at a glance osteoporosis

90
OSTEOPOROSIS At A Glance 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Penyakit Osteoporosis 2.1.1. Osteoporosis Menurut Hartono (2000) osteoporosis adalh suatu kondisi berkurangnya massa tulang secara nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang. Akibatnya tulang menjadu rapuh dan mudah patah. Menurut Dr. Robert P. Heaney dalam Reitz (1993) penyakit osteoporosis paling umu diderita oleh orang yang telah berumur, dan paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Osteoporosis merupakan penyakit metabolik tulang atau disebut juga penyakit tulang rapuh atau tulang keropos. Osteoporosis diistilahkan juga dengan penyakit silent epidemic karena sering tidak memberikan gejala hingga akhirnya terjadi fraktur (patah) (Dalimartha,2002). Lokasi patah tulang yang seirng terjadi adalah di daerah bongkol tulang paha atas, tulang belakang dan di daerah tulang lengan bawah. Kondisi ini erat kaitannya dengan posisi beban yang dipikul oleh tulang tersebut. Selain itu sikap tubuh yang salah saat berdiri, berjalan ataupun mengangkat barang akan memberi tekanan yang berlebihan pada struktur tulang yang keropos. (Hartono, 2000). Cara terbaik untuk membangun tulang yang sehat sebelum menopause adalah dengan mengonsumsi makanan yang kaya kalssium

Upload: vina-subaidi

Post on 03-Aug-2015

194 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: At a Glance Osteoporosis

At A Glance1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Penyakit Osteoporosis

2.1.1. Osteoporosis

Menurut Hartono (2000) osteoporosis adalh suatu kondisi berkurangnya massa tulang

secara nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang. Akibatnya tulang menjadu

rapuh dan mudah patah. Menurut Dr. Robert P. Heaney dalam Reitz (1993) penyakit

osteoporosis paling umu diderita oleh orang yang telah berumur, dan paling banyak

menyerang wanita yang telah menopause.

Osteoporosis merupakan penyakit metabolik tulang atau disebut juga penyakit tulang

rapuh atau tulang keropos. Osteoporosis diistilahkan juga dengan penyakit silent epidemic

karena sering tidak memberikan gejala hingga akhirnya terjadi fraktur (patah)

(Dalimartha,2002).

Lokasi patah tulang yang seirng terjadi adalah di daerah bongkol tulang paha atas,

tulang belakang dan di daerah tulang lengan bawah. Kondisi ini erat kaitannya dengan posisi

beban yang dipikul oleh tulang tersebut. Selain itu sikap tubuh yang salah saat berdiri,

berjalan ataupun mengangkat barang akan memberi tekanan yang berlebihan pada struktur

tulang yang keropos. (Hartono, 2000).

Cara terbaik untuk membangun tulang yang sehat sebelum menopause adalah dengan

mengonsumsi makanan yang kaya kalssium dan mendapatkan standarnya 800-1000 mg

kalsium/hari. Hormon seks wanita yaitu estrogen bisa mencegah kehilangan tulang, namun

produknya akan berkurang setelah menopause. Inilah alasan yang menyebabkan kehilangan

tulang lebih besar pada tahun setelah menopause (Llewellyn-Jones, 2005).

2.1.2 Faktor Resiko Osteoporosis

Faktor resiko terjadinya osteoporosis antara lain factor genetic, nutrisi (rendahnya

saupan kalsium, magnesium, dan fosfor, sering minum alkohol, kopi, mengonsumsi garam

berlebih serta protein yang berlebih), gaya hidup (merokok, rendahnya aktivitas fisik),

pengaruh pola hormone endokrin tertentu khususnya pada mereka yang memiliki berat badan

berlebih, serta penggunaan obat-obatan tertentu (obat-obat anti kejang, pengencer darah,

kemoterapi, dll) (Biben,2009).

Page 2: At a Glance Osteoporosis

At A Glance2

2.1.3 Pengelompokan Osteoporosis

Menurut Yatim (2001) ada beberapa jenis osteoporosis, yaitu :

1. Osteoporosis Primer

Osteoporosis primer dikelompokkan atas dua, yaitu tipe 1 dan osteoporosis

tipe 2. Osteoporosis tipe 1 disebut juga osteoporosis idiopatik, bisa terjadi

pada orang dewasa, baik pris maupun wanita. Sedangkan osteoporosis tipe 2

disebut juga senileosteoporosis, banyak terjadi pada usia di atas 70 tahun,

kejadiannya pada wanita 2 kali lebih banyak dibandingkan pada pria dengan

usia yang sama. Proses terjadinya akibat dari kekurangan kalsium yang

berhubungan hancurnya tulang dan pembentukan regenerasi sel tulang yang

baru.

2. Osteoporosis Sekunder

Faktor resiko osteoporosis sekunder adalah gangguan hormon, pengaruh dari

zat kimmia seperti nikotin yang terdapat pada rokok, obat tidur, kortikosteroid

dan pengaruh dari penyakit lain. Jenis penyakit lain yang dapat mempercepat

terjadinya osteoporosis adalah diabetes mellitus, pembesaran Kelenjar tiroid

(hipertiroidisme) dan penyakit saraf (Anonim,2008).

2,1,4 Upaya Pencegahan Osteoporosis

Menurut Bustam (1997) upaya untuk memberikan pengetahuan secara khusus telah

dilakukan dengan segala upaya namun hasil yang diperoleh belum sesuai dengan harapan

untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini. Upaya pencegahan yang menyeluruh

mulai dari upaya pendidikan kesehatan masyarakat sampai upaya rehabilitasi perlu diberikan.

Ada berita baik terhadap osteoporosis dan gejala yang terkait dengannya seperti

kehilangan tinggi badan, postur membungkuk dan tulang sering kali dianggap sebagai hal

normal dari proses penuaan, sekarang dapat dipertimbangkan sebagai sesuatu yang dapat

dicegah. Mengidentifikassi dan mengerti faktor resiko diri sendiri penting bagi pencegahan

osteoporosis dan kita memiliki kekuasaan untuk mengendalikannya seperti merokok, diet

yang buruk dan aktifitas fisik yang tidak cukup (Tagliaferri,2007).

Menurut Hartono (2000) pencegahan osteoporosis dapat dimulai dengan menerapkan

pola hidup sehat. Informasi tentang pencegahan osteoporosis ini dapat diketahui melalui

Page 3: At a Glance Osteoporosis

At A Glance3

media elektronik (radio, televise) ataupun media cetak (majalah, koran, brosur), melalui

teman, keluarga dan juga petugas kesehatan.

Hal yang dapat dilakukan dalam tindakan pencegahan osteoporosis adalah sebagai

berikut :

1. Mencukupi Konsumsi Kalsium

Ada tiga faktor dalam kehidupan perempuan, yang pertama adalah fase

pertumbuhan (di bawah usia 20 tahun). Fase ini merupakan masa yang paling

baik untuk pertumbuhan tulang. Masa ini disebut puncak massa tulang, di

mana tulang mengalami masa pembentukan kepadatan yang paling tinggi.

Fase kedua yaitu reproduksi (30-50 tahun), di mana pada masa ini tulang

membutuhkan kalsium yang sangat tinggi karena waanita hamil, melahirkan

dan menyusui. Pada fase ini juga terjadi puncak kepadatan tulang, yaitu sekitar

usia 25-35 tahun. Pada fase ini kalsium lebih banyak kaluar daripada yang

masuk. Selanjutnya adalah fase menopause (di atas usia 50 tahun), pada masa

ini terjadi kepadatan tulang yang sangat cepat sehingga tulang kehilangan

hormon estrogen yang berfungsi membentuk tulang (Anonim, 2008). Untuk

mempertahnkan aktifitas dan mengkonsumsi sejumlah kalsium yang cukup

dengan diet yang baik atau melalui tambahan.

Dengan selalu manjaga jumlah kalsium yang cukup dapat

menghindarkan orang dari resiko rapuh tulang dan retak tulang akibat

osteoporosis. Cara yang paling efektif dalam memanfaatkan kalsium adalah

dengan mengkonsumsi jumlah kalsium yang sesuai dengan kebutuhan sehari-

hari. Apabila kebutuhan kalsium tubuh tidak tercukupi, tubuh akan menghisap

kalisum dari kerangka tubuh untuk mempertahkan fungsi vital ini. Bila asupan

kalsium tdak mencukupi dalam jangka waktu lama, tulang menderita

(Tagliaferri,2007).

Untuk menunjang kesehatan tulang dan aktifitass tubuh yang lain

setiap individu tidak memiliki kebutuhan yang sama. Usia dan kondisi

kesehatan menjadi faktor yang menentukan. Untuk mencukupi kebutuhan

kalsium perlu diperhatikan produk pangan yang dimakan (Tagliaferri,2007).

Cara yang paling efektif adalah dengan menyesuaikan kebutuhan sehari-hari

kalsium. Berikut akan disajikan dalam bentuk tabel jumlah konsumsi harian

Page 4: At a Glance Osteoporosis

At A Glance4

kalsium berdasarkan umur dan beberapa jenis makanan yang mengandung

kalsium tinggi.

