skenario 3 tutorial 5 blok 14 hematologi dan onkologi
DESCRIPTION
sekanrio tutorial 3 blok 14 hematologi dan onkologiTRANSCRIPT
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 1/17
Skenario
Ny.Webe,32 tahun berobat ke Poli Bedah RS dengan keluhan benjolan di leher kiri sejak 3
minggu yang lalu.Benjolan mula-mula sebesar kacang kedelai, saat ini sebesar telur
puyuh.Demam tidak terlalu dirasakan batuk (-), penurunan badan (-), suara serak (-), mimisan (-
), telinga berdenging (-).Riwayat batuk lama dan terapi TBC (-).Pemerikaan fisik: Mata:
conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pemeriksaan THT dalam batas normal, thorak: dalam
batas normal, abdomen: dalam batas meningkat, darah rutin, lain dalam batas normal (le normal,
ekstremitas: dalam batas normal.Regio colli sinistra : massa ukuran 3x3x2 cm, tidak terfiksir,
kenyal, nyeri tekan (-).Pemeriksaan laboratorium: LED meningkat, darah rutin lain dalam batas
normal (leukosit, eritrosit, trombosit darah tepi). Dokter menyarankan Ny.Webe untuk
melakukan pemeriksaan penunjang lainnya.
Klarifikasi Istilah.
1. Colli sinistra : regio anatomi pada leher kiri.
2. Conjungtiva anemis : keadaan yang menandakan anemis pada konjungtiva.
3. Sklera ikterik : keadaan yang menandakan kelainan bilirubin hati pada sclera.
4. LED : Laju endap darah /kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma.
Definisi Masalah.
1. Penyakit apa saja yang disertai benjolan di leher kiri ?
2. Apa penyebab timbulnya benjolan ?
3. Apa mekanisme terjadi benjolan ?
4. Makna klinis benjolan sejak 3 minggu yang lalu yang mula-mula sebesar kacang kedelai
saat ini sebesar telur puyuh ?
5. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan Ny.Webe ?
6. Mengapaperlu ditanyakan riwayat demam, batuk, penurunan berat badan, suara serak,
mimisan, telinga berdenging, riwayat batuk lama (TBC) ?
7. Apa makna klinis dan interpretasi dari pemeriksaan fisik ?
8. Apa interpretasi dan makna klinis hasil pemeriksaan laboratorium ?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan lainnya ?
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 2/17
10. Apa saja DD dari keluhan Ny.Webe tersebut ?
11. Apa yang terjadi dengan Ny.Webe ?
12. Apa etiologi dari keluhan Ny.Webe ?
13. Apa epidemiologi dari keluhan Ny.Webe ?
14. Apa patofisiologi dari keluhan Ny.Webe ?
15. Apa penegakan diagnose dari keluhan Ny.Webe ?
16. Apa manifestasi klinis dari keluhan Ny.Webe ?
17. Apa tatalaksana dari keluhan Ny.Webe ?
18. Apa komplikasi dari keluhan Ny.Webe ?
19. Apa prognosis dari keluhan Ny.Webe ?
Analisis masalah.
1. Penyakit yang ditandai dengan benjolan :
Limfadenopati.
Limfoma
Hipertiroid
Neoplasma
2. Penyebab timbulnya benjolan :
Lokal : infeksi lokal, limfoma, carcinoma.
Generalisata : infeksi, penyakit inflamasinon infeksi, keganasan.
3. Mekanisme terjadinya benjolan :
Infeksi →nodus limfatikus akan memproduksi jumlah limfosit yang besar→nodus
inflamasi dan tumor→limfadenopati.
Keganasan→berproliferasi ↑ di dalam nodus limfatikus→mencetuskan inflamasi
dan tumor→nodus membesar→limfadenopati.
Organisme, virus/bakteri dsb→masuk ke aliran limfe nodus→sel dendritic dan
makrofag menangkap→fagosit mendegradasikan dan mempresentasikan
organism sebagai suatu antigen→antigen di presentasikan oleh sel T yang
memacu proliferasi sel dan membebaskan sitokin untuk sebagai kemotaksis dan
sel inflamasi lainnya→sel b teraktivasi dan melepaskan
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 3/17
imunoglobin→mengaktifkan respon imun→hiperplasia seluler di nodus limph,
infiltrasi leukosit,edema jaringan,vasodilatasi,kebocoran kapiler.
