makalah sgd lbm 5.docx

34
MAKALAH BLOK 21 LBM 5 MAU PRAKTEK…GIMANA CARANYA? FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

Upload: cweetichigo

Post on 02-Jan-2016

196 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH SGD LBM 5.docx

MAKALAH

BLOK 21 LBM 5

MAU PRAKTEK…GIMANA CARANYA?

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

Page 2: MAKALAH SGD LBM 5.docx

BAB I

PENDAHULUAN

SKENARIO

Drg Sulis adalah dokter gigi baru lulusan FKG Unissula. Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dikampus,dia merencanakan akan membuka praktek dokter gigi. Drg Sulis ingin mendesain praktek dokter gigi yang mengutamakan patient safety dan provider safety. Dia membutuhkan banyak informasi untuk mengetahui seluk beluk praktek dan mengurus perijinan agar usahanya tidak melanggar hokum. Apalagi ada isu tentang kerjasama praktek dokter gigi dengan asuransi kesehatan. Sehingga dia memutuskan untuk mencari informasi dari organisasi profesi dan Dinas Kesehatan

1. Latar belakang

Setiap tahun, fakultas kedokteran di seluruh Indonesia melahirkan ribuan dokter baru. Namun rupanya, tidak banyak dari dokter muda yang akan lulus menjadi dokter ini mengetahui persyaratan dalam menjalankan profesi kedokteran, salah satunya memiliki surat ijin praktik. Berdasarkan Undangundang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter yang praktik harus mempunyai surat ijin praktik. Selain itu, permasalahan yang terkait surat ijin praktik dokter yang di atur dalam undang-undang ini. Apabila seorang dokter tidak memiliki surat ijin praktik maka ia bisa dikenai sanksi, baik sanksi pidana, perdata maupun sanksi administatif. Oleh karena itu, para dokter muda terutama yang akan segera menyelesaikan kepaniteraan kliniknya perlu memahami pembuatan surat ijin praktik.

Dalam klinik dokter gigi juga merupakan salah satu bidang yang rawan untuk terjadinya kontaminasi silang antara pasien-dokter gigi, pasien-pasien dan pasien-perawat. Sehingga dokter gigi harus mengetahui cara menjaga patient safety, provider safety dan environment safety sangat penting.

2. Rumusan Masalah

PROSEDUR MENDIRIKAN KLINIK PERATURAN DAN PERSYARATAN UTK PRAKTEK STLH LULUS FKG PERENCANAAN DAN PROSEDUR MEMBUKA KLINIK GIGI DESAIN PRAKTEK DRG DAN PERIJINAN MEMBUKA PRAKTEK

3. Tujuan Masalah Mengetahui proses perijinan praktek dokter gigi dan dasar hukumnya Mengetahui mengetahui cara menjaga patient safety, provider safety dan environment safety

Page 3: MAKALAH SGD LBM 5.docx

BAB II

PEMECAHAN MASALAH

Perijinan praktek1. Syarat2. Tujuan3. Proses4. Dasar hukum5. Syarat memperpanjg perijinan6. Ketentuan papan nama praktek

SKENARIO1. Cara menjalin kerjasama ASKES

LI2. Desain praktek drg yg baik(tataletak dan cara penempatan alat dll)a. Ruangan - Tataletak ruangan ergonomis: menyerasikan dan menyeimbangkan segala fasilitas yg digunakan.- Penempatan alat: ruang periksa adalah utamakenyamanan pasien, ukuran ruangan 2,5x 3,5

meter, unsur penunjang dapat dimasukan- Tataletak ruangan: yg memperhatikan proses dan produk- Dibagi 3: daerah perawatan, pendukung perawatan dan non perawatan- Hal yg hrs diperhtikan : bahan, perabotan, desain tempat kerja, IRC, rencana lantai dan lalu lintasb. SOP- Ada 3: - Patient (lalulintas praktek) , - provider(pertahanan diri operator ), sarung tangan, masker, kacamata pelindung, celemek,

isolator gigi, penutup permukaan- Environment sampah medis- Jalur kerja: clock konsep: static zone, operator, asisten, transfer.c. Standar penataan instrument dan yg hrs dipunyad. Standar tariffe. Cara mentukan tariff pelayananf. Pengolahan Limbah pembuangan dan standarg. Dasar hkm

3. Peran organisasi profesi dlm praktek drg

4. Peran dinkes dlm perijinan

5. Papan nama dokter

Page 4: MAKALAH SGD LBM 5.docx

BAB III

PETA KONSEP

Page 5: MAKALAH SGD LBM 5.docx

BAB IV

LEARNING ISSUE

Perijinan praktek1. Syarat

Page 6: MAKALAH SGD LBM 5.docx

Sebelum melakukan praktik, seorang dokter harus memiliki surat tanda registerasi. STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia ( KKI ) kepada dokter yang telah di registrasi.jika dokter sudah memiliki Surat Izin Praktik (SIP), berarti dokter tersebut sudah teregistrasi.

Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter yang telah memiliki SERTIFIKAT KOMPETENSI dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya. Manfaat dari STR ini adalah memberikan perlindungan pada masyarakat serta sebagai identifikasi atau KTP-nya dokter. Karena kalau terjadi penyimpangan, KKI berhak memanggil atau melakukan pembinaan terhadap dokter yang bersangkutan

STR berlaku untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat di registrasi ulang setiap 5 tahun dengan tetap memenuhi persyaratan diatas. dan harus melakukan registrasi ulang 6 bulan sebelum masa STR yang digunakan habis. Sebelum STR diperpanjang, dokter harus melakukan uji kompetensi untuk mengetahui apakah mengalami penurunan kompetensi atau tidak. "Jika ada dokter yang berpraktik tapi tidak memiliki STR, maka akan dikenakan sanksi 5 tahun penjara STR ini hanya diperlukan bagi dokter yang akan melakukan praktik, tapi jika seseorang adalah lulusan kedokteran tapi tidak melakukan praktik maka tidak memerlukan STR. Karena ada beberapa dokter yang mengambil pendidikan kedokteran tapi bekerja di bidang lain, misalnya di bank.

KKI meneliti seluruh berkas dan menerbitkan STR selambat lambatnya 3 bulan setelah permohonan diterima.Setiap dokter memperoleh satu STR asli dan 3(TIGA) lembar fotocopy STR yang dilegalisasi KKI,dikirim langsung ke pemohon dengan tembusan ke Biro Kepegawaian DepKes RI, DinKes Propinsi dan PB IDI.

a.

Page 7: MAKALAH SGD LBM 5.docx

b.

Page 8: MAKALAH SGD LBM 5.docx

c.

Page 9: MAKALAH SGD LBM 5.docx

2. Tujuan

Secara garis besar tujuan pengaturan praktik dokter adalah :- memberikan perlindungan kepada pasien- mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi- memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter, dan dokter gigi.- Dokter gigi dapat menjalankan tugasnya sesuai dgn kode etiknya.- Tunduk pd ketentuan hukum yg berlaku

3. ProsesUndang-Undang No 29/2004 mengatur tentang persyaratan dokter untuk dapat berpraktik kedokteran, yang dimulai dengan keharusan memiliki sertifikat kompetensi kedokteran yang diperoleh dari Kolegium selain ijasah dokter yang telah dimilikinya, keharusan memperoleh Surat Tanda Registrasi dari Konsil Kedokteran Indonesia dan kemudian memperoleh Surat ijin Praktik dari Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten. Dokter tersebut juga harus telah mengucapkan sumpah dokter, sehat fisik dan mental serta menyatakan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

4. Dasar hukum

a. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatanb. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteranc. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatand. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 tahun 2009 tentang Izin Praktik Dokter dan

Dokter Gigi e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 512/Menkes/PER/IV/2007 tentang

Izin praktik dan Pelaksanan Praktik Kedokteran

Terdapat beberapa dasar hukum mengenai persyaratan mendapatkan SIP, yaitu:a. 1. Pasal 38 Undang-undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004

tentang Praktik Kedokteran.

Page 10: MAKALAH SGD LBM 5.docx

Undang-Undang No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran diundangkan untuk mengatur praktik kedokteran.

- Peraturan ini bertujuan agar dapat memberikan perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis dan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi.

