at a glance

Upload: yulie-ana-bani-mansyur

Post on 14-Jan-2016

245 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

anatomi saluran cerna

TRANSCRIPT

1

BAB I. Pendahuluan

Usus halus panjangnya sekitar 6 m dan terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Jejunum terletak pada dua per lima proksimal, tiga per lima bagian distal merupakan ileum. Masing-masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi terdapat perubahan yang bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Area permukaan dalam yang luas di sepanjang usus halus membantu absorpsi produk-produk pencernaan. Usus halus menggantung dari dinding posterior abdomen ditahan oleh mesenterium yang mengandung pembuluh darah mesenterika superior, pembuluh limfe, dan saraf otonom. Mesenterium berjalan dari fleksura duodenojejunalis sampai sendi sakroiliaka dekstra. Batas distalnya memiliki panjang yang jelas sama dengan panjang usus. Usus halus berupa organ tubular yang terbentang dari pilorus gaster ke valvula ileosekal, dimana usus halus melanjutkan diri ke usus besar. Secara makroskopis usus halus dibagi menjadi bagian pertama yang pendek yaitu duodenum, bagian yang panjang yaitu jejunum dan ileum. Ketiga segmen usus halus kontinyu satu sama lain dan pada dasarnya mempunyai struktur histologis sama.Di usus halus, kimus dibawa dan bersamaan mengalami pemecahan kimia sempurna menjadi zat-zat yang dapat diserap ke dalam darah dan pembuluh limf mukosa. Empat lapisan yang khas dari dindingnya adalah tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis eksterna dan tunika serosa, khusus mempunyai morfologi teratur di usus halus dan semuanya berkembang baik.

BAB II. Tinjauan Pustaka

A. Anatomi Ileum

1. Lokasi dan Deskripsi

Jejunum dan ileum panjangnya 20 kaki (6 meter), tiga per lima bagian distal merupakan ileum. Masing-masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi terdapat perubahan yang bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejunum dimulai pada junctura duodenojejunalis dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis. Lengkung-lengkung jejunum dan ileum dapat bergerak dengan bebas dan melekat pada dinding posterior abdomen dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dan dikenal sebagai mesenterium. Pinggir bebas lipatan yang panjang meliputi usus halus yang bebas bergerak. Pangkal lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai peritoneum parietale pada dinding posterior abdomen sepanjang garis yang berjalan ke bawah dan ke kanan dari sisi kiri vertebra lumbalis II ke daerah articulatio sacroiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteria dan vena mesenterica superior, pembuluh limfe, serta saraf-saraf ke dalam ruangan di antara kedua lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium. Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan dari ileum berdasarkan gambaran berikut ini:a. Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi kiri mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di dalam pelvis.b. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum. Dinding jejunum terasa lebih tebal; karena lipatan yang lebih permanen pada tunica mucosa, plicae circulares lebih besar, lebih banyak, dan tersusun lebih rapat pada jejunum; sedangkan pada bagian atas ileum plica circulares lebih kecil dan lebih jarang; dan di bagian bawah ileum tidak ada plicae circulares.c. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.d.Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan cabang-cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih arcade.e. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang ditemukan di dekat dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh bagian sehingga lemak ditemukan mulai dari radix sampai dinding ileum.f. Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosa ileum bagian bawah sepanjan pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng Peyer dapat dilihat dari luar pada dinding ileum.

2. Pendarahan Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang arteria mesenterica superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteria dan berjalan di dalam mesenterium untuk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis satu dengan yang lain untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga oleh arteria ileocolica. Venae sesuai dengan cabang-cabang arteria mesenterica superior dan mengalirkan darahnya ke dalam vena mesenterica superior.Pembuluh darah mesenterika superior berjalan sepanjang bagian ketiga duodenum dan memasuki pangkal mesenterium serta berjalan kearah regio iliaka dekstra di dinding posterior abdomen. Cabang-cabang jejuna dan ileal terpisah dan beranastomosis kembali dalam mesenterium sehingga membentuk gang beratap (arcade). Pembuluh arteri-ujung keluar dari gang beratap dan memasok darah ke dinding usus. Pasokan darah jejunum terdiri dari beberapa gang beratap dan sedikit cabang terminal sedangkan pembuluh pada ileum memiliki banyak gang beratap dan lebih banyak cabang terminal berupa arteri-ujung yang melewati dinding usus.

3. Aliran Limf

Pembuluh limf berjalan melalui banyak nodi mesenterici dan akhirnya mencapai nodi mesenterici superiores yang terletak di sekitar pangkal arteria mesenterica superior. Pembuluh limfe jejunum dan ileum ke nodi lymphoidei mesentrici yang terletak: Dekat pada dinding intestinum Antra lengkung-lengkung arterial Sepanjang bagian proksimal arteria mesenterica superiorPembuluh limfe dari bagaian akhir ileum mengikuti ramus ilealis arteria ileocolica ke nodi lymphoidei ileocolici. Pembulih limfe eferen dari nadi lymphatici mesentrici ditampung oleh nodi lymphoidei mesenterici superioris.

4. Persarafan

Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) plexus mesentericus superior.

