step 3 blok p.indra skenrio 2dad

7
Nama : Devi Novianti NPM : 1102007081 Skenario 2 1.Memahami Anatomi Telinga Telinga dibagi atas : Telinga luar, Telinga tengah dan Telinga dal Telinga uar Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga sam!ai me Daun telinga terdiri dari tulang ra#an elastin dan kulit" iang te dengan rangka tulang ra#an !ada 1%& bagian luar sedangkan 2%& bagi terdiri dari tulang" Pan(ang kira) kira 2 * ) & +m" Pada 1%& bagia terda!at ban'ak kelen(ar serumen kelen(ar keringat- dan rambut" P han'a sedikit di(um!ai kelen(ar serumen" Membran tim!ani % gendang telinga meru!akan suatu bangun dengan !un+akn'a disebut umbo mengarah ke medial" Membran tim!ani la!isan e!idermis dibagian luar, la!isan $ibrosa dibagian tengah d dilekatkan dan la!isan mukosa bagian dalam" Telinga Tengah Telinga tengah berbentuk kubus dengan : .atas luar : membran tim!ani, bagian de!an : tuba eusta+ius, batas bulbus (ugularis-, batas belakang : aditus ad antrum, kanalis $as tegmen tim!ani meningen% otak-, batas dalam : berturut) turut dar sirkularis hori/ontal, kanalis $asialis, tingka! lon(ong oval #in #indo#- dan !romontorium" Membran tim!ani berbentuk bundar dan +ekung bila dilihat dari a terlihat oblik terhada! sumbu liang telinga" .agian atas Pars lak han'a berla!is dua 'aitu bagian luar ialah lan(utan e!itel kulit l dila!isi oleh sel kubus bersilia, bagian ba#ah Pars Tensa membran la!is lagi ditengah 'aitu la!isan 'ang terdiri dari serat kolagen ber(alan se+ara radier dibagian luar dan sirkuler !ada bagian dal Tulang !endengaran didalam telinga tengah saling berhubungan" Prosessus longus maleus melekat !ada membran tim!ani, maleus melekat !ada inkus dan sta!es" Sta!es terletak !ada tingka! lon(ong 'ang berhubungan deng Telinga Dalam Telinga dalam terdiri dari koklea rumah si!ut- 'ang meru!akan vestibular meru!akan bagian keseimbangan 'ang terdiri dari & buah oklea meru!akan saluran 'ang !an(ang &3mm beru!a s!iral dg 2,3) 'ang dikitari disebut modiolus 'ang berisi berkas sara$ dan su!lai 4(ung !un+ak koklea disebut helikotrema" Pada irisan melintang : bagian atas : skala vestibuli, +airan !eri

Upload: ayu119dw

Post on 05-Nov-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hsDDNLKhadogaDIHsc

TRANSCRIPT

Nama : Devi NoviantiNPM : 1102007081

Skenario 2

1. Memahami Anatomi Telinga

Telinga dibagi atas : Telinga luar, Telinga tengah dan Telinga dalamTelinga LuarTelinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga sampai membran timpani.Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S dengan rangka tulang rawan pada 1/3 bagian luar sedangkan 2/3 bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjang kira- kira 2 - 3 cm. Pada 1/3 bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Pada 2/3 bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.

Membran timpani / gendang telinga merupakan suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncaknya disebut umbo mengarah ke medial. Membran timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis dibagian luar, lapisan fibrosa dibagian tengah dimana tangkai maleus dilekatkan dan lapisan mukosa bagian dalam.Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk kubus dengan :Batas luar : membran timpani, bagian depan : tuba eustacius, batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis), batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis, batas atas tegmen timpani (meningen/ otak), batas dalam : berturut- turut dari atas kebawah kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan promontorium.

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas Pars Flaksida (membran Shrapnell) hanya berlapis dua yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan baian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, bagian bawah Pars Tensa (membran propia) mempunyai satu lapis lagi ditengah yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastinyang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam.

Tulang pendengaran didalam telinga tengah saling berhubungan. Prosessus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea.

Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang merupakan bagian pendengaran dan vestibular merupakan bagian keseimbangan yang terdiri dari 3 buah kanalis semi sirkularis.Koklea merupakan saluran yang panjang 35mm berupa spiral dg 2,5- 2,75 putaran, poros yang dikitari disebut modiolus yang berisi berkas saraf dan suplai arteri dari arteri vertebralis. Ujung puncak koklea disebut helikotrema.Pada irisan melintang : bagian atas : skala vestibuli, cairan perilimfe

bagian tengah : skala media, cairan endolimfe

bagian bawah : skala timpani, cairan perilimfe

dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (membran Reissner), dasar skala media disebut membran basalis pada membran ini terletak organ corti. 2. Memahami fisiologi pendengaranProses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara / tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energy getar akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfe pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolife sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan reaksi mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel- sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan neurotransmitter kedalam sinaps yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampaike korteks pendengaran (area 39-40) dilobus temporalis.Transmisi udara

Suara dikumpulkan oleh daun telinga dialirkan melalui liang tengah luar ke membran timpani. Getaran membran menyebabkan getaran pada rangkaian tulang pendengaran (malleus, incus dan stapes). Getaran pada kaki stapes menyebabkan gerakan perilimfe dan endolimfe ditelinga dalam sehingga terdapat rangsangan pada organ corti yang mengandung ujung saraf pendengaran (N. VII). Getaran ini dibawa ke pusat pendengaran dilobus temporal.3. Memahami jenis- jenis gangguan pendengaran

Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural dan tuli campuran.Tuli konduktif merupakan gangguan pada telinga luar dan telinga tengah, adanya sumbatan tuba eustachius, sedangkan tuli sensorineural merupakan gangguan pada telinga dalam, sedangkan tuli campuran disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural.Kelainan telinga luarDaun telingaa. Kelainan congenital1. Fistula preaurikula

Terjadi bila terdapat kegagalan penggabungan tuberkel ke satu dan tuberkel ke dua. Merupakan kelainan herediter, sering ditemukan didepan tragus berbentuk bulat/ lonjong dg ukuran seujung pensil. Biasanya pasien dating karena terdapat obstruksi/ infeksi fistula, sehingga terjadi pioderma/ selulitis fasial infeksi akut diatasi dg pemberian antibiotik. 2. Microtia dan Atresia liang telingaPada microtia daun telinga bentuknya lebih kecil dan tidak sempurna. Kelainan ini sering disertai dg tidak terbentuknya (atresia) liang telinga dan kelainan tulang pendengaran. Kelainan pada laki- laki lebih sering dari pada perempuanPenyebab kelainan ini belum diketahui dg jelas, diduga faktor genetic, infeksi virus, intoksikasi bahan kimia dan obat teratogenik pada kehamilan.b. Kelainan didapat

1. HematomaBiasanya disebabkan oleh trauma. Terdapat kumpulan darah diantara perikondrium dan tulang rawan.2. Perikondritis

Radang pada tulang rawan yang menjadi kerangka daun telinga biasanya terjadi karena trauma akibat kecelakaan, operasi daun telinga yang terinfeksi dan sebagai komplikasi pseudokista daun telinga.3. Pseudokista

Benjolan didaun telinga yang disebabkan oleh adanya kumpulan cairan kekuningan diantara lapisan perikondriumdan tulang rawan telinga.

Kelainan liang telinga

Serumen

Hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel tersebut. Dalam keadaan normal terdapat disepertiga luar liang tengah. Serumen mempunyai efek proteksi.

Otitis eksterna

Radang liang telinga akut maupun kronik yang disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah terjadinya radang adlah perubahan PH diliang telinga yang biasanya normal atau asam. Bila PH menjadi basa proteksi terhadap infeksi menurun.

Otitis eksterna akut1. Sirkumskripta (bisul)Penyebab : kuman Staphylococcus aureus

Gejala : rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Rasa nyeri dapat timbul spontan pada waktu membuka mulut.

2. Difus

Penyebab : Pseudomonas

Gejala : nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan terdapat secret yang berbau.Otitis eksterna maligna

Infeksi difus diliang telinga luar, biasanya terjadi orang tua dengan penyakit diabetes mellitus. PH serumennya lebih tinggi disbanding PH serumen non diabetes. Gejala : rasa gatal diikuti nyeri, sekret banyak serta adanya pembengkakan liang telinga.OtomikosisInfeksi jamur yang tersering Pityrosporum dan Aspergilus.Gejala : rasa gatal dan rasa penuh diliang telinga tapi sering pula tanpa keluhan.

