sap thyfoid

34
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DEMAM TIFOID Kelompok SGD 4 Ni Putu Eka Yanti (1202105002) Ni Putu Rina Puspita Sari (1202105015) Made Ugra Sutalaksana (1202105021) Ni Wayan Sukhmarini (1202105033) Putu Nanik Meryastuti (1202105036) Kadek Citra Ratna Sari Dewi (1202105059) I Dewa Gede Dwija Yasa (1202105066) Nyoman Ayu Puspitasari (1202105068) I Made Benny Setiawan (1202105069) Putu Puput Dirgahayu (1202105070) Cokorda Putri Novasari Dewi (1202105081) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: listya-dewi

Post on 02-Jan-2016

189 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

satuan acara penyuluhan demam typoid

TRANSCRIPT

Page 1: Sap Thyfoid

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DEMAM TIFOID

Kelompok SGD 4

Ni Putu Eka Yanti (1202105002)

Ni Putu Rina Puspita Sari (1202105015)

Made Ugra Sutalaksana (1202105021)

Ni Wayan Sukhmarini (1202105033)

Putu Nanik Meryastuti (1202105036)

Kadek Citra Ratna Sari Dewi (1202105059)

I Dewa Gede Dwija Yasa (1202105066)

Nyoman Ayu Puspitasari (1202105068)

I Made Benny Setiawan (1202105069)

Putu Puput Dirgahayu (1202105070)

Cokorda Putri Novasari Dewi (1202105081)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2013

Page 2: Sap Thyfoid

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEMAM TIFOID

Pokok Bahasan : Deman Tifoid

Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Tanda dan Gejala , Faktor Penyebab, Pencegahan dan

Penatalaksanaa Deman Tifoid

Sasaran : Pasien dan Keluarga Penderita Penyakit Demam Tifoid yang di Rawat

Waktu : Dari Jam 10 sampai 10.45

Hari/tanggal : Minggu, 7 Juli 2013

Tempat : Ruang Perawatan Rumah Sakit Sanglah

Penyuluh : Mahasiswa PSIK FK Udayana

A. LATAR BELAKANG

Demam tifoid adalah penyakit sistemik akut akibat infeksi Salmonella typhi. Demam

tifoid masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di Indonesia, penyakit ini

merupakan penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan

wabah. Demam typhoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah,

cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada daerah

tropik dibandingkan daerah berhawa dingin. Sumber penularan penyakit demam typhoid adalah

penderita yang aktif, penderita dalam fase konfalesen, dan kronik karier. Demam typhoid juga

dikenali dengan nama lain yaitu, Typhus Abdominalis, Typhoid fever, atau enteric fever. Demam

typhoid adalah penyakit sistemik yang akut yang mempunyai karakteristik demam, sakit kepala

dan ketidakenakan abdomen berlangsung lebih kurang 3 minggu, yang juga disertai perut

membesar, limpa dan erupsi kulit. Demam typhoid (termasuk para–typhoid) disebabkan oleh

kuman salmonella typhi, S paratyphy A, S paratyphi B dan S paratyphi C. Jika penyebabnya

adalah S paratyphy, gejalanya lebih ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh S typhi.

Demam typhoid abdominalis atau demam typhoid masih merupakan masalah besar di

indonesia bersifat sporadik endemik dan timbul sepanjang tahun. Kasus demam typhoid di

Indonesia, cukup tinggi berkisar antara 354-810 kasus per 100.000 penduduk pertahun atau

600.000 – 1.500.000 kasus per tahun. Angka kematian diperkirakan 2,5-6% atau 50.000 orang

Page 3: Sap Thyfoid

per tahun. Di Palembang dari penelitiaan retrospektif selama periode 5 tahun (2003-2007)

didapatkan sebanyak 3 kasus (21,5%) penderita demam typhoid dengan hasil biakan darah

salmonella positif dari penderita yang dirawat dengan klinis demam tifoid (Rajan L. Fernando,

2001).

Sekarang ini penyakit typhus abdominalis masih merupakan masalah yang penting bagi

anak dan masih menduduki masalah yang penting dalam prevalensi penyakit menular. Hal ini

disebabkan faktor hygiene dan sanitasi yang kurang, masih memegang peranan yang tidak habis

diatas satu tahun, maka memerlukan perawatan yang khusus karena anak ini masih dalam taraf

perkembangan dan pertumbuhan. Dalam hal ini perawatan dirumah sakit sangat dianjurkan untuk

mendapatkan perawatan isolasi untuk mencegah komplikasi yang lebih berat (Suharyo

hadisaputro, 1989, dan Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985).

Komplikasi sering terjadi pada keadaan hipertermi, toksemia berat, ada kelemahan yang

umum agar kematian akibat komplikasi dapat dihindari (Soedarto, 1992).

Penyakit thypoid termasuk penyakit yang mengakibatkan angka kejadian luar biasa

(KLB) yang terjadi di Jawa Tengah, pada tahun 2003 menempati urutan ke 21 dari 22 (4,6%)

penyakit yang tercatat. Meskipun hanya menempati urutan ke 21, penyakit thypoid memerlukan

perawatan yang komprehensif, mengingat penularan salmonella thypi ada dua sumber yaitu

pasien dengan demam thypoid dan pasien dengan carier. Pasien carier adalah orang yang sembuh

dari demam thypoid dan terus mengekspresi salmonella thypi dalam tinja dan air kemih selama

lebih dari 1 tahun. (Depkes, 2008).

Peran perawat terhadap masalah ini adalah pemberi pendidikan kesehatan kepada anggota

keluarga yang sakit, dan sebagai fasilitator agar pelayanan kesehatan mudah dijangkau dan

perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga serta membantu

mencarikan jalan pemecahannya, misalnya mengajarkan kepada keluarga untuk mencegah agar

tidak terjadi penyakit tifus. Alasan keluarga sebagai sasaran pendidikan kesehatan karena

keluarga merupakan anggota terkecil dari masyarakat yang harus di bina, dikenalkan terlebih

dahulu supaya dalam pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga ini dapat tercapai sesuai

yang telah ditargetkan.

Sedangkan peran keluarga lebih difokuskan untuk menjalankan lima tugas keluarga

dalam bidang kesehatan terkait dengan adanya anggota keluarga yang menderita thypoid, lima

tugas keluarga tersebut antara lain adalah, dapat mengenal masalah typhoid, membuat keputusan

Page 4: Sap Thyfoid

tindakan kesehatan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,

mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, serta dapat menggunakan

pelayanan kesehatan yang tepat.

Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penyuluhan

mengenai demam thypoid pada ruang lingkup keluarga dimana di dalamnya terdapat penderita

penyakit demam thypoid.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit tentang Demam Tifoid ,klien dapat

memahami dan mengerti mengenai Pencegahan dan Penatalaksanaa Deman Tifoid dan dapat

melakukan perawatan secara mandiri

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) :

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, Pasien dan keluarga diharapkan :

Mampu menyebutkan Pengertian Demam Tifoid

Mampu menjelaskan Faktor Penyebab Demam Tifoid

Mampu menjelaskan Pencegahaan Demam Tifoid

Mampu melaksanakan Penatalaksanaan Demam Tifoid

D. GARIS BESAR MATERI :

Dalam penyuluhan materi yang disapaikan adalah :

Definisi penyakit Demam Tifoid

Tanda dan gejala Demam Tifoid

Penyebab penyakit Demam Tifoid

Pencegahan penyakit Demam Tifoid

Penatalaksanaan penyakit Demam Tifoid

Komplikasi penyakit Demam Tifoid

E. METODE

Diskusi

Tanya jawab

F. MEDIA

Page 5: Sap Thyfoid

Leaflet

Lembar Balik

G. PROSES KEGIATAN

No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audiens Waktu

1. Pembukaan :

a. Menyampaikan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan

d. Menyampaikan kontrak

waktu

a. Membalas salam

b. Mendengarkan dengan aktif

c. Mendengarkan dan

memberikan respon

5 menit

2. Pelaksanaan materi :

Menanyakan (review)

Kepada pasien atau

keluarga apakah sudah

mengetahui secara

khusus mengenai

Demam Tifoid

Menjelaskan Materi :

Definisi penyakit

Demam Tifoid

Tanda dan gejala

Demam Tifoid

Penyebab penyakit

Demam Tifoid

Pencegahan penyakit

Demam Tifoid

Penatalaksanaan

penyakit Demam Tifoid

Komplikasi penyakit

Demam Tifoid

a. Mendengarkan,

memperhatikan

b. Menanyakan hal-hal yang

belum jelas

25 menit

Page 6: Sap Thyfoid

Memberikan

Kesempatan pada

peserta untuk bertanya

jika ada yang kurang di

mengerti

3. Evaluasi

Mengevaluasi

penerimaan informasi

Memberikan

pertanyaan lisan

Menjawab pertanyaan dari

penyaji dan dapat menjelaskan

10 menit

4. Penutup

Menyimpulkan hasil

penyuluhan

Memberikan Ucapan

terimakasih atas peran

keluarga

Mengucapkan salam

penutup

Aktif bersama dalam

menyimpulkan.

Membalas salam

5 menit

Total waktu 45 menit

Setting Tempat

Ruang Perawatan Pasien

Page 7: Sap Thyfoid

H. PENGORGANISASIAN

Penyaji : Cokorda Putri Novasari Dewi

Fasilitator : - Putu Puput Dirgahayu

- I Made Benny Setiawan

Pasien : Tn. Dewa Gede Dwija Yasa

Keluarga : Kadek Citra Ratna Sari Dewi

Ni Putu Rina Puspitsari

Ayu Puspitasari

Ni Wayan Sukhmarini

Putu Nanik Merryastuti

Ugra Sutalaksana

Ni Putu Ekayanti

I. RENCANA EVALUASI EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

1. Persiapan Media

Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan

dalam penyuluhan, yaitu leaflet dan lembar balik.

2. Persiapan Materi

Materi yang disiapkan dalam bentuk makalah. Leaflet dan lembar balik disusun

dengan ringkas, menarik, lengkap, mudah dimengerti oleh peserta penyuluhan.

3. Persiapan Peserta

Page 8: Sap Thyfoid

Penyuluhan mengenai Tifoid diberikan kepada pasien serta keluarganya. Peserta

telah diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan.

b. Evaluasi Proses

1. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan

memahami materi penyuluhan yang diberikan.

2. Peserta penyuluhan memerhatikan materi yang diberikan.

3. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan

sasaran.

4. Kehadiran paserta diharapkan 100% dan tidak ada peserta yang meninggalkan

tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.

c. Evaluasi Hasil

1. Evaluasi Struktur

Pengorganisasian dari penyaji

2. Evaluasi Proses

Peserta mampu mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik dan penuh antusias

3. Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil dilakukan dengan memberikan pertanyaan lisan kepada peserta:

a. Apa pengertian Demam Tifoid ?

b. Apa saja faktor-faktor penyebab demam Tifoid ?

c. Apa saja tanda dan gejala Demam Tifoid ?

d. Bagaimana pengobatan bagi seorang yang terserang Demam Tifoid ?

J. DAFTAR PUSTAKA

- Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya.2009.Kumpulan Kuliah Farmakologi, Ed.2.Jakarta:EGC

- Brunner dan Suddarth.2002.Keperawatan Meedikal Bedah, Ed. 2. Jakarta : EGC.

Page 9: Sap Thyfoid

LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian

Page 10: Sap Thyfoid

“Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna

dengan gejala demam lebih dari tujuh hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan

kesadaran“. (Mansjoer, 2000: 432).

“Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan

bakteremia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan

mikroabses dan ulserasi nodus peyer di distal ileum. Disebabkan salmonella thypi,

ditandai adanya demam 7 hari atau lebih, gejala saluran pencernaan dan gangguan

kesadaran”. (Soegijanto, 2002: 1).

“Demam tifoid adalah penyakit infeksi bakteri hebat yang di awali di selaput lendir usus,

dan jika tidak di obati secara progresif akan menyerbu jaringan di seluruh tubuh”.

(Tambayong, 2000: 143).

“Demam tifoid adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi salmonella

typhi”. ( Ovedoff, 2002: 514).

a. Etiologi 

Menurut Lewis, Et al (2000: 192) “Penyakit demam typoid disebabkan oleh infeksi

kuman Salmonella typhi”.Sedangkan menurut Arif Mansjoer, dkk (1999: 421) etiologi dari

demam typoid adalah Salmonella typhi, sedangkan demam paratipoid disebabkan oleh

organisme yang termasuk dalam spesies salmonella enteretidis bioseratife para typhi B,

salmonella enteretidis bioseratife C. Kuman-kuman ini lebih dikenal dengan nama salmonella

paratyphi A, salmonella schottmueller dan salmonella hirscfeldii.Menurut Ruth F, Craven dan

Constance J, Hirni (2002: 1011) tentang penyebab dari demam ypoid adalah bakteri Salmonella

typhi.

b. Patofisiologi

Kuman salmonella thypi masuk bersama makanan/ minuman setelah berada di dalam

usus halus mengadakan invasi ke jaringan limfoid usus halus (terutama plak peyer) dan jaringan

limfoid mesenterika. Setelah menyebabkan peradangan dan nekrosis setempat kuman lewat

pembuluh darah limfe masuk ke darah (bakterimia primer) menuju organ retikuloendotelial

system (RES) terutama hati dan limfa. Di tempat ini kuman difagosit oleh sel-sel fagosit RES

dan kuman yang tidak difagosit berkembang biak. Pada akhir masa inkubasi 5-9 hari kuman

Page 11: Sap Thyfoid

kembali masuk ke darah menyebar keseluruh tubuh (bakteremia sekunder) dan sebagian kuman

masuk ke organ tubuh terutama limpa, kandung empedu yang selanjutnya kuman tersebut di

keluarkan kembali dari kandung empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi di usus.

Dalam masa bakteremia ini kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kimia nya

sama dengan somatik antigen (lipopolisakarida), yang semula diduga bertanggung jawab

terhadap terjadinya gejala-gejala dari demam typoid. (Suriadi, 2001: 281).

Demam typoid disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya yang merangsang

sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. Selanjut zat

pirogen yang beredar di darah mempengaruhi pusat termoregulasi di hipotalamus yang

mengakibatkan timbulnya gejala demam.

c. Prognosis

“Prognosis demam typoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh,

jumlah dan virulensi salmonella, serta cepat dan tepatnya pengobatan. Angka kematian pada

anak-anak 2,6% dan pada orang dewasa 7,4% rata-rata 5,7 %”. (Sjaifoellah, 1996: 441).

Sedangkan menurut Ngastiyah (2005: 236), umunya prognosis demam typoid pada anak

baik, asal pasien cepat berobat. Mortalitas pada pasien yang dirawat adalah 6%. Prognosis

menjadi tidak baik bila terdapat gambaran klinis yang berat seperti:

a. Demam tinggi (hiperpireksia) atau febris continue.

b. Kesadaran sangat menurun (supor, koma atau delirium).

c. Terdapat komplikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis perforasi.

2. Tanda dan Gejala

Menurut Ruth F Craven dan constance J, Hirnie (2002: 1011)

Gejala-gejala yang timbul bervariasi. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan

penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,

mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epistaksis. Pada

pemeriksaan fisik hanya didapatkan peningkatan suhu badan.

Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif,

Page 12: Sap Thyfoid

lidah typoid (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor), hepatomegali, splenomegali,

meteorismus, gangguan kesadaran berupa samnolen koma, sedangkan reseolae jarang ditemukan

pada orang Indonesia. (Mansjoer, 1999: 422).

Menurut Ngastiyah (2005: 237), demam typoid pada anak biasanya lebih ringan daripada

orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan,

sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin

ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan

tidak bersemangat, kemudian menyusul gejala klinis yang biasanya ditemukan, yaitu:

a. Demam

Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu

tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada

pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur

turun dan normal kembali.

b. Gangguan Pada Saluran Pencernaan

Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden).

Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan. Pada abdomen

dapat ditemukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai nyeri dan

peradangan.

c. Gangguan Kesadaran

Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi supor,

koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Gejala lain

yang juga dapat ditemukan, pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu

bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu

pertama demam, kadang-kadang ditemukan pula trakikardi dan epistaksis.

d. Relaps

Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam typoid, akan tetapi

berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadi pada minggu kedua setelah suhu badan normal

kembali, terjadinya sukar diterangkan. Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil

Page 13: Sap Thyfoid

dalam organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.

3. PENYEBAB

Faktor penyebab thypoid adalah pola makan, kebersihan makanan, hygiene sanitasi

(kualitas sumber air dan kebersihan jamban), tingkat pengetahuan hygiene perorangan (perilaku

cuci tangan dan kebersihan badan), pengobatan yang belum tuntas (Potter & Perry, 2005,

Nursalam, et.al, 2005).

a.       Pola makan.

Pemberian makanan yang halus, tidak mengandung sayuran.

Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat.Sayuran dengan

serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga makanannya

untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan penyakit Thypoid.

Berikan makanan yang mengandung banyak cairan, rendah serat, tinggi protein dan tidak

menimbulkan gas, untuk memudahkan penyerapan dan mencegah perlukaan usus.jika kesadaran

masih baik berikan makanan yang lunak pauk yang dicincang (hati dan daging) dan sayuran labu

siam atau wortel yang lunak sekali. boleh juga diberikan tahu, telur setengah matang atau matang

yang direbus, susu diberikan 2 x 1 gelas atau lebih, jika makanan tidak habis berikan susu

ekstra.

b.      Kebersihan Makanan

Dalam Ensiklopedia Indonesia yang dimaksud dengan hygiene adalah ilmu yang

berhubungan dengan masalah kesehatan,serta berbagai usaha untuk mempertahankan atau untuk

memperbaiki kesehatan. WHO telah menetapkan sepuluh aturan tersebut jika diperlukan harus

disesuaikan dengan kondisi setempat yakni:

1.      Pilih makanan yang diolah untuk keamanan. Buah-buahan dan sayuran paling baik

dikonsumsi dalam keadaan alami, makanan lain tidak aman jika mengalami pengolahan.

makanan yang dikonsumsi dalam keadaan mentah perlu dibersihkan sebelum dikonsumsi.

2.      Masak makanan dengan diteliti. Makanan mentah seperti unggas, daging, telur dan susu

yang tidak mengalami pasteurisasi dapat terkontaminasi organism penyebab penyakit.

Page 14: Sap Thyfoid

Pemasakan yang teliti akan membunuh mikroba pathogen, suhu untuk seluruh makanan

yang harus mencapai minimal 70 C. jika ayam dimasak masih mentah di bagian dekat

tulangnya, harus dimasak kembali sampai matang seluruhnya. Daging, ikan dan unggas

beku harus dicairkan dengan teliti dan sempurna.

3.      Makan-makanan matang dengan segera. Jika makanan matang menjadi dingin karena

suhu kamar, mikroba mulai berkembang biak, semakin lama didiamkan akan semakin

besar resikonya. Agar aman makan segera makanan begitu jelas dipanaskan

4.      Simpan makanan matang dengan hati-hati. Jika masakan akan disiapkan jauh

sebelumnya dan ingin disimpan sisanya,harus dipastikan makanan disimpan dalam

kondisi panas (suhu mendekati atau melebihi 10 C) aturan ini sangat penting jika

berencana untuk menyimpan makanan lebih dari empat atau lima jam.

5.      Panaskan kembali makanan matang dengan teliti.tindakan memanaskan makanan

perlindungan terbaik melawan mikroba yang mungkin berkembang selama penyimpanan.

Penyimpanan yang tepat dapat memperlambat pertumbuhan mikroba tetapi tidak

membunuh mikroba.Pemasangan ulang yang diteliti berarti seluruh bagian makanan

harus mencapai suhu minimal 70 C.

6.      Hindari kontak makanan mentah dan makanan matang. Makanan yang matang yang

aman dapat terkontaminasi melalui kontak sedikit saja dengan makanan mentah

7.      Cuci tangan berulang kali. Cuci tangan dengan teliti sebelum menyiapkan makanan akan

menghindari kuman bersinggah dalam makanan.

8.      Jaga kebersihan seluruh permukaan dapur. Makanan sangat mudah terkontaminasi, setiap

makanan yang digunakan untuk menyiapkan makanan harus dijaga bersih.setiap

potongan kecil, sisa makanan merupakan tempat yang potensial untuk kuman.Lap yang

menyentuh peralatan makanan dan masak harus sering diganti dan direbus sebelum

digunakan kembali.Lap pembersih lantai yang yang terpisah harus sering dibersihkan.

9.      Lindungi makanan dari serangga,binatang pengerat, dan binatang lain. Binatang sering

membawa mikroorganisme pathogen.penyimpanan makanan secara tertutup merupakan

perlindungan terbaik.

10.  Gunakan air yang aman. Air untuk menyiapkan makanan sama pentingnya dengan air

untuk diminum. Jika air diragukan keamanannya maka air harus direbus sebelum

ditambahkan kedalam makanan es untuk diminum.

Page 15: Sap Thyfoid

c. Hygiene sanitasi

Hygiene adalah suatu usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi

lingkungan terhadap kesehatan manusia,upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh

ligkungan kesehatan serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin

pemeliharaan kesehatan.

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap

berbagai faktor yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Lebih mengutamakan usah pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa

(Azwar, 2005)

1.      Kualitas sumber air

Demam thypoid berulang merupakan suatu penyakit infeksi yang dijumpai secara luas

didaerah tropis dan subtropics terutama didaerah dengan kualitas sumber air tidak memadai

dengan standar hygiene, sanitasi buruk,merupakan endemic demam thypoid berulang.

Bagi manusia air minum merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia yang

menggunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi, mencuci, kakus, produksi pangan,

papan dan sandang, mengingat berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia,pada

saat memanfaatkannya, maka tujuan penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat

adalah mencegah penyakit bawaan air. Dengan demikian diharapkan semakin banyak

pengetahuan masyarakat yang menggunakan air bersih, maka akan semakin turun mobilitas

penyakit akibat bawaan air. Dengan demikian diharapkan semakin banyak pengetahuan

masyarakat menggunakan air bersih, maka akan semakin turun mobilitas penyakit akibat bawaan

air. sumber air merupakan salah satu sarana sanitasi yang paling penting yang berkaitan dengan

kejadian demam thypoid berulang. Pada prinsip semuanya air dapat diproses menjadi air minum.

Sumber-sumber air dapat digambarkan sebagai berikut : air hujan, air sungai dan danau, kedua

sumber ini sering disebut air permukaan. Mata air yaitu air yang muncul secara alamiah.Air

sumur dangkal yang berasal dari air tanah yang muncul secara alamiah.Air sumur dangkal yang

berasal dari lapisan air kedua didalam tanah yang dangkalnya berkisar antara 5-15 meter.Air

sumur dalam yaitu air yan berasal dari lapisan air kedua didalam tanah, dalamnya dari

permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Sebagian besar kuman-kuman infeksius

penyebab dema thypoid berulang ditularkan melalui jalur fecal-oral yang dapat ditularkan

Page 16: Sap Thyfoid

dengan memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja. Air

merupakan salah satu media yang sangat mudah untuk proses tersebut.

2.      Kebersihan jamban

Jamban jenis septik merupakan cara yang paling tepat memenuhi persyaratan, oleh sebab

itu cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan ( Notoadmojo, 2006) dengan adanya

jamban dalam suatu rumah mempengaruhi kesehatan lingkungan sekitar. untuk mencegah atau

mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan tinja pada manusia harus

di satu tempat tertentu agar menjadi jamban yang sehat. Penularan penyakit demam thpoid

bersifat fecal-oral maka pembuangan kotoran melalui jamban menjadi penting.penggunaan

jamban keluarga dengan baik dan bersih, dapat mengurangi resiko demam thypoid berulang.

