step 1-5sken 2

36
SKENARIO 2 Perawatan Periodontal Fase II Seorang perempuan berusia 34 tahun untuk pertama kali datang ke klinik bagian periodonsia atas sara saudaranya untuk dilakukan perawatan pada penyangga gigi. Pasien mengeluh gusinya yang kadang-kadang bengkak, sering berdarah saat menggosok gigi dan terasa longgar pada gigi-gigi depan rahang atas dan bawah. Riwayat pasin menceritakan bahwa gusi berdarah sudah terjadi sekitar 2 tahun yang lalu pemeriksaan fisik umum menunjukan tidak ada kelainan sistemik dan tidak ada riwayat penyakit keluarga/genetik. Pemeriksaan klinis menunjukkan sebagai berikut: 1) kebersihan pasien buruk dan terdapat deposit plak pada permukaan gigi-gigi kedua rahang; 2) banyak terdapat kalkulus pada permukaan lingual insisivus rahang bawah dan subgingiva disemua sektan; 3) terdapat resesi gingiva, poket periodontal 4-6 mm dan kehilangan perlekatan di regio rahang atas dan bawah anterior; 4) terdapat bleeding on probing dalam sulkus gingiva semua gigi; 5) semua gigi anterior goyang 0 2 kecuali gigi kaninus atas. Radiografi menunjukkan resorbsi tulang sampai ½ panjang akar di regio anterior bawah. Dokter gigi yang memeriksa menjelaskan rencana perawatan yang harus 1

Upload: prima-d-andri

Post on 04-Oct-2015

245 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

SKENARIO 2Perawatan Periodontal Fase IISeorang perempuan berusia 34 tahun untuk pertama kali datang ke klinik bagian periodonsia atas sara saudaranya untuk dilakukan perawatan pada penyangga gigi. Pasien mengeluh gusinya yang kadang-kadang bengkak, sering berdarah saat menggosok gigi dan terasa longgar pada gigi-gigi depan rahang atas dan bawah. Riwayat pasin menceritakan bahwa gusi berdarah sudah terjadi sekitar 2 tahun yang lalu pemeriksaan fisik umum menunjukan tidak ada kelainan sistemik dan tidak ada riwayat penyakit keluarga/genetik. Pemeriksaan klinis menunjukkan sebagai berikut: 1) kebersihan pasien buruk dan terdapat deposit plak pada permukaan gigi-gigi kedua rahang; 2) banyak terdapat kalkulus pada permukaan lingual insisivus rahang bawah dan subgingiva disemua sektan; 3) terdapat resesi gingiva, poket periodontal 4-6 mm dan kehilangan perlekatan di regio rahang atas dan bawah anterior; 4) terdapat bleeding on probing dalam sulkus gingiva semua gigi; 5) semua gigi anterior goyang 02 kecuali gigi kaninus atas. Radiografi menunjukkan resorbsi tulang sampai panjang akar di regio anterior bawah. Dokter gigi yang memeriksa menjelaskan rencana perawatan yang harus dilakukan mengenai penyakit tersebut dan perlu adanya perawatan pada daerah yang dikeluhan tersebut.