Kelainan telinga tengah1. Gangguan fungsi Tuba EustasiusTuba Eustachius biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila O2 diperlukan masuk ketelinga tengah atau pada saat mengunyah, menelan dan menguap.a. Tuba terbuka abnormal

Tuba terus menerus terbuka sehingga udara masuk ketelinga tengah waktu respirasi. Penyebabnya hilangnya jaringan lemak sekitar mulut tuba sebagai akibat turunnya berat badan yang hebat, penyakit kronis tertentu seperti rhinitis atropi dan faringitis.Gejala: rasa penuh dalam telinga/ autofoni (gema suara sendiri terdengar lebih keras).Pemeriksaan klinis: membrane timpani yang atropi, tipis dan bergerak pada respirasi.

b. Obstruksi Tuba

Terjadi pada peradangan di nasofaring, peradangan adenoid atau tumor nasofaring.Gejala : penyumbatan tuba oleh tumor adlah terbentuknya cairan pada telinga tengah.2. Barotrauma (aerotitis)Perubahan tekanan yang tiba- tibadiluar telinga tengah misal sewaktu dipesawat terbang atau menyelam yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka.

Gejala : kurangnya pendengaran, rasa nyeri dalam telinga, autofoni, perasaan ada air dalam telinga dan kadang- kadang tinnitus dan vertigo. 3. Otitis media

Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel- sel mastoid.4. Memahami jenis- jenis pemeriksaan telinga dan test pendengaran

Pemeriksaan pendengaran dilakukan dengan :1. Tes Penala

Merupakan tes kualitatifa. Tes Rinne

Tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa.

b. Tes Weber

Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan.c. Tes Schwabach

Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.d. Tes Binge. Tes Strenger

Macam- macam penala

Penala terdiri dari 1 set (5 buah). Pada umumnya dipakai 3 macam penala : 512 Hz, 1024 Hz, 2048 Hz2. Tes Berbisik

Bersifat semi kuantitatif. Menentukan derajat ketulian secara kasar. Hal yag perlu diperhatikan ialah ruangan cukup tenang dengan panjang minimal 6 meter. Nilai normal : 5/6- 6/6.3. Audiometri nada murniDerajat ketulian ISO :0 25 dB : Normal

>25 40 dB : Tuli ringan

>40 55dB : Tuli sedang

>55 70 dB : Tuli sedang berat

>70 90 dB : Tuli berat>90 dB : Tuli sangat berat.

5. Memahami penyakit- penyakit yang dapat mengakibatkan gangguan pendengaran (contoh kasus : tuli akibat bising/ noise induce Hearing Loss)Tuli akibat bising merupakan gangguan pendengaran yang disebabkan akibat terpajan oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Sifat ketuliannya adalah sensorineural koklea dan umumnya terjdai pada kedua telinga tengah.

Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Secara audiologik adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi. Bising yang intensitasnya diatas 85 dB/ lebih dapat mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran yaitu organ corti di telinga dalam.

Gejala : kurang endengaran disertai tinistus (berdenging ditelinga) atau tidak. Bila cukup berat disertai keluhan sukar menangkap percakapan dengan kekerasan biasa dan bila sudah lebih berat percakapan yang keraspun sukar dimengerti.

Secara klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat menimbulkan reaksi adaptasi, peningkatan ambang dengar sementara dan peningkatan ambang dengar menetap.

Diagnosis : berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisikdan otoskopi serta pemeriksaan penunjang untuk pendengaran seperti audiometri.Pada pemeriksaan audiologi, tes penala didapatkan hasil Rinne positif, Weber Lateralisasi ketelinga yang pendengarannya lebih baik dan Schwabach memendek. Kesan jenis ketulian tuli sensorineural. Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tuli nsensorineral pada frekuensi antara 3000-6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz sering didapatkan takik (notch) yang patognomonik.

