step 7 sken 1 blok 10 oke dewandaru
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
1/25
BAB VII
BERBAGI INFORMASI
1. PEMERIKSAAN FISIK MATA
1.1. HASIL PEMERIKSAAN FISIK MATA
Hasil pemeriksaan fisik mata adalah sebagai berikut :
Visus 6/6 normal
Segmen anterior : konjungtival injeksi (+) abnormal
Sekret mukopurulent (+) abnormal
ornea jernih normal
!ris dan pupil : bulat sentral " diameter # mm " reflek $aha%a baik " lensa jernih
normal &undus reflek baik normal
emerahan abnormal
'ekanan intra okuli : /S : */*# mmHg normal (,: -*- mmHg)
S : dalam batas normal " normal
a. Pemeriksaan Visus
'idak semua orang mempun%ai visus %ang sama. Visus dipergunakan
untuk menentukan penggunaan ka$amata. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optikn%a (ka$a mata) tetapi mempun%ai arti %ang lebih luas
%aitu memberi keterangan tentang baik burukn%a fungsi mata se$ara keseluruhan.
emeriksaan visus merupakan pemeriksaan fungsi mata. 0angguan penglihatan
memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata %ang
mengakibatkan turunn%a visus. Visus perlu di$atat pada setiap mata %ang
memberikan keluhan mata.
emeriksaan visus dapat dilakukan dengan menggunakan ptot%pe
Snellen" kartu 1in$in 2andolt" kartu uji 3" dan kartu uji
Sheridan/0ardiner. ptot%pe Snellen terdiri atas sederetan huruf dengan ukuran
%ang berbeda dan bertingkat serta disusun dalam baris mendatar. Huruf %ang
teratas adalah %ang besar" makin ke ba4ah makin ke$il.
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
2/25
0ambar *. ptot%pe Snellen
enderita memba$a ptot%pe Snellen dari jarak 6 m" karena pada jarak ini
mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi.
emba$aan mulamula dilakukan oleh mata kanan dengan terlebih dahulu
menutup mata kiri. 2alu dilakukan se$ara bergantian. 'ajam penglihatandin%atakan dalam pe$ahan. embilang menunjukkan jarak pasien dengan kartu"
sedangkan pen%ebut adalah jarak pasien %ang penglihatann%a masih normal bisa
memba$a baris %ang sama pada kartu. engan demikian dapat ditulis rumus :
V 5 /d
eterangan:
V = ketajaman penglihatan (visus)
d = jarak yang dilihat oleh penderita
D = jarak yang dapat dilihat oleh mata normal
ada tabel di ba4ah ini terlihat visus %ang din%atakan dalam sistem desimal"
Snellen dalam meter dan kaki.
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
3/25
'abel *. ata enggolongan Visus dalam esimal
'abel . ata enggolongan Visus
engan ptot%pe Snellen dapat ditentukan tajam penglihatan atau
kemampuan melihat seseorang" seperti :
*. ila visus 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter" %ang oleh
orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter.
. ila pasien han%a dapat memba$a pada huruf baris %ang menunjukkan angka
#-" berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/#-.
#. ila pasien han%a dapat memba$a huruf pada baris %ang menunjukkan angka
7-" berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/7-.
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
4/25
8. ila visus adalah 6/6- berarti ia han%a dapat terlihat pada jarak 6 meter %ang
oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6- meter.
7. ila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka
dilakukan uji hitung jari. 9ari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada
jarak 6- meter.
6. ila pasien han%a dapat melihat atau menentukan jumlah jari %ang
diperlihatkan pada jarak # meter" maka din%atakan tajam #/6-. engan
pengujian ini tajam penglihatan han%a dapat dinilai sampai */6-" %ang berarti
han%a dapat menghitung jari pada jarak * meter.
. engan uji lambaian tangan" maka dapat din%atakan visus pasien %ang lebih
buruk daripada */6-. rang normal dapat melihat gerakan atau lambaian
tangan pada jarak * meter" berarti visus adalah */#--.;. adangkadang mata han%a dapat mengenal adan%a sinar saja dan tidak dapat
melihat lambaian tangan. eadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan */dapun
penggolongann%a adalah sebagai berikut :
a. Penglihatan normal
ada keadaan ini penglihatan mata adalah normal dan sehat
'abel #. englihatan normal
b. Penglihatan hampir normal
ada kondisi ini tidak menimbulkan masalah %ang ga4at" akan tetapi perlu
diketahui pen%ebabn%a. ?ungkin suatu pen%akit masih dapat diperbaiki.
'abel 8. englihatan hampir normal
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
5/25
c. Low vision sedang
ada kondisi ini dengan ka$amata kuat atau ka$a pembesar masih dapat
memba$a dengan $epat.
'abel 7. 2o4 vision sedang
d. Low vision berat
?asih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat
kesukaran pada lalu lintas dan melihat nomor mobil. @ntuk memba$a diperlukan
lensa pembesar kuat. ?emba$a menjadi lambat.
'abel 6. 2o4 vision berat
e. Low vision nyata
ertambahn%a masalah orientasi dan mobilisasi. iperlukan tongkat putih
untuk mengenal lingkungan. Han%a minat %ang kuat masih mungkin memba$a
dengan ka$a pembesar" umumn%a memerlukan raille" radio" pustaka kaset.