STEP 11. Poket periodontalPendalaman sulkus gingiva secara patologis dan merupakan ciri khas penyakit periodontal. Terdapat 2 jenis poket periodontal yaitu true poket: hilangnya perlekatan ke arah apikal dan false poket: naiknya margin gingiva ke arah koronal.2. Penyangga gigiJaringan periodonsium yang terdiri dari gingiva, tulang alveolar, ligamen periodontal, dan cementum.3. Bleeding on probingObservasi perdarahan dalam pemeriksaan periodontal dengan cara memasukkan ujung probe kedalam sulkus gingiva.4. Perawatan periodontal fase IIKelanjutan evaluasi respon perawatan periodontal fase I yang berkembang sebagai hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi/rekurensi dari penyakit periodontal.5. Resesi gingivaPenurunan margin gingiva ke arah apikal.6. Gigi goyang 02Kegoyang yang terjadi yang bisa dirasakan dokter gigi dan juga pasien pada gigi sebesar 1 mm pada satu arah saja (mesio distal atau palato/linguo bukal).STEP 21. Apa diagnosa penyakit pada skenario?2. a. Apa perawatan pendahuluan sebelum perawatan periodontal fase II?b. Kenapa pada pasien perlu dilakukan perawatan periodontal fase II?c. Apa mungkin dilakukan perawatan periodontal fase II tanpa perawatan periodontal fase I terlebih dahulu?3. Apa pertimbangan dokter gigi dalam melakukan perawatan periodontal pasien pada skenario?4. Apa rencana perawatan yang tepat pada skenario serta tahapan perawatannya?5. Apa saja intruksi yang diberikan pada pasien setelah perawatan periodontal fase II?STEP 31. Diagnosa penyakit pada skenario adalah periodontitis kronis.2. Sebelum dilakukan terapi bedah perlu dilakukan perawatan pendahuluan seperti:a. Pemeriksaan kalkulus, apabila dalam pemeriksaan didapatkan kalkulus maka dilakukan scalling dan rootplaning,b. Instreuksi DHE pada pasien,c. Memastikan bahwa pasian tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik, apabila ada penyakit sistemik maka kompromis medis harus dikontrol terlebih dahulu,d. Dilakukan medikasi terlebih dahulu apabila terjadi inflamasi akut,e. Diberikan antibiotic profilaksis (kehilangan perlekatan, bleeding on probing, supurasi) untuk menghindari kontaminasi pada daerah yang akan di bedah (1 jam sebelum perawatan) dan pada pasien kompromise medis,f. Setelah evaluasi 2-7 hari atau 1 bulan tidak ada perubahan maka dilakukan scaling dan root planing ulang apabila belum ada perubahan baru dilakukan perawatan periodontal fase II3. Pertimbangan seorang dokter gigi dalam melakukan perawatan adalah:a. Re-attachment poket (regenerasi, repair, dan new attachment)b. Untuk menghilangkan jaringan granulasi yang ada pada dinding poketc. Menghilangkan akumulasi bakteri yang ada pada poketd. Adanya jaringan granulasi yang ditutupi oleh epitel sehingga jaringan granulasi harus dihilangkan terlebih dahulu.e. Pada skenario dapat dilhat bahwa poket pada skenario adalah true pocket, dan adanya resorbsi tulang alveolar sehingga tidak dapat dilakukan gingivektomi (kontraindikasi apabila ada defek tulang).f. Memberitau pasien tentang prognosa, komplikasi, dan post treatmentg. Motivasi pada pasienh. Adanya resesi gingiva interdentali.

4. Perawatan yang sesuai dengan kasus pada skenarioBerdasarkan tanda-tanda klinis pada skenario: 1) kebersihan pasien buruk dan terdapat deposit plak pada permukaan gigi-gigi kedua rahang; 2) banyak terdapat kalkulus pada permukaan lingual insisivus rahang bawah dan subgingiva disemua sektan; 3) terdapat resesi gingiva, poket periodontal 4-6 mm dan kehilangan perlekatan di regio rahang atas dan bawah anterior; 4) terdapat bleeding on probing dalam sulkus gingiva semua gigi; 5) semua gigi anterior goyang 02 kecuali gigi kaninus atas.Kuretase. Serta adanya pemeriksaan penunjang radiografi yang menunjukkan resorbsi tulang sampai panjang akar di regio anterior bawah.Kuretase adalah prosedur yang dilakukan pada jaringan lunak yang terinflamasi yang berada di lateral dinding poket .pada pelaksanaannya, jaringan nekrotik harus dihilangkan. Pada kasus di skenario terjadi perdarahan saat dilakukan probing karena hal ini merupakan pertahanan jaringan sehingga terjadi vaskularisasi dan terbentuknya eksudat, maka apabila dibiarkan proses penyembuhan akan lama. Perawatan kuretase dilakukan apabila setelah skaling dan rootplaning tidak ada perubahan jaringan.Prosedur perawatan kuretase:1. Pemeriksaan, dari pemeriksaan didapatkan diagnosa penyakit,2. Perawatan fase 1, yaitu: skaling evaluasi, apabila tidak ada perubahan jaringan maka dilakukan kuretase,3. Anastesi local,4. Memasukkan kuret dengan psisi sejajar dengan aksisi gigi,5. Planning atau pengerokan6. Aplikasi periodontal dressing7. Kontrol Kuretase terdiri dari kuretase tertutup dan terbuka. Kuretase tertutup adalah tindakan kuretase yang dilakukan yang dilakukan tanpa eksisi, sebaliknya kuretase terbuka adalah prosedur kuretase yang dilakukuan dengan tindakan eksisi. Kuretase tertutub terdiri dari kuretase gingiva (dilakukan pada dinding poket) dan kuretase subgingiva (dilakukan mulai dari dasar sulkus). Pada kasus di skenario menggunakan tindakan kuretase subgingiva.