5. Struktur

Dinding usus halus terdiri atas keempat lapisan yang sama dengan lambung.Dinding lapisan luar adalah membran serosa, yaitu peritoneum yang membalut usus dengan erat. Dinding lapisan berotot terdiri atas dua lapis serabut saja; lapisan luar terdiri atas serabut longitudinal, dan dibawah ini ada lapisan tebal terdiri atas serabut sirkular. Di antara kedua lapisan serabut berotot ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, dan pleksus saraf. Dinding submukosa terdapat antara otot sirkular dan lapisan yang terdalam yang merupakan perbatasannya. Dinding submukosa ini terdiri atas jaringan areolar dan berisi banyak pembuluh darah, saluran limfe, kelenjar, dan pleksus saraf yang disebut pleksus Meissner.Dinding submukosa dan mukosa dipisahkan selapis otot datar yang disebut mukosa muskularis. Serabut-serabut berasal dari sini naik ke vili dan dengan berkontraksi membantu mengosongkan semua lakteal.Dinding mukosa dalam yang menyelaputi sebelah dalamnya disusun berupa kerutan tetap seperti jala, yang disebut valvulae koniventes, yang memberi kesan anyapan halus. Lipatan ini menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi. Dengan ini juga dihalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan melalui usus, dengan demikian memberi kesempatan lebih lama pada getah pencerna untuk mencerna makanan. Lapisan mukosa ini berisi banyak lipatan Lieberkhn yang bermuara di atas permukaan di tengah-tengah vili. Lipatan Lieberkhn ini berupa kelenjar sederhana yang diselaputi epitelium silinder. Epitelium ini bersambung dengan yang menutupi vili.Di dalam dinding mukosa terdapat berbapai ragam sel, termasuk banyak leukosit. Di sana-sini terdapat beberapa nodula jaringan limfe, yang disebut kelenjar soliter. Di dalam ileum terdapat kelompok-kelompok nodula itu. Kelompok nodula itu membentuk tumpukan kelenjar Peyer dan dapat berisi 20 sampai 30 kelenjar soliter yang panjangnya satu sentimeter sampai beberapa sentimeter. Kelenjar-kelenjar ini mempunyai fungsi melindungi dan merupakan tempat peradangan pada demam usus (tifoid). Dilihat dengan mata telanjang, permukaan valvulae koniventes tampak seperti beludru empuk karena adanya tajuk-tajuk serupa bulu halus yang disebut vili.

6. Fungsi

Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi kime dari lambung. Isi duodenum adalah alkali. Isinya yang cair (atau kime) dijalankan oleh serangkaian gerakan peristaltik yang cepat. Setiap gerakan lamanya satu sekon dan antara dua gerakan ada istirahat beberapa sekon. Terdapat juga dua jenis gerakan lain seperti berikut. Gerakan segmental ialah gerakan yang memisahkan beberapa segmen usus karena diikat gerakan konstriksi serabut sirkuler. Hal ini memungkinkan isi yang cair ini sementara bersentuhan dengan dinding usus untuk digesti dan absorpsi. Kdudian segmen yang berisi itu hilang untuk timbul lebih jauh lagi dalajm usus tadi. Gerakan pendulum atau ayunan menyebabkan isi usus bercampur. Dua cairan pencerna masuk duodenum melalui saluran-salurannya, yaitu empedu melalui hati dan getah pankreas dari pankreas.

Kelenjar Usus Halus

NamaSifatKedudukanFungsi

Krip LieberkhnKelenjar tubular sederhanaDi seluruh selaput usus halusBarangkali mengeluarkan getah usus, sukus enterikus

Kelenjar BrnnerKelenjar bertandan kecilDi lapisan submukosa usus, terutama di duodenumSekresi zat pelindung alkali untuk duodenum

Kelenjar soliterKelompok folikel atas nodul jaringan limfeDi seluruh selaput lendir mukosa usus halusPerlindungan usus terhadap serangan bakteri

Kelenjar PeyerKelompok kelenjar soliterDi permukaan mukosa ileum

Empedu diperlukan untuk pencernaan lemak yang diemulsikan (artinya dipecahkan kecil-kecil), dengan demikian membantu kerja lipase. Sifatnya alkali dan membantu membuat makanan yang keluar dari lambung yang asam menjadi netral.Garam empedu mengurangi tegangan permukaan isi usus dan membantu membentuk emulsi dari lemak yang dimakan.Getah pankreas berisi tiga jenis enzim pencerna yang bekerja atas tiga jenis makanan berikut. Sifatnya alkali.Amilase mencerna hidrat karbon; sifatnya lebih kuat dari ptyalin, bekerja atas zat tepung mentah maupun yang telah dimasak dan mengubahnya menjadi disakarida.Lipase ialah enzim yang memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak. Paling kuat bila bekerja bersama empedu.Tripsin mencerna protein. Tripsin dihasilkan enzim tripsinogen yang terdapat dalam getah pankreas dan yang diubah menjadi enzim pencerna tripsin oleh salah satu enzim sukus enterikus, yaitu enterokinase. Kerja tripsin lebih kuat daripada enzim pepsin yang berasal dari getah lambung. Tripsin menurunkan protein dan pepton menjadi golongan polipeptida. Enzim pembeku susu oleh beberapa ahli fisiologi dianggap ada dalam getah pankreas.Sukus enterikus. Beberapa enzim terdapat dalam sukus enterikus atau getah usus yang menyempurnakan pencernaan semua makanan.Enterokinase mengaktifkan enzim proteolitik yang berasal dari getah pankreas sebagaimana disebut di atas.Erepsin menyempurnakan pencernaan protein yang telah diubah, yaitu polipeptida dijadikan berbagai asam amino.Tiga enzim bekerja atas hidrat karbon, menyempurnakan pencernaan zat tepung dengan mengubah disakarida menjadi monosakarida. Intertase bekerja atas gula. Laktase membelah laktose menjadi glukosa; dan galaktosa kemudian diubah menjadi glukosa di dalam hati. Maltase mengubah maltose menjadi dekstrose.Karena kerja berbagai getah pencerna, yaitu ludah, getah lambung, getah pankreas, dan sukus enterikus, berbagai bahan makanan sekarang disederhanakan sampai keadaan terakhir siap diarbsorpsi. Protein dipecah manjadi pepton oleh enzim lambung dan pankreas, dan menjadi polipeptida dan asam amino oleh kerja sukus enterikus. Lemak disederhanakan menjadi asam lemak dan gliserin. Hidrat karbon akhirnya dipecah menjadi monosakarida dan satu yang utama, yaitu glukosa, yang sangat mudah diarbsorpsi.Makanan yang telah mencapai akhir usus kecil kira-kira empat jam.