Penatalaksanaan : penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising. Bila tidak mungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindung telinga seperti sumbat telinga (ear plug), tutup telinga (ear muff) dan pelindung kepala (helmet). Oleh karena tuli akibat bising adalah tuli sensorineural koklea bersifat menetap, bila gangguan sedah mengakibatkan kesulitan berkomunikasi dengan volume percakapan biasa dapat dicoba pemasangan alat bantu dengar (hearing aid). Apabila pendengarannya telah sedemikian buruk perlu dilakukan psikoterapi agar dapat menerima keadaannya dengan membaca ucapan bibir, mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat.

Prognosis : oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tuli sensorineural koklea yang sifatnya menetap dan tidak dapat diobati dengan obat dan pembedahan maka prognosisnya kurang baik.

Pencegahan : bising di lingkunga kerja dengan cara meredam sumber bunyi misalnya yang berasal dari generator dipisah dengan menempatkannya disuatu ruangan yang dapat meredam bunyi. Pekerja dilindungi dengan alat pelindung bising seperti sumbat telinga, tutup telinga dan pelindung kepala.6. Menjaga telinga dan pendengaran berdasarkan ajaran islam

Diberikan Allah sejak Penyempurnaan Kejadian

Firman Allah . . 7-9(Dialah Allah) yang menjadikan segala ciptaan-Nya indah, dan Dia memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian menjadikan keturunannya dari air yang hina (air maniy), kemudian Dia sempurnakan kejadian (fisiknya) dan Dia tiupkan Ruh-Nya, dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (akal fikiran ), nemun sedikit sekali kamu yang bersyukur. (QS. 32 (Al-Sajadah): 7-9).Dari informasi ayat di atas dapat difahami bahwa:

1. Allah menciptakan segala makhluk-Nya dengan sebaik-baiknya

2. Penciptaan manusia pertama (Adam) dengan bahan baku pertama langsung dari tanah

3. Manusia keturunan (Bani Adam) diciptakan dengan bahan baku pertama adalah air yang hina yaitu sperma yang bercampur dengan ovum (sel telur) dalam bahasa al-Qur-an disebut Nuthfatin Amsyaaj QS. 76: 2.

4. Allah menyempurnakan kejadian manusia (melengkapi seluruh organ tubuhnya), dan meniupkan Ruh-Nya kepada jasad manusia itu

5. Allah memberi manusia indera: pendengaran, penglihatan, dan akal fikiran.

Allah memberi indera manusia pendengaran, penglihatan, dan akal fikiran, maka dapat dipastikan bahwa berfungsinya pendengaran lebih dahulu dari pada penglihatan, apalagi dengan akal fikiran.Allah menjelaskan penciptaan manusia dan memberinya indera, selalu menyebut lebih dahulu menyebut al-Sama (pendengaran) dari al-abshara (penglihatan, dapat diperhatikan ayat-ayat berikut: QS.10: 31; QS. 16: 78; QS. 23: 78, dan QS. 67: 23; dan apabila sebutan al-sama di belakang sebutan al-abshar, maka dapat disimpulkan dalam rangka mengecam atau mencela, seperti firman Allah di bawah ini: . 179Dan pasti akan Kami campakkan ke dalam neraka jahannam itu, kebanyakan dari golongan Jin dan manusia, mereka punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka punya mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat ayat-ayat Allah, dan mereka punya telinga, tetapi juga tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah, mereka itu laksana binanatng, bahkan lebih sesat lagi, dan mereka itulah makhluk-makhluk yang lalai (QS. 7 (al-Araf ): 179).Demikian halnya, ketika kelak di akhirat yang lebih dahulu ditanya adalah pendengaran, baru penglihatan, kemudian akal fikiran, seperti diinformasikan QS. 17: 37. karena urutannya seperti itu, namun demikian yang perlu diperhatikan secara akhlak Islam terhadap Allah, hamba-Nya tidak diperkenankan meyakini bahwa indera yang satu lebih penting dari yang lainnya, semuanya penting dan mempunyai peran masing-masing, yang saling mendukung sebagai suatu sistem yang utuh dan tak terpisahkan.

(http://umaydjas.com/home/20-talim-tafsir-hadits/108-indera-pendengaran-dalam-informasi-al-quran-dan-al-sunnah)