sap pasung.docx

12
Satuan Acara Penyuluhan “Pasung” Disusun Oleh: Kelompok II : 1. Andri Saputra 2. Emmi Valentina Pardede 3. Komang Raniwati 4. Novika Intan Kristianda 5. Selvia Anggraeni 6. Yogi Afrian KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

Upload: emmi-valentina-pardede

Post on 26-Oct-2015

339 views

Category:

Documents


57 download

DESCRIPTION

Keperawatan Jiwa

TRANSCRIPT

Satuan Acara Penyuluhan

“Pasung”

Disusun Oleh:

Kelompok II : 1. Andri Saputra

2. Emmi Valentina Pardede

3. Komang Raniwati

4. Novika Intan Kristianda

5. Selvia Anggraeni

6. Yogi Afrian

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEPERAWATAN

2013-2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PASUNG

A. Kegiatan

Nama Kegiatan : Penyuluhan Pasung

Pokok Bahasan : Pasung

Sasaran       : Pengunjung Poliklinik Rumah Sakit DR. Ernaldi Bahar

Waktu : 60 menit

Hari/tanggal   : Selasa, 17 September 2013

Jam  : 09.30 WIB

Tempat : Poliklinik Rumah Sakit DR. Ernaldi Bahar

Narasumber : Mahasiswa Semester V Poltekkes Kemenkes Palembang

Jurusan Keperawatan

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pemasungan diharapkan sasaran dapat

memahami tentang masalah pemasungan yang ada di masyarakat.

C. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah selesai mengikuti penyuluhan sasaran diharapakan mampu

1. Memahami dan menjelaskan kembali pengertian dari pemasungan

2. Memahami dan menyebutkan kembali penyebab dari pemasungan

3. Memahami dan menjelaskan kembali tindakan pemasungan yang biasa dilakukan

4. Memahami dan menjelaskan kembali terapi yang dilakukan guna mengurangi

pemasungan

D. Subpokok Bahasan

1. Pengertian pemasungan

2. Penyebab pemasungan

3. Tindakan pemasungan yang biasa dilakukan

4. Terapi yang dilakukan guna mengurangi pemasungan

E. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab dan diskusi

F. Media

a. Powerpoint

b. Leaflet

G. Materi

Terlampir

H. Strategi Pelaksanaan

Kegiatan

Waktu

September 2013

12 13 14 15 16 17

Pembuatan

Leaflet

Konsultasi

leaflet

Pembuatan SAP

dan materi

penyuluhan

Konsultasi SAP

dan materi

Pembuatan

media

Kegiatan

penyuluhan

Evaluasi

Laporan hasil

I. Pelaksanaan Kegiatan

 

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu

1 Pembukaan

Memberi salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan kontrak waktu dan

tujuan

Menjawab salam

Mendengarkan

Mendengarkan

5 menit

2 Pelaksanaan

Mengkaji pengetahuan sasaran

mengenai pemasungan

Menjelaskan tentang pengertian

pemasungan

Menjelaskan manfaat penyebab

dari pemasungan

Menjelaskan tindakan

pemasungan yang biasa

dilakukan

Menjelaskan terapi yang dapat

dilakukan untuk mengatasi

pemasungan

Mengungkapkan

pendapat

Mendengarkan dan

memperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan

30 menit

3 Penutup

Melakukan evaluasi

Menyimpulkan materi yang

disampaikan

Menutup penyuluhan

Memberikan salam

Mendengarkan

Menyimpulkan bersama-

sama

Mendengarkan

Menjawab salam

15 menit

J. Evaluasi

Evaluasi dilakukan melalui pertanyaan lisan.

1. Apa pengertian dari pemasungan?

2. Apa saja penyebab pemasungan?

3. Tindakan pemasungan apa saja yang biasa dilakukan?

4. Terapi apa saja yang biasa dilakukan guna mengatasi pemasungan?

K. Materi

I. Pengertian Pemasungan

Pemasungan penderita gangguan jiwa adalah tindakan masyarakat terhadap

penderita gangguan jiwa (biasanya yang berat) dengan cara dikurung, dirantai kakinya

dimasukan kedalam balok kayu dan lain-lain sehingga kebebasannya menjadi hilang.

Pasung merupakan salah satu perlakuan yang merampas kebebasan dan kesempatan

mereka untuk mendapat perawatan yang memadai dan sekaligus juga mengabaikan

martabat mereka sebagai manusia

Di Indonesia, kata pasung mengacu kepada pengekangan fisik atau pengurungan

terhadap pelaku kejahatan, orang-orang dengan gangguan jiwa dan yang melakukan

tindak kekerasan yang dianggap berbahaya (Broch, 2001, dalam Minas & Diatri, 2008).

Pengekangan fisik terhadap individu dengan gangguan jiwa mempunyai riwayat yang

panjang dan memilukan.

II. Etiologi

a. Ketidaktahuan pihak keluarga, rasa malu pihak keluarga, penyakit yang tidak

kunjung sembuh, tidak adanya biaya pengobatan, dan tindakan keluaga untuk

mengamankan lingkungan merupakan penyebab keluarga melakukan pemasungan

(Depkes, 2005).

b. Perawatan kasus psikiatri dikatakan mahal karena gangguannya bersifat jangka

panjang (Videbeck, 2008). Biaya berobat yang harus ditanggung pasien tidak hanya

meliputi biaya yang langsung berkaitan dengan pelayanan medik seperti harga obat,

jasa konsultasi tetapi juga biaya spesifik lainnya seperti biaya transportasi ke rumah

sakit dan biaya akomodasi lainnya (Djatmiko, 2007).

Alasan keluarga melakukan pemasungan diantaranya

a. Mencegah klien melakukan tindak kekerasan yang dianggap membahayakan

terhadap dirinya atau orang lain

b. Mencegah klien meninggalkan rumah dan mengganggu orang lain

c. Mencegah klien menyakiti diri seperti bunuh diri

d. Ketidaktahuan serta ketidakmampuan keluarga menangani klien apabila sedang

kambuh.

e. Faktor kemiskinan dan rendahnya pendidikan keluarga merupakan salah satu

penyebab pasien gangguan jiwa berat hidup terpasung.

III. Tindakan Pemasungan

Terkurung dalam kandang binatang peliharaan; terkurung dalam rumah; kaki atau

lehernya dirantai; salah satu atau kedua kakinya dimasukkan kedalam balok kayu yang

dilubangi.

IV. Terapi

Terapi yang dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan

Dirawat sampai sembuh di Rumah Sakit Jiwa, kemudian dilanjutkan dengan rawat

jalan.

Untuk menghilangkan praktek pasung yang masih banyak terjadi di masyarakat

perlu adanya kesadaran dari keluarga yang dapat diintervensi dengan melakukan

terapi keluarga. Salah satu terapi keluarga yang dapat dilakukan adalah psikoedukasi

keluarga (Family Psychoeducation Therapy.).

Terapi keluarga ini dapat memberikan support kepada anggota keluarga. Keluarga

dapat mengekspresikan beban yang dirasakan seperti masalah keuangan, sosial dan

psikologis dalam memberikan perawatan yang lama untuk anggota keluarganya.

Family psychoeducation terapy adalah salah satu bentuk terapi perawatan kesehatan

jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi

yang terapeutik. Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang bersifat edukasi

dan pragmatis (Stuart & Laraia, 2005). Carson (2000) menyatakan bahwa

psikoedukasi merupakan suatu alat terapi keluarga yang makin populer sebagai suatu

strategi untuk menurunkan faktor–faktor resiko yang berhubungan dengan

perkembangan gejala–gejala perilaku.

Tujuan umum dari Family Psyhcoeducation

Menurunkan intensitas emosi dalam keluarga sampai pada tingkatan yang rendah

sehingga dapat meningkatkan pencapaian pengetahuan keluarga tentang penyakit dan

mengajarkan keluarga tentang upaya membantu mereka melindungi keluarganya

dengan mengetahui gejala-gejala perilaku serta mendukung kekuatan keluarga (Stuart

& Laraia, 2005).

Manfaat Family Psyhcoeducation

Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit, mengajarkan tehnik yang

dapat membantu keluarga untuk mengetahui gejala–gejala penyimpangan perilaku,

serta peningkatan dukungan bagi anggota keluarga itu sendiri. Indikasi dari terapi

psikoedukasi keluarga adalah anggota keluarga dengan aspek psikososial dan

gangguan jiwa.

Family psychoeduction dapat dilakukan di rumah sakit baik rumah sakit umum

maupun rumah sakit jiwa dengan syarat ruangan harus kondusif. Dapat juga dilakukan

di rumah keluarga sendiri. Selain terapi keluarga, dapat juga dilakukan terapi

individu, terapi kelompok dan terapi komunitas. Intervensi tersebut diupayakan

melalui penerapan program kesehatan jiwa komunitas/masyarakat yang efektif yang

dalam hal ini dilakukan melalui penerapan Community Mental Health Nursing

(CMHN). Pelayanan CMHN tersebut diwujudkan melalui beberapa kegiatan,

diantaranya kunjungan rumah oleh perawat CMHN dan Kader Kesehatan Jiwa (KKJ),

pendidikan kesehatan, pelayanan dari Puskesmas (termasuk pemberian psikofarmaka),

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dan Terapi Rehabilitasi (FIK UI & WHO, 2005).

V. Pencegahan

Kurasi (penyembuhan) dan rehabilitasi yang lebih baik

Memanfaatkan sumber dana dari JPS-BK

Penciptaan Therpeutic Community (lingkungan yang mendukung proses

penyembuhan).

Salah satu kasus yang ditemukan melalui pendekatan CMHN adalah tindakan

pemasungan yang masih kerap dilakukan oleh keluarga klien dengan gangguan jiwa.

Untuk memberantas praktek tersebut, diperlukan peningkatan kesadaran dan

pengetahuan dari keluarga dan masyarakat mengenai gangguan jiwa tentang cara

penanganan yang manusiawi terhadap klien.

DAFTAR PUSTAKA

Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient journey. (2th ed.). Philadelphia: W.B. Sauders Company.

Chien, W.T. & Wong, K.F. (2007). A Family Psychoeducation Group Program for Chinese People With Schizophrenia in Hong Kong. Arlington. www.proquest.com.pqdauto. diperoleh tanggal 25 Juni 2009.

Fitri, L.D.N. (2007). Hubungan Pelayanan Community Mental Health Nursing (CMHN) dengan Tingkat Kemandirian Pasien Gangguan Jiwa di Kabupaten Bireuen Aceh.

Keliat, B.A., (2003). Pemberdayaan Klien dan Keluarga dalam Perawatan Klien Skizofrenia dengan Perilaku Kekerasan di RSJP Bogor. Disertasi. Jakarta. FKM UI.

Magliano, L. (2008). Families of people with severe mental disorders: difficulties and resources. http://www.euro.who.int/pubrequest, diperoleh tanggal 23 Februari 2009