refer at

39
REFERAT ABLASI RETINA ERLIN IRAWATI I11109059

Upload: erlin-irawati

Post on 14-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ablasi retina

TRANSCRIPT

REFERAT ABLASI RETINA

REFERATABLASI RETINAERLIN IRAWATII11109059LATAR BELAKANGPrevalensi ablasi retina didunia adalah 1 kasus dalam 10.000 populasi.Biasanya ablasi retina terjadi pada usia 40-70 tahun.Prevalensi meningkat pada beberapa keadaan seperti miopi tinggi, afakia/pseudofakia dan trauma.laki-laki memiliki resiko mengalami ablasi retina lebih besar dari perempuanANATOMI RETINA

ABLASI RETINADEFINISIAblasi retinaPemisahan retina sensorik, yakni lapisan fotoreseptor dan jaringan bagian dalam, dari epitel pigmen retina di bawahnya.KLASIFIKASIAblasi retina regmatogenosa (primer) adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retinaAblasi retina traksi (sekunder)lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retinaAblasi retina eksudatif (sekunder)ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan mengangkat retina

1. Ablasi retina regmatogenosaFAKTOR PREDISPOSISIUsia.Jenis kelamin. pria banding wanita adalah 3:2.Miopia. Sekitar 40% kasus ablasi retina regmatogenosa terjadi pada pasien miopia.Afakia. Ablasi retina umumnya terjadi pada pasien yang afakia dibandingkan fakia.Degenerasi retina Senile posterior vitreous detachment (PVD)

PATOGENESIS

GEJALA PRODROMALFloaters (dark spots) di depan mata yang terjadi karena degenerasi vitreous. Fotopsia/light flashes (kilatan cahaya) tanpa adanya cahaya di sekitarnya, yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan dalam keremangan cahaya atau dalam keadaan gelap. Sensasi kilatan cahaya terjadi karena iritasi retina oleh pergerakan vitreous.

GEJALA ABLASI RETINAPenurunan lapang pandang yang terlokalisasi pada fase awal yang berkembang menjadi hilangnya lapang pandang total ketika ablasi retina perifer telah mencapai area makula.Penurunan tajam penglihatan yang mendadak ketika ablasi retina terjadi luas dan sentral. Pasien yang mengalaminya biasanya mengeluhkan adanya kabut hitam atau tabir yang tiba-tiba muncul di depan mata.

TANDAPemeriksaan eksternal : normalTIO : normalMarcus Gunn pupil : defek pupil aferen relatifBerubahnya refleks merah pada pupil menjadi refleks abu-abu pada kuadran yang mengalami ablasi retina.Funduskopi: Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah dan apabila bola mata bergerak akan terlihat retina yang lepas bergoyang-goyang.Ablasi retina regmatogenosa

TANDA (cont.)Defek lapang pandang (skotoma) sesuai dengan area yang mengalami ablasi.Elektroretinografi : subnormal atau tidak ada.USG untuk mengonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan ini khususnya dilakukan pada pasien dengan media penglihatan yang kabur, misalnya pada katarak.

TATALAKSANA1. Menutupi robekan retina dengan kriokoagulasi.Tujuan : menimbulkan adhesi antara epitel pigmen dan retina sensorik sehingga mencegah influks cairan lebih lanjut ke dalam ruang subretina2. Drainase cairan subretina dengan cara memasukkan jarum halus melewati sklera dan koroid ke dalam ruang subretina sehingga cairan subretina dapat dikeluarkan.Drainase cairan subretina dengan cara memasukkan jarum halus melewati sklera dan koroid ke dalam ruang subretina sehingga cairan subretina dapat dikeluarkan.

TATALAKSANA

TATALAKSANA3. PembedahanScleral buckleRetinopeksi pneumatikVitrektomi2. Ablasi retina traksiETIOLOGIRetinopati diabetes proliferatifVitreoretinopati proliferatifRetinopati pada prematuritasTrauma mata

Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit.GEJALA DAN TANDAAdanya vitreoretinal bands dengan lesi penyakit penyebabRobekan retina biasanya tidak ada dan konfigurasi area ablasi adalah konkaf.Mobilitas retina berkurang, serta tidak ada shifting fluid.Berbeda dengan penampakan konveks pada ablasi regmatogenosa, ablasi retina akibat traksi yang khas memiliki permukaan yang lebih konkaf dan cenderung lebih lokal, biasanya tidak meluas ke ora serataAblasi retina traksi

TATALAKSANAVitrektomi pars plana pita traksi vitreoretina3. Ablasi retina eksudatifETIOLOGIAblasi retina eksudatif dapat terjadi karena retina terdorong oleh neoplasma atau akumulasi cairan di bawah retina yang mengikuti inflamasi atau lesi vaskuler. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi).GEJALA DAN TANDATidak adanya fotopsia, robekan, folds (lipatan), dan undulasi.Ablasi retina eksudatif halus dan konveks. Pada puncak tumor biasanya membulat dan terfiksasi dan bisa menunjukkan gangguan pigmentasi.Shifting fluid, dengan gejala khas perubahan posisi area ablasi yang disebabkan oleh gravitasi.

Ablasi retina eksudatif

TATALAKSANAAblasi retina eksudatif karena transudat, eksudat dan hemoragik dapat mengalami regresi atau menunjukkan perbaikan karena cairan tersebut diabsorbsi. Terapi harus dilakukan terhadap penyakit penyebabnya.Adanya tumor intraokular biasanya membutuhkan terapi enukleasi.

KOMPLIKASIPenurunan ketajaman penglihatan dan kebutaanPenurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau persepsi cahaya adalah komplikasi yang sering dari ablasi retina yang melibatkan makula.Jika retina tidak berhasil dilekatkan kembali dan pembedahan mengalami komplikasi, maka dapat timbul perubahan fibrotik pada vitreous (vitreoretinopati proliferatif, PVR). PVR dapat menyebabkan traksi pada retina dan ablasi retina lebih lanjut.PROGNOSISPrognosis tergantung luasnya robekan retina, jarak waktu terjadinya ablasi, diagnosisnya dan tindakan bedah yang dilakukan.Terapi yang cepat prognosis lebih baik. Prognosis lebih buruk bila mengenai makula atau jika telah berlangsung lama.KESIMPULANAblasi retina adalah suatu kelainan pada mata yang disebabkan karena terpisahnya lapisan neuroretina dari lapisan epitel pigmen retina akibat adanya cairan di dalam rongga subretina atau akibat adanya suatu tarikan pada retina oleh jaringan ikat atau membran vitreoretina.KESIMPULANAblasi retina berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi tiga, ialah ablasi retina regmatogenosa, ablasi retina traksional dan ablasi retina eksudatif. Penatalaksanaan ablasi retina saat ini yaitu dapat dengan menutupi robekan retina dengan kriokoagulasi, drainase cairan subretina, serta pembedahan. KESIMPULANTerdapat tiga metode pembedahan yang umumnya digunakan yaitu scleral buckle, retinopeksi pneumatik, dan vitrektomi. Prognosis tergantung luasnya robekan retina, jarak waktu terjadinya ablasi, diagnosisnya dan tindakan bedah yang dilakukan.Terapi yang cepat prognosis lebih baik. Prognosis lebih buruk bila mengenai makula atau jika telah berlangsung lama.

TERIMA KASIH