- mengatur tentang organisasi Konsil Kedokteran, Standar Pendidikan Profesi Kedokteran serta Pendidikan dan Pelatihannya, dan proses registrasi tenaga dokter

- mengatur tentang penyelenggaraan praktik kedokteran. Dalam bagian ini diatur tentang perijinan praktik kedokteran, yang antara lain mengatur syarat memperoleh SIP (memiliki STR, tempat praktik dan rekomendasi organisasi profesi), batas maksimal 3 tempat praktik, dan keharusan memasang papan praktik atau mencantumkan namanya di daftar dokter bila berpraktik di rumah sakit. Dalam aturan tentang pelaksanaan praktik diatur juga agar dokter memberitahu apabila berhalangan atau memperoleh pengganti yang juga memiliki SIP, keharusan memenuhi standar pelayanan, memenuhi aturan tentang persetujuan tindakan medis, memenuhi ketentuan tentang pembuatan rekam medis, menjaga rahasia kedokteran serta mengendalikan mutu dan biaya

- Penjelasan pada proses informed consent setidaknya harus meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosisnya. Persetujuan pasien atau oleh yang berhak menyetujuinya dapat dilakukan secara lisan ataupun tertulis, namun demikian disebutkan bahwa tindakan yang memiliki risiko tinggi membutuhkan persetujuan tertulis. Undang-undang mengijinkan pengungkapan rahasia kedokteran untuk kepentingan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan undang-undang.

- mengatur tentang hak dan kewajiban dokter dan pasien. Salah satu hak dokter yang penting adalah memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional, sedangkan hak pasien yang terpenting adalah hak memperoleh penjelasan tentang penyakit, tindakan medis, manfaat, alternatif, risiko, komplikasi dan prognosisnya, hak untuk menyetujui atau menolak tindakan medis, serta hak mendapatkan isi rekam medis.

- mengatur tentang disiplin profesi. Undang-Undang mendirikan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia yang bertugas menerima pengaduan, memeriksa dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter. Sanksi yang diberikan oleh MKDKI adalah berupa peringatan tertulis, rekomendasi pencabutan STR dan/atau SIP, dan kewajiban mengikuti pendidikan dan pelatihan tertentu yang dibutuhkan.

- Undang-Undang No 29/2004 mengancam pidana bagi mereka yang berpraktik tanpa STR (ps 75) dan atau SIP (ps 76), mereka yang bukan dokter tetapi bersikap atau bertindak seolah-olah dokter (ps 77 dan 78), dokter yang berpraktik tanpa membuat rekam medis, tidak memasang papan praktik atau tidak memenuhi kewajiban dokter (ps 79). Pidana lebih berat diancamkan kepada mereka yang mempekerjakan dokter yang tidak memiliki STR dan/atau SIP (ps 80).

b. 2. Pasal 2 ayat (2) PERMENKES RI No. 512/MENKES/PER/IV/2007.5. Syarat memperpanjg perijinan

REGISTRASI ULANGDokter yang STR nya telah habis masa berlakunya wajib melakukan registrasi ulang, dengan mengajukan permohonan kepada KKI, dengan melampirkan kelengkapan persyaratan sbb:

Page 11: MAKALAH SGD LBM 5.docx

1.STR lama.1.Fotocopy SIP dan atau SP.3.Mengisi surat permohonan untuk memperoleh STR.4.Melampirkan bukti pembayaran ASLI permohonan pengurusan STR ke rekening KKI no 93.20.5556 BNI cabang Melawai Raya Kebayoran Baru Jakarta Selatan.5.Fotocopy ijazah dokter/dokter spesialis yang dilegalisir oleh Dekan Institusi Pendidikan.6.Surat Pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter.7.Surat Keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki SIP (dengan mencantumkan no SIP).8.Fotocopy Sertifikat Kompetensi dari Kolegium terkait.SERTIFIKAT KOMPETENSI adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik kedokteran diseluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.9.Surat Pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. Sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh kolegium yang bersangkutan.10.Pas Foto terbaru,berwarna,ukuran 4x6 (4lembar) dan 2x3 (2lembar).

