resume
DESCRIPTION
SkripsiTRANSCRIPT
REIEW DESAIN REVETMENT PELABUHAN PENDARATAN IKAN
POLEJIWA KABUPATEN BARRU
ABSTRAK
Kabupaten Barru yang terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan, memiliki potensi wilayah pantai yang besar. Kawasan pantai di Kabupaten Barru berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Karena adanya gempuran gelombang secara terus menerus, maka struktur bangunan di wilayah tersebut mengalami kerusakan. Adapun bangunan yang rusak adalah tembok revetment dari daerah reklamasi. Sebelum dilakukan pengembangan pelabuhan lebih lanjut, tembok revetment daerah reklamasi ini haruslah diperbaiki terlebih dahulu.
Data yang digunakan dalam perencanaan meliputi data angin, data bathimetri, data pasang surut, dan data mekanika tanah. Analisis dilakukan terutama terhadap gelombang dikarenakan gelombang merupakan faktor utama penyebab kerusakan struktur, kemudian penetuan jenis bangunan yang akan digunakan beserta detail desainnya.
Dari hasil perencanaan diperoleh bahwa tinggi gelombang rencana hasil perhitungan untuk revetment wall adalah 3,58 m pada periode ulang 10 tahun, tinggi gelombang pecah 4,19 m dengan periode gelombang 10 detik, sebagai revetment wall direncanakan menggunakan turap beton dengan ukuran 3.5 m x 5 m dengan tebal 0.2 m, panjang batang jangkar 7.2 m dengan diameter batang jangkar 45 mm, balk pengikat 35 cm x 50 cm, dan balok pembungkus 10 cm x 25 cm. Gelombang dan arus yang besar yang menyerang bangunan pantai dapat menyebabkan terjadinya erosi pada tanah didepan bangunan. Untuk itu perlu diberi perlindungan berupa tumpukan batu. Berat butir batu pelindung kaki yang sesuai di lokasi adalah 200 kg sampai 250 kg.
Kata kunci : revetment, gelombang.
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Barru yang terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan,
memiliki potensi wilayah pantai yang besar. Sebagian besar perairan pantai telah
dikembangkan menjadi lokasi tambak. Kawasan pantai di Kabupaten Barru yang
berbatasan langsung dengan Selat Makassar.
Karena adanya gempuran gelombang secara terus menerus, maka struktur
bangunan di wilayah tersebut mengalami kerusakan. Adapun bangunan yang
rusak adalah tembok revetment dari daerah reklamasi.
ArnoldMahasiswa S1 Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Universitas HasanuddinJl. Perintis Kemerdekaan km 10 Makassar
Ir. Abd. Madjid Akkas, MTStaff Pengajar Jurusan teknik SipilFakultas Teknik Universitas HasanuddinJl. Perintis Kemerdekaan km 10 Makassar
Silman pongmanda, ST, MTStaff Pengajar Jurusan teknik SipilFakultas Teknik Universitas HasanuddinJl. Perintis Kemerdekaan km 10 Makassar
1.1.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah memberikan gambar desain konstruksi sebagai
hasil dari perencanaan revetment untuk daerah reklamasi di Pelabuhan Pendaratan
Ikan di Desa Polejiwa.
1.2.Lingkup Pembahasan dan Batasan Masalah
Lingkup Pembahasan :
a. Perencanaan yang mencakup analisis data yang berhubungan dengan
proses peramalan gelombang.
b. Menentukan konstruksi atau dimensi revetment.
c. Menentukan konstruksi pelindung kaki bangunan.
d. Menentukan konstruksi lain yang mendukung.
Batasan Masalah :
Mengingat terbatasnya waktu untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, maka
penulis membatasi pada masalah :
a. Peramalan gelombang berdasarkan data angin maksimum bulanan
b. Periode ulang gelombang dengan metode Fisher-Tippett Type I.
c. Perencanaan konstruksi Revetment Wall dengan menggunakan turap
beton
d. Bahan tumpukan pelindung kaki bangunan dari Rubble Mound
e. Pedoman-pedoman yang dipakai adalah: SK SNI T-15- 1991-03
2. GAMBARAN UMUM DAN DATA PERENCANAAN
2.1. Gambaran Umum
2.1.1. Umum
Dalam pengembangan sarana perikanan untuk peningkatan pendapatan
nelayan dan Pemerintah Daerah, maka pemerintah Daerah Barru merencanakan
membuat pelabuhan perikanan secara terpadu. Daerah pantai Polejiwa, secara
geomorfologis mempunyai beberapa unggulan yang cukup kompetitif, yaitu
didepan pantai terbentang morfologi karang yang bisa berfungsi sebagai
“breakwater” alamiah, serta akses hasil perikanan ke jalan negara sebagai jalur
distribusi sangat dekat.
