skripsi -...
TRANSCRIPT
-
i
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUA TERHADAPPRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH AKHLAQ PADA SISWA KELAS
VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN 2017-2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
PUJI NUR HASTUTIK
NIM: 11111104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
-
ii
-
iii
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUATERHADAP PRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH
AKHLAQ PADA SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB.SEMARANG TAHUN 2017-2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
PUJI NUR HASTUTIK
NIM: 11111104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
MOTTO
�㌳䁙�䀀 ������翿 �က�Ĺ�က �Ro �˴�ϭف��� �쳀�♀�ϭ�䖄� �쳀�က䖄�䕥�䖄�က� �� �쳀�♀Rϭف��香 �က�Ĺ�က �㌳䁙�䀀 ����� �쳀�♀�쳀䕥 �䤨��ԯRက� 䖄��Ĺ��� 䖄��
䖄�䖄�a �Ro�翿 �က䖄�����䖄 �က�ϴ� �˶က� �쳀�香翿�� �䤨��ԯRက��翿 �က�Ĺ�♀�쳀 �쳀�♀�쳀䕥 �䤨��ԯRက� �Ro �Ϯ��Η�� �翿�쀀�♠�猠䖄� �翿�쀀�♠�猠�
�Η䁙���翿 �ή쳀�ϴ�䖄� �˶香
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-
lapanglah di dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah (58): 11)
-
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa selalu mencurahkan kasih
sayang, mendidik dan membimbingku, dan do’a restunya yang tak pernah
putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.
2. Kepada suamiku tercinta yang selalu memberi semangat, motivasi, dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi.
3. Kedua adikku tercinta yang senantiasa selalu membuatku semangat dalam
belajar dan membuatku lebih bertanggung jawab dalam segala hal.
4. Keluarga besarku yang tak henti- hentinya memberi semangat dan
bimbingan.
5. Teman- teman seperjuangan mahasiswa PAI angkatan 2011, dan teman-
teman PPL, serta teman- teman KKN angkatan 2011, terimakasih atas
kebersamaan kita dalam menuntut ilmu. Semoga senantiasa kita dapat
menggapai cita- cita yang selama ini kita impikan.
-
ix
KATA PENGANTAR
�Ꙁ䕁☠�Ꙁ䕁鹿䗌Ꙁ �Ꙁ䕁☠䕁Ꙁ䕁鹿䗌Ꙁ �䕁࠱ �Ꙁ䕁☠�Ꙁ
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, serta hidayah- Nya skripsi dengan judul
Pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Aqidah
Aklak pada siswa kelas VIII Mts Al Uswah Bergas bisa diselesaikan. Sholawat dan salam
penulis haturkan kepada bagindan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, serta kepada
para sahabat, keluarga, dan orang yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajaran-
ajaran Beliau.
Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi,
dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi
kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu
penulis ucapkan terima kasih dengan setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku pembimbing yang telah mengarahkan,
membimbing, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. SitiAsdiqoh,M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa
mengarahkan dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
6. Bapak/Ibu, Dekan beserta karyawan yang telah membantu penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
-
x
-
xi
ABSTRAK
Hastutik, PujiNur. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan PerhatianOrang TuaTerhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran AqidahAkhlaqpada SiswaKelasVIII MTs Al UswahBergaskabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015-2016. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan IlmuKeguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Bapak ImamMas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Pendidikan orang tua, Prestasi belajar siswa
Pendidikan dan perhatian orang tua berpengaruh besar terhadap prestasi belajarAkidah Akhlak pada siswa MTs Al-Uswah Bergas. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua terhadap prestasibelajar dan pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasibelajar siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang tahunpelajaran 2015-2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahdengan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini denganmenggunakan angket dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 64 siswadari 144 siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang tahunpelajaran 2015-2016 atau 25% dari keseluruhan populasi. Adapun dalampengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling.
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statisticdengan menggunakan rumusan alisis regresi satu prediktor.Pengujian hipotesis penelitianmenunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua berbeda.Untuk tingkat pendidikanorang tua di ketahui bahwa siswa yang memiliki kategori pendidikan orang tua siswadengan kategori tinggi 29 siswa (45%) kategori sedang 26 siswa (41%) kategori rendah 8orang (13%) ini berarti tingkat pendidikan orang tua di MTs Al Uswah Bergas KabupatenSemarang adalah tinggi. Dengan demikian dapat dibuktikan dari kategori kecenderunganprestasi belajar menunjukkan kategori tuntas sebanyak 40 siswa (62%) belum tuntas 24siswa (38%).
Berdasarkan perhitungan determinasi (R2) sebesar 0,267menunjukkanbahwa tingkat pendidikan orang tua dan perhatian berpengaruh sebesar 26%terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas KabupatenSemarang tahun 2015/2016.Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dapat diketahui tingkat pendidikan orang tua memberikan relative sebesar 0,27% danprestasi belajar siswa 99,73% sedangkan sumbangan variabel tingkat pendidikanorang tua sebesar 0,07% dan variabel prestasi belajar siswa sebesar 26,63%.Sumbangan efektif total sebesar 26,7% yang berarti variabel tingkat pendidikanorang tua dan prestasi belajar siswa secara bersama – sama memberikan efektif26,7% sedangkan yang 73,3% di berikan oleh variabel yang lain.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat di simpulkan bahwa semakin tinggitingkat pendidikan dan perhatian orang tua akan semakin tinggi pula prestasibelajar siswa.
-
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ..................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................................ vi
MOTTO ........................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ix
ABSTRAK........................................................................................................................ xi
DAFTAR ISI.....................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………….. xvi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A... Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
B... Rumusan Masalah......................................................................................... 8
C... TujuanPenelitian............................................................................................ 8
D... Hipotesis Penelitian....................................................................................... 9
E....Kegunaan Penelitian...................................................................................... 9
F....Definisi Operasional......................................................................................10
G...Metode Penelitian..........................................................................................13
H... Sistematika Penulisan Skripsi....................................................................... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................20
A... Pendidikan..................................................................................................... 20
B... Perhatian Orang Tua......................................................................................24
C... PrestasiBelajar............................................................................................... 27
D... Pengaruh Pendidikan Orang TuaTerhadapPrestasiBelajar...........................31
-
xiii
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................39
A...DesainPenelitian.................................................................................. 39
B...Tempat Dan WaktuPenelitian..............................................................39
C...VariabelPenelitian……………………………………………………40
D...DefinisiOperasionalVariabelPenelitian…………………………….. 40
E... Populasi………………………………………………………………42
F... TeknikPengumpulan Data……………………………………………42
G...InstrumenPenelitian………………………………………………….43
H...UjiCoba Instrument…………………………………………………. 44
I.... TeknikAnalisis Data………………………………………………… 45
BAB IV HasilPenelitian Dan Pembahasan........................................................... 60
A...GambaranUmum................................................................................. 60
B...Deskripsi Data..................................................................................... 69
C...Interpretasi Data.................................................................................. 79
D...Pengujian Hipotesis............................................................................. 81
E... Pembahasan Hasil Penelitian............................................................... 86
BAB V PENUTUP................................................................................................ 90
A....Kesimpulan......................................................................................... 90
B.... Implementasi...................................................................................... 91
C....Saran………………………………………………………………... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiv
-
xv
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 3 Lembar Konsultasi
Lampiran 4 Nota Pembimbing
Lampiran 5 Daftar Nilai SKK
Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 7 SK Bukti Penelitian
Lampiran 8 Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 9 Dokumentasi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGMASALAH
Dewasa ini umat Islam belum bisa terlepas dari perilaku dan moral
yang tidak sesuai dengan nilai agama yang seharusnya mereka jauhi. Hal ini
akan terus berlanjut dan berlarut-larut jika kaum muslimin tidak mencoba
untuk mencari terapinya, yaitu dengan mengganti perilaku-perilaku terlarang
ini dengan akhlak mulia yang telah diajarkan Islam (Mahmud,2004:70). Islam
menetapkan keseimbangan tersempurna dalam akhlak. Islam memandang
bahwa akhlak merupakan dasar utama bagi kaidah-kaidah dalam kehidupan
sosial. Akhlak dalam Islam merupakan sekumpulan prinsip dan kaidah yang
mengandung perintah atau larangan dari Allah. Prinsip-prinsip dan kaidah-
kaidah tersebut dijelaskan oleh Rasulullah saw. Dalam perkataan, perbuatan,
dan ketetapan-ketetapan beliau yang mempunyai kaitan dengan Tasyri’. Dan
dalam menghadapi kehidupan, setiap muslim wajib berpegang pada prinsip-
prinsip dan kaidah-kaidah tersebut (Mahmud, 2004:81). Maka dari itu upaya
untuk memperbaiki akhlak diperlukan sistem pendidikan yang lebih baik.
Hampir setiap hari, kita melihat contoh-contoh yang menyedihkan
melalui film dan televisi, yang secara bebas mempertontonkan perilaku
sadisme, mutilasi, kekerasan, premanisme, kejahatan, perselingkuhan, kawin
siri, penyalahgunaan obat terlarang, dan korupsi, yang telah membudaya
dalam sebagian masyarakat, bahkan di kalangan pejabat dan artis. Kita juga
melihat, mendengar, dan menyaksikan, betapa para pemuda, pelajar, dan
-
2
mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah terlibat
dengan VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor, dan perjudian.
Contoh-contoh tersebut erat kaitannya dengan kualitas pendidikan dan
kualitas sumber daya manusia, serta menunjukkan betapa rendah dan
rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa (Mulyasa, 2013:14).