Tabel 2.1 Jumlah Konsumsi Kalsium Harian Yang Disarankan

Kelompok Populasi Umur Jumlah (mg/hari)

Bayi 0 - 6 bulan 400

7 – 12 bulan 600

Anak-anak 1 – 3 tahun 800

4 – 6 tahun 800

7 – 10 tahun 800

11 – 14 tahun 1200

15 – 18 tahun 1200

Dewasa 19 – 24 tahun 1200

25 – 50 tahun 800

50 tahun 800

Bumil 1200

Busui 1200

Sumber : Disadur dari Lane, EN. Lebih Lengkap Tentang Osteoporosis (Rapuh

Tulang). PT. Rajagrafindo Persada. 2001.

Tabel 2.2 Sumber Makanan Kalsium

No. Jenis Makanan Kalsium

(mg)

URT

(Ukuran Rumah Tangga)

1 Collard green dimasak 360 1 cangkir

2 Sarden kalengan 350 800 gr

3 Jus jeruk ditambah kalsium 320 1 cangkir

4 Yogurt buah rendah lemak 300 1 cangkir

Page 5: At a Glance Osteoporosis

At A Glance5

5 Susu skim 300 1 cangkir

6 Aneka sereal 300 150 gr

7 Mentega 285 150 gr

8 Kenari ambon 264 150 gr

9 Bok choy 230 1 cangkir

10 Pizza keju 220 1 iris

11 Yogurt baku rendah lemak 200 1 cangkir

12 Keju keras 200 10 ons

13 Salmon kalengan dalam tulang 180 1 cangkir

14 Brokoli tangkai 160-170 1 cangkir

15 Es krim 176 150 gr

16 Bayam 168 150 gr

17 Keju lembut 2% 150 1 cangkir

18 Tahu 115 400 gr

19 Kacang kering dan dimasak 60-80 ½ cangkir

20 Jeruk 66 1 medium

21 Telur 27 1 butir

22 Wortel 27 1 medium

23 Roti gandum 25 1 potong

24 Selai kacang 18 2 sendok makan

25 Kacang kedelai 132 150 gr

Sumber : Disadur dari Greenwood, S, 1992. Menopause Naturally (edisi revisi),

Volacano. CA: Volcano Press, dalam Ernes, 2006. Tips Kesehatan (revisi), Restu

Agung, dalam Octavia, R, 2007. Pola Konsumsi dan Tingkat Kecukupan Kalsium

Pada Ibu Rumah Tangga di Asrama Polisi Pasar Merah Medan, Skripsi FKM-USU

2. Cukup Konsumsi Vitamin D

Vitamin D adalah nutrisi yang sama pentingnya bagi tulang yang sehat.

Pengaruh vitamin D dalam memperlambat proses terjadinya osteoporosis sangatlah

vital. Vitamin D diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara

meningkatkan penyerapan mineral kalsium dari sistem pencernaan serta mengurangi

pembuangannya dari ginjal.

Kita mendapatkan sedikit vitamin D dari diet (dari suplemen) dan vitamin D juga

dibuat di kulit melalui paparan langsung pada matahari. Sumber vitamin D utama dalam

Page 6: At a Glance Osteoporosis

At A Glance6

makanan adalah produk susu fortified, kuning telur, ikan air asin dingin, dana makanan

laut seperti atlantic makerel, halibut, herning, salmon, udang dan tuna (Tagliaferri, 2007).

Kemampuan memproduksi vitamin D melalui kulit berkurang dengan

bertambahnya usia. Untuk itu diperlukan tambahan makanan yang cukup mengandung

vitamin D, seperti susu dan produk olahannya. Dosis harian vitamin D adalah 400 IU.

Dosis ini dapat ditingkatkan hingga 800 IU, terutama jika tidak cukup mendapat vitamin

D dari makanan atau kurang terpapar sinar matahari.

3. Penggunaan Bhiposponat

Keuntungan bhiposponat adalah kemampuannya untuk mencegah

berkurangnya tulang. Bhiposponat mempengaruhi atau membatasi reapsorpsi tulang

dengan menduduki permukaan tulang dan mencegah sel osteoclast, yang menguraikan

tulang agar tidak melekat pada tulang atau tidak melepaskan enzim yang melarutkan

tulang (Lane, 2001).

Golongan bhiposponat adalah Risedronate, Alendronate, Pamidronate,

Clodronate, Zoledronate (Zoledronic acid), Asam Ibandronate. Alendronat berfungsi

sebagai mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause,

meningkatkan massa tulang dibagian tulang belakang dan tulang panggul dan mengurangi

angka kejadian patah tulang. Dengan densitrometry tulang, resiko osteoporosis dapat

dideteksi dan perawatan dapat dimulai (Dalimartha, 2002).

4. Olahraga Yang Teratur

Osteoporosis selama ini diidentikkan dengan penyakit orang tua, padahal

tanpa olahraga teratur, osteoporosis juga bisa menyerang usia muda. Kesibukan dari

rutinitas sehari-hari terkadang membuat banyak orang berpikir dua kali untuk

berolahraga (Siswono, 2008)

Tidak dapat dipungkiri bahwa olahraga besar manfaatnya untuk tubuh.

Olahraga dapat menurunkan konsentrasi lemak di dalam darah, selain itu juga dapat

mencegah penyakit jantung dan mengandung efek positif bagi kesehatan tulang.

Dengan berolahraga bukan hanya kekuatan otot yang terpelihara, tetapi bagian dalam

tulang (sumsum tulang) juga dipicu aktif untuk menghasilkan sel-sel darah merah.

Kedua kondisi ini akan menyebabkan berkurangnya pengambilan senyawa kalsium

dari tulang (Hartono, 2000).

Page 7: At a Glance Osteoporosis

At A Glance7

Gaya hidup yang pasif cenderung mengurangi massa tulang. Olahraga yang

berat dapat mempertahankan masa tulang dan olahraga yang teratur mengurangi

resiko patah tulang panggul (Lane, 2001).

5. Memperbaiki Kebiasaan Hidup

Kebiasaan-kebiasaan hidup yang buruk seperti merokok, minum-minuman

beralkohol dapat mempengaruhi kesehatan. Belum diketahui secara pasti merokok

dapat mempengaruhi terjadinya penyakit osteoporosis. Ada dugaan zat-zat dalam

rokok seperti tembakau dapat meracuni tulang, mempengaruhi hormon estrogen

sehingga terjadi penurunan. Beberapa penelitian menunjukkan osteoporosis berkaitan

dengan kebiasaan merokok. Studi epidemiologi menunjukkan tiga perempat kasus

osteoporosis muncul pada wanita perokok (Khomsan, 2003).

Hasil penelitian Krall dan Dawson-Hughes (1999), yang dilakukan pada pria dan

wanita manula, menunjukkan bahwa kebiasaan merokok berkaitan dengan kerapuhan

tulang pada pangkal paha dan seluruh tubuh dan salah satu faktor yang berkontribusi

adalah kurang efisiennya absorpsi kalsium. Selanjutnya hasil penelitian Vogt (1999),

menemukan adanya zat antiestrogenik akibat merokok yang berperanan penting pada

kerusakan tulang (Suryono, 2009).

2.1.5 Tindakan Pengobatan

Bagi penderita osteoporosis tindakan pengobatan yang dapat dilakukan berupa

obat anti sakit, alat bantu (berupa kursi roda, tongkat penyangga dan peralatan

fisioterapi dan produksi tulang), istirahat dan kesabaran dokter maupun penderita

karena penyembuhannya sangat lambat dan membutuhkan waktu (Ayu, 2004).

Menurut Lane (2001) biaya tatalaksana patah tulang osteoporosis di Inggris

tercatat 942 juta poundsterling per tahun dan cenderung meningkat. Di Amerika,

tatalaksana patah tulang osteoporosis diperkirakan mencapai 10-15 milyar dollar

pertahun. Sedangkan di Indonesia belum ada catatan pasti mengenai biaya

penatalaksanaan patah tulang akibat penyakit osteoporosis.

2.1.6 Pola Makan dan Osteoporosis

Berdasarkan hasil penelitian Tucker et al. dalam Suryono (2002, 2008), pola

makan yang lebih banyak buah dan sayuran dapat mempertahankan tulang dari

Page 8: At a Glance Osteoporosis

At A Glance8

kerusakan, sedangkan banyak mengonsumsi manisan diketahui mempunyai kepadatan

tulang yang rendah baik pada pria maupun wanita manula (umur 69 – 93 tahun).

Hasil penelitian Sellmeyer et al. dalam Suryono (2001, 2008), menyebutkan

bahwa wanita usia tua (>65 tahun) dengan konsumsi bahan pangan yang lebih tinggi

protein hewani daripada nabati lebih cepat menderita keropos tulang paha dan lebih

besar menderita risiko kerusakan tulang panggul daripada yang mengonsumsi lebih

rendah pangan hewani. Kenyataan ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi

protein nabati (sayuran) dan penurunan asupan protein hewani akan dapat

menurunkan kerapuhan tulang dan resiko kerusakan tulang panggul.