4. Makna klinis benjolan sejak 3 minggu yang lalu yakni menunjukkan progresifitas
penyakit yang biasanya diakibatkan oleh keganasan.
5. Hubungan usia dan jenis kelamin dan keluhan adalah membantu dalam menegakkan
diagnosis.Dilihat dari usia,jenis kelamin, dengan keluhan limfadenopati dari NyWebe
disebabkan oleh limfoma.
6. Tujuan ditanyakan riwayat demam, batuk, penurunanberat badan,suara
serak,mimisan,telinga berdenging, riwayat batuk lama (TBC) adalah utuk menyingkirkan
DD.
7. Hasil interpretasi dan makna klinis pemeriksaan fisik :
Pernyataan Hasil Interpretasi Makna Klinis
Conjungtiva
anemis
Tidak ada Normal Tidak ada tanda-tanda anemia
dan penyakit kronis
Sklera ikterik Tidak ada Normal Tidak ada kelainan bilirubin
dan hati
THT Tidak ada Normal Untuk melihat perjalanan dari
tumor nasofaring
Abdomen Tidak ada Normal Untuk melihat keganasan padagastrointestinal
Ektremitas Tidak ada Normal
Regio colli
sinistra, masssa
berukuran
3x3x2 cm tidak
terfiksir, kenyal
nyeri tekan (-)
Ada Normal Menunjuukkan limfadenopati
dan limfoma
8. Interpretasi dan makna klinis pemeriksaan laboratorium
Pernyataan Hasil Interpretasi Makna klinis
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 4/17
LED Meningkat Abnormal Ada tanda-tanda infeksi
dan inflamasi
Penyakit imunologik
Anemia hemolitik
Penyakit keganasan
Darah rutin
lainnya
Tidak ada Normal Eritrosit : tidak ada
gangguan pada daerah
anemia.
Leukosit : tidak ada
tanda-tanda inflamasi.
Trombosit : hemopoetik
normal.
9. Beberapa pemeriksaan penunjang lainnya adalah USG dan biopsi kelenjar getah bening,
rontgen thoraks.
10. DD dari keluhan Ny.Webe adalah :
Limfadenopati etcausa limfoma.
Limfadenopati etcausa metastasis carcinoma.
11. Ny.Webe mengalami limfadenopati etcausa limfoma.
12. Etiologi dari limfadenopati etcausa limfoma
Limfadenopati
Infeksi yakni virus,bakteri,parasit dan fungi/jamur.
Imunologis yakni RA, SLE.
Penyakit endokrin yakni hipertiroid, goiter toksik.
Keganasan yakni hogkins dan non hodgkins.
Limfoma.
Defisiensi imun
Virus onkologi
Virus:HIV
13. Epidemiologi dari limfadenopati etcausa limfoma.
Limfadenopati
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 5/17
Karena infeksi, sering terjadi pada anak.
Jenis kelamin yakni perempuan dan laki-laki adalah 5:1.
Limfoma
Sering terjadi pada orang dewasa.
Jenis kelamin adalah perempuan dan laki-laki yakni 2:3.
14. Patofisiologi
Sistem limfatik berperan pada reaksi peradangan sejajar dengan sistem vascular
darah.Biasanya ada penembusan lambat cairan interstisial ke dalam saluran limfe
jaringan dan dalam badan adan akhirnya bergabung kembali kedarah vena.Bila daerah
terkena radang, biasanya terjadi kenaikan yang menyolok pada aliran limfe dari daerah
itu.Telah diketahui bahwa dalam perjalanan peradangan akut, lapisan pembatas pembuluh
limfe yang terkeci; ahak meregang, sama seperti yang terjadi pada venula, dengan
demikian memungkinkan lebih banyak bahan interstisial yang masuk ke dalam pembuluh
limfe.
Bagaimanapun juga, selama peradangan akut tidak hanya aliran limfe yang
bertambah, tetapi kandungan protein dan sel dari cairan limfe juga bertambah dengan
cara yang sama.
Sebaliknya, bertambahnya aliran bahan-bahan melalui pembuluh limfe
menguntungkan karena cenderung mengurangi pembengkakan jaringan yang meradang
dengan mengosongkan sebagian dari eksudat.Sebaliknya, agen-agen yang dapat
menimbulkan cedera dapat dibawa oleh pembuluh limfe dari tempat peradangan primer
ketempat yang jauh dari dalam tubuh.Dengan cara ini, misalnya agen-agen yang menular
dapat menyebar.Penyebaran seringdibatasi oleh penyaringan yang dilakukan oleh
kelenjar lmfe yang bergerak menuju kedalam tubuh, tetapi agen atau bahan yang terbawa
oleh cairan limfemungkin masih dapat melewati kelenjar dan akhirnya mencapai aliran
darah.
