koperasi at prigi

26
PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI TERHADAP BEBERAPA KOPERASI DI KAWASAN PRIGI KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL ARTIKEL SKRIPSI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN Oleh : HAKIM MIFTAKHUL HUDA NIM. 0310840027 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: hakim-mh

Post on 10-Jun-2015

1.222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Koperasi at Prigi

PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI TERHADAP BEBERAPA KOPERASI

DI KAWASAN PRIGI KECAMATAN WATULIMO

KABUPATEN TRENGGALEK MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

ARTIKEL SKRIPSI

SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

Oleh :

HAKIM MIFTAKHUL HUDA

NIM. 0310840027

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERIKANAN

MALANG

2007

Page 2: Koperasi at Prigi

PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI TERHADAP BEBERAPA KOPERASI

DI KAWASAN PRIGI KECAMATAN WATULIMO

KABUPATEN TRENGGALEK MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

Artikel Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk

memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya

Oleh :

HAKIM MIFTAKHUL HUDA

NIM. 0310840027

Menyetujui,Dosen Pembimbing I

(Dr. Ir. AGUS TJAHJONO, MS)Tanggal : _________________

Dosen Pembimbing II

(Ir. NUDDIN HARAHAP, MP) Tanggal : _________________

Mengetahui,Ketua Jurusan

(Ir. MAHENO SRI WIDODO, MS)Tanggal : ________________

Page 3: Koperasi at Prigi

PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI TERHADAP BEBERAPA KOPERASI

DI KAWASAN PRIGI KECAMATAN WATULIMO

KABUPATEN TRENGGALEK MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

By : HAKIM MIFTAKHUL HUDA1), AGUS TJAHJONO2), NUDDIN HARAHAP3)

Kata Kunci : Kesehatan Koperasi, Analisis CAMEL, Kawasan Prigi

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada lima koperasi yang ada di kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, mulai Bulan April sampai dengan Bulan Juni 2007. Koperasi yang diteliti adalah Pantai Prigi Credit Union (PPCU), Koperasi Mina Tani Sempurna, Koperasi SINATI, Koperasi Putri Bahari dan Koperasi Bakul Nelayan. Latar belakang penelitian ini adalah belum maksimalnya kinerja beberapa koperasi yang ada di kawasan Prigi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil dan tingkat kesehatan koperasi yang ada di kawasan Prigi dengan mengetahui keadaan permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditasnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif (analisis CAMEL) dengan jenis data yang diambil meliputi data primer dan sekunder.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa koperasi di kawasan Prigi telah memiliki Badan Hukum Koperasi, mayoritas anggota koperasi berprofesi sebagai nelayan, jumlah anggota koperasi pada beberapa koperasi kurang dari 300 orang anggota dan beberapa koperasi hanya melakukan kegiatan simpan pinjam. Pada tahun 2006 hanya terdapat satu koperasi sehat yaitu PPCU dan tiga koperasi kurang sehat. Sedangkan SINATI tidak diketahui kesehatannya karena belum melaksanakan Rapat Anggota Tahunan. Perkembangan kesehatan koperasi antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 di kawasan Prigi cenderung mengalami penurunan kecuali pada PPCU yang cukup stabil sehat dan KPB stabil tetapi kurang sehat. Titik kelemahan utama yang menyebabkan tingkat kesehatan beberapa koperasi di kawasan Prigi kurang baik adalah kurangnya perhatian terhadap aspek manajemen.

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan kepada pihak koperasi adalah memperbaiki beberapa aspek yang menjadi titik kelemahan selama ini, bagi Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan pembinaan terhadap koperasi yang ada di kawasan Prigi. Sedangkan bagi masyarakat diharapkan untuk mengoptimalkan sumberdaya manusia yang ada bagi kemajuan koperasi.

1) Mahasiswa2) Dosen Pembimbing I3) Dosen Pembimbing II

Page 4: Koperasi at Prigi

COOPERATION PERFORMANCE ASSESSMENT TO SOME COOPERATION

ON PRIGI AREA WATULIMO DISTRICT TRENGGALEK SUB PROVINCE

BY CAMEL ANALYSIS

By : HAKIM MIFTAKHUL HUDA1), AGUS TJAHJONO2), NUDDIN HARAHAP3)

Key Word : Cooperation Performance, CAMEL Analysis, Prigi Area

ABSTRACT

This research executed at five cooperation at Prigi area Watulimo district Trenggalek sub province, in April – June, 2007. The object of research are Pantai Prigi Credit Union (PPCU), Koperasi Mina Tani Sempurna, Koperasi SINATI, Koperasi Putri Bahari (KPB)dan Koperasi Bakul Nelayan (KBN). The background of this research is under maximal performance of cooperation at Prigi area.