Transmisi kuman demam thypoid berulang dengan cara menelan makanan atau air yang tercemar

tinja manusia. salmonella thyphi hanya dapat hidup pada tubuh manusia. Sember penularan

berasal dari tinja dan urine karier, dari penderita pada fase akut dan penderita delam fase

penyuluhan (Soegijanto, 2006)

d.           Pola Makan tidak teratur

1)      Banyak mengkonsumsi makanan yang keras

2)      Mengkonsumsi jajanan yang kurang hygienis

3)      Mengkonsumsi atau membeli makanan siap saji

4)      Mengkonsumsi makanan yang pedas

e.       Pengobatan tak tuntas

1)      Demam tifoid tak boleh dianggap enteng. ” Harus diobati secara total.Karena itu, jika

dosis obat ditetapkan 4 kali sehari, harus ditaati. Kalau cuma diminum 3 kali sehari,

kuman tak akan mati. Pengobatan yang tak tuntas, membuat bakteri akan terus terbawa

dan berkembang biak sehingga demam Thypoid akan berulang.

2)      Istirahat yang cukup.

Page 17: Sap Thyfoid

Agar penderita tifus lekas sembuh dan penyakit ini tidak berulang maka dibutuhkan

waktu untuk banyak beristirahat di tempat tidur, diusahakan untuk tidak melakukan

aktivitas yang berlebihan yang dapat menyebabkan demam thypoid dapat berulang.

4. PENCEGAHAN

Primer

Adalah upaya pencegahan yang dilakuakn saat proses penyakit belum mulai (pada

periode prepatogeesis) dengan tujuan agar tidak terjadi proses penyakit. Metode ini dilakukan

terhadap seseorang atau kelompok, orang, yang belum mengalami penyakit.

1). Peran perawat terkait dengan metode penyakit primer

Melakukan promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, maupun penyuluhan terhadap

bakal suspect. Pada kesempatan ini perawat memberikan pandangan dan persuasi kepada

masyarakat atau komunitas mengenai cara-cara pencegahan lingkungn maupun kimiawi.

Perawat harus memaksimalkan upaya ini sebagai langkah awal agar tidak muncul kasus

thypoid pada komunitas perawat juga dapat menekankan mendesaknya pemberian vaksin

atau imunisasi. Pemberian pandidkan kesehatan dilakukan pada kelompok masyarakat yang

rentang penyakit, misalnya masyarakat yang bermukim diperkampungan kumuh, padat

penduduk maupun yang bekerja dan tinggal di gedung atau rumah yang lembab. Metode ini

juga sebaiknya diadakan follow up sebagai upaya lanjutan untuk mengecek efektifitasnya.

Sekunder

Adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit berlangsung namun

belum timbul tanda atau gejala sakit ( patogenesisi awal) dengan tujuan proses penyakit tidak

berlanjut. Metode ini dilakukan pada kelompok masyarakat yang dicurigai atau susah mengalami

masalah kesehatan agar dapat segera diatasi dengan promp treatment( penatalaksanaan dan

pengobatan yang tepat ). Perawat sebagai case finder dapat melakukan pemeriksaan awal atau

dini terhadap seseorang atau kelompok orang yang dicurigai suspect thypoid untuk melakukan

diagnosa awal Keperawatan sebelum akhirnya dilakukan pemerikasaan lanjutan atau diagnostic

untuk memastikan kondisi pasien sebenarnya. Perawat dapat mengkaji kondisi pasien dengan

cara pemerikasaan fisik dan wawancara. Setelah perawat merasa cukup yakin seseorang tersebut

Page 18: Sap Thyfoid

menunjukan data-data terjangkin thypoid, maka perawat dapat menyarankan dilakukannya

pemerikasaan penunjang. Adapun wawancara yang bisa dilakukan meliputi pertanyaan-

pertanyaan tentang adanya nyeri kepala(frontal), kurang enak perut, nyeri tulang, persendian dan

otot, berak-berak muntah. Serta gejala-gejala yang mulai timbul seperti gejala demam, nyeri

tekan perut, bronchitis, toksisis, letargik, lidah tifus (kotor).

Tersier

Adalah pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir periode

patogenesis) dengan tujuan mencegah cacat dan mengembalikan penderita ke status sehat. Sehat

yang di maksud bukan berarti sehat seperti awal mula sebelum sakit, tetapi hanya sebatas

mengembalikan pasien ke kondisi optimalnya. Metode ini dilakukan pada pasien yang sudah

mengalami dampak lanjut dari penyakit ini. Seperti yang telah disinggungkan sebelumnya,

tujuan metode ini adalah untuk pembatasan kecacatan dan rehabilitas kemampuan.

1. Medikasi

Klorafenikol. Dosis yang diberikan adalah 4x 500 mg per hari,dapat diberikan secara oral

atau intravena, sampai 7 hari bebas panas.

Tiamfenikol. Dosis yang diberikan 4 x 500 mg perhari.

Kortimaksazol. Dosis 2 x2 tablet (1 tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol dan 80mg

trimetoprim).

Ampisilin dan amoksilin. Dosis berkisar 50 – 150 mg / kg BB, selama 2 minggu.

2. Supportive dan Rehabilitasi

Tirahbaring (terlalu banyak berbaring di atas tempat tidur).

Isolasi yang memadai.

Kebutuhan cairan dan kalori yang cukup.

Diet rendah serat dan mudah dicerna.

Menghindari makanan panas dan kecut.

Prinsip control disease untuk penyakit Demam typhoid:

a.  Penderita

Penderita penyakit Demam typhoid harus makan makanan yang disiapkan sendiri di

rumah (karena terjamin kebersihannya), minum air yang tidak terkontaminasi. mencuci tangan

Page 19: Sap Thyfoid

sebelum makan dan sesudah buang air, tidak buang air besar sembarangan (di negara kita masih

banyak keluarga yang tidak memiliki jamban sendiri), memasak makanan terlebih dahulu, bijak

dalam menggunakan antibiotik. Penderita demam typhoid sebaiknya harus bed rest (istirahat

total diatas tempat tidur) dan tidak boleh melakukan aktivitas seperti biasanya.

Saat ini sudah tersedia vaksin untuk typhoid. Ada 2 macam vaksin, yaitu vaksin hidup yang

diberikan secara oral (Ty21A) dan vaksin polisakarida Vi yang diberikan secara

intramuskular/disuntikkan ke dalam otot. Menurut FDA Amerika, efektivitas kedua vaksin ini

bervariasi antara 50-80 %.

Vaksin hidup Ty21A diberikan kepada orang dewasa dan anak yang berusia 6 tahun

atau lebih. Vaksin ini berupa kapsul, diberikan dalam 4 dosis, selang 2 hari. Kapsul

diminum dengan air dingin (suhunya tidak lebih dari 37 oC), 1 jam sebelum makan.

Kapsul harus disimpan dalam kulkas (bukan di freezer). Vaksin ini tidak boleh diberikan

kepada orang dengan penurunan sistem kekebalan tubuh (HIV, keganasan). Vaksin juga

jangan diberikan pada orang yang sedang mengalami gangguan pencernaan. Penggunaan

antibiotik harus dihindari 24 jam sebelum dosis pertama dan 7 hari setelah dosis keempat.

Sebaiknya tidak diberikan kepada wanita hamil. Vaksin ini harus diulang setiap 5 tahun.

Efek samping yang mungkin timbul antara lain, mual, muntah, rasa tidak nyaman di

perut, demam, sakit kepala dan urtikaria.

Vaksin polisakarida Vi dapat diberikan pada orang dewasa dan anak yang berusia 2

tahun atau lebih. Cukup disuntikkan ke dalam otot 1 kali dengan dosis 0,5 mL. Vaksin ini

dapat diberikan kepada orang yang mengalami penurunan sistem imun. Satu-satunya

kontra indikasi vaksin ini adalah riwayat timbulnya reaksi lokal yang berat di tempat

penyuntikkan atau reaksi sistemik terhadap dosis vaksin sebelumnya. Vaksin ini harus

diulang setiap 2 tahun. Efek samping yang mungkin timbul lebih ringan dari pada jika

diberikan vaksin hidup. Dapat timbul reaksi lokal di daerah penyuntikkan. Tidak ada data

yang cukup untuk direkomendasikan kepada wanita hamil.

b.  Kontak Person

Cara penyebarannya melalui muntahan, urin, dan kotoran dari penderita yang kemudian

secara pasif terbawa oleh lalat (kaki-kaki lalat). Lalat itu mengontaminasi makanan, minuman,

Page 20: Sap Thyfoid

sayuran, maupun buah-buahan segar. Saat kuman masuk ke saluran pencernaan manusia,

sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian kuman masuk ke usus halus. Dari usus

halus itulah kuman beraksi sehingga bisa ” menjebol” usus halus. Setelah berhasil melampaui

usus halus, kuman masuk ke kelenjar getah bening, ke pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh

(terutama pada organ hati, empedu, dan lain-lain). Jika demikian keadaannya, kotoran dan air

seni penderita bisa mengandung kuman S typhi yang siap menginfeksi manusia lain melalui

makanan atau pun minuman yang dicemari. Pada penderita yang tergolong carrier (pengidap

kuman ini namun tidak menampakkan gejala sakit), kuman Salmonella bisa ada terus menerus di

kotoran dan air seni sampai bertahun-tahun. S. thypi hanya berumah di dalam tubuh manusia.

Oleh kerana itu, demam typhoid sering ditemui di tempat-tempat di mana penduduknya kurang

menjaga kebersihan. Untuk itu harus ada kesadaran dari individu masing-masing untuk terus

menjaga kebersihan baik dari segi makanan dan minuman yang di konsumsi maupun kebersihan

tangan sebelum mengkonsumsi makanan yang dimakan.Pencegahan demam typhoid adalah

dengan menjaga kebersihan makanan/minuman dan mencuci tangan sebelum makan. Tidak

makan dan jajan di sembarang tempat. Pilihlah rumah makan dan tempat jajan yang menjaga dan

mengutamakan kebersihan karena penyebaran demam typhoid melalui makanan dan tangan yang

tercemar oleh bakteri ini.Agar tidak tertular bakteri penyebab demam typhoid kita harus

senantiasa menjaga kebersihan makanan dan minuman dan mencuci tangan sebelum makan dan

Makan makanan seperti biasa dan hindari makanan yang berserat tinggi seperti sayur – sayuran,

buah – buahan dan daging. Selain makan makanan yang bergizi juga harus disertai olahraga yang

cukup.

c.  Lingkungan

Selain menjaga kebersihan makanan, pencegahan juga dapat dilakukan dengan menjaga

kebersihan di lingkungan sekitar tempat tinggal kita. Karena lingkungan merupakan faktor utama

timbulnya penyakit demam typhoid. Penyebaran kuman S. typhi melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi biasanya melalui feses penderita. Sepeti yang sudah disebutkan, transmisi

terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi salmonella thypi yang masuk ke

dalam tubuh manusia. Untuk mencegah penyebaran kuman S. typhi maka sebaiknya kita BAB di

jamban supaya kotoran dari BAB kita tidak dihinggapi oleh lalat. Karena apabila dihinggapi oleh

Page 21: Sap Thyfoid

lalat maka dengan mudah penyebaran kuman S. typhi bisa mengkontaminasi makanan yang akan

kita makan.

Selain menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kita juga harus membersihkan

perlengkapan makan kita agar tidak terkontaminasi dengan bakteri penyebab demam typhoid.

5. PENATALAKSANAAN DEMAM THYPOID

Penatalaksanaan demam tifoid terdiri dari pengobatan dan perawatan yang bertujuan

untuk mempercepat penyembuhan, menencegah terjadinya komplikasi penyakit serta mencegah

agar penyakit tidak kambuh kembali.

 

Sampai saat ini ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan demam tifoid

1. Istirahat dan perawatan

Tujuan dari ini adalah untuk mencegah komplikasi dan mempercepat

penyembuhan.Istirahat ini adalah maksudnya tirah baring di tempat tidur. Perawatan yaitu adalah

kebersihan tempat tidur, pakaian,makanan/minuman dan perlengkapan lain yang dipakai.

 2. Diet dan terapi penunjang

Sebaiknya konsumsi makanan yang tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang

dan menimbulkan gas, dan makanan lunak.Untuk kembali ke makanan yang “normal” dilakukan

secra bertahap tergantung dari tingkat kesembuhannya.

 

3. Pemberian antibiotik

Pemberian antibiotik ini dilakukan oleh dokter.

 

6. KOMPLIKASI

Page 22: Sap Thyfoid

Menurut Ngastiyah (2005: 241), komplikasi pada demam typoid dapat terjadi pada usus

halus, umumnya jarang terjadi bila terjadi sering fatal diantaranya adalah:

a. Perdarahan Usus

bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila

perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyeri perut dengan

tanda-tanda renjatan.

b. Perforasi Usus

timbul biasanya pada minggu ke-3 atau setelah itu dan terjadi pada bagian distal ileum.

Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara dirongga

peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan diafragma. Pada

foto rontgen abdomen yang dibuat dalam keadaan tegak.

c. Peritonitis

biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus halus. Ditemukan

gejala abdomen akut, yaitu nyeri perut yang hebat, dinding abdomen tegang (defense musculair)

dan nyeri tekan.Komplikasi di usus halus, terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis

(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefalopati dan lain-lain, terjadi karena infeksi

sekunder yaitu Bronkopneumonia. Dehidrasi dan asidosis dapat timbul akibat masukan makanan

yang kurang dan respirasi akibat suhu tubuh yang tinggi.

KESIMPULAN

“Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala

Page 23: Sap Thyfoid

demam lebih dari tujuh hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran“. (Mansjoer,

2000: 432). Gejala-gejala yang timbul bervariasi. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala

serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya : Demam ,anoreksia, Nyeri

kepala,Mual,Pusing, Muntah, Nyeri otot,Obstipasi atau diare,Lesu,Sakit Perut. Faktor penyebab

tifoid adalah :Pola makan, Kebersihan makanan ,Kualitas sumber air, Kebersihan jamban,

Perilaku cuci tangan, Kebersihan badan,Pengobatan yang belum tuntas, Pola makan tidak teratur.

Pengobatan dan perawatan yang bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, menencegah

terjadinya komplikasi penyakit serta mencegah agar penyakit tidak kambuh kembali.

1. Istirahat dan perawatan

Istirahat ini adalah maksudnya tirah baring di tempat tidur. Perawatan yaitu adalah kebersihan

tempat tidur, pakaian,makanan/minuman dan perlengkapan lain yang dipakai.

2. Diet dan terapi penunjang

Sebaiknya konsumsi makanan yang tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang dan

menimbulkan gas, dan makanan lunak.

3. Pemberian antibiotik