Konsumsi kopi dilaporkan dapat menyebabkan adanya resiko tinggi dalam

pengurangan massa tulang pada wanita. Akan tetapi, pada umumnya studi hanya

memfokuskan perhatian pada kandungan kafein yang ada. Sedangkan pada teh, yang

juga mengandung kafein, mempunyai kandungan zat yang lain seperti flavonoid, yang

dapat mempengaruhi massa tulang dengan cara yang berbeda (Suryono, 2008).

2.2 Perilaku Pencegahan Penyakit

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme

(makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau

aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati

secara langsung (Notoadmodjo, 2007). Perilaku menurut Mantra dalam Emmy (1994,

2007) adalah respon (tanggapan) individu yang berasal dari luar maupun dari dalam

dirinya.

Menurut Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan dalam

Notoatmodjo (2007), perilaku manusia dibagi ke dalam tiga domain yaitu kognitif

(cognitive), efektif (affective), dan psikomotor (pshycomotor). Dalam

perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan

kesehatan, yakni :

1. Pengetahuan peserta terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge).

2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan

(attitude).

Page 9: At a Glance Osteoporosis

At A Glance9

3. Praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubngan dengan materi

pendidikan yang diberikan (practice).

2.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah info, fakta, hukum prinsip, proses dan kebiasaan yang

terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman.

Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak

dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya ataupun pengetahuan diperoleh

langsung melalui catatan-catatan (buku – buku, kepustakaan). Pengetahuan

merupakan hasil aktifitas tertentu. Semakin sering kita menghadapi tuntutan

lingkungan dan semakin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka makin besar

persiapan kita dimodifikasi dengan realita baru dalam lingkungan (Jalaluddin dan

Abdullah, 2002).

Prevelensi penyakit osteoporosis di Indonesia lebih tinggi dibandingkan

dengan dunia. Yang menyebabkan tingginya jumlah penderita osteoporosis di

Indonesia adalah rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ini. Hal ini

disebabkan karena rendahnya pendidikan, kurangnya informasi tentang osteoporosis

dan bertambahnya usia (Darwis, 2008).

Pengetahuan osteoporosis ini meliputi pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit itu sendiri. Orang yang telah menderita penyakit osteoporosis sebelumnya

tidak mengetahui bagaimana awal terjadinya penyakit ini. Masyarakat awalnya tidak

memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakit osteoporosis. Sebagian

masyarakat hanya mengetahui bahwa penyakit osteoporosis adalah penyakit yang

menyerang tulang. Masyarakat tidak mengetahui seberapa besar resiko osteoporosis

yang dialami oleh wanita terlebih lagi setelah memasuki masa menopause dengan

asupan kalsium yang kurang disaat remaja (Suryono, 2009). Pengetahuan masyarakat

mengenai pencegahan penyakit osteoporosis hanya sebatas mengonsumsi susu secara

teratur setiap harinya. Karena pada umumnya masyarakat hanya mengetahui sumber

kalsium hanya terdapat di dalam susu (Anonim, 2008).

Dari hasil penelitian, pengetahuan wanita menopause terhadap pencegahan

osteoporosis yang dilakukan di Kota Madiun didapatkan bahwa sebagian besar (63%)

responden memiliki pengetahuan buruk dan sebagian kecil (37%) responden memiliki

pengetahuan baik (Darwis, 2008). Penelitian lainnya juga dilakukan di Kabupaten

Page 10: At a Glance Osteoporosis

At A Glance10

Semarang Barat. Dari hasil penelitian didapatkan pengetahuan responden tentang

osteoporosis terbanyak berkategori sedang (43.2%) (Hapsari, 2000).

2.2.2 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat

dan emosi yang bersangkutan (senang/tidak senang, setuju/tidak setuju, baik/tidak

baik dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2007).

Sikap seseorang terhadap pencegahan penyakit osteoporosis menentukan

bagaimana seseorang itu bertindak dalam hal pencegahan penyakit itu sendiri.

Meskipun tingkat pengetahuan ibu rumah tangga rendah terhadap pencegahan

osteoporosis namun sikap ibu rumah tangga baik terhadap pencegahan osteoporosis.

Akan tetapi, sebagian besar ibu rumah tangga tidak setuju apabila pencegahan

osteoporosis harus dilakukan oleh semua wanita (Ayu, 2004).

2.2.3 Tindakan

Menurut Notoatmodjo (2003), tindakan adalah gerakan atau perbuatan dari

tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh

suatu lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak

ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.

Tindakan pencegahan osteoporosis seiring dengan tingkat pengetahuan

masyarakat mengenai pengetahuan pencegahan penyakit osteoporosis itu sendiri

(Ayu, 2004). Tindakan pencegahan osteoporosis tidak hanya dilakukan oleh orang

yang telah menderita penyakit ini tetapi bagi siapa saja. Penyakit ini bersifat silent

epidemic, di mana datangnya penyakit ini tidak dapat dipastikan (Dalimartha, 2002).

Cara yang paling tepat untuk mencegah osteoporosis adalah melalui upaya

pencegahan sedini mungkin dengan membudayakan Perilaku Hidup Sehat yang

intinya mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan

nutrisi dengan unsur kaya serat, rendah lemak dan kaya kalsium, berolahraga secara

teratur, tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol (Anonim, 2008).

Pendidikan sangat penting diberikan tidak hanya untuk pasien yang telah

terdeteksi dengan penyakit osteoporosis tetapi juga untuk semua wanita, termasuk

remaja puteri. Pasien dianjurkan untuk mencukupi jumlah konsumsi kalsium dan

Page 11: At a Glance Osteoporosis

At A Glance11

vitamin D yang terdapat pada makanan atau suplemen yang dikonsumsi setiap

harinya. Selain itu pencegahan osteoporosis juga meliputi pengurangan merokok,

alkohol dan kafein. Melakukan latihan teratur setiap harinya juga sama pentingnya

(Zychowicz, 2003).

2.3 Kerangka Konsep

Karakteristik WUS Pengetahuan WUS Tindakan WUS- Umur terhadap

pencegahan- Pendidikan penyakit

osteoporosis- Pekerjaan- Pendapatan Sikap WUS

Berdasarkan kerangka konsep di atas karakteristik WUS dapat mempengaruhi

terbentuknya pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pencegahan penyakit

osteoporosis. Karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) WUS akan

membentuk pengetahuan WUS, selanjutnya pengetahuan yang dimiliki WUS akan

mempengaruhi sikap dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap tindakan

pencegahan. Sementara itu, pengetahuan juga bisa langsung mempengaruhi

terbentuknya tindakan pencegahan penyakit osteoporosis.

OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.

Klasifikasi

Osteoporosis primerOsteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.

Page 12: At a Glance Osteoporosis

At A Glance12

Osteoporosis sekunderSedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :

Cushing's disease Hyperthyroidism Hyperparathyroidism Hypogonadism Kelainan hepar Kegagalan ginjal kronis Kurang gerak Kebiasaan minum alkohol Pemakai obat-obatan/corticosteroid Kelebihan kafein Merokok Osteoporosis anak

Osteoporosis pada anak disebut juvenile idiopathic osteoporosis.

Penyebab

Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.

Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.

Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Page 13: At a Glance Osteoporosis

At A Glance13

 GejalaKepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala.

Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.

Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.

Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.

DiagnosaPada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.

Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk:

wanita yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosis penderita yang diagnosisnya belum pasti penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.

PatogenesisMekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang; hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-satuan multiseluler tulang (bone multicellular units (BMUs)) pertama kali dijelaskan oleh Frost tahun 1963.[1] Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.[2]

PengobatanTujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi.

Page 14: At a Glance Osteoporosis

At A Glance14

Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis.

Alendronat berfungsi:

mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul mengurangi angka kejadian patah tulang.

Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.

Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung.

Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.

Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.

Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.

PencegahanPencegahan osteoporosi meliputi:

Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengonsumsi kalsium yang cukup

Melakukan olah raga dengan beban Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).

Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Akan tetapi tablet kalsium dan susu yang dikonsumsi setiap hari akhir - akhir ini menjadi perdebatan sebagai pemicu terjadi osteoporosis, berhubungan dengan teori osteoblast.Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.

Page 15: At a Glance Osteoporosis

At A Glance15

Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.

EpidemiologiSementara ini diperkirakan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 12 pria di atas usia 50 tahun di seluruh dunia mengidap osteoporosis. Ini menambah kejadian jutaan fraktur lainnya pertahunnya yang sebagian besar melibatkan lumbar vertebra, panggul dan pergelangan tangan (wrist). Fragility fracture dari tulang rusuk juga umum terjadi pada pria.