15. Penegakan diagnosa.
Anamnesis
Adanya benjolan.
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 6/17
Pemeriksaan fisik
Ditandai massa di colli sinistra dengan ukuran 3x3x2 cm terfiksir,kenyal
dan nyeri tekan (-)
Pemeriksaan lab
LED meningkat.
16. Manifestasi klinis :
Limfadenopati
Pembesaran KGB > 0,5 cm.
Limfoma
Limfadenopati tidak nyeri tekan, asimetrik.
Demam malam hari.
Hepato-splenomegali (50%).
Neuropati.
17. Tatalaksana :
- Untuk penatalaksanaan dari limpadenopati etcausa limfoma ini adalah dengan
mengobati penyebab dari penyakit ini mucul.
- Tatalaksana limfadenopatinya KGB leher didasarkan kepada penyebabnya.Banyak
kasus dari pembesaran KGB leher sembuh dengan sendirinya dan tidakmembutuhkan
pengobatan apapun selain observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu
dapat menjadi indikasiuntuk dilaksanakan biopsi KGB. Biopsi dilakukan terutama
bila terdapat tandadan gejala yang mengarahkan kepada keganasan. KGB yang
menetap ataubertambah besar walau dengan pengobatan yang adekuat
mengindikasikandiagnosis yang belum tepat. Antibiotik perlu diberikan apabila
terjadi limfadenitis supuratif yang biasadisebabkan oleh Staphyilococcus. aureus dan
Streptococcus pyogenes (group A).Pemberian antibiotik dalam 10-14 hari dan
organisme ini akan memberikanrespon positif dalam 72 jam. Kegagalan terapi
menuntut untuk dipertimbangkankembali diagnosis dan penanganannya. Pembedahan
mungkin diperlukan bila dijumpai adanya abses dan evaluasidengan menggunakan
USG diperlukan untuk menangani pasien ini.
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 7/17
- Tatalaksananya limfoma adalah radioterapi ditambah kemoterapi, tergantung dari
staging (clinical stage = CS) dan faktor resiko.Radioterapinya berupa Extended Field
Radiotherapy (EFRT), Involved Field Radiotherapy (IFRT) dan radioterapi (RT) pada
limfoma residual atau Bulky Disease.
- Faktor risiko untuk terapi menurut German Hodgkin’s Lymphoma Study Group
(GHSG) meliputi :
Massa mediastinal yang besar.
Ekstranodal.
Peningkatan laju endap darah, ≥ 50 untuk tanpa gejala atau ≥ 30 untuk gejala.
Tiga atau lebih region yang terkena.
- Dalam guideline yang dikeluarkan oleh National Comprehensive Cancer Network
(2004) kemoterapi yang direkomendasikan adalah ABVD dn Stanford V sebagai
kemoterapi yang dipilih.Terapi lain untuk penyakit ini yang masih diteliti adalah
Imunoterapi dengan antibody monoclonal anti CD 20, imunotoksin anti CD 25,
biospesifik monoclonal antibody CD 16/CD 30 biospesifik antibody dan radio
immunoconjugates.
18. Komplikasi :
Penyakit hogkins kulit. Metastasis ke organ lain : sumsum tulang, sistem saraf pusat, traktus
gastrointestinal, dan otak.
19. Prognosis
Limfadenopati, dengan obat viral, bisa sembuh sendiri.
Que et vitam : que et bonam
Que et fungsional : que et bonam
Limfoma tergantung stage.
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 8/17
Mind Mapping.
Hipotesis.
Ny.Webe , 32 tahun mengalami suspect Limfadenopati etcausa limfoma.
Penegakan diagnosa :
- Riwayat
penyakit (-)
bormal.
- Pemeriksan
fisik : benjolan
colli sinistra
Pemeriksaan
laboratorium :
- LED
meningkat.
- Darah rutinnormal.
Limfadenopati
di colli sinistra
Ny.Webemengeluh ada
benjolan di
region colli
Pemeriksaan
penunjang :
biopsi eksisi.