5. Perawatan PascaoperasiPasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pascaoperasi. Nasehat berikut ini harus diberikan secara tertulis.1. Hindari makan atau minum selama satu jam.1. Jangan minum minuman panas atau alkohol selama 24 jam. Jangan berkumur-kumur satu hari setelah operasi.1. Jangan makan makanan yang keras, kasar, atau lengket dan kunyahlah makanan dengan sisi yang tidak dioperasi.1. Minumlah analgesik bila anda merasakan sakit setelah efek anestesi hilang. Aspirin merupakan kontraindikasi selama 24 jam.1. Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur klorheksidin di pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan pengontrolan plak secara mekanis. Larutan ini dapat langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asalkan tidak dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut. Teh, kopi, dan rokok harus dihindari apabila anda menggunakan larutan kumur klorheksidin untuk mengurangi stain.1. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan; jangan berkumur; hubungi dokter anda bila perdarahan tidak juga berhenti.1. Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.1. Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak timbul 2-3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter anda.

STEP 4 Pemeriksaan

Periodontitis kronis

Terapi fase 1

Evaluasi

Hal yang perlu dipertimbangkan Terapi fase 2

Macam perawatan

Indikasi & kontra indikasi Teknik dan alatTahapan

Intruksi

Perawatan periodontal fase IV

STEP 5Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :1. Perawatan periodontal fase II (tujuan dan dasar pemikiran)2. Macam-macam perawatan periodontal fase IIa. Indikasi dan kontraindikasib. Teknik dan alatc. Tahapand. Respon jaringan3. Intruksi setelah perawatan periodontal fase II4. Peresepan obat untuk masing-masing kasus bedah (penulisan resep, alasan, macam, jenis)PR : 1. Apa perbedaan dari regenerasi dan rekonstruksi?2. Pada kasus skenario diperlukan bone graft atau tidak?3. Berapa lama dari perawatan periodontal fase I ke perawatan periodontal fase II?4. Apa perawatan untuk gigi goyang 02?5. ENAP memerlukan perawatan peridontal fase I tidak?

STEP 7

PR. Penggunaan Anesetesi pada Terapi Periodontal Fase 1Terapi periodontal fase 1 merupakan terapi periodontal yang bertujuan untuk menghilangkan factor factor etiologi penyebab terjadinya penyakit periodontal yang meliputi DHE, scalling, root planning, pemberian antimikroba, dan sebagainya.Scalling dan root planning yang dilakukan pada daerah subginggiva seringkali menimbulkan rasa sakit yang diakibatkan oleh trauma pada ginggiva. Pasien yang sensitive juga seringkali cepat merasa stress dan mempunyai batas ambang rasa sakit yang rendah sehingga penggunaan anestesi selama prosedur skaling dan root planning perlu dipertimbangkan untuk keadaan keadaan tertentu yang diperlukan.Rasa sakit yang dialami pasien selama prosedur skaling dan root planning diakibatkan oleh eksitasi free nerve ending yang mengalami trauma selama instrumentasi penghilangan kalkulus. Stimulus ini kemudian dikonduksikan sebagai impulse sepanjang afferent fiber nervus cranial V yang kemudian diteruskan ke gasserian ganglion untuk selanjutnya diteruskan ke pons.Untuk mengurangi efek rasa sakit selama prosedur skaling dan root planning ini, dokter gigi dapat menggunakan local anesthesia baik secara topical maupun injeksi. Anestesi yang sering digunakan pada umumnya adalah lidokain. Namun, menurut penelitian, hanya sekitar 40% prosedur skaling dan root planning yang menggunakan anestesi local. LO 1 Perawatan PeriodontalPerawatan periodontal terdiri dari fase bedah dan non bedah .Untuk perawatan non bedah sendiri yang disebut sebagai perawatan terapi fase I atau terapi inisial dimana ditahap perawatan periodontal pada fase ini diarahkan pada penyingkiran semua iritan lokal yang dapat menyebabkan inflamasi jaringan periodontal serta pemberian instruksi dan memotivasi pasien untuk melaksanakan kontrol plak. Perawatan ini dapat dikatakan fase etiotropik (etiotropic treatment phase), karena sasarannya adalah penyingkiran factor etiologi penyakit periodontal (Carranza Edisi 9)

Fase 1ReevaluasiFase 4Fase 2Fase 3

Pada aplikasinya perawatan periodontal menjadi sebuah korelasi dalam tahapannya dan tidak bisa dipisahkan tersendiri.Pada bagan dapat terlihat bahwa fase 4 atau yang disebut fase pemeliharaan terletak di tengah bagan,karena setiap fase akan dilakukan reevaluasi jaringan dan dilakukan fase pemeliharaan yang berkaitan untuk perlunya dilakukan pada fase selanjutnya atau cukup hanya dilakukan pada fase pertama periodontal.Pada fase pertama periodontalpun sangat menentukan untuk perubahan perbaikan pada reevaluasi jaringan yang dapat menentukan apakah penyakit oasien perlu berlanjut pada tindakan fase 2 atau dengan adanya fase pertama pasien sudah telihat lebih baik pada jaringan periodontalnya sehingga hanya dilakukan fase pemeliharaan seperti control plak agar tidak terjadi kembali factor iritan ytang mampu menyebabkan reinfeksi dan inflamasi.Sehingga penting diperhatikan pula tahapan dan tindakan yang efektif pada fase pertama periodontal.Klasifikasi Perawatan Periodontal dapat dibagi menjadi :1. Gingival disease: penyebab plak dan non plak2. Periodontitis kronis: local dan general3. Periodontitis agresif: local dan general4. Periodontitis manifestasi penyakit sistemik5. Necrptizing periodontal disease abses periodontal6. Periodontitis yang diasosiasikan dengan penyakit endodontic7. Kerusakan dan trauma oklusalPerawatan periodontal bukanlah suatu perawatan dental yang berdiri sendiri. Agar perawatan periodontal berhasil dengan baik, terapi periodontal haruslah mencakup. Faktor utama penyebab penyakit periodontal ada 2 macam atau kombinasi keduanya, yaitu faktor local dan faktor sistemik. Faktor local yang utama adalah plak. Perawatan periodontal meliputi beberapa fase :1. Fase preliminary yang meliputi perawatan kasus darurat seperti adanya kasus gigi dengan prognosis untuk pencabutan dan juga tidak diindikasikan untuk dibuatkan gigi tiruan.2. Fase I atau fase etiotropik yaitu fase yang dilakukan dengan menghilangkan beberapa faktor etiologi yang terjadi dan dilakukan tanpa tindakan bedah. Scalling dan root planning : tindakan pengambilan plak dan kalkulus dari permukaan gigi sampai daerah junctional epithelium. Scalling dan root planning ini merupakan suatu kesatuan dimana setelah dilakukan scalling maka dilanjutkan root planning yang merupakan suatu tindakan membersihkan sisa kalkulus dan jaringan yang nekrotik di bawah junctional epithelium untuk mendapatkan permukaan yang halus dan licin. Splinting : tindakan mengembalikan kondisi gigi yang goyang dengan melingkarkan alat seperti kawat 0.2mm3. Fase II yaitu kelanjutan dari evaluasi respon terapi fase I dan disertai dengan tindakan bedah. Kuretase : proses membuang dinding poket yang mengalami granulasi/fibroblastic/angiblastik dan inflamasi. Tindakan ini bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan. Gingivektomi : tindakan memotong jaringan gingival yang mengalami enlargement yang bertujuan untuk menghilangkan psedo poket. Frenektomi : tindakan pengambilan frenulum. Operkulektomi : tindakan pembuangan operculum secara bedah.4. Fase III yaitu bisa disebut juga fase restorative. Pada fase ini tindakan yang dilakukan antara lain : pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang hilang.5. Fase IV yaitu fase pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal sehingga perlu dilakukan control secara periodic. LO 2. Perawatan Periodontal Fase IPerawatan periodontal fase 1 merupakan tahap peratama dari serangkaian perawatan periodontal yang diarahkan pada penyingkiran iritan lokal yang dapat menyebabkan inflamasi gingiva dan pemberian instruksi dan motivasi kepada pasien untuk melaksanakan kontrol plak. Yang semua ini nantinya bertujuan untuk meredakan inflamasi gingiva dan mengurangi kedalaman poket yang disebabkan oleh pembesaran yang oedematous dari gingiva yang terinflamasi.Perawatan periodontal fase 1 juga disebut terapi inisial, yang merupakan fase dengan cara menghilangkanbeberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal atau melakukan perwatan restoratif dan prostetik.Dasar Pemikiran Perawatan Periodontal Fase I