Fraktur PanggulFraktur panggul paling sering terjadi akibat osteoporosis. Di AS, lebih dari 250.000 fraktur panggul pertahunnya merupakan akibat dari osteoporosis. [3] Ini diperkirakan bahwa seorang wanita kulit putih usia 50 tahun mempunyai waktu hidup 17,5% berisiko fraktur femur proksimal. Insidensi fraktur panggul meningkat setiap dekade dari urutan ke 6 menjadi urutan ke 9 baik untuk wanita maupun pria pada semua populasi. Insidensi tertingi ditemukan pada pria dan wanita usia 80 tahun ke atas.[4]

Fraktur VertebralAntara 35-50% dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap fraktur vertebral. Di AS, 700.000 fraktur vertebra terjadi pertahun, tapi hanya sekitar 1/3 yang diketahui. Dalam urutan kejadian 9.704 wanita usia 68,8 tahun pada studi selama 15 tahun, didapatkan 324 wanita sudah menderita fraktur vertebral pada saat mulai dimasukkan ke dalam penelitian; 18.2% berkembang menjadi fraktur vertebra, tapi risiko meningkat hingga 41.4% pada wanita yang sebelumnya telah terjadi fraktur vertebra. [5]

Fraktur Pergelangan TanganDi AS, 250.000 fraktur pergelangan tangan setiap tahunnya merupakan akibat dari osteoporosis.[3] Fraktur pergelangan tangan merupakan tipe fraktur ketiga paling umum dari osteoporosis. Resiko waktu hidup yang ditopang fraktur Colles sekitar 16% untuk wanita kulit putih. Ketika wanita mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya setidaknya terdapat satu fraktur pergelangan tangan[4]

Fraktur Tulang RusukFragility fracture dari tulang iga umumnya terjadi pada laki-laki usia muda 25 tahun ke atas. Tanda-tanda osteoporosis pada pria ini sering diabaikan karena sering aktif secara fisik dan menderita fraktur pada saat berlatih aktivitas fisik. Contohnya ketika jatuh saat berski air atau jet ski. Bagaimanapun, tes cepat dari tingkat testosteron individu berikut diagnosis fraktur akan nampak dengan mudah apakah individu kemungkinan berisiko.

Page 16: At a Glance Osteoporosis

At A Glance16

 Referensi

1. ̂ Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.2. ̂ Raisz L (2005). "Pathogenesis of osteoporosis: concepts, conflicts, and prospects.". J Clin

Invest 115 (12): 3318–25. doi:10.1172/JCI27071. PMID 16322775. http://www.jci.org/cgi/content/full/115/12/3318.

3. ^ a b Riggs, B.L.; Melton, Lj 3.r.d. (2005). "The worldwide problem of osteoporosis: insights afforded by epidemiology.". Bone. PMID 8573428.

4. ^ a b "MerckMedicus Modules: Osteoporosis - Epidemiology". Merck & Co., Inc. http://www.merckmedicus.com/pp/us/hcp/diseasemodules/osteoporosis/epidemiology.jsp. Diakses pada 13 Juni 2008.

5. ̂ Cauley JA, Hochberg MC, Lui LY et al (2007). "Long-term Risk of Incident Vertebral Fractures". JAMA 298: 2761–2767. doi:10.1001/jama.298.23.2761. PMID 18165669.

http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis

Wanita Menopause Cenderung Osteoporosis

21 October 2005

Jakarta, KBI Gemari Pola hidup yang berubah kea rah kurangnya aktivitas fisik mulaidari masa kanak-kanak sampai dewasa, rendahnya nutrisi serat dan tinggi lemak, serta rendahnya konsumsi kalsium masyarakat Indonesia menyebabkan peningkatan kasus osteoporosis (keropos tulang).

Hal itu dikemukakan Menteri Kesehatan DR dr Siti Fadillah Supari,SpJP (K) dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Staf Ahli Menkes Bidang Administrasi dan Organisasi Dr Nahdial pada puncak peringatan Hari Osteoporosis Sedunia di Jakarta Kamis (20/10)

Menurut penelitian Badan Litbang Depkes satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria memiliki kecenderungan menderita osteoporosis (keropos tulang). Penyakit ini ditandai dengan berkurangnya masa dan mineral tulang sehinmgga menyebabkan kondisi tulang menjadi rapuh keropos serta mudah patah.

Osteoporosis atau dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan keropos tulang, merupakan kelainan tulang yang ditandai oleh penurunan masa tulang. Semakin bertambahnya umur seseorang, terutama pada wanita yang memasuki masa menopause, semakin tinggi kemungkinan untuk menderita osteoporosis.

Menurut Siti Fadillah, tema ini dipilih untuk membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya osteoporosis dan mengajak masyarakat untuk tetap hidup aktif serta mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, terutama yang berkalsium tinggi sejak dini yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup.

Page 17: At a Glance Osteoporosis

At A Glance17

Tulang manusia merupakan organ yang dinamis dan selalu mengalami perusakan dan pembaruan. Pada penderita Osteoporosis, proses perusakan lebih aktif daripada pembaruan, sehingga terjadi defisit masa tulang yang mengakibatkan tulang menjadi keropos.

Ditambahkannya, 70% ibu-ibu di Indonesia memiliki proporsi kepadatan tulang yang sangat rendah dan rentan terhadap terjadinya osteoporosis, terutama bila memasuki usia menopause. Hal ini tidak terlepas dari rendahnya asupan kalsium dalam tubuh orang Indonesia, bila tidak dilakukan berbagai pencegahan mereka akan mudah mengalami patah tulang.

Tanda-Tanda Pada kesempatan yang sama, Dr Tanya TM Rotikan,SpKO, dari Bagian Ilmu Kedokteran Olah Raga FKUI mengatakan, seseorang yang terserang osteoporosis ditandai rasa sakit pada leher, dan tulang, tulang mudah retak, tubuh bungkuk, sakit punggung dan kehilangan tinggi badan. Pola hidup yang beubah, yaitu kurangnya aktivitas fisik sehari-hari sejak anak-anak sampai dewasa, menyebabkan insiden kepadatan tulang menjadi rendah sehingga rawan osteoporosis.

Sampai saat ini yang ditakutkan oleh penderita osteoporosis adalah patah tulang, yang akan menimbulkan rasa nyeri, dan gangguan fungsi. Selain itu pengobatan terhadap mereka yang sudah mengalami patah tulang juga mahal, apalagi bila memerlukan tindakan bedah.

Sebagai gambaran biaya pengobatan osteoporosis dibandingkan penyakit kronik lainnya seperti asma yang jumlah penderitanya 15 juta diperlukan biaya pertahun US$ 7,5 juta, sedangakan osteoporosis dengan jumlah penderita 10 juta diperlukan biaya pertahunnya US$13,8 juta.

Faktor resiko osteoporosis, ditentukan oleh beberapa hal diantaranya menopause, umur, ras putih, obat-obatan, penyakit tertentu dan imobilisasi. Bukan hanya itu wanita mempunyai resiko terkena osteoporosis lebih tinggi daripada laki-laki, karena pada laki-laki tidak ada proses menopause yang nyata, selain itu tulang wanita juga lebih kecil dan lebih tipis dibandingkan dengan kaum pria.

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan dilakukan melalui pendekatan dengan aspek care dan aspek cure. Aspek Care diperlukan dalam upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, sedangkan aspke cure dalam penanggulangan osteoporosis yang merupakan deteksi dini dan memberikan pengobatan yang ada kuat serta mengurangi kecacatan.

Angka Kejadian Angka kejadian osteoporosis di Indonesia belum diketahui secara pasti, karena tidak mudah menegakkan diagnosis osteoporosis secara dini. Namun demikian dari berbagai faktor risiko, angka kejadian di Indonesia cukup tinggi.

Tingginya angka kejadian osteoporosis lebih disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kesadaran masyarakat Indonesia mengenai osteoporosis sebagai “silent desease” masih rendah, pengetahuan masyarakat mengenai cara pencegahan penyakit ini masih rendah, terbukti dengan rendahnya konsumsi kalsium rata-rata di Indonesia yang hanya 254 mg per hari dari 1.000-1.200 mg per hari

Page 18: At a Glance Osteoporosis

At A Glance18

yang merupakan standar internasional.

Bukan hanya itu meningkatnya umur harapan hidup, serta proporsi penduduk berusia lanjut (60 th) semakin meningkat, gaya hidup pencetus osteoporosis(merokok dan minum alkohol), serta gejala osteoporosis seringkali tidak menimbulkan keluhan.

Pencegahan Untuk mencegah terjadinya osteoporosis baik pada orang sehat maupun penderita stroke ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu cukupi asupan kalsium, cukup asupan vitamin D terpapar melalui sinar matahari pagi atau sore, sinar matahari akan mengubah pro vitamin D yang ada di bawah kulit menjadi vitamin D, hidup aktif dengan cara melakukan aktifitas fisik dengan prinsip pembebanan terhadap tulang, dalam bentuk perbanyak jalan.

Selain itu, hindari merokok, minum alkohol, waspada jika dalam garis keturunan ada yang menderita osteoporosis, dan lakukan pemeriksaan tes dini osteoporosis pada dokter saat menopause.

