roat.net.tentir praktikum pa hematologi onkologi
TRANSCRIPT
Tanda-Tanda Anaplasia• Sitologi
– Inti membesar dengan N/C ratio mendekati 1:1– Inti hiperkromatik– Nukleolus lebih prominen– Penebalan selaput inti tidak rata dengan lipatan-lipatan dan lekukan-lekukan
• Histologi– Disorientasi arsitektur sel atau jaringan– Pleiomorphisme sel dan inti sel– Batas tegas antar sel hilang
• Ultrastruktur– Jumlah ribosom bebas meningkat– Jumlah retikulum endoplasmik kasar menurun– Variasi bentuk dan ukuran mitokondria
HO 1 Fibroadenoma Mammae
• Berasal dari kata fibro yang berarti jaringan ikat dan adeno yang berarti kelenjar. Fibroadenoma berarti tumor yang melibatkan komponen jaringan ikat (stromal) dan kelenjar (epitelial) di payudara.
• Fibroadenoma dapat berasal dari asinus atau duktulus, tetapi tidak dapat dibedakan melalui pemeriksaan mikroskopik biasa, tampak tersebar merata, tidak berbentuk lobulus lagi.
• Bermanifestasi sebagai massa padat, berbatas tegas, dapat digerakkan, dan berdiameter 1-10 cm.
• Selama kehamilan, pertumbuhan fibroadenoma semakin cepat faktor hormonal.
• Ada dua macam gambaran secara histologis:– Fibroadenoma intrakanalikuli
terdiri dari duktus-duktus memanjang yang juga dilapisi oleh sel epitel kuboid dan mioepitel
– Fibroadenoma perikanalikulisel epitel dan mioepitel membentuk duktus bundar sampai memanjang yang dikelilingi oleh stroma fibroblastik longgar
• Bentuk tumor umumnya soliter, tetapi kadang-kadang multipel
• Berbatas jelas dan mudah digerakkan serta berkapsul
• Konsistensi padat kenyal
• Lebar penampang: 1-10 cm, ukuran tersering 2-4 cm
• Tampak berlobus-lobus dan berwarna kekuningan
Fibroadenoma Intrakanalikuli:Duktus-duktus memanjang yang tertekan oleh stroma fibroblastik
Gambaran pertumbuhan stroma fibroblastik yang berlebihan mendesak lumen asini dan duktus
Fibroadenoma Perikanalikuli:Duktus-duktus yang dikelilingi oleh stroma fibroblastik longgar
Duktus yang terdesak dilapisi oleh sel epitel kuboid dan mioepitel
Gambaran sitologi untuk screening: ikatan kohesi masih kuatSel dalam sitologi: sel epitel dan sel mioepitel
HO 2 Karsinoma Duktal In-situ Payudara
• Pada duktus dapat tampak cribiformis atau papiler. Pada bentuk cribiformis terdapat gambaran jembatan Roma (Roman bridge), di mana struktur tepi duktus tampak proliferasi tumor yang menyerupai struktur jembatan.
• Membran basal masih intak, proliferasi sel neoplastik masih dalam duktus dan belum menginvasi jaringan di sekitarnya.
• Pada tahap lanjut dapat menyebabkan ulkus di kulit payudara
• Dapat ditemukan gambaran tumor solid dengan nekrosis di tengahnya karsinoma komedo bahan nekrotik dapat dipencet keluar dari duktus seperti komedo kulit
Gambaran Roman bridge pada sel-sel tumor dari duktus dengan pola cribiformis struktur seperti jembatan
Membran basal masih intak
Gambaran sel-sel tumor dari epitel duktus dengan ciri:Inti pleomorfik, hiperkromatik dengan anak inti prominen (mencolok), rasio inti sitoplasma meningkat, kromatin tampak kasar
HO 3 D3 Karsinoma Payudara• Merupakan penyebab sekitar 20% kematian
akibat kanker pada wanita kelompok 35-55 tahun. Faktor risikonya:– Wanita; risiko meningkat seiring bertambahnya usia– Jarak yang lama antara menarche dengan menopause– Telah berusia tua sewaktu hamil yang pertama kali– Obesitas dan diet lemak yang tinggi– Riwayat keluarga adanya kanker payudara– Faktor geografik– Hiperplasia atipik pada hasil pemeriksaan biopsi
sebelumnya
• Gambaran klinis khusus:– Teraba benjolan (paling sering: lateral atas)– Nipple retraction– Peau d’ orange (payudara tampak seperti kulit
jeruk) akibat limfedema pada payudara dari embolus anak sebar karsinoma
• Karsinoma payudara dapat menyebar dengan cara:– Menyebar langsung (infiltratif)– Metastasis ke tempat yang jauh secara hematogen atau
limfogen dan ke pleura• Karsinoma payudara berasal dari sel-sel epitel:
– Duktus (90-95%)• Intraduktus (in situ) (5%)• Invasif
– Karsinoma duktus infiltratif (67-70%)– Karsinoma medularis (1-2%)– Karsinoma musinosa (<1%)– Penyakit Paget
– Lobulus (5-10%)• Intralobulus• Invasif
Gambaran proliferasi duktus yang tidak terkendali dengan penampakkan sel-sel ganas yang anaplastik. Tampak berbagai macam aktivitas mitosis
HO 4 Limfadenitis Kronik/ Sinus Katar
• Struktur KGB masih normal (gambaran folikel limfoid) dengan terisinya sinus-sinus pada KGB dengan metabolit sel-sel ganas.
• Pembesaran bukan merupakan suatu hasil metastasis, melainkan akibat terisinya sinus dengan metabolit tersebut.
Secara umum dengan perbesaran lemah (4x10) tampak bahwa struktur KGB masih normal dengan folikel-folikel limfoid pada bagian korteks
Tampak adanya isian metabolit tumor pada sinus yang terdapat pada daerah medulla KGB. Pengisian sinus akan menyebabkan timbulnya warna yang berbeda dengan medullary cord dan folikel limfoid di sekitarnya
HO 5 Metastasis KGB
• Gambaran metastasis karsinoma payudara ke KGB terdekat (biasanya aksila).
• Tampak sel-sel epitelial di KGB, di mana seharusnya di KGB tidak terdapat sel epitelial. Sel epitelial tumor memiliki gambaran yang sama dengan asal karsinoma primernya.
• Di antara sel-sel epitelial metastasis, terdapat sisa-sisa sel limfosit.
• Sel epitelial metastasis tampak berinti pleomorfik, hiperkromatik, dengan anak inti prominen (ciri sel-sel dengan keganasan).
Gambaran yang tidak biasa pada KGB, yaitu ditemukannya sel-sel epitel (yang normalnya tidak ada di KGB), diduga merupakan metastasis dari keganasan primer di tempat lain
Sisa-sisa limfosit tertekan oleh massa tumor di KGB
Koilositosis pada Sediaan Biopsi
• Perubahan morfologi pada infeksi HPV;• Infeksi HPV tipe 6 dan 11, serta HPV risiko
rendah lain menonjol pada kondiloma dan displasia rendah (CIN I);
• Displasia sedang/berat (CIN II/III) terutama mengandung HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, dst;
• Mikros: koilositosissel dengan inti atipik, sitoplasma jernih, dan dinding tebal.
Displasia/ CIN (Cervical Intraepithelial Neoplasia)
• Displasia dibagi menurut maturasi epitel dan distribusi atipia sitologis.
• Yang terpenting dalam penentuan displasia (dari sitologi): – Rasio inti-sitoplasma (Nuclear-Cytoplasmic [NC] ratio) – Latar belakang (background)
• Penentuan displasia berdasarkan histopatologi: derajat perubahan atipik dari sel
• Gambaran sitologi diambil dengan menggunakan apusan cairan serviks yang dismear pada kaca objek (pap smear).
• Apusan diwarnai dengan pewarnaan Papanicolau• Gambaran umum adalah sel-sel epitel yang
tereksfoliasi.• Gambaran sel epitel normal adalah rasio
inti:sitoplasma yang rendah, yaitu sekitar 1:4-5
Displasia• Pada sel-sel yang mengalami displasia, tampak
perubahan rasio inti: sitoplasma (meningkat).• Pada tahap awal tampak koilositosis.• Latar belakang tampak bersih
Karsinoma• Tampak gambaran sel atipik dengan latar belakang
yang tidak bersih gambaran sel-sel nekrotik
Gambaran koilositosis pada sel-sel epitel serviks (inti di tengah dengan halo sitoplasma jernih di sekitarnya)
Gambaran mitosis pada daerah basal: biasa tampak sebagai pemisahan kromosom
CIN 1/ Displasia Ringan
Gambaran koilositosis dan mitosis pada epitel. Maturasi pada ½ superfisial. Atipia pada lapisan superfisial dan basal
CIN 2/ Displasia Sedang
Karsinoma In Situ Sel Skuamosa Serviks
• Risiko berkembangnya CIN menjadi keganasan sesuai dengan derajat CIN/NIS;
• Karsinoma in situ merupakan prekursor karsinoma invasif, 70% wnaita dengan karsinoma in situ yang tidak diobati akan berkembang menjadi karsinoma invasif (metastasis umumnya limfogen).
