skenario 1 urin

28
Nama : Maya Intan Andriyani NPM : 1102012159 LI.1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Ginjal LO.1.1 Makroskopik Terletak dibelakang (posterior) abdomen bagian atas Retroperitonium, diliputi peritonium pada permukaan depannya (kurang dari 2/3 bagian) Terletak didepan dua costa terakhir (11 dan 12) dan tiga otot- otot besar, M. Transversus abdominalis, M.quadratus lumborum, M. Psoas Major Ukuran normal : 12 x 6 x 2cm Beratnya sekitar 120-150g http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/EndoSpring10/ Endo08_Lect13_files/image001.jpg Ginjal terselubungi oleh suatu lapis jaringan fibrosa yang disebut hilum yang tampak halus akan tetapi kuat. Lapisan ini menyelubungi ginjal dengan sangat ketat, tetapi dapat terbuka dengan mudah. Di bawah lapisan tersebut maka dapat terlihat ginjal dengan permukaannya yang halus dan berwarna

Upload: tan

Post on 17-Jan-2016

241 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SKENARIO 1 URIN

TRANSCRIPT

Page 1: SKENARIO 1 URIN

Nama : Maya Intan Andriyani

NPM : 1102012159

LI.1 Memahami Dan Menjelaskan Anatomi Ginjal

LO.1.1 Makroskopik

Terletak dibelakang (posterior) abdomen bagian atas Retroperitonium, diliputi peritonium pada permukaan depannya (kurang dari 2/3 bagian) Terletak didepan dua costa terakhir (11 dan 12) dan tiga otot-otot besar, M. Transversus

abdominalis, M.quadratus lumborum, M. Psoas Major Ukuran normal : 12 x 6 x 2cm Beratnya sekitar 120-150g

http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/EndoSpring10/Endo08_Lect13_files/image001.jpg

Ginjal terselubungi oleh suatu lapis jaringan fibrosa yang disebut hilum yang tampak halus akan tetapi kuat. Lapisan ini menyelubungi ginjal dengan sangat ketat, tetapi dapat terbuka dengan mudah. Di bawah lapisan tersebut maka dapat terlihat ginjal dengan permukaannya yang halus dan berwarna merah tua. Di Tengah-tengah ginjal terdapat rongga yang disebut sinus; rongga tersebut juga terlapisi oleh hilum (Gray, 1995).

Segala benda seperti pembuluh darah dan duktus ekskretorik akan memasuki ginjal melalui fisura tersebut. Duktus ekskretorik ginjal, ureter setelah masuk ke dalam ginjal akan melebar seperti sebuah kerucut, struktur ini dinamakan pelvis. Pelvis akan bercabang menjadi dua atau tiga percabangan yang akan memisah lagi yang disebut dengan calices atau infundibula; semua struktur tersebut berada di dalam rongga ginjal (Gray, 1995).

Page 2: SKENARIO 1 URIN

Bagian korteks dari ginjal berwarna merah muda, lunak, granular, dan mudah terlaserasi. Bagian yang memisah sisi-sisi dari dua piramid dimana arteri dan nervus masuk, dan dimana vena dan kelenjar limfe keluar dari ginjal disebut cortical coloumn atau columna Bertini; sementara porsi yang menghubungkan antara satu cortical coloumn dengan yang lainnya disebut cortical arch dengan kedalaman yang bervariasi dari 0,8-1,3 cm (Gray, 1995).

Bagian medulla dari ginjal, seperti yang telah ditulis sebelumnya, berwarna merah, striated, dan memiliki massa berbentuk kerucut, pyramids of Malpighi; jumlahnya bervariasi dari 8-18 bergantung pada pembentukan lobus organ pada masa embrional (Gray, 1995)

Tubuli uriniferi yang membentuk sebagian besar dari ginjal mulai dari korteks ginjal, lalu membentuk suatu sirkuit melalui korteks dan medulla, dan akhirnya berakhir di apeks Malpighian pyramids dimana cairan yang berada di dalam tubulus tersebut mengalir ke kaliks yang berada di dalam sinus ginjal. Bila permukaan dari salah satu papila diamati, maka dapat terlihat bahwa permukaan papila tersebut bertaburkan dengan depresi-depresi yang berjumlah 16-20, dan bila sediaan ginjal yang segar diberi tekanan maka dapat terlihat cairan yang terpancarkan dari depresi-depresi tersebut. Depresi-depresi tersebut bermula di korteks sebagai Malphigian bodies, Badan-badan tersebut hanya terdapat pada bagian korteks ginjal. Setiap badan tersebut terbagi atas dua bagian: suatu gumpalan pembuluh darah, Malphigian tuft; dan suatu membran pembungkus, Malphigian capsule, atau capsule of Bowman (Gray, 1995)

Tubuli uriniferi yang bermula pada Malphigian bodies dalam perjalanannya melewati korteks dan medulla dari ginjal. Setelah melewati Malphigian capsule akan ada suatu penyempitan yang disebut neck atau leher dari tubulus tersebut. Setelah itu maka tubulus akan berbelit pada bagian korteks membentuk proximal convoluted tubule. Dalam perjalanannya ke daerah medulla tubulus membentuk suatu spiral yang disebut spiral tube of Schachowa. Pada daerah medulla, tubulus tiba-tiba mengecil dan melandai ke dalam piramid dengan kedalaman yang bervariasi membentuk descending limb of Henle’ s loop; lalu tubulus akan melengkung naik (loop of Henle), membesar membentuk ascending limb of Henle’ s loop dan kembali memasuki ke korteks. Ascending limb of Henle lalu membentuk distal convoluted tubule yang menyerupai proximal convoluted tubule; ini akan berakhir dengan suatu lengkungan yang memasuki collecting tube (Gray, 1995).

Vaskularisasi Ginjal

Aorta arteri renalis sinAbdominalis & dex a.arquata a.interlobaris a.segmentalis(a.lobaris) msk ke Glomerulus (Capsula a.afferen a.interlobularis Bowman),disini terjadi filtrasi darah.

Dari cortex a.efferen v.interlobaris v.arquata v.interlobularis v.renalis sin(v.lobaris) v.segmentalis & vena cavadex inferior,masuk ke atrium dextra

Persarafan Ginjal

Plexus symphaticus renalis Serabut afferen melalui plexus renalis menuju medulla spinalis n.thoracalis X, XI, XII

LO.1.2 Mikroskopik

Setiap ginjal dibungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdapat korteks (substansia kortekalis) dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (substansial medullaris) berbentuk kerucut yang disebut piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang lubang kecil disebut papilla renalis. Tiap-tiap piramid dilapisi dengan yang lain disebut kolumna renalis, jumlah renalis +- 15-16 buah. Garis-garis yang terlihat pada piramid disebut tubulus. Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron. Nefron yang merupakan bagian terkecil dari

Page 3: SKENARIO 1 URIN

glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti saku), gelung henle, tubulus (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vareri) (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-galihwulan-5273-2-bab2.pdf)

Unit fungsional ginjal

1. Nephron

Corpus Malpighi / Renal Corpuscle

Capsula Bowmano Pars parietalis: epitel selapis gepeng. Berlanjut menjadi dinding tubulus proximalo Pars visceralis terdiri dari podocyte, melapisi endotelo Urinary space diantara kedua lapisan

Glomeruluso Gulungan kapiler, berasal dari percabangan arteriol affereno dibungkus oleh capsula Bowmano keluar sebagai vas efferent

Sel-sel di glomerulus yang berperan dalam Glomelurar filtration barrier

a. Endothelo Type fenestratao Sitoplasma melebar, tipis dan mempunyai fenestra

b. Membrana Basalis

Fusi antara membrana basalis podocyte dan endothel

o Lamina rara internao Lamina densao Lamina rara externa

c. Podocyteo Sel epiteloid besar, tonjolan sitoplasma (foot processes) bercabango Cabang sekunder (pedicle) menempel pada membrana basaliso Bersama sel endothel menyaring darah

d. Sel Mesangial intra glomerulariso Berasal dari sel jaringan mesenchymeo Pada matrix mesangial di antara kapiler glomeruluso Fagositosis benda asing, immune complex yang terjebak pada sel endothel / glomerular

filtration barriero Cabang sitoplasma sel mesangial dapat mencapai lumen kapiler, melalui sela sel endothel

Sel-sel yang berperan dalam sekresi renin

a. Macula densao Bagian dari tubulus distal di cortex berjalan diantara vas afferen dan vas efferen dan

menempel ke renal corpuscle menjadi lebih tinggi dan tersusun lebih rapat, disebut macula densa

b. Sel juxta glomerulariso Merupakan perubahan sel otot polos tunica media dinding arteriole afferen

Page 4: SKENARIO 1 URIN

o Sel otot polos berubah menjadi sel sekretorik besar bergranula yang mengandung reninc. Sel Polkisen (sel mesangial extra glomerularis)

o Sel polkisen (bantal), “lacis cells”o Mengisi ruang antara vas afferen, makula densa dan vas effereno Berasal dari mesenchyme, mempunyai kemampuan fagositosiso Berhubungan dengan sel mesangial intraglomerularo Tertanam didalam matrix mesangial

Tubulus

o Tubulus contortus proximalis

epitel selapis kubis batas2 sel sukar dilihat Inti bulat, letak berjauhan Sitoplasma asidofil (merah) Mempunyai brush border Fungsi: reabsorbsi glukosa, ion Na, Cl dan H2O

o Ansa Henle

Ansa Henle Segmen Tipis

Mirip pembuluh kapiler darah, ttp epitelnya lbh tebal, shg sitoplasma lbh jelas terlihat Dlm lumennya tdk tdp sel2 darah

Ansa Henle Segmen Tebal Pars Desendens

Mirip tub.kont.prox, ttp diameternya lbh kecil dan dindingnya lbh tipis selalu terpotong dlm berbagai potongan

Ansa Henle Segmen Tebal Pars Asenden

Mirip tub.kont.distal, ttp diameternya lbh kecil dan dindingnya lbh tipis selalu terpotong dlm berbagai potongan

o Tubulus contortus distalis

epitel selapis kubis batas2 sel lebih jelas Inti bulat, letak agak berdekatan Sitoplasma basofil (biru) Tdk mempunyai brush border Absorbsi ion Na dalam pengaruh aldosteron. Sekresi ion K

2. Ductus Coligenso Saluran pengumpul, menampung beberapa tubulus distal, bermuara sebagai ductus papillaris

Bellini di papilla reniso Mirip tub.kont.distalo Batas2 sel epitel jelaso Sel lbh tinggi dan lbh pucat

Page 5: SKENARIO 1 URIN

LI.2 Memahami Dan Menjelaskan Fisiologi Ginjal Dan Aspek Biokimia Urin

Fisiologi

Ginjal terletak secara retroperitoneal pada bagian posterior dinding abdominal pada setiap sisi kolumnar vertebra diantara T12 - L3. Ginjal kanan terletak lebih rendah sedikit berbanding ginjal kiri karena hati terletak di bagian kanan. Areteri renal bercabang dari aorta abdominal. Arteri renal kanan lebih panjang berbanding arteri renal kiri. Setiap arteri renal bercabang menjadi 5 arteri segmental sehingga memasuki hilus. Dari sinus renal, arteri segmental bercabang menjadi beberapa arteri lobar yang terdapat pada kolumnar renal. Arteri ini bercabang lagi menjadi arkuata dan areteri interlobular. Arteriol aferen yang bercabang daripada arteri interlobular akan membentuk glomerulus. Manakala vena interlobular akan bergabung membentuk vena arkuate dan seterusnya membentuk vena interlobar yang akan bergabung menjadi vena renal yang membawa darah ke jantung via vena kava.

Ginjal memainkan peranan penting dalam fungsi tubuh, tidak hanya dengan menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit dalam tubuh, mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah.

Ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh, konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh. Ginjal menyaring produk-produk sisa dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua produk sisa dalam darah yang dapat diukur adalah blood urea nitrogen (BUN) dan kreatinin (Cr).

Ketika darah mengalir ke ginjal, sensor-sensor dalam ginjal memutuskan berapa banyak air dikeluarkan sebagai urin, bersama dengan konsentrasi apa dari elektrolit-elektrolit. Contohnya, jika seseorang mengalami dehidrasi dari latihan olahraga atau dari suatu penyakit, ginjal akan menahan sebanyak mungkin air dan urin menjadi sangat terkonsentrasi. Ketika kecukupan air dalam tubuh, urin adalah jauh lebih encer, dan urin menjadi bening. Sistem ini dikontrol oleh renin, suatu hormon yang diproduksi dalam ginjal yang merupakan sebagian daripada sistem regulasi cairan dan tekanan darah tubuh (Ganong W.F.).

Fungsi Ginjal :

Fungsi spesifik ginjal bertujuan mempertahankan cairan ekstrasel (CES) yang konstan.

1. Fungsi regulasi:

Mempertahankan imbangan air seluruh tubuh;mempertahankan volume plasma yg tepat melalui pengaturan ekskresi garam dan air ⇒ pengaturan tekanan darah jangka panjang.

Mengatur jumlah & kadar berbagai ion dalam CES, spt: ion Na+, Cl-, K+, HCO3-, Ca2+, Mg2+, SO42-, PO43-,dan H+ ⇒ mengatur osmolalitas cairan tubuh.

Membantu mempertahankan imbangan asam-basadengan mengatur kadar ion H+dan HCO3-

2. Fungsi ekskresi:

Mengekskresikan berbagai senyawa asing, spt: obat,pestisida, toksin, & bbg zat eksogen yg msk ke dlm tubuh.

Membuang hasil akhir dari proses metabolisme, spt: ureum, kreatinin, dan asam urat yg bila kadarnya meningkat dalam tubuh dapat bersifat toksik

3. Fungsi hormonal:

eritropoietin: hormon perangsang kecepatan pembentukan,pematangan & penglepasan eritrosit renin: enzim proteolitik yg berperan dlm pengaturan volume CES & tekanan darah untuk mengawali

jalur RAAS yang berdampak pada reabsorbsi Na+ oleh tubulus. kalikrein: enzim proteolitik dlm pembentukan kinin, suatu vasodilator

Page 6: SKENARIO 1 URIN

beberapa macam prostaglandin & tromboksan: derivat asam lemak yg bekerja sbg hormon lokal; prostaglandin E2 & I1 di ginjal menimbulkan vasodilatasi, ↑ ekskresi garam & air, & merangsang penglepasan renin; tromboksan bersifat vasokonstriktor

4. Fungsi metaboisme:

mengubah vitamin D inaktif menjadi bentuk aktif (1,25-dihidroksi-vitamin D3), suatu hormon yg merangsang absorpsi kalsium di usus

sintesis amonia dari asam amino → untuk pengaturan imbangan asam-basa sintesis glukosa dari sumber non-glukosa(glukoneogenesis) saat puasa berkepanjangan menghancurkan/menginaktivasi berbagai hormon, spt: angiotensin II, glukoagon, insulin, & hormon

paratiroid

Proses Pembentukan Urin

1. Filtrasi glomerulus :

o pembentukan urin dimulai dg filtrasi glomerulus : aliran plasma dr kapiler glomerulus masuk ke kapsula Bowman

o ultrafiltrat hampir tidak ada protein dan sel-sel daraho jumlah filtrat yg dibentuk per satuan waktu : laju filtrasi glomerulus (LFG) normal 125

ml/menit atau 180 L/hari

LFG dipengaruhi oleh :

tekanan(1) tekanan filtrasi netto & aliran darah ginjal

luas permukaan(2) koefisien filtrasi kapiler glomerulus yang dapat melakukan filtrasi & permeabilitas membran kapiler-kapsula bowman

o Filtrasi terjadi melalui membran filtrasi, tdr atas :

1. endotel kapiler glomerulus pori yg leba

2. membran basalis tak tampak ada pori; terdiri dari glikoprotein bermuatan (-) dan kolagen yang menghasilkan kekuatan struktural.Masih mengandung sedikit protein (albumin) ≤10mg/L; melewati membran dg difusi

3. epitel kapsula Bowman berupa podosit celah diantara kakinya (filtration slit) celah tertutup membran tipis

Faktor yang mempengaruhi mempengaruhi filtrasi ialah adanyaTekanan filtrasi (Starling forces), ditentukan oleh:

o Tekanan yg mendorong filtrasi: tekanan hidrostatik di kapiler glomerulus (55mmHg) dipengaruhi oleh kekutan

kontraksi jantung serta tahanan di dlm aa.aferen & aa.eferen (derajat konstriksi & dilatasi atau diameter pemb.darah)

tekanan onkotik dlm kapsula bowman (krn hampir tdkada protein, πKB=0)

o Tekanan yg melawan filtrasi:

tekanan hidrostatik di kapsula bowman(15mmHg) tekanan onkotik protein plasma dlm kapiler glomerulus(30mmHg)

LFG = Kf x (PKG + KpB) – (PKpB + KG)

Page 7: SKENARIO 1 URIN

2. Reabsorbsi kapiler dinding tubulus : peristiwa dimana zat dlm filtrat semua zat atau sebagianperitubuler

Tubulus Proksimal

Mempunyai : ; brushborder; membran basolateral yg luas;daya reabsorpsi banyak mitokondria Reabsorpsi aktif Na+ , 65% dari jumlah yg difiltrasi (juga K+) Reabsorpsi aktif sekunder : glukosa, asam amino, HCO3

-, fosfat, sulfat Reabsorpsi pasif/parasel : urea(50% direabsorbsi), klorida(berdasarkan reabs Na+) dan H2O(65%

direabsorbsi)

Ansa Henle

Ansa Henle desenden yg tipis : permeabel untuk air, sedikit untuk solut (urea, sodium [Na+]); hanya sampai medula luar, pada nefron jukstamedula sampai medula dalam mendekati papilla. Cairan ujungnya : hiperosmotik. Ujung ansa 1200 mosm/L. Diserap 20% airHenle tipis nefron jukstamedula

Ansa Henle asenden yg tipis : tidak permeabel untuk air, permeabel untuk NaCl (keluar) dan urea (masuk)

Ansa Henle asenden yg tebal : kotranspor Natidak permeabel untuk air +, K+, 2CL- melalui transpor aktif sekunder. Mempunyai Na+ - H+ mengsekresi Hcountertransport di membran lumen +. Reabsorpsi HCO3

-.

Ansa Henle tipis dan tebal diserap 25% solut : Na+, CL-, K+, Ca++, Mg++, HCO3- diluting

segment

Tubulus Distal

Reabsorpsi Na+ & sekresi K+ menggiatkan dan menambah pompa Nadikontrol aldosteron +-K+ dan menggiatkan saluran Na+ luminal.

Sekresi pd plasma Naaldosteron + rendah, plasma K+ , Angiotensin II tinggi, ACTH Mereabsorpsi Na+ kira-kira 2%

Duktus Coligens

Reabsorbsi H2O bervariasi (menyerap 4.7% air) ,dikontrol oleh vasopresin (ADH)

3. Sekresi : peristiwa dimana zat dlm darah peritubuler disekresi ke dalam lumen tubulus

Tubulus Proksimal

Sekresi countertranspor : H+ - Na+

Sekresi aktif : asam organik (urat, PAH); basa organik (katekolamin) Sekresi obat-obatan : pencillin, salicylate

Tubulus Distal

Sekresi H+ bervariasi tergantung as-basa tubuh Sekresi K+ bervariasi

Ductus Coligens

Sekresi H+ bervariasi terantung asam basa tubuh

4. Ekskresi : peristiwa dimana zat yg difiltrasi, tidak direabsorpsi & keluar dr papila tdp dlm urin disekresi ureterkontraksi peristaltik mendorong urin ke vesika dan kumpul di vesika urinaria1-5 x/mnt

Page 8: SKENARIO 1 URIN

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Keseimbangan cairan tubuh dipertahankan mll pengaturan volume CES & osmolaritas CESo Volume CES mempertahankan tek. darah

o Mempertahankan keseimbangan garam pengaturan jangka panjang vol. CES

o Osmolaritas CES diatur ketat mencegah kembung / mengkerutnya sel2 tubuh

o Mempertahankan keseimbangan air penting untuk pengaturan osmolaritas CES

Kontrol volume CES penting dlm pengaturan tekanan darah jangka panjang2 usaha kompensasi utk ~ sementara tek.darah vol. CES kembali normal

o Refleks baroreseptor mll sistem saraf otonom merubah cardiac output dan tahanan perifero Pemindahan sementara cairan scr otomatis antara plasma & cairan interstisiilo Membantu sementara mengembalikan tek. darah ke normal kemampuan terbatas

LI.3 Memahami Dan Menjelaskan Glomerulonefritis Akut

LO.3.1 Definisi

Glomerulonefritis adalah suatu terminologi umum yang menggambarkan adanya inflamasi pada glomerulus, ditandai oleh proliferasi sel –sel glomerulus akibat proses imunologi. Glomerulonefritis terbagi atas akut dan kronis. Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya angka morbiditas pada anak maupun pada dewasa. Sebagian besar glomerulonefritis bersifat kronis dengan penyebab yang tidak jelas dan sebagian besar bersifat imunologis ( Noer , 2002 )

LO.3.2 Etiologi

Glomerulonefritis akut paska streptokokus menyerang anak umur 5 – 15 tahun, anak laki – laki berpeluang menderita 2 kali lebih sering dibanding anak perempuan , timbul setelah 9 – 11 hari awitan infeksi streptokokus.( Noer . 2006. Nelson .2002 ) Timbulnya GNA didahului oleh infeksi bakteri streptokokus ekstra renal, terutama infeksi di traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh bakteri streptokokus golongan A tipe 4, 12, 25. Hubungan antara GNA dengan infeksi streptokokus dikemukakan pertama kali oleh Lohlein tahun 1907 dengan alasan;

a. Timbul GNA setelah infeksi skarlatina

Page 9: SKENARIO 1 URIN

b. Diisolasinya bakteri streptokokus β hemolitikus

c. Meningkatnya titer streptolisin pada serum darah

Faktor iklim, keadan gizi, keadaan umum dan faktor alergi mempengaruhi terjadinya GNA, setelah terjadi infeksi kuman streptokokus. ( Hasan . 1991 ).

LO.3.3 Epidemiologi

GNAPS dapat terjadi secara sporadik ataupun epidemik. Biasanya kasus terjadi pada kelompok sosioekonomi rendah, berkaitan dengan higiene yang kurang baik dan jauh dari tempat pelayanan kesehatan.2-4 Risiko terjadinya nefritis 5% dari infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A yang menyerang tenggorokan sampai 25% yang menyerang kulit (pioderma), sedangkan tanpa melihat tempat infeksi risiko terjadinya nefritis 10-15%.3 Rasio terjadinya GNAPS pada pria dibanding wanita adalah 2:1. Penyakit ini terutama menyerang kelompok usia sekolah 5-15 tahun, pada anak < 2 tahun kejadiannya kurang dari 5%. Kejadian glomerulonefritis pasca streptokokus sudah mulai menurun pada negara maju,namun masih terus berlanjut pada negara berkembang, penurunan kejadian GNAPS berkaitan banyak faktor diantaranya penanganan infeksi streptokokus lebih awal dan lebih mudah oleh pelayanan kesehatan yang kompeten.2 Di beberapa negara berkembang, glomerulonefritis pasca streptokokus tetap menjadi bentuk sindroma nefritik yang paling sering ditemui. Attack rate dari glomerulonefritis akut terlihat memiliki pola siklus, yaitu sekitar setiap 10 tahun. (http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Diagnosis_-Dan_-Penatalaksanaan_-Glomerulonefritis_-Akut.pdf.pdf)

LO.3.4 Klasifikasi

Berdasarkan Klinis

Akut (APSGN) : gangguan klasik dan jinak berkembang secara tiba-tiba yang hampir selalu didahului infeksi streptokokus β hemolitikus dan disertai endapan kompleks imun pada membrana basalis glomerulus dan perubahan proliferatif keluar

Dibagi menjadi 2:

Postinfectious:setelah 21 hari terinfeksi streptococus dari sal.napas atau kulit Infectious:terjadi selama terinfeksi streptococcus

Subakut (RPGN): bentuk glomerulonefritis yang progresif cepat,ditandai perubahan proliperatif seluler nyata yang merusak glomerulus

Kronik (CGN) : glomerulonefritis progresif lambat yang berjalan menuju perubahan sklerotik dan obliteratif pada glomerulus menyebabkan ginjal mengisut dan kecil,kematian akibat uremia dan berlangsung 2-40 tahun

Berdasarkan penyebab terjadinya kelainan

Primer: bila penyakit dasarnya berasal dari ginjal sendiri Sekunder : bila kelainan ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain

LO.3.5 Patofisiologi dan Patogenesis

Patofisiologi

Page 10: SKENARIO 1 URIN

Patofisiologi yang mendasari terjadinya GNAPS masih belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan pemeriksaan imunofluorosensi ginjal, jelas kiranya bahwa GNAPS adalah suatu glomerulonefritis yang bermediakan imunologis. Pembentukan kompleks-imun in situ diduga sebagai mekanisme patogenesis glomerulonefritis pascastreptokokus. Hipotesis lain yang sering disebut adalah neuraminidase yang dihasilkan oleh streptokokus, merubah IgGmenjadi autoantigenic. Akibatnya, terbentuk autoantibodi terhadap IgG yang telah berubah tersebut. Selanjutnya terbentuk komplek imun dalam sirkulasi darah yang kemudian mengendap di ginjal.

Streptokinase yang merupakan sekret protein, diduga juga berperan pada terjadinya GNAPS. Sreptokinase mempunyai kemampuan merubah plasminogen menjadi plasmin. Plasmin ini diduga dapat mengaktifkan sistem komplemen sehingga terjadi cascade dari sistem komplemen. Pada pemeriksaan imunofluoresen dapat ditemukan endapan dari C3 pada glomerulus, sedang protein M yang terdapat pada permukaan molekul, dapat menahan terjadinya proses fagosistosis dan meningkatkan virulensi  kuman. Protein M terikat pada antigen yang terdapat pada basal membran dan IgG antibodi yang terdapat dalam sirkulasi.

Pada GNAPS, sistim imunitas humoral diduga berperan dengan ditemukannya endapan C3 dan IgG pada subepitelial basal membran. Rendahnya komplemen C3 dan C5, serta normalnya komplemen pada jalur klasik merupakan indikator bahwa aktifasi komplemen melalui jalur alternatif. Komplemen C3 yang aktif akan menarik  dan mengaktifkan monosit dan neutrofil, dan menghasilkan infiltrat akibat adanya proses inflamasi dan selanjutnya terbentuk eksudat. Pada  proses inflamasi ini juga dihasilkan sitokin oleh sel glomerulus yang mengalami injuri dan proliferasi dari sel mesangial.

Patogenesis

KUMAN STREPTOKOKUS TUBUH(ANTIGEN) ANTIBODI

99 %

LO.3.6 Manifestasi Klinis

ANTIBODI BEREAKSI LANGSUNG DENGAN MEMBRAN BASAL GLOM (ANTIBODI ANTI-MBG)

MERUSAK MEMBRAN

1 %KOMPLEKS ANTIGEN ANTIBODI

MELEKAT DI MEMBRAN BASAL GLOMERULUS (ENDAPAN = DEPOSIT)

AKTIVASI KOMPLEMEN

MERUSAK MEMBRANGLOMERULUS

MENYEBABKAN PROLIFERASI SEL EPITEL,ENDOTEL DAN MESANGIUM

KEBOCORAN KAPILER GLOMERULUS

Page 11: SKENARIO 1 URIN

Tanda dan gejala glomerulonefritis mungkin tergantung pada apakah Anda memiliki bentuk

akut atau kronis, dan penyebabnya. Indikasi pertama Anda bahwa ada sesuatu yang salah dapat berasal dari

gejala atau dari hasil urinalisis rutin. Tanda dan gejala termasuk:

Gejala GN akut (APSGN)

Sembab preorbita pada pagi hari (75%) Malaise, sakit kepala, muntah, panas dan anoreksia Asites (kadang-kadang) Takikardia, takipnea, rales pada paru, dan cairan dalam rongga pleura Hipertensi (tekanan darah > 95 persentil menurut umur) pada > 50% penderita Air kemih merah seperti air daging, oliguria, kadang-kadang anuria Pada pemeriksaan radiologik didapatkan tanda bendungan pembuluh darah paru, cairan dalam rongga

pleura, dan kardiomegal

Gejala awal GN kronik:

Hipertensi

Bengkak di angkle atau wajah

Kelelahan akibat anemia atau gagal ginjal

Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Sering berkemih pada malam hari

Karena kelebihan protein (proteinuria >2.5g/dL) urin keruh dan berbusa

LO.3.7 Diagnosis dan Diagnosis banding

Diagnosis

Kecurigaan akan adanya GNAPS dicurigai bila dijumpai gejala klinis berupa hematuria nyata yang timbul mendadak, sembab dan gagal ginjal akut setelahinfeksi streptokokus.Tanda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis, bukti adanya infeksi streptokokus secara laboratoris dan rendahnya kadar komplemen C3 mendukung bukti untuk menegakkan diagnosis.Tetapi beberapa keadaan dapat menyerupai GNAP seperti:

• Glomerulonefritis kronik dengan eksaserbasi akut

• Purpura Henoch-Schoenlein yang mengenai ginjal

• Hematuria idiopatik

• Nefritis herediter (sindrom Alport )

• Lupus eritematosus sistemik

Diagnosis

Pemeriksaan Fisik:

Page 12: SKENARIO 1 URIN

GNA

Mencari tanda-tanda overload cairan:

Periorbital dan / atau pedal edema Edema dan hipertensi karena overload cairan (pada 75% pasien) Crackles (yaitu, jika edema paru) Peningkatan tekanan vena jugularis Asites dan efusi pleura (mungkin)

Hal lain yang harus dicari:

Ruam (seperti vaskulitis, Henoch Schonlein purpura-, atau nefritis lupus) Muka pucat Ginjal sudut (yaitu, kostovertebral) kepenuhan atau kelembutan, sendi bengkak, atau nyeri

Hematuria, baik makroskopik (gross) atau mikroskopis Abnormal neurologis pemeriksaan atau tingkat kesadaran yang berubah (dari hipertensi ganas atau

ensefalopati hipertensi) Radang sendi

GNK

Temuan spesifik adanya uremia

Hipertensi Distensi vena jugularis (jika volume overload parah hadir) Paru rales (jika edema paru hadir) Gesekan perikardial (pericardial friction rub) di perikarditis Nyeri di daerah epigastrium atau darah dalam tinja (indikator mungkin untuk gastritis uremik atau

enteropati) Penurunan sensasi dan asteriksis (indikator untuk uremia lanjut)

Pemeriksaan Penunjang:

Laboratorium:

a. Darah (complete blood count)o Titer ASTO meningkat

Bila ditemukan kenaikan ≥250 U. Peningkatan ini dimulai pada minggu 1-3, puncak pada 3-5 minggu, dan kembali normal dalam 6 bulan. Pada pasien dengan infeksi kulit, anti-DNase B (ADB) titer lebih sensitif dibandingkan titer ASO untuk infeksi Streptococcus .

o Kadar komplemen ( C3) turun,C4 dan C5 normal

Turun pada 2 minggu pertama masa sakit,dan kembali normal lagi 6-8 minggu kemudian.

o Kadar nitrogen ureum darah (BUN) dan kreatinin plasma meningkat.

Kreatinin merupakan zat hasil metabolisme otot yang diekskresikan lewat urin melalui proses filtrasi glomerulus. Kadar normal kreatinin serum 0.7-1.5 mg/100ml.

Kadar BUN normal 20mg/100ml. Keadaan meningkatnya kadar BUN dan kreatinin disebut azotemia

Page 13: SKENARIO 1 URIN

o LED cepat Menunjukkan adanya infeksi saluran kemih

o Lekositosis Menunjukkan adanya infeksi

o Anemia normokrom normositik : Adanya anemia yang diakibatkan bocornya glomerulus,penurunan eritropoietin dan tidak adanya gangguan keseimbangan as.folat,b12 dan besi

o Kadar Albumin plasma menurun : Menunjukkan adanya kebocoran yang terjadi di glomerulus sehingga albumin banyak yang diekskresikan bersama urin.

Gangguan ekskresi kalium, air bebas, dan hasil asam dalam hiperkalemia, hiponatremia, dan rendah kadar bikarbonat serum, masing-masing.

Gangguan hasil produksi hormon vitamin D-3 di hypocalcemia, hiperfosfatemia, dan tingkat tinggi hormon paratiroid

b. Biopsi Ginjal

 Prosedur ini melibatkan penggunaan jarum khusus untuk mengekstrak potongan-potongan kecil jaringan ginjal untuk pemeriksaan mikroskopis untuk membantu menentukan penyebab dari peradangan,derajat penyakit dan proses keparahan inflamasi

c. Urinalisis (menggunakan urine 24 jam)o Proteinuria (<1g/dl)

Protein normal di urin <10mg/dL atau <100mg/hari yang terdiri dari albumin dan tamm-horsfall(protein tubulus). Uji yang digunakan ada 2,pertama dengan menggunakan uji strip

reagent(dipstick) yaitu dengan menggunakan carik celup dengan membandingkan warna pada label yang nilainya 0-4+.

Tingkatan dipstick Konsentrasi protein(mg/dl)

0 0-5

Samar 5-20

1+ 30

2+ 100

3+ 300

4+ 1000

Kedua dengan cara konvensional menggunakan metode presipitasi (panas dan asam) dengan asam sulfosalisilat dan asam asetat.

o Hematuria setiap berkemih

eritrosit normal di urin 0-1/lpb. Uji dipstick untuk mengetahui adanya darah samar. Bila hasilnya positif maka dilakukan uji mikroskopis urine.

Page 14: SKENARIO 1 URIN

o BJ meningkat

Diukur dengan kapasitas pengapungan hidrometer dan urinometer dalam suatu silinder urine. BJ norma 1003-1030. Cara ini tergantung dengan besarnya berat dan jumlah partikel terlarut. Menunjukkan adanya proteinuria

o Silinder : eritrosit, granula dan lilin

Normal silinder di urin 0-2/lpk. Merupakan cetakan protein yang dibentuk di tubulus con.distal dan ductus coligens

o Sedimen : jumlah eritrosit, leokosit, epithel tubulus renal meningkat

d. Kultur darah dan kultur jaringan

Kultur darah diindikasikan pada pasien dengan demam, imunosupresi, intravena (IV) sejarah penggunaan narkoba, shunts berdiamnya, atau kateter. Kultur darah dapat menunjukkan hipertrigliseridemia, penurunan laju filtrasi glomerulus, atau anemia.

Kultur dari tenggorokan dan lesi kulit untuk menyingkirkan spesies Streptococcusdapat diperoleh.

d. Radiografi

Radiografi dada diperlukan pada pasien dengan batuk, dengan atau tanpa hemoptysis (misalnya, Wegener granulomatosis, sindrom Goodpasture, kongesti paru). Pencitraan radiografi perut (yaitu, computed tomography [CT]) diperlukan jika abses viseral diduga; juga mencari abses dada.

CT scan kepala tanpa kontras mungkin diperlukan dalam setiap pasien dengan hipertensi ganas atau perubahan status mental.

Ultrasonografi ginjal samping tempat tidur mungkin tepat untuk mengevaluasi ukuran ginjal, serta untuk menilai echogenicity dari korteks ginjal, mengecualikan obstruksi, dan menentukan tingkat fibrosis. Sebuah ukuran ginjal kurang dari 9 cm adalah sugestif dari jaringan parut yang luas dan rendah dan kemungkinan reversibilitas.

Echocardiography dapat dilakukan pada pasien dengan murmur jantung baru atau kultur darah positif untuk menyingkirkan endokarditis atau efusi perikardial.

d. Patologi Anatomi

Glomerulus dengan ploriferasi sel-sel endotel kapiler dan sel-sel epitel capsula bowma,tubulus melebar,jaringan interstitium sembab,serbukan sel-sel radang menahun

Diagnosis banding

Page 15: SKENARIO 1 URIN

GNAPS harus dibedakan dengan beberapa penyakit glomerulonefritis penyebab lainnya, yaitu:Henoch-Schonlein purpura, IgA nephropathy, MPGN, SLE, ANCA-positive vasculitis. Untuk membedakan seperti yang terdapat dalam tabel dibawah ini:

(http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Diagnosis_-Dan_-Penatalaksanaan_-Glomerulonefritis_-Akut.pdf.pdf)

a. MPGN

Glomerulonefritis Mesangiocapillary atau membranoproliferatif (MPGN) mungkin memiliki penyajian

yang hampir identik dengan glomerulonefritis akut poststreptococcal. Manifestasi awal seringkali lebih

serius pada orang dengan MPGN dibandingkan pada mereka dengan nefropati IgA, fungsi ginjal

berkurang secara nyata (yaitu, ketinggian besar kreatinin serum)

b. Berger disease( IgA nefropati)

Berger disease atau IgA nefropati biasanya muncul sebagai sebuah episode dari gross hematuria yang terjadi selama tahap awal penyakit pernapasan, tidak ada periode laten terjadi, dan hipertensi atau edema jarang terjadi.Episode berulang gross hematuria, terkait dengan penyakit pernapasan, diikuti dengan hematuria mikroskopis gigih, sangat sugestif nefropati IgA. Sebaliknya, glomerulonefritis akut poststreptococcal biasanya tidak kambuh, dan episode kedua jarang terjadi.

c. IgA associated glomerulonephritis (Henoch-Schönlein purpura nephritis)

Dalam kasus atipikal ditemukan banyak kesamaan denga APSGN. Semua manifestasi klinis APSGN telah dilaporkan pada orang dengan Henoch Schonlein-nefritis purpura, meskipun hipertensi dan edema yang signifikan ditemukan kurang umum pada individu dengan Henoch Schonlein purpura-dibandingkan pada mereka dengan APSGN. Selain itu, bukti dari penyakit streptokokus sebelumnya biasanya kurang pada individu dengan Henoch Schonlein-nefritis purpura, dan nilai-nilai komplemen (C3 dan / atau C4) biasanya normal.

LO.3.8 Pemeriksaan fisik dan penunjang

Page 16: SKENARIO 1 URIN

LO.3.9 Tatalaksana

SuportifPengobaan GNAPS umumnya bersifat suportif. Tirah baring umumnya diperlukan jika pasien tampak sakit misalnya kesadaran menurun, hipertensi, edema. Diet nefritis diberikan terutama pada keadaan dengan retensi cairan dan penurunan fungsi ginjal. Jika terdapat komplikasi seperti gagal ginjal, hipertensi ensefalopati, gagal jantung, edema paru, maka tatalaksananya disesuaikan dengan komplikasi yang terjadi.

Medikamentosa

Antibiotik Pada infeksi streptokokus, terapi antibiotik dini dapat mencegah respon antibodi terhadap exoenzymes dan membuat kultur tenggorokan negatif, tetapi tidak dapat mencegah perkembangan PSGN.

- Golongan penisilin dapat diberikan untuk eradikasi kuman, dengan amoksisilin 50 mg/kg BB dibagi 3 dosis selama 10 hari. Jika alergi terhadap golongan penisilin, diganti dengan eritromisin 30 mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis.

Antihipertensi Antihipertensi biasanya tidak diperlukan setelah anak meninggalkan rumah sakit, meskipun hipertensi ringan dapat bertahan untuk sebanyak 6 minggu. Obat-obat yang dapat digunakan rentang seluruh rentang antihipertensi, seperti vasodilator (misalnya, hydralazine), saluran-blocking agen kalsium (misalnya, long-acting nifedipin, amlodipin), atau angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor (misalnya, enalapril).

Diuretik Diberikan untuk mengatasi retensi cairan dan hipertensi. Jika terdapat hipertensi, berikan obat antihipertensi, tergantung pada berat ringannya hipertensi.Loop diuretik penurunan volume plasma dan edema dengan menyebabkan diuresis. Penurunan volume plasma dan stroke volume yang terkait dengan output diuresis penurunan jantung dan, akibatnya, tekanan darah.

BedahTidak diperlukan tindakan bedah.

Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll)

Rujuk ke dokter nefrologi anak bila terdapat komplikasi gagal ginjal, ensefalopati hipertensi, gagal jantung.

 2.   Pemantauan

TerapiMeskipun umumnya pengobatan bersifat suportif, tetapi pemantauan pengobatan dilakukan terhadap komplikasi yang terjadi karena komplikasi tersebut dapat mengakibatkan kematian. Pada kasus yang berat, pemantauan tanda vital secara berkala diperlukan untuk memantau kemajuan pengobatan.

Tumbuh KembangPenyakit ini tidak mempunyai pengaruh terhadap tumbuh kembang anak, kecuali jika terdapat komplikasi yang menimbulkan sekuele

LO.3.10 Komplikasi

Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari, terjadi sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan uremia, hiperkalemia, dan hiperfosfatemia. Walau oliguria atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, namun bila hal ini terjadi maka dialisis peritoneum kadang-kadang di perlukan.17,18 Hipertensi ensefalopati, didapatkan gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Ini disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.2,3 Gangguan sirkulasi berupa dispne, ortopne, terdapatnya ronki basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh darah, melainkan juga

Page 17: SKENARIO 1 URIN

disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat memberas dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di miokardium.2 Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di samping sintesis eritropoetik yang menurun.

LO.3.11 Progonosis

Sebagian besar pasien akan sembuh, tetapi 5% di antaranya mengalami perjalanan penyakit yang memburuk dengan cepat pembentukan kresen pada epitel glomerulus. Diuresis akan menjadi normal kembali pada hari ke 7-10 setelah awal penyakit, dengan menghilangnya sembab dan secara bertahap tekanan darah menjadi normal kembali. Fungsi ginjal (ureum, kreatinin) membaik dalam 1 minggu dan menjadi normal dalam waktu 3-4 minggu. Komplemen serum menjadi normal dalam waktu 6-8 minggu. Tetapi kelainan sedimen urin akan tetap terlihat selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pada sebagian besar pasien.Beberapa penelitian lain menunjukkan adanya perubahan histologis penyakit ginjal yang secara cepat terjadi pada orang dewasa. Selama komplemen C3 belum pulih dan hematuria mikroskopis belum menghilang, pasien hendaknya diikuti secara seksama oleh karena masih ada kemungkinan terjadinya pembentukan glomerulosklerosis kresentik ekstra-kapiler dan gagal ginjal kronik.

LO.3.12 Pencegahan

Tidak ada cara untuk mencegah kebanyakan bentuk glomerulonefritis.Namun, berikut adalah

beberapa langkah yang mungkin bermanfaat:

Mencari pengobatan yang tepat dari infeksi tenggorokan menyebabkan sakit tenggorokan atau impetigo.

Untuk mencegah infeksi yang dapat menyebabkan beberapa bentuk glomerulonefritis, seperti HIV dan hepatitis,

ikuti aman-seks pedoman dan menghindari penggunaan narkoba suntikan.

Kontrol tekanan darah Anda, yang mengurangi kemungkinan kerusakan ginjal dari hipertensi.

Kontrol gula darah anda untuk membantu mencegah nefropati diabetes.

LI.4 Memahami Dan Menjelaskan Pandangan Islam terhadap darah dan urin

�م� ل ه� و�س� �ي �ه ع�ل �ي� ص�ل�ى الل �ب �ه م الن �اس ف�ق�ال� ل �ه الن �او�ل �ن ج�د� ف�ت م�س �ال� ف�ي ال �ي! ف�ب اب �عر� ة� ق�ال� ق�ام� أ ر� ي �ي ه ر� ب� عن أ

ر�ين� وا م ع�س+ ع�ث ب �م ت ر�ين� و�ل �س+ م م ي ت ع�ث �م�ا ب �ن 5ا م�ن م�اء3 ف�إ وب و ذ�ن� جال5 م�ن م�اء3 أ �ه� س� �ول د�ع وه و�ه�ر�يق وا ع�ل�ى ب

Abu Hurairah berkata, "Seorang Arab badui berdiri dan kencing di Masjid, lalu orang-orang ingin mengusirnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda kepada mereka:

"Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencingnya dengan setimba air, atau dengan seember air, sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk membuat kesulitan." (HR. Bukhari)

Air Kencing Manusia Adalah Najis

Berbeda dengan air kencing binatang ternak, yang para ulama berbeda pendapat tentang statusnya, apakah suci atau najis, untuk air kencing manusia, semua ulama sepakat tentang kenajisannya.

Berkata Imam Nawawi :

ن� �م�ي ل م س �جم�اع� ال �ا �ج�س> ب ر� ف�ن �ي �ب ك د�م�ى+ ال �ول اآل م�ا ب� ف�أ

 “Adapun air kencing orang dewasa adalah najis menurut kesepakatan para ulama.“ [1]

Hal itu berdasarkan dalil-dalil di bawah ini :

Page 18: SKENARIO 1 URIN

Pertama : Firman Allah subhanau wata’ala :

�ث� �ائ ب خ� ه�م ال �ي م ع�ل ح�ر+ �ات� و�ي +ب �ه م الط�ي ح�ل� ل و�ي

          “Dan yang menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk .“  (Qs. al-A’raf : 157)

Menurut Imam Malik bahwa segala yang buruk adalah segala sesuatu yang diharamkan di dalam Islam, sedang menurut Imam Syafi’I bahwa segala sesuatu yang buruk adalah segala sesuatu yang diharamkan untuk dimakan dan segala sesuatu yang jijik.[2]  Dari kedua pendapat ulama tersebut, maka air kencing termasuk sesuatu yang najis.  

Kedua : hadist Ibnu Abbas :  

�ح�د ه م�ا م�ا أ� �ير3 أ �ب �ان� ف�ي ك ع�ذ�ب �ان� و�م�ا ي ع�ذ�ب �ي �ه م�ا ل �ن ن� ف�ق�ال� إ ي ر� �ق�ب �م� ب ل ه� و�س� �ي �ه ع�ل �ي� ص�ل�ى الل �ب �اس3 ق�ال� : م�ر� الن ن� ع�ب ع�ن اب

ر3 ل+ ق�ب ز� ف�ي ك ن� ف�غ�ر� �صف�ي ق�ه�ا ن �ة5 ف�ش� طب �خ�ذ� ج�ر�يد�ة5 ر� م� أ �م�يم�ة� ث �الن �مش�ي ب �ان� ي خ�ر ف�ك م�ا اآل� �ول� و�أ ب �ر م�ن ال �ت ت �س �ان� ال� ي ف�ك

ا �س� ب �ي �م ي ه م�ا م�ا ل خ�ف+ف ع�ن �ه ي �ع�ل �م� ف�ع�لت� ه�ذ�ا ق�ال� ل �ه� ل س ول� الل �ا ر� وا ي و�اح�د�ة5 ق�ال

Dari Ibnu 'Abbas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lewat di dekat dua kuburan, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya keduanya sedang disiksa, dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena tidak bersuci setelah kencing, sementara yang satunya suka mengadu domba." Kemudian beliau mengambil sebatang dahan kurma yang masih basah, beliau lalu membelahnya menjadi dua bagian kemudian menancapkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Para sahabat pun bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan ini?" beliau menjawab: "Semoga siksa keduanya diringankan selama batang pohon ini basah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist di atas menjelaskan bahwa orang yang tidak bersuci (cebok) setelah kencing akan diadzab di dalam kuburan, hal ini menunjukkan bahwa air kencing itu najis.

Ketiga : hadist orang Badui yang kencing di masjid :

ل�م� د�ع وه ه� و�س� �ي �ه ع�ل �ي� ص�ل�ى الل �ب �ه م الن �اس ف�ق�ال� ل �ه الن �او�ل �ن ج�د� ف�ت م�س �ال� ف�ي ال �ي! ف�ب اب �عر� ة� ق�ال� ق�ام� أ ر� ي �ي ه ر� ب� عن أ

ر�ين� وا م ع�س+ ع�ث ب �م ت ر�ين� و�ل �س+ م م ي ت ع�ث �م�ا ب �ن 5ا م�ن م�اء3 ف�إ وب و ذ�ن� جال5 م�ن م�اء3 أ �ه� س� �ول و�ه�ر�يق وا ع�ل�ى ب

 Abu Hurairah berkata, "Seorang Arab badui berdiri dan kencing di Masjid, lalu orang-orang ingin mengusirnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda kepada mereka: "Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencingnya dengan setimba air, atau dengan seember air, sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk membuat kesulitan." (HR. Bukhari)

Perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyiram bekas air kencing dengan air, menunjukkan bahwa air kencing itu najis.

Keempat :  Hadist Anas bin Malik :

�ه ر� م�ن ق�ب �ن� ع�ام�ة� ع�ذ�اب� ال �ول� ؛ ف�إ ب ه وا م�ن� ال �ز� �ن ل�م� : ت ه� و�س� �ي �ه ع�ل ول الله� ص�ل�ى الل س �نس ق�ال� : ق�ال� ر� ع�ن أ

Dari Anas, bahwasanya ia berkata, bahwasanya Rasulullah shallallahu ’alahi wassalam bersabda : “Bersihkan dari air kencing, karena sesungguhnya kebanyakan adzab kubur itu dari air kencing (yang tidak dibersihkan)“ (HR. Daruquthni) [3]

Page 19: SKENARIO 1 URIN

II. Hukum Berobat Dengan Kencing Manusia

Setelah kita mengetahui bahwa air kencing manusia adalah najis berdasarkan dalil-dalil di atas, maka hukum berobat dengan air kencing manusia sama dengan hukum berobat dengan barang najis, boleh atau tidak? Para ulama berbeda pendapat :

Pendapat Pertama : Berobat dengan barang najis, termasuk di dalamnya air kencing manusia haram. Ini pendapat sebagian ulama Syafi’iyah. [4]

Dalil-dalilnya sebagai berikut :

 Pertama : Hadist Abu Darda’ , bahwasanya Rosulullah shallallahu a’laihi wasallam bersabda :

3 ام �ح�ر� �د�او�وا ب �د�او�وا و�ال� ت ل+ د�اء3 د�و�اء5 ف�ت �ك ل� الد�اء� و�الد�و�اء� و�ج�ع�ل� ل ز� �ن �ه� أ إن� الل

“Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala telah menurunkan penyakit dan menurunkan obat, serta menyediakan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram. “ (HR. Abu Daud)

Kedua : Hadist Abu Hurairah radiyallahu anhu, bahwasanya ia berkata :

 

�يث� خ�ب ل�م� ع�ن الد�و�اء� ال ه� و�س� �ي �ه ع�ل �ه� ص�ل�ى الل س ول الل �ه�ى ر� ن

“ Rosulullah saw melarang untuk berobat dengan barang yang haram ". (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Ketiga :  Atsar Ibnu Mas’ud radiyallahu anhu, bahwasanya ia berkata :

م ك �ي م� ع�ل م ف�يم�ا ح�ر� ف�اء�ك �جع�ل ش� �م ي �ه� ل �ن� الل إ

 “Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan kesembuhan kamu di dalam sesuatu yang diharamkan.” (HR. Bukhari)

          Pendapat Kedua : Dibolehkan berobat dengan kencing manusia, jika hal itu memang bisa menyembuhkan dan tidak ada obat mubah yang lainnya, serta dianjurkan oleh dokter muslim. Ini adalah pendapat sebagian ulama Hanafiyah[5], dan sebagian ulama Syafi’iyah. [6]

Berkata : Ibnu Nujaim al-Hanafi  :

�ة� ت م�ي ل ال �ك �ح�ل� له أ �ع ي ج�ائ خ�مر� و�ال ب ال ر �ج وز له ش ان� ي ع�طش� �ن� ال ى أ �ر� �ال� ت ف�اء� أ �ش ت س د� اال� اق�ط�ة> ع�ن م�ة س� ح ر �ن� ال و�ه�ذ�ا أل�

“Dan ini, karena keharaman menjadi gugur ketika seseorang berobat (dalam keadaan darurat),  bukankah orang yang sangat haus dibolehkan minum khomr dan orang yang kelaparan dibolehkan untuk makan bangkai (dalam keadaan darurat). “  [7]

Ibnu Rusydi di dalam kitab al Bayan wa at Tahshil memberikan rincian, jika air kencing itu diminum, maka hal itu tidak dibolehkan, karena najis, tetapi jika dipakai untuk mengobati luka atau sakit luar (untuk obat luar), maka dibolehkan. Beliau juga

Page 20: SKENARIO 1 URIN

mengatakan bahwa hukum berobat dengan air kencing ini lebih ringan daripada berobat dengan khomr, karena Allah menyebutkan di dalam Al Qur’an secara tegas dan jelas agar kita menjauhi khomr. Adapun kencing tidak disebutkan di dalam Al Qur’an, jadi hukumnya lebih ringan. [8]

Berkata Imam Nawawi :

ص وص م�ن م�ذه�ب و�ال ك�ر� ه�ذ�ا ه و� ال ر� الم س ات� غ�ي �ج�اس� ع الن ه� ج�م�ي و�اء> ف�ي �ز> س� خ�مر� ف�ه و� ج�ائ ر� ال ات� غ�ي �ج�اس� �الن �د�او�ى ب م�ا الت� و�أ

ج مه ور �ه� ق�ط�ع� ال و�ب

          “Adapun berobat dengan sesuatu yang najis selain khomr, maka hal itu dibolehkan, dan berlaku bagi semua yang najis yang tidak memabukkan. Ini adalah pendapat yang dipilih madzhab (syafi’I) dan sudah tertulis serta diyakini oleh mayoritas (ulama syafi’iyah). “ [9]   

Imam Mawardi menjelaskan bahwa jika seseorang kehausan dan takut mati, tidak mendapatkan apa-apa kecuali air najis atau kencing, maka dibolehkan baginya untuk meminumnya, tetapi minum air najis lebih ringan dibanding minum air kencing, karena najisnya air itu berasal dari luar, sedangkan najisnya kencing, berasal dari dalam kencing itu sendiri( najis lidzatihi ) . Oleh karena itu dibolehkan juga berobat dengan air kencing, jika tidak ada obat yang suci. [10]

          Adapun dalil-dalil yang diungkapkan ulama Syafi’iyah adalah sebagai berikut :

Pertama : Firman Allah swt :

ح�يم>  ه� غ�ف ور> ر� �ن� الل ه� إ �ي م� ع�ل �ث � ع�اد3 ف�ال إ �اغ3 و�ال ر� ب ف�م�ن� اضط ر� غ�ي

“ Maka, barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Qs Al Baqarah : 173 )

Kedua :  hadist ‘Urayinin,  

�ق�اح3 �ل �م� ب ل ه� و�س� �ي �ه ع�ل �ي� ص�ل�ى الل �ب ه م الن م�ر�� �ة� ف�أ م�د�ين �و�وا ال �ة� ف�اجت ن ي و ع ر�

� ل3 أ �اس> م�ن ع ك ن ن� م�ال�ك3 ق�ال� ق�د�م� أ �س� ب �ن ع�ن أ�ع�م� ف�ج�اء� �اق وا الن ت ل�م� و�اس ه� و�س� �ي �ه ع�ل �ي+ ص�ل�ى الل �ب اع�ي� الن �ل وا ر� �م�ا ص�ح�وا ق�ت �ق وا ف�ل ط�ل �ه�ا ف�ان �ان ب ل

� �ه�ا و�أ و�ال ب� وا م�ن أ ب ر� �ش �ن ي و�أ

ه م ن عي� ت أ م�ر� �ه م و�س ل ج ر

� �ه م و�أ د�ي ي� م�ر� ف�ق�ط�ع� أ

� �ه�م ف�أ �ه�ار ج�يء� ب �ف�ع� الن ت �م�ا ار �ار�ه�م ف�ل �ع�ث� ف�ي آث �ه�ار� ف�ب و�ل� الن� �ر ف�ي أ خ�ب ال

ق�ون� س ق ون� ف�ال� ي �س ت �س ة� ي ح�ر� ق وا ف�ي ال ل و�أ

Dari Anas bin Malik berkata, "Beberapa orang dari 'Ukl atau 'Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi." ( HR Bukhari dan Muslim )

Page 21: SKENARIO 1 URIN

          Ketiga : bahwa berobat itu dalam keadaan darurat, maka hukum berobat dengan air kencing manusia seperti hukum orang yang terpaksa makan bangkai, sehingga dibolehkan.

Keempat : bahwa makan racun hukum haram, tetapi berobat dengan racun sudah menjadi kebiasaan masyarakat, artinya obat yang diminum oleh masyarakat sebenarnya adalah racun, tetapi masyarakat biasa-biasa saja, tidak ada ulama yang mengingkarinya. Makanya, kalau minum obat banyak-banyak dan over dosis bisa menyebabkan kematian. Kalau berobat dengan racun ini saja boleh, tentunya dengan air kencingpun dibolehkan. [11]  

Kelima :  Kaidah Fiqh yang berbunyi:

ة ور� نزل م�نزلة الض ر الح�اج�ة ت

“ Kebutuhan itu dianggap sebagai sesuatu yang darurat “ [12]

1. Dalam kasus berobat dengan air kencing manusia, barangkali dia sudah berobat kemana-mana tapi belum juga sembuh, jika berobat dengan air kencing manusia ini bisa dijadikan alternatif, maka hal itu dibolehkan.   

Kesimpulan :

           Setelah menyebutkan beberapa pendapat ulama tentang hukum berobat dengan kencing manusia, kita mengetahui bahwa hal tersebut masih dalam katagori masalah khilafiyah. Oleh karenanya, sebagai seorang muslim diharapkan tidak menggampangkan masalah seperti ini, kalau tidak benar-benar dalam keadaan darurat, maka lebih baik, tidak berobat dengan air kencing. Kita harus yakin bahwa yang menyembuhkan penyakit itu adalah Allah, maka carilah obat yang halal dan baik, Insya Allah, kesembuhan itu akan datang.

(http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/356/hukum-berobat-dengan-air-kencing-manusia/)

Gandasoebrata R . 2010 . Penuntun Laboratorium Klinik.Cetakan keenambelas . Jakarta : Dian Rakyat

Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC

http://emedicine.medscape.com/article/980685-medication#showall

http://www.kidney.org/atoz/content/glomerul.cfm

http://www.mayoclinic.com/health/glomerulonephritis/DS00503/DSECTION=tests-and-diagnosis

http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-puzf261.htm

Kumar V,et al. 2008. Patologi Anatomi : Robbins edisi 7 vol 2. Jakarta

Page 22: SKENARIO 1 URIN

Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. 1996. Buku Ajar Histologi. Ed 5. Jakarta : EGC.

Noer MS . Glomerulonefritis, 2002. In Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO. Buku Ajar Nefrologi Anak. 2nd .Ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 323-361

Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 1995. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Ed. 4. Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Ed. 2. Jakarta : EGC.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Suharti, C. 2009. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 5. Jilid 2. Jakarta : Interna Publishing.