Khusus untuk pasien stroke, ditambah dengan aktifitas fisik sedini mungkin pasca stroke atas paduan dokter, pertahankan aktifitas berjalan teratur setiap hari, dan kemungkinan mengkonsumsi obat bisfosfonay dapat mencegah osteoporosis pada pasien stroke.

Untuk mencegah osteoporosis harus dimulai sedini mungkin untuk mencapai massa tulang semaksimal mungkin, serta penurunan seminimal mungkin. Bahkan pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, masa kanak-kanak, remaja, sampai dewasa baik pada wanita maupun pria.

Agar diperoleh tulang yang sehat, peranan seluruh masyarakat sangat diharapkan dan dalam lingkup yang kecil yaitu keluarga, peranan orang tua dalam menentukan gaya hidup anak-anaknya disamping dirinya sendiri juga sangat menentukan. B5/D1

Haris Fadilah

http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=3398

Osteoporosis (Pengeroposan Tulang)

Osteoporosis

Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.

Page 19: At a Glance Osteoporosis

At A Glance19

Data di Indonesia:

Angka kejadian osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk perempuan sebanyak 18-36%, sedangkan laki-laki 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk perempuan 53.6%, laki-laki 38%

Lebih dari.50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050

Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang (Yayasan Osteoporosis Internasional)

Dua dari lima orang Indonesia memiliki resiko terkena penyakit osteoporosis (Depkes, 2006)

Jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dari data terakhir Depkes, yang mematok angka 19.7% dari seluruh penduduk dengan alasan perokok di negeri ini urutan kedua di dunia setelah China.

Gejala Osteoporosis

Osteoporosis sering disebut sebagai Silent Disease karena proses kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis) dan berlangsung secara progresif selama bertahun-tahun tanpa kita sadari dan tanpa disertai adanya gejala. Gejala-gejala baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut, seperti:

patah tulang punggung yang semakin membungkuk hilangnya tinggi badan nyeri punggung

Punuk Dowager kelengkungan abnormal dari tulang belakang yang disebabkan karena hancurnya kepadatan tulang belakang.

Untuk mengetahui osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Di Indonesia dikenal 3 cara penegakan penyakit osteoporosis, yaitu:

1. Densitometer (Lunar), merupakan gold standard untuk pemeriksaan osteoporosis

Page 20: At a Glance Osteoporosis

At A Glance20

2. Densitometer-USG3. Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin, Ctx (C-

Telopeptide)

Metode lain yang dapat dipakai untuk menegakkan penyakit osteoporosis, antara lain:

Sinar X untuk menunjukkan degenerasi tipikal dalam tulang punggung bagian bawah

Pengukuran massa tulang dengan memeriksa lengan, paha, dan tulang belakang Tes darah yang dapat memperlihatkan naiknya kadar hormon paratiroid Biopsi tulang untuk melihat tulang mengecil, keropos tetapi tampak normal

Faktor Resiko Osteoporosis

1. Perempuan2. Usia3. Ras/Suku4. Keturunan penderita osteoporosis5. Gaya hidup kurang baik

1. Konsumsi daging merah dan minuman bersoda2. Minuman berkafein dan beralkohol3. Malas olahraga4. Merokok5. Kurang kalsium6. Mengkonsumsi obat7. Kurus dan mungil

Para perempuan perlu waspada akan ancaman penyakit osteoporosis dibandingkan laki-laki. Karena penyakit ini baru muncul setelah usia lanjut, perempuan muda harus sadar dan segera melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut:

1. Asupan kalsium cukup2. Paparan sinar UV dan matahari (pagi dan sore)3. Melakukan olahraga dengan beban, jalan kaki, dansa, senam, atau jogging4. Gaya hidup sehat5. Hindari obat-obatan tertentu6. Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)

Pengobatan

Page 21: At a Glance Osteoporosis

At A Glance21

Tujuan pengobatan penyakit osteoporosis adalah untuk menghindari patah tulang bukan membuat tulang menjadi keras karena tulang keras tidak identik dengan penurunan resiko patah tulang.

Tulang yang keras bisa menjadi 'getas' karena kualitasnya tidak bagus. Pengobatan sebaiknya dilakukan sedini mungkin di mana arsitektur tulangnya belum rusak. Osteoporosis primer disebabkan oleh menopause, di mana tulang mulai keropos sekitar 5 tahun setelah menopause sehingga harus periksa BMD. Jika ternyata sudah keropos secepatnya diberi obat. Pengobatan harus sedini mungkin, kalau perlu sebelum ada keropos tulang tapi memiliki faktor resiko maka diobati. Hal ini dikarenakan kalau kualitas tulang terlanjur jelek maka tidak bisa dilakukan apa-apa lagi

http://bethesda.or.id/pelayanan_detail.php?act=view&id=33

Osteoporosis

Last Updated on Monday, 17 January 2011 07:00 Written by Administrator Friday, 07 January 2011 15:53

Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara maju. Sebagai contoh di Inggris maka 1 dari 4 wanita berusia diatas 60 tahun menderita osteoporosis dan sebagian besar mengalami patah pada leher tulang paha.

Patah pada  leher tulang paha merupakan penyakit  yang  serius, karena angka kematiannya dapat mencapai 20% .  Lebih  lanjut   lagi  50% dari penderita akan mengalami ketergantungan  pada  orang  lain. Contoh lain ialah di Australia  dengan  populasi sebesar 17 juta orang, maka 20.000 tempat tidur rumah  sakit  digunakan  untuk penderita osteoporosis. Saat ini di  Indonesia, osteoporosis   masih  belum menjadi  salah  satu  masalah kesehatan  masyarakat. Tetapi dengan makin bertambahnya  usia harapan hidup bangsa Indonesia sebagai hasil dari pembangunan dan makin bertambahnya penduduk Indonesia yang berusia  lanjut,  seperti di Jogjakarta usia lanjut kini sebesar 14%, diperkirakan osteoporosis akan menjadi pula salah  satu masalah kesehatan masyarakat di masa mendatang khususnya di Jogja.

FAKTOR RISIKO TERJADINYA OSTEOPOROSIS

Tidak  semua wanita pasca-menopause atau  orang  berusia  lanjut akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Selain  faktor  terpenting ialah  tercapainya  kepadatan  tulang

Page 22: At a Glance Osteoporosis

At A Glance22

maksimal yang sempurna pada usia 20-25 tahun, maka ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan, yaitu:

Faktor konstitusional: o Wanita bertubuh kecil dan kuruso Haid pertama (menarche) lambato Menoupause dinio Riwayat keluarga dengan osteoporosiso Latar belakang etnik: Etnik Kaukasia > Asia/Hispanik > Afrika

Faktor gaya hidup: o Peminum alkoholo Perokok berato Asupan kalsium sangat rendaho Kurang gerak/kurang aktifo Diet tinggi garam?o Bukan vegetariano Diet menurunkan berat badan yang terlalu ketat

Akibat penyakit dan obat-obatan: o Kedua ovarium diangkat (ooforektomi)o Amenorrhoe berkepanjangan (tidak haid berkepanjangan)o Hipogonadism pada priao Lambung dan usus keci1 diangkat (reseksi)o Hiperparatiroidismeo Penggunaan obat glukokortikoid berlebihano Hipertiroidismeo Penyakit ginjal

GEJALA DAN TANDA OSTEOPOROSIS

Gejala dan tanda yang perlu dicurigai adanya osteoporosis adalah:

1. Nyeri pinggang bawah pada wanita pasca-menopause atau pada pria dan wanita usia lanjut.

2. Terjadinya patah tulang (fraktur) akibat suatu benturan ringan, yang pada keadaan normal benturan seringan itu tidak berakibat apa-apa. Tulang yang sering fraktur ialah tulang belakang bagian pinggang dan leher tulang paha.

3. Tinggi badan makin lama makin bertambah pendek, disertai tulang belakang makin lama makin bungkuk (Kifosis).

4. Nyeri pada tulang dan otot akibat perubahan postur tubuh.5. Gigi-geligi keropos, goyah dan tanggal.

Diagnosis  osteoporosis  ditegakkan  atas  dasar  gejala tersebut  diatas  ditambah  dengan pemeriksaan   radiologik. Pemeriksaan radiologik biasa (X-ray) dapat menunjukkan adanya gambaran  osteoporosis,  tetapi  biasanya  sudah   terlambat, karena  dengan X-ray maka osteoporosis baru terlihat setelah terjadi kehilangan kepadatan tulang lebih dari 30-40%. Alat yang  lebih  sensitif  disebut  densitometer tulang,  yang  dapat mendeteksi  lebih dini, sayang

Page 23: At a Glance Osteoporosis

At A Glance23

sekali biaya pemeriksaan  jauh  lebih mahal. Padahal deteksi dini penting dalam rangka pencegahan dan pengobatan osteoporosis.