'abel . 2o4 vision n%ata
. !ampir buta
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
6/25
englihatan kurang dari 8 kaki untuk menghitung jari. englihatan tidak
bermanfaat" ke$uali pada keadaan tertentu. Harus mempergunakan alat nonvisual.
g. "uta total
'idak mengenal rangsangan sinar sama sekali. Seluruhn%a tergantung pada
alat indera lainn%a atau tidak mata. i ba4ah ini ditunjukkan tabel penggolongan
keadaan tajam penglihatan normal" tajam penglihatan kurang (lo4 vision) dan
tajam penglihatan dalam keadaan buta.
2. KONJUNGTIVITIS BERDASARKAN PENYEBAB
2.1. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS ALERGI
a. Definisi
onjungtivitis alergi adalah respon inflamasi konjungtiva
terhadap alergen seperti serbuk sari" bulu binatang" dan alergen lingkungan
lainn%a (ielor%" Arien B ielor%" -*C >Dari B arne%" -*#)
b. Klasifikasi
?enurut >> (-*#) dan 2aEosa et al. (-*#) konujungtivitis alergi
diklasifikasikan sebagai berikut :
#) $onjungtivitis alergi musiman% merupakan suatu bentuk reaksi alergik
terhadap alergen lingkungan seperti serbuk sari tumbuhtumbuhan %ang
timbul pada 4aktu4aktu tertentu.
) $onjungtivitis vernal% %ang biasan%a disebabkan oleh lingkungan %ang panas
dan kering seperti di >frika arat.
#) $onjngtivitis atopik% %ang sering terjadi pada pasien dengan ri4a%at
dermatitis atopik.
8) $onjungtivitis papilar (&iant papillary conjunctivitis'&P)% sering terjadi
pada pengguna lensa kontak dan mata buatan dari plastik.
c. Etiologi
?enurut ielor%" Arien B ielor% (-*) dan >Dari B arne% (-*#) dapat
disebabkan oleh berbagai alergen seperti serbuk sari" bulu binatang" dan alergen
lingkungan lainn%a seperti udara panas dan kering" debu" lensa kontak dan
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
7/25
kosmetik. engguna lensa kontak dapat mengalami reaksi alergi terhadap lensa
%ang digunakan atau bahan pembersih lensa %ang mene%ebabkan konjungtivitis
papilar raksasa dengan sekret mukoid (9ames" 1he4 B ron" --6).
d. Patogenesis
onjungtivitis alergi disebabkan oleh alergen %ang diinduksi
respon inflamasi" dimana alergen berinteraksi dengan !g3 %ang terikat pada sel
mast mengakibatkan ekspresi klinis alergi pada mata. atogenesis alergi
konjungtivitis didominasi sebuah hipersensitivitas !g3. >ktivasi sel mast %ang
diinduksi meningkatkan air mata" histamin" tr%ptase" prostaglandin dan leukotrien.
&aktorfaktor tersebut memulai tahap perekrutan inflamasi selsel di mukosa
konjungtiva" %ang mengarah ke reaksi akhir fase okular (>>" --C 2aEosa"
-*#).
e. Manifestasi Klinis
?enurut 9ames" 1he4 B ron (--6) dan >> (-*#) manifestasi klinis
adalah sebagai berikut :
#) $onjungtivitis musiman
Easa gatal
!njeksi dan pembengkakan konjungtiva (kemosis)
2akrimasi
erlendir ringan
) $onjungtivitis vernal
Easa gatal
&otofibia
2akrimasi
onjungtivitis papilar pada lempeng tarsal atas (papila dapat bersatu untuk
membentuk cobblestone)
&olikel dan bintik putih limbus
2esi pungtata pada epitel kornea
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
8/25
lak oval opak %ang pada pen%akit parah plak ini menggantikan Dona bagian
atas epitel kor
f. Diagnosis
iagnosis meliputi pemeriksaan fisik mata berdasarkan manifestasi klinis"
dibarengi dengan tes laboratorium %ang dapat berguna dalam mendukung
diagnosis %aitu tes alergi. 'es alergi dengan alergen tertentu dapat dilakukan
melalui kulit atau suntikan intradermal suntikan alergen. egitupun tes invitro
untuk antibodi !g3 untuk alergen tertentu %ang ban%ak dilakkan. 'es alergi akan
membantu dalam membedakan bentuk intrinsik dan ekstrinsik %ang dapat membantu
dalam pengobatan (2aEosa et al ." -*#)
g. Penatalaksanaan
onjungtivitis alergi merupakan pen%akit %ang dapat sembuh dengan
sendirin%a. Falaupun demikian" menurut >> (--) terapi nonfarmakologis
%ang biasa dilakukan adalah :
3dukasi pen%akit
'idak menggosok mata
ompres dingin
enggunaan pelumas mata seperti air mata artifisial
?enurut >> (--) terapi farmakologis pengobatan alergi konjungtivitis
didasarkan pada identifikasi antigen spesifik dan penggunaan obatobat %ang
mengurangi atau memediasi respon imun. >gen farmakologis berikut ini berguna
dalam mengobati konjungtivitis alergi :
'abel ;. >gen farmakologis untuk konjungtivitis alergi
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
9/25
Sumber : >> (--).