2.1.2. Lokasi Perencanaan Revetment
Lokasi “revetment” pantai Polejiwa yang direncanakan adalah terletak di
daerah produksi yakni di desa dusun Polejiwa, Kecamatan Barru, Kabupaten
Barru, berjarak 102 km dari kota Makassar.
Dasar pemikiran pemilihan lokasi tersebut adalah atas pertimbangan teknis
dan ekonomis, dimana lokasi perencanaan revetment ini bisa sepenuhnya dicapai
dengan kendaraan roda empat dengan kondisi jalan aspal halus.
2.1.3. Kondisi Eksisting
Daerah reklamasi di desa polejiwa seluas 160 m x 155 m. Konstruksi
untuk daerah reklamasi berupa revetment dari beton dengan pondasi dari kaison.
Gelombang yang terjadi sangat dipengaruhi oleh angin yang berhembus di daerah
tersebut, terutama hembusan angin pada November sampai bulan Januari. Dengan
timbulnya gelombang yang secara terus menerus menggempur tembok revetment,
mengakibatkan tembok revetment hancur dan terjadi longsoran di beberapa
bagian. Kondisi ini sangat memperihatinkan dan membahayakan keselamatan
manusia.
2.2. Data Perencanaan
2.2.1. Data Angin
Mengingat data angin di lokasi pekerjaan tidak ada, maka data angin
diambil dari Stasiun Klas I Hasanuddin Makassar, Badan Metereologi dan
Geofisika Balai Wilayah IV Sulawesi dan Maluku, dari tahun 2000 – 2004. Data
yang digunakan diperoleh dari data bulanan untuk kecepatan angin maksimum.
Tabel 2.1 Data angin bulanan tahun 2000-2004
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2000 24 22 26 26 14 10 18 14 16 16 18 22
2001 20 30 22 12 18 15 10 12 14 18 12 20
2002 14 20 11 12 12 12 12 14 14 12 14 20
2003 27 30 25 19 21 22 22 24 30 28
2004 24 30 41 25 25 18 27 21
2.2.2. Data Bathimetri
Survei Bathimetri bertujuan untuk mendapatkan gambaran eksisting
kontur kedalaman di lokasi rencana yang disajikan dalam bentuk gambar peta
kontur batimetri. Dari hasil pemeruman dapat dikatakan bahwa kondisi bathimetri
lkasi cenderung landai. Kedalaman -1 m diperoleh sekitar 100 m dari garis pantai,
kedalaman -5 m diperoleh pada jarak sekitar 700 meter dari garis pantai. Pada
jarak sekitar 800 meter dari garis pantai ditemukan perairan dangkal (-5 m)
dengan dasar perairan karang.
2.2.3. Data Pasang surut
Survey pasang surut bertujuan untuk menentukan nilai-nilai muka air
sebagai referensi elevasi titik didarat dan bathimetri juga untuk meramalkan
kondisi muka air yang mungkin terjadi di lokasi rencana.
Tabel 2.2 Tinggi Muka Air acuan di perairan Pantai Polejiwa
Muka air Chart datumElevasi Datum MWL
(cm)
HAT 192.0 88.1
MHHWS 149.0 44.9
MLLWS 59.0 -44.9
LAT 16.0 -88.1
Zo 140.0 -75.9
2.2.4. Data Mekanika Tanah
Tujuan dari penyelidikan tanah adalah memperoleh data geologi bawah
permukaan yang meliputi parameter teknik dan fisik tanah/ batuan di sekitar
lokasi perencanaan. Geologi daerah penelitian bisa dibagi menjadi 2 satuan
geologi, yaitu:
1. satuan geologi endapan pantai, tersusun atas endapan pasir kasar
2. satuan geologi lempung-lanauan, mempunyai penyebaran sekitar daerah
rawa-rawa.