PENGARUH OSTEOPOROSIS PADA TULANG BELAKANG

Keluhan  yang  sering dirasakan oleh  seorang  penderita  osteoporosis ialah nyeri pinggang bawah. Pada dasarnya tulang manusia dapat dibagi dalam 2 jenis  tergantung dari kepadatannya, yaitu:

1. Tulang trabekuler, yang mempunyai anyaman kurang rapat. Jenis tulang ini ditemukan terutama pada seluruh tulang belakang (tulang leher, tulang dada, tulang pinggang dan tulang ekor) dan bagian leher dari tulang paha. Bentuk anyaman yang kurang rapat ini ditujukan agar tulang tersebut cukup elastis untuk menerima beban. Bila tulang tersebut cukup elastis maka setiap benturan yang terjadi waktu bergerak atau bekerja dapat diredam sehingga individu tersebut tidak merasa nyeri

2. Tulang kortikal, yang mempunyai anyaman lebih rapat. Jenis tulang ini ditemukan terutama pada semua tulang panjang dan berfungsi sebagai penahan rangka tubuh.

Pada seseorang yang puncak kepadatan tulangnya pada usia 20-25  tahun  tidak tercapai sempurna, maka pada  usia  pasca menopause atau usia lanjut, jenis tulang yang terlebih dahulu mengalami osteoporosis ialah jenis tulang trabekuler. Hal ini menyebabkan  yang bersangkutan akan mengeluh nyeri  pinggang  bawah  karena tulang tersebut selain mengalami  osteoporosis  juga  merupakan  bagian  yang paling  sering  menerima  beban disaat kita duduk, berdiri atau bergerak.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN OSTEOPOROSIS

Pencegahan osteoporosis meliputi beberapa aspek  dibawah ini, yaitu:

1. Kecukupan akan kalsium. Kecukupan asupan kalsium harian yang dianjurkan pada pria dan wanita pramenopause ialah 800-1000 mg. Untuk wanita pascamenopause dan masa menyusui (laktasi) diperlukan asupan yang lebih besar sekitar 1.000-1.200 mg. Perlu diperhatikan bahwa puncak kepadatan tulang tercapai pada usia 20-25 tahun, sehingga diet tinggi kalsium sangat penting bagi remaja dan dewasa muda. Perlu diingat pula bahwa diet yang terlalu banyak protein dari daging/ikan dan banyak garam akan mengakibatkan banyak kalsium terbuang lewat urine. Makanan yang merupakan sumber kalsium ialah olahan susu seperti susu,keju,yogurt, kemudian sayuran hijau,kacang, kedelai, ikan sardin,salmon,daging,ayam dan suplemen kalsium.

2. Aktifitas fisik sedang dan teratur, terutama latihan yang bersifat membawa beban (weight-bearing)

3. Terapi pengganti hormon (Hormon replacement therapy). Terapi pengganti hormon terutama untuk wanita pasca-menopause dengan menggunakan kombinasi estrogen dan progesteron.

Pengobatan pada kasus osteoporosis yang nyata ialah dengan memberikan obat-obatan, antara lain yang telah diakui manfaatnya ialah: Terapi pengganti  hormon, calcitriol, kalsitonin, Biphosphonate, Calcium dan Vitamin D.

KESIMPULAN

Page 24: At a Glance Osteoporosis

At A Glance24

Osteoporosis  merupakan  salah satu penyebab patah tulang dan  nyeri  pinggang bawah, yang di Indonesia akan makin sering dijumpai,  karena sebagai  dampak dari pembangunan dimana populasi usia  lanjut  makin hari makin bertambah. Pencegahan sejak dini merupakan kunci yang  paling utama. Perlu  diingat pula bahwa diet yang terlalu banyak protein dari daging/ikan  dan  banyak garam akan mengakibatkan banyak kalsium  terbuang lewat urine, sehingga akan menyebabkan osteoporosis. Makanan yang merupakan sumber kalsium ialah olahan  susu  seperti  susu, keju, yogurt, kemudian  sayuran   hijau, kacang, kedelai, ikan sardin, salmon, daging,ayam dan suplemen kalsium.

OSTEOROPOSIS

PENGERTIAN OSTEOPOROSIS

A. Definisi Osteoporosis Pernahkah anda melihat wanita tua bertubuh bongkok? Wanita tua itu pasti menderita penyakit osteoporosis yang menyebabkan tulanh punggungnya melengkung. Osteoporosis tidak menampakkan tanda-tanda fisik yang nyata hingga terjadi keropos atau keretakan pada usia senja.

Secara harfiah, kata osteo berarti berlubang. Istilah populernya adalah tulang keropos. Zat kapur, kalk atau kalsium adalah mineral terbanyak dalam tubuh, kurang lebih 98% kalsium dalam tubuh terdapat dalam tullang. Penempatan kalsium ke dalam jaringan tulang disebut demineralisasi. Proses mineralisasi dan demineralisasi berlangsung seumur hidup. Osteoporosis terjadi jika proses demineralisasi melebihi mineralisasi. Pencegahan dan pengobatan osteoporosis ditujukan untuk menyaimbangkan proses demineralisasi.

Kelompok kerja World Health Organisation (WHO) dan consensus ahli mendefinisikan osteoporosis menjadi penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan memburuknya mikrostruktural jaringan tulang, yang menyebabakan kerapuhan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Dimana keadaan tersebut tidak memberikan keluhan klinis, kecuali apabila telah terjadi fraktur (tief in the night).

Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik, dan fraktur osteoporosis dapat terjadi pada setiap tempat. Meskipun fraktur yang berhubungan dengan kelainan ini meliputi torak dan tulang belakang (lumbal), radius distal dan femur proksimal, definisi tersebut tidak berarti bahwa semua fraktur pada tempat yang berhubungan dengan osteoporosis disebabkan oleh kelainan ini.interaksi antara geometri tulang dan dinamika terjatuh atau kacelakaan (trauma), keadaan lingkungan sekitar, juga merupakan factor penting yang menyebabkan fraktue. Ini semua dpat berdiri sendiri atau berhubungan dengan rendahnya densitas tulang.

Dengan demikian, penyakit osteoporosis adalah berkuramgnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah, tulang terdiri dari aklsium – kalsium dan

Page 25: At a Glance Osteoporosis

At A Glance25

fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, mak tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.

Meskipun kalsium diluar tulang ahnya kurang lebih 2%dari kalsium dalam tubuh, perannya sangat vital, terutama untuk kegiatan enzim, hormone, saraf, otot, dan pembekuan darah. Kalsium yang beredar dalam darah menjadi patokan keseimbangan kalsium diseluruh tubuh. Keseimbangan dan kestabilan kadar kalsium darah terutama ditentukan oleh hormone paratiroid. Kalau kadar kalsium dalam darah normal, maka proses mineralisasi berlangsung seimbang.

Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit kronik yang ditandai dengan rendahnya massa tulang yang disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kwalitas jaringan tulang yang dapat menimbulakn kerapuhan tulang. Keadaan ini berisiko tinggi, karena tulang menjadi rapuh dan mudah ratak, bahkan patah. Banyak orang tidak menyadari jika osteoporosis merupakan pembunuh tersembunyi. Penyakit ini hamper tidak menimbulkan gejala yang jelas. Sering kali, osteoporosis justru diketahui ketika sudah parah. Contoh kasus seorang terpeleset ringan, tetapi tulangnya patah dibagian lengan atau pinggang.

Jika kita bertanya pada sekumpulan wanita usia paro baya ( 40 – 50 tahun) mengenai sejauh mana pemahaman mereka terhadap ancaman osteoporosis, ternyata informasi yang kita dapat sangat beragam. Ada yang beranggapan kondisi tubuhnya aman–aman saja karena selama ini tidak merasakan adnya keluhan, sehingga dia tidak perlu berjaga-jaga secara berlebihan. Namun, sebagian ada juga yang sangat sadar akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan tulang pada usia tersebut.

Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang umum pada orang dewasa. Penyakit ini menyebabakan tulang lebih mudah keropos dan lebih mudah patah daripada tulang yang normal. Disbanding penyakit tulang lain seperti ostomalasia dan rickets, osteoporosis berbeda. Ini disebabkan berkurangnya matriks organic buksn kelainan klsifikasi tulang. Pendeteksian dini osteoporosis merupakan langkah yang tepat untuk terjdinya fraktur (patah tulang).

Fraktur lebih sering terjadi pada pergelangan tangan, tulang belakang, serta pinggang, tetapi semua tulang bisa mengalaminya. Perempuan kulit putih lebih mudah terkena, tetepi ada pula faktor risiko lainnya mencakup asupan kalsium yang rendah, aktifitas fisik yang kurang, obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan pewarisan penyakit pada keluarga.