Tujuan dari perawatan fase I adalah untuk menyingkirkan inflamasi gingiva. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan jalan: (1) penyingkiran kalkulus secara tuntas, (2) koreksi restorasi yang cacat, (3) penutupan lesi karies, dan (4) pelaksanaan kontrol plak yang adekuat.Perawatan inisial diindikasikan sebagai:1. Perawatan pendahuluan bagi pasien sebelum dilakukan perawatan bedah periodontal2. Sebagai perawatan bagi pasien dengan gingivitis kronis atau periodontitis ringan yang tidak memerlukan bedah periodontal.

LO 3. Tindakan pada Perawatan Periodontal Fase 1Dilakukan dengan menghilangkan beberapa faktor etiologi yang terjadi dan dilakukan tanpa tindakan bedah. DHE (Dental Healt Education)dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu :1. Motivasi, dengan dilakukannya pemberian motivasi, dokter gigi mengharapkan adanya perubahan positif dari pasien dalam hal tingkah laku kesehatan2. Edukasi, pasien harus diberitahu tentang perjalanan penyakit, gejala yang timbul, perawatan yang akan dilakukan, penyebab timbulnya penyakit, dan hal yang bisa terjadi jika tidak dilakukan perawatan. Hal ini mengarahkan pasien untuk bergerak pada pola hidup sehat dan mengutamakan kesehatan3. Instruksi, pada tahap instruksi pasien diberikan instruksi tentna galat, waktu dan cara dalam melakukan kegiatan preventif seperti sikat gigi dan diet yang harus dikonsumsi Scalling dan root planning : tindakan pengambilan plak dan kalkulus dari permukaan gigi sampai daerah junctional epithelium. Scalling dan root planning ini merupakan suatu kesatuan dimana setelah dilakukan scalling maka dilanjutkan root planning yang merupakan suatu tindakan membersihkan sisa kalkulus dan jaringan yang nekrotik di bawah junctional epithelium untuk mendapatkan permukaan yang halus dan licin. Splinting : tindakan mengembalikan kondisi gigi yang goyang dengan melingkarkan alat seperti kawat 0.2mm Perbaikan restorasi yang rusak Pembersihan pada gigi karies Occlusal adjustment

LO 4. Definisi tentang DHE, Root planing, ScalingA. DHE Merupakan usaha atau program yang terarah yang dilakukan untuk mendapatkan keadaan rongga mulut yang sehat juga merupakan program belajar mengajar yang bersifat persuasif dan sugesif. Dalam program ini meliputi kegiatan motivasi, instuksi, penyuluhan, kontrol plak, penggunaan obat kumur dan dental flossing pada daerah interdental.

B. Root planing Merupakan suatu perawatan periodontal untuk menghilangkan kalkulus disementum yang bertujuan untuk mendapatkan permukaan akar yang halus, licin dan bersih. Perawatan ini di indikasikan untuk pasien yang mengalami nekrosis pada sementum dan juga pada pasien yang mempunyai kedalaman poket lebih dari 4mm pada pemeriksaan klinis.