Gambar 2.1 Anatomi IleumB. Histologi Ileum

Usus halus (L. intestinus = dalaman, sebagai kata benda isi perut) panjangnya sekitar 4-5 m (pada orang dewasa hidup), berupa organ tubular yang terbentang dari pilorus gaster ke valvula ileosekal, dimana usus halus melanjutkan diri ke usus besar. Secara makroskopis usus halus dibagi menjadi bagian pertama yang pendek yaitu duodenum (L. duodecim = dua belas) panjangnya sekitar 25-30 cm terletak retroperitoneal (kecuali 3 cm bagian yang pertama), bagian yang panjang yaitu jejunum (L. jejunus = kosong, bagian usus ini biasanya kosong jika dilakukan pemeriksaan post mortem) dan ileum (L. ileum dari G. eileo = memilin) yang digantungkan dengan mesenterium ( G. mes = antara, + enteron = usus) yang melekatkannya ke dinding posterior abdomen. Karena itu, bagian ini ditutupi peritoneum dan bebas bergerak. Jejunum membentuk 2/5 bagian proksimal dan terutama terletak di bagian kiri atas rongga abdomen, sedangkan ileum merupakan 3/5 bagian distal terutama terletakdi bagian kanan bawah rongga abdomen. Ketiga segmen usus halus kontinyu satu sama lain dan pada dasarnya mempunyai struktur histologis sama.Di usus halus, kimus dibawa dan bersamaan mengalami pemecahan kimia sempurna menjadi zat-zat yang dapat diserap ke dalam darah dan pembuluh limf mukosa. Empat lapisan yang khas dari dindingnya adalah tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis eksterna dan tunika serosa, khusus mempunyai morfologi teratur di usus halus dan semuanya berkembang baik.