Osteoporosis dapat terjadi pada wanita maupun pria. Dari hasil penelitian para ahli, 80% terjadi pada wanita atau dengan perbandinagn kejadian 6:1. wanita yang terkena pun bisa tua ataupun muda, namun wanita muda yang mengalami penghentian siklis menstruasi (amenorrhea). Hal ini terjadi karena wanita mengalami hilangnya massa tulang puncak lebih rendah dibandingkan pria. Disampng itu, wanita hamil dan menyusui telah sangat menyedot persendian bahan-bahan tulang untuk janin dan bayinya. Juga wanita mengalami hilangnya massa tulang yang cepat pada tahun-tahun pertama pada menopause. Pada massa menopause dan post menopause, produksi hormone estrogen menurun mengakibatkan kehilangan bahan-bahan tulang sehingga terjadi osteoporosis. Demikian juga 20 tahun sesudah menopause, angka kejadian osteoporosis meningkat menjadi 70% dan usia 60 tahun sepertiganya mengalami patah tulang. Biasanya

Page 26: At a Glance Osteoporosis

At A Glance26

sesudah menopause setiap penambahan umur 10 tahun risiko osteoporosis akan bertambah 15%. Berbeda dengan pria yang mempunyai massa tulang 30% lebih banyak dari wanita. Pria diatas 45 tahun lebih sedikit dari pada wanita.

Dengan demikian, osteoporosis ini jelas merupakan penyakit wanita dibandingkan dengan pria. Bahkan osteoporosis inipun ternyata bisa menyerang wanita sejak masih muda. Tidak dapat dipungkiri penyakit osteoporosis pada wanita ini dipengaruhi oleh hormone estrogen. Namun, karena gejala baru muncul detelah usia 50 tahun, penyakit osteoporosis tidak mudah dideteksi secara dini.

Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam ukuran waktu 1990-2025, sedangkan perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15.5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun 2015. bayangkan betapa besar jumlah penduduk yang dapat terancam penyakit osteoporosis.

Selain itu, ada lagi factor yang membuat masalah osteoporosis di Indonesia semakin meningkat, yakni masalah yang berhubungan dengan masalah hormonal pada menopause. Menopause lebih cepat dicapai wanita Indonesia pada usia 48 tahun dibandingkan wanita barat, yaitu usia 60 tahun. Mulai berkurangnya paparan terhadap sinar matahari. Kurangnya asupan kalisum. Perubahan gaya hidup seperti merokok, alcohol dan berkurangnya latihan fisik, penggunaan obat-obatan steroidjangka panjang, akan mendatangkan risiko osteoporosis tanpa gejala klinis yang menyertainya.

Osteoporosis merupakan masalah kesehatan karena beratnya konsekwensi fraktur pada pasien dan sistim perawatan kesehatan. Data retrospektif osteoporosis yang dikumpulkan di UPT Makmal Terpadu Iminoendokrinologi, FKUI dari 1690 kasus osteoporosis, ternyata yang pernah mengalami patah tulang femur dan radius sebanyak 249 kasus (14,7%). Demikian pula angka kejadian pada fraktur hip (pinggul), tulang belakang, dan wirst (pergelangan tangan) di RSUD Dr. soetomo Surabaya pada tahun 2001-2005, meliputi 49 dari toyal83 kasus fraktur hip pada wanita usia 60 tahun. Terdapat 8 dari 36 kasus fraktur tulang belakang dan terdapat 53 dari 173 kasus fraktur wirst. Dimana sebagian besar terjadi pada wanita >60 tahun dan disebabkan oleh kecelakaan rumah tangga.

Selain itu, juga memiliki implikasi yang penting pada keadaan social dan ekonomi. Di Amerika dari 300.000 kasus fraktur osteoporosis pada tahun 1991 dibutuhkan dana $5 milyar. Dan diperkirakan akan membutuhkan dana mencapai $30-$40 milyar pada tahun 2020. di Indonesia 426.300 fraktur osteoporosis dibutuhkan dana $3.8 milyar . dapat dibayangkan biaya pada tahun 2050.

Berikut ini fakta mengenai penyakit osteoporosis yang dapat membukakan mata dan meningkatkan kesadaran akan ancaman penyakit osteoporosis. Berdasarkan kajian dunia ada fakta bahwa : - Satu diantara tiga wanita diatas usia 50 tahun dan satu diantara 5 pria diatas 50 tahun menderita osteoporosis. - Penderita osteoporosis di Eropa, Jepang dan Amerika sebanyak 75 juta penduduk, sedangkan China 84 juta penduduk. - Ada 200 juta penderita osteoporosis di seluruh dunia. Risiko kematian akibat patah tulang

Page 27: At a Glance Osteoporosis

At A Glance27

pinggul sama dengan kanker payudara.

Berdasarkan studi di Indonesia, fakta-faktanya sebagai berikut : - Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria 20-27 %, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53.6%, pria 38%. - Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang diseluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050 (Yayasan Osteoporosis Internasional). - Mereka yang terserang rata-rata berusia diatas 50 tahun (Yayasan Osteoporosis Internasional).

- Dua dari lima orang Indonesia memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis (DEPKES, 2006) - Jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dari data terakhir Depkes, yang mematok angka 19.7% dari seluruh penduduk dengan alas an perokok di negri ini urutan ke-2 dinia setelah China.

Karena itu, kita harus mengetahui dan memahami densitas mineral tulang, sebab risiko terjatuh dan akibat kecelakaan sulit diukur dan diperkirakan. Definisi WHO mengenai osteoporosis menjelaskan mengenai osteoporisis menjelaskan hanya spesifik pada tulang yang merupakan risiko terjadinya fraktur. Ini dipengaruhi densitas tulang.

Kelompok kerja WHO menggunakan ukuran densitas mineral tulang : - Normal : densitas tulang kurang dari 1 standar deviasi di bawah rata-rata wanita muda normal (T>-1). - Osteopenia : densitas tulang antara 1 standar deviasi dan 2.5 standar deviasi di bawah rata-rata wanita muda normal (-2.5<t<-1)>B. Jenis Osteoporosis dan Faktor Pemicunya </t<-1)>

Berdasarkan jenisnya, penyakit osteoporosis dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Osteoporosis primer yang dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Jenis osteoporosis ini factor pemicunya adalah merokok, aktivitas, pubertas tertunda, berat badan rendah, alkohol, ras kulit putih/asia, riwayat keluarga, postur tubuh, dan asupan kalsium yang rendah.

Osteoporosis primer terdiri dari dua bagian : A. Tipe I (Post-menopusal) : terdiri dari 15-20 tahun setelah menopause (53 – 75 tahun). Ditandai oleh fraktur tulang belakang dan berkurangnya gigi geligi. Hal itu disebabkan luasnya jaringan trabrkular pada tempat tersebut, diman jaringan trabekular lebih responsif terhadap defisiensi estrogen. Terjadi karena kekurangan estrogen yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita, tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini dari pada wanita kulit hitam. B. Tipe II (Seline) : Osteoporosis jenis ini dapat terjadi pada tiap kelompok umur. Penyebabnya meliputi ekses kortikosteroid, hipertiroidisme, multiple mieloma, malnuntrisi, defisiensi estrogen, hiperparatiroidisme, fakror genetic dan obat-obatan. Kemumgkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidak seimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru.biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan dua kali lebih sering menyerang pada wanita. C. Osteoporosis sekunder : dialami oleh kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang

Page 28: At a Glance Osteoporosis

At A Glance28

disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (kortikosteroid, barbiturate, anti kejang dan hormone tiroid yang berlebihan). Pemakaian alcohol yang berlebihan dan merokok memperburuk keadaan osteoporosis. D. Osteoporosis juvenile idiopatik : merupakan osteoporosis yang tidak di ketahiu penyebabnya. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormone yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Dari penjelasan diatas, jelaslah berbagai factor risisko menjadi penyebab munculnya penyakit osteoporosis. Factor-faktor tersebut adalah : - Mengalami fraktur di atas 50 tahun, karena seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun sehingga penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormone para tiroid meningkat - Memiliki massa tulang yang rendah akibat dari tubuh kurus dan mungil, tulang akan giat membentuk sel jika di tekan oleh berat badan, fungsi tulang adalah untuk menyangga bobot maka dengan demikian tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada daerah tersebut, terutama pada daerah pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan, maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna. - Memiliki kerabat dengan riwayat osteoporosis. Karma dalam keluarga pasti mempunyai struktur genetic tulang yang sama - Lebih banyak di derita oleh wanita - Memiliki ukuran tulang yang kecil - Gaya hidup yang tidak sehat : - Sering mengkonsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung banyak fosfor yang merangsang pembentukan hormone tiroid, penyebab lepasnya kalsium dari dalam darah. - Minuman bekafein dan beralkohol, air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alcohol bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang. - Malas berolahraga. Semakin banyak gerak dan olahraga, maka otot akan terpacu untuk membentuk massa - Merokok, perokok sangat rentan terhadap osteoporosis, karena zat nikotin didalamnya dapat mempercepat penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormone estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tidak kuat dalam mrenghadapi proses pelapukan, rokok dapat membuat penghisapnya mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah keseluruh tubuh. Saat melewati umur35, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena prosespembentukan pada umur tersebut sudah terhenti. - Kurang kalsium, jika kalsium tubuh berkurang maka tubuh akanmengeluarkan hormonyang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang - Kurang hormone estrogen, terutama setelah menopause. - Penderita anoreksia nervousa - Mengkonsumsi obat yang mengandung kortikosteroid - Rendahnya kadar testosterone pada priaSuku atau ras, para ahli berpendapat bahwa factor genetic berperan 60-80% terhadap massa tulang sedangkan lingkungan berpengaruh 20-40%.