SIP Syarat- syarat yang diminta: 1. Foto copy KTP yang masih berlaku

2. Foto copy ijazah terakhir

3. Foto copy STR legalisir asli yang masih berlaku (1 STR untuk 1 tempat praktek)

4. Surat rekomendasi dari organisasi profesi di wilayah tempat praktek

5. Foto copy SIP yang telah dimiliki

6. Surat izin dari pimpinan instansi/sarana bagi dokter yang bekerja di instansi pemerintah/sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk pemerintah

7. Pas foto berwarna terbaru ukuran 3 x 4 cm sebanyak 4 lembar

8. Foto copy sertifikat colegium/rekomendasi dari persatuan spesialis

SKENARIO

1. Desain praktek drg yg baik(tataletak dan cara penempatan alat dll)a. Ruangan

SISTEM PENATAAN RUANGANDalam penataan ruangan akan sangat tergantung dari rancangan umum gedung yang ditempati,

tetapi prinsip strategis yang dapat dijadikan pegangan adalah sebagai berikut :

Page 12: MAKALAH SGD LBM 5.docx

a. Tata ruang harus dapat memastikan adanya sirkulasi udara yang baik

b. Sistem pembuangan limbah yang terjamin keamanannya

c. Tata letak perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan pergerakkan yang leluasa

d. Penggunaan dental unit, perlengkapan kantor seperti kursi dan meja yang ergonomis

e. Pengaturan area yang jelas antara area resepsionis, administrasi, ruang tunggu, ruang sterilisasi, ruang alat dan bahan serta ruang perawatan dan lain-lain. Hal ini harus dikembangkan guna menjamin kenyamanan dan keselamatan serta privacy dalam bekerja.

f. Setiap ruangan klinik hendaknya didesain sebagai ruangan yang dapat memberikan kenyamanan kerja, baik bagi operator maupun bagi pasien, hal ini menyangkut tata warna, dekorasi dinding dan seterusnya

TIM DAN SISTEM KERJA

- pelayanan diberikan oleh sebuah tim yang terdiri dari Dentist, Dental Hygienist, Dental Assistant, dan Dental Technician.

Dentist adalah dokter gigi yang memberikan pelayanan kedokteran gigi. Dental Hygienist bertugas mengisi Rekam Medis, serta melakukan tindakan Preventive Dentistry seperti membersihkan karang gigi secara mandiri. Dental Assistant bertugas sebagai asisten yang membantu dokter gigi mengambil alat,

menyiapkan bahan, mengontrol saliva, membersihkan mulut, serta mengatur cahaya lampu selama suatu prosedur perawatan sedang dilakukan.

Dental Technician berkerja di Laboratorium, membuat protesa dan alat bantu yang akan dipasang di mulut pasien.

Di Indonesia kondisinya sedikit berbeda, hanya dikenal 2 profesi kesehatan gigi diluar dokter gigi yaitu Perawat Gigi dan Tekniker Gigi. Perawat Gigi bertugas seperti Dental Assistant dan Dental Hygienist, sedangkan Tekniker Gigi bertugas sama seperti Dental Technician. Pada saat suatu pelayanan kedokteran gigi dilakukan hanya akan ada 2 orang yang berada disekitar pasien yaitu Dokter Gigi dan Perawat Gigi. Tugas kedua orang ini berbeda namun saling mendukung, ini kemudian melahirkan istilah Four Handed Dentistry.

- Konsep Four Handed Dentistry telah diadopsi oleh para produser pembuatan dental unit, sehingga saat ini seluruh dental unit yang dibuat selalu dilengkapi dengan sisi Dental Asistant disebelah kiri pasien. Oleh karena itulah konsep Four Handed Dentistry menjadi dasar dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi.

Desain tata letakDesain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan, dan menciptakan rasa nyaman kepada operator yang bekerja serta pasien yang menerima pelayanan.

- Pembuatan desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi didasarkan pada konsep Four Handed Dentistry dan ergonomis.

Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal Clock Concept yang membagi zona kerja menjadi Static Zone, Assisten’s Zone, Transfer Zone, dan Operator’s Zone; zona-zona ini menjadi pedoman dalam penempatan alat kedokteran gigi. Peletakan alat kedokteran gigi juga harus memenuhi prinsip ergonomis sehingga timbul keserasian atau keseimbangan

Page 13: MAKALAH SGD LBM 5.docx

antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi, namun terbatas pada alat-alat utama saja yaitu Dental Unit, Mobile Cabinet, dan Dental Cabinet.