1. Tunika Mokosa

Kemampuan mukosa untuk menyerap komponen makanan yang dipecah sangat dipermudah oleh berbagai struktur yang menyebabkan peningkatan luas permukaan lumen. Plika sirkularis Kerckring membentuk lipatan seperti bulan sabit mengelilingi sampai 2/3 lumen. Lipatan ini terdiri atas tunika mukosa dan tunika submukosa dan secara makroskopis tampak struktur yang permanen. Plika ini tidak ditemukan pada bagian distal ileum.Plika sirkularis meningkatkan luas permukaan mukosa dengan tiga kalinya, tetapi selanjutnya terdapat peningkatan sepuluh kalinya melalui adanya tonjolan seperti jari yaitu vili intestinalis. Seluruh mukosa usus halus ditutupi oleh vili . Ukuran vili bervariasi pada bagian usus halus yang berbeda. Terdapat vili yang berbentuk seperti lembaran dan yang berbentuk seperti jari, tetapi makin ke distal jumlah vili yang berbentuk lembaran semakin bnerkurang sehingga pada ileum hanya ada vili yang berbentuk seperti jari. Vili adalah penonjolan mukosa yang terdiri atas jaringan ikat dibagian tengah dari lamina propria dan dibatasi epitel di permukaannya.Peningkatan permukaan epitel selanjutnya karena terdapatnya kelenjar tubular sederhana di antara vili dan disebut kripti Lieberkhn. Kelenjar ini terdapat pada seluruh lamina propia sampai ke tunika muskularis mukosa.Mukosa dibatasi oleh epitel selapis kolumnar yang terdiri atas sel absorptif, sel goblet, sel endokrin dan sel Paneth. Sel absorptif bentuknya kolumnar tinggi dengan inti oval di bagian basal. Permukaan bebasnya memiliki brush border yang jelas. Sitoplasma merah pucat.Dengan mikroskop elektron, brush border tampak terdiri atas mikrovili yang sejajar tersusun rapat. Mikrovili meningkatkan permukaan mukosa sekitar dua puluh kali dan seluruh permukaan mukosa usus halus diperkirakan sekitar 250 m2. Plasmalema mempunyai glikokaliks yang terdiri atas lapisan filament yang tebal pada ujung mikrovili, membentuk surface coat yang kontinyu. Ini terwarna dengan reaksi PAS karena lapisan ini berisi polisakarida. Surface coat berfungsi sebagai pelindung, karena lapisan ini hanya sedikit terpengaruh oleh enzim proteolitik di lumen usus. Selain itu, percobaan dengan menggunakan brush border yang terpisah menunjukkan bahwa sejumlah enzim usus yang bertanggung jawab untuk memecahkan zat-zat makanan terdapat pada permukaan surface coat. Enzim-enzim yang ada yaitu berbagai peptidase, sejumlah disakaridase (sukrase, maltase, isomaltase dan laktase) dan lipase usus. Tiap mikrovilus terdiri atas bagian tengah berkas yang berjalan longitudinal terdiri atas 20-30 mikrofilamen, pada dasar mikrovilus turun ke bawah ke dalam terminal web di bagian apikal sitoplasma sel dan terbenam pada web itu. Mikrofilamen tampak terdiri atas aktin dan mikrovili pada brush border yang terpisah tampak berkontraksi aktif oleh penambahan Ca++, mengakibatkan pemendekan vilus. Jadi mikrovili adalah motil pada organisme hidup. Terminal web adalah jala-jala filamen yang berjalan melintang tersusun longgar dalam sitoplasma di bagian yang paling apikal. Baik mikrofilamen aktin, filamen miosin dan filamen intermediet tampak di terminal web, melepas sepanjang bagian perifer sel yang berkaitan dengan zonula adherens. Sekarang diduga terminal web merupakan bagian struktur dari mekanisme kontraksi mikrovili. Sitoplasma berisi sejumlah mitokondria dan retikulum endoplasma halus yang berkembang agak baik, tetapi sebaliknya tanpa kekhasan tertentu. Permukaan lateral sel membentuk kompleks hubungan jukstaluminal yang khas. Lebih ke arah basal terdapat ruang ekstraselular yang lebih lebar antara sel-sel. Absorpsi dari isi lumen hanya terjadi melalui brush border dan secara transelular dari lapisan epitel memungkinkan absorpsi sel secara selektif pada jenis zat yang ditransplantasikan.Sel goblet terdapat tersebar diantara sel-sel absorptif . Lendir dari sel goblet terwarna jelas dengan reaksi PAS.Sel-sel endokrin terdapat tersebar diantara sel absorptif dan sel-sel goblet. Sel-sel ini berisi granula yang terletak basal terhadap inti. Beberapa sel endokrin dengan fungsi berkembang baik terdapat di usus halus. Jadi, sel gastrin intestinal terdapat pada vili dalam kriptus Lieberkhn dan di dalam kelenjar Bruner duodenum. Sel-sel ini berisi granula sekretoris bulat, gelap, dengan diameter sekitar 200 nm dan menghasilkan gastrin.Sel penghasil somatostatin (sel D) terdapat sepanjang usus halus dan berkaitan dengan mukosa antrum.Sel penghasil kolesistokinin (sel I) agak banyak di kripti Lieberkhn duodenum dan jejunum dan kadang-kadang dapat diamati di mukosa ileum. Struktur halusnya khas oleh adanya granula sekretoris bulat berukuran 250-300 nm dan tengahnya padat elektron.Sel penghasil enteroglukagon/glisentin (sel L), dulu disebut sel EG, terdapat di mukosa jejunum dan mukosa ileum. Sel ini berisi granula dengan diameter 250-300 nm dengan bagian tengahnya tidak beraturan.Akhirnya, sel EC1 terdapat sepanjang mukosa usus halus dan dicirikan oleh adanya granula sekretoris berukuran 200-300 nm dengan bagian tengahnya sangat padat elektron. Selain serotonin, yang rupanya selalu terdapat di semua sel enterokromafin, sel-sel juga berisi substansi P.Dengan mikroskop elektron, sel-sel ini dicirikan oleh adanya granula sekretoris yang berukuran 400 nm dan bagian dalam yang agak padat elektron. Selain serotonin, diduga sel-sel ini menyimpan motilin seperti sel enterokromafin jenis lainnya, sel-sel ini menunjukkan afinitas terhadap argentum. Sel Mo sekarang diduga bertanggung jawab untuk semua motilin yang dihasilkan di usus halus. Sel K paling sering terdapat di kriptus Lieberkhn dengan duodenum dan jejunum, tetapi juga terdapat kadang-kadang di mukosa ileum. Sel ini berisi granula sekretoris berukuran 350 nm dengan ciri-ciri gelap, tengahnya padat elektron yang eksentris. Ternyata sekarang tampak bahwa sel K menghasilkan peptida penghambat gastrika (gastric inhibitory peptide= GIP).Sel D1 berisi granula bulat padat elektron dengan diameter 140-190 nm. Sel-sel ini mungkin menyimpan peptida vasoaktif intestinal. Sel penghasil neurotensin (sel N) terdapat di mukosa ileum, sel-sel ini dapat di identifikasi dengan mikroskop cahaya secara imunohistokimia.Kripti Lieberkhn dibatasi epitel sama dengan yang menutupu vili, tetapi ke dasar kelenjar, epitel menjadi lebih rendah dan terdapat sel-sel yang tidak berdeferensiasi dengan brush border tidak berkembang baik diantara sel-sel jenis lain. Sel-sel yang tidak berdeferensiasi ini, pada percobaan mencakup pemberian timidin H3 pada hewan percobaan menunjukkan berproliferasi melalui pembelahan mitosis. Sel yang baru terbentuk bermigrasi ke atas sepanjang dinding kriptus sambil berdeferensiasi menjadi sel absorptifdan mencapai dasar vili dalam 24 jam. Selanjutnya selama 5 -7 hari, sel mencapai ujung vili dan dilepaskan ke dalam lumen. Diperkirakan dengan cara ini sekitar 20-50 juta sel-sel lepas dari usus manusia per menit. Selain itu, sel-sel yang belum matang diduga berkembang menjadi sel-sel goblet yang juga bermigrasi ke ujung vilus dam sel ini dilepaskan. Selama migrasi yang berakhir sekitar 3 hari, sel-sel goblet melalui 1 siklus sekretoris.Di kriptus selain sel goblet dan sel-sel absorptif dan disebut sel Paneth. Sel Paneth ini secara eksklusif terdapat di dasar kriptus, tampak sel-sel ini berbentuk seperti piramid dengan inti di basal dan granula sekretoris supranuklear yang sangat eosinofil. Umumnya, gambaran sel Paneth berkaitan dengan sel kelenjar yang mensekresi protein.Sel Paneth mempunya masa hidup sekitar 30 hari. Mekanisme sekresi sel ini mungkin secara merokrin (eksositosis), tapai hal ini tidak tampak pada pengamatan struktur halus dan Paneth menduga mekanisme sekresi sebagai apokrin, suatu pendapat yang masih diperdebatkan. Sel ini berisi zink, tetapi asal sekresi tidak jelas (kecuali untuk isi proteinnya), jadi peran fungsional sel Paneth hanya sebagai teka-teki.Lamina propria terdiri atas jaringan ikat retikuler yang longgar yang sangat banyak sel. Lamina propria terbentanng ke atas ke dalam vili membentuk jaringan ikat di tengah dan juga mengisi ruang diantara kripti Lieberkhn. Serat-serat retikulin berkumpul berdektan dengan epitel, menyusun lamina retikularis membran basalis. Sel-sel terdiri atas sel bebas dan sel tetap dari jaringan ikat jarang, dari sel-sel ini limfosit terdapat sangat banyak. Sel-sel bebas berperan dalam pertempuran melawan mikro-organisme, toksin dan agen-agen lain yang berbahaya yang mungkin melalui lumen menembus epitel usus. Sering limfosit bahkan menyusup ke epitel, dimana sel ini tetap berada di bagian basal.Sejumlah besar limfosit di lamina prppria sering membentuk nodulus limfotikus tersendiri yaitu folikel soliter. Pada umumnya, jumlah jaringan limfoid meningkat ke arah ileum, dimana terdapat kelompokan nodulus limfotikus disebut bercak Peyer. Bercak ini selalu terletak berhadapan dengan perlekatan mesenterium dan mungkin berisi lebih dari 50 nudulus yang tersusum bersebelahan pada sumbu panjang usus.Tunika muskularis mukosa terdiri atas lapisan sirkuler disebelah dalam dan lapisan longitudinal disebelah luar. Dari lapisan sirkuler disebelah dalam, berkas halus dari sel-sel otot polos berjalan ke atas ke dalam vili dan membentuk berkas longitudinal di bagian tengah vili.

