tugas mandiri 1 urin

37
Tugas Mandiri Nama : Irfan Arif Z NPM : 1102013140 LI 1 : Memahami dan Menjelaskan Anatomi Ginjal dan Saluran Kemih LO 1.1 : Anatomi makro Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang tanah, terdapat sepasang dan posisinya retroperitoneal. Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas pada dua costa terakhir yaitu costa 11 dan 12. Ukuran normal ginjal : 12x6x2 cm dengan berat 130 gram. Posisi ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena ada hati yang mendesak ginjal kanan. Ginjal kanan terletak pada tepi atas vertebra thoracal 12 sampai tepi atas vertebra lumbal 4, sedangkan ginjal kiri terletak pada pertengahan vertebra thoracal 11 sampai pertengahan vertebra lumbal 3. Perbedaan panjang kedua ginjal adalah 1,5cm. Bagian-bagian ginjal antara lain: ektremitas superior/polus cranial, extremitas inferior/polus caudalis, margo medialis (menuju ke belakang )dan margo lateralis (menuju kedepan). Pada margo medialis terdapat hilum renalis yang merupakan tempat

Upload: irfanarifzulfikar

Post on 22-Dec-2015

283 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Tahun ajaran 2014/2015

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mandiri 1 Urin

Tugas Mandiri

Nama : Irfan Arif ZNPM : 1102013140

LI 1 : Memahami dan Menjelaskan Anatomi Ginjal dan Saluran Kemih LO 1.1 : Anatomi makro

Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang tanah, terdapat sepasang dan posisinya retroperitoneal. Ginjal terletak di bagian belakang abdomen atas pada dua costa terakhir yaitu costa 11 dan 12. Ukuran normal ginjal : 12x6x2 cm dengan berat 130 gram. Posisi ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena ada hati yang mendesak ginjal kanan. Ginjal kanan terletak pada tepi atas vertebra thoracal 12 sampai tepi atas vertebra lumbal 4, sedangkan ginjal kiri terletak pada pertengahan vertebra thoracal 11 sampai pertengahan vertebra lumbal 3. Perbedaan panjang kedua ginjal adalah 1,5cm.

Bagian-bagian ginjal antara lain: ektremitas superior/polus cranial, extremitas inferior/polus caudalis, margo medialis (menuju ke belakang )dan margo lateralis (menuju kedepan). Pada margo medialis terdapat hilum renalis yang merupakan tempat keluar-masuknya ureter, arteri&vena renalis, nervus dan vasa limphatica. Pada bagian atas ginjal terdapat topi yang disebut grandula suprarenal. Ginjal kanan berbentuk pyramid dan kiri berbentuk bulan sabit.

Ginjal dilapisi oleh capsula fibrosa yang berikatan longgar dengan jaringan dibawahnya yaitu fascies renalis. Fascies renalis terbagi dua yaitu: lamina anterior didepan dan lamina posterior dibelakang. Bagian kanan dan kiri menyatu dengan fascies transversus abdominalis

Page 2: Tugas Mandiri 1 Urin

membentuk rongga yang dilapisi lemak disebut corpus adiposum. Lemak-lemak itu sendiri dibungkus oleh capsula adipose.

Vaskularisasi Ginjal

Ciri khas vascularisasi ginjal :Dalam vas afferens, mempunyai myoepitel (pada capsula bawmani) yang berfungsi sebagai otot kontraksi.Terdapat arterio venosa anastomosisAda “end artery” yaitu pembuluh nadi yang buntu yang tidak mempunyai sambungan dengan kapiler.

Persyarafan Ginjal N. Subcostalis XII N. Illiohypogastricus N. Illioinguinalis.

Sumber : Putz, Reinhard & Reinhard Pabst. 2006. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 2 Edisi 22. Jakarta: EGC

LO 1.2 : Anatomi Mikroskopis Glomerulus

Glomerulus adalah massa kapiler yang berbelit-belit terdapat sepanjang perjalanan arteriol, dengan sebuah arteriol aferen memasuki glomerulus dan sebuah arteriol eferen meninggalkan glomerulus. Epitel parietal, yaitu podosit, mengelilingi sekelompok kecil kapiler dan di antara ansa kapiler dekat arteriol aferen dan eferen terdapat tangkai dengan daerah bersisian dengan lamina basal kapiler yang tidak dilapisi endotel. Dalam daerah seperti itu terletak sel mesengial. Sel mesangial ini dapat berkerut jika dirangsang oleh angiotensin, dengan akibat berkurangnya aliran darah dalam kapiler glomerulus. Selain itu, sel mesangial dianggap bersifat fagositik dan akan bermitosis untuk proliferasi pada beberapa penyakit ginjal. Berdekatan dengan glomerulus, sel-sel otot polos dalam tunika media arteriol aferen bersifat epiteloid. Intinya bulat dan sitoplasmanya mengandung granula. Sel-sel ini adalah sel Juksta-glomerular (JG). Sel jukstaglomerular berespons

Page 3: Tugas Mandiri 1 Urin

terhadap peregangan di dinding arteriol afferen, suatu baroreseptor. Pada penurunan tekanan darah, sel jukstaglomerular melepaskan enzim renin. Makula densa, suatu bagian khusus tubulus kontortus distal yang terdapat di antara arteriol aferen dan eferen. Makula densa tidak mempunyai lamina basal. Makula densa berespons pada perubahan NaCl di filtrat glomerular.

◄Gambar 1-6. Glomerulus: arteri aferen (AA), sel Juxtaglomerulus (JC), makula densa (MD), tanda panah menunjukkan granula yang mungkin merupakan renin yang dihasilkan oleh JC. Tanda bintang merupakan nulcei dari sel-sel endotelial arteriole aferen glomerulus

Apparatus Juksta Glomerularis

Apparatus juksta glomerularis berfungsi mengatur sekresi renin dan terletak di polus vascularis. Apparatus juksta glomerularis terdiri dari:

Macula Densa

Sel dinding tubulus distal yang berada dekat dengan glomerulus berubah menjadi lebih tinggi dan tersusun lebih rapat. Fungsi: atur kecepatan filtrasi glomerulus

Sel Juksta Glomerularis

Merupakan perubahan sel otot polos tunika media

dinding arteriol afferen menjadi sel sekretorik besar bergranula. Granula sel ini berisikan rennin

Page 4: Tugas Mandiri 1 Urin

Sel Polkissen/Lacis/Mesangial Extra Glomerularis

a) Terdapat diantara makula densa, vas afferen dan vas efferentb) Bentuk gepeng, panjang, banyak prosesus sitoplasma halus dengan jalinan mesangial.c) Berasal dari mesenchyme, mempunyai kemampuan fagositosis

Kapsul Bowman

Kapsul Bowman, pelebaran nefron yang dibatasi epitel, diinvaginasi oleh jumbai kapiler glomerulus sampai mendapatkan bentuk seperti cangkir yang berdinding ganda. Terdapat rongga berupa celah yang sempit, rongga kapsula, di antara lapisan luar atau parietal (epitel selapis gepeng) dan lapisan dalam atau viseral (sel besar yaitu podosit) yang melekat erat pada jumbai kapiler. Podosit memiliki pedicle /foot processes. Di anatara pedikit terdapat flitration slit membrane. Sel endotelial kapiler memiliki fenstra pada sitoplasma. Berguna untuk hasil fenestrasi.

Tubulus Proksimal

Tubulus proksimal di korteks ginjal mempunyai bagian berkelok-kelok (pars contortus) dan bagian yang lurus (pars rectus), sedangakan di medulla menjadi ansa henle segmen tebal pars descendens. Tubulus proksimal berfungsi untuk reabsorbsi. Semua glukosa, protein, dan asam amino, hampir semua karbohidrat dan 75-85% air di reabsorbsi disini. Dinding tubulus proksimal disusun oleh epitel selapis kuboid, sitoplasma bersifat asidofili, batas antar sel tidak jelas,terdapat mikrofili yang membentuk gambaran brush border.

Tubulus Distal

Tubulus proksimal di korteks ginjal mempunyai bagian berkelok-kelok (pars contortus) dan bagian yang lurus (pars rectus), sedangakan di medulla menjadi

Page 5: Tugas Mandiri 1 Urin

ansa henle segmen tebal pars ascendens. Tubulus kontortus distal lebih pendek dibandingkan dengan tubulus kontortus proksimal. Dinding tubulus dilapisi epitel selapis kuboid, sitoplasma bersifat basofilik, inti gelap, dan tidak ada brush border. Tubulus kontortus distal mengabsorpsi NaCl dengan air, meningkatkan volume dan tekanan darah.

Ansa Henle

Segmen tipis. Peralihan dari pars descendens yang tebal (tubulus proximal pars rekta) ke segmen tipis biasanya mendadak, berselang beberapa sel dengan perubahan epitel kuboid dan torak rendah ke gepeng. Diameter luar segmen tipis hanya 12-15 μm, dengan diameter lumen relatif besar, sedangkan tinggi epitel hanya 1-2 μm.

Segmen tebal. Pars descendens segmen tebal dindingnya mirip tubulus kontortus proksimal tetapi lebih kecil. Sedangkan, pars ascendens segmen tebal mirip dengan tubulus kontortus distal.

Duktus Koligen

Duktus koligen atau duktus eksretorius bukan merupakan bagian dari nefron. Setiap tubulus kontortus distal berhubungan dengan duktus koligens melalui sebuah cabang sampai duktus koligen yang pendek yang terdapat dalam berkas medular; terdapat beberapa cabang seperti itu. Duktus koligen berjalan dalam berkas medula menuju medula. Di bagian medula yang lebih ke tengah, beberapa duktus koligens bersatu untuk membentuk duktus yang besar yang bermuara ke apeks papila. Saluran ini disebut duktus papilaris (Bellini) dengan diameter 100-200 μm atau lebih. Muara ke permukaan papila sangat besar, sangat banyak dan sangat rapat, sehingga papila tampak seperti sebuah tapisan (area cribrosa).Sel-sel yang yang melapisi saluran ekskretorius ini bervariasi ukurannya, mulai dari kuboid rendah di bagian proximal sampai silindris tinggi di duktus papilaris utama. Batas sel teratur dengan sedikit interdigitasi dan umumnya sel tampak pucat dengan beberapa organel. Duktus koligen menyalurkan kemih dari nefron ke pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air yang dipengaruhi oleh hormon anti-diuretik (ADH).

Page 6: Tugas Mandiri 1 Urin

Sumber : Leeson, C. Roland. 1996. Buku Ajar Histologi, Edisi V. Jakarta: EGC

LI 2 : Memahami dan Menjelaskan Fisiologi ginjal LO 2.1 : Sekresi, Filtrasi, reabsorpsi, ekskresi Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin (Price dan Wilson, 2012). Menurut Sherwood (2011), ginjal memiliki fungsi yaitu:

a. Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh. b. Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. c. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh. d. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh. e. Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.

Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian akan mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang diambil dari darah pun diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Setelah ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan berkemih dan keadaan memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra. Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas oleh kapiler glomerulus tetapi tidak difiltrasi, kemudian di reabsorpsi parsial, reabsorpsi lengkap dan kemudian akan dieksresi.Sumber : http://digilib.unila.ac.id/

Page 7: Tugas Mandiri 1 Urin

LO 2.2 : Pembentukan urin Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air ( 96%) air dan sebagian kecil zat terlarut ( 4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam kandung kemih dan dibuang melalui proses mikturisi. (Evelyn C. Pearce, 2002). Proses pembentukan urin, yaitu : a. Filtrasi (penyaringan) : capsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat 7 bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urin primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat seperti glukosa, asam amino dan garam-garam. b. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urin primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urin sekunder) dengan kadar urea yang tinggi. c. Sekresi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine adalah :

Hormon ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel

AldosteronHormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin

ProstaglandinProstagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal

GlukokortikoidHormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium

ReninSelain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis pada :1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )4. Innervasi ginjal dihilangkan5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )

Page 8: Tugas Mandiri 1 Urin

Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah.

Zat - zat diuretikBanyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.

Suhu internal atau eksternalJika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin.

Konsentrasi DarahJika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urin menurun.Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/

LO 2.3 : Peran Ginjal dalam keseimbangan cairan tubuh Ginjal memiliki 2 (dua) fungsi utama yaitu:

1. Menyaring sisa-sisa metabolisme dari cairan darah dan mengeluarkannya dalam bentuk air kemih.2. Menjaga keseimbangan air dan ion-ion mineral dalam darah agar tekanan osmotik cairan tubuh tetap seimbang.

Selain itu ginjal juga memiliki beberapa fungsi tambahan lain sebagai berikut:

1. Menghasilkan hormon erythropoetin yang berperanan dalam membantu pembuatan sel darah merah.2. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kadar kalsium darah dan kesehatan tulang.

Mekanisme Pengaturan Kadar Air Tubuh

Pengaturan kadar air tubuh (osmoregulasi) melibatkan sel-sel osmoreseptor dan baroreseptor yaitu sel-sel sensoris yang berperan memonitor perubahan konsentrasi ion natrium atau volume air (tekanan osmotik) darah. Sel-sel baroreseptor tersebut terletak didalam dinding sinus karotid dan berperan memberikan informasi ke tempat spesifik di otak (hipotalamus). 

Apabila tekanan osmose darah meningkat akan memacu sekresi hormon vasopresin atau ADH (antidiuretic hormone) dari hipofisa posterior yang berperan meningkatkan reabsorpsi air pada tubulus kolektivus ginjal, sebaliknya jika tekanan osmose darah menurun akan menekan sekresi ADH sehingga banyak kencing. ADH bekerja merangsang sel tubulus kolektivus ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi air. Vasopresin juga menyebabkan kontriksi otot polos pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat untuk kembali ke normal.

Page 9: Tugas Mandiri 1 Urin

Regulasi tekanan osmotic cairan tubuh (osmoregulasi) yaitu pengaturan kadar air untuk terciptanya tekanan osmosis darah yang seimbang (isotonis). Mekanisme osmoregulasi terjadi jika tekanan osmose darah meningkat, maka akan memacu sekresi ADH (antidiuretic hormone) yang berperan meningkatkan reabsorpsi air pada tubulus kontortus distal ginjal sehingga air banyak diserap kembali (reabsorpsi) dan tekanan kembali normal.

Jika tubuh kekurangan air dan tidak segera diganti, maka akan mengakibatkan dehidrasi. Hiperosmolalitas dan hipovolemia dideteksi oleh sel osmoreseptor dan baroreseptor yaitu sel sensoris yang berperan memonitor perubahan konsentrasi ion natrium atau volume air (tekanan osmotik) dalam darah. Baroreseptor tersebut terletak dalam dinding sinus karotid berperan memberikan informasi ke tempat spesifik di otak. 

Pengolahan informasi tersebut dalam hipothalamus menghasilkan pembebasan hormon vasopresin dari neuron kelenjar pituitaria posterior. ADH bekerja merangsang sel tubulus kolektivi ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi air. Vasopresin juga menyebabkan kontraksi otot polos pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat untuk kembali ke normal.

Regulasi kadar ion natrium (sodium)

Ion Natrium (sodium) merupakan elektrolit utama dalam tubuh secara terus-menerus dikeluarkan lewat urin dan perkeringatan. Pengaturan kadar ion Natrium melibatkan sel-sel korteks adrenal (hormon aldosteron) dan sel-sel tubulus ginjal. Ion Natrium (Sodium) merupakan ion utama yang menyusun elektrolit tubuh. Natrium secara terus menerus dikeluarkan lewat urin dan keringat. 

Sel khusus yang terdapat pada dinding pembuluh darah ginjal berperan sebagai osmoreseptor berperan memantau kadar ion natrium dalam darah. Jika kadar natrium turun (osmolaritas menurun), maka sel tersebut mengeluarkan enzim renin yang mengubah angiotensinogen menjadi angeiotensin I kemudian  angiotensin II. 

Angiotensin II sebagai hormon berperan merangsang sel korteks adrenal untuk mensintesis dan mensekresikan aldosteron. Aldosteron merangsang sel-sel tubulus ginjal untuk meningkatkan reabsorpi natrium dalam urin sehingga kadar natrium darah kembali seimbang (normal).

Peran ginjal sangat penting dalam menjaga suasana lingkungan internal agar tetap sesuai untuk kelangsungan proses fisiologis di dalam sel atau yang disebut homeostasis (W.B. Cannon). Pada tubuh manusia, sel-sel yang menyusun jaringan berada dalam suatu lingkungan yang disebut lingkungan 

Page 10: Tugas Mandiri 1 Urin

internal. Claude Bernard (bangsa Perancis) menamakan lingkungan internal tersebut dengan istilah melieu interieur. Lingkungan internal tersebut tidak lain adalah ruang antarsel. Ruang antarsel bukan merupakan suatu ruangan kosong, melainkan ruangan yang dipenuhi dengan cairan, demikian juga ruang dalam sel (sitoplasma).

Menurut Ganong (1991), komposisi tubuh kita sebagian besar merupakan cairan yaitu kurang lebih 60%. Cairan tubuh, berdasarkan keberadaannya (letak) dapat dibedakan menjadi cairan ekstraseluler (CES) 20 %, dan intraseluler (CIS) 40%. Cairan ekstraseluler dapat dibedakan menjadi cairan interseluler (jaringan) 75%, dan cairan plasma dan limfe 25%. Sebagai contoh, seseorang dengan berat badan 50 Kg, maka cairan tubuh total sekitar 30 L. 20 L CIS, 10 L CES, 7,5 cairan jaringan dan 2,5 L cairan palsma dan limfe.

Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik dengan asam, basa, dan garam kuat.Sumber : http://www.smallcrab.com/

LI 3 : Memahami dan Menjelaskan Gromerulonefritis dan Sindroma nefrotik LO 3.2 : Etiologi

GlomerulonefritisSebagian besar etiologi GN tidak diketahui kecuali yang disebabkan oleh infeksi beta streptokokus pada GN paska infeksi streptokokus atau akibat virus hepatitis C. Faktor presipitasi misalnya infeksi dan pengaruh obat atau pajanan toksin dapat menginisiasi terjadinya respon imun serupa yang menyebabkan GN dengan mekanisme yang sama.Sumber : Setiati siti, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed.VI. Jakarta : InternaPublishing

LO 3.4 : Patofisiologi Glomerulonefritis

Secara garis besar terdapat dua mekanisme terjadinya glomerulonefritis yaitu:a. circulating immune complex b. terbentuknya deposit kompleks imun secara in situ.

Pada kebanyakan kasus glomerulonefritis akut diawali dengan infeksi saluran napas atas yang disebabkan oleh streptococcus β hemolitikus grup A yang memiliki antigen seperti protein M, neuraminidase, endostreptosin (preabsorbing antigen), protein kationik (cationic

Page 11: Tugas Mandiri 1 Urin

proteins), streptococcal pyogenic exotoxin B, streptokinase, dan nephritis associated plasmin receptor. Contoh neuraminidase yang dihasilkan oleh streptokokus akan mengubah IgG endogen menjadi autoantigen. Terbentuknya autoantibodi terhadap IgG yang telah berubah tersebut, mengakibatkan pembentukan komplek imun yang bersirkulasi, kemudian mengendap dalam ginjal Pada mekanisme yang kedua terjadi akibat antigen dari membran basal glomerulus sendiri atau substansi yang dari luar yang terjebak pada glomerulus. Kerusakan glomerulus akibat sistem komplemen dengan atau tanpa sel inflamasi. Kerusakan akibat proses inflamasi :Melibatkan : Sel inflamasi (PMN , monosit/makrofag dan trombosit) Molekul adesi Kemokin

Endapan kompleks imun akan memicu proses inflamasi yang menyebabkan proliferasi sel. Proses inflamasi diawali dengan melekat dan bergulirnya sel inflamasi pada permukaan sel endotel. Proses ini dimediasi molekul adesi selektin. Sel endotel melepaskam molekul CD31 atau PECAM 1 (platelet endotelial cell adhesion molecule-1) yang merangsang aktivasi sel inflamasi. Reaksi ini menimbulkan peningkatan pengeluaran adesi integrin (reseptor di permukaan sel) pada sel inflamasi dan semakin eratnya penempelan sel inflamasi dengan sel endotel. Perlekatan ini dimediasi oleh VLA-4 (vascullar cell adhesion) dan VCAM-1 (vascular cell adhesiom molecule-1). Proses selanjutnya yaitu migrasi sel inflamsi melalui celah antar sel. Sel inflamasi keluar dengan efek kemotaktik yritu perpindahan dari pembuluh darah ke jaringan.

Kerusakan akibat sistem komplemen :Pada glomerulonefritis komplemen berperan mencegah masuknya Ag dan dapat pula menginduksi reaksi inflamasi. Endapan kompleks imun sub epitel akan mengaktivasi jalur klasik dan menghasilkan membrana attack complex. Kerusakan glomerulonefritis terjadi akibat terbentuknya fragmen komplemen aktif. Fragmen komplemen C3a, C4a,C5abersifat anafiloktasin yang menyebakan permeabilitas kapiler meningkat dan C5a memounyai efek kemotaktik terhadap leukosit.

Mediator inflamasi pada kerusakan glomerulus :Netrofil mengeluarkan enzim lisosom dan protease yang menyebabkan kerusakan. Granul spesifik yang membentuk laktoferin membentuk oksigen radikal.Sumber : Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC

LO 3.6 : Manifestasi Klinis Sindroma Nefrotik

Page 12: Tugas Mandiri 1 Urin

Manifestasi Klinis nya berupa: Proteinuria Edema Penuruna jumlah urin, urin gelap, berbusa Hematuria Anoreksia Diare Pucat Gagal tumbuhSumber : http://digilib.unimus.ac.id/

LO 3.7 : Diagnosis & diagnosis bandingDiagnosis Banding

GlomerulonefritisGNAPS harus dibedakan dengan beberapa penyakit glomerulonefritis penyebab lainnya, yaitu: Henoch-Schonlein purpura, IgA nephropathy, MPGN, SLE, ANCA-positive vasculitis.Sumber : http://pustaka.unpad.ac.id/

Sindroma NefrotikDiagnosis bandingnya berupa edema dan asites akibat penyakit hati dan malnutrisiSumber : http://www.dokterdesa.com/

LO 3.10 : Prognosis Sindroma Nefrotik

Prognosisnya bervariasi, tergantung kepada penyebab, usia penderita dan jenis kerusakan ginjal yang bisa diketahui dari pemeriksaan mikroskopik pada biopsi. Gejalanya akan hilang seluruhnya jika penyebabnya adalah penyakit yang dapat diobati (misalnya infeksi atau kanker) atau obat-obatan. 

Prognosis biasanya baik jika penyebabnya memberikan respon yang baik terhadap kortikosteroid.Anak-anak yang lahir dengan sindroma ini jarang yang bertahan hidup sampai usia 1 tahun, beberapa diantaranya bisa bertahan setelah menjalani dialisa atau pencangkokan ginjal. 

Prognosis yang paling baik ditemukan pada sindroma nefrotik akibat glomerulonefritis yang ringan; 90% penderita anak-anak dan dewasa memberikan respon yang baik terhadap pengobatan. Jarang yang berkembang menjadi gagal ginjal, meskipun cenderung bersifat kambuhan. Tetapi setelah 1 tahun bebas gejala, jarang terjadi kekambuhan. 

Sindroma nefrotik akibat glomerulonefritis membranosa terutama terjadi pada dewasa

Page 13: Tugas Mandiri 1 Urin

dan pada 50% penderita yang berusia diatas 15 tahun, penyakit ini secara perlahan akan berkembang menjadi gagal ginjal. 50% penderita lainnya mengalami kesembuhan atau memiliki proteinuria menetap tetapi dengan fungsi ginjal yang adekuat. Pada anak-anak dengan glomerulonefritis membranosa, proteinuria akan hilang secara total dan spontan dalam waktu 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. 

Sindroma nefrotik familial dan glomerulonefritis membranoproliferatif memberikan respon yang buruk terhadap pengobatan dan prognosisnya tidak terlalu baik. Lebih dari separuh penderita sindroma nefrotik familial meninggal dalam waktu 10 tahun. Pada 20% pendeita prognosisnya lebih buruk, yaitu terjadi gagal ginjal yang berat dalam waktu 2 tahun. Pada 50% penderita, glomerulonefritis membranoproliferatif berkembang menjadi gagal ginjal dalam waktu 10 tahun. Pada kurang dari 5% penderita, penyakit ini menunjukkan perbaikan. 

Sindroma nefrotik akibat glomerulonefritis proliferatif mesangial sama sekali tidak memberikan respon terhadap kortikosteroid. 

Pengobatan pada sindroma nefrotik akibat lupus eritematosus sistemik, amiloidosis atau kencing manis, terutama ditujukan untuk mengurangi gejalanya. Pengobatan terbaru untuk lupus bisa mengurangi gejala dan memperbaiki hasil pemeriksaan yang abnormal, tetapi pada sebagian besar penderita terjadi gagal ginjal yang progresif. Pada penderita kencing manis, penyakit ginjal yang berat biasanya akan timbul dalam waktu 3-5 tahun. 

Prognosis pada sindroma nefrotik akibat infeksi, alergi maupun pemakaian heroin intravena bervariasi, tergantung kepada seberapa cepat dan seberapa efektif penyebabnya diatasi.Sumber : http://www.susukolostrum.com/

LO 3.11 ; Pemeriksaan Penunjang Sindroma Nefrotik

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain: 1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin 2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari 3. Pemeriksaan darah

3.1 darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis, trombosit, hematokrit, LED) 3.2 kadar albumin dan kolesterol plasma

Page 14: Tugas Mandiri 1 Urin

3.3 kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara klasik atau dengan rumus Schwarzt 3.4 kadar komplemen C3; bila dicurigai lupus eritematosus sistemik pemeriksaan ditambah dengan komplemen C4, ANA (anti nuclear antibody), dan anti ds-DNASumber : http://pustaka.unpad.ac.id/

GromerulonefritisUrinalisis Pada pemeriksaan urin rutin ditemukan hematuri mikroskopis ataupun makroskopis (gros), proteinuria. Proteinuri biasanya sesuai dengan derajat hematuri dan berkisar antara ± sampai 2+ (100 mg/dL).Bila ditemukan proteinuri masif (> 2 g/hari) maka penderita menunjukkan gejala sindrom nefrotik dan keadaan ini mungkin ditemukan sekitar 2-5% pada penderita GNAPS.Ini menunjukkan prognosa yang kurang baik. Pemeriksaan mikroskopis sedimen urin ditemukan eritrosit dismorfik dan kas eritrosit, kas granular dan hialin (ini merupakan tanda karakteristik dari lesi glomerulus) serta mungkin juga ditemukan leukosit. Untuk pemeriksaan sedimen urin sebaiknya diperiksa urin segar pagi hari. Darah Kadang-kadang kadar ureum dan kreatinin serum meningkat dengan tanda gagal ginjal seperti hiperkalemia, asidosis, hiperfosfatemia dan hipokalsemia. Komplemen C3 rendah pada hampir semua pasien dalam minggu pertama, tetapi C4 normal atau hanya menurun sedikit, sedangkan kadar properdin menurun pada 50% pasien. Keadaan tersebut menunjukkan aktivasi jalur alternatif komplomen. Penurunan C3 sangat mencolok pada penderita GNAPS kadar antara 20-40 mg/dl (harga normal 50-140 mg.dl). Penurunan komplemen C3 tidak berhubungan dengan derajat penyakit dan kesembuhan. Kadar komplemen C3 akan mencapai kadar normal kembali dalam waktu 6-8 minggu. Bila setelah waktu tersebut kadarnya belum mencapai normal maka kemungkinan glomerulonefritisnya disebabkan oleh yang lain atau berkembang menjadi glomerulonefritis kronik atau glomerulonefritis progresif cepat. Anemia biasanya berupa normokromik normositer, terjadi karena hemodilusi akibat retensi cairan. Di Indonesia 61% menunjukkan Hb < 10 g/dL. Anemia akan menghilang dengan sendirinya setelah efek hipervolemiknya menghilang atau sembabnya menghilang.Adanya infeksi streptokokus harus dicari dengan melakukan biakan tenggorok dan kulit. Biakan mungkin negatif apabila telah diberi antimikroba sebelumnya. Beberapa uji serologis terhadap antigen streptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya infeksi, antara lain antistreptozim, ASTO, antihialuronidase, dan anti Dnase B. Skrining antistreptozim cukup bermanfaat oleh karena mampu mengukur antibodi terhadap beberapa

Page 15: Tugas Mandiri 1 Urin

antigen streptokokus. Titer anti streptolisin O mungkin meningkat pada 75-80% pasien dengan GNAPS dengan faringitis, meskipun beberapa strain streptokokus tidak memproduksi streptolisin O, sebaiknya serum diuji terhadap lebih dari satu antigen streptokokus. Bila semua uji serologis dilakukan, lebih dari 90% kasus menunjukkan adanya infeksi streptokokus, titer ASTO meningkat pada hanya 50% kasus. Pada awal penyakit titer antibodi streptokokus belum meningkat, hingga sebaiknya uji titer dilakukan secara serial. Kenaikan titer 2-3 kali berarti adanya infeksi.Pencitraan Gambaran radiologi dan USG pada penderita GNAPS tidak spesifik. Foto toraks umumnya menggambarkan adanya kongesti vena sentral daerah hilus, dengan derajat yang sesuai dengan meningkatnya volume cairan ekstraseluler. Sering terlihat adanya tanda-tanda sembab paru (di Indonesia 11.5%), efusi pleura (di Indonesia 81.6%), kardiomegali ringan (di Indonesia 80.2%), dan efusi perikardial (di Indonesia 81.6%). Foto abdomen dapat melihat adanya asites. Pada USG ginjal terlihat besar dan ukuran ginjal yang biasanya normal. Bila terlihat ginjal yang kecil, mengkerut atau berparut, kemungkinannya adalah penyakit ginjal kronik yang mengalami eksaserbasi akut. Gambaran ginjal pada USG menunjukkan peningkatan echogenisitas yang setara dengan echogenisitas parenkhim hepar. Gambaran tersebut tidak spesifik dan dapat ditemukan pada penyakit ginjal lainnya.Sumber : http://pustaka.unpad.ac.id/

LI 4 : Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan penunjang LO 4.2 : Pemeriksaan urinalisis & fungsi ginjal

Urinalisis adalah suatu analisa terhadap penampilan, konsentrasi, dan kandungan urine untuk mendeteksi adanya kelainan medis, seperti infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, atau diabetes. Tidak ada risiko maupun efek samping yang diakibatkan oleh urinalisis.Untuk mendapatkan hasil tes yang akurat, Anda akan disarankan untuk menghindari beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil, diantaranya:- hindari makanan yang dapat mengubah warna urine, seperti buah blackberry dan bit. - tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan sebelum pemeriksaan. - sebelum pemeriksaan, hentikan konsumsi obat yang dapat mengubah warna urine.Pengambilan sampel urine dapat dilakukan di rumah, klinik, atau rumah sakit. Anda akan diberi wadah steril untuk menaruh sampel urine. Proses ini sederhana dan hanya memakan waktu beberapa menit saja.Sebelum pengambilan sampel urine, terlebih dahulu cuci tangan dan daerah kelamin dengan sabun untuk meminimalkan kontaminasi. Lakukan pengambilan sampel urine di dalam toilet. Dalam proses tersebut, usahakan agar kelamin tidak bersentuhan dengan wadah. Kumpulkan sekitar 30 ml sampai 60 ml urine. Setelah selesai, cucilah tangan Anda dan berikan sampel urine tersebut ke petugas kesehatan. Sampel urine akan dianalisa di laboratorium

Page 16: Tugas Mandiri 1 Urin

berdasarkan penampilan, bau, tingkat keasaman, warna, kejernihan, berat jenis, kadar protein, pH, kadar gula, dan adanya bakteri atau sel-sel abnormal.Sumber : http://rumahsakit.unair.ac.id/

LI 5 : Memahami dan menjelaskan urin dan darah menurut islam Urin

Di antara tujuan utama dari syari'at Islam adalah mempertahankan/menjaga jiwa manusia. Dan berdasarkan hal tersebut, maka datang hukum-hukum syari'at dalam masalah ini dalam jumlah yang banyak. Dan di antara hukum-hukum tersebut adalah perintah untuk membersihkan diri dan bersuci dari najis yang hakiki (seperti air kencing dll). Kemudian kesucian dari najis dijadikan sebagai kunci dan syarat yang harus ada setiap kali shalat. 

Syari'at Islam telah memperinci dengan perinciian yang sangat rinci dalam masalah najis ini. Karena najis-najis ini adalah tempat-tempat di mana di dalamnya terdapat banyak sumber (penyebab) penyakit. Dan di dalam syariat Islam terdapat bermacam-macam pembersih/penyuci dari najis-najis tersebut. Hal itu tergantung pada jenis najis dan bentuknya. Di antara najis-najis tersebut ada yang bisa dihilangkan dan dibersihkan dengan mencucinya dengan air -dan ini kebanyakannya- atau menuangkan air di atasnya. Dan di antaranya pula ada yang dibersihkan dengan menggosoknya dengan tanah, atau dengan menghilangkannya atau dengan mengubahnya ke zat lain ... Dan cara-cara lainnya untuk membersihkan. 

Dan syari'at Islam membagi najis menjadi dua, yaitu najis mughalazhah (besar/berat) dan mukhaffah (ringan). Dan dari pembedaan dan pembagian ini ada yang berkaitan dengan pembedaaan antara air kencing bayi laki-laki -yang hanya mengonsumi ASI saja- dengan air kencing bayi perempuan. Maka syari'at Islam menjadikan air kencing bayi laki-laki sebagai bagian dari najis mukhaffah (ringan) dan cukup dibersihkan dengan percikan air di atasnya, sementara syari'at menjadikan air kencing bayi wanita sebagai bagian dari mughalazhah (besar/berat) dan tidak sempurna cara penyucian/pembersihannya kecuali dengan mencuci sisa-sisanya dengan air. 

Ilmu pengetahuan modern telah mengungkap sebuah rahasia di antara beberapa rahasia di balik pembedaan antara air kencing bayi laki-laki dan bayi perempuan, dan menetapkan bahwasanya di sana ada perbedaan di antara keduanya. 

Dan dalam tulisan ini, kami akan membawakan hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang membedakan antara air kencing bayi laki-laki (yang masih menyusu) dan bayi perempuan(yang masih menyusu). Dan kami akan membawakan sejumlah perkataan ulama dalam masalah ini. Dan juga kami akan mengetengahkan suatu eksperimen ilmiah modern yang dilakukan dalam masalah ini. 

Hadits-Hadits Nabi Yang Membedakan Antara Air Kencing Bayi Laki-Laki Dan Bayi Perempuan 

Kencingnya seorang bayi atau anak-anak adalah suatu hal yang banyak terlihat dan terjadi berulang-ulang di setiap keluarga dan rumah. Oleh sebab itu datang sejumlah hadits

Page 17: Tugas Mandiri 1 Urin

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam masalah ini. Dari Ummu Qais binti Mihshan radhiyallahu 'anha:

وسلم" عليه الله صلى الله رسول إلى الطعام يأكل لم صغير لها بابن أتت أنهابماء فدعا ثوبه على فبال حجره في وسلم عليه الله صلى الله رسول فأجلسه

" صحيحه في البخاري أخرجه يغسله ولم : 90/ 1فنضحه برقم مسلم 221، وأخرجه ،1/ 238 : برقم ،287. 

" Bahwa dia datang membawa anak laki-lakinya yang masih kecil yang belum memakan makanan (masih menyusu) kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendudukkannya (bayi tersebut) di pangkuan beliau, kemudian anak itu kencing di baju beliau. Lalu beliau meminta air, kemudian memercikinya (dengan air) dan tidak mencucinya." (HR. al-Bukhari dalam Shahihnya no. 221 dan Muslim no. 287) 

Dan dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

, على" فبال بصبي فأتي لهم فيدعو بالصبيان يؤتى وسلم عليه الله صلى النبي كان " صحيحه في البخاري أخرجه يغسله ولم إياه فأتبعه بماء فدعا :2338/ 5ثوبه برقم ،

5994. 

" Pernah dibawa kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beberapa bayi laki-laki, lalu beliau mendo’akan mereka. Lalu dibawa kepada beliau seorang bayi laki-laki (yang masih menyusu), kemudian bayi itu kencing di baju beliau. Kemudian beliau meminta air, kemdian menuangkannya (memercikkan) ke baju yang terkena kencing tersebut dan tidak mencucinya." (HR. al-Bukhari no. 5994) 

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari Abi as-Samh radhiyallahu 'anhu:

" سننه" في داود أبو أخرجه الغالم بول من ويرش الجارية بول من ،156/ 1يغسلداود 376برقم: أبي صحيح في األلباني وصححه ،1 /75 : برقم ،362. 

" Air kencing bayi perempuan dicuci, sedangkan air kencing bayi laki-laki cukup disiram (diperciki air)." (HR. Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 362) 

Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anha berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

: ," , فإذا" يطعما لم ما هذا قتادة قال يغسل الجارية وبول عليه ينضح الغالم بولمسنده في أحمد أخرجه بولهما غسل : 76/ 1طعما برقم شعيب 563، إسناده وصحح ،

المسند على تعليقه في  األرنؤوط

Page 18: Tugas Mandiri 1 Urin

" Air kencing bayi laki-laki (dibersihkan dengan) disiram/diperciki air dan air kencing bayi perempuan dicuci." Qatadah rahimahullah berkata:" Ini kalau keduanya belum memakan makanan, sedangkan jika sudah memakan makanan maka dicuci air kencing dari keduanya." (HR. Ahmad dalam Musnad beliau no. 563, dan sanadnya dinyatakan shahih oleh Syu'aib al-Arna'uth dalam Ta'liq beliau terhadap al-Musnad) 

Dari Ummi Kurzin al-Khuza’iyyah radhiyallahu 'anha berkata:

, فبالت" بجارية وأتي فنضح به فأمر عليه فبال بغالم وسلم عليه الله صلى النبي أتي " مسنده في أحمد أخرجه فغسل به فأمر : 440/ 6عليه برقم في 27517، شعيب وقال ،

: لغيره صحيح المسند على  تعليقه

" Pernah didatangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang anak laki-laki (bayi), lalu ia mengencingi beliau shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau memerintahkan (seseorang untuk mengambil air) lalu dipercikinya (bekas kencing tersebut). Dan pernah didatangkan kepada beliau seorang anak (bayi) perempuan lalu mengencinginya, kemudian ia memerintahkan (seseorang untuk mengambil air) lalu dicucinya. (HR Ahmad di dalam Musnad beliau no. 2751. Syu'aib al-Arna'uth dalam Ta'liq beliau terhadap al-Musnad berkata: Shahih Lighairihi) 

Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang semakna. 

Perkataan Para Ulama Seputar Hadits-Hadits Ini 

Dalam sebagian lafazh hadits Ummu Qais binti Mihshan radhiyallahu 'anhadisebutkan:

" الطعام" يأكل لم صغير لها  بابن

"(dia datang) Dengan membawa anaknya yang masih kecil dan belum memakan makanan." (al-Muwatha' karya imam Malik rahimahullah) 

Maksudnya adalah bahwa dia (bayi tersebut) belum mengonsumsi sesuatu selain ASI. Ibnu Hajar rahimahullah berkata:" Yang dimaksud dengan makanan adalah selain ASI yang ia minum (dari ibunya), kurma yang ditahnikkan kepadanya dan madu yang dijilatnya untuk pengobatan dan lain-lain. Maka seakan-akan yang dimaksud adalah bahwa dia belum diberi nutrisi dengan selain ASI secara mandiri." (Fathul Bari 1/326) 

Adapun makna النضح adalah memercikan dengan air. Al-Khaththabi rahimahullahberkata:" An-Nadh (memercikan) adalah melewatkan (mengalirkan) air di atas suatu benda dengan cara yang halus tanpa disertai gosokan dan menekannya. Sedangkan al-Ghusl (mencuci) dilakukan dengan adanya tekanan dan perasan." (Syarh Sunnah karya al-Baghawai 2/84-85) 

Pembedaan Antara Air Kencing Bayi Laki-Laki Dan Perempuan Ditinjau Dari Penelitian Ilmiah Modern 

Page 19: Tugas Mandiri 1 Urin

Penelitian ilmiah modern –yang dilakukan di bidang ini- mengungkapkan adanya perbedaan antara urin (air kencing) bayi laki-laki dan bayi perempuan. Dan salah satu penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Ashil Muhammad Ali dan Ahmad Muhammad Shalih dari Universitas Dohuk, Irak. Dan kesimpulan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 

Telah selesai proses pengkajian persentase keberadaan bakteri dalam urin/air kencing bayi dalam masa menyusu dan bayi yang baru lahir, di mana mereka mengumpulkan sampel urin bayi secara acak yang berjumlah 73 bayi (35 perempuan dan 38 laki-laki). Mereka mengklasifikasikan/mengelompokkannya ke dalam empat kelompok umur; umur di bawah satu bulan, umur satu bulan sampai dua bulan, kemudian (dari dua bulan) sampai tiga bulan dan kemudian lebih dari tiga bulan dengan kemungkinan meningkatnya konsumsi makanan. Sampel dikumpulkan dan diangkut langsung untuk diperiksa secara laboratoris dan proses terus berlanjut selama beberapa bulan, dengan mempertimbangkan kemungkinan tingkat maksimum sterilisasi dan menghindari kontaminasi. 

Dan kajian tersebut menggunakan metode yang digunakan Dr. Hans Christian Gram, yang ditemukan pada tahun 1884 dalam pewarnaan bakteri (metode Gram staining), yang mana warna ungu menunjukkan bakteri Gram positif dan warna merah untuk negative. Semua sampel yang diuji dengan memilih bidang bakteri mikroskopis untuk menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan standar pembesaraan 100 kali lipat. Dan ditemukan bahwa semua Gram negatif, dan diklasifikasikan bahwa ia masuk sebagai bakteri Escherichia Coli. 

Dan hasilnya adalah sebagai berikut: 

Pertama: Pada kelompok usia nol sampai 30 hari, prosentase keberadaan bakteri dalam urin bayi perempuan 95,44% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 41,9 sedangkan pada bidang yang sama untuk bayi laki-laki hanya berjumlah 2 saja. 

Kedua: Pada kelompok umur (dari satu bulan sampai dua bulan) prosentase keberadaan bakteri dalam urin bayi perempuan 91,48% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 24,1 sementara jumlah dalam bayi laki-laki hanya 2,25. 

Ketiga: Pada kelompok usia 2-3 bulan, prosentase keberadaan bakteri dalam urin bayi perempuan 93,69% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 24,1 sementara jumlah pada kasus bayi laki-laki hanya 1,6. 

Keempat: Pada kelompok usia lebih dari 3 bulan, prosentase bakteri dalam urin bayi perempuan 69% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan 13,9 sementara dalam kasus urin bayi laki-laki jumlahnya 6,8. 

Dan di antara perbandingan di antara jenis yang sama kita cermati bahwa prosentase jumlah bakteri pada perempuan (urin bayi perempuan) terus menurun dengan bertambahnya usia, di

Page 20: Tugas Mandiri 1 Urin

mana prosentase tersebut pada kelompok usia kurang dari satu bulan adalah 41,9. Sedangkan pada kelompok usia di atas tiga bulan kita cermati bahwa prosentasenya turun menjadi 13,9 bertolak belakang dengan apa yang diamati pada laki-laki. Di mana prosentase bakteri dalam kelompok usia kurang dari dua bulan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang ada pada kelompok usia di atas tiga bulan ( yaitu 6,8). 

Dan kita simpulkan dari hal ini bahwa prosentase bakteri pada perempuan adalah tinggi sejak hari-hari awal usianya, tanpa melihat perkembangan usia dan terlepas dari apakah ia sudah mulai mengonsumsi makanan atau tidak. Adapun laki-laki maka keberadaan bakteri jauh lebih rendah pada hari-hari pertama usianya. Dan prosentase ini mulai meningkat secara bertahap dengan berlalunya waktu, terutama ketika melewati bulan ketiga dari usianya, yang mana meningkatnya kemungkinan mulai peningkatan prosentase tersebut dengan mengonsumsi makanan .(dinukil dari: http://www.nooran.org/con8/Research/438.htm) 

Dan dalam penelitian lain, Dr Shalahuddin Badr menetapkan bahwa di sana ada perbedaan antara urin bayi laki-laki yang masih menyusu dengan urin perempuan. Dan kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 

Ilmu pengetahuan pada hari ini menetapkan bahwa urin mengandung bakteri pathogen dalam jumlah yang besar, yang menyebabkan penularan banyak jenis penyakit ganas. Di antara bakteri ini adalah: 

Bakteri E. coli (Escherichia Coli), staphylococcus, difteri, bakteri streptokokus, jamur candida, dan lain-lain. Oleh sebab itu wajib mencuci, membersihkan tubuh dan pakaian dari urin ini sehingga tidak terkena penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari jenis bakteri pathogen ini. 

Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa urin anak yang baru lahir adalah steril, dan tidak ada bakteri jenis apapun di dalamnya, tapi kemudian setelah itu ia membawa bakteri, dan kebanyakan kontaminasi bakteri berasal dari saluran pencernaan. 

Dan Dr. Shalahuddin dalam penelitiannya menegaskan bahwa urin bayi laki-laki yang masih menyusu, yang hanya mengonsumsi ASI saja (susu alami) tidak mengandung bakteri jenis apapun. Sementara pada bayi perempuan yang masih menyusu mengandung beberapa jenis bakteri, dan dia mengembalikan hal ini kepada perbedaan jenis kelamin. 

Karena saluran kencing perempuan lebih pendek daripada saluran pada laki-laki, di samping sekresi kelenjar prostat yang ada pada laki-laki, yang berperan untuk membunuh kuman. Oleh karena itu urin bayi laki-laki –yang belum memakan makanan- tidak mengandung bakteri berbahaya. Dan sebagai akibat dari perbedaan anatomi sistem pembuangan urin pada perempuan dan laki-laki, maka perempuan lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri dibandingkan laki-laki. Maka suatu hal yang mudah untuk berpindahnya bakteri ke kandung kemih pada wanita, terutama bakteri yang berpindah dari ujung sistem pencernaan dan berhubungan dengan saluran kemih. Dan kebanyakan bakteri tersebut adalah bakter coliform. 

Dan dengan melihat sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam maka terlihat jelas bahwa urin perempuan mengandung bakteri penyebab infeksi, oleh karena itu harus dicuci. Hal itu karena

Page 21: Tugas Mandiri 1 Urin

struktur anatomi sistem pembuangan urin, dan kecilnya saluran kemih jika dibandingkan dengan sistem pada laki-laki. 

Ilmu pengetahuan hari ini telah mengungkap bahwa menyusui bayi dengan selain ASI, seperti susu formula atau dengan makanan lainnya, baik yang alami maupun buatan menyebabkan terjadinya kontaminasi urin, dimana ASI mencegah keberadaan bakteri coliform dalam urinnya. Dan di sana ada beberapa jenis sukrosa di dalam ASI yang mencegah menempelnya bakteri tersebut sel epitel di dalam sistem kemih, yang menyebabkan tidak terjadinya kontaminasi urin dengan bakteri coliform, dan dengan demikian urin menjadi steril (Diringkas dari British Medical Journal) 

Maka sisi keajaibannya adalah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengetahui hal tersebut semenjak 14 abad yang lalu, padahal di zaman beliaushallallahu 'alaihi wasallam belum ada mikroskop dan alat-alat penelitian canggih yang lainnya. Ini semakin menguatkan iman kita akan kebenaran ajaran Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam, dan bahwasanya yang beliau bawa adalah dari AllahSubhanahu wa Ta'ala. Dan juga membuktikan kepada Barat dari kalangan orang kafir dan orang-orang yang kagum pada mereka bahwa ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah wahyu dari Allah, bukan karangan beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Maka tidaklah kalian beriman? Wallahu Ta'ala A'lam. Sumber : http://www.alsofwah.or.id/

DarahDalam beberapa hal, sebagian orang menganggapnya najis. Namun jika kita tinjau ulang, hal ini tidaklah tepat dari sisi pendalilan. Simak pembahasan berikut mengenai darah dengan terlebih dahulu kita memahami dua kaedah penting di awalnya.

Kaedah Yang Mesti Dipahami

Untuk mengawali pembahasan ini ada dua kaedah yang mesti diperhatikan.

Pertama: Hukum asal segala sesuatu adalah suci. Sesuatu bisa dikatakan najis jika dikatakan oleh syari’at melalui dalil Al Qur’an dan As Sunnah.

Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Tidak diragukan lagi, menghukumi sesuatu itu najis ini berarti memberikan pembebanan (taklif) pada hamba. Hukum asalnya, lepas dari kewajiban. Lebih-lebih dalam perkara yang sudah diketahui secara pasti. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kita petunjuk untuk diam (tidak mempersoalkan) perkara yang Allah diamkan dan ini berarti Allah memaafkannya.”

Kedua: Sesuatu yang haram belum tentu najis.

Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Tidak boleh bagi seorang hamba untuk menghukumi sesuatu itu najis hanya berdasar pemikirannya semata yang jelas rusaknya atau kelirunya dalam berdalil sebagaimana yang diklaim oleh sebagian ulama bahwa sesuatu yang Allah haramkan pastilah najis. Ini sungguh klaim yang betul-betul rusak. Perlu diketahui bahwa diharamkannya sesuatu tidaklah menunjukkan bahwa ia itu najis baik itu ditunjukkan dengan dalil muthobaqoh (tekstual), tadhommun (pendalaman dalil) dan iltizam (konsekuensi dari dalil).”

Page 22: Tugas Mandiri 1 Urin

Asy Syaukani lalu menjelaskan, “Seandainya sekedar Allah haramkan sesuatu menjadikan sesuatu tersebut najis, maka seharusnya mengenai firman Allah Ta’ala,

�م� �ك مه�ات� أ �م� �ك �ي ع�ل م�ت� ح�ر�

“Diharamkan atas kamu ibu-ibumu …” (QS. An Nisa’: 23), wanita-wanita yang disebutkan dalam ayat ini harus dikatakan najis. Namun tentu kita tidak berani mengatakan seperti ini karena seorang muslim tidaklah najis baik ketika hidup maupun mati sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Berikut kita tinjau darah yang biasa dianggap najis dan kita bandingkan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan hal tersebut.

Penjelasan Mengenai Darah

Kita dapat membagi darah menjadi tiga macam: [1] Darah haidh, [2] Darah manusia, dan [3] Darah hewan yang halal dimakan.

[1] Darah Haid

Untuk darah haidh sudah dijelaskan bahwa darah tersebut adalah darah yang najis. Dalil yang menunjukkan hal ini, dari Asma’ binti Abi Bakr, beliau berkata, “Seorang wanita pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Di antara kami ada yang bajunya terkena darah haidh. Apa yang harus kami perbuat?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Gosok dan keriklah pakaian tersebut dengan air, lalu percikilah. Kemudian shalatlah dengannya.” 

Shidiq Hasan Khon rahimahullah mengatakan, “Perintah untuk menggosok dan mengerik darah haidh tersebut menunjukkan akan kenajisannya.” Hal ini pun telah disepakati oleh para ulama.

[2] Darah manusia

Untuk darah manusia, mengenai najisnya terdapat  perbedaan pendapat di antara para ulama. Mayoritas ulama madzhab menganggapnya najis. Dalil mereka adalah firman Allah Ta’ala,

�ح�م� ل و�� أ ا ف�وح� م�س� د�م�ا و�

� أ �ة� �ت م�ي �ون� �ك ي ن�� أ إ ال �ط�ع�م�ه� ي & ط�اع م ع�ل�ى م�ا م�ح�ر إ ل�ي �وح ي� أ م�ا ف ي ج د�

� أ ال ق�ل�ر ج�س/ ه� ف�إ ن �ز ير& ن خ

“Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor.” (QS. Al An’am: 145). Para ulama tersebut menyatakan bahwa karena dalam ayat ini disebut darah itu haram, maka konsekuensinya darah itu najis.

Namun ulama lainnya semacam Asy Syaukani dan muridnya Shidiq Hasan Khon, Syaikh Al Albani dan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahumullah menyatakan bahwa darah itu suci. Alasan bahwa darah itu suci sebagai berikut.

Pertama: Asal segala sesuatu adalah suci sampai ada dalil yang menyatakannya najis. Dan tidak diketahui jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan membersihkan darah selain

Page 23: Tugas Mandiri 1 Urin

pada darah haidh. Padahal manusia tatkala itu sering mendapatkan luka yang berlumuran darah. Seandainya darah itu najis tentu Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam akan memerintahkan untuk membersihkannya.

Kedua: Sesuatu yang haram belum tentu najis sebagaimana dijelaskan oleh Asy Syaukani rahimahullah.

Ketiga: Para sahabat dulu sering melakukan shalat dalam keadaan luka yang berlumuran darah. Mereka pun shalat dalam keadaan luka tanpa ada perintah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membersihkan darah-darah tersebut.

Sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits yang menceritakan seorang Anshor. Ketika itu ia sedang shalat malam, kemudian orang-orang musyrik memanahnya. Ia pun mencabut panah tadi dan membuangnya. Kemudian ia dipanah sampai ketiga kalinya. Namun ketika itu ia masih terus ruku’ dan sujud padahal ia dalam shalatnya berlumuran darah.

Ketika membawakan riwayat ini, Syaikh Al Albani rahimahullah menjelaskan, “Riwayat ini dihukumi marfu’ (sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam). Karena sangat mustahil kalau hal ini tidak diperhatikan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seandainya darah yang amat banyak itu menjadi pembatal shalat, tentu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskannya. Karena mengakhirkan penjelasan di saat dibutuhkan tidak diperbolehkan, sebagaimana hal ini telah kita ketahui bersama dalam ilmu ushul.”

Juga ada beberapa riwayat lainnya yang mendukung hal ini. Al Hasan Al Bashri mengatakan,

ات ه م� اح� ج ر� ف ى �ص�ل8ون� ي ل م�ون� �م�س� ال ال� ز� م�ا

“Kaum muslimin (yaitu para sahabat) biasa mengerjakan shalat dalam keadaan luka.”

Dalam Muwatho’ disebutkan mengenai sebuah riwayat dari Miswar bin Makhromah, ia menceritakan bahwa ia pernah menemui ‘Umar bin Al Khottob pada malam hari saat ‘Umar ditusuk. Ketika tiba waktu Shubuh, ia pun membangunkan ‘Umar untuk shalat Shubuh. ‘Umar mengatakan,

ة� الصال� ك� �ر� ت ل م�ن� م ال� اإل� س� ف ي ح�ظ و�ال�

“Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.” Lalu ‘Umar shalat dalam keadaan darah yang masih mengalir.

Hal ini menunjukkan bahwa pendapat terkuat dalam masalah ini, darah manusia itu suci baik sedikit maupun banyak. Namun kita tetap menghormati pendapat mayoritas ulama yang menyatakan bahwa darah itu najis.Wallahu a’lam bish showab.

[3] Darah dari hewan yang halal dimakan

Pembahasan darah jenis ini sama dengan pembahasan darah manusia di atas, yaitu tidak ada dalil yang menyatakan bahwa darah tersebut najis. Maka kita kembali ke hukum asal bahwa segala sesuatu itu suci.

Page 24: Tugas Mandiri 1 Urin

Ada riwayat dari Ibnu Mas’ud yang menguatkan bahwa darah dari hewan yang halal dimakan itu suci. Riwayat tersebut,

� �و�ضأ �ت ي �م� و�ل �ح�ر ه�ا ن ر ج�ز� م ن Gو�د�م ث/ ف�ر� �ط�ن ه ب و�ع�ل�ى ع�و�د& م�س� �ن� ب ص�لى

“Ibnu Mas’ud pernah shalat dan di bawah perutnya terdapat kotoran (hewan ternak) dan terdapat darah unta yang disembelih, namun beliau tidak mengulangi wudhunya.”

Ada pula riwayat dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat di sisi Ka’bah. Sedangkan Abu Jahl dan sahabat-sahabatnya sedang duduk-duduk ketika itu. Sebagian mereka mengatakan pada yang lainnya, “Coba kalian pergi ke tempat penyembelihan si fulan”. Lalu Abu Jahl mendapati kotoran hewan, darah sembelihan dan sisa-sisa lainnya, kemudian ia perlahan-lahan meletakkannya pada pundak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sujud. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa kesulitan dalam shalatnya. Ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sujud, Abu Jahl kembali meletakkan kotoran dan darah tadi di antara pundaknya. Beliau tetap sujud, sedangkan Abu Jahl dan sahabatnya dalam keadaan tertawa.”

Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Adapun darah selain darah haidh, maka dalil yang menjelaskan mengenai hal ini beraneka ragam dan mengalami keguncangan. Sikap yang benar adalah kembali ke hukum asal segala sesuatu itu suci sampai ada dalil khusus yang lebih kuat atau sama kuatnya yang menyatakan bahwa darah itu najis.”Sumber : http://rumaysho.com/

Page 25: Tugas Mandiri 1 Urin