Secara garis besar ada 2 macam desain tata letak yaitu yang dibuat dengan memperhatikan proses dan yang dibuat dengan memperhatikan produk, pada tempat praktek dokter gigi yang digunakan adalah desain tata letak dengan memperhatikan proses Efektifitas dan efisiensi desain tata letak dihitung dari jumlah jarak pergerakan yang terjadi, dengan asumsi setiap pergerakan yang terjadi menimbulkan biaya. Menimimalisasi pergerakan adalah tujuan dari desain tata letak

JALUR KERJA DAN PERGERAKAN

Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep pembagian zona kerja disekitarDental Unit yang disebut Clock Concept. Bila kepala pasien dijadikan pusat dan jam 12 terletak tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2 disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut Assisten’s Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone, kemudian dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan Dokter Gigi

Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi Maupun Perawat Gigi sertatidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk menempatkan Meja Instrumen Bergerak (MobileCabinet) yang berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat takut pasien.Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan Perawat Gigi, pada Dental Unit di sisi inidilengkapi dengan Semprotan Air/Angin dan Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit padaDental Unit yang lengkap. Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan Perawat Gigi. Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan Dokter GigiSelain pergerakan yang terjadi di seputar Dental Unit, pergerakan lain yang perludiperhatikan ketika membuat desain tata letak alat adalah pergerakan Dokter Gigi, Pasien, dan Perawat Gigi di dalam ruangan maupun antar ruangan. Jarak antar peralatan serta dengandinding bangunan perlu diperhitungkan untuk memberi ruang bagi pergerakan Dokter Gigi,Perawat Gigi, dan Pasien ketika masuk atau keluar Ruang Perawatan, mengambil sesuatu dariDental Cabinet, serta pergerakan untuk keperluan sterilisasi

Page 14: MAKALAH SGD LBM 5.docx

b. Sesuai SOPPatient safety, provider safety dan environment safety

- Patient safety

Page 15: MAKALAH SGD LBM 5.docx
Page 16: MAKALAH SGD LBM 5.docx

- provider(pertahanan diri operator ), sarung tangan, masker, kacamata pelindung, pakaian pelindung

1. Masker

Masker pada kedokteran gigi digunakan untuk mengendalikan paparan terhadap

rongga mulut dokter dan mukosa hidung terhadap material infeksius dan darah serta

cairan rongga mulut pasien (Kohli dan Puttaiah, 2007). Sebuah masker bedah

melindungi terhadap mikroorganisme yang dihasilkan oleh para pemakainya, dengan

> 95% efisiensi filtrasi bakteri, dan juga melindungi penggunanya dari partikel besar

yang mungkin mengandung patogen dari darah atau mikroorganisme infeksius

lainnya. Setiap kali menggunakan masker, pekerja kesehatan harus membuangnya

setelah merawat satu pasien. Jika prosedur melampaui 25-30 menit, mungkin perlu

untuk mengganti masker dengan yang baru. Ketika terlihat kontaminasi atau percikan

yang berulang-ulang, masker baru harus digunakan setelah mencuci muka dan mata

(jika diperlukan).

2. Pelindung Mata

Pada dunia kedokteran gigi dapat pelindung mata dapat berupa goggles,glass

polikarbonat dengan sisi-perisai, face-shield dan prescription glasses dengan side-

shields sekali pakai. Walaupun sudah memakai side-shields,masker harus tetap

dipakai untuk mengkontrol paparan percikan dari side.

Kebanyakan kacamata setidaknya harus dibersihkan dengan sabun dan air pada akhir

setiap sesi atau ketika tampak terkontaminasi

Page 17: MAKALAH SGD LBM 5.docx

- lingkungan

Page 18: MAKALAH SGD LBM 5.docx

c. Standar penataan instrument dan yg hrs dipunya

TATA LETAK PENEMPATAN ALATPrinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi adalah prinsip

ergonomis, yaitu menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik6. Tataletak hanyalah salah satu faktor dalam ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsure ergonomis seperti desain warna, pencahaaan, suhu, kebisingan, dan kualitas udara ruangan,serta desain peralatan yang digunakan.Ruang Periksa adalah ruang utama dalam praktek dokter gigi, tata letak peralatan dalam ruangan ini berorientasi memberi kemudahan dan kenyamanan bagi Dokter Gigi,

Perawat Gigi, berserta Pasiennya ketika proses perawatan dilakukan. Ukuran minimal Ruang Perawatan untuk satu Dental Unit adalah 2,5 X 3,5 Meter, dalam ruangan ini dapat dimasukan satu buah Dental Unit, Mobile Cabinet, serta dua buah Dental Stool8. Unsur penunjang lain dapat turut dimasukan seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang dirawat9.