2. Tunika submukosa

Tunika submukosa secara relatif terdiri atas jaringan ikat jarang, didalamnya terdapat pembuluh darah dan pembuluh limf yang lebih besar. Pada bagian yang dalam terdapat kelompok sel-sel ganglion tergolong dalam pleksus ganglion maissner. Tunika submukosa hanya di duodenum berisi kelenjar, dimana kelenjar submukosa Brunner banyak terdapat.Kelenjar Brunner pada manusia paling sering tampak pada pylorus dan berkembang baik pada 1/3 bagian pertaa duodenum. Ke arah distal kelenjar ini jumlahnya makin berkuarang, tetapi sekitar 30% individu yang masih muda, terdapat sepanjang duodenum sampai beberapa sentimeter pertama dari jejunum. Kelenjar ini sering membentuk kelompokan jaringan kelenjar dalam jaringan ikat submukosa dari plika sirkularis, tetapi tidak berarti habya terbatas pada submukosa. Sering tunika muskularis mukosa ditembus oleh kelompokan kelenjar sehingga sebagian terletak di tunika mukosa. Kelenjar ini adalah kelenjar tubulosa bercabang yang kompleks, tetapi juga terlihat daerah kelenjar simpleks. Pars sekretorik terdiri atas sel-sel mukosa dan pada inti gepeng terletak di basal dan sangat menyerupai kelenjar pylorus. Saliran keluar mempunyai epitel kolumnar rendah, menembus tunika muskularis mukosa dan terbuka ke triktus lieberkuhn.Sekret kelenjar Brunner adalah lender dengan pH 7-8, karena sekret ini berisi ion karbonat. Fungsi sekresi kelenjar ini adalah tidak seperti yang diharapkan untuk menetralisir kinus lambung yang asam , karena jumlah secret dan ion bikarbonat (satu-satunya buffer dalam secret) sedikit bila dibandingkan dengan jumlah dan keasaman kinus. Mungkin secret melindungi mukosa duodenum dengan melekatkannya dan mengikat ion bikarbonat, yaitu dengan cara yang sama seperti lendir lambung melindungi permukaan epitel lambung.Tunika muskularis eksterna terdiri atas lapisan subkular di sebelah dalam dan lapisan longitudinal di sebelah luar yang dipisahkan oleh suatu jaringan ikat yang bervariasi ketebalannya. Jaringan ikat ini berisi pleksus mienterikus.Tunika serosa terdiri atas mesotel jaringan ikat subserosa di bawahnya.

.

Gambar 2.2 Histologi Ileum

Gambar 2.3 Histologi Ileum

Ciri khas ileum adalah kumpulan limfonoduli yang di sebut plak Peyer. Setiap plak Peyer adalah gabungan 10 atau lebih limfonoduli, yang terdapat pada dinding ileum berhadapan dengan perlekatan mesenterium. Bagian plak Peyer yang tampak di sini menampakan sembilan limfonodulus, sebagian besar mempunyai pusat germinal. Limfonoduli menyatu dan batas di antranya biasanya tidak jelas lagi.

C. Proses pencernaan yang terjadi di ileum

Absorpsi makanan yang telah dicerna seluruhnya berlangsung di dalam usus halus melalui dua saluran, yaitu pembuluh kapiler darah dan saluran limfe di vili di sebelah dalam permukaan usus halus.Sebuah vilus berisi lakteal, pembuluh darah, epitelium, dan jaringan otot yang diikat bersama jaringan limfoid. Lakteal sentralis berakhir menjadi ujung buntu, sedangkan jaringan otot datar melaluinya, dan pembuluh kapiler darah mengitarinya. Kemudian seluruhnya diselimuti membran dasar dan ditutupi epitelium. Karena keluar dari dinding usus, vili bersentuhan dengan makanan cair atau kime, dan lemak diarbsorpsi ke dalam lacteal. Lemak yang telah diarbsorpsi kemudiann berjalan melalui banyak pembuluh limfe ke reseptakulum kili, dan dari saluran toraksika ke aliran darah.Semua makanan yang telah dicerna langsung masuk ke dalam pembuluh kapiler darah di vili, dan oleh vena portal dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.Fungsi mekanis usus halus yaitu mencampur dan sebagai alat transport isi usus. Hal ini terjadi karena adanya peristaltik lapisan otot dinding usus.Kontraksi untuk mencampur adalah kontriksi setempat seperti cincin, sekitar sepuluh kali per menit, membagi isi usus menjadi beberapa segmen, masing-masing segmen terletak di antara dua konstriksi. Konstriksi ini secara tetap disusul oleh konstriksi baru pada tempat yang lain dan melalui cara pembagian isi usus yang secara kontinyu ini menjadi segmen yang baru, maka isi usus secara bertahap menjadi bercampur.Kontraksi peristaltic adalah konstriksi setempat yang bergerak beberapa sentimeter kea rah distal dalam kecepatan 0,5-5 cm per detik, dimana konstriksi ini mendorong isi usus kea rah anus. Karena itu kimus melewati seluruh usus halus dalam 3 sampai 10 jam. Gerakan peristaltic adalah sangat penting, selain itu karena usus halus membawa kimus berkontrak dengan seluruh permukaan absorptif usus halus. Kedua jenis gerakan dirangsang sebagai suatu refleks untuk melebarkan usus halus, yang merangsang reseptor di dinding usus. Selanjutnya akan merangsang refleks setempat di pleksus mienterikus, yang menyebabkan kontraksi otot dan koordinasi gerakan.Fungsi sekretoris usus halus terdiri atas pembentukan getah usus, yang dihasilkan oleh sel epitel kriptus. Lieberkuhn dalam jumlah sekitar 2000 ml per hari (pada secret ini ditambahkan sekresi kelenjar Brunner dan sekresi lendir sel goblet). Getah usus mempunyai pH yang berkisar antara 6,5 sampai 7,5 dan komposisinya hamper seluruhnya berkaitan dengn cairan ekstraselular. Getah ini diabsorpsi kembali dan terutama berfungsi sebagai media cairan untuk absorpsi komponen makanan yang dipecahkan. Satu-satunya enzim yang dapat dilihat dalam getah cairan adalah enterokinase, yang mengaktikan enzim pancreas tripsin dan sedikit amylase. Sebagian enzim-enzim usus terletak di brush border epitel, dimana terjadi pemecahan akhir komponen makanan (degradasi sebelumnya hamper seluruhnya disebabkan oleh enzim pancreas yang dicurahkan ke dalam duodenum).Fungsi sekresi endokrin usus halus, yaitu fungsi peptide yang disekresi oleh sel endokrin difus hanya sebagian diketahui.Gastrin usus seperti gastrin yang dihasilkan gastrin yang dihasilkan digaster, merangsang sekresi asam lambung dan motilitas otot antrum.Somatostatin diduga bekerja dalam model parakrin, seperti di lambung, karena itu di usus halus menghambat motilitas usus.Serotonin menghambat sekresi asam lambung dan merangsang peristaltic gastrointestinal.Polipeptida vasoaktif intestinal merangsang sekresi elektrolit dan air di mukosa usus. Selain itu, enzim ini menyebabkan dilatasi pembuluh darah perifer dan menghambat sekresi asam di lambung. Enzim ini juga ada di saraf traktus gastrointestinalis.Bombesin dilepaskan dari mukosa usus mungkin menyebabkan pelepasan gastrin.Akhirnya, enteroglukagon (glisentin), substansi P dan neurotensin dihasilkan oleh sel-sel endokrin mukosa usus, sampai sekarang tidak terbukti mempunyaifungi pada manusia.Fungsi absorpsi usus halus terdiri atas mentranspor air, ion anorganik dan zat-zat makanan yang dipecahkan dari lumen khusus ke dalam pembuluh darah dan pembuluh limf. Hampir semua absorpsi di traktus gastrokintestinalis terjadi di usus halus, yang menyesuaikan diri dengan fungsi ini karena permukaannya yang luas.Air absorpsi secara eksklusif melalui difusi osmotic sederhana, sedangkan ion anorganik melalui mekanisme transport aktif, meskipun ion klorida mungkin melalui difusi pasif. Tampak bahwa ion klorida mungkin secara aktif di serap sebagai permukaan untuk ion bikarbonat. Absorpsi ion anorganik diduga terjadi seperti ion-ion ini, misalnya ion Na mula-mula secara aktif ditransportasikan dari permukaan sel epitel melalui membrane sel sebelah lateral ke ruangan antar sel, dari sini menuju ke kapilar-kapilar di jaringan ikat vilus. Selanjutnya, kadar ion Na menurun di permukaan sel epitel, yang menyebabkan difusi ion Na dari lumen usus melalui brush border ke dalam sel. Energy yang diperlukan didapat melalui pemecahan ATP oleh ATP-ase yang berlainan dengan permukaan lateral membrane sel. Kenyataan mekanisme tranporaktif ion anorganik terutama didapat dari pertemuan pada epitel kandung empedu. Dengan cara ini, absorpsi air dan ion anorganik terjadi selama perlekatan cairan empedu, selama ini kedua ruangan antar sel dan ruang sub epitel melebar. Kadar Na tampak tinggi di daerah yang melebar ini dan berkaitan dengan membrane lateral sel, aktifitas ATP-ase telah diamati.Karbohidrat dan protein diserap setelah pemecahan menjadi monosakarida dan asam amino (sejumlah kecil karbohidrat di absorpsi dalam bentuk molekul yang lebih besar dan sejumlah kecil protein diserap tanpa degradasi sebelumnya, mungkin secara endositosis). Baik monosakarida maupun asam amino diserap melalui mekanisme aktif. Jadi, ketika ion Na berdifusi melalui brush border selama abssorpsi aktif ion-ion ini, ion Na ini menarik monosakarida dan asam-asam amino bersama-sama ion ini. Hal ini dicapai melalui cara bahwa suatu pembawa molekul di membrane sel brush border, penting untuk difusi ion Na (disebut difusi yang dipermuda), juga adanya suatu tempat reseptor untuk monosakarida atau asam amino. Konsentrasi monosakarida atau asam amino, yang meningkat dalam sel menyebabkan difusi pasif ke dalam ruang ekstraselular.Absorpsi lemah terbaik dipelajari secara morfologi, karena lemah dapat difiksasi dan di amati baik dengan mikroskop cahaya maupun dengan mikrokop electron, sehingga memungkinkan untuk mengamati absorpsinya. Makanan berupa lemak terutama terdiri atas trigliserida yang di usus halus dipecahkan oleh difase pancreas menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas dibawa dalam bentuk larutan misel (micelles) asam empedu. Misel mempunyai diameter sekitar 2,5 nm. Dalam misel asam empedu ditranfor ke brush border, kemudian berdifusi melalui membrane sel ke permukaan sel epitel. Di tempat ini trigliserida disentesa kembali dalam reticulum endoplasma halus, di lumen tampak tetesan trigliserida. Hanya asam lemak yang berisi lebih dari 10-12 atom karbon di esterifikasi kembali menjadi trigloserida, sedangkan asam lemak dengan atom karbon kurang dari 10 secara langsung lewat dari sel absorptive ke kapier darah dan kemudian ke vena porta. Dalam aliran darah asam lemak ini ditransportasikan sebagai asam lemak bebas (tidak dalam bentuk ester).Trigliserida dan sejumlah kecil kolesterol sertavfosfolipid membentuk unit globular, yang terikat pada protein dengan membentuk kilomikron (chylomicron). Kilomikron mempunyai diameter 0,1-0,5 m dan menuju ke apparatus Golgi, yang dibatasi oleh membrane. Dari kompleks Golgi, kilomikron menuju ke membrane lateral sel, menembusnya kemudian mencapai ruang ekstraseluler secara eksositosis. Dalam jaringan ikat vilus, kilomikron menembus dinding pembuluh limf yang terletak di tengah vilus. Pembuluh limf ini berjalan longitudinal , disebut sentral lacteal, yang mulai dengan ujung buntu di puncak tiap vilus. Sesudah itu, kilomikron dibawa melalui system vascular limf ke duktus torasikus dan kemudian menuju ke aliran darah. Jadi, pembuluh limf adalah jalan utama transport untuk lemak yang diabsorpsi ke aliran darah, karena kilomikron terlalu besar untuk dapat melewati dinding kapiler darah di vili. Setelah memakan makanan yang berisi lemak, limf usus mempunyai gambaran seperti susu karena dalamnya berisi lipid. Karena itu limf usus disebut lacteal.Vili secara aktif motil, sehingga absorpsi dipercepat. Dengan kontraksi berkas otot yang berjalan longitudinal, vili mengerut sekitar setengah panjang pada waktu relaksasi dan sebanyak 6 kali per menit. Hal ini telah diamati secara langsung melalui mikroskop pada keadaan hidup pada bagian luar membrane mukosa. Waktu berkontraksi , volume vilus sangat menurun karena isi sentral lacteal dan isi dalam kapiler darah ditekan ke dalam pleksus submukosa. Pergerakan usus digiatkan oleh rangsang saraf dan diduga dilakukan oleh pleksus submukosa Meissener. Pergerakan vilus dapat juga diinduksi oleh rangsangan mekanis dan rangsangan kimia (adanya kimus) dan oleh hormone yaitu vilikinin. Zat ini belum diteliti sampai ke sel endokrin usus tertentu.