• Mikros: hilangnya arsitektur normal secara total, sel2 dengan atipia keras ditemukan pada seluruh lapisan epitel dan tidak ada tanda2 pematangan di lapisan superfisial;
• Mitosis ditemukan pada seluruh lapisan, dapat berjumlah banyak, dan dapat berupa mitosis atipik;
• Belum terjadi penembusan pada membran basal.
HO D4 Karsinoma Sel Skuamosa Berkeratin Serviks
• Ditandai dengan adanya keratinisasi yang dapat berupa mutiara keratin dan individual cell dyskeratosis.
• Mutiara keratin: keratinisasi terjadi ekstraseluler, berupa lamelar keratin yang membentuk struktur melingkar
• Individual cell dyskeratosis: keratinisasi intraseluler, tampak kemerahan dalam sel
Individual cell dyskeratosisMutiara keratin
Gambaran keganasan (atipik, inti pleomorfik, mitosis) dari sel skuamosa
HO D5 Karsinoma Sel Skuamosa Tidak Berkeratin Serviks
• Tidak ditemukan tanda-tanda keratinisasi (mutiara keratin dan individual cell dyskeratosis) harap dicatat karena agak berbeda dengan BPP.
• Terdapat sel-sel tumor dengan inti pleomorfik, hiperkromatik dan sitoplasma eosinofilik.
HO 5 Lipoma
• Makroskopik:– Bentuk tumor bulat/ lonjong, multilobulare dengan
konsistensi padat lunak– Terdapat jaringan ikat tipis yang berfungsi sebagai
septa-septa yang memisahkan lobus-lobus jaringan lemak
– Terdapat kapsul tipis yang mengelilingi tumor– Ada 2 kemungkinan sediaan:
• Mengapung: hanya terdiri atas komponen lipid• Tenggelam: mengandung komponen lipid dan fibrosa
• Mikroskopik:– Gambaran sel-sel lemak yang matur, dengan inti
terdesak ke pinggir.– Gambaran pemisahan lobus oleh jaringan ikat
padat tipis.– Dapat tampak pula jaringan ikat kapsul yang
mengelilingi jaringan lemak.
HO 6 Liposarkoma
• Tersusun atas sel-sel lemak yang atipik dan ganas.
• Massa tumor bervakuol atipik (lipoblas maligna).
• Tampak bahwa belum terjadi diferensiasi sel lemak matur. Tampak inti sel tumor di tengah dengan vakuol di sekelilingnya (tanda imatur pembentukan sel lemak).
• Lipoblas: sel dengan sitoplasma yang jernih
Jenis Histologi Sifat Ganas Mikroskopikwell differentiated
indolent liposit
myxoid intermediet lipoblast sel mirip sel lemak fetal mengandung vakuol lipid sekitar inti
round cell agresifpleomorphic agresif
Sel tumor lemak imatur (lipoblas): inti pleomorfik, masih terdapat di tengah dikelilingi oleh vakuol
HO D1 Rhabdomiosarkoma
• Tumor ganas jaringan lunak tersering pada anak dan remaja (<20 tahun)
• Berasal dari otot lurik• Lokasi paling sering: kepala, leher, saluran
genitourinaria
Rhabdomiosarkoma
• Tipe:– Pleomorfik sering ditemukan pada dewasa– Alveolar– Embrional sering ditemukan pada anak, tingkat
keganasan lebih tinggi dari pleomorfik
Jenis Morfologi Lokasi Mikroskopik Embrional < 10
tahunRongga hidung, orbita, telinga tengah, prostat, paratestikular
Lembaran sel malignan bulat dan bentuk spindle dalam stroma miksoid
Alveolar Remaja Ekstremitas Tumor beragragat dibatasi septa fibrosa; inti agregat berdegenerasi dan hilang gambaran alveolar
Pleomorphic Dewasa Deep soft tissue Sel bizarre eosinophilic besar dan multinucleated
Ciri khas sel untuk diagnosis:• Rhabdomyoblast
– Sitoplasma granular eosinophilic – Inti eksentrik– Mengandung filamen tebal dan tipis– Bentuk bulat / memanjang tad pole/strap cell
HO 06 Limfoma Hodgkin
• Yang membedakan limfoma Hodgkin dengan non Hodgkin adalah ditemukannya sel Reed Sternberg (RS).