Sehubungan dengan kondisi tersebut, seharusnya pendidikan dan teknologi
didayagunakan untuk mempengaruhi pola dan sikap serta gaya hidup
masyarakat, guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.
Memasuki abad ke-21, perbaikan sektor pendidikan di Indonesia
semakin diperhatikan, tidak hanya dalam jalur pendidikan umum, tetapi
semua jalur dan jenjang pendidikan, bahkan upaya advokasi untuk jalur
pendidikan yang dikelola oleh beberapa departemen teknis, dengan tuntutan
social equity sangat kuat yang tidak hanya disuarakan oleh departemen terkait
sebagai otoritas pengelola jalur pendidikan tersebut, tetapi juga para praktisi
dan pengambil kebijakan dalam pembangunan sektor pembinaan sumber daya
manusia, karena semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan merupakan unsur-
unsur yang memberikan konstribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara
nasional (Rosyada, 2007:1).
.Dody Heriawan Priatmoko, dengan mengutip pernyataan Schutz dan
Solow, menegaskan bahwa pendidikan merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia
(Rosyada, 2007:2). Pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan SDM.
-
3
Dengan demikian, gagasan-gagasan tentang reformasi pendidikan di
Indonesia menjadi sangat relevan, terutama dalam konteks penyiapan SDM
yang berkualitas yang harus dimulai dengan perbaikan pendidikan pada semua
jenis, jalur dan jenjang, dengan perbaikan komprehensif, baik pada wilayah
makro dengan perkembangan regulasi, sistem dan berbagai kebijakan
standarisasi pendidikan, maupun pada wilayah mikro di tingkat sekolah
dengan berbagai perbaikan dalam aspek perencanaan, proses pembelajaran,
dukungan alat dan sarana, serta perbaikan manajemen, yang semua itu perlu
dilakukan untuk mencapai perbaikan pada hasil pendidikan (Rosyada, 2007:3).
Sejalan dengan Joseph Murphy, Decker F. Walker menegaskan bahwa
reformasi pendidikan itu menjangkau semua orang, kelompok dan unsur-
unsur yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan, yakni siswa-siswa sekolah
itu sendiri, para guru, orang tua siswa, pimpinan sekolah, kantor pemerintah,
buku teks dan penerbit buku teks serta unsur-unsur lainnya (Walker,1997:80).
Reformasi pendidikan tidak cukup hanya perbaikan dan perubahan
dalam sektor kurikulum, namun siswa-siswanya sendiri harus diberi arah
pandangan tentang belajar itu sendiri, bahwa bersekolah bukanlah sebuah
formalitas sebagai warga Negara yang baik, tetapi mereka harus memperoleh
kompetensi-kompetensi yang telah disepakati oleh kepala sekolah, guru, orang
tua, serta user dari pendidikan itu sendiri (Rosyada, 2007:13). Untuk
menjadikan Negara yang maju, harus mencetak generasi pemuda yang
berprestasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah faktor
-
4
pendidikan. Pendidikan harus lebih diperhatikan dan dikembangkan baik
metode pendidikan maupun tenaga kependidikan yang profesional. Oleh
karena itu, untuk mendukung kegiatan kependidikan agar tercapainya generasi
pemuda Indonesia yang berprestasi dan memiliki skill yang bagus adanya
hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa.
Antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa
dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Di mana ada
orang tua di situ ada anak merupakan suatu unsur dalam keluarga. Sebagai
lembaga pendidikan, maka pendidikan yang berlangsung dalam keluarga
bersifat kodrati karena adanya hubungan darah antara orang tua dan anak
(Djamarah, 2004:3). Maka dari itu, peran orang tua dalam mendidik anak
merupakan suatu hal yang penting.
Untuk terjalin hubungan yang baik tentu saja banyak faktor yang
mempengaruhinya. Misalnya, faktor pendidikan, kasih sayang, profesi,
pemahaman terhadap norma agama, dan mobilitas orang tua. Hubungan yang
baik antara orang tua dan anak tidak hanya diukur dengan pemenuhan
kebutuhan materiil saja, tetapi kebutuhan mental spiritual merupakan ukuran
keberhasilan dalam menciptakan hubungan tersebut. Keberhasilan
membangun komunikasi keluarga yang harmonis dalam rangka mendidik
anak cerdas tidak terlepas dari perhatian orang tua dalam memanfaatkan
sejumlah prinsip etika komunikasi Islam ( Djamarah, 2004:4-6).
Masalah kasih sayang yang diberikan orang tua terhadap anaknya
adalah faktor yang sangat penting dalam keluarga. Kehilangan kasih sayang
-
5
akan mengganggu dan menggoncangkan jiwanya (Daradjat, 1995:24). Selain
memberikan perhatian orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam
kehidupan, karena anak akan meniru tingkah laku orang tuanya.
Orang tua memiliki peranan strategis dalam mentradisikan ritual
keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan ke dalam jiwa anak.
Kebiasaan orang tua dalam melaksanakan ibadah, misalnya seperti salat,
puasa, infaq, dan sadaqah menjadi suri teladan bagi anak untuk mengikutinya.
Di sini nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya di dalam jiwa anak.
Kepribadian yang luhur agamis yang membalut jiwa anak menjadikannya
insan-insan yang penuh iman dan takwa kepada Allah SWT. Cinta kasih
memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan suami istri, orang tua
dengan anak, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan antargenerasi
sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh
cinta kasih lahir dan batin (Djamarah, 2004:19-20)
�Djama jỘ�a mŴ�j�m� �Ộ�a �mŴm䕉䦐m䲀m䦐 �䦐ma �mm♀ j��j䲀Ŕmh �䦐m呂䖢䦐䘡jjŔ �Ộma m䦐j呂Ŕmh ��h䦐䦐j䁣m䘡jj��䕉 j䦐䦐šj䦐mh m䦐�呂m䦐�呂jŔ �=�hm䦐 �m䘡䦐䖢�m呂
� �䦐呂䦐š䦐j呂Ŕ
Pembinaan ketaatan beribadah pada anak, juga mulai dari dalam
keluarga. Pengalaman keagamaan, merupakan unsur-unsur positif di dalam
pembentukan kepribadian yang sedang tumbuh dan berkembang
(Daradjat,1995:60). Maka dari itu, orang tua perlu memilih sekolah yang tepat
bagi anak-anaknya, misalnya sekolah yang bernuansakan Islami. Seperti MI,
MTs, MAN dll.
-
6
MTs Al Uswah Bergas merupakan salah satu madrasah di naungan
Kementrian Agama yang beralamatkan di jalan Masjid Tegalsari Bergaslor
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. MTs Al Uswah Bergas
berkomitmen menyelenggarakan pendidikan baik dalam pendidikan formal
maupun pendidikan keagamaan. Saat ini MTs Al Uswah Bergas memiliki 45
orang tenaga pendidik dan 7 orang karyawan dengan jumlah siswa 765 siswa.
Dalam menyelenggarakan pendidikan MTs Al Uswah Bergas menggalami
berbagai macam fenomena, dengan keadaan jaman yang serba modern seperti
sekarang ini. Melihat dari letak madrasah yang berada di kabupaten semarang
yang mayoritas mata pencaharian orang tua siswa sebagai pekerja pabrik
maka terjadi berbagai macam sifat dan tingkah laku siswa madarasah tersebut.
Observasi yang dilakukan mayoritas latar belakang orang tua siswa
terutama ibu berasal dari luar kabupaten semarang yang mata pencaharian
mereka bekerja di sebuah pabrik di wilayah kabupaten semarang dengan
jenjang pendidikan tertinggi di jenjang SMA, mengingat jam kerja di pabrik
begitu ketat maka pengawasan dan perhatian yang seharusnya diberikan
sangat minim. Mereka mendapatkan pengawasan dan perhatian ketika libur
kerja, bahkan ketika orang tua mendapatkan jadwal lembur bekerja, dalam
satu bulan sama sekali tidak mendapatkan perhatian karena orang tua bekerja
berangkat pagi pulang malam. Hal ini sangat rentan karena banyak pengaruh
yang tidak baik di lingkungan sekitar.
Orang tua yang seharusnya sebagai filter dan mengarahkan akhirnya
tidak terjadi. Jangankan memberikan perhatian, mengatur waktu untuk
-
7
bertemu saja kesulitan. Sehingga akhlak dan kepribadian anak tidak terbentuk,
anak cenderung bersikap temperamen, sikap dan tutur kata kurang sopan,
dalam berpakaian juga tidak rapi.
Dalam hal ini orang tua cenderung berpikir menyekolahkan anaknya di
MTs Al Uswah Bergas dengan harapan akhlak dan kepribadian anak akan
terbentuk. Padahal tanpa adanya perhatian dan pengawasan dari orang tua
anak kurang semangat dalam belajar, karena sedikit banyak perhatian yang di
berikan orang tua menjadikan anak lebih percaya diri dalam belajar.
Salah satu mata pelajaran agama di MTs Al Uswah Bergas yang sangat
dominan untuk mendidik sifat dan tingkahlaku siswa-siswa madrasah yaitu
mata pelajaran Akidah Akhlaq. Oleh karena itu dengan berbagai macam latar
belakang pendidikan orang tua siswa di madarasah tersebut apakah
berpengaruh terhadap prestasi belajar yang di peroleh siswa MTs Al Uswah
Bergas khususnya mata pelajaran Akidah Akhlaq . Sehingga penulis terdorong
untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul:
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIAN ORANG
TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA
SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015-2016.