The objectives of this research are to know profile and the performance level of cooperation by known capital, quality activa, management, rentability and liquidity. The methode used in this research are descriptive qualitative and quantitative (by CAMEL analysis) with prime and secondary data.

Based on the research, it can be concluded that cooperation at Prigi area have owned the cooperation legal law, the majority member are fisherman, amount of cooperation member at some cooperation les than 300 people, some cooperation only conduct saving and loan activity. There are one cooperation with healthy cooperation that is PPCU and three cooperation under the way. While SINATI unknown its performance because not yet execute annual meeting of members. The growth of cooperation performance among 2004 until 2006 in Prigi area tend to degradation of cooperation performance level except PPCU which stable healthy and KPB which stable under the way. Especial weakness caused the bad performance level some cooperation at Prigi area is lack of attention to management aspect.

Based on the research, suggestion able to some cooperation is improve some aspect which become weakness during the time, to government expected to increase costruction to cooperation exist in Prigi area. While to society expected to optimalizing human resources existing for cooperation progress.

1) University Student2) 1st Lecturer of Counsellor3) 2nd Lecturer of Counsellor

Page 5: Koperasi at Prigi
Page 6: Koperasi at Prigi

PEMBERDAYAAN KOPERASI SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI

KAWASAN PESISIR

PENGANTAR

Bank yang merupakan bagian dari Lembaga Keuangan mempunyai

peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian suatu bangsa

(Kasmir, 2002). Hal ini dikarenakan peran strategis lembaga keuangan adalah

pada fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat (surplus/ kelebihan

dana) dan sekaligus pendistribusian dana tersebut ke masyarakat (defisit/

kekurangan dana) atau sering disebut dengan fungsi perantara dari unit surplus

kepada unit defisit (intermediation role)(Siamat, 1995).

Koperasi yang bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya dapat menjadi pilihan alternatif dalam memenuhi

kebutuhan modal masyarakat pesisir. Koperasi mempunyai prinsip-prinsip yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat pesisir sehingga mendukung terjadinya

kerjasama antara masyarakat dan koperasi.

Paradigma yang lebih mengutamakan pada pertumbuhan kuantitas pada

masa lalu telah mendorong tumbuhnya koperasi yang diprakarsai pemerintah

dengan pendekatan top down approach daripada yang tumbuh atas prakarsa

sendiri (bottom up approach). Keadaan seperti ini tidak membuat koperasi

memiliki fundamental yang kokoh dalam pertumbuhannya dan cenderung tidak

serius melaksanakan aktivitas. Untuk itu pemberdayaan koperasi menjadi tugas

dari seluruh komponen masyarakat dan dilakukan secara serentak

berkesinambungan dan saling melengkapi (Firdaus, 2002).

Langkah awal dalam rangka pemberdayaan koperasi adalah mengetahui

kinerja dan kemajuan dari koperasi, yaitu dengan dilakukan penilaian tingkat

kesehatan terhadap Koperasi. Dalam Keputusan Menteri Koperasi dan

Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia No. 194/KEP/M/V/1998 yang

memuat tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan

Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi, dijelaskan bagaimana

tatacara penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi. Dimana penilaian tersebut

dilakukan pada 5 aspek yang terdiri dari modal (capital), kualitas aktiva produktif

(asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earning) dan likuiditas

(liquidity).

1.2 Perumusan Masalah

Page 7: Koperasi at Prigi

Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan mikro yang ada di wilayah

pesisir seharusnya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi

masyarakat pesisir. Hal ini dikarenakan koperasi mempunyai latar belakang dan

tujuan yang sesuai dengan karakter masyarakat pesisir. Keberadaan koperasi

yang dikelola dengan baik dan kerjasama yang terjalin antara masyarakat pesisir

dan koperasi diharapkan dapat menciptakan kegiatan ekonomi yang bergairah

melalui kegiatan simpan pinjam yang dilaksanakan.