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 9/17
Sintesis.
Limfadenopati etcausa limfoma
. Penyakit Hodgkin termasuk dalam keganasan limforetikular yaitu limfoma
malignum ynag terbagi dalam limfoma malignum Hodgkin dan limfoma malignum non
Hodgkin.Kedua penyakit tersebut dibedakan secara histopatologis, di mana pada limfoma
Hodgkin ditemukan sel Reed-Sternberg
Penyakit dilaporkan pertama kali oleh Thomas Hodgkin pada tahun 1832,
kemudian gambaran histopatologis dilaporkan oleh Langerhans tahun 1872, oleh
Sternberg and Redd mengenai sel raksasa yang dinamakan Sel Reed-Sternberg.
Analisis PCR menunjukkan sel Reed-Stenberg,berasal dari folikel sel B yang
mengalami gangguan struktur pada imunoglobullin dan faktor transkripsi inti sel (NFkB),
kedua hal ini menyebabkan gangguan apoptosis.
Epidemiologi dan Faktor Risiko
Di Amerika Serikat terdapat 7500 kasus baru penyakit Hodgkin setiap tahunnya,
rasio kekerapan antara laki-laki dan perempuan adalah 1,3-1,4 berbanding 1.Terdapat
distribusi umur bimodal yaitu pada usia 15-34 tahun dan usia diatas 55 tahun.
Faktor risiko penyakit ini adalah infeksi virus;infeksi virus onkogenik diduga
berperan dalm menimbulkan lesi genetic, virus memperkenalkan gen asing ke dalam sel
target.Virus-virus tersebut adalah virus Epstein-Barr, Sitomegalovirus, HIV dan Human
Herpes Virus-6 (HHV-6).Faktor risiko lain adalah defisiensi imun, misalnya pada pasien
transplantasi organ dengan pemberian obat imunosupresif atau pada pasien cangkok
sumsum tulang.Keluarga dari pasien Hodgkin (adik-kakak) juga mempunyai risiko untuk
terjadi penyakit Hodgkin.
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 10/17
Riwayat Penyakit
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri.Gejala sistemik
adalah demam (tipe Pel-Ebstein), berkeringat malam hari,penurunan berat badan, lemah
badan dan pruritus terutama pada jenis Nodular Sklerosis.Selain itu terdapat nyeri
didaerah abdomen akibat splenomegali atau pembesaran kelenjar yang massif, nyeri
tulang akibat dekstruksi lokal atau infiltrasi sumsum tulang.
Gejala Klinis
Limfadenopati dengan konsistensi rubbery dan tidak nyeri.
Demam, tipe Pel-Ebstein.
Hepatosplenomegali.
Neuropati.
Tanda-tanda obstruksi seperti edema ekstremitas, sindrom vena cava, kompresi
medulla spinalis, disfungsi hollow viscera.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Darah : anemi, eosinofilia, peningkatan laju endap darah, pada flow
cytometry dapat terdeteksi limfosit abnormal atau limfositosis dalam sirkulasi.Pada
pemeriksaan faal hati terdapat gangguan faal hati yang tidak sejalan dengan keterlibatan
limfoma pada hati.Kemudian peningkatan alkali fosfatase dan adanya ikterus kolestatik.
Pemeriksaan faal ginjal yakni peningkatan kreatini dan ureum dapat diakibatkan
obstruksi ureter.Adanya nefropati urat dan hiperkalsemi dapat emperberat fungsi
ginjal.Sindroma nefrotik sebgai fenomena paraneoplastik dapat terjadi pada limfoma
Hodgkin.Hiperurikemi merupakan manifestasi peningkatan turn-over akibatlimfoma.Hiperkalsemi dpat disebabkan sekunder karena produksi limfotoksin (osteoclast
activating factor)oleh jaringan limfoma.Kadar LDH darah yang dapat meningkat massa
tumor dan turn-over.Poliklonal hipergamaglobullinemi sering didaptkan pada limfoma
Hodgkin dan non Hodgkin.
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 11/17
Biopsi sumsum tulang
Dilakukan pada stadium lanjut unuk keperluan staging, keterlibatan sumsum
tulang pada limfoma Hodgkin sulit didiagnosis dengan aspirasi sumsum tulang.