2.2. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS VIRUS
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
10/25
a. Definisi
onjungtivitis virus adalah pen%akit umum %ang dapat disebabkan oleh
berbagai jenis virus" dan berkisar antara pen%akit berat %ang dapat menimbulkan
$a$at hingga infeksi ringan %ang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung
lebih lama daripada konjungtivitis bakteri (Vaughan" >sbur% B Eiordan3va"
---).
b. Klasifikasi
. ?enurut >> (--) konujungtivitis virus diklasifikasikan sebagai
berikut :
#) $onjungtivitis adenovirus% %ang disebabkan oleh adenovirus" teridentifikasi
8 serotipe adenovirus %ang dapat men%ebabkan konjungtivitis
) $onjungtivitis herpetik% merupakan infeksi %ang disebabkan oleh anggota dari
genus Herpes Virus (misaln%a" herpes simpleks" varicella*+oster " atau virus
,pstein*"arr ) dapat mengakibatkan konjungtivitis akut. !nfeksi oleh herpes
simpleks lebih jarang terjadi dibanding adenovirus" namun gejala %ang
ditimbulkan terasa lebih berat karena sering melibatkan kornea %ang
men%ebabkan kebutaan. onjungtiva herpetik umumn%a disebabkan HSV
tipe ! %ang sering men%erang anakanak. HSV tipe lebih sering mengenai
genital" namun juga dapat men%ebabkan konjungtivitis bila mata terkena
$airan genital misaln%a neonatus %ang terinfeksi le4at jalan lahir.
c. Etiologi
?enurut S$ott (-*-) konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis
virus" tetapi adenovirus adalah virus %ang paling ban%ak men%ebabkan pen%akitini dan virus dari anggota genus !erpes virus seperti herpes simpleks" varicella*
+oster " atau virus ,pstein*"arr
d. Faktor resiko
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
11/25
en%akit ini sering terjadi pada orang %ang sering kontak dengan
penderita dan kontak dengan bendabenda %ang men%ebarkan virus (fomites) dan
berada di kolam renang %ang terkontaminasi (>>" --).
e. Manifestasi Klinis
?anifestasi klinis pada konjungtivitis virus berbedabeda sesuai dengan
etiologin%a. ada keratokonjungtivitis epidemik %ang disebabkan oleh adenovirus
biasan%a dijumpai demam dan mata seperti kelilipan" mata berair berat dan
kadang dijumpai pseudomembran. Selain itu dijumpai infiltrat subepitel kornea
atau keratitis setelah terjadi konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari bulan
(Vaughan" >sbur% B Eiordan3va" ---). ada konjungtivitis ini biasan%a pasien
juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala infeksi umum
lainn%a seperti sakit kepala dan demam.
ada konjungtivitis herpetic %ang disebabkan oleh virus herpes simpleks
(HSV) %ang biasan%a mengenai anak ke$il dijumpai injeksi unilateral" iritasi"
sekret mukoid" n%eri" fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes.
onjungtivitis hemoragika akut %ang biasan%a disebabkan oleh enterovirus
dan co-sackie virus memiliki gejala klinis n%eri" fotofobia" sensasi benda asing"
hipersekresi airmata" kemerahan" edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva
dan kadangkadang dapat terjadi kimosis (S$ott" -*-).
f. Komplikasi
?enurut Vaughan" >sbur% B Eiordan3va (---) komplikasi %ang dapat terjadi
adalah :
@lkus kornea
lefaritis konjungtiva seudo membran
arut linier halus/parut linier dalam
Vesikel pada kulit
g. Diagnosis
iagnosis pada konjungtivitis virus bervariasi tergantung etiologin%a"
karena itu diagnosisn%a difokuskan pada gejalagejala %ang membedakan tipetipe
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
12/25
menurut pen%ebabn%a. ibutuhkan informasi mengenai onset" durasi dan gejala
gejala sistemik maupun okular" keparahan dan frekuensi gejala" faktorfaktor
resiko dan keadaan lingkungan sekitar untuk menetapkan diagnosis konjungtivitis
virus (>>" --).
h. Penatalaksanaan
onjungtivitas virus umumn%a dapat sembuh dengan sendirin%a.
enatalaksanaan konjungtivitis viral pada dasarn%a han%a berupa terapi
simptomatik" seperti kompres dingin dan pelumas seperti air mata artifisial" untuk
ken%amanan pasien. asien konjungtivitis juga diberikan instruksi hygiene untuk
meminimalkan pen%ebaran infeksi. Vasokonstriktor topikal dan antihistamin dapat
digunakan untuk mengatasi gatal %ang tidak dapat ditahan oleh pasien" 4alaupun
se$ara umum han%a sedikit membantu dan dapat men%ebabkan gejala mun$ul
kembali setelah pengobatan dihentikan" toksisitas lokal" dan hipersensitivitas.
ada pasien %ang rentan dengan superinfeksi bakteri" dapat diberikan antibiotik
(S$ott" -*-).
Konjungt!t" #$%no!&u"
onjungtivitis virus %ang terjadi pada anak di atas * tahun atau pada orang
de4asa umumn%a sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi" namun
antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk men$egah terkenan%a kornea
Sebuah penelitian in vitro pada adenovirus tipe ; dan kultur sel epitel manusia"
menunjukkan bah4a povidon iodin -";G efektif untuk mengatasi adenovirus
bebas dan tidak sitotoksik pada sel %ang sehat" namun kurang efektif dalam
membasmi partikel adenovirus intraseluler. ovidon iodin berpotensi mengurangi
infeksi adenovirus (S$ott" -*-).Konjungt!t" '%&(%t)
9ika konjungtivitis terdapat pada anak di atas * tahun atau pada orang de4asa"
umun%a sembuh sendiri dan mungkin tidak perlu terapi. ,amun" antivirus lo$al
maupun sistemik harus diberikan untuk men$egah terkenan%a kornea. @ntuk
ulkus kornea mungkin diperlukan debridemen kornea dengan hatihati %akni
dengan mengusap ulkus dengan kain kering" meneteskan obat antivirus" dan
menutupkan mata selama 8 jam. >ntivirus topi$al sendiri harus diberikan *-
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
13/25
hari: trifluridine setiap jam se4aktu bangun atau salep vida rabine lima kali
sehari" atau idoIuridine -"* G" * tetes setiap jam se4aktu bangun dan * tetes
setiap jam di 4aktu malam. eratitis herpes dapat pula diobati dengan salep
a$%$lovir #G lima kali sehari selama *- hari atau dengan a$%$lovir oral" 8-- mg
lima kali sehari selama hari. enggunaan kortikosteroid dikontraindikasikan"
karena makin memperburuk infeksi herpes simpleI dan mengkonversi pen%akit
dari proses sembuh sendiri %ang singkat menjadi infeksi %ang sangat panjang dan
berat (Vaughan" >sbur% B Eiordan3va" ---).
2.*. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS BAKTERI
a. Definisi
onjungtivitis bakteri adalah inflamasi konjungtiva %ang disebabkan oleh
bakteri (>>" --C ae B rink" -**)
b. Klasifikasi
?enurut >> (--) konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat
bentuk %aitu :
*) $onjungtivitis bakteri hiperakut " biasan%a disebabkan oleh gonnorhoeae%
eisseria kochii dan meningitidis.
) $onjungtivitis bakteri akut " biasan%a disebabkan oleh /treptococcus
pneumonia dan !aemophilus aegyptyus.
0) $onjungtivitis bakteri kronik " konjungtivitis bakteri %ang berlangsung lebih
dari 8 minggu dapat dipertimbangkan sebagai kronis. en%ebab paling umum
dari konjungtivitis bakteri kronis adalah /taphylococcus
aureus dan 1ora-ella.
c. Etiologi
?enurut ae B rink (-**) patogen %ang bertanggung ja4ab untuk
men%ebabkan konjungtivitis bakteri termasuk spesies eisseria" /taphylococcus"
!aemophilus" /treptococcus pneumoniae" dan 1ora-ella. onjungtivitis bakteri
akut umumn%a disebabkan oleh /. aureus% /. pneumoniae% dan spesies
!aemophilus. >dapun konjungtivitis bakteri %ang sering terjadi pada anakanak
disebabkan oleh infeksi /treptococcus dan !aemophilus.
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
14/25
d. Faktor resiko
&aktor predisposisi %ang paling penting untuk konjungtivitis bakteri akut
adalah kontak dengan %ang terinfeksi" kelainan mata seperti obstruksi duktus
nasolakrimalis" malposisi" dan kekurangan air mata %ang parah" juga dapat
meningkatkan kemungkinan konjungtivitis bakteri karena penurunan mekanisme
resistensi alami dari mata. !munosupresi dan trauma dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh inang" %ang memungkinkan peluang untuk infeksi. enularan
konjungtivitis bakteri akut dapat dikurangi melalui praktik kebersihan %ang baik
(ae B rink" -**).
e. Manifestasi klinis
?enurut >> (--) manifestasi klinis sebagai berikut :
!njeksi konjungtiva" mata merah
Sekret purulen" men%ebabkan sulit membuka mata saat bangun tidur di pagi
hari karena kelopak mata %ang saling melekat
edema pada kelopak mata
etajaman penglihatan biasan%a tidak mengalami gangguan pada
konjungtivitis bakteri namun mungkin sedikit kabur karena adan%a sekret dan
debris pada lapisan air mata onjungtivitis bakterial biasan%a mulai pada satu mata kemudian mengenai
mata %ang sebelah melalui tangan
f. Komplikasi
?enurut Vaughan" >sbur% B Eiordan3va (---) komplikasi %ang dapat
terjadi adalah :
lefaritis marginal kronik
arut di konjungtiva paling sering terjadi dan dapat merusak kelenjar lakrimal
aksesorius dan menghilangkan duktulus kelenjar lakrimal.
2uka parut juga dapat mengubah bentuk palpebra superior dan men%ebabkan
trikiasis dan entropion sehingga bulu mata dapat menggesek kornea dan
men%ebabkan ulserasi" infeksi dan parut pada kornea.
g. Diagnosis
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
15/25
?enurut ae B Eink (-**) konjungtivitis bakteri akut didiagnosis dengan
ri4a%at pasien dan evaluasi mata %ang komprehensif. 'es diagnostik tambahan
seperti biopsi konjungtiva tidak diperlukan" tetapi dapat membantu konjungtivitis
purulen berat dan konjungtivitis %ang tidak responsif terhadap obat. >dapun
menurut Vaughan" >sbur% B Eiordan3va (---) pemeriksaan penunjang dapat
dilakukan pemeriksaan kultur konjungtiva" %aitu pemeriksaan dengan pe4arnaan
gram pada sekret untuk mengidentifikasi organisme pen%ebab maupun adan%a
infeksi sekunder.
h. Penatalaksanaan
?enurut ae B rink (-**) konjungtivitis bakteri akut se$ara empirisdiobati dengan antibiotik spektrum luas se$ara topikal. engobatan dengan
antibiotik spektrum luas topikal selama 7 hari biasan%a efektif. >pabila
konjungtivitis bakteri akut dapat sembuh se$ara spontan" pengobatan tidak
diperlukan. ,amun" pengobatan dengan antibiotik spektrum luas topikal dapat
mengurangi gejala" durasi pen%akit" dan kemungkinan kekambuhan. ada setiap
konjungtivitis purulen %ang pulasan gramn%a menunjukkan diplokokus gram
negative" dugaan neisseria" harus segera dimulai terapi topi$al dan sistemik. 9ika
kornea tidak terlibat" $eftriaIone *g diberikan dosis tunggal per intramus$ular
biasan%a merupakan terapi sistemik %ang adekuat. 9ika kornea terkena"
dibutuhkan $eftriaIone parental" *g perhari selama 7 hari.
'abel =. >ntibiotik untuk konjungtivitis bakteri
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
16/25
Sumber : >> (--)
2.+. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS KLAMIDIA
a. Definisi
onjungtivitis klamidia merupakan suatu bentuk konjungtivitis folikular
kronik %ang disebabkan oleh organisme intraseluler obligat hlamydia
trachomatis (>>" --C 9ames" 1he4 B ron" --6).
b. Etiologi
onjungtivitis klamidia disebabkan oleh organisme intraseluler obligat
hlamydia trachomatis (>>" --C 9ames" 1he4 B ron" --6).
c. Bentuk infeksi
?enurut 9ames" 1he4 B ron (--6) hlamydia trachomatis dapat men%ebabkan
bentuk infeksi mata %aitu :
1) Keratokonungti!itis inklusi % pen%akit ini umumn%a ditularkan dari pen%akit
kelamin 1hlam%dia melalui $airan vagina atau sperma %ang terinfeksi
terkena mata. ada ba%i baru lahir" konjungtivitis ini biasan%a didapat melalui
kontak langsung dengan sekret infeksi jalan lahir" infeksi dapat juga terjadi
didalam uterus (>>" --).
?enurut 9ames" 1he4 B ron (--6) infeksi ini mempun%ai manifestasi
klinis : (*) konjungtivitis folikular mukopurulenC () mikropanus
(vaskularisasi dan parut kornea superfisial perifer)C (#) @retritis dan (8)
servisitis. iagnosis dikonfirmasi dengan deteksi antigen klamida"
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
17/25
menggunakan imunofluoresensi atau dengan deteksi badan inklusi khas dari
apusan konjungtiva atau spesimen kerokan dengan pe4arnaan 0iemsa.
!nfeksi ini dapat diobati dengan tetrasiklin topikal dan sistemik dan pasien
harus dirujuk ke klinik pen%akit menular seksual.
engobatan terapi sistemik direkomendasikan berdasarkan usia" berat badan
pasien" dan sejarah medis dengan menggunakan dosis tunggal aDitromisin * g
atau doI%$%$line *-- mg kali sehari peroral selama hari. engobatan
infeksi mata pada ba%i baru lahir dengan eritromisin per oral selama
minggu dianjurkan untuk mengurangi risiko terjadi pneumonia klamidia"
dengan dosis *- mg/kg diberikan setiap * jam pada minggu pertama
kelahiran dan selanjutn%a diberikan setiap ; jam (>>" --).
2, "rakoma# merupakan infeksi pen%ebab kebutaan tersering di dunia. 2alat
rumah merupakan vektor pen%akit ini" %ang mudah berkembang pada kondisi
higiene %ang buruk dan penduduk %ang padat pada iklim kering dan panas.
'anda penting manifestasi klinis pen%akit ini adalah fibrosis subkonjungtiva
%ang disebabkan oleh reinfeksi %ang sering terjadi pada kondisi tidak
higienis. ebutaaan dapat terjadi karena parut kornea akibat keratitis dan
trikiasis berulang. 'erakoma diobati dengan tetrasiklin atau eritromisin oral
atau topikal. >Ditromisin sebagai alternatif han%a memerlukan sekali
pemekaian. 3ntropion dan trikiasis membtuhkan koreksi bedah (9ames"
1he4 B ron" --6).
*. KONJUNGTIVITIS BERDASARKAN GAMBARAN KLINIS
*.1. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS VERNALIS
#. Definisi
onjungtivitis vernalis (V) merupakan inflamasi konjungtiva %ang bersifat
bilateral dan rekuren. elainan ini ditandai oleh papil $obblestone pada
konjungtiva tarsal dan hipertrofi papil pada konjungtiva limbus (Fid%astuti B
Siregar" --8).
b. Etiologi
3tiologi V sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. eberapa faktor
pen%ebab diduga adalah alergen serbuk sari" debu" tungau debu rumah" bulu
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
18/25
ku$ing" makanan" faktor fisik berupa panas sinar matahari atau angin. Eeaksi
alergi %ang terjadi dapat disebabkan oleh satu atau lebih alergen atau
bersamasama dengan faktorfaktor lain (onini" ---C Fid%astuti B Siregar"
--8).