Dari hasil penyelidikan tanah Pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan
Polejiwa Kab. Barru, diperoleh data mekanika tanah seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.3. Hasil Pemeriksaan Laoratorium Mekanika Tanah
Parameter Nilai
kadar air, W (%) 44.35
Analisa saringan
Gravel (%) 0
Sand (%) 12.52
Silt-Clay (%) 87.48
Spesific Gravity, Gs 2.61
Analisa saringan
Liquid Limit (LL) % 30.52
Plastic Limit (PL) % 19.85
Plasticity Index (PL) % 10.67
Clasification CL
Unit Weight 1.59
Triaxial test 8.3
C (kg/cm2) 0.52
Consolidation TestCc 0.22
Cv (cm2/det) 0.47
Unconfined Compression Test, qu, (kg/cm2) 0.34
3. LANDASAN TEORI PERENCANAAN
Secara garis besar metodologi pelaksanaan Review Desain Revetment
Pelabuhan Pendaratan Ikan Polejiwa diuraikan dalam bagan alir berikut ini.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Layout rencana
Dalam menentukan struktur pengaman pantai yang sesuai untuk kawasan
pantai, selain faktor dominan penyebab erosi pantai, jenis pantai, kondisi geologi
dan kondisi Hidro-Oceanografi, maka kesesuaian dan ketersediaan bahan
bangunan di daerah ini sangatlah penting untuk diperhatikan dan
dipertimbangkan. Bangunan pantai haruslah dibuat layout penempatannya di
lokasi studi.
KEGIATAN AWAL/PERSIAPAN
Pengumpulan Data Sekunder Persiapan Survei dan InvestigasiStudi Pustaka
Pasang surut
Data angin
Geologi dan mektan
Kondisi eksisting
Bathymetri
Peramalan gelombang
Konversi angin
U = RT . RL (U10)L
UA = 0,71 U1,23
Fetch
Feff =
Tinggi dan periode gelombang berdasarkan
gambar .
Periode ulang gelombang
P =
ym = -ln -ln P( HsHsm )
A
Gambar 3.1 Diagram Alir Perencanaan.
4.2. Peramalan Gelombang
Berdasarkan data angin pada Tabel 2.1, kita dapat melakukan peramalan
tinggi dan periode gelombang. Untuk memudahkan perhitungan, satuan kecepatan
angin (knot) diubah ke m/dtk ( Ul ) dimana 1 knot = 0.5 m/dtk. Data angin
tersebut kemudian ditransformasikan ke data angin diatas permukaan laut.
Panjang daerah pembangkitan gelombang di laut (fetch) dibatasi oleh
bentuk daratan yang mengelilingi laut. Didapatkan panjang fetch = 584.96 km dan
UA = 15.46 m/dtk, didapatkan H = 5.9 m dan T = 12.8 detik. Selain berdasarkan
UA dan fetch, dihitung pula tinggi dan periode gelombang berdasar UA dan durasi
angin sebesar 6 jam dengan menggunakan grafik yang sama, dan didapat H = 2.1
m dan T = 6.4 detik. Dari kedua nilai H dan T tersebut diambil nilai yang lebih
kecil, sehingga tinggi dan periode gelombang adalah H = 2.1 m dan T = 6.4 detik.
tidakya
Perencanaan revetment
Gambar desain
Selesai
Perencanaan turap beton
Penjangkaran pelindung kaki bangunan
A
Elevasi struktur
Pasang surutWave set up
2002 1.20 0.79 1.20 1.00 1.00 1.34
1.751.60 1.00
1.20 1.34
1.75 0.90 1.00 1.00 0.79 1.20
0.90 1.201.00 1.60 1.28 0.792001 1.75 2.60 1.75
1.00 1.90
Des
2000 2.10 1.90 2.30 2.30 0.79 0.79 1.60 1.00
Agust Sep Okt NopApr Mei Jun JulTahun Jan Feb Mar
2003 2.20 2.60 2.20 1.65 1.34 1.65 1.90 1.90 1.65 2.43
2004 2.10 2.60 3.90 1.60 2.20 1.60 1.60 1.80
Tab
el
4.1.
Per
hitu
nga
n tin
ggi
gel
omb
ang
sig
nifik
an ta
hun
20
00 –
200
4(m
)
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2000 6.40 6.20 6.70 6.70 4.30 4.30 5.75 4.75 5.10 5.30 4.75 6.20
2001 5.90 7.00 5.90 4.75 5.75 5.25 4.30 4.51 5.10 5.75 4.75 5.90
2002 5.10 5.90 4.51 4.75 4.75 4.30 4.30 5.10 5.10 4.75 4.75 4.75
2003 6.50 7.00 6.50 5.85 5.30 5.85 6.20 6.20 5.85 6.90
2004 6.40 7.00 8.30 5.75 6.50 5.75 5.75 6.00
Tab
el
4.2.
Per
hitu
nga
n pe
riode
gel
omb
ang
sig
nifik
an ta
hun
20
00 –
200
4(d
etik
)
Tab
el
4.3.
Per
hitu
nga
n tin
ggi
dan
ked
ala
man
ge
lom
ban
g p
eca
h ta
hun
200
0 –
2004
1.09
1.09
1.15
1.092003
2004
TAHUN
2000
2001
20021.75
1.20
H (m)
2.30
2.10
2.60
5.90
5.90
5.10
1.75
T (detik)
6.70
6.40
7.00
54.30
40.58
3.90
2.60
2.60
2.43
70.03
63.90
76.44
54.30
0.0051
0.0047
Hb/H'0
1.09
1.09
1.09
H'0 /Gt2
1.09
1.09
1.09
0.0056
0.0054
0.0059
0.0057
0.0063
0.0059
1.5200
1.5200
Hb/g T2
0.0057
0.0057
0.0059
1.5200
1.5200
0.0056
db /Hb
1.5200
1.5200
1.5200
1.1312
a
1.5200
1.5200
1.5200
b
1.1312
1.1312
1.1312
1.1312
1.1312
1.1312
1.1312
1.1500
1.1312
Hb (m)
2.51
2.29
2.83
1.91
1.91
1.38
2.83
2.64
4.25
2.83
minmax
3.81 2.84
3.48 2.59
4.31 3.21
3.21
2.90 2.16
2.90 2.16
4.31 3.21
db (m)
4.02 2.99
6.46 4.89
2.10 1.56
4.31
L (m)
6.90 0.0052
0.0054
0.0052
0.0052
0.0054
7.00
0.0051
Hrencana 3.58 10.00 156.00 1.17 0.0043
8.30
7.00
0.0058
0.0054
4.69
76.44
74.27
107.47
76.44
1.5200 1.1200 4.19 6.370.0036
4.3. Perkiraan Gelombang dengan Periode Ulang.
Data tinggi gelombang signifikan tiap bulan yang didapatkan dari
peramalan diurutkan dari nilai terbesar sampai yang terkecil. Selanjutnya
probabilitas ditetapkan untuk setiap tinggi gelombang dengan menggunakan
rumus pada Persamaan (3.6)
dimana m = 1, NT = 54
Untuk perhitungan selengkapnya seperti terlihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Tinggi Gelombang dengan Periode Ulang Tertentu
Periode
ulang
(tahun)
yr
(tahun)Hsr (m) nr r
Hs -
1,28r
(m)
Hs +
1,28r
(m)
2 3.049 2.79 0.367 0.227 2.499 3.079
5 3.980 3.24 0.465 0.287 2.873 3.609
10 4.677 3.58 0.540 0.334 3.153 4.007
25 5.597 4.03 0.639 0.395 3.521 4.533
4.4. Gelombang di lokasi bangunan
Dalam perencanaan ini digunakan tinggi gelombang rencana dengan
periode ulang 10 tahunan, yaitu H0 = 3.58 m, periode gelombang rencana
ditetapkan sebesar 10 detik.
Selama penjalarannya menuju pantai, tinggi gelombang berubah karena
proses refraksi dan pendangkalan serta gelombang pecah; yang tergantung pada
bathimetri dan karakteristik gelombang laut dalam. Dengan koefisien refraksi
maksimum Kr = 1 dan koefisien pendangkalan Ks = 1.075 didapatkan gelombang
akan mengalami pecah pada kedalaman dbmax = 6.37 m dan dbmin = 4.69 m, serta
tinggi gelombang menjadi 5.71 m. Jadi pada kedalaman 1m, gelombang telah
pecah dimana gerak gelombang berubah dari osilasi menjadi translasi.
4.5. Elevasi Struktur
Tinggi muka air rencana tergantung pada pasang surut, wave setup, wind
setup, stunami, dan pemanasan global. Dalam perencanaan bangunan, tidak
semua parameter tersebut digunakan. Hal ini mengingat bahwa kemungkinan
terjadinya semua parameter secara bersamaan adalah sangat kecil. Oleh karena itu
elevasi muka air rencana hanya didasarkan pada pasang surut dan wave setup.
1) Pasang surut
Dari data pengukuran pasang surut di dapat beberapa elevasi muka air yaitu
MHWL = +0,45 m; MSL = +0,00 m; dan MLWL = - 0,45 m.
2) Wave set-up
Wave set-up dapat dihitung dengan persamaan (3.15), sehingga didapat: Sw =
0.65 m
Elevasi struktur ditetapkan berdasarkan kedua faktor tersebut sehingga :
Elevasi struktur = MHWL + Sw + free board
= 0,45 + 0,65 + 0,7
= 1,8 m
4.6. Struktur
Dimensi turap beton : lebar 3.5 m, tinggi 4 m, tebal 0.2 m, tulangan
lapangan 16 – 50 dan tulangan tumpuan 212 – 100. Dimensi jangkar : profil
baja YSP.FA dengan Wx = 117 cm3, panjang batang jangkar 5.5 m dan
diameter batang jangkar 35 mm. Dimensi balok pengikat (wall cap) : balok beton
30 cm x 50 cm, tulangan lapangan 414, tulangan sengkang 10. Dimensi balok
ganjal datar : beton pembungkus 10 cm x 25 cm, profil baja CNP-6 1/2 dengan
Wx =300 cm3.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan perhitungan dengan mengacu pada teori dan
rumus-rumus empiris serta parameter-parameter yang ada, maka dalam
perencanaan Revetment Pelabuhan Pendaratan Ikan Polejiwa Kabupaten Barru
telah diperoleh suatu kesimpulan bahwa tinggi gelombang rencana hasil
perhitungan untuk Revetment wall adalah 3,58 m pada periode ulang 10 tahun,
sedang dalam perencanaan awal tinggi gelombang diambil 0,2 m. Pada
perencanaan awal, digunakan talud beton yang diletakkan diatas pondasi kaison
sehingga antara talud dan pondasi tidak saling mengikat yang menyebabkan pada
saat diterpa gelombang besar, struktur menjadi hancur. Gelombang dan arus yang
besar yang menyerang bangunan pantai dapat menyebabkan terjadinya erosi pada
tanah didepan bangunan. Untuk itu perlu diberi perlindungan berupa tumpukan
batu. Berat butir batu pelindung kaki yang sesuai di lokasi adalah 200 kg sampai
250 kg. Untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat, sebaiknya data yang
digunakan untuk analisis adalah data gelombang hasil pengukuran langsung.
DAFTAR PUSTAKA
1. A.R. Soehoed, 2004, “Reklamasi Laut Dangkal”, Djambatan, Jakarta.
2. Braja M. Das, 1984, “Principles of Foundation Engineering”, second
edition,PWS-KENT Publishing Company, Boston.
3. Dipohusodo, Istimawan, 1999, “Struktur Beton Bertulang”, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
4. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Ditjen Cipta Karya, 1979,
“Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971”, cetakan ke 7.
5. Suryolelono, K. Basah, “Teknik Pondasi Bagian II”, fondasi tiang, turap,
sumuran dan fondasi spesial, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
6. Triatmodjo, Bambang, 1999, “Teknik Pantai”, Beta Offset, Yogyakarta.
7. Vis, W.C dan Gideon, Kusuma, 1993,”Grafik dan Tabel Perhitungan Beton
Bertulang Seri 4”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
8. V Sunggono Kh, Ir, 1995, “Buku Teknik Sipil”, Nova, Bandung.