C. ScalingMerupakan perawatn periodontal berupa pembuangan plak dan kalkulus dari permukaan gigi baik pada bagian supragingiva dan subgingiva. Perawatan ini dilakukan menggunakan handinstumen maupun ultrasonic scalerLO 5. Tehnik dan alatPrinsip dasar instrumentasi adalah 5 yakni:a. Accessibillity : posisi pasien dan operator selama tindakanb. Visibility, illumination and retraction : jarak pandang, pencahayaan, dan retraksi jaringan sekitar gigi yng mengganggu pandanganc. Ketajaman alat juga berpengaruh dalam optimalnya tindakand. Stabilisasi instrumen : terkait dengan tumpuan dalam mempertahan posisi kerjae. Aktivasi instrumen: adalah penempatan posisi instrumen agar sesuai dengan daya potong

Accessibillity

Posisi pasienillumination

Prinsip dasar instrumentasi di atas yang nantinya sangat terkait dengan teknik yang digunakan pada scalling dan root planing (SRP) untuk mengoptimalkan tindakan pembersihan karang dan kalkulus. Teknik Kelimanya sangat berkaitan selama tindakan SRP, tetapi prinsip yang sangat berkaitan dengan instrumen adalah aktivasi alat. Disamping itu cara pegang dari alat yang paling sering digunakan dan yang paling ideal adalah modifikasi pens graps pada alat SRP.Ada 4 cabang dasar dari aktivasi alat:1. AdaptasiPrinsip adapatasi mengenai posisi ujung alat yang diletakkan menyesuaikan (diadaptasikan) dengan permukaan gigi untuk meminimalisir pelukaan jaringan lunak sekitar gigi maupun permukaan akar gigi.Dasar dari prinsip ini adalah blade dan tip point/ ujung alat ( 1-2 mm) alat terletak vertikal tegak lurus dengan sumbu gigi dan konstan mengikuti kontur gigi untuk ujung alat.

Bagian alat

Adaptasi alat, ujung alat menyentuh permukaan gigi

2. AngulasiAngulasi merupakan sudut yang menghubungkan bagian blade dari instrumen dengan permukaan gigi (tooth-blade-instrument). Tujuan dari optimalisasi angulasi adalah meningkatkan efektivitas pembersihan kalkulus.Angulasi untuk subgingival : Sudut 0o : saat insersi Sudut 45-90o: sudut optimal memotong kalkulusUntuk angulasi yang paling ideal untuk tindakan scaling 60o-80o, sedangkan untuk tindakan root planing 60o-80o. Dimana apabila alat membuat sudut 90o alat justru melukai epitelium dinding sulcus, kecuali bila tindakan dilakukan untuk kasus kuretase.

Angulasi saat kuretase

3. Lateral PressureAdalah tekanan yang dibutuhkan saat bagian balde alat kontak dengan permukaan gigi. Kekuatan untuk tindakan periodontal pada dasarnya dibagi dalam 3 kekuatan, yakni : ringan, sedang, kuat. a. Tekanan ringan: digunakan untuk tindakan root planingb. Tekanan kuat : untuk menghilangkan kalkulusKekuatan yang dihasilkan bisa berbedan apabila selama pergerakan alat tumpuan terletak di jari tangan, maka tekanan yang dihasilkan ringan (sebatas jari tangan yag bergerak), biasanya digunakan pada ultrasonic. Sedangkan selama pergerekan yang menggunakan tumpuan pergelangan tangan tekanan yang dihasilkan sedang-kuat dan digunakna untuk SRP manual.4. Stroke (tarikan)Merupakan arah gaya yang diberikan kepada kalkulus dalam upaya membersihkannya. Gerakannya dapat horisontal, vertikal, dan oblique. Untuk stroke ini bisa push motion (mendorong) pull motion (menarik ), tetapi push motion ini jarang digunakan karna menekan alat ke arah jaringan, biasanya bisa digunakan pada daerah interproksimal anterior.

Macam-macam instrumentasia. Periodontal probeMerupakan salah satu alat periodontal yang digunakan untuk tindakan eksplorer (menentukan lokasi kalkulus) dan menentukan konfigurasi/ ukuran sulcus (kedalaman poket) dalam membantuk diagnosa dan rencana perawatan.Ada 5 jenis probe, yakni :a. Probe Marquis-color code probe :kalibrasi tanda hitam pada probe kelipatan 3mmb. Probe UNC-15Panjang probe 15 mm, dengan kode warna hitam dimulai 1mm,5mm,10mm, dan 15mmc. Probe 0 Univesitas MichianProbe dengan jenjang kode warna hitam 1mm,2mm, 3mm, 5mm, 7mm, 8mm, 9mm, 10mmd. Probe o michiganKode warna hitam setiap 3mm, 6mm, 8mme. Probe WHOProbe yang paling sering digunakan dengan ball tip 0,5mm diikuti kode warna hitam pada 3mm, 5mm, 8mm, 5mm, 11,5 mm