Radiologis
Pemeriksaan foto thorak untuk melihat limfadenopati hilar dan mediastinal, efusi
pleura atau lesi parenkim paru.Obstruksi aliran limfatik mediastinal dapat menyebabkan
efusi chylous (seprti susu)
USG abdomen kurang sensitive dalam mendiagnosis adanya
limfadenopati.Pemeriksaan CT Scan torak untuk mendeteksi abnormalitas parenkim paru
dan mediastinal sedangkan CT Scan abdomen memberi jawaban limfadenopati,
mesenteric, portal,hepatosplenomegali atau lesi di ginjal.
Pentahapan (Staging)
Staging dilakukan menurut Cotswolds (1990) yang merupakan modifikasi dari
klasifiksai Ann Arbor (1971).
Stadium I, keterlibatansatu region kelenjar getah bening atau struktur jaringan
limfoid (impa, timus,cincin Waldeyer) atau keterlibatan 1 organ ekstralimfatik.
Stadium II, keterlibatan ≥ 2 regio kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang
sama (kelenjar hilus bila terkena pada kedua sisi termasuk stadium Ii);
keterlibatan lokal 1 organekstranodal atau 1 tempat dan kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang sama (IIE).Jumlah region anatomik yang terlibat ditulis
dengan angka (contoh: II3).
Stadium III, keterlibatan region kelenjar getah bening pada kedua sisi diafragma
(III), dapat disertai lien (IIs), atau keterlibatan I organ ekstranodal (IIIE) atau
keduanya (IIISE).
III1, dengan atau tanpa keterlibatan keelnjar getah bening splenik, hilar, seliak
atau portal.
III2, dengan keterlibatan kelenjar getah bening paraporta, iliaka dan mesenterika.
Stadium IV, keterlibatan difus/diseminata apda 1 atau lebih organ ekstranodal
atau jaringan dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar getah bening.
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 12/17
Klasifikasi Limfoma Hodgkins
Biopsi kelenjar secara eksisi biasnya member hasil gambaran histopaologis lebih
jelas daribiopsi cucuk jarum ( Fine Needle Biopsy):
Klasifikasi Rye :
Lymphhocyte Predominant
Nodular sclerosis
Mixed cellularity
Lymphocyte depletion
Klasifikasi WHO :
Nodular Lymphocyte predominance Hodgkin Lymphoma (Nodular LPHL) : saat ini
dikenal bagain indolent B-cel non Hodgkin Lymphoma dan bukan true Hodgkin
Disease.Tipe ini mempunyai sel limfosit dan histiosit CD 20 positif terapi tidak
memberikan gambaran sel Reed-Sternberg.
Classic Hodgkin Limphoma : Lymphocyte rich, Nodular sclerosis, Mixed cellularity,
Lymphocyte depleted.
Histologi penyakit Hodgkin (klasifikasi REAL/WHO)
Limfosit predominan/nodular ± area difus Tidak ada sel Reed Stenrberg ; terdapat sel
bpolikrmorfik abnormal (limfositik dan
histiositik)
Penyakit Hodgkin klasik
Sklerosis nodular Pita-pita kolagen memanjang dari kapsul
kelenjar untuk mengeliingi nodu-nodul
yang abnormal Varian lakunar sel Reed-
Sternberg yang khas seringkali
ditemukan.Infiltrat sel dapat dari jenis
predominan limfosit, selularitas campuran,
atau sedikit limfosit; swring ditemukan
adanya eosinofilia.
Sel-sel Reed Sternberg banyak dan jumlah
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 13/17
Sellularitas campuran
Sedikit limfosit
Kaya limfosit
limfosit sedang.
Terdapat suatu pola reticular dengan
dominasi sel-sel Reed Sternberg dan
sedikitlimfosit atau pola fibrosis difus dan
kelenjar getah bening diganti oleh jaringan
ikta tidak teratur yang mengandung sedikit
limfosit.Sel-sel Reed-Sternberg dapat juga
jarang dijumpai pada subtype yang terakhir
ini.
Sedikit sel-sel Reed Sternberg; banyak
limfosit kecil dengan sedikit eosinofi. Dan
sel-sel plasma; tipe nodular dan difus.
Pengobatan
Radioterapi
Penderita penyakit Hodgkin stadium I dan IIA dapat disembuhkan hanya dengan
pemberian radioterapi.Dosis sebesar 4000 rad (40Gy) mampu menghancurkan jaringan
Hodgkin kelenjar getah bening pada sekitar 80% pasien tersebut.Teknik radioterapi
tegangan tinggi yang lebih baik memungkinakn pengobatan semua area kelenjar getah
bening di atas atau di bawah diafragma dengan satu blok “selubung atas” atau “Y
terbalik”.Radioterapi juga berperan dalam pengobatan massa tumor besar, misalnya
tumor mediastinum pada penyakit sklerosis nodular atau deposit rangka, kelenjar getah
bening atau hjaringan lunak yang nyeri.Kemoterapi jangka pendek kadang-kadang
dikombinasikan dengan ardioterapi untuk menurunkan tingkat kekambuhan.
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 14/17
Kemoterapi
Kemoterapi siklik digunakan untuk penyakit stadium III dan IV da juga untuk
pasien-pasien stadium I dan II yang mempunyai penyakit dengan massa besar, gejala-
gejala tipe B, atau lelah mengalami relaps setelah radioterapi awal.Kombinasi
Adriamycin, bleomisin,vinblastin, dan dakarbazin (ABVD) sekarang ini paling banyak
digunakan.Terapi rangkap empat dengan mustin, vinkristin (Oncovin), prokabarzin, dan
prednisolon (MOPP) lebih mungkin menyebabkan terjadinya sterilitas atau leukemia
sekunder.Varian-varian menggantikan mustin dengan klorambusil atau
siklofosfamid.Memberikan enam siklus (atau empat setelah terjadinya remisi legkap)
lazim dilakukan.Kemoterapi yang lebih intensif (seperti Stanford V) yang juga dengan
menggunakan radioterapi pada tempat-tempat dengan massa besar, sedang diteliti untuk
pasien yang emnderita penyakit lanjut atau relaps.
Kasus relaps
Pasien diobati dengan kemoterapi kombinasi alternatif terhadap regimen awal dan
jika perlu, dengan radioterapi di tempat dengan massa yang besar.Apabila penyakit tetap
kemosensitif, maka transplantasi sel induk autolog meningkatkan kemungkinan
sembuh.Transplantasi alogemik juga dapat digunakan.
Prognosis
Harapan hidup limatahun rata-rata berkisar dari 50% sampai lebih dari 90%
bergantung pada usia, stadium, dan histologi.
Terdapat peningkatan insisden mielodisplasia atau leukemia myeloid akut (AML)
dengan puncknya pada empat tahun setelah pengobatan penyakit Hodgkin dengan obat
peng-alkilasi, khususnya bila radioterapi juga telah di berikan.Limfoma non-Hodgkin
dan kanker lain juga terjadi dengan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan pada
control.Komplikasi non-maligna mencakup sterilitas (penyimpanan air mani harus
dilakukan sebelum menjalankan terapi), infark miokard, dan komplikasi paru atau
jantung lainnya akibat radiasi mediastinum dan kemoterapi
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 15/17
Daftar Pustaka
1. Dorlan,W.A.Newman ; alih bahasa , Huriawati, Hartanto, dkk ;editor edisi bahasa
indonesia, Huriawati, Hartanto, dkk; 2002: Kamus Kedokteran Dorland , Edisi 29, Jakarta,
EGC
2. Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit Edisi 6.
Penerbitan Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
3. HoffBrand AV et all. 2005. Kapita Selekta Hematologi, Edisi 4. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
4. HoffBrand AV et all. 2005. Kapita Selekta Hematologi, Edisi 4. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
5. Sudoyo Aru, setyohadi Bambang, dkk.2009. Ilmu Penyakit dalam.Jilid II Edisi V.Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia.
7/18/2019 Skenario 3 Tutorial 5 Blok 14 hematologi dan onkologi
http://slidepdf.com/reader/full/skenario-3-tutorial-5-blok-14-hematologi-dan-onkologi 16/17
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO 3 BLOK XIV
BLOK HEMATOONKOLOGI DAN LIMFATIK
Tentang
Limfadenopati et causa limfoma
Kelompok 5
Anggota :
Luzman Hizrian G1A110001
Andi Pratama HS G1A110003
Siska Meilisa G1A110039
Suci Resvi Zulviani G1A110040
Eldora Dia Donella G1A110041
Rukiyah Mayastira G1A110045
Muhammad Subli G1A110046
Yuli Setianingsih G1A110047
Kurniadi Indra G1A110048
Rozadila Esriana G1A110049
Dosen Pembimbing :
Dr.Esa Indah Ayudia
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN