skenario 3 step 1-4

15
STEP 7

Upload: yunita

Post on 13-Apr-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kg

TRANSCRIPT

Page 1: skenario 3 step 1-4

STEP 7

Page 2: skenario 3 step 1-4

1. Beberapa sumber-sumber fluor antara lain :a. Fluor di lithosphere Fluor dalam batu dan tanah ditemukan dalam berbagai bentuk

senyawa. Seperti : fluorspar (CaF2), kriolit (Na3A1F6), apatit, mika, minum hitam (horn black) dan sejumlah “pegmatif” seperti topaz dan tourmalin. Kandungan fluor pada bukit kapur sekitar 300-7000 ppm, sedangkan pada batu kapur lunak sekitar 4700 ppm.

b. Fluor dalam airAir laut mempunyai kandungan fluor yang besar dengan konsentrasi 0,8 – 1,4 mg/liter. Kadar fluor air danau, sungai dan air sumur buatan umumnya dibawah 0,5 mg/liter. Air yang tertahan dalam sedimen selama pengendapannya serta air panas yang berasal dari gunung berapi dan endapan minum epitermal biasanya mempunyai kadar fluor 3-6 mg/liter.

Page 3: skenario 3 step 1-4

c. Fluor di udara• Kandungan fluor di udara dab pabrik : 1.4 mg F/m3.

Kandungan fluor di daerah non-industri : 0.05-1.90 µg F/m3.

• Pada tahun 1965 di Jerman diketahui kandungan fluor pada udara tinggi yaitu sebesar 0,5 – 8 mg/m3 karena adanya pertambangan phospat dan fluorospar (CaF2) sehingga merusak tanaman.

Page 4: skenario 3 step 1-4

d. Fluor dalam makanan dan minuman

Page 5: skenario 3 step 1-4

e. Fluor dalam garamf. Sumber fluor menurut periode pertumbuhan gigi geligi– Kalsifikasi gigi : Sumber fluor pada saat proses

kalsifikasi yaitu pada penambahan beberapa bahan mineral anorganik termasuk fluor sebagai penyusun gigi.

– Pra erupsi: Sumber dapat berasal dari air mineral dan air susu .

– Pasca erupsi: Sumber fluor lebih banyak didapat dari bahan makanan ( sayur, buah, ikan, dsb), air minum, pasta gigi, obat kumur, tablet fluor, dll.

Page 6: skenario 3 step 1-4

3. Mekanisme fluorosis Pada kadar fluoride yang tinggi , fluoride berikatan dengan

amelogenin dan matriks lainnya sehingga dapat mengganggu matriks yang memperantarai pertumbuhan kristal secara reversible. Hal ini terjadi karena fluoride mengubah ukuran kristal , jumlah , bentuk atau kualitas dalam pembentukan kristal enamel. Sehingga hal ini membuat enamel gigi tampak lubang-lubang.

Adanya gangguan pada pembentukan matriks enamel juga menyebabkan berkurangnya deposit mineral pada enamel yang berkembang seiring dengan maturasi gigi. Hal ini yang menyebabkan warna gigi menjadi berwarna seperti kapur

Page 7: skenario 3 step 1-4

Klasifikasi didasarkan pada indeks TF yang aslinya diusulkan oleh Thylstrup dan Fejerskov (1978) :

Gambar 2. Klasifikasi fluorosis didasarkan pada indeks TF

Page 8: skenario 3 step 1-4

Tingkat keparahan dari fluorosis juga dapat dikelompokan menjadi :

Mild : Terlihat bahwa enamel suram, terdapat garis-garis putih namun belum terlalu terlihat menonjol perbedaan dari normalnya, estetik belum terlalu tenganggu meskipun sudah mulai terdapat bintik kecil seperti kabut putih pada permukan gigi.

Moderate : Terdapat bintik lebih nyata, dapat menyebabkan perubahan warna yang sudah lebih kuning, lubang kecil dengan perbedaan warna disekitarnya juga mulai terlihat.

Severe : Lubang sudah besar bahkan hampir semua warna gigi berubah menjadi kuning gelap atau kecoklatan.

 

Page 9: skenario 3 step 1-4

4.  Macam pemberian fluor beserta dosisnyaA. Fluoridasi lokalTeknik fluoridasi lokal dibagi menjadi dua yaitu 1. Self applied, dimana pemberian fluor ini dapat dilakukan

oleh diri sendiri tanpa penanganan oleh profesional- Penggunaan pasta gigi berfluor Pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-

kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi).

- Obat kumur dengan fluor

Page 10: skenario 3 step 1-4

2. Professionally Applied, dimana pemberian fluor harus dilakukan oleh profesional.

- Aplikasi topikal

a.NaF : waktu yang agak lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi serta tidak mengiritasi gingiva. Dianjurkan penggunaannnya dengan konsentrasi 2%, dilarutkan dalam bentuk bubuk 0,2 gram dengan air destilasi 10 ml. Penggunaan larutan NaF 2% dilakukakan sebanyak 4x dalam 1 tahun.

b. SnF2 : rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent cenderung mengubah warna gigi, dan mengiritasi gingiva. Dianjurkan penggunaannya dengan konsentrasi 8%, dilarutkan dalam bentuk 0,8 gram dengan air destilasi 10 ml. Penggunaan larutan SnF2 8% dilakukakan sebanyak 2x dalam 1 tahun.

Page 11: skenario 3 step 1-4

c. APF : memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacam-macam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva. Tersedia dalam bentuk larutan atau gel siap pakai. Konsentrasi APF yang serig digunakan yaitu 1.23 % (12,300 ppm F) dan  dilakukakan sebanyak 2x dalam 1 tahun.

- Pemberian varnish fluor Diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak

yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor).

Page 12: skenario 3 step 1-4

B. Fluoridasi Sistemik- Fluoridasi air minum Batasan optimum fluorida untuk air minum adalah 0,7 - 1,2 ppm, Pada iklim hangat batas aman kandungan fluornya adalah kurang

lebih 1 ppm. Sedangkan untuk daerah iklim dingin batas aman kandungan fluor pada air minumnya lebih tinggi yakni 1,2 ppm

- Pemberian fluor dalam bentuk tablet atau obat-obatan Kandungan fluor pada sumber air lokal kurang dari 0,3 ppm,

maka suplemen fluor yang dibutuhkan oleh anak-anak yaitu sebagai berikut:

• usia 6 bulan - 3 tahun adalah 0,25 mg/hari• usia 3-6 tahun sebanyak 0,5 mg/hari• usia 6-16 tahun sebanyak 1 mg/hari

Page 13: skenario 3 step 1-4

Kebutuhan suplemen fluor menjadi lebih rendah apabila kandungan fluor dalam sumber air lokal lebih tinggi, misalnya 0,3 - 0,6 ppm, maka kebutuhan suplemen fluornya:

• usia 6 bulan - 3 tahun tidak memerlukan suplemen fluor• usia 3 - 6 tahun adalah 0,25 mg/ hari • usia 6-16 tahun adalah 0,5 mg/hari

Page 14: skenario 3 step 1-4

Mekanisme fluor secara sistemik:1. Absorpsi Didalam lambung yang bersifat asam, fluor dikonversi

menjadi hidrogen fluorida (HF). pH asam lambung yang tinggi akan mengurangkan absorpsi dengan mengurangkan konsentrasi HF. Fluor yang tidak diabsorpsi dilambung akan diserap oleh usus

2. Distribusi Fluor didistribusikan keseluruh tubuh melalui darah. Kira-

kira hampir 99% fluor berada di daerah yang tinggi kandungan kalsiumnya seperti tulang dan gigi (dentin dan enamel) dimana ia tersusun seperti crystal lattice. Fluor bisa meleawti plasenta dan dijumpai didalam air susu ibu pada kadar yang rendah yaitu sama seperti di dalam darah.

Page 15: skenario 3 step 1-4

3. Ekskresi Fluor diekskresikan secara primer oleh urin (ICPS,2002).

Selain melalui urin, fluor juga dapat diekskresi melalui saliva, feses, atau keringat