-
8
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil beberapa
permasalahan yang terjadi antara lain:
1. Bagaimana tingkat pendidikan orang tua siswa kelas VIII MTs AlUswah
Bergas kabupaten Semarang?
2. Bagaimana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Aqidah
Akhlakpada siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
3. Apakah tingkat pendidikanberpengaruhterhadap prestasi belajar siswa VIII
MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
4. Apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
5. Adakah pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap
prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII MTs
AlUswah Bergas kabupaten Semarang.
2. Mengetahui perhatian orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran
Akidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten
Semarang.
3. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap prestasi belajar siswa
VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
-
9
4. Mengetahui perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs
AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
5. Mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang
tua terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten
Semarang?
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementera terhadap terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul (Arikunto,2006:71). Dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis akan diterima
jika benar dan ditolak jika salah.
Berdasarkan asumsi sementara, hipotesis penelitian ini adalah ada
pengaruh yang positif antara tingkat pendidikan dan perhatian orang tua
terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten
Semarang.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan pendidikan yang diperoleh dari penelitian lapangan.
-
10
2. Secara praktis, pendidik dapat memperoleh pemahaman tentang
pentingnya tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar aqidah akhlak.
F. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda antara
pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul
penelitian. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang
berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat dalam skripsi
supaya pembaca dapat memahaminya.
a. Tingkat Pendidikan
Program pendidikan terdiri dari pendidikan formal, pendidikan non
formal, dan pendidikan khusus. tingkat pendidikan formal diantaranya
pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah umum terdiri atas sekolah
menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), pendidikan
menengah kejuruan (SMK), dan pendidikan tinggi (S1,S2,S3). Pendidikan
non formal adalah pendidikan keluarga dan pendidikan luar sekolah.
Pendidikan khusus diantaranya sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah
menengah pertama luar biasa(SMPLB), sekolah menegah atas luar biasa
(SMALB), (Mulyasa,2009:30-33). Adapun indikator pada tingkat
pendidikan adalah:
1. Pendidikan Dasar (SD/MI)
2. Pendidikan Menengah Pertama (SMP/MTs)
3. Pendidikan Menengah Atas (SMA/SMK/MA)
-
11
4. Pendidikan Tinggi (S1,S2,S3)
b. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek,
baik di dalam maupun diluar dirinya(Ahmadi dan Umar, 1982:106).
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek
yang direaksi pada suatu waktu. Objek yang menjadi sasaran mungkin hal-
hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian,
perasaan, dan sebagainya. hal-hal yang berada di luar dirinya, misalnya :
keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan sebagainya.
Peneliti sendiri mengartikan perhatian merupakan suatu tindakan
yang sering ditunjukan oleh seseorang terhadap apa yang disayangi,
seperti orang tua mengingatkan anaknya ketika berbuat salah, lupa, dan
bertindak kurang sopan. Guru menegur siswa yang nakal.
Adapun indikator dalam perhatian adalah:
1. Mengingatkan untuk selalu berdoa
2. Mengingatkan untuk selalu berusaha
3. Mengingatkan untuk selalu bersyukur
4. Mengingatkan untuk menghindari sifat putus asa.
5. Memberi contoh dalam kehidupan sehari – hari
(sholat,mengaji,berbuat baik dll)
6. Memberi nasehat kepada anak.
-
12
c. Orang Tua
Orang tua adalah orang yang menjadi panutan anaknya. Setiap
anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah laku
orang tuanya ditiru oleh anak itu. Orang tua adalah pendidik utama dan
pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik
utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama, karena
merekalah yang pertama mendidik anaknya (Ahmad, 1995:7-8). Orang tua
merupakan orang yang pertama memberikan pendidikan yang akan
dibekalkan kepada seorang anak untuk menghadapi kehidupan yang
semakin modern.
d. Prestasi belajar
Prestasi adalah suatu hasil akhir dari sebuah aktivitas belajar.
Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi
perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan
kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau obat-
obatan (Sriyati,Lilik, 2011:17). Prestasi belajar yang dikehendaki peneliti
adalah nilai tes semester siswa dan hasil yang dicapai tertinggi mencapai
nilai 87.
e. Akidah Akhlak
Akidah adalah suatu kepercayaan atau keyakinan. Sedangkan
akidah yang benar adalah dengan menyakini zat Allah, sifat-sifat, dan
nama-nama sesuai dengan yang dia agungkan kepada zat-Nya sendiri
(Mahmud, 2004:85). Sedangkan Akhlak adalah sebuah sistem yang
-
13
lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik atau tingkah laku yang
menjadikan seseorang itu istimewa (Mahmud, 2004:26). Jadi, dasar
pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang benar
terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan
pancaran darinya. Oleh karena itu, jika seseorang berakidah dengan benar
niscaya akhlaknya pun akan benar, baik, dan lurus. Begitu pula sebaliknya,
jika akidahnya salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar.
G. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian sering disebut sebagai metodologi research
yang berarti sebagai usaha untuk menentukan, mengembangkan, dan menuju
suatu kebenaran pengetahuan. Usaha itu dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah.
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa untuk menentukan
kebenarannya ilmiah, harus memahami metode ilmiah. Adapun metode ilmiah
yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:130). Arikunto berpendapat,
bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik di ambil
semua, sedangkan apabila lebih dari seratus maka di ambil sampel antara
10-25% atau 25-50% atau lebih
-
14
Berdasarkan penjelasan tentang populasi di atas, maka penulis
mengambil populasi pada siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergasyang
berjumlah 144 siswa. Peneliti mengambil sampel 25% dari 144 siswa
adalah 36 siswa.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penyusun gunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap Sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra
(Arikunto, 2006:156). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode observasi untuk mengamati keadaan atau lokasi penelitian
apakah sekolah tersebut layak untuk diadakan penelitian dan untuk
menghasilkan apa yang ingin diperoleh.
b. Metode kuisioner (angket)
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151)
Angket digunakan peneliti untuk disebarkan kepada responden
yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban sehingga untuk dijawab
dan mengetahui hasilnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan
-
15
diukur atau apa yang bisa diharapkan dari responden. (Sugiyono,
2009:199)
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi, asal dari katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis (Arikunto, 2006:158). Metode dokumentasi yang
peneliti gunakan yaitu untuk mendapatkan data-data yang
berhubungan dengan masalah misalnya: Gambaran umum madrasah,
letak geografis, visi dan misi, tujuan madrasah, sarana prasarana,
struktur organisasi, data guru dan karyawan serta daftar nama
responden.
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
memperoleh keterangan-keterangan yang berwujud data catatan
penting atau dokumentasi penting yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti dari lembaga yang berperan dalam masalah tersebut.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data nama, jumlah dan
nilai siswa.
d. Analisis Data
Setelah data selesai dikumpulkan maka langkah selanjutnya
adalah menganalisa atau mengolah data. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan analisis data statistik yaitu:
a) Untuk mengetahui analisis pendahuluan digunakan teknik analisis
data prosentase frekuensi dengan rumus Regresi Ganda. Analisis ini
-
16
digunakan untuk mengetahui prosentase skor dari masing-masing
variabel.
b) Analisis lanjut
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan
orang tua terhadap hasil belajar dan pengaruh perhatian orang tua
terhadap hasil belajar menggunakan rumus Product Moment.
Sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat pendidikan
orang tua dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Aqidah
Akhlak menggunakan rumus Regrensi Ganda. Karena dalam
penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2
kategori meliputi variabel independent(variabel bebas) yaitu tingkat
pendidikan orang tua (X1) dan perhatian orang tua (X2). Sedangkan
variabel yang ketiga adalah variabel dependent(variabel terikat) yaitu
prestasi belajar Aqidah Akhlak (Y). Adapun rumusnya yang terdapat
dalam bukunya Sugiyono (2010: 225) adalah sebagai berikut:
1) Mencari pengaruh variabel X1 terhadap Y sebagai berikut:
rX1Y=N.∑x₁y− (∑x₁)(∑y)
N x∑ ₁2−(∑x₁)² N∑y²−(∑y)²
Keterangan:
rX1Y : Angka indeks korelasi “r” Product Moment
N : Number of case
∑X1Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor Y
∑X1 : Jumlah seluruh skor X1
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
-
17
2) Mencari pengaruh variabel X2 terhadap Y sebagai berikut:
rX2Y=N.∑x₂y− (∑x₂)(∑y)
N∑x₂²−(∑x₂)² N∑y²−(∑y)²
Keterangan:
rX2Y : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of case
∑X2Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X2dan skor Y
∑X2 : Jumlah seluruh skor X2
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
3) Mencari korelasi X1 dan X2 sebagai berikut:
rX1X2=N.∑x₁x₂− ∑x₁ ∑x₂
N∑x₁²− ∑x₁ ² N∑x₂²− ∑x₂ ²
4) Untuk menguji Regrensi Ganda dengan mengkorelasikan ketiga
variabel rumusnya sebagai berikut:
RX₁X₂Y= r2x1y+r2x2y−2rx1y.rx2y.rx1x2
1−r2x1x2
Keterangan:
R X1X2Y : Korelasi ganda antara X1X2 dan Y
rX1Y : Korelasi antara rx1y
rX2Y : Korelasi antara rx2y
rX1X2 :Korelasi antara rx1x2
-
18
Korelasi yang dihasilkan baru berlaku untuk sampel yang diteliti.