• Sel RS merupakan suatu sel Datia dengan gambaran dua inti sel dan memberikan gambaran seperti mata burung hantu (owl eyes).
• Sel latar belakang pada penyakit Hodgkin terdiri atas sel radang pleomorfik:– Limfosit– Eosinofil– Sel plasma– Histiosit
• Patogenesis: kemungkinan berasal dari sel B di germinal centre.
• Orang dengan status imunologik yang baik akan memberikan gambaran limfosit yang dominan dibandingkan dengan sel RS dan sebaliknya.
• Klasifikasi limfoma Hodgkin:– Tipe predominan limfosit nodular– Tipe klasik
• Tipe nodulosklerosis• Tipe sel campuran• Tipe predominan limfosit• Tipe deplesi limfosit
Gambaran khas: Sel Reed-Steinberg owl eye (datia dengan dua inti sel dan membentuk gambaran seperti mata burung hantu)
Latar belakang tampak KGB yang berpola difus (tidak teratur lagi)
HO 07 Limfoma Non Hodgkin
• Dianggap mutasi ganas dari salah satu tingkat perkembangan limfosit.
• Sebagian limfoma berasal dari follicular centre cell (FCC) menjadi bentuk difus atau noduler.
HO 07 Limfoma NonHodgkin
• Klasifikasi limfoma NonHodgkin:– Limfoma pra sel B– Limfoma pra sel T– Limfoma sel B matur– Limfoma sel T matur– Limfoma sel NK– Limfoma sel dendritik– Limfoma histiositik
HO 09 Acute Lymphoblastic Leukemia
• Secara morfologik, menurut FAB (French, America, British):– L1: ALL dengan sel limfoblas kecil-kecil dan merupakan
84% dari ALL– L2: sel lebih besar, inti ireguler, kromatin bergumpal,
nukleoli prominen, dan sitoplasma agak banyak. Merupakan 14% dari ALL
– L3: ALL mirip dengan limfoma burkit, yaitu sitoplasma basofilik dengan banyak vakuola, hanya merupakan 1% dari ALL
• Gambaran hiperselularitas dari sumsum tulang.
• Ciri yang paling mudah untuk membedakan dengan sediaan lain: gambaran matriks tulang berwarna merah muda.
• Terdapat proliferasi sel-sel blas limfoid secara berlebihan dan menekan hematopoiesis sel-sel darah lainnya.
Agar dapat mudah membedakan sel-sel blas limfoid pada ALL dengan gambaran limfoma Hodgkin pada KGB:Ada gambaran matriks tulang dan tidak ada sel RS
Matriks tulang
Teknik Imunohistokimia (IHC)
• Manfaat IHC dalam diagnosis tumor terutama meliputi:– Diagnosis dan diagnosis banding tumor– Menentukan lokasi primer kanker metastatik– Diagnosis dan klasifikasi limfoma maligna– Memperkirakan tabiat biologis tumor dan
memberikan dasar bagi penentuan terapi secara klinis
• Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan untuk melihat adanya ekspresi dari marker tertentu dari sel-sel tumor karsinoma payudara.
• Prinsip dasarnya adalah penggunaan antibodi monoklonal yang dimodifikasi sehingga menghasilkan warna tertentu
• Hasil yang positif akan memberikan gambaran pewarnaan sebagaimana yang diduga
• Cut off (+) pada pemeriksaan imunohistokimia adalah 10%, kecuali pada C-erb, yaitu sebesar 30%.
• Hasil pemeriksaan berguna untuk terapi karsinoma payudara dengan terapi hormonal, misalnya penggunaan Selective Estrogen Receptor Modulator (SERM) pada ER (+), dan lain-lainnya.
• Selain itu, dapat digunakan untuk menilai invasi dan prognosis dari keganasan.
Macam2
• ER --> nukleus• PR --> nukleus• p53 --> nukleus• C erb --> membran sel• Catepsin --> sitoplasma, untuk melihat invasi
Catatan Tambahan
• Mohon maaf karena kesalahpahaman, ada beberapa foto makroskopis yang tidak difoto. Adapun makros tersebut ada beberapa yang tidak ada di BPP. Oleh karena itu akan tetap diberikan petunjuknya.
• Fibroma: berasal dari telapak tangan, tampak kekuningan pada sebagian dari telapak tangan
• Rhabdomiosarkoma: berasal dari potongan paha, tampak pembesaran paha dan gambaran otot rangka yang besar
• Osteosarkoma: berasal dari potongan paha melintang, tampak massa di luar tulang yang sangat besar yang mirip dengan tulang, ukuran paha menjadi sangat besar