D. Penyakit-penyakit yang terjadi pada ileum

1. Obstruksi usus halus

Obstruksi usus halus (SBO-small bowel obstruction) bisa terjadi akibat faktor-faktor luminal, mural, atau ekstraluminal yang menyebabkan blokade luminal. Adhesi pasca bedah dan hernia merupakan penyebab tersering. Banyak kasus yang sembuh hanya dengan pengobatan konservatif; namun, bila terjadi perburukan keadaan klinis yang menuju pada infark atau perforasi usus, laparotomi eksploratif merupakan suatu keharusan. Gambaran klasik SBO pada foto rontgen adalah adanya lingkaran usus halus yang berdilatasi. Gambaran ini bisa dibedakan dari usus besar dengan ditemukannya valvula koniventes (hanya terdapat di usus halus) yang bisa ditemukan sepanjang lumen sedangkan haustra usus halus hanya melintasi sebagian lumen.

2. Dispepsia

Dispepsia ialah sebuah bentuk gangguan pencernaan yang sering sukar sembuh, yang dapat mempunyai banyak sebab, antara lain ketidakpatuhan diet, waktu makan tak teratur dan adakalanya berhubungan dengan ketakutan dan tekanan jiwa.

3. Stenosis Pylorus

Stenosis pylorus. Stingfer pylorus yang mengerut dapat congenital dan sedapat-dapatnya diringankan dengan obat-obatan, kalau tidak dapat, diperlukan tindakan pembedahan. Stenosis pylorus dapat merupakan komplikasi ulkus duodenum pada orang dewasa.Muntah-muntah pada stenosis pylorus bersifat menyemprot, melalui hidung dan mulut, juga bila si bayi diberi makan dengan benar. Dengan muntah-muntah ini cairan dan elektrolit hilang dan terjadi dehidrasi dan pengurusan.

4. Enteritis

Enteritis atau peradangan pada usus besar dan halus, sering bersamaan dengan gastritis akut atau gastro-enteritis dan dalam banyak keadaan disebabkan infeksi, seperti pada keracunan bacterial dalam makanan.Pada bayi terdapat diare dan muntah-muntah yang banyak sekali dengan dehidrasi, tekanan darah rendah, dan menjadi sangat lemah.Pengobatannya terutama antibiotika, pemberian cairan tepat berisi elektrolit secara injeksi intravenous sampai muntah-muntah berhenti, kemudian dapat diberikan minum air, makanan cair, dan susu encer. Perlu sekali untuk mengisolasikannya.Pada orang dewasa gastro-enteritis sering disebabkan keracunan makanan, khususnya infeksi kuman Salmonela.

5. Malabsorpsi

Beberapa bayi tidak dapat mentolerir susu dan meminum susu menyebabkan diare hebat. Sekarang tampak bahwa penyebab ini adalah defisiensi genetic enzim lactase di brush border epitel usus halus, karena lactose susu tidak dipecahkan. Keadaan ini disebut malabsorpsi lactose. Keadaan ini dapat diobati dengan diet bebas lactose.

BAB III. Kesimpulan

Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Area permukaan dalam yang luas di sepanjang usus halus membantu absorpsi produk-produk pencernaan. Usus halus menggantung dari dinding posterior abdomen ditahan oleh mesenterium yang mengandung pembuluh darah mesenterika superior, pembuluh limfe, dan saraf otonom. Mesenterium berjalan dari fleksura duodenojejunalis sampai sendi sakroiliaka dekstra. Batas distalnya memiliki panjang yang jelas sama dengan panjang usus. Tidak ada perbedaan yang tajam antara jejunum dan ileum; namun demikian, ciri-ciri tertentu membantu membedakan keduanya. Selain duodenum, dua perlima proksimal usus halus merupakan jejunum, sedangkan tiga perlima distal sisanya merupakan ileum. Lingkaran-lingkaran jejunum cenderung mengisi regio umbilikalis sedangkan ileum mengisi bagian bawah abdomen dan pelvis. Mukosa usus halus memiliki lipatan sirkular-valvula koniventes. Lipatan ini lebih jelas pada jejunum dibandingkan pada ileum. Diameter jejunum cenderung lebih besar daripada ileum. Mesenterium jejunum cenderung lebih tebal daripada ileum.Usus halus melakukan banyak fungsi pencernaan yang sangat penting, termasuk (1) melanjutkan pencernaan yang di awali di lambung, produk makanan (chymus) oleh bahan-bahan kimian dan enzim yang di hasilkan oleh sel-sel mukosanya; (2) absorpsi selektif nutrien ke dalam darah dan kapiler dan kapiler limf; (3) mentransfer chymus dan materi limbah pencernaan ke usus besar; dan (4) membebaskan hormon-hormon yang mengatur pencernaan. Sel-sel goblet pada epitel permukaan menghasilkan mukus yang melumasi, membungkus dan melindungi permukaan khusus terhadap kerja korosif zat-zat kimia dan enzim pencernaan. Selubung glikokaliks luar pada sel-sel absorsif melindungi permukaan usus terhadap pencernaan, Usus berupa organ tubular yang terbentang dari pilorus gaster ke valvula ileosekal, dimana usus halus melanjutkan diri ke usus besar. Secara makroskopis usus halus dibagi menjadi bagian pertama yang pendek yaitu duodenum, bagian yang panjang yaitu jejunum dan ileum yang digantungkan dengan mesenterium yang melekatkannya ke dinding posterior abdomen. Ketiga segmen usus halus kontinyu satu sama lain dan pada dasarnya mempunyai struktur histologis sama.Di usus halus, kimus dibawa dan bersamaan mengalami pemecahan kimia sempurna menjadi zat-zat yang dapat diserap ke dalam darah dan pembuluh limf mukosa. Empat lapisan yang khas dari dindingnya adalah tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis eksterna dan tunika serosa, khusus mempunyai morfologi teratur di usus halus dan semuanya berkembang baik.Penyakit-penyakit pada ileum diantaranya adalah obstruksi usus halus, dyspepsia, stenosis pylorus, enteritis, dan malabsorpsi.

Daftar Pustaka

Eroschenko,V.P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional Edisi 9. Jakarta: EGC.Genneser, F. 1994. Buku Teks Histologi Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.Moore, K.L. 2003. Anatomi Klinik Dasar. Jakarta: Hipokrates.Pearce, E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.Price, S.A dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Volume 1 Edisi 6. Jakarta: EGC.Snell, R.S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: EGC, 2006.