Apakah hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus
diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut:
Fh =�2�t
(1 − �2)�(a − t − 1)
Keterangan:
R : Koefisien korelasi ganda
k : Jumlah variabel independent
n : Jumlah anggota sampel
Hasil ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (Ft),
dengan dk pembilang = k dan dk penyebut (n-k-1) dan taraf kesalahan
5% dan 1%. Dalam hal ini berlaku ketentuan apabila Fh lebih besar
dari Ft maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan,
yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Atau bisa dikatakan
Ho ditolak.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini disusun terdiri dari lima bab yang secara sistematis
dijabarkan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,
Rumusan masalah, tujuan, Hipotesis, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
-
19
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini, diuraikan sebagai pembahasan teori yang
menjadi landasan teori penelitian, yaitu tentang pengertian
Pendidikan, orang tua, perhatian, dan pengaruhnya terhadap
prestasi belajar Aqidah Akhlak bagi anak.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini laporan tentang gambaran umum MTs Al-
uswah Bergas, sejarah umum berdirinya MTs Al-Uswah Bergas,
visi dan misi, keadaan siswa,struktur orgnisasi, data tentang
tingkat pendidikan, perhatian orang tua dan prestasi belajar
Aqidah Akhlak siswa.
BAB IV : ANALISIS DATA
Dalam bab ini meliputi analisa pertama, kedua, dan analisa
hipotesis.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini diakhiri dengan kesimpulan, saran, dan
penutup.
-
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan
1. Pendidikan
Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani paedagogie
yang berarti ‘’pendidikan’’ dan paedagogia yang berarti ‘’ pergaulan
dengan anak-anak’’. Pendidikan bisa diartikan sebagai usaha yang
dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan dengan anak-anak
untuk membimbing/memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya
kearah kedewasaan. Atau dengan kata lain, pendidikan ialah bimbingan
yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak
dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani, agar berguna bagi
diri sendiri dan masyarakatnya.
Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukkan pendidikan adalah
‘’education’’ yang berarti pengembangan atau bimbingan (Muslih,
2008:12-16). Pendidikan merupakan media dalam menyiapkan generasi
muda muslim yang bertaqwa kepada Allah, hidup dengan aqidahnya,
melakukan syiar agamanya, bargaul dengan sesama dengan cara yang
lurus, mengaplikasikan perintah agama dan menjauhi larangannya dalam
seluruh aspek kehidupan individu, keluarga, sosial kemasyarakatan,
masyarakat lokal atau internasional (Hafidz, kastolani, 2009:1).
Terbentuknya masyarakat dimulai dari ketidaktahuan dan tanpa
ilmu pengetahuan, kemudian belajar dengan mengikuti proses pendidikan
-
21
berdasar pada standar sosial kemasyarakatan, sesuai dengan ideologi,
sistem aturan, dan lembaga-lembaga keilmuan dan pendidikan yang
bertanggungjawab atas proses pengajaran masyarakat dan bangsa ( Hafidz,
Kastolani, 2009:5).
Pendidikan pada saat yang era modern ini sangat penting bagi anak
didik, karena dengan adanya berbagai macam perkembangan baik
teknologi dan ilmu pengetahuan kita harus bisa mendidik anak dengan
penuh kesungguhan dan kematangan dalam mengembangkan suatu ilmu
pengetahuan, agar tidak ketinggalan dengan zaman yang penuh dengan
kecanggihan. Anak harus kita bekali dengan berbagai ilmu pengetahuan
baik ilmu agama sebagai pondasi atau modal utama dalam membentuk
suatu kepribadian anak dan juga membekali ilmu pengetahuan yang
bersifat keduniaan seperti: Ilmu Matematika, Biologi, Fisika, Bahasa
Inggris dan Bahasa Arab . Kedua ilmu itu harus kita tekuni agar
kehidupan kita mencapai keseimbangan antara kehidupan dunia dan
kehidupan akherat agar kita termasuk dalam orang –orang yang
beruntung di dunia maupun keberuntungan kelak di akherat.
Pendidikan yang paling utama bagi anak adalah pendidikan di
dalam keluarga, oleh karena itu maka tingkat pendidikan orang tua
berpengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan anak, karena
keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat
tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan
-
22
batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan
saling menyerahkan diri (Djamarah,Syaiful,Bahri.2004:17).
Untuk menciptakan keluarga sejahtera tidak mudah, kaya atau
miskin bukan satu-satunya indikator untuk menilai sejahtera atau tidaknya
suatu keluarga. Tidak mustahil dalam keluarga yang miskin secara
ekonomi ditemukan kesejahteraan. Banyakaspek yang ikut menentukan
diantaranya pendidikan, kesehatan, budaya, kemandirian keluarga, dan
mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk
mencapai keluarga sejahtera.
Penyelenggaraan pengembangan keluarga yang berkualitas
ditujukan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil
sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara optimal. Sedangkan
fungsi keluarga itu sendiri berkaitan langsung dengan aspek-aspek
keagamaan, budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi, dan
pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan
(Djamarah,Syaiful,Bahri,2004:19).
Cinta kasih adalah tali jiwa antara orang tua dan anak. Cinta kasih
memberikan landasan yang kokoh terhadap suami istri, orang tua dengan
anak, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan antargenerasi
sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang
penuh cinta kasih lahir dan batin. Rasa aman dalam kebersamaan mampu
menumbuhkan kehangatan cinta kasih secara timbal balik. Cinta kasih
yang disemai oleh orang tua mendapat sambutan hangat dari anak untuk
-
23
membalasnya. Oleh karena itu, perpaduan cinta kasih dan kerinduan
dapat mengakrabkan hubungan orang tua dengan anak dalam keluarga.
2. Pengertian Pendidikan Menurut Agama Islam
Pengertian agama dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu: ‘’
kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban–
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Menurut M.A. Tihami
pengertian agama yaitu:
a. Al-din (agama) menurut bahasa terdapat banyak makna, antara lain al-
Tha’at (ketaatan), al-Ibadat (ibadah), al-Jaza (pembalasan), al-Hisab
(perhitungan).
b. Dalam pengertian syara’, al-din (agama) ialah keseluruhan jalan hidup
yang ditetapkan Allah melalui lisan Nabi-Nya dalam bentuk
ketentuan-ketentuan (hukum). Agama itu dinamakan al-din karena
kita manusia menjalankan ajarannya berupa keyakinan (kepercayaan)
dan perbuatan. Agama dinamakan juga al-millah, karena Allah
menuntut ketaatan kepada Rasul dan kemudian Rasul menuntut
ketaatan kepada kita (manusia). Agama juga dinamakan syara’
(syariah) karena Allah menetapkan atau menentukan cara hidup
kepada kita (manusia) melalui lisan Nabi.
Islam itu sendiri adalah ‘’ agama yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an, yang
diturunkan kedunia melalui wahyu Allah SWT.
-
24
Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa
pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai
pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama
islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun
masyarakat (Muslih, 2008:12-16).
B. Perhatian Orang Tua
1. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek,
baik di dalam maupun diluar dirinya(Ahmadi dan Umar, 1982:106).
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek
yang direaksi pada suatu waktu. Objek yang menjadi sasaran mungkin hal-
hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan, pengertian,
perasaan, dan sebagainya mungkin hal-hal yang berada di luar dirinya,
misalnya : keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan
sebagainya. Selain itu perhatian juga berpengaruh dalam kehidupan
bersosialisasi di rumah, sekolah, maupun di masyarakat.
Peneliti sendiri mengartikan perhatian merupakan suatu tindakan
yang sering ditunjukkan oleh seseorang terhadap apa yang disayangi.
Contoh : orang tua mengingatkan anaknya ketika berbuat salah, lupa, dan
bertindak kurang sopan, Guru menegur siswa yang nakal.
2. Orang Tua
Orang tua adalah orang yang menjadi panutan anaknya. Setiap
anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah laku
-
25
orang tuanya ditiru oleh anak itu. Orang tua adalah pendidik utama dan
pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik
utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik pertama,
karena merekalah yang pertama mendidik anaknya (Ahmad, 1995: 7-8).
Teori psikologi telah dikembangkan oleh para ahli dalam kaitannya
dengan upaya mendidik dan mengajar anak. Teori Tabularasa J.Locke
(Soegarda Poerbakawatja),1981:194), umpamanya, manyatakan bahwa
anak adalah laksana kertas putih bersih yang diatasnya boleh dilukis apa
saja menurut keinginan orang tua dan para pendidik, atau laksana lilin
lembut yang bisa dibentuk menjadi apa saja menurut keinginan para
pembentuknya.
Bagi orang tua yang tingkat pendidikannya rendah akan
memberikan coretan diatas kertas putih tadi berupa coretan-coretan tetapi
belum diketahui dengan jelas makna dari tulisan tersebut berbeda dengan
orang tua yang berpendidikan tinggi akan memberikan tulisan yang
bermakna jelas pada lembar kertas. Maksudnya bagi orang tua yang
berpendidikan tinggi akan memberikan arah atau pandangan hidup kepada
anaknya sehingga anak dapat memilih pilihannya sendiri tanpa adanya
paksaan dari orang tuanya. Selain dilihat dari tingkat pendidikan orang tua,
perhatian orang tua terutama dalam beribadah berpengaruh terhadap
prestasi belajar anak.
-
26
3. Belajar
Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir sudah
terjadi belajar atau dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus
berlanjut hingga ajal tiba. Belajar adalah perubahan relatif permanen
dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman
dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam
penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyati,Lilik, 2011:17).
Kegiatan pembelajaran akan berhasil apabila sering diadakan
latihan-latihan. Latihan akan meningkatkan hasil apabila masing-masing
anak mengetahui hasil akhir dari latihan tersebut. Selain dengan latihan
seorang anak akan meningkatkan prestasi belajarnya apabila mendapatkan
perhatian dari orang tuanya karena menjadikan anak untuk semangat
dalam belajar.
4. Aqidah Akhlaq
Islam menetapkan keseimbangan tersempurna dalam akhlak. Islam
memandang bahwa akhlak merupakan dasar utama bagi kaidah-kaidah
dalam kehidupan sosial. Akhlak dalam Islam merupakan sekumpulan
prinsip dan kaidah yang mengandung perintah atau larangan dari Allah.
Prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah tersebut dijelaskan oleh Rasulullah
SAW. Dalam perkataan, perbuatan, dan ketetapan-ketetapan beliau yang
mempunyai kaitan dengan Tasyri’. Dan dalam menghadapi kehidupan,
setiap muslim wajib berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
tersebut (Mahmud, 2004:81). Maka dari itu upaya untuk memperbaiki
-
27
akhlak diperlukan sistem pendidikan yang lebih baik. Dalam pendidikan
formal di tuangkan dalam mata pelajaran aqidah akhlaq.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. (Tim Penyusun Kamus
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3, hlm895).Sedangkan
belajar adalah erangakaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif,
dan psikomotor. (Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Ed. 2,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 13.)
Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan terhadap
materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang dinyatakan
dengan skore setelah mengikuti kegiatan belajar. Dapat puladiambil
kesimpulan bahwa prestasi seseorang itu tidak selalu merupakan
gambaran dari kemampuan yang sebenarnya dari orang yang
bersangkutan. Dengan kata lain, prestasi belajar tidak selalu sama dengan
kecakapan sebenarnya hanya merupakan sebagian dari unsur-unsur
pembentukan suatu prestasi. Sesuai dengan hadits “Carilah ilmu walau di
negeri Cina, sesungguhnya mencari ilmu wajib atas setiap muslim.”
(H.R.Al Baihaqi).
Berdasarkan hadits diatas, menunjukkan bahwa belajar adalah
sesuatu yang sangat ditekankan dan dianjurkan bahkan diwajibkan bagi
-
28
kaum muslim. Sehingga kecakapan yang tinggi bukan jaminan yang
mutlak atas tercapainya prestasi yang tinggi. Sebaliknya kecakapan yang
rendah tidak selalu menghasilkan prestasi yangrendah pula.
2. Ranah Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, hlm. 148-150.Prestasi belajar ini dilihat dari tiga ranah yang
meliputi:
1) Ranah cipta (kognitif), menitik beratkan pada kecerdasan dan
kemampuan akal dalam menguasai pengetahuan yang diterima.
Meliputi:
a) Pengamatan: dapat menunjukkan, dapat membandingkan dan
dapat menghubungkan.
b) Ingatan: dapat menyebutkan dan dpat menunjukkan kembali.
c) Pemahaman: dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan
dengan lisan sendiri.
d) Penerapan: dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan
secara tepat.
e) Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti):dapat
menguraikan dan dapat mengklasifikasikan/memilah-milah.
f) Sintesis (membuat paduan baru dan utuh): dapat
menghubungkan, dapat menyimpulkan dan dapat
menggeneralisasikan (membuat prinsip umum).
-
29
2) Ranah rasa (afektif), yang menyangkut pada bidang sikap.
Meliputi:
a) Penerimaan: menunjukkan sikap menerima dan
menunjukkansikap menolak
b) Sambutan: kesediaan berpartisipasi dan kesediaan
memanfaatkan.
c) Apresiasi (sikap menghargai): menganggap penting
danbermanfaat, menganggap indah dan harmonis dan
mengagumi.
d) Internalisasi (pendalaman): mengakui dan meyakini, dan
mengingkari.
e) Karakterisasi (penghayatan): melembagakan atau meniadakan
dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.
3) Ranah karsa (psikomotor), menekankan pada ketrampilan atauskill.
Meliputi:
a) Keterampilan bergerak dan bertindak: mengkoordinasikan
gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya.
b) Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal: mengucapkan dan
membuat mimik dan gerakan jasmani.
Dari ketiga ranah tersebut yang lebih penting adalah ranah afektif,
karena walaupun mempunyai kecerdasan yang tinggi dan ketrampilan
yang memadai, namun dalam diri anak itu tidak mempunyai sifat yang
terpuji, tentunya kedua ranah yang lain tidak berfungsi.
-
30
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, hlm. 129-136. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani (aspek fisiologis) dan rohani (aspek psikologis) siswa.
a) Aspek fisiologis, seperti:
(1) Tonus (tegangan otot): yang menandai tingkat
kebugaranorgan-organ tubuh dan sendi-sendinya dalam
mengikutipelajaran.
(2) Mata dan telinga.
b) Aspek psikologis, meliputi:
(1) Inteligensi siswa: kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksirangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungandengan cara yang tepat.
(2) Sikap siswa: gejala internal yang berdimensi afektif
berupakecenderungan untuk mereaksi atau merespons
(response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap
objekorang, barang, dan sebagainya, baik secara positif
maupunnegatif.
-
31
(3) Bakat siswa: kemampuan potensial yang dimiliki
seseoranguntuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang.
(4) Minat siswa: kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
ataukeinginan yang besar terhadap sesuatu.
(5) Motivasi siswa: keadaan internal organisme, baik
manusiaataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat
sesuatu.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungandi
sekitar siswa.
a) Lingkungan sosial, meliputi orang tua dan keluarga,tenagapendidik
dan kependidikan, teman sebaya, dan masyarakat.
b) Lingkungan nonsosial, meliputi: gedung sekolah dan
letaknya,rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaancuaca dan waktu belajar yang digunakan.
3. Faktor pendekatan belajar (appoarch to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
D. Pengaruh Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
1. Keluarga sebagai lembaga pendidikan
Keluarga merupakan kelompok sosial dimana ia belajar
mengatakan dirinya sebagai manusia sosial. Kehidupan sosial dalam
keluarga ini sangat mempengaruhinya bila kelak ia berhubungan atau
-
32
berinteraksi dengan orang luar lingkungan keluarga.Orang tua dituntut
berbagai macam kebutuhan yang antara lain adalah kebutuhan akan
pendidikan. Maka pengaruh keluarga besar sekali atas perkembangan
anak. Dasar-dasar kelakuan daripada anak didik tertanam sejak dalam
keluarga, juga sikap hidup dan kebiasaanya. Didalamkeluargalah anak itu
hidup sebagian dari waktunya. Jelaslah bahwa pendidikan dalam keluarga
merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Pada dasarnya, dalam lingkungan keluarga telah terjadi proses
pendidikan bagi pembentukan kepribadian anak. Hal ini karena segala
sesuatu yang ada dalam keluarga, sangat berpengaruhdan menentukan
corak perkembangan anak.
Keluarga memiliki karakteristik tersendiri, terhadap bagaimana
fungsi dan perannya sehingga dominasi dalam pembinaan anak,
kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tualah sebagai pendidik pertama
dan utama, dituntut agar pandai mensiasati dan bertanggung jawab atas
keberhasilan pendidikan putra-putrinya agar mencapai kebahagiaan.
2. Kedudukan orang tua dalam keluarga
Pada umumnya pendidikan dalam keluarga itu bukan berpangkal
tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir daripengetahuan mendidik,
melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan
kemungkinan-kemungkinan alami membangun situasi dan interaksi
pendidikan di dalam lingkungan keluarga.
-
33
Bukan hal yang aneh bila dikatakan bahwa orang tua adalah
segala-galanya bagi anak, sebagai pelindung, figur yang harus ditiru
tingkah lakunya, termasuk pula pengalaman akademisnya. Orang tua
memiliki andil yang besar dalam kemajuan pendidikan anak. Karena
kemungkinan adanya kemampuan membeikan bantuan yang sangat
diperlukan anak, baik sebagai pembimbing dalam belajar dan dalam
memecahkan kesulitan belajar maupun sebagai motivator,
sebagaitumpahan bertanya dan sebagai sumber informasi bagi anak.Di
samping itu, hal yang perlu disebutkan meskipun kurang begitu dominan
bagi anak, yaitu bahwa orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang
baik dapat juga mempengaruhi prosesidentifikasi anak
dengan dengan orang tuanya. Identifikasi itu sendiri dapat diartikan
sebagai dorongan untuk menjadi atau sama dengan orang lain.
Dalam kedudukannya memang sudah seharusnya orang tua
melaksanakan pendidikan dan pengajaran terhadap anak. Maka dalam hal
ini jelas orang tua harus mampu bertindak seperti guru untuk mendidik
dan mengajar sebaik-baiknya kepada anak mengenai bekal utama dalam
mengarungi bahtera kehidupan kelak setelah ia dewasa. Orang tua sebagai
kepala keluarga bertanggung jawabuntuk mencukupi segala kebutuhan
hidup. Demikian pula orang tua berkewajiban untuk menjaga keselamatan
diri dalam keluarga dari segala macam ancaman dan gangguan agar dapat
mencapai kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, kesejahteraan hidup
baik di dunia maupun di akhirat.
-
34
Dengan demikian orang tua harus dapat memberikan bimbingan,
pengarahan, dan tauladan yang baik terhadap anaknya baik dalam bentuk
ucapan maupun sikap. Karena pada hakikatnya sikap dapat dibentuk
dalam beberapa suasana dan lingkungan.
