dan topic yang ingin disampaikan
Bihbah tidak tersusun secara logis dan baik. Dari tulisannya tanpak bahwa Bihbah tidak mengerti
apa yang ia baca dari sumber-sumber literature. Bihbah disuruh mempelajari cara membaca kritis
dan melakukan pencatatan yang baik. Bihbah juga dianjurkan mempelajari “mindmapping” atau
“concept mapping”.
Selain itu, kemampuan Bihbah untuk berbahasa Indonesia tulis kurang baik. Kesalahan-
kesalahan dalam tata bahasa, tanda baca dan ejaan juga merupakan alasan ditolak karyanya.
Bihbah tidak menyangka bahwa untuk karya tulis ilmiah ada struktur penulisan sendiri.
Pembimbingnya menyatakan bahwa tinjauan pustaka dan daftar pustakanya tidak dapat
mendukung suatu penelitian ilmiah. Bihbah banyak menggunakan tulisan yang berasal dari
majalah popular atau surat khabar dan sedikit uraian dari blog di internet. Pembimbingnya
menyuruhnya mencari artikel-artikel dari majalah ilmiah yang terakreditasi atau dari sumber-
sumber di internet yang dapat dipertanggungjawabkan. Ia menganjurkan mencari artikel yang
“evidence based” dan melakukan critical appraisal. Daftar pustakanya sebaiknya ditulis dengan
system Vancouver atau Harvard. Cara mengsitir artikel pun harus yang benar.
I. Identifikasi dan Klasifikasi
1. Permasalahan
Pembiasaan diri menggunakan system berfikir kritis dalam pembuatan karya tulis ilmiah serta
penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan benar.
2. Kata-kata yang tidak diketahui
1. Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah atau
laporan tertulis dan dipublikasikan yang memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan
dengan memenuhi kaedah dan etika keilmuan yang dilakukan dan ditaati oleh masyarakat.
2. Metodologi Penelitian
Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematik.
Rasional berarti penelitian ini dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia.
[Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati indra manusia, sehingga orang lain
dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan (bedakan cara yang ilmiah, misalnya
mencari data jatuhnya pesawat dari paranormal).
Sistematis artinya proses penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis.
3. Literature
Bahan atau sumber ilmiah yang biasa digunakan untuk membuat suatu karya tulis. Mirip dengan
daftar pustaka.
4. Membaca Kritis
Sebuah pendekatan aktif untuk membaca yang melibatkan dalam pemeriksaan keadaan teks.
Menghafal dan pemahaman teks tercapai. Selain itu, teks tersebut akan dipecah menjadi
komponen dan periksa secara kritis untuk mencapai pemahaman yang bermakna material.
5. Mindmapping
Metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara
kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak
menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan
pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti
cabang-cabang pohon.
6. Critical Appraisial
Proses sistematis untuk menguji validitas, hasil, dan relevansi dari sebuah bukti ilmiah (hasil
penelitian) sebelum digunakan untuk mengambil keputusan.
Merupakan bagian penting dari evidence-based medicine.
Menjembatani jurang antara hasil riset dengan aplikasi praktis.
7. Evidence Based
Adalah bukti-bukti yang mendasari sebuah karya tulis ilmiah
8. Sistem Vancouver
cara penulisan referensi dalam makalah akademik. Hal ini populer dalam ilmu fisika, dan
merupakan salah satu dari dua sistem referensi yang biasanya digunakan dalam
Kedokteran, yang lain menjadi.
9. Merevisi
Mendeteksi kesalahan, menguji kembali, melakukan kajian, dan memeriksa dengan hati-hati
suatu karya.
10. Mensitir Artikel
Kegiagtan pengambilan data dari media informasi yang memiliki referensi akurat.
Adapun prmasalahan lain yang kami temukan pada sekenario 2, yaitu tentang berfikir kritis,
selain kata-kata dan istilah-istilah adalah sebagai berikut :
1. Pembiasaan diri dalam penulisan karya tulis ilmiah setelah memasuki jenjang perkuliahan
Yang dimaksud dengan pembiasaan diri adalah, Bihbah harus bisa menguasai tata cara
pembuatan karya tulis ilmiah. Karena di jelaskan bahwa sejak dibangku SMU Bihbah jarang
sekali menulis karya tulis ilmiah.
2. Penggunaan sistem belajar kritis dan bahasa yang benar.
Artinya Bihbah harus terbiasa dengan cara belajar yang kritis dan benar-benar aktif, serta
sekreatif mungkin, baik itu dalam hal membaca, menulis, dan menentukan topik dan tema yang
akan ditulis sebagai karya tulis ilmiah, dan penggunaaan kata baku.
3. Pemahaman tentang struktur penulkisan karya tulis ilmaih dan pengambilan sumber data yang
benar.
Bihbah harus tidak mengerti tata cara penulisa karya tulis ilmiah. Ia juga tidak bisa menentukan
sumber referensi yang baik dan terakreditasi dan dapat dipertanggung jawabkan.
II. Kesimpulan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, banyak sekali hal yang harus diperhatikan dan ditulis dengan
hati-hati yang artinya tidak sembarangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Penentuan ide dan topik yang kreatif, baik dan logis.
2. Pengunaan tata bahasa yang baik.
3. Struktur penulisan karya tulis ilmiah
4. Sumber referensi
5. Cara penulisan
6. Mengerti setiap segi karya tulis yang ditulis.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM 2010
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami dalam Skenario 3 dengan judul
“KOMUNIKASI dengan PASIEN dan KELUARGANYA”. Adapun tugas ini kami selesaikan
sebagai bahan acuan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Al-Azhar Mataram
Tentu saja bahan-bahan yang terhimpun dalam tugas ini sepenuhnya bukan hasil kami
sendiri melainkan kami pilah, yang menurut kami atau siapa saja yang dapat dengan mudah
mempelajarinya, mendalaminya serta mensosialisasikannya, minimal dilingkungannya.
Semoga laporan ini dapat lebih bermanfaat bagi pembaca, maupun bagi bangsa dan tanah
air. Laporan ini tentunya masih jauh dari sempuran, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk sempurnanya laporan ini.Terima kasih
Mataram, 5 september 2010
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1
B. TUJUAN ........................................................................................ 2
C. RUMUSAN MASALAH……....................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LEARNING OBJECTIVE .......................................................... 3
B. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE ............................ 4
1. Klarifikasi Masalah/Konsep yang Tidak di Ketahui............. 5
2. Pengertian, langkah-langkah, tujuan anamnesis................... 7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................. 11
B. SARAN .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana
dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah
makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain
dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya
adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak
dimengerti oleh suku bangsa). Komunikasi merupakan kunci dalam membuka hubungan yang
baik dan profesional antara dokter dengan pasien, meskipun dalam prakteknya masih sulit
dilakukan. Ia mengakui komunikasi dokter-pasien adalah hal yang penting dan harus terus
dipelajari, dilatih dan diterapkan oleh para dokter.
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti
sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita
berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Jadi secara
umum komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya.
1
B. Tujuan
Menurut Hewitt (1981), tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :
Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
Mempengaruhi perilaku seseorang
Mengungkapkan perasaan
Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
Berhubungan dengan orang lain
Menyelesaian sebuah masalah
Mencapai sebuah tujuan
Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara dan sikap seorang dokter ketika berkomunikasi dengan pasien ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario 3 : Komunikasi dengan Pasien dan Keluarganya
Sebagai dokter di Puskesmas, dr. Bihbah sering melakukan pengobatan pada psien. Ia
memulai dengan kegiatan anamnesis yang cepat dan sistematif. Ia melakukan wawancara dengan
pasien, sehingga dari keluhan-keluhan pasien ia dapat memperoleh gambaran kelainan-kelainan
dari sistem organ pasien tersebut.
Sikap dr. Bihbah dalam berkomunikasi dengan pasien selalu disertai dengan empati. Ia selalu
mendengarkan keluhan pasien dan tidak menunjukkan sikap sombong ataupun acuh-tak acuh
pada pasien. Ia juga melakukan pemeriksaan fisik secara fropesional.
Dr. Bihbah sadar bahwa tugas selanjutnya dari seorang dokter adalah memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan keluarganya, yang mana diarahkan kepada upaya promotif dan
preventif dari penyakit yang diderita oleh pasien.
A. Learning Objective
1. Klarifikasi masalah/konsep yang tidak dimengerti
2. Pengertian, langkah-langkah, tujuan anamnesis
3
B. Pembahasan Learning Objective
Mind Mapping
Penjelasan Mind-Mapping
Untuk melakukan anamnesis, seorang dokter harus menggunakan sikap empati terhadap
pasiennya. Karena dengan hal tersebut pasien akan merasa nyaman dan memberikan
kepercayaan kepada dokternya. Setelah mendapatkan kepercayaan dari pasien, dokter bisa
mendapatkan informasi dari pasien tentang penyakit serta keluhan-keluhan yang dialaminya,
lalu mengambil kesimpulan dari penjelasan pasien.
Selain melakukan komunikasi dengan pasien, seorang dokter perlu melakukan pemeriksaan
fisik pasiennya untuk menemukan kelainan dari sistem organ pasiennya.
Setelah melakukan hal-hal tersebut dokter kemudian melakukan upaya promotif dan
preventifnya.
4
1.Klarifikasi Masalah/Konsep yang Tidak di Ketahui
Kegiatan Anamnesis
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara
seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui
tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.
Empati
Empati adalah rasa simpati yang sangat mendalam yang mampu memberikan pengaruh pada
kejiwaan dan atau fisik seseorang.
Contoh : rasa rindu yang terlalu dalam bisa menyebabkan seorang gadis menjadi panas dingin akibat
tidak direstuinya hubungan cinta dengan kekasihnya.
Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)
Unit pelaksanaan tekhnis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Sistem Organ
Sistem organ adalah gabungan dari berbagai organ yang melaksanakan satu fungsi dalam
koordinasi tertentu.
Berikut ini berbagai sistem dalam tubuh beserta fungsinya dan organ penyusunnya:
a. Gerak
Fungsi: penyokong, pelindung organ internal, alat gerak.
Penyusun: tulang & otot
b. Sirkulasi
Fungsi: transportasi darah dan cairan limfa
Penyusun: jantung, pembuluh darah, pembuluh limfa, darah.
c. Saraf
Fungsi: koordinasi aktifitas tubuh
Penyusun: otak, 12 pasang saraf kranial, 31 pasang saraf spinal.
5
d. Kelenjar buntu (endokrin)
Fungsi: menghasilkan hormon untuk mendorong pertumbuhan,
perkembangan dan koordinasi aktifitas tubuh.
Penyusun: kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pituitari dan kelenjar
adrenal.
e. Respirasi
Fungsi: bernapas (pertukaran udara)
Penyusun: hidung, tenggorokan/trakea, paru-paru
f. Pencernaan
Fungsi: memproses makanan
Penyusun: mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, anus, kelenjar
pencernaan
g. Eksresi (ginjal)
Fungsi: pengeluaran sisa-sisa metabolisme, mengatur keseimbangan osmotik darah
Penyusun: ginjal, ureter, kantong kemih, uretra
h. Reproduksi
Fungsi: perkembangbiakan
Penyusun: organ kelamin pada jantan (penis, testis) dan betina (ovarium, uterus)
i. Kulit (integumen)
Fungsi: pelindung tubuh
Penyusun: kulit dan derivatnya.
Pemeriksaan Fisik
Sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis
penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis.
6
Promotif dan Preventif
Sifat upaya pada kesehatan yang bersifat pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Pencegahan atau minimalisasi potensi resiko
2. Pengertian, Langkah-langkah, Tujuan anamnesis
Pengertian anamnesis
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara
seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui
tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.
Persiapan untuk anamnesis
Anamnesis yang baik hanya dapat dilakukan apabila dokter yang melakukan anamnesis tersebut
menguasai dengan baik teori atau pengetahuan kedokteran. Tidak mungkin seorang dokter akan
dapat mengarahkan pertanyaan-pertanyaannya dan akhirnya mengambil kesimpulan dari
anamnesis yang dilakukan bila dia tidak menguasai dengan baik ilmu kedokteran. Seorang
dokter akan kebingungan atau kehilangan akal apabila dalam melakukan anamnesis tidak tahu
atau tidak mempunyai gambaran penyakit apa saja yang dapat menimbulkan keluhan atau gejala
tersebut, bagaimana hubungan antara keluhan-keluhan tersebut dengan organ-organ tubuh dan
fungsinya. Umumnya setelah selesai melakukan anamnesis seorang dokter sudah harus mampu
membuat kesimpulan perkiraan diagnosis atau diagnosis banding yang paling mungkin untuk
kasus yang dihadapinya. Kesimpulan ini hanya dapat dibuat bila seorang dokter telah
mempersiapkan diri dan membekali diri dengan kemampuan teori atau ilmu pengetahuan
kedokteran yang memadai.
Meskipun demikian harus disadari bahwa tidak ada seorang dokterpun yang dapat dengan yakin
menyatakan bahwa dia pasti selalu siap dan mampu mendiagosis setiap keluhan pasiennya.
Bahkan seorang dokter senior yang sudah berpengalaman sekalipun pasti pernah mengalami
kebingungan ketika menghadapi pasien dengan keluhan yang sulit dianalisa.
7
Cara melakukan anamnesis
Dalam melakukan anamnesis ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang dokter,
antara lain :
a. Tempat dan suasana
Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan cukup nyaman bagi
pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan suasana mendukung. Suasana
diciptakan agar pasien merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa diinterogasi.
b. Penampilan dokter
Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini akan meningkatkan kepercayaan
pasiennya. Seorang dokter yang tampak rapi dan bersih akan lebih baik dari pada yang tampak
lusuh dan kotor. Demikian juga seorang dokter yang tampak ramah, santai akan lebih mudah
melakukan anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan tegang.
c. Periksa kartu dan data pasien
Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau data pasien dan
cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup kemungkinan kadang-kadang terjadi
kesalahan data pasien atau mungkin juga kesalahan kartu data, misalkan pasien A tetapi kartu
datanya milik pasien B, atau mungkin saja ada 2 pasien dengan nama yang sama persis. Untuk
pasien lama lihat juga data-data pemeriksaan, diagnosis dan terapi sebelumnya. Informasi data
kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis dan pemeriksaan saat ini.
d. Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya
Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien dapat dengan leluasa
menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien bercerita dengan bahasanya sendiri. Ikuti
cerita pasien, jangan terus menerus memotong, tetapi arahkan bila melantur.
8
Pada saat pasien bercerita, apabila diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta
klarifikasi atau informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai terbawa cerita
pasien sehingga melantur kemana mana.
e. Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti
Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat dimengerti
pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit
dimengerti, berika penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.
f. Buat catatan
Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat seorang dokter melakukan
anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai riwayat penyakit yang panjang.
g. Perhatikan pasiennya
Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan gerak gerik pasien.
Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnya atau apatis, apakah dalam posisi bebas atau
posisi letak paksa, apakah tampak santai atau menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah dapat
bercerita dengan kalimat-kalimat panjang atau terputus-putus, apakah tampak segar atau lesu,
pucat dan lain-lain.
h. Gunakan metode yang sistematis
Anamnesis yag baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka anamnesis yang
baku. Dengan cara demikian maka diharapkan tidak ada informasi yang terlewat.
9
Tujua Anamnesis
Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi
tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis
dilakukan dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan
diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat
menegakkan diagnosis. Secara umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar sudah
dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis yang benar.
Tujuan berikutnya dari anamnesis adalah untuk membangun hubungan yang baik antara seorang
dokter dan pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya bertemu dengan
dokternya akan merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga cederung tertutup. Tugas
seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu
pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan dokter dan pasiennya sehingga dapat
mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-tahap pemeriksaan
selanjutnya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang dokter yang profesional harus mampu melakukan komunikasi yang baik dengan pasien,
terutama pendekatan (anamnesis) dengan pasien pada saat pelakukan pengobatan.
Anamnesis sangat penting karena akan memberikan kenyamanan terhadap pasien yang akan
ditangani, selain itu anamnesis juga membantu dokter mendapatkan keparcayaan pasien untuk
ditangani olehnya.
B. Saran
Dalam melakukan komunikasi dengan pasien atau keluarganya kita harus menjaga sikap kita
sebagai seorang dokter. Seorang dokter harus menggunakan sikap empati terhadap pasiennya.
Karena dengan hal tersebut pasien akan merasa nyaman dan memberikan kepercayaan kepada
dokternya. Setelah mendapatkan kepercayaan dari pasien, dokter bisa mendapatkan informasi
dari pasien tentang penyakit serta keluhan-keluhan yang dialaminya, lalu mengambil kesimpulan
dari penjelasan pasien.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, A Short Textbook | Gerrad K Lang | Thieme — 2000.
Anonym, http://razimaulana.wordpress.com/2008/12/02/anamnesis
Anonym, http://id.wikipedia.org/wiki_fisik
Anonym, http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi
Anonym, http://biocyberway.blogspot.com/2008/04/organ-dan-sistem-organ.html
Anonym, http://id.wikipedia.org/wiki/Sistematis
Anonym, http://biocyberway.blogspot.com/2008/04/organ-dan-sistem-organ.html.
Anonym, http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
Anonym, http://www.scribd.com/doc/17403518/pengertian-komunikasi.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM 2010
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami dalam Skenario 4 dengan judul
“LIFELONG LEARNING dan PROFESIONALISME”. Adapun tugas ini kami selesaikan
sebagai bahan acuan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Al-Azhar Mataram
Tentu saja bahan-bahan yang terhimpun dalam tugas ini sepenuhnya bukan hasil kami
sendiri melainkan kami pilah, yang menurut kami atau siapa saja yang dapat dengan mudah
mempelajarinya, mendalaminya serta mensosialisasikannya, minimal dilingkungannya.
Semoga laporan ini dapat lebih bermanfaat bagi pembaca, maupun bagi bangsa dan tanah
air. Laporan ini tentunya masih jauh dari sempuran, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk sempurnanya laporan ini.Terima kasih.
Mataram, 12 Oktober 2010
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1
B. TUJUAN ........................................................................................ 2
C. RUMUSAN MASALAH……....................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LEARNING OBJECTIVE .......................................................... 3
1. Klarifikasi Masalah/Konsep yang Tidak di Ketahui............. 3
2. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup.............................. 3
3. Strategi pendidikan seumur hidup......................................... 3
4. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif......... 3
B. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE ........................... 4
1. Klarifikasi Masalah/Konsep yang Tidak di Ketahui............. 4
2. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup.............................. 8
3. Strategi pendidikan seumur hidup......................................... 8
4. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif......... 9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................. 11
B. SARAN .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Belajar adalah memperoleh baru pengetahuan, perilaku, keterampilan, nilai, preferensi
atau pengertian, dan bisa menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan. Kemampuan
untuk belajar dimiliki oleh semua orang dan pada dasarnya manusia itu memiliki banyak
pengetahuan yang tidak disadari. Manusia belajar dapat terjadi sebagai bagian dari pendidikan,
pengembangan pribadi, atau pelatihan. Ini mungkin berorientasi pada tujuan dan dapat dibantu
dengan motivasi.
Belajar seumur hidup atau lifelong learning akan memungkingkan seseorang
mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya
semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan
pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya.
Belajar dapat terjadi secara sadar atau tanpa sadar kesadaran. Ada bukti bagi perilaku
manusia belajar sebelum lahir, di mana pembiasaan telah diamati sejak 32 minggu dalam
kehamilan, menunjukkan bahwa sistem saraf pusat cukup dikembangkan dan prima untuk belajar
dan memori terjadi sangat awal dalam pengembangan. Dengan belajar kita bias menambah
pengetahuan dan juga meningkatkan keterampilan. Belajar akan memperkaya alternatif-alternatif
yang dapat dipilih karena dengan melaksanakan alternatif-alternatif yang dipilih ini, akan
meningkatkan kualitas hidup kita secara drastis.
1
B. Tujuan
Supaya kita mempunyai kenginan untuk belajar dan mental yang kuat sehingga dapat memjadi
penggerak belajar. serta menjadikan kita untuk lebih maju menuju masa depan dan kehidupan
yang lebih cerah.
Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh
aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup
dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara melakukan pembelajaran lifelong lerning dan penerapannya dalam kehidupan
kita sehari-hari ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario 4 : Lifelong Learning dan Profesionalisme
Dr.bihbah sekarang bekerja di Puskesmas. Pasien yang berobat padanya cukup banyak,
karena ia mencoba mengamalkan pengetahuannya untuk menjadi seorang family doctor dan juga
berperan sebagai five star doctor dalam mengelola klinik di Puskesmasnya dan di prakteknya.
Untuk tetap menjaga pengetahuan kedokterannya ia banyak membaca. Ia mempunyai suatu
koleksi kecil terdiri dari buku-buku ilmiah kedokteran, dan ia juga berlangganan beberapa
majalah ilmiah kedokteran berbahasa Indonesia. Namun, ia takut kompetensinya sebagai dokter
akan tergerus karena ilmu yang tertera di buku dan majalah yang dimilikinya terasa cepat
menjadi “kadaluwarsa”, sehingga ia kurang dapat mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
Rekan-rekan seprofesinya mengajaknya untuk selalu ikut pertemuan-pertemuan ilmiah yang
diadakan oleh rumah-rumah sakit dan fakultas kedokteran di wilayah mereka. Ia tidak perlu
keluar propinsi. Ia juga dinasehati untuk memiliki laptop untuk berinternet. Menurut mereka,
profesionalisme harus dikembangkan dan dijaga melalui lifelong learning.
A. Learning Objective
1. Klarifikasi masalah/konsep yang tidak dimengerti
2. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup
3. Strategi pendidikan seumur hidup.
4. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif.
3
B. Pembahasan Learning Objective
1. Klarifikasi Masalah/Konsep yang Tidak di Ketahui
Family Doctor
Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi
kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan
khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan prakter
dokter keluarga.
Five Star Doctor
Five star doctor adalah profil dokter ideal yang memiliki kemampuan untuk melakukan
serangkaian pelayanan kesehatan untuk memenuhi kualitas, kebutuhan, efektifitas biaya, dan
persamaan dalam dunia kesehatan.
Lima kualitas yang harus dimiliki oleh five star doctor, yaitu :
1. Care Provider, Mampu menyediakan perawatan
2. Decision maker, Mampu menjadi penentu keputusan
3. Communicator, Mampu menjadi komunikator yang baik
4. Community leader, Mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakat
5. Mampu dan bisa memiliki skill managerial yang baik untuk menjalankan fungsi-fungsi di atas.
Klinik
Klinik adalah bagian rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat dan memperoleh
penanganan medis serta tempat mahasiswa kedokteran melakukan pengamatan terhadap kasus
penyakit yang diderita para pasien. Klinik juga diartikan sebagai organisasi kesehatan yang
bergerak dalam penyediaan pelayanan kesehatan kuratif (diagnosis dan pengobatan), biasanya
terhadap satu macam gangguan kesehatan.
4
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sedangkan
kompetensi dokter adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
oleh seorang dokter sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
Area kompetensi Dokter, antara lain :
1. Area Komunikasi Efektif
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia,
anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.
2. Area Keterampilan Klinis
Melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan
pasien dan kewenangannya.
3. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
Mengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah
menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
4. Area Pengelolaan Masalah kesehatan
Mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif,
holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
5. Area Pengelolaan Informasi
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk
menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan
pelayanan kesehatan di tingkat primer.
6. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri.
Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya;
mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi
kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau
perkembangan profesi secara sinambung.
7. Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme Serta Keselamatan Pasien.
Berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan;
bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik
kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien.
Kadaluwarsa
Kadaluwarsa adalah masa habis berlakunya suatu barang, semisal masa aman konsumsi suatu
produk khususnya makanan, kosmetik dan barang-barang yang sifatnya konsumtif bagi manusia.
Ilmu kadaluarsa adalah ilmu yang sudah tidak dapat digunakan lagi karena ada ilmu-ilmu yang
menyainginya dan mudah dipahami.
Profesionalisme
Profesional adalah orang yang terampil, handal, dan sangat bertanggungjawab dalam
menjalankan profesinya. Orang yang tidak mempunyai integritas biasanya tidak pro-fesional.
Profesionalisme pada intinya adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara
baik dan benar (MenPAN, 2002 : 25).
Maister (1998 : 21-22), mengatakan bahwa ciri-ciri profesionalisme sejati yaitu :
- Bangga pada pekerjaan mereka
- Berusaha meraih tanggung jawab.
- Mengantisipasi, dan tidak menunggu perintah, mereka menunjukkan inisiatif.
- Mengerjakan apa yang perlu dikerjakan untuk merampungkan tugas.
- Melibatkan diri secara aktif.
- Mencari cara untuk memudahkan orang yang mereka layani.
- Benar-benar mendengarkan kebutuhan orang-orang yang layani.
- Belajar memahami dan berfikir seperti orang-orang yang mereka layani sehingga bisa
mewakili mereka ketika orang-orang itu tidak ada ditempat.
6
- Adalah pemain tim.
- Bisa dipercaya memegang rahasia.
- Jujur, bisa dipercaya dan setia.
- Terbuka pada kritik-kritik yang membangun mengenai cara meningkatkan diri.
Lifelong Learning
Belajar seumur hidup adalah belajar yang sering tanpa kita sadari. banyak yang mengatakan
bahwa belajar terus adalah bohong apalagi ketika kesibukan yang terus semakin sibuk. Belajar
seumur hidup bukan berarti belajar untuk memperbaiki diri sendiri saja. tapi terus mempelajari
apa yang terjadi pada sekitar kita dengan membaca koran atau mencari hobi baru, mencari
informasi, dsb.
Akhir kata, bagi seseorang yang belajar seumur hidup adalah hal yang mustahil maka ia telah
menjadi orang yang gagal dan tidak dapat beradaptasi.
Hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur hidup :
1. Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis
kemiskinan.
2. Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan.
3. Faktor peranan keluarga.
4. Faktor perubahan peranan sosial
5. Perubahan teknologi
6. Faktor-faktor vocational
7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
8. Kebutuhan anak-anak awal
7
2. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup
Pembahasan tentang konsep pendidikan atau belajar seumur hidup ( lifelong learning ) ini
akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.
A. Dasar Teoritis ( religious )
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik
Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend
melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu
menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga
pendidikan itu tidak pernah berakhir.
Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Islam.
B. Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara
yaitu melalui :
1. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978.
2. UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4.
3. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989.
3. Strategi pendidikan seumur hidup.
Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinventarisir Prof.
Sulaiman Joesoef, meliputi hal-hal berikut :
8
a. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri. Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan
seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan
pengalaman-pengalaman pendidikan.
b. Konsep belajar seumur hidup. Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena
respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan
menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
c. Konsep Belajar Seumur Hidup. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang
sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang
logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat
usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi kesempatan untuk
belajar baru.
d. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup. Dalam konteks ini, kurikulum didesain
atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup
yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
e. Arah Pendidikan Seumur Hidup
4. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif
Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa lifelong learning adalah sangat penting. Dasar
pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau lifelong learning akan memungkingkan seseorang
mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya
semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan
pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill).
9
b. Tinjauan Ekonomis
Melalui pendidikan, merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang
menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan.
c. Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya para orang
tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena
itu, banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau
tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan seumur hidup kepada orang akan
merupakan solusi dari masalah tersebut.
d. Tujuan Filosofis
Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak memilih dan
memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.
e. Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali
para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan
dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di negara maju.
f. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai
konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu, perkembangan tersebut juga makin luas,
dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan
seluruhnya kepada anak didik di sekolah.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep pendidikan seumur hidup erat kaitannya dengan paham tentang waktu berlangsungnya
pendidikan.
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
B. Saran
Agar seseorang pelajar termotivasi untuk belajar sebaiknya dalam belajar diadakan belajar
dilapangan, tidak hanya di sekolah. Sehingga bisa lebih memahami materi-materi yang
dipelajari.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, http://meetabied.wordpress.com/2009/10/31/konsep-pendidikan-seumur-hidup/
Anonym, http://en.wikipedia.org/wiki/Learning
Aninym,http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080828053803AAgu22D
Anonym, http://www.scribd.com/doc/34724427/Standar-Kompetensi-Dokter-Indonesia-SKDI
Anonym, http://azrl.wordpress.com/2008/05/13/belajar-seumur-hidup/
Anoniym, http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-seumur-hidup/
mrdetail/14530/
Anonym, http://van88.wordpress.com/filsafat-seumur-hidup/
http://meetabied.wordpress.com/2009/10/31/konsep-pendidikan-seumur-hidup/
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM 2010
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok kami dalam Skenario 5 dengan judul
“ETIKA KEDOKTERAN dan PROFESIONALISME”. Adapun tugas ini kami selesaikan
sebagai bahan acuan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Al-Azhar Mataram
Tentu saja bahan-bahan yang terhimpun dalam tugas ini sepenuhnya bukan hasil kami
sendiri melainkan kami pilah, yang menurut kami atau siapa saja yang dapat dengan mudah
mempelajarinya, mendalaminya serta mensosialisasikannya, minimal dilingkungannya.
Semoga laporan ini dapat lebih bermanfaat bagi pembaca, maupun bagi bangsa dan tanah
air. Laporan ini tentunya masih jauh dari sempuran, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk sempurnanya laporan ini.Terima kasih.
Mataram, 12 Oktober 2010
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1
B. TUJUAN ........................................................................................ 2
C. RUMUSAN MASALAH……....................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LEARNING OBJECTIVE .......................................................... 3
1. Klarifikasi Masalah/Konsep yang Tidak di Ketahui............. 3
2. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup.............................. 3
3. Strategi pendidikan seumur hidup......................................... 3
4. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif......... 3
B. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE ........................... 4
1. Klarifikasi Masalah/Konsep yang Tidak di Ketahui............. 4
2. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup.............................. 8
3. Strategi pendidikan seumur hidup......................................... 8
4. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif......... 9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................. 11
B. SARAN .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat, budi pekerti. Di sini etika dapat
dipahami sebagai ilmu mengenai kesusilaan. Dalam filsafat pengertian etika adalah telah dan
penilaian kelakuan manusia ditinjau dari kesusilaannya. Kesusilaan yang baik merupakan ukuran
kesusilaan yang disusun bagi diri seseorang atau merupakan kumpulan keharusan, kumpulan
kewajiban yang dibutuhkan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu bagi anggota-
anggotanya. Dalam hal ini etika bagi para dokter Muslim. Kadang kesusilaan didasarkan pada
agama, sehingga bilamana yang berkuasa itu agama, maka agama menjadi guru etika.
Sebagai suatu pendidikan profesi, pendidikan kedokteran diharapkan dapat menghasilkan dokter
yang menguasai ilmu teori dan praktik kedokteran beserta perilaku dan etika yang mulia pula.
Dalam upacara wisuda semua calon dokter harus mengucapkan sumpah dokter dengan
disaksikan oleh Dekan, Direktur Rumah Sakit, Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan,
para dosen dan anggota keluarga. Dalam mengikrarkan sumpah yang didampingi oleh para
pemuka agama, calon dokter berjanji akan mengamalkan Kode Etik Kedokteran. Dengan adanya
hal tersebut diharapkan kelak para calon dokter akan menjadi dokter yang beretika mulia,
bertanggungjawab dan taat pada hukum yang berlaku.
Dalam etika kedokteran islam tercantum nilai-nilai bahwa Qur’an dan Hadits adalah sumber
segala macam etika yang dibutuhkan untuk mencapai hidup bahagia dunia akhirat. Etika
kedokteran mengatur kehidupan, tingkah laku seorang dokter dalam mengabdikan dirinya
terhadap manusia baik yang sakit maupun yang sehat.
1
B. Tujuan
Supaya kita mempunyai kenginan untuk belajar dan mental yang kuat sehingga dapat memjadi
penggerak belajar. serta menjadikan kita untuk lebih maju menuju masa depan dan kehidupan
yang lebih cerah.
Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh
aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup
dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara melakukan pembelajaran lifelong lerning dan penerapannya dalam kehidupan
kita sehari-hari ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario 5 : Etika Kedokteran dan Profesionalisme
Dr.Bihbah mencoba untuk mengamalkan pengetahuannya untuk menjadi seorang family
doctor dan juga berperan sebagai five star doctor dalam mengelola klinik di Puskesmasnya dan
di prakteknya. Pasien sangat menyukainya karena ia menghormati mereka dan dapat merasakan
kesulitan-kesulitan mereka. Saat ini ia dihadapai suatu masalah yang pelik. Seorang ibu
membawa kemenakannya, perempuan berusia 16 tahun yang hamil 4 bulan, dan belum bersuami.
Ia berharap dr. Bihbah mempunyai solusi untuk menutupi aib ini agar keluarga mereka tidak
mengandung malu. Dalam perbincangan dengan remaja hamil itu, terungkap bahwa remaja itu
pengguna narkoba suntik dan teman kencannya menderita HIV. Begitu mendengar pengakuan
kemenakannya, si ibu menjadi emosional dan berteriak-teriak memarahinya dengan suara yang
begitu keras sehingga semua orang di Puskesmas dapat mendengar dan mengetahui bahwa
keluarga remaja itu mendapat aib.
A. Learning Objectiverasakan
1. Klarifikasi masalah/konsep yang tidak dimengerti
2. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup
3. Strategi pendidikan seumur hidup.
4. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif.
3
B. Pembahasan Learning Objective
1. Klarifikasi Masalah/Konsep yang Tidak di Ketahui
Family Doctor
Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi
kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan
khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan prakter
dokter keluarga.
Five Star Doctor
Five star doctor adalah profil dokter ideal yang memiliki kemampuan untuk melakukan
serangkaian pelayanan kesehatan untuk memenuhi kualitas, kebutuhan, efektifitas biaya, dan
persamaan dalam dunia kesehatan.
Lima kualitas yang harus dimiliki oleh five star doctor, yaitu :
1. Care Provider, Mampu menyediakan perawatan
2. Decision maker, Mampu menjadi penentu keputusan
3. Communicator, Mampu menjadi komunikator yang baik
4. Community leader, Mampu menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakat
5. Mampu dan bisa memiliki skill managerial yang baik untuk menjalankan fungsi-fungsi di atas.
Klinik
Klinik adalah bagian rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat dan memperoleh
penanganan medis serta tempat mahasiswa kedokteran melakukan pengamatan terhadap kasus
penyakit yang diderita para pasien. Klinik juga diartikan sebagai organisasi kesehatan yang
bergerak dalam penyediaan pelayanan kesehatan kuratif (diagnosis dan pengobatan), biasanya
terhadap satu macam gangguan kesehatan.
4
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sedangkan
kompetensi dokter adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang
dimiliki oleh seorang dokter sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
Area kompetensi Dokter, antara lain :
1. Area Komunikasi Efektif
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia,
anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.
2. Area Keterampilan Klinis
Melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan
pasien dan kewenangannya.
3. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
Mengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah
menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.
4. Area Pengelolaan Masalah kesehatan
Mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif,
holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
5. Area Pengelolaan Informasi
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk
menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan
pelayanan kesehatan di tingkat primer.
6. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri.
Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya;
mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi
kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau
perkembangan profesi secara sinambung.
7. Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme Serta Keselamatan Pasien.
Berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan;
bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik
kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien.
Kadaluwarsa
Kadaluwarsa adalah masa habis berlakunya suatu barang, semisal masa aman konsumsi suatu
produk khususnya makanan, kosmetik dan barang-barang yang sifatnya konsumtif bagi manusia.
Ilmu kadaluarsa adalah ilmu yang sudah tidak dapat digunakan lagi karena ada ilmu-ilmu yang
menyainginya dan mudah dipahami.
Profesionalisme
Profesional adalah orang yang terampil, handal, dan sangat bertanggungjawab dalam
menjalankan profesinya. Orang yang tidak mempunyai integritas biasanya tidak pro-fesional.
Profesionalisme pada intinya adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara
baik dan benar (MenPAN, 2002 : 25).
Maister (1998 : 21-22), mengatakan bahwa ciri-ciri profesionalisme sejati yaitu :
- Bangga pada pekerjaan mereka
- Berusaha meraih tanggung jawab.
- Mengantisipasi, dan tidak menunggu perintah, mereka menunjukkan inisiatif.
- Mengerjakan apa yang perlu dikerjakan untuk merampungkan tugas.
- Melibatkan diri secara aktif.
- Mencari cara untuk memudahkan orang yang mereka layani.
- Benar-benar mendengarkan kebutuhan orang-orang yang layani.
- Belajar memahami dan berfikir seperti orang-orang yang mereka layani sehingga bisa
mewakili mereka ketika orang-orang itu tidak ada ditempat.
6
- Adalah pemain tim.
- Bisa dipercaya memegang rahasia.
- Jujur, bisa dipercaya dan setia.
- Terbuka pada kritik-kritik yang membangun mengenai cara meningkatkan diri.
Lifelong Learning
Belajar seumur hidup adalah belajar yang sering tanpa kita sadari. banyak yang mengatakan
bahwa belajar terus adalah bohong apalagi ketika kesibukan yang terus semakin sibuk. Belajar
seumur hidup bukan berarti belajar untuk memperbaiki diri sendiri saja. tapi terus mempelajari
apa yang terjadi pada sekitar kita dengan membaca koran atau mencari hobi baru, mencari
informasi, dsb.
Akhir kata, bagi seseorang yang belajar seumur hidup adalah hal yang mustahil maka ia telah
menjadi orang yang gagal dan tidak dapat beradaptasi.
Hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur hidup :
1. Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis
kemiskinan.
2. Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan.
3. Faktor peranan keluarga.
4. Faktor perubahan peranan sosial
5. Perubahan teknologi
6. Faktor-faktor vocational
7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
8. Kebutuhan anak-anak awal
7
2. Konsep dasar Pendidikan Seumur Hidup
Pembahasan tentang konsep pendidikan atau belajar seumur hidup ( lifelong learning ) ini
akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.
A. Dasar Teoritis ( religious )
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik
Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend
melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu
menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga
pendidikan itu tidak pernah berakhir.
Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Islam.
B. Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara
yaitu melalui :
1. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978.
2. UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4.
3. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989.
3. Strategi pendidikan seumur hidup.
Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana diinventarisir Prof.
Sulaiman Joesoef, meliputi hal-hal berikut :
8
a. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri. Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan
seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan
pengalaman-pengalaman pendidikan.
b. Konsep belajar seumur hidup. Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena
respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan
menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
c. Konsep Belajar Seumur Hidup. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang
sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang
logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat
usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi kesempatan untuk
belajar baru.
d. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup. Dalam konteks ini, kurikulum didesain
atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup
yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
e. Arah Pendidikan Seumur Hidup
4. Pendidikan seumur hidup dalam berbagai perspektif
Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa lifelong learning adalah sangat penting. Dasar
pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau lifelong learning akan memungkingkan seseorang
mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya
semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan
pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill).
9
b. Tinjauan Ekonomis
Melalui pendidikan, merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang
menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan.
c. Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya para orang
tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena
itu, banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau
tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan seumur hidup kepada orang akan
merupakan solusi dari masalah tersebut.
d. Tujuan Filosofis
Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak memilih dan
memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.
e. Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali
para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan
dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di negara maju.
f. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai
konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu, perkembangan tersebut juga makin luas,
dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan
seluruhnya kepada anak didik di sekolah.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep pendidikan seumur hidup erat kaitannya dengan paham tentang waktu berlangsungnya
pendidikan.
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam kehidupan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
B. Saran
Agar seseorang pelajar termotivasi untuk belajar sebaiknya dalam belajar diadakan belajar
dilapangan, sehingga bisa lebih memahami materi-materi yang dipelajari.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, http://meetabied.wordpress.com/2009/10/31/konsep-pendidikan-seumur-hidup/
Anonym, http://en.wikipedia.org/wiki/Learning
Aninym,http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080828053803AAgu22D
Anonym, http://www.scribd.com/doc/34724427/Standar-Kompetensi-Dokter-Indonesia-SKDI
Anonym, http://azrl.wordpress.com/2008/05/13/belajar-seumur-hidup/
Anoniym, http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-seumur-hidup/
mrdetail/14530/
Anonym, http://van88.wordpress.com/filsafat-seumur-hidup/
http://meetabied.wordpress.com/2009/10/31/konsep-pendidikan-seumur-hidup/