sap jadi

Upload: diahtrisna

Post on 14-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

SAP HIPOSPADIA

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Sistem PerkemihanSub Pokok Bahasan : Kelainan Bawaan HipospadiaSasaran

: Warga Banjar Bernasi Desa BudukHari/Tanggal

: Sabtu, 28 November 2013Waktu

: 11.00-11.30 wita.Tempat

: Balai Banjar Bernasi, Desa BudukI. LATAR BELAKANGHipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu hypo yang berarti di bawah dan spadon yang berarti keratan yang panjang. Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian bawah, bukan di ujung penis. Hipospadia merupakan kelainan kelamin bawaan sejak lahir.

Hipospadia terjadi pada 1 dalam 300 kelahiran anak laki-laki dan merupakan anomali penis yang paling sering. Perkembangan uretra in utero dimulai sekitar usia 8 minggu dan selesai dalam 15 minggu. Uretra terbentuk dari penyatuan lipatan uretra sepanjang permukaan ventral penis. Glandula uretra terbentuk dari kanalisasi funikulus ektoderm yang tumbuh melalui glands untuk menyatu dengan lipatan uretra yang menyatu. Hipospadia terjadi bila penyatuan di garis tengah lipatan uretra tidak lengkap sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventrikel penis. Ada berbagai derajat kelainan letak ini seperti pada glandular (letak meatus yang salah pada glans), korona (pada sulkus korona), penis (disepanjang batang penis), penoskrotal (pada pertemuan ventral penis dan skrotum), dan perineal (pada perineum). Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang menutupi sisi dorsal glans. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.

Tidak ada masalah fisik yang berhubungan dengan hipospadia pada bayi baru lahir atau pada anak-anak remaja. Namun pada orang dewasa, chordee akan menghalangi hubungan seksual; infertilitas dapat terjadi pada hipospadia penoskrotal atau perineal; dapat timbul stenosis meatus, menyebabkan kesulitan dalam mengatur aliran urin; dan sering terjadi kriptorkidisme.

II. TUJUAN UMUMSetelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit hipospadia, peserta penyuluhan dapat mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga penyakit/ gangguan hipospadia dapat dicegah. III. TUJUAN KHUSUSSetelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Peserta (masyarakat) penyuluhan mampu :

1. Menjelaskan pengertian dari hpospadia.

2. Menjelaskan penyebab dari penyebab hipospadia.

3. Menjelaskan gejala klinis hipospadia.

4. Menjelaskan penatalaksanaan hipospadia.

IV. METODE

Ceramah, diskusi/tanya jawabV. MEDIALeaflet, Laptop, LCD.VI. ISI MATERI 1. Pengertian dari hpospadia.2. Penyebab dari hipospadia.3. Gejala klinis hipospadia.4. Penatalaksanaan hipospadia.VII. PROSES PELAKSANAAN

NoKegiatanRespon Pasien/KeluargaWaktu

1Pendahuluan

a. Memberi salam

b. Menyampaikan pokok bahasan

c. Menyampaikan tujuan

d. Melakukan apersepsiMenjawab salam

Menyimak

Menyimak

Menyimak 5 menit

2Isi

Penyampaian materi tentang :

a. Pengertian hipospadia.b. Penyebab hipospadia.c. Gejala klinis hipospadia.

d. Penatalaksanaan hipospadia. Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

15 menit

3Penutup

a. Diskusi

b. Kesimpulan

c. Evaluasi

d. Memberikan salam penutupAktif bertanya

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

Menjawab salam10 menit

VIII. SETTING TEMPAT

PENGORGANISASIAN

1. Ketua

: Yogi Aristana Putra2. Wakil ketua : Diah Trisna Dewi3. Moderator: Dewi Lasyantia4. Penyaji

: Eka Shanti Peratiwi5. Observer: Galih Pratiwi Lembut6. Fasilitator: Fransiskus Kukuh

: Putu Wira Sulaksana

IX. EVALUASI1. Evaluasi Struktur

a. Kesiapan materi

b. Kesiapan SAP

c. Kesiapan media : LCD, Leaflet, dan Laptop

d. Peserta hadir ditempat penyuluhan

e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

d. Suasana penyuluhan tertib

e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

3. Evaluasi hasil

Pertanyaan Evaluasi :

a. Coba bapak/ibu jelaskan pengertian dari hipospadia?b. Coba bapak/ibu sebutkan penyebab dari hipospadia ?c. Coba bapak/ibu sebutkan tanda dan gejala dari hipospadia ?d. Coba bapak/ibu sebutkan penatalaksanaan hipospadia ?X. REFERENSI:Mansjoer, Arif, dkk. (2000).Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2, Jakarta : Media Aesculapius.

Santosa, Budi. (2005-2006). NANDA. Prima Medika

Suriadi SKp, dkk. (2001). Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta : Fajar Interpratama

Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson. 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6. EGC: Jakarta.LAMPIRAN MATERIA. Konsep Dasar Teori

1. DefinisiHipospadia terjadi pada 1 dalam 300 kelahiran anak laki-laki dan merupakan anomali penis yang paling sering. Perkembangan uretra in utero dimulai sekitar usia 8 minggu dan selesai dalam 15 minggu. Uretra terbentuk dari penyatuan lipatan uretra sepanjang permukaan ventral penis. Glandula uretra terbentuk dari kanalisasi funikulus ektoderm yang tumbuh melalui glands untuk menyatu dengan lipatan uretra yang menyatu. Hipospadia terjadi bila penyatuan di garis tengah lipatan uretra tidak lengkap sehingga meatus uretra terbuka pada sisi ventrikel penis. Ada berbagai derajat kelainan letak ini seperti pada glandular (letak meatus yang salah pada glans), korona (pada sulkus korona), penis (disepanjang batang penis), penoskrotal (pada pertemuan ventral penis dan skrotum), dan perineal (pada perineum). Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan menyerupai topi yang menutupi sisi dorsal glans. Pita jaringan fibrosa yang dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral menyebabkan kurvatura (lengkungan) ventral dari penis.

Tidak ada masalah fisik yang berhubungan dengan hipospadia pada bayi baru lahir atau pada anak-anak remaja. Namun pada orang dewasa, chordee akan menghalangi hubungan seksual; infertilitas dapat terjadi pada hipospadia penoskrotal atau perineal; dapat timbul stenosis meatus, menyebabkan kesulitan dalam mengatur aliran urin; dan sering terjadi kriptorkidisme.

Penanganan hipospadia dengan chordee adalah dengan pelepasan chordee dan restrukturisasi lubang meatus melalui pembedahan. Pembedahan harus dilakukan sebelum usia saat belajar untuk menahan berkemih, yaitu biasanya sekitar usia 2 tahun. Prepusium dipakai untuk proses rekontruksi; oleh karena itu bayi dengan hipospadia tidak boleh disirkumsisi. Chordee dapat juga terjadi tanpa hipospadia, dan diatasi dengan melepaskan jaringan fibrosa untuk memperbaiki fungsi dan penampilan penis.Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan berupa muara uretra yang terletak di sebelah ventral penis dan sebelah prokimal ujung penis. Hipospadia merupakan salah satu dari kelainan congenital paling sering pada genitalia laki laki, terjadi pada satu dalam 350 kelahiran laki-laki, dapat dikaitkan dengan kelainan kongenital lain seperti anomali ginjal, undesensus testikulorum dan genetik seperti sindroma klinefelter.Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan congenital dimana meatus uretra externa terletak di permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal dari tempatnya yang normal (ujung glans penis). (Arif Mansjoer, 2000 : 374).Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan berupa lubang uretra yang terletak di bagian bawah dekat pangkal penis. (Ngastiyah, 2005 : 288).Hipospadia adalah salah satu kelainan bawaan pada anak-anak yang sering ditemukan dan mudah untuk mendiagnosanya, hanya pengelolaannya harus dilakukan oleh mereka yang betul-betul ahli supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. 2. Etiologi

Penyebabnya sebenarnya sangat multifaktor dan sampai sekarang belum diketahui penyebab pasti dari hipospadia. Namun, ada beberapa factor yang oleh para ahli dianggap paling berpengaruh antara lain :

a. Gangguan dan ketidakseimbangan hormoneHormone yang dimaksud di sini adalah hormone androgen yang mengatur organogenesis kelamin (pria). Atau biasa juga karena reseptor hormone androgennya sendiri di dalam tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun hormone androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu efek yang semestinya. Atau enzim yang berperan dalam sintesis hormone androgen tidak mencukupi pun akan berdampak sama. b. GenetikaTerjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi.c. LingkunganBiasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.3. Manifestasi Klinis1) Glans penis bentuknya lebih datar dan ada lekukan yang dangkal di bagian bawah penis yang menyerupai meatus uretra eksternus.2) Preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di bagian punggung penis.3) Adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang mengelilingi meatus dan membentang hingga ke glans penis, teraba lebih keras dari jaringan sekitar.4) Kulit penis bagian bawah sangat tipis.5) Tunika dartos, fasia Buch dan korpus spongiosum tidak ada.6) Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glans penis.7) Chordee dapat timbul tanpa hipospadia sehingga penis menjadi bengkok.8) Sering disertai undescended testis (testis tidak turun ke kantung skrotum).9) Kadang disertai kelainan kongenital pada ginjal.4. KlasifikasiTipe hipospadia berdasarkan letak orifisium uretra eksternum/ meatus :1) Tipe sederhana/ Tipe anteriorTerletak di anterior yang terdiri dari tipe glandular dan coronal. Pada tipe ini, meatus terletak pada pangkal glands penis. Secara klinis, kelainan ini bersifat asimtomatik dan tidak memerlukan suatu tindakan. Bila meatus agak sempit dapat dilakukan dilatasi atau meatotomi.2) Tipe penil/ Tipe MiddleMiddle yang terdiri dari distal penile, proksimal penile, dan pene-escrotal.Pada tipe ini, meatus terletak antara glands penis dan skrotum. Biasanya disertai dengan kelainan penyerta, yaitu tidak adanya kulit prepusium bagian ventral, sehingga penis terlihat melengkung ke bawah atau glands penis menjadi pipih. Pada kelainan tipe ini, diperlukan intervensi tindakan bedah secara bertahap, mengingat kulit di bagian ventral prepusium tidak ada maka sebaiknya pada bayi tidak dilakukan sirkumsisi karena sisa kulit yang ada dapat berguna untuk tindakan bedah selanjutnya.3) Tipe PosteriorPosterior yang terdiri dari tipe scrotal dan perineal. Pada tipe ini, umumnya pertumbuhan penis akan terganggu, kadang disertai dengan skrotum bifida, meatus uretra terbuka lebar dan umumnya testis tidak turun.

5. PenatalaksanaanDikenal banyak tehnik operai hipospadia, yang umumnya terdiri dari beberapa tahap yaitu : a. Operasi pelepasan chordee dan tunneling Dilakukan pada usia 1,5-2 tahun. Pada tahap ini dilakukan operasi eksisi chordee dari muara uretra sampai ke glands penis. Setelah eksisi chordee maka penis akan menjadi lurus tetapi meatus uretra masih terletak abnormal. Untuk melihat keberhasilan eksisi dilakukan tes ereksi buatan intraoperatif dengan menyuntikkan NaCL 0,9% kedalan korpus kavernosum.b. Operasi uretroplasty

Biasanya dilakukan 6 bulan setelah operasi pertama. Uretra dibuat dari kulit penis bagian ventral yang di insisi secara longitudinal pararel di kedua sisi.6. KomplikasiKomplikasi dari hypospadia yaitu :a. Infertilityb. Resiko hernia inguinalis

c. Gangguan psikososial

Komplikasi paska operasi yang terjadi :1) Edema / pembengkakan yang terjadi akibat reaksi jaringan besarnya dapat bervariasi, juga terbentuknya hematom / kumpulan darah dibawah kulit, yang biasanya dicegah dengan balut tekan selama 2 sampai 3 hari paska operasi.

2) Striktur, pada proksimal anastomosis yang kemungkinan disebabkan oleh angulasi dari anastomosis.

3) Rambut dalam uretra, yang dapat mengakibatkan infeksi saluran kencing berulang atau pembentukan batu saat pubertas.

4) Fitula uretrokutan, merupakan komplikasi yang sering dan digunakan sebagai parameter untuyk menilai keberhasilan operasi. Pada prosedur satu tahap saat ini angka kejadian yang dapat diterima adalah 5-10 %.

5) Residual chordee/rekuren chordee, akibat dari rilis korde yang tidak sempurna, dimana tidak melakukan ereksi artifisial saat operasi atau pembentukan skar yang berlebihan di ventral penis walaupun sangat jarang.

6) Divertikulum, terjadi pada pembentukan neouretra yang terlalu lebar, atau adanya stenosis meatal yang mengakibatkan dilatasi yang lanjut.

PENYAJI

MODERATOR

LAPTOP

LCD

PESERTA

PESERTA

PESERTA

FASILITATOR

PESERTA

PESERTA

OBSERVER

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA

PESERTA