3. Kewajiban orang tua terhadap anaknya
Anak adalah buah kasih sayang keluarga, buah cinta suami istri.
Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Seperti diketahui, anak
dilahirkan dalam sutu lingkungan keluarga. Keluargamerupakan wadah
yang ertama-tama dan merupakan dasar yang fundamental bagi
perkembangan dan ertumbuhan anak. Kebiasaan dan jalan hidup orang
tua memberikan dasar terhadap pembentukan kepribadian anak. Dan ini
dapat menjurus kearah ang positif/baik dan kearah negatif/buruk.
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan bersifat
alamiah. Dalam lingkungan keluarga dipersiapkan, anak jalani tingkatan
perkembangan untuk memasuki dunia orang dewasa dalam bahasa adat
istiadat dan kebiasaan, ibu dan bapak saling melengkapi, isi mengisi
dalam menerima dan mengolah proses pembudayan itu. Maka orang
tualah menjadi pendidik utama dan pertama. Karena dari merekalah anak
mula-mula menerima pendidikan. Dan pendidikan orangtua akan
menetukan baik buruknya anak.
“In more and more families today, both parents holdfull-time or
part-time jobs outside the home. This means that these parents must make
-
35
special arrangements for the needs of their children”.(Dalam keluarga
semakin banyak hari ini, baik orang tua memiliki pekerjaan penuh waktu
atau paruh waktu dari luar rumah. Ini berarti bahwa orang tua harus
membuat pengaturan khusus untuk kebutuhananak-anak mereka. Semakin
banyak perempuan memasuki dunia kerja, maka perlu cara-cara kreatif
untuk memberikan perawatan yang berkualitas dalam program
pendidikan anak-anak).
Oleh karena itu, orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya
dalam semua bidang, apakah itu ilmu pengetahuan umum, agama, adab,
moral, kepribadian serta perilaku yang utama. Berhasil tidaknya proses
pendidikan anak, tergantung bagaimana cara orang tuanya dalam
memberikan arahan dan bimbingan. Adapun kewajiban orang tua
terhadap anak-anaknya tidak cukup dengan bekal pendidikan
formal.Pendidikan formal dapat dilakukan lembaga pemerintah maupun
swasta, adapun tujuan pendidikan formal adalah untuk memberikan bekal
bagi kehidupa anak-anak dimasa mendatang sehingga akan menjadi anak
yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.
4. Perlunya kebijaksanaan orang tua dalam mendidik anak
Keluarga merupakan lingkungan yang primer dan bersifat
fundamental. Di dalam keluargalah anak dibesarkan untuk memperoleh
penemuan-penemuan dan belajar yang memungkinkan dirinya untuk
perkembangan lebih lanjut.
-
36
Sebagai orang tua yang bertangung jawab mengasuh dan mendidik
ankanya, segala keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakantanggung
jawab tidak lepas dari tudingan mereka. Berbagai macam cara mendidik
yang dilakukan oleh orang tua antara satu dengan yang lain tidak sama
sesuai dengan prinsip mereka masing-masing. Namun banyak juga yang
sering mengeluh keadaan anak-anaknya, misalnya saja nakal, tidak mau
belajar, tidah patuh dan sebagainya. Sehingga tidak semua cara dan taknik
mendidik yang dilaksanakan orang tua dalam mendidik anak dalam
keluarga bisa menghasilkan sesuai yang diharapkan. Adapun sifat-sifat
kepemimpinan orang tua di dalam keluarga meliputi:
a) Sifat kepemimpinan otoriter
Orang tua adalah pemegang peranan utama dan semua kekuasan
ada padanya. Sedang anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk
mengemukakan pendapat. Anak selalu dianggap sebagaianak kecil
dan tidak mendapat kesempatan untuk bereksplorasi dan
berexperimen sendiri. Karena semuanya ditentukan oleh orang tua,
akibatnya tidak pernah terpenuhi semua kebutuhan anak yang
akhirnya merupakan tekanan jiwa anak.
Sebagai akibat yang lebih jauh akan berpengaruh kepada sifat-
sifat kepribadaian anak. Sehingga kemungkinan sifatanak dari
keluarga otoriter adalah kurang inisiatif, gugup, ragu-ragu, suka
membangkang, menentang kewibawaan orang tua, penakut, dan
penurut.
-
37
b) Sifat kepemimpinan yang liberal
Pimpinan orang tua di dalam keluarga kurang begitu tegas.
Anak menentukan sendiri apa yang dikehendaki, karena orang tua
memberikan kebebasan kepada anaknya.orang tua tidak memegang
fungsi sebagai pemimpi yang berwibawa, sehingga suasana keluarga
menjadi bebas. Karena tidak adanya norma-norma yangharus dianut.
Keadaan yang demikian mempunyai pengaruh yang negatif
kepada perkembangan kepribadian anak. Anak tidak mengenal tata
tertib, tidak dapat mematuhi pimpinan, tidak dapat memimpin tidak
dapat untuk dipimpin. Anak tidak dapat menghargai orang lain
sehingga anak selalu mementingkan diri sendiri. Sehingga
kemungkinan sifat anak adalah agresif, menentang atau tak dapat
bekerja sama dengan orang lain, emosi kurang stabil, selalu
berekspresi bebas dan selalu mengalami kegagalan karena tidak ada
bimbingan.
c) Sifat kepemimpinan yang demokratis
Keluarga seperti ini memandang anak sebagai individu yang
sedang berkembang. Sebab itu perlu adanya kewibawaan yang
memimpinnya atau pendidikannya (orang tua), tetapi bukan
kekuasaan otoriter. Pimpinan ini disesuaikan dengan taraf-taraf
perkembangan anak dengan cita-citanya, minatnya, kecakapan-
kecakapan dan pengalamannya. Anak mempunyai kebebasan untuk
berinisiatif dan aktif, sehingga anak mempunyai sifat terbuka dan
-
38
bersedia mendengarkan pendapat orang lain. Anak dapat dipimpin dan
dapat memimpin, dengan penuh kreatif dan aktif.
Sifat-sifat pribadi dari keluarga yang demokrasi antara lain anak
aktif di dalam hidupnya, penuh inisiatif, percaya pada diri sendiri,
perasaan sosial, penuh tanggung jawab, menerima kritik dengan
terbuka, emosi lebih stabil, dan mudah menyesuaikandiri.
Meskipun demikian namun sulit bahkan tidak mungkin
diterapkan satu persatu dalam mendidik anak secara tepat. Karena
mengingat bahwa anak selalu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan,maka pertumbuhan luas artinya mencakup mengenai
perkembangan jiwa, penguasaan ilmu, penguasaan diri terhadap
lingkungan sosial.
-
39
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Pra Madrasah
Pada tahun 1970 an guru-guru agama se Kecamatan Klepu(Dulu)
musyawarah sepakat untuk membuat gedung pertemuan. Kemudian
memohon kepada Kepala Desa (Bp Kartubi ayah dari Bp. H. Sukaemi) untuk
memakai tanahnya sebagai rencana tempat pendirian bangunan tersebut (saat
itu berdampingan dengan kantor KUA).
Setiap guru guru agama se Kecamatan Klepu sepakat dipotong
gajinya Rp 5,- tiap bulan sampai bangunan selesai. Disamping itu juga
meminta bantuan tokoh masyarakat untuk memohon kepada donatur yang
dipandang mampu ( berupa bahan bagunan atau bantuan lain yang dapat
diuangkan) dan sumbangan dari instansi/dinas secara suka rela. Sambil
berjalannya waktu gedung pertemuan dapat terwujud pada awal tahun 1972.
Awal Madrasah
-
40
Dua tahun berjalan sampai akhir tahun 1973 gedung pertemuan itu
dipandang kurang bermanfaat, sehingga memunculkan ide untuk digunakan
sebagai sekolah. Maka guru-guru agama dan tokoh masyarakat (selanjutnya
disebut BP3) sepakat untuk membuka pendaftaran siswa baru bulan Januari
tahun 1974 dengan jumlah 14 siswa sampai akhir tahun dengan nama
Madrasah Menengah Pertama (MMP) Karangjati dengan Kepala sekolah Bp
Sukaemi dan ujian menginduk di MTs Negeri Bekonang Sukoharjo
Karena kurangnya minat pendaftar siswa baru nama lembaga berubah
menjadi SMP Islam Karangkati (1976) dengan Kepala Bp Dimyati, BA
dengan muatan kurukulum Madrasah dan tetap menginduk di MTs.N
Bekonang Sukoharjo. Sambil mengurus status lembaganya SMP Islam
Karangjati berjalan sampai tahun 1977 beralih menginduk di PGAN Salatiga
selama 6 tahun.
Untuk menyesuaikan peraturan penyelenggaran lembaga pendidikan
yang berada di bawah Departemen Agama (waktu itu), maka diwajibkan
untuk menyesuaikan nama lembaga ke Dinas terkait (Depag) untuk
mendaftarkan diri menjadi Madrasah Tsanawiyah Karangjati dan
mendapatkan piagam dari Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa
Tengah dengan status TERDAFTAR dengan nama MTs. Karangjati dengan
Nomor : Wk./5.c/539/Pgm/Ts/1981 tertanggal 29 Desember 1981. Kemudian
mulai menginduk pada MTs Negeri Susukan.
Masa Perkembangan
-
41
Seiring berjalannya waktu Madrasah harus memiliki Yayasan sebagai
penyelenggara pendidikan, sehingga BP3 membentuk Yayasan dengan nama
Yayasan Al Uswah dengan Akte No 8 tanggal 14 April 1986 dan kemudian
mengusulkan penilaian yang kedua kalinya dan mendapat status
TERDAFTAR dengan nama MTs Karangjati dengan nomor :
Wk./5.c/23/Pgm/Ts/1987 tertanggal 10 Desember 1987 dan tetap mengunduk
pada MTs Negeri Susukan.