c. Epidemiologi
?enurut Fid%astuti B Siregar (--8) dan !l%as et al . (-*-) insidens
pen%akit ini berkisar antara -"*-"7G diantara pen%akit mata lainn%a dan
meningkat terutama pada musim kemarau. en%akit ini umumn%a terjadi pada
anak berusia antara 77 tahun. asien dengan atopi mempun%ai risiko lebih besar
untuk menderita V. revalensi V lebih tinggi di daerah tropis seperti >frika"
!ndia" ?editeranian" >merika 'engah dan Selatan" serta 'imur 'engah. V lebih
ban%ak terdapat pada kulit ber4arna dibandingkan kulit putih.*6 en%akit ini
lebih ban%ak didapatkan pada lakilaki daripada perempuan dengan perbandingan
# : *.7.
d. Klasifikasi
?enurut Fid%astuti B Siregar (--8) V dibedakan atas # tipe %aitu : (*)
palpebra: () limbus atau (#) $ampuran keduan%a.
e. Patogenesis
atogenesis terjadin%a kelainan ini belum diketahui se$ara jelas" tapi terutama
dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas pada mata. Eeaksi hipersensitivitas
tipe ! merupakan dasar utama terjadin%a proses inflamasi pada V. emeriksaan
histopatologik dari lesi di konjungtiva menunjukkan peningkatan sel mast"eosinofil dan limfosit pada subepitel dan epitel. alam perjalanan pen%akitn%a"
infiltrasi sel dan penumpukan kolagen akan membentuk papil raksasa. enemuan
ini menjelaskan bah4a V bukan murni disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas
tipe ! fase $epat" melainkan merupakan kombinasi tipe ! dan !V. Hiperreaktivitas
non spesifik juga mempun%ai peran dalam V. &aktor lain %ang berperan adalah
aktivitas mediator non !g 3 oleh sel mast. Eeaksi hipersensitivitas tipe ! dimulai
dengan terbentukn%a antibodi !g3 spesifik terhadap antigen bila seseorang
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
19/25
terpapar pada antigen tersebut. >ntibodi !g3 berperan sebagai homositotropik
%ang mudah berikatan dengan sel mast dan sel basofil. !katan antigen dengan
antibodi !g3 ini pada permukaan sel mast dan basofil akan men%ebabkan
terjadin%a degranulasi dan dilepaskann%a mediatormediator kimia seperti
histamin" slow reacting substance o anaphyla-is% bradikinin" serotonin %
eosinophil chemotactic actor% dan faktorfaktor agregasi trombosit. Histamin
adalah mediator %ang berperan penting" %ang mengakibatkan efek vasodilatasi"
eksudasi dan hipersekresi pada mata. eadaan ini ditandai dengan gejala seperti
mata gatal" merah" edema" berair" rasa seperti terbakar dan terdapat sekret %ang
bersifat mukoid (onini" ---C Fid%astuti B Siregar" --8).
f. Manifestasi klinis
?enurut Fid%astuti B Siregar (--8) gejala klinis utama adalah rasa gatal
%ang terus menerus pada mata" mata sering berair" rasa terbakar atau seperti ada
benda asing di mata. 0ejala lainn%a fotofobia" ptosis" sekret mata berbentuk
mukus seperti benang tebal ber4arna hijau atau kuning tua. V dapat terjadi pada
konjungtiva tarsalis atau limbus" atau terjadi bersamaan dengan dominasi pada
salah satu tempat tersebut. ada konjungtiva tarsalis superior dapat dijumpai
gambaran papil cobblestone %ang men%erupai gambaran moDaik atau hipertrofi
papil. Sedangkan pada limbus dijumpai satu atau lebih papil ber4arna putih %ang
disebut sebagai trantas dots% %aitu terdiri dari tumpukan selsel eosinofil. >pabila
pen%akit meluas sampai kornea" disebut sebagai keratokonjungtivitis vernalis
(V) dan digolongkan ke dalam pen%akit %ang lebih berat" karena dapat
men%ebabkan penurunan visus.
g. Diagnosis
iagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis adan%a ri4a%at atopi" dan
pemeriksaan penunjang. ada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan
kadar !g0 serum" !g3 serum dan air mata" kadar histamin serum dan air mata
meningkatC dan adan%a !g3 spesifik. emeriksaan mikroskopik dari scraping
konjungtiva" patognomonik V bila dijumpai J sel eosinofil dengan
pembesaran lensa objektif 8-I. 0ambaran histopatologik jaringan konjungtiva
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
20/25
pada V dijumpai sel eosinofil" sel mast dan sel basofil. Selain itu juga terjadi
perubahan pada mikrovaskular dari sel endotel serta ditemukann%a deposit
jaringan fibrosis" infiltrasi sel limfosit dan netrofil. Hasil uji kulit umumn%a
positif terhadap alergen tertentu" terutama serbuk bunga" debu rumah" tungau debu
rumahC namun kadangkadang uji kulit dapat memberikan hasil %ang negatif
(Fid%astuti B Siregar" --8).
h. Penatalaksanaan
?enurut (Fid%astuti B Siregar" --8) penatalaksnanann tergantung beratn%a
gejala dan tanda pen%akit %aitu :
1, T%( ut#-# : berupa penghindaran terhadap semua kemungkinan alergen
pen%ebab.
2, T%( to()#/ pemberian vasokonstriktor topikal dapat mengurangi gejala
kemerahan dan edema pada konjungtiva. eberapa hasil penelitian
menunjukkan bah4a penggunaan kombinasi obat vasokonstriktor dan
antihistamin topikal (vaso$on >) mempun%ai efek %ang lebih efektif
dibanding pemberian %ang terpisah. emberian stabilisator sel mast %aitu
natrium kromoglikat G atau sodium kromol%n 8G atau iodoksamid
trometamin dapat men$egah degranulasi dan lepasn%a substansi vasoaktif"
sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan kortikosteroid topikal.
emakaian iodoksamid dikatakan mempun%ai efek %ang lebih baik
dibandingkan dengan natrium kromoglikat G maupun sodium kromol%n
8G. ila obatobatan topikal seperti antihistamin" vasokonstriktor" atau
sodium kromol%n tidak adekuat maka dapat dipertimbangkan pemberian
kortikosteroid topikal.
*, T%( ""t%-)/ pengobatan dengan antihistamin sistemik bermanfaat untuk
menambah efektivitas pengobatan topikal. emberian aspirin dan indometasin
(golongan antiinflamasi nonsteroid) %ang bekerja sebagai penghambat enDim
siklooksigenase dilaporkan dapat mengurangi gejala V. ortikosteroid
sistemik diberikan bila ada indikasi khusus %aitu inflamasi berat pada kornea
dan konjungtiva bertujuan untuk men$egah kerusakan jaringan.
+, T%( "u(o&t0 " berupa desensitisasi dengan alergen inhalan" kompres
dingin pada mata dan menggunakan ka$amata hitam" tetes mata artifisial
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
21/25
dapat melarutkan alergen dan berguna untuk men$u$i mata" klimatoterapi
seperti pendingin udara di rumah atau pindah ke tempat berha4a dingin.
, T%( %$#'/ terapi bedah %ang dapat dilakukan adalah otograf konjungtiva
dan krio terapi" namun kelemahan kedua terapi ini dapat men%ebabkan
terjadin%a sikatriks" trikiasis" defisiensi air mata dan entropion. eratotomi
superfisial dapat dilakukan untuk reepitelisasi kornea.
i. Prognosis
Falaupun pen%akit ini termasuk sel*limiting " namun bila proses
keratokonjungtivitis tidak dapat teratasi maka prognosisn%a menjadi buruk
(Fid%astuti B Siregar" --8).
*.2. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS KATARAL
a. Etiologi
onjungtivitis kataral disebabkan oleh bakteri /tailokokus aureus%
pneumokok% diplobasil mora- a-eneld dan basil koch weeks (sekret
?ukopurulen)" virus 1orbili dan herpes +oster otalmik (!l%as et al ." -*-).
b. Manifestasi klinis
0ambaran klinis adalah !njeksi konjungtiva dan hiperemi konjungtiva
tarsal tanpa folikel" tanpa $obblestone dan tanpa flikten pada konjungtiva kataral
dapat berbentuk sekret serus" mukus atau mukopurulen tergantung
pen%ebabn%adapat men%ertai blefaritis atau obstruksi duktus nasolakrimal apabila
ada sekret maka dibuat sediaan langsung untuk mengetahui pen%ebabn%a (!l%as et
al ." -*-)
c. Penatalaksanaan
engobatan apabila disebabkan bakteri dengan antibiotik tetrasiklin"
kloromistin dan sulfasetamid jika sekret ban%ak dapat diberi tetes mata.
isebabkan virus dengan sulfasetamid/obat antivirus seperti !@ untuk infeksi
herpes simpleI. (!l%as et al ." -*-)
*.*. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS PURULEN/ MUKOPURULEN
a. Manifestasi klinis
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
22/25
onjungtivitis purulen ditandai sekret purulen seperti nanah" kadang disertai
pseudo membran sebagai massa putih dikonjungtiva tarsal. ada orang de4asa
biasan%a disebabkan oleh bakteri gonokokpada ba%i" terutama diba4ah minggu
apabila ditemukan konjungtivitis maka perlu dipikirkan kemungkinan pen%ebab"
%aitu gol neiseria (gonokok atau meningokok) dan gol klamidia (klamidia
o$ulogenital) diperlukan sediaan hapus untuk mengetahui pen%ebabkonjungtivitis
karena klamidia tidak menimbulkan komplikasi" sedangkan konjungtivitis
gonokok menimbulkan komplikas ulkus kornea hinggan perforasi kornea %ang
dapat mengakibatkan hilangn%a fungsi mata pada ba%i" untuk profilaksis dapat
diberikan salep mata antibiotik gol penisilin (!l%as et al ." -*-).
b. Penatalaksanaan
engobatan :penderita harus dira4at diruang isolasimata harus selalu
dibersihkan dari sekret sebelum pengobatansetiap *7 #- menit diberikan salep
mata penisilin. apabila keadaan radang sudah tenang" diberikan tiap jamselain itu
diberikan injeksi penisilin atau tetrasiklin (resisten penisilin) sesuai umur (!l%as
et al ." -*-).
3. Prognosis
?enurut !l%as et al . (-*-) prognosis jika tidak ada komplikasi dapat
sembuh dalam 7 hari.
*.+. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS MEMBRAN
a. Manifestasi klinis
itandai berupa membran/selaput massa putih pada konjungtiva tarsal dankandangkadang menutupi konjungtiva bulbikonjungtivitis membran dapat
disebabkan oleh bakteri streptokokushemolitik dan difteria pada s%ndrome stevens
johnson dapat disertai juga konjungtivitis membrankonjungtivitis pseudomembran
biasa disebabkan oleh infeksi hiperakut seperti pneumokok ((!l%as et al ." -*-).
b. Penatalaksanaan
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
23/25
engobatan streptokok hemolitik diberikan antibiotik %ang sensitifdifteria
diberikan salep mata penisilin tiap jam dan injeksi penisilin sesuai umur. de4asa
*" juta unit selama hari" anak anak 7-.--- unit / kg untuk men$egah
gangguan jantung karena difteria perlu diberikan antitoksin difteria -.--- unit
selama haripada s%ndrome stevens johnson perlu diberikan air mata buatan
setiap jam dan antibiotik sesuai kebutuhan (!l%as et al ." -*-)
*.. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS FOLIKULAR
?enurut !l%as et al . (-*-) dikenal beberapa jenis konjungtivitas folikular
%aitu konjungtivitis viral" klamidia" folikular toIi$ dan folikular %ang tidak
diketahui pen%ebabn%a. 'rakhoma termasuk salah satu jenis konjungtivitis
folikular. >dapun konjungtivitis folikular akut meliputi :
eratokonjungtivitis epidemi
emam faringo konjungtiva
onjungtivis hemoragik akut
onjungtivitis ne4 $astle
!n$lusion konjungtivitis
*.4. ALL ABOUT KONJUNGTIVITIS FLIKTEN
en%akit konjungtivitis flikten paling ban%ak terdapat pada anak anak.
en%akit lain %ang dihubungkan dengan konjungtivitis flikten adalah '1 paru
dan helmintiasis (!l%as et al ." -*-).
a. Manifestasi klinis
0ejala pada mata ialah flikten pada limbus" konjungtiva bulbi" konjungtiva
tarsal dan kornea. >pabila flikten pada kornea bisa mengakibatkan gangguan
penglihatanjika peradangan berat maka dapat terjadi lakrimasi %ang terus menerus
sampai berakibat ekserna kulitkeluhan lain seperti silau dan mata berpasirbakteri
basil ko$h 4eeks dan stafilokok pen%ebab infeksi sekunder/ apabila ada sekret
maka perlu diperiksa dengan pe4arnaan gram (!l%as et al ." -*-).
b. Penatalaksanaan
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
24/25
?enurut !l%as et al. (-*-) %aitu :
1ari pen%ebab primer dan obati
'etes/salep mata kortikosteroid lokal (perhatikan 3S dan !)
erbaiki keadaan umum anak
engobatan %ang baik sembuh dalam * minggu dan tidak berbekas ke$uali
flikten di limbus dan kornea
DAFTAR PUSTAKA
>>. (-*#). Preerred Practice Pattern 2 onjuctivitis. San &ransis$o" @S> :>meri$an >$ademi% of phthalmolog%
>>. (--). are o 3he Patientwith onjunctivitis. St. 2ouis" @S> : >meri$an
ptometri$ >sso$iation
>Dari" >">" B arne%" ,.. (-*#). 1onju$tivita : >. S%stemati$ revie4 of
diagnosis and the treatment. 4515" #*-(*6)" ***#-
ae" .. B rink" . (-**). "acterial onjuctivitis. Virginia : Fest Virginia
epartement of Health and Human Eesour$es.
ielor%" .." Arien" '.. B ielor%" 2. (-*). ?anagement of 1onju$tivita : >.
S%stemati$ revie4 of diagnosis allergi$ $onjun$tivitis guide to therap%.
5cta 6phthamologica" =-" #==8-.
onini" S. (---). Vernal keratokunjun$tivitis revisited : a $ase series of *=7
patients 4ith longterm follo4 up. 6phthamol " *-" **7**6#.
!l%as" S." ?ailangka%" H.H.." 'aim" H." Saman H.H." Simarmata" ?. B Fidodo"
.S. (-*-). 7lmu Penyakit 1ata. 9akarta : Sagung Seto.
2aEosa" ?." 2ionetti" 3." Eeibaldi" ?." Eusso" >." 2ongo" >." 2eonardi" S."
'omar$hio" S." >vitabile" '. B Eeibaldi" >. (-*#). >llergi$ $onju$tivitis :
a $omprehensive revie4 of the literature. 7talian 4ornal o Pediatrics%
#=(*;)" *.
9ames" ." 9ames" 1he4" 1. ron" >. (--#). Lecture otes 2 6phthalmology.
andung : enerbit 3rlangga.
S$ott" !.@. (-*-). Viral onjunctivitis. ,e4 Kork : epartement of pthalmolog%
and ubli$ Health S$ien$es:
-
8/19/2019 Step 7 Sken 1 Blok 10 Oke Dewandaru
25/25
Vaughan" .0." >sbur%" '. B Eiordan3va" . (---). 6talmologi 8mum. 9akarta
: Fid%a ?edika.
Fid%astuti" S.. B Siregar" S.. (--8). onjungtivitis vernalis. /ari Pediatri"
7(8)" *6-*68.