b. Eksplorer Eksplorer berfungsi untuk mengetahui letak/lokasi kalkulus subgingiva. Ada lima macam eksplorer yang tersedia dengan berbeda angle. Dimana setiap eksplorer digunakan sesuai angulasi dan letak dari kalkulus.

Macam-macam probe dan kegunaan

A. Teknik Scalling Supragingiva Alat dipegang dengan pegangan pena (pen grasp) dan jari bersandar pada gigi tetangga atau tumpuan lainnya Sisi pemotong scaller ditempatkan pada tepi apikal dari kalkulus, dengan mata scaller ke permukaan gigi membentuk angulasi 45o-90o Dengan serangkaian tarikan dalam arah vertikal dan oblikB. Teknik Scallig Subgingiva dan Root Planning Alat dipegang dengan pegangan pena (pen grasp) dan jari bersandar pada gigi tetangga atau tumpuan lainnya Memilih sisi pemotong yang sesuai , lalu sisi pemotong scaller ditempatkan ke permukaan gigi dengan angulasi 0o Setelah sisi pemotong mencapai dasar saku membentuk angulasi 45o-90o dan dilakukan serangkaian penskeleran yang pendek secara terkontrol, bertumpang tindih dalam arah vertikal dan oblik Instrumentasi dianjurkan dengan serangkaian sapuan penyerutan akar Instrumentasi pada permukaan proksimal dibawah daerah kontak harus dilakukan dengan cara mengatur bagian bawah tangkai kuret sejajar dengan sumbu panjang gigi

LO 6 Fase PemeliharaanFase pemeliharaan yang berkesinambungan merupakan suatu keharusan agar perawatan periodontal dapat berhasil. Pada fase pemeliharaan ini, pasien perlu dilakukan pemeriksaan ulang, monitoring kebersihan mulut dan scaling setiap 3, 6, 9, 12 bulan sekali tergantung pada keparahan penyakit dan kerentanannya. Radiografi individual juga perlu dilakukan ulang, apabila pengukuran pocket gingiva menunjukkan bahwa penyakit masih terus berlanjut.Pada fase pemeliharaan ini, sebaiknya menghindari situasi dimana pasien ketergantungan pada perawatan profesional (dokter gigi). Karena pada fase ini biasanya pasien cenderung melimpahkan tanggung jawab dalam menjaga kesehatan mulutnya kepada dokter gigi. Sehingga perlu dijelaskan kepada pasien bahwa pasien harus bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan mulutnya sendiri. Hanya melalui kerja sama dapat diperoleh kesehatan gigi jangka panjang.

KESIMPULAN

Tindakan yang dilakukan saat perawatan periodontal fase 1, antara lain, DHE, scaling, dan root planning yang ketiganya merupakan tindakan untuk menghilangkan faktor utama (etiiologi utama) dari terjadinya penyakit periodontal dan juga dapat dilakukan penghilangan pada faktor predisposisi (contoh: malposisi gigi, restorasi overhanging, karies), dapat dilakukan tindakan perbaikan terlebih dahulu (perbaikan restorasi, penumpatan karies, penyesuaian oklusal, splinting, dll)

DAFTAR PUSTAKA

Arthur R verniing,Jonathann Gray, Elizabeth Huhghes.2008.The Periodontal Syllabus 5th ed.Philadelphia.Wolters KluwercarranzaBakar Abu. 2014. Kedokteran Gigi Klinis Ed.2. Yogyakarta: QuantumJacob, Shaju., Nath, Sonia. Efficiacy a Topical Anaesthetic on pain during Scalling and Root Planning: A Double Blind Split Mouth Pilot Study in Patients with Periodontitis. Sains Malaysiana 42(5)(2013): 685-692 (journal).Manson, J. D., Eley, B. M. 1993. Buku Ajar Periodonti (Alih bahasa : Anastasia). Jakarta : Hipokrates.

7