Untuk menyesuaikan peraturan Pemerintah, lembaga pendidikan
harus mengikuti program akreditasi. Dan tahun 1993 mendapatkan status
diakui sehingga dapat menyelenggarakan ujian mandiri dan menyesuaikan
nama madrasah sesuai dengan nama yayasan dan tempat keberadaannya
menjadi MTs Al Uswah Bergas. Tahun 1994 Kepala Madrasah dipegang
oleh Bp. Nur Amin. Selanjutnya madrasah mengikuti Akreditasi lanjutan
tahun 1998 dengan status DISAMAKAN. Demikian juga akreditasi tahun
2003 dengan status AKREDITASI A dengan kepala madrasah dipimpin oleh
Ibu Dra. Sri Haryati Khoiriyah. Kemudian akreditasi tahun 2008 dengan
status AKREDITASI B. Dengan pembenahan-pembenahan di semua bagian
sebagai penunjang kemajuan mardasah pada tahun 2014 dalam akreditasi
mendapatan peringkat sangat baik, sehimgga mendapatkan status
terakreditasi A hingga sekarang.
1. Letak Geografis MTs Al Uswah Bergas
MTs Al Uswah Bergas kabupaten semarang merupakan sebuah
madrasah di bawah naungan kementrian agama yang terletak di belakang
-
42
terminal karangjati tepatnya di Jl Masjid Tegalsari Bergaslor Kecamatan
Bergas Kabupeten Semarang 50552. Madrasah ini berdiri di atas tanah
seluas 900m2, sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan karangjati
b. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan ngempon
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bergas Kidul
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pagersari
Jika dilihat dari letaknya MTs Al Uswah Bergas kabupaten
semarang memiliki letak yang sangat strategis karena mudah dijangkau
dari arah mana saja. Dalam menyelenggarakan pembelajaran sangat baik
kaena tidak begitu dekat dengan jalan raya ±100m dari jalan raya,
sehingga tidak begitu bising.
2. Visi dan misi MTs Al Uswah Bergas
a. Visi
Beriman, bertaqwa, disiplin, prestasi dan berakhlakulkarimah
b. Misi
Menyelenggarakan pendidikan berbasis sekolah dan menggali potensi
peserta didikuntuk dikembangkan secara optimal.
c. Tujuan penyelenggaraan pendidikan di MTs Al Uswah
BergasKabupaten semarang
1. Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan
kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara optimal.
-
43
2. Menempatkan MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang untuk
dijadikan pusat keunggulan sehingga tercapai persaingan yang
sehat dan mandiri.
3. Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat
keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
4. Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM :
a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
secara mantab
b) Nasionalisme dan patriotism dan berkepribadian pancasila
c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi
dan keunggulan
d) Wawasan IPTEK yang mendalam
e) Kepekaan sosial sifst kepemiminan yang baik
f) Disiplin yang tinggi
g) Kondisi fisik yang prima
h) Gemar membaca dan menulis
i) Mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar
d. Dasar pengembngan
1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal belajar dengan
SMP
2) Penataan bangunan yang kurang teratur
e. Arah pengembangan
-
44
1) Mempersiapkan peserta didik untuk mampu bersaing masuk ke
sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih dipandang
sebagai ukuran bermutu atau tidaknya madrasah atau sekolah.
2) Mempersiapkan peserta didik :
a) Melanjutkan ke SMU atau sekolah sederajat yang favorit
b) Mengantarkan peserta didik bias hidup mandiri
c) Membekali enak didik dengan penguasaan IPTEK yang
hasilnya sejajar dengan SMP sera penguasaan ilmu
keagamaan, praktik dan pengalaman ibadahnya sesuai cirri
khusus madrasah.
d) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan pendidik
dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta
penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas
e) Melengkapi sarana dan prasarana secara optimal mungkin
f) Menambah niat baca peserta didik sejak dini untuk
menembah wawasan peserta didik
3. Sarana dan Prasarana MTs Al Uswah Bergas
No Ruang/Sarana Jumlah Kondisi
1 Ruang kelas/belajar 18 Baik
2 Ruang kepala Madrasah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Tata Usaha 1 Baik
5 Ruang BK 1 Baik
-
45
6 Perpuatakaan 1 Baik
7 Ruang Lab IPA 1 Baik
8 Ruang Lab TIK 1 Baik
9 Ruang Lab Bahasa 1 Baik
10 Ruang Lab Jahit/Tata Busana 1 Baik
11 Ruang Lab Musik 1 Baik
12 Ruang aula 1 Baik
13 Lapangan olah raga 2 Baik
14 Lapangan upacara 1 Baik
15 Ruang UKS putra 1 Baik
16 Ruang UKS putrid 1 Baik
17 Masjid 1 Baik
18 Kamar mandi Guru/TU 3 Baik
19 Kamar mandi siswa 8 Baik
20 Gudang 2 Baik
21 Koperasi simpan pinjam 1 Baik
22 Koperasi penjualan alat tulis 1 Baik
23 Kantin 6 Baik
24 Tempat parker 1 Baik
25 Dapur 3 Baik
26 Mes jaga malam 1 Baik
27 Pos satpam 2 Baik
28 Tempat wudhu putra 2 Baik
29 Tempat wudhu putrid 1 Baik
-
46
Table 8 daftar sarpras di MTs Al Uswah Bergas
4. Struktur Organisasi MTs Al Uswah Bergas
No Nama Jabatan
1 Dra Hj Sri Haryati Khoiriyah, M.PdI Kepala Madrasah
2 Siti Masri’ah, S.Pd Waka Kurikulum
3 Ekovani Setiawan, S.Pd Waka Kesiswaan
4 Ahmad Yasin, S.HI Waka Sarpras
5 Sutarni, S.Pd Waka keuangan
6 Juwarti, S.Ag Bendahara BOS
7 Susi Dwi Irawati Ka Tata Usaha
Tabel 9 daftar struktur organisasi di MTs Al Uswah Bergas
5. Keadaan Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Keadaan peserta didik MTs Al Uswah Bergas Kabupaten semarang
NO KelasPeserta Didik
JUMLAHLk Pr
1 VII-A 17 21 38
2 VII-B 17 20 37
3 VII-C 18 20 38
-
47
4 VII-D 15 23 38
5 VII-E 21 17 38
6 VII-F 16 20 36
7 VIII-A 17 19 36
8 VIII-B 18 18 36
9 VIII-C 16 20 36
10 VIII-D 15 21 36
11 VIII-E 14 24 38
12 VIII-F 15 21 36
13 VIII-G 19 16 35
14 IX-A 14 24 38
15 IX-B 17 19 36
16 IX-C 15 21 36
17 IX-D 16 22 38
18 IX-E 13 24 37
19 IX-F 18 18 36
20 IX-G 21 17 38
Tabel 10 Data Peserta Didik Mts Al Uswah Bergas Tahun 2015/2016
b. Keadaan pendidik MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang
Pendidik MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang merupakan
pendidik professional, mereka mengajar sesuai bidangnya. Sebagian
besar adalah lulusan S1. Untuk mengetahui lebih rinci keadaan
pendidik di MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang perhatikan
tabelberikut:
-
48
No Nama Pengampu mapel
1 Juwarti, S.Ag Al Qur’an Hadist
2 Sri Manri, S.Pd.Kn PKn
3 Mahrun Fiqih
4 Sutarni, S.Pd Matematika
5 Siti Masri’ah, SPd Bahasa Indonesia
6 Suryatni Adi N, S.Pd Bahasa Inggris
7 Emy Astuti, S.Pd IPA
8 Amin Faizin, SH IPS
9 Rahmawati Sopiah, S.Ag Akidah Akhlak
10 Ahamad Asnawi, S.Ag Bahasa Arab
11 Lutvi Muzaki, S.Kom TIK
12 M. Muchlas, S.Pd Olah raga
Tabel 11 Data Pendidik Tenaga Kependidikan Serta Tugasnya Di Mts Al UswahBergas Tahun 2015/2016
B. Penyajian Data
Dalam penelitian ini terdapat 3 buah variabel yaitu adalah Tingkat
Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar Aqidah
Akhlak . Untuk mendiskripsikan dan menguji pengaruh antara variabel bebas
dan variabel terikat dalam penelitian ini, akan disajikan deskripsi data yang
meliputi Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), dan Standar Deviasi (SD).
Di samping itu disajikan tabel distribusi frekuensi dan histogram.
-
49
Berikut ini adalah hasil pengolahan data yang telah dilakukan
menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.
1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Data tentang Prestasi Belajar Aqidah Akhlak dideskripsikan oleh
rata-rata nilai ulangan harian dan Ujian Semester. Sesuai data yang
diperoleh skor tertinggi 87 dan skor terendah 58. Dari skor tersebut
diperoleh nilai rata-rata atau Mean (M) sebesar 75,31; Median (Me) sebesar
76,00; danModus (Mo) sebesar 76,00.Untuk mengetahui jumlah kelas interval
digunakan rumus jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log n, maka dapat diketahui
jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 64 sebesar 7,01 dibulatkan menjadi 7.
Rentang data sebesar 87 - 58 = 29. Dengan diketahuinya rentang data, maka
dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu 29/7=
4,14 dan kemudian dibulatkan menjadi 4. Distribusi frekuensi Prestasi Belajar
Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIII MTs Al Uswah BergasKabupaten
semarang2015/2016 sebagai berikut:
No Skor FrekuensiAbsolud Relative% Komulatif %1 58-61 2 3,125 3,1252 62-65 3 4.6875 7.81253 66-69 6 9.375 17.18754 70-73 9 14.0625 31.255 74-77 20 31.25 62.56 78-81 12 18.75 81.257 82-87 12 18.75 100Total 64 100Tabel 12 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan
histogram distribusi frekuensi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak sebagai
berikut:
-
50
Gambar 1 Histogram Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Identifikasi kecenderungan atau tinggi rendahnya Prestasi Belajar
Aqidah Akhlak dalam penelitian ini tidak menggunakan penentuan mean
atau rata-rata dan standard deviasi ideal, tetapi menggunakan nilai
ketuntasan belajar minimal sesuai dengan aturan yang diberikan sekolah,
jika ketercapaian belajarnya ≥ 75 maka dapat dikatakan siswa tuntas
belajar atau kompeten. Berdasarkan data tersebut di atas dapat dibuat
kategori kecenderungan sebagai berikut:
No Skor Frekuensi KategoriAbsolut Relatif Komulatif %1 ≥75 40 62,5 68,75 Tuntas2
-
51
Gambar 2 Diagram Lingkaran Prestasi Belajar Akidah Akhlak
Berdasarkan diagram lingkaran di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi
kecenderungan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa Kelas VIII MTs
AlUswah Bergas Tahun Ajaran 2015/2016 pada kategori tuntas sebanyak 40
siswa (62%) dan pada kategori belum tuntas 24 siswa (38%).Berdasarkan
perbandingan rerata skor, dapat dikatakan skor untuk Prestasi Belajar Akidah
Akhlak Siswa Kelas VIII MTs AlUswah Bergas Tahun Ajaran 2015/2016
termasuk dalam kategori tuntas.
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua (X1) diukur melalui 2
pernyataan. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa untuk
variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua diperoleh skor tertinggi 17 dan
skor terendah sebesar 10. Dari skor tersebut diperoleh nilai rata-rata atau
Mean (M) sebesar 12,92; Median (Me) sebesar 13,00; Modus (Mo)
sebesar 12,00; dan Standar Deviasi (SD) sebesar 7. Untuk mengetahui
jumlah kelas interval digunakan rumus jumlah kelas interval = 1 +3,3 log
-
52
n, maka dapat diketahui jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 65 sebesar
6,98 dibulatkan menjadi 7. Rentang data sebesar 17 - 10 = 7, dengan
diketahuinya rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas interval
masing-masing kelompok yaitu 7/7 = 1. Berdasarkan perhitungan tersebut,
maka distribusi frekuensi variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
No Skor FrekuensiAbsolut Relatif % Komulatif %1 10 – 10,9 8 12,5 12,52 11 – 11.9 2 3,12 15,62
12 – 12.9 21 32,81 48,4313 – 13.9 8 12,5 60,9314– 14.9 18 28,12 89,0615 – 15.9 3 4,68 93,7516– 17 4 6,25 100
Total 64 100Tabel 14 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan histogram
distribusi data variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua sebagai berikut:
Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Orang Tua
-
53
Berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa frekuensi
terbesar pada skor 12 sampai 12,9 dengan frekuensi 21 siswa sebesar
32,81%.Tingkat Pendidikan Orang Tua dikategorikan menjadi 4 (empat)
kecenderungan yaitu:
Kategori sangat tinggi= X > (Mi + 1.SDi)
Kategori tinggi= Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)
Kategori sedang= (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi
Kategori rendah= X < (Mi - 1.SDi)
Hasil perhitungan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi)
adalah sebagai berikut:
Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)
= ½ (21 + 6)
= ½ (27)
= 13,5
SDi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)
= 1/6 (21 - 6)
= 1/6 (27)
= 2,5
Setelah diketahui Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi),
kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:
Kategori sangat tinggi= X > (Mi + 1.SDi)= X > (13,5 + 2,5)= X >16
Kategori tinggi = Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)= 13,5 ≤ X ≤ (13,5+ 2,5)
-
54
= 13,5 ≤ X ≤ 16
Kategori sedang = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi= (13,5 – 2,5) ≤ X
-
55
sangat tinggi sebanyak 1 siswa (2%), kategori tinggi sebanyak 29 siswa
(45%) kategori sedang sebanyak 26 siswa (41%), dan kategori rendah 8
siswa (13%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
kecenderungan Tingkat Pendidikan Orang Tua pada siswa kelas VIII MTs
Al Uswah Bergas kabupaten Semarang adalah tinggi.
3. Prestasi Belajar
Variabel Perhatian Orang Tua Terhadap Siswa (X2) diukur melalui
15 pernyataan.Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa diperoleh
skor tertinggi 36 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai sebesar 44 (4 x
11) dan skor terendah sebesar 21 dari skor terendah yang mungkin dicapai
sebesar 11 (1 x 11). Dari skor tersebut diperoleh nilai rata-rata atau Mean
(M) sebesar 28,2; Median (Me) sebesar 28,00; Modus (Mo) sebesar 26,00;
dan Standar Deviasi (SD) sebesar 3,833. Untuk mengetahui jumlah kelas
interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas interval = 1 +3,3 log n, maka
dapat diketahui jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 65 sebesar 6,98
dibulatkan menjadi 7. Rentang data sebesar 36 - 21 = 15, dengan
diketahuinya rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas interval
masing-masing kelompok yaitu 15/7 = 2,15. Berdasarkan perhitungan
tersebut, maka distribusi frekuensi variable Perhatian Orang Tua Terhadap
Siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No SkorFrekuensi
Absolut Relatif % Komulatif %1 25-28 1 1,56 1,562 29-32 0 0 1,563 33-36 2 3,12 4,68
-
56
4 37-40 6 9,38 14,065 41-44 11 17,19 31,256 45-48 23 35,94 67,197 49-54 21 32,81 100
Total 64 100Tabel 16 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan
histogram variabel Perhatian Orang Tua Siswa sebagai berikut:
Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua Siswa
Dari histogram di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbesar pada
skor 45 sampai 48 dengan frekuensi 23 siswa sebesar 35,9%. Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dikategorikan menjadi 4 (empat) kecenderungan
yaitu:
Kategori sangat tinggi = X > (Mi + 1.SDi)
Kategori tinggi = Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)
Kategori rendah = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi
Kategori sangat rendah = X < (Mi - 1.SDi)
-
57
Hasil perhitungan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi)
adalah sebagai berikut:
Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)= ½ (60 + 15)= ½ (75)= 37,5
SDi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)= 1/6 (60 - 15)= 1/6 (45)= 7,5
Setelah diketahui Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi),
kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:
Kategori sangat tinggi = X > (Mi + 1.SDi)= X > (37,5 + 7,5)= X >45
Kategori tinggi = Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)= 37,5 ≤ X ≤ (27,5 + 5,5)= 37,5 ≤ X ≤ 45
Kategori rendah = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi= (37,5 – 7,5) ≤ X
-
58
Selanjutnya data kategori kecenderungan variabel di atas maka dapat
digambarkan diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 6 Diagram Lingkaran Disiplin Belajar Siswa
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa Perhatian
Orang Tua terhadap siswa pada kategori sangat rendah sebanyak 1 siswa (2%),
kategori rendah sebanyak 4 siswa (6%), kategori tinggi sebanyak 22 siswa
(34%) dan kategori sangat tinggi 37 siswa (58%). Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa kecenderungan perhatian Belajar siswa kelas VIII MTs
AlUswah Bergas kabupaten Semarang adalah sangat tinggi.
C. Interpretasi Data
1. Uji Linearitas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linier atau tidaknya
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat dikatakan linier jika harga Fhitung
≤ Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan analisis data yang
dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistics 20 diperoleh bahwa
hasil uji linieritas yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas
-
59
dengan variabel terikat (semuanya) menunjukkan hasil yang linier yaitu
Fhitung ≤ Ftabel. Untuk lebih jelasnya hasil uji linieritas dapat dilihat pada
tabel berikut :
No Variabel Fhitung Ftabel Keterangan1. X1-Y 1,553 3,15 Linier2. X2-Y 1,407 3,15 Linier
Tabel 18 Ringkasan Hasil Uji Linieritas
Tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung masing-masing variabel
lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%, maka korelasi
masing-masing vaiabel bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan
linier sehingga dapat digunakan untuk analisis regresi linier.
2. Uji multi kolinieritas
Dari hasil uji multikolinieritas yang dilakukan dengan bantuan
program SPSS Statistics 20 diketahui bahwa interkorelasi antar variabel
0,330. Dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas karena interkorelasi
antar variabel bebas kurang dari 0,800. Dari hasil pengujian prasyarat
tersebut dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian memenuhi syarat
untuk dianalisis dengan menggunakan regresi ganda :
VariabelTingkat
Pendidikan OrangTua
Keterangan
TingkatPendidikanOrang Tua
1 0,330 NonMultikolinier
PerhatianBelajar Siswa
0,330 1 NonMultikolinier
Tabel 19 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas
-
60
D. Pengujian Hipotesis
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan
kedua pada penelitian ini adalah analisis satu prediktor, sedangkan hipotesis
ketiga dengan analisis regresi ganda dua prediktor. Penjelasan tentang hasil
pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis I
Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah Pengaruh
Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Siswa Kelas VIII MTs Al Uswah Bergas kabupaten Semarang 2015/2016.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi sederhana.
Variabel Konst