Berdasarkan keadaan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana profil koperasi yang ada di Kawasan Pantai Prigi

2. Bagaimana tingkat kesehatan koperasi yang ada di Kawasan Pantai Prigi

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Profil koperasi yang ada di Kawasan Prigi

2. Tingkat kesehatan koperasi yang ada di Kawasan Prigi dengan mengetahui

keadaan permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan

likuiditasnya

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Bagi Perguruan Tinggi

Menambah pengetahuan tentang peran koperasi bagi masyarakat pesisir

2. Bagi Koperasi

Menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi koperasi untuk lebih

memperhatikan faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,

rentabilitas dan likuiditas

3. Bagi Pemerintah

Menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan

pembangunan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

Definisi Koperasi Indonesia menurut UU No.25/1992 tentang Perkoperasian

adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum

Page 8: Koperasi at Prigi

koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar atas azas

kekeluargaan. Adapun tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut

membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945.

2.2 Analisis CAMEL

Analisis CAMEL adalah penilaian menggunakan sistem kredit dengan cara

menjumlahkan nilai kredit yang didapat dari tiap-tiap komponen setelah dikalikan

bobot faktor. Komponen CAMEL meliputi : Capital (permodalan), Asset Quality

(kualitas aset), Management (manajemen), Earning (rentabilitas), Liquidity

(likuiditas). Penilaian tingkat kesehatan koperasi dengan analisis CAMEL

dilakukan dengan memberikan bobot penilaian terlebih dahulu sesuai dengan

besarnya pengaruh tiap aspek terhadap kesehatan koperasi tersebut.

Bobot yang telah ditetapkan dikalikan dengan nilai kredit sehingga akan

diperoleh nilai skor. Nilai kreditnya adalah 0 sampai dengan 100 yang diperoleh

dari perhitungan tiap rasio, dimana tiap-tiap rasio memiliki ketentuan nilai kredit

yang berbeda. Tahap akhir dari analisis CAMEL adalah mengukur total skor dari

tiap komponen dalam analisis CAMEL. Total skor ini merupakan dasar untuk

menetapkan predikat tingkat kesehatan koperasi yang dibagi dalam 4 golongan

yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa koperasi yang ada di kawasan Prigi

Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, mulai Bulan April sampai dengan

Bulan Juni 2007.

3.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah koperasi yang berada di kawasan Prigi yang

mempunyai usaha atau unit usaha jasa simpan pinjam dan telah melakukan

kegiatan usaha selama 3 tahun atau paling tidak telah beroperasi sejak awal

tahun 2004.

Page 9: Koperasi at Prigi

3.3 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian survai. Dasar pertimbangan

melakukan penelitian survai karena alasan keterbatasan waktu, efisiensi biaya

dan kesediaan sampel dalam memberikan informasi.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yakni pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas adanya

tujuan tertentu yang dipandang mempunyai hubungan erat dengan populasi yang

diketahui bukan didasarkan atas strata, random atau daerah (Arikunto, 1992).

Berdasarkan pertimbangan tersebut, dari jumlah populasi sebanyak 7 buah

koperasi maka diambil 5 koperasi sebagai sampel penelitian yaitu Pantai Prigi

Credit Union (PPCU), Koperasi Mina Tani Sempurna, Koperasi SINATI, Koperasi

Putri Bahari dan Koperasi Bakul Nelayan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer

Data primer ini diperoleh dari wawancara dan observasi.

Data yang diperoleh melalui observasi diantaranya adalah kegiatan

operasional koperasi sehari-hari.

Data yang diperoleh melalui proses wawancara diantaranya untuk

mengetahui profil koperasi, aspek manajemen dan beberapa penjelasan atau

keterangan yang belum diperoleh dari data sekunder.

2. Data sekunder

Sumber data sekunder diperoleh dari koperasi, Kantor dinas Koperasi dan

Perdagangan Kabupaten Trenggalek, perpustakaan dan media masa (cetak dan

elektronik). Data sekunder yang dibutuhkan diantaranya adalah data Rapat

Anggota Koperasi mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, informasi

keberadaan koperasi dikawasan Prigi, metode penilaian kesehatan koperasi,

Undang-Undang yang berhubungan dengan koperasi dan informasi lain yang

menunjang penelitian.

3.6 Analisis Data

Page 10: Koperasi at Prigi

Teknik analisis data yang digunakan dalam mengetahui profil koperasi adalah

dengan deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan secara rinci dan teliti

identitas dari beberapa koperasi yang ada di kawasan Prigi. Mulai dari nama

koperasi, waktu pendirian, status Badan Hukum, keanggotaan dan mekanisme

kegiatan usaha.

Sedangkan teknik analisis data untuk menilai tingkat kesehatan koperasi

sesuai surat Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil

Republik Indonesia No. 194/KEP/M/V/1998 adalah menggunakan analisis

CAMEL dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung rasio tiap-tiap komponen berdasarkan rumus dan ketentuan yang

telah ditetapkan dari kelima aspek.

2. Menghitung besarnya Nilai Kredit masing-masing komponen CAMEL

3. Menghitung skor masing-masing komponen CAMEL dengan jalan mengalikan

Nilai Kredit dengan bobot masing-masing rasio

4. Menjumlahkan skor dari keseluruhan faktor CAMEL

5. Menetapkan predikat kesehatan koperasi secara keseluruhan aspek CAMEL

berdasarkan total skor dibandingkan dengan standar predikat tingkat

kesehatan koperasi yang telah ditetapkan

Dari penjumlahan nilai skor faktor CAMEL, maka didapat nilai skor CAMEL

untuk menentukan tingkat kesehatan koperasi dengan predikat sebagai berikut :

Tabel 1. Tingkat Kesehatan Koperasi Menurut Analisis CAMEL

No.Nilai

KreditPredikat

1 81 – 100 Sehat

2 66 ≤ 81Cukup

Sehat

3 51 ≤ 66Kurang

Sehat

4 0 ≤ 51 Tidak Sehat

(Sumber : Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi, 2002)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil

Page 11: Koperasi at Prigi

4.1.1 Pantai Prigi Credit Union (PPCU)

Pantai Prigi Credit Union (PPCU) merupakan lembaga keuangan mikro

berbentuk koperasi yang pendiriannya diprakarsai oleh para sarjana ekonomi

dari kawasan Prigi. PPCU didirikan pada tanggal 12 Juni 2002 dengan jumlah

anggota awal sebanyak 34 orang. Modal awal dari PPCU sebesar Rp.

3.400.000,- dari anggota sendiri dan tanpa bantuan modal dari pihak lain.

Latar belakang berdirinya PPCU diantaranya adalah keinginan untuk

membantu memperlancar kegiatan perekonomian petani dan nelayan khususnya

dan masyarakat kawasan Prigi pada umumnya. PPCU terdaftar sebagai koperasi

dengan Badan Hukum Nomor : 188.42/006/406.057/BH/03.

PPCU melakukan kegiatan usaha simpan pinjam yang hanya melayani

anggotanya saja. Kegiatan simpanan dibagi menjadi simpanan saham dan

simpanan non saham. Disamping kegiatan simpanan, PPCU juga memberikan

berbagai jenis pinjaman kepada anggotanya.

4.1.2 Koperasi Bakul Nelayan (KBN)

Latar belakang berdirinya Koperasi Bakul Nelayan (KBN) adalah munculnya

solidaritas antara bakul (pedagang) dan nelayan yang berharap meningkatnya

kesejahteraan yang tentunya memerlukan sebuah wadah. Sehingga dibentuk

wadah berupa koperasi yang mempunyai jumlah anggota pada awal berdirinya

sebanyak 35 orang. KBN resmi berdiri pada tanggal 27 September 2001.

KBN bergerak sebagai koperasi primer yang mandiri dan tidak mempunyai

kerjasama dengan koperasi lain. Kerjasama yang dilakukan hanya dengan

pemerintah sebagai pembina dan sumber modal usaha dengan kredit lunak yang

diberikan.

4.1.3 Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Tani Sempurna

Latar belakang berdirinya Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Tani Sempurna

adalah kebutuhan akan lembaga yang mampu menggerakkan kegiatan ekonomi

pedesaan dan banyak dipengaruhi oleh kepentingan pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat pedesaan. Sehingga peran

pemerintah dalam pendirian KUD pada waktu itu cukup besar.

Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Tani Sempurna mempunyai Badan Hukum

Nomor : 4611 A/BH/11/1980 Tanggal 23 September 1996. Koperasi Unit Desa

(KUD) Mina Tani Sempurna mempunyai beberapa kegiatan usaha yang dibagi

Page 12: Koperasi at Prigi

menjadi 6 unit usaha. Salah satu unit usaha yang dilaksanakan adalah unit

simpan pinjam. Pada unit simpan pinjam melayani kegiatan pinjaman kepada

anggotanya. Adapun kredit yang diberikan ada 2 jenis yaitu kredit 1 tahunan

dengan bunga 1,85% per bulan dan kredit 3 bulanan dengan bunga 4% per

bulan.

4.1.4 Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Mina Tani Teluk Prigi (SINATI)

Latar belakang berdirinya Koperasi Mina Tani Teluk Prigi (SINATI) berkaitan

dengan begitu besarnya jumlah nelayan purse seine yang ada di kawasan pantai

Prigi. Sehingga nelayan yang memiliki latar belakang profesi yang sama

mendirikan sebuah koperasi pada tanggal 15 Februari 1999.

SINATI telah terdaftar di Dinas Koperasi dengan Badan Hukum Nomor :

10/BH/ KDK.13-1.1/II/1999. Pada tahun 2004 jumlah anggota yang aktif

sebanyak 57 orang dan menjadi 56 orang pada tahun 2005 dan berkurang lagi

menjadi 52 orang pada tahun 2006.

4.1.5 Koperasi Wanita Puteri Bahari (KPB)

Latar belakang berdirinya Koperasi Wanita Puteri Bahari (KPB) adalah untuk

memperkuat perkumpulan wanita di wilayah teluk Prigi dalam sisi kelembagaan

sekaligus menampung bantuan-bantuan yang ditujukan kepada para wanita tani

dan nelayan. Anggota Koperasi Wanita Puteri Bahari (KPB) adalah para wanita

yang tergabung dalam kumpulan Peningkatan Peran Wanita Tani dan Nelayan

(P2WTN) di 5 (lima) desa di Kecamatan Watulimo yaitu Desa Tasikmadu, Desa

Prigi, Desa Sawahan, Desa Margomulyo dan Desa Karanggandu.

Koperasi Wanita Puteri Bahari (KPB) mulai didirikan pada tahun 1994 dengan

beranggotakan sebanyak 25 orang dan mengalami perkembangan menjadi 128

anggota pada tahun 2004 dan 2005 dan bertambah lagi menjadi 131 anggota

pada tahun 2006. KPB telah mempunyai Badan Hukum Koperasi dengan

Nomor : 154/BH/KDK.13.20/1/N/1999, Tanggal 21 September 1999.

4.2 Hasil Analisis CAMEL

4.2.1 Permodalan (Capital)

Skor permodalan maksimal yang bisa dicapai oleh koperasi dalam penilaian

kesehatan koperasi adalah sebesar 20. Adapun perolehan skor permodalan dari

masing-masing koperasi yang diteliti dapat dilihat pada gambar 1. berikut ini :

Page 13: Koperasi at Prigi

Gambar 1. Grafik Skor Permodalan Beberapa Koperasi di Kawasan Prigi

Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2006

Berdasarkan Gambar 1. diketahui bahwa KBN dan KPB pada tahun 2004

sampai dengan tahun 2006 memiliki kondisi permodalan yang baik. Kondisi

permodalan PPCU pada tahun 2004 dan 2005 kurang baik. Hal ini disebabkan

oleh kecilnya perbandingan antara modal sendiri dengan total aset yang dimiliki

dan besarnya jumlah pinjaman diberikan yang beresiko.

Perkembangan kondisi permodalan USP KUD MTS relatif stabil dan

mempunyai kondisi permodalan yang baik pada tahun 2005. Kondisi permodalan

USP SINATI pada tahun 2004 adalah kurang baik dan menurun lagi pada tahun

2005 menjadi buruk. Kondisi ini bisa terjadi karena USP SINATI hanya menanam

modal sendiri dalam jumlah yang sedikit dan lebih mengutamakan modal asing .

4.2.2 Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality)

Jumlah maksimal skor kualitas aktiva produktif yang bisa dicapai oleh

koperasi dalam penilaian kesehatan koperasi adalah sebesar 30.

Kondisi kualitas aktiva produktif dari beberapa koperasi yang diteliti rata-rata

cukup baik dan stabil. Bahkan PPCU memiliki kondisi kualitas aktiva produktif

yang sangat baik dengan ditunjukkan oleh skor yang dicapai mendekati

sempurna. Hanya KBN yang mengalami penurunan kualitas aktiva produktif dari

tahun 2004 ke tahun 2005 dan 2006. Adapun skor kualitas aktiva produktif yang

dicapai oleh koperasi yang diteliti dapat dilihat pada gambar 2. berikut ini :

10.57.8

17

20 20 20

17

20

14

6.3

1.60

20 20 20

0

5

10

15

20

25

2004 2005 2006

permodalan

PPCU

KBN

MTS

SINATI

KPB

Page 14: Koperasi at Prigi

Gambar 2. Grafik Skor Kualitas Aktiva Produktif Beberapa Koperasi di Kawasan

Prigi Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2006

Skor kualitas aktiva produktif yang dicapai PPCU mendekati sempurna. Hal

ini bisa terjadi karena pinjaman hanya diberikan kepada anggota, resiko

pinjaman bermasalah yang relatif kecil jika dibandingkan dengan pinjaman yang

diberikan dan adanya dana cadangan resiko untuk menutupi pinjaman yang

bermasalah sehingga tidak mengganggu kegiatan operasional koperasi.

Skor kualitas aktiva produktif yang dicapai oleh USP KUD MTS, USP

SINATI dan KPB hampir sama yaitu kurang dari 20. Hal utama yang

menyebabkan skor yang dicapai tidak bisa maksimal adalah karena tidak adanya

dana cadangan resiko untuk menutup pinjaman diberikan yang bermasalah.

Kualitas aktiva produktif KBN mengalami penurunan dari tahun 2004 ke

tahun 2005. Pada tahun 2004 KBN memiliki dana cadangan resiko yang mampu

menutupi jumlah pinjaman diberikan yang bermasalah.

4.2.3 Manajemen (Management)

Skor maksimal yang bisa dicapai koperasi dari aspek manajemen pada

penilaian kesehatan koperasi adalah sebesar 25. Beberapa koperasi yang diteliti

memiliki skor manajemen kurang dari 15. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

pada beberapa koperasi aspek manajemen belum dilaksanakan secara optimal.

Adapun skor manajemen yang dicapai oleh beberapa koperasi yang diteliti dapat

dilihat pada gambar 3. berikut ini:

29.4 29.4 29.628.6

11 11.4

18.4 18.415.2

19.4 19.2

0

19.2 19.2 19

0

5

10

15

20

25

30

35

2004 2005 2006

kualitas aktiva produktif

PPCU

KBN

MTS

SINATI

KPB

Page 15: Koperasi at Prigi

Gambar 3. Grafik Skor Manajemen Beberapa Koperasi di Kawasan Prigi Tahun

2004 sampai dengan Tahun 2006

Selain PPCU, skor manajemen yang dicapai beberapa koperasi kurang dari

15. Hal ini terutama disebabkan oleh kurang diperhatikannya berbagai aspek

manajemen.

4.2.4 Rentabilitas (Earning)

Skor rentabilitas maksimal yang bisa dicapai koperasi dalam penilaian

kesehatan koperasi adalah sebesar 15. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan

diperoleh skor rentabilitas dari beberapa koperasi di kawasan Prigi dan dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4. Grafik Skor Rentabilitas Beberapa Koperasi di Kawasan Prigi Tahun

2004 sampai dengan Tahun 2006

Berdasarkan gambar 4. di atas diketahui bahwa hampir semua koperasi yang

diteliti mencapai skor rentabilitas yang mendekati sempurna yaitu 15. Hanya USP

SINATI yang nilai skor rentabilitasnya pada kisaran angka 10. Beberapa koperasi

mampu memperoleh skor rentabilitas yang baik karena nilai SHU sebelum pajak

yang diperoleh relatif besar jika dibandingkan dengan pendapatan operasional

atau total aset.

4.2.5 Likuiditas (Liquidity)

22 22 22

12 11 11

14 1412

14 14

11 11 11

0

5

10

15

20

25

2004 2005 2006

manajemen

PPCU

KBN

MTS

SINATI

KPB

14 14.5 1412.5 12.5 12.5

15 15 15

10.58.5

0

15 1514

0

5

10

15

20

2004 2005 2006

rentabilitas

PPCU

KBN

MTS

SINATI

KPB

Page 16: Koperasi at Prigi

Skor likuiditas maksimal yang bisa dicapai oleh koperasi pada penilaian

kesehatan koperasi adalah sebesar 10. Adapun skor likuiditas yang dicapai

beberapa koperasi di kawasan Prigi dapat dilihat pada gambar 5. berikut ini :

Gambar 5. Grafik Skor Likuiditas Beberapa Koperasi di Kawasan Prigi Tahun

2004 sampai dengan Tahun 2006

Berdasarkan gambar 5. di atas diketahui bahwa hanya PPCU dan KBN yang

rasio likuiditasnya selama 3 tahun kurang dari 90%. Sedangkan pada USP MTS

dan USP SINATI rasio likuiditasnya pada tahun 2004 kurang dari 90% tetapi

pada tahun berikutnya rasio likuiditas melewati batas rasio likuiditas yang aman

sebesar 90%. PPCU mampu mengelola rasio likuiditasnya karena mempunyai

sistem pemantauan likuiditas dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya.

Sedangkan pada beberapa koperasi yang lainnya aspek likuiditas kurang

diperhatikan.

4.3 Tingkat Kesehatan Koperasi

Tingkat kesehatan beberapa koperasi dapat diketahui berdasarkan

penjumlahan nilai skor yang diperoleh dari masing-masing aspek penilaian.

Rincian perolehan skor total yang dicapai beberapa koperasi yang diteliti dapat

dilihat pada tabel 2. berikut ini :

10 10 1010 10 1010

0 0

10

00 0 0

-5

0

5

10

15

2004 2005 2006

likuiditas

PPCU

KBN

MTS

SINATI

KPB

Page 17: Koperasi at Prigi

Tabel 2. Skor Total Tingkat Kesehatan Koperasi Beberapa Koperasi di Kawasan

Prigi

Berdasarkan skor total yang diperoleh tersebut kemudian dapat diketahui

tingkat kesehatan beberapa koperasi di kawasan Prigi pada tahun 2004, tahun

2005 dan 2006. Adapun tingkat kesehatan yang diperoleh beberapa koperasi di

kawasan Prigi berdasarkan analisis CAMEL dapat dilihat pada tabel 3. berikut

ini :

Tabel 3. Tingkat Kesehatan Beberapa Koperasi di Kawasan Prigi Pada Tahun

2004, 2005 dan 2006 Berdasarkan Analisis CAMEL

(Sumber : Hasil Penelitian, 2007)

Berdasarkan penelitian terhadap 5 koperasi yang ada di kawasan Prigi dapat

diketahui bahwa hanya terdapat satu koperasi yang mempunyai kesehatan stabil

sehat yaitu PPCU. Kemudian terdapat satu koperasi yang stabil kesehatannya

tetapi kurang sehat yaitu Koperasi Wanita Puteri Bahari (KPB).

Sedangkan tiga koperasi yang lain mengalami penurunan kesehatan. KBN

termasuk koperasi sehat pada tahun 2004 tetapi menurun menjadi koperasi

kurang sehat pada tahun 2005 dan 2006. USP SINATI juga mengalami

penurunan tingkat kesehatan dari koperasi kurang sehat pada tahun 2004

menjadi koperasi tidak sehat pada tahun 2005. Sedangkan USP KUD Mina Tani

Page 18: Koperasi at Prigi

Sempurna mengalami penurunan kesehatan dari koperasi cukup sehat pada

tahun 2004 dan 2005 menjadi koperasi kurang sehat pada tahun 2006.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil

adalah

Koperasi di kawasan Prigi telah memiliki Badan Hukum yang terdaftar

Sampai dengan tahun 2006 terdapat tiga koperasi berumur kurang dari 10

tahun yaitu PPCU, KBN dan SINATI, satu koperasi berumur antara 10 sampai

dengan 20 tahun yaitu Koperasi Puteri Bahari dan satu koperasi berumur lebih

dari 20 tahun yaitu KUD Mina Tani Sempurna

Terdapat beberapa koperasi yang latar belakang berdirinya adalah karena

solidaritas komunitas tertentu. Misalnya SINATI merupakan perkumpulan

nelayan purse seine, KPB merupakan perkumpulan wanita yang tergabung

dalam Peningkatan Peran Wanita dan Tani Nelayan (P2WTN) dan KBN

merupakan gabungan antara nelayan dan bakul

Mayoritas anggota koperasi berprofesi sebagai nelayan

Jumlah anggota koperasi pada beberapa koperasi kurang dari 300 orang

anggota kecuali pada KUD Mina Tani Sempurna yang mempunyai 8637 orang

anggota

Latar belakang pendidikan minimal mayoritas Pengurus dan Pengelola

koperasi adalah SLTA

Beberapa koperasi hanya melakukan kegiatan simpan pinjam yaitu PPCU,

KBN dan Koperasi Puteri Bahari. Sedangkan KUD Mina Tani Sempurna dan

SINATI mempunyai unit usaha yang lain disamping simpan pinjam

Pada tahun 2006 hanya terdapat satu koperasi sehat yaitu PPCU dan tiga

koperasi kurang sehat. Sedangkan SINATI tidak diketahui kesehatannya karena

belum melaksanakan Rapat Anggota Tahunan

Perkembangan kesehatan koperasi antara tahun 2004 sampai dengan tahun

2006 di kawasan Prigi cenderung mengalami penurunan kecuali pada PPCU

yang cukup stabil sehat dan KPB stabil tetapi kurang sehat

Titik kelemahan utama yang menyebabkan tingkat kesehatan beberapa

koperasi di kawasan Prigi kurang baik adalah perhatian terhadap aspek

manajemen yang kurang

Page 19: Koperasi at Prigi

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan kepada beberapa

pihak adalah

1. Bagi pihak koperasi

a. PPCU

Mempertahankan kondisi yang telah dicapai sampai sekarang

b. KBN

Melakukan perbaikan manajemen pengelolaan koperasi. Misalnya lebih

selektif dalam pemberian kredit, melakukan pengawasan terhadap kredit yang

diberikan

Meningkatkan peran anggota koperasi dalam pengembangan koperasi dengan

sering melaksanakan pertemuan

c. KUD Mina Tani Sempurna dan SINATI

Memperbaiki manajemen pengelolaan koperasi dengan didasarkan pada

Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia Nomor : 351/KEP/M/XII/1998

Lebih hati-hati dalam menentukan pilihan melakukan pinjaman modal dari

bank

Memperhatikan tingkat likuiditas

d. KPB

Meningkatkan manajemen pengelolaan koperasi. Misalnya tertib administrasi,

menjaga tingkat likuiditas

Meningkatkan frekuensi pertemuan sehingga perputaran modal usaha

semakin cepat

Meningkatkan pendidikan dan pelatihan tentang pengelolaan koperasi baik

bagi anggota maupun pengurusnya

2. Bagi pihak pemerintah

Memberikan pembinaan terhadap pengelolaan koperasi secara kontinyu

khususnya kepada koperasi yang kurang sehat.

Mensosialisasikan Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor : 351/KEP/M/XII/1998 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi untuk dijadikan

dasar pengelolaan koperasi simpan pinjam

Page 20: Koperasi at Prigi

Memberikan bantuan permodalan kepada koperasi yang mempunyai tingkat

kesehatan bagus dan mengawasi penggunaannya sehingga koperasi

mempunyai motivasi untuk mengelola koperasi dengan baik

3. Bagi pihak lain

Melakukan penelitian dengan menggunakan metode yang lebih rinci dan

akurat. Misalnya pada penilaian aspek manajemen dan likuiditas menggunakan

tingkatan skor

Mengoptimalkan potensi sumberdaya manusia di kawasan Prigi yang cukup

baik untuk mengembangkan koperasi

Melakukan penelitian terhadap kesehatan lembaga keuangan selain koperasi,

baik lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan bukan bank dan

bukan koperasi yang ada di kawasan Prigi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1992. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Rineka Cipta. Jakarta.

Finoriska, C. 2003. Analisis CAMEL terhadap Performance KSP/ USP di Kabupaten BOJONEGORO. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang.

Firdaus. 2002. Koperasi Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta.Kasmir. 2002. Strategi Pemasaran Perbankan. Prenada Media. Jakarta.Nazir, M. 2002. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.Siamat, D. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia. Jakarta.Singarimbun, M dan S. Effendi. 2002. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Page 21: Koperasi at Prigi