Perhatian pertama dalam mendesain penempatan peralatan adalah terhadap Dental Unit. Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat direbahkan dan dinaik-turunkan. Pada saat posisi rebah panjang Dental Unit adalah sekitar 1,8-2 Meter. Di belakang Dental Unit diperlukan ruang sebesar 1 Meter untuk Operator’s Zone dan Static Zone, oleh karena itu jarak ideal antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding belakang atau Dental Cabinet yang diletakkan di belakang adalah 3 Meter; sementara jarak antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding depan minimal 0,5 Meter. Dental Unit umumnya memiliki lebar 0,9 Meter, bila Tray dalam kondisi terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 Cm. Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 Meter untuk pergerakan di Operator’s Zone dan Asistant’s Zone. Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan digunakan pada saat perawatan diletakan di Static Zone. Zona ini tidak akan terlihat oleh pasien dan terletak dianatara Operator’s Zone dan Assistant Zone sehingga baik Dokter Gigi maupun Perawat Gigi akan dengan mudah mengambil bahan maupun alat yang

Page 19: MAKALAH SGD LBM 5.docx

diperlukan dalam perawatan Bila Mobile Cabinet lebih dari satu, maka Mobile Cabinet kedua diletakan di Operator’s Zone.

Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalah Dental Cabinet sebagai tempat penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi. Umumnya berbentuk buffet setengah badan seperti Kitchen Cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila hanya satu sisi,lemari ini ditempatkan di Static Zone, sedangkan bila berbentuk L, ditempatkan di Static Zone dan Assistant’s Zone. Keberadaan Dental Cabinet akan menambah luas ruangan yang diperlukan untuk menempatkannya

.Sarana praktek: dental chair

Alat diagnosis, alat konservasi, alat pembersih karang gigi dan alat pencabut gigi

d. tarif praktek swasta Bebas tp seblmnya hrs mnghitung unit costPuskesmassesuai perda masing2 daerahJenis biaya: biaya tetap, tidak tetap, investasi dan operasional,langsung dan tdk langsung, total dan satuan

e. cara penentuan tarifBeberapa masalah yang kerap muncul dalam pembiayaan pelayanan kesehatan di Indonesia antara lain adalah:

1) Terjadi inflasi biaya kesehatan yang tinggi karena meningkatnya demand pelayanan kesehatan dibanding supply pelayanan kesehatan, kemajuan teknologi bidang kesehatan termasuk Kedokteran Gigi serta makin tingginya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan; 2) Tarif pelayanan kesehatan termasuk praktek perseorangan yang tidak rasional yang disebabkan tidak seimbang dengan peningkatan inflasi serta tidak didasarkan pada perhitungan riil atau tidak bersifat “cost-based”. Oleh karena itu bisnis praktek perseorangan harus dikelola berdasarkan kaidah “Ekonomi” yang artinya:

1.     Terdapat keseimbangan antara expenses atau cost (pengeluaran) dengan revenue (pendapatan)

2.     Pengelolaan cost diarahkan untuk tercapainya tingkat efisiensi

3.     Revenue dihasilkan dari utilisasi (kunjungan) dengan tingkat harga tertentu

4.     Penanganan tarif dan kepuasan konsumen sangat penting

5.     Perlu ada indikator biaya  sebagai alat manajerial dalam melakukan kendali biaya

Langkah yang harus dilakukan, provider (dalam hal ini Dokter Gigi yang praktek perseorangnan), harus mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu pelayanan dengan melakukan analisis biaya dan harus bisa menetapkan tarif yang rasional berdasarkan perhitungan biaya satuan (unit cost). Dengan adanya tarif yang rasional akan didapatkan revenue bagi pihak provider  sesuai rumus berikut:

  Revenue (Pendapatan) = Tarif  X  Utilisasi (Jumlah Kunjungan)

Page 20: MAKALAH SGD LBM 5.docx

Revenue yang didapatkan:  meningkatkan “kesejahteraan” provider seperti: membeli peralatan baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi, memperbaiki fasilitas dan sarana pelayanan, membeli bahan habis pakai yang digunakan dalam pelayanan, membayar gaji SDM pemberi pelayanan (dokter gigi, tenaga chairside, tenaga administrasi, pekarya, dan lainnya) serta mengembangkan produk pelayanan baru.  Dengan adanya peningkatan “kesejahteraan” tersebut pihak provider akan mampu memberikan pelayanan yang bermutu tinggi dan paripurna (service execelence) sehingga meningkatkan kepercayaan dan loyalitas customer.

Dengan melakukan strategi pentarifan yang rasional dan tepat akan memberikan banyak manfaat terlebih bagi provider yang bekerjasama dengan pihak ketiga seperti perusahaan kerja sama atau dengan pihak asuransi baik dengan sistem fee for service maupun kapitasi. Penetapan tarif yang didasarkan pada analisis biaya dan perhitungan biaya satuan (unit cost) akan memberikan daya tawar dalam menjalin kerjasama dengan pihak ketiga tersebut sehingga pemberian pelayanan kepada customer sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur di bidang Kedokteran Gigi untuk mencapai nilai dan mutu yang diharapkan. Provider dapat mengetahui batasan tarif yang masih rasional dengan perhitungan biaya satuan (unit cost) suatu produk pelayanan sehingga provider tidak mengalami kerugian karena tarif yang disepakati dengan pihak ketiga lebih rendah dari biaya satuan suatu produk pelayanan.

Penentuan tarif yang rasional, dibutuhkan tiga informasi penting, yaitu: (1) Jumlah biaya dan keuntungan yang diharapkan, (2) Pangsa pasar sasarannya (baik jumlah maupun karakteristik target  pasarnya), dan (3) Keberadaan pesaing.

Berdasarkan teori di atas, hal yang terpenting dalam penentuan tariff pelayanan kesehatan adalah adanya informasi jumlah biaya yang dibutuhkan untuk melayani satu kegiatan pelayanan atau tindakan tertentu. Sedangkan informasi lain di luar biaya, merupakan “kebijakan” yang harus diambil oleh Dokter gigi secara pribadi. Kebijakan tersebut harus mempertimbangkan faktor di luar biaya pelayanan (keuntungan yang ingin didapat, “target market’nya, dan keberadaan pesaing.

f. Penggolahan limbah

Menurut Depkes Republik Indonesia berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang mana dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehataan bagi pengunjung , masyarakat terutama petugas yang menanganinya disebut sebagai limbah klinis.Limbah klinis berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinary, farmasi atau yang sejenisnya serta limbah ayng dihasilkan rumah sakit pada saat dilakukan perawatan, pengobatan atau penelitian. Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya limbah klinis dapat digolongkan dalam limbah benda tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastik

a. Limbah Benda TajamLimbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau

bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit. Misalnya : jarum hipodermik, perlengkapan intervena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain itu meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif

Page 21: MAKALAH SGD LBM 5.docx

b. Limbah InfeksiusLimbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi

penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular. Yang termasuk limbah jenis ini antara lain : sampah mikrobiologis, produk sarah manusia, benda tajam, bangkai binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei, limbah raung isolasi, limbah pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan terkontaminasi ( medical waste ).

c. Limbah Jaringan TubuhLimbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah

dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang ke incinerator.

d. Limbah Jaringan TubuhLimbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah

dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang ke incinerator.

e. Limbah CitotoksikLimbah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi

dengan obat citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik. Limbah yang terdapat limbah citotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc

f. Limbah FarmasiLimbah farmasi berasal dari : obat-obatan kadaluwarsa, obat-obatan yang terbuang

karena batch tidak memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi, obat-obatan yang terbuang atau dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah tidak dipakai lagi karena tidak diperlukan dan limbah hasil produksi obat-obatan.

g. Limbah KimiaLimbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, vetenary,

laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi limbah farmasi dan limbah citotoksik

h. Limbah Radio AktifLimbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal

dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini antara lain dari tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay dan bakteriologis yang daapt berupa padat, cair dan gas.

i. Limbah PlastikLimbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana

pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis

Page 22: MAKALAH SGD LBM 5.docx

6. Papan nama dokterBerdasar

Pengelolaan sampah medis akan memiliki penerapan pelaksanaan yang berbeda-beda antar fasilitas-fasilitas kesehatan, yang umumnya terdiri dari penimbulan, penampungan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.a. Penimbulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang kontinyu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan : kelancaran penanganan dan penampungan sampah, pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah B3 dan non B3 serta menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.b. PenampunganPenampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan “domestik”c. Pengangkutan

KEGIATAN PRODUKSI LIMBAH

PerawatanAlat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat, dlsb

BedahAlat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat , pisau bedah, jaringan tubuh, kantong darah

Laboratorium Alat suntik , pot sputum, pot urine/faeces, reagent, chemicals, kaca slide

PoliklinikAlat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat, dlsb

Farmasi Dos, botol obat plastik/kaca, bungkus plastik, kertas, obat kedaluarsa, sisa obat.

Radiologi Cartrige film, film, sarung tangan , kertas, plastik .

IGDAlat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat, dlsb

DapurSisa bahan makanan (sayur, daging, tulang, bulu,dlsb), sisa makanan, kertas, plastik bungkus

Laundry Kantong plastik

KantorSisa bahan makanan (sayur, daging, tulang, bulu,dlsb), sisa makanan, kertas, plastik bungkus

 KM / WC Pembalut, sabun, odol

Page 23: MAKALAH SGD LBM 5.docx

Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.d. Pengolahan dan PembuanganMetoda yang digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis tergantung pada faktor-faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin diterapkan adalah : Incinerasi C)Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada kondisi uap jenuh bersuhu 121 Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau formaldehyde) Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding (menggunakan cairan kimia sebagai desinfektan) Inaktivasi suhu tinggi Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti Co60 Microwave treatment Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah) Pemampatan/ pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang terbentuk

IncineratorBeberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di rumah sakit antara lain : ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta perangkap untuk melindungi incinerator dari bahaya kebakaran.Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi volume sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3 (toksik menjadi non toksik, infeksius menjadi non infeksius), lahan yang dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah.Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapt dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu).Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah pencemar udara yang sesuai.

2. Peran organisasi profesi dlm praktek drgKode etik merupakan bagian dari organisasi profesi sedangkan organisasi profesi merupakan persyaratan sebuah profesi. Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal

a. Mengembangkan dan memajukan profesib. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi c. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi d. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam

mengembangkan dan memajukan profesi

Page 24: MAKALAH SGD LBM 5.docx

a. mengayomi seluruh dokter gigib. Meningkatkan sistem dan pelaksanaan pendidikan profesi kedokteran gigi

berkelanjutan secara efisien dan merata.c. Menetapkan standar profesi, standar pelayanan, standar kompetensi dan standar

uji kompetensi.d. Memajukan ilmu kedokteran gigi dalam arti yang seluas-luasnya

3. Peran dinkes dlm perijinanSurat Izin Praktik selanjutnya disebut SIP adaiah bukti tertulis yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kedokteran.

4. Papan nama dokter

menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) ukuran papan nama 40 x 60 cm (maksimal 60 x 90 cm), dengan cat putih – huruf hitam

Page 25: MAKALAH SGD LBM 5.docx

BAB V

KESIMPULAN

1. Alur mendapatakan surat ijin praktek dokter gigi secara ringkas adalahUjian kompetensi sertifikat kompetensiSTR yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. (KKI).SURAT REKOMENDASISIP mengurus Surat Izin Praktik (SIP) di Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota setempat.

2. - Patient safety: dengan mendisinfeksi dan sterilissasi alat-Provider safety (pertahanan diri operator ), sarung tangan, masker, kacamata pelindung, pakaian pelindung-lingkungan: penutup permukaan dan peralatan yang secara langsung dan tidak langsung berkontak dengan pasien

3. Penghitungan tarif Revenue (Pendapatan) = Tarif  X  Utilisasi (Jumlah Kunjungan)

4. Pembuangan limbah dapat dengan cara: penimbulan, penampungan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.

Page 26: MAKALAH SGD LBM 5.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilunifk83.com/t97-surat-ijin-praktek-sip

http://perijinan.slemankab.go.id/index.php?mod=home&sub=homePO&act=view&typ=html

http://www.majalah-farmacia.com/default.asp

http://www.ilunifk83.com/

http://dinkes.depok.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=101&Itemid=100

http://zaenidahlan.wordpress.com/

Kosterman. Desain Tata Letak Penempatan Alat Kedokteran Gigi Dental Device Layout Design. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Asih Puspa Hati. 2009. Kontrol Infeksi Pada Dunia Kedokteran Gigi. FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI .UNIVERSITAS GADJAH MADA BAGIAN BEDAH MULUT. YOGYAKARTA

http://thinnifkm.blog.unair.ac.id/

http://dinkes.banyuasinkab.go.id/index.php/pdgi.html