Page 29: At a Glance Osteoporosis

At A Glance29

HUBUNGAN ANTARA T-SCORE DAN KADAR KALSIUM DARAH BERDASARKAN LAMANYA MENOPAUSE UNTUK MENILAI OSTEOPOROSIS Written by Administrator    Wednesday, 25 March 2009 22:36 Vita Murniati Tarawan, Ieva B. Akbar, Ambrosius PurbaBagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

 

Saat ini teknologi kedokteran berkembang dengan pesat dan pelayanan kesehatan bertambah baik, sehingga meningkatnya usia harapan hidup akan diikuti dengan meningkatnya jumlah lanjut usia, termasuk wanita menopause. Bertambahnya jumlah wanita menopause akan memberi dampak meningkatkan angka kejadian kesakitan maupun kematian karena osteoporosis, sehingga perlu tindakan untuk melaksanakan pengelolaan dan pencegahan terhadap penyakit tersebut. Osteoporosis pada wanita menopause erat kaitannya dengan kadar kalsium darah, sehingga untuk mengetahui kaitan osteoporosis dengan kadar kalsium darah dan lamanya menopause, dilakukan penelitian komparatif analitik pada wanita menopause. Metode penelitian cross sectional, subjek penelitian diambil secara acak pada pasien yang datang ke RS. Advent, sebanyak 83 orang wanita menopause. Pada subjek penelitian dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan densitometer dan pemeriksaan laboratorium kadar kalsium dalam darah. Dari hasil penelitian menunjukkan subjek berusia 40-74 tahun, didapatkan karakteristik fisik berupa usia (tahun) 50,9 ± 6,8, indeks massa tubuh (kg/m2) 23,6 ± 3,4. Hubungan tingkat osteoporosis dengan lamanya menopause dilakukan dengan analisis korelasi Chi kuadrat. Ditemukan subjek penelitian yang mengalami osteoporosis sebagai berikut: osteoporosis 9,6% (8 orang), osteopeni 59,1% (49 orang), normal 31,3% (26 orang), dengan nilai p < 0,001, sangat bermakna. Hubungan tingkat osteoporosis dengan kadar kalsium darah, dilakukan dengan analisis Pearson didapatkan X2 = 19,751, p = 0,080. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat osteoporosis dan lamanya menopause, serta tidak terdapat hubungan antara tingkat osteoporosis dan kadar kalsium darah.

 

Kata kunci: Tingkat osteoporosis, lamanya menopause, kadar kalsium darah

MKB Vol.40 No.3,2008

PENDAHULUAN

Bertambahnya usia harapan hidup di masyarakat disebabkan oleh karena bertambah baiknya pelayanan kesehatan dan meningkatnya taraf kesehatan masyarakat pada umumnya yang mengakibatkan jumlah wanita usia menopause juga bertambah. Secara alamiah setiap manusia khususnya wanita akan mengalami proses penuaan, dengan berbagai kemungkinan dampak yang ditimbulkannya. Proses penuaan tersebut berkaitan erat dengan kondisi kesehatan seseorang.1,2 Menopause merupakan kejadian biologis alami dan bukan merupakan suatu penyakit. Menopause berarti berhentinya haid secara permanen akibat hilangnya fungsi folikel ovarium. Perubahan-perubahan yang dialami oleh wanita menopause erat kaitannya dengan

Page 30: At a Glance Osteoporosis

At A Glance30

menurunnya rangsangan gonadotropin dan keadaan inilah yang dapat menimbulkan gejala-gejala osteoporosis dan sindroma klimakterium. Makin banyak wanita dengan usia harapan hidup misalnya usia sampai 79 tahun akan menyebabkan bertambahnya pula usia hidup tanpa steroid, dan hal ini menyebabkan jumlah wanita penderita osteoporosis kemungkinan semakin meningkat.2,4,5

Menurut hasil penelitian di Amerika pada wanita menopause ditemukan lebih dari 28.673.453 wanita diatas 50 tahun menderita osteoporosis, kemungkinan keadaan peningkatan jumlah osteoporosis di Indonesia juga terjadi baik di pedesaan maupun di perkotaan.6,9 Wanita berusia diatas 50 tahun yang menderita osteoporosis atau berisiko mendapatkan osteoporosis, akan meningkat dari sekitar 23.455.096 dalam tahun 1996, pada tahun 2015, angka penderita osteoporosis sekitar 35.030.069. Di negara maju risiko patah tulang selama hidup karena osteoporosis pada wanita diatas usia 50 tahun berada antara 30 sampai 40%. Angka-angka risiko selama hidup ini tetap tinggi.6,7

Pada wanita menopause yang mengalami osteoporosis kemungkinan disebabkan berbagai faktor antara lain penurunan hormon estrogen, status gizi, dan aktifitas fisik. Penurunan estrogen menyebabkan menurunnya absorpsi kalsium pada usus. Semakin bertambahnya usia menopause akan menyebabkan semakin menurunnya daya absorpsi usus terhadap makanan khususnya kalsium. Keadaan ini akan menyebabkan keterkaitan lamanya menopause dengan perubahan kadar kalsium dalam darah, menurunnya daya absorpsi kalsium pada usus yang berkaitan dengan usia menopause, keadaan ini akan mempengaruhi kadar kalsium darah. Walaupun pendapat para ahli di luar negeri.3,8 tidak terjadi penurunan kadar kalsium dalam darah pada wanita menopause, akan tetapi dengan perbedaan pola hidup dan asupan makanan yang berbeda di Indonesia khususnya asupan kalsium yang rendah memungkinkan terjadi penurunan kalsium darah pada wanita menopause di Indonesia.

Kejadian Osteoporosis pada wanita menopause pada waktu sekarang ini relatif sangat banyak akan tetapi informasi keterkaitan tingkat osteoporosis dengan status gizi dan aktifitas fisik di pedesaan dan perkotaan masih sangat terbatas. Untuk mengukur tingkat osteoporosis, yang paling sering adalah dengan menggunakan bone mass density. Penggunaan alat ini lebih sering digunakan karena operasional mudah, murah, dan alatnya dapat dipindahkan dengan mudah.10

Alat untuk mengukur kadar kalsium darah digunakan alat Rose Mira analyzers. Alat ini sering digunakan oleh karena derajat akurasinya lebih tinggi dibandingkan dengan alat lainnya.11,13 Sehubungan dengan uraian tersebut diatas maka dilakukan penelitian tentang hubungan tingkat osteoporosis dan kadar kalsium darah dengan lamanya menopause.

 

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

Subjek penelitian adalah wanita menopause diambil secara acak diatas usia 40 tahun. Jumlah sampel penelitian adalah 83 orang. Bahan penelitian adalah: wanita menopause usia di atas 40 tahun, wanita menopause yang tidak pernah dilakukan pengangkatan tumor alat reproduksi. Kriteria eksklusinya adalah: wanita menopause yang terjadi karena tindakan operasi, dan wanita menopause yang tidak mendapatkan terapi sulih hormon.

Page 31: At a Glance Osteoporosis

At A Glance31

Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dengan komparatif analitik. Terhadap subjek penelitian dilakukan pemeriksaan kadar kalsium darah dan pemeriksaan densitometri pada os calcaneus. Variabel bebas pada penelitian ini adalah lamanya menopause dan kadar kalsium darah. Variabel terikat adalah tingkat osteoporosis berdasarkan pemeriksaan densiometri os calcaneus.

Analisis data dilakukan dengan cara analitik dengan menggunakan uji statistik. Uji statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara tingkat osteoporosis dengan lamanya menopause dengan menggunakan data kualitatif (Chi kuadrat). Sedangkan untuk mencari hubungan tingkat osteoporosis dengan kadar kalsium darah dengan menggunakan data kuantitatif (analisis korelasi Pearson). Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai P<0,05. Pengerjaan analisis data digunakan program SPSS (Versi 10.0) for window.

 

HASIL PENELITIAN

Hasil pengukuran karakteristik fisik subjek penelitian berupa usia (tahun), tinggi badan (cm) dan berat badan (kg), tertera pada Tabel 1. Dari tabel 1 dihitung IMT (indeks massa tubuh) dan hasilnya menunjukkan subjek penelitian tergolong kategori normal. Tabel 1 menunjukkan usia responden berkisar antara 40-74 tahun dengan rata-rata 50,9 tahun, sedangkan IMT berkisar antara 14,2 - 366, dengan rata-rata 23,6 yang tergolong kategori normal.

Pengelompokkan lamanya menopause tercantum pada Tabel 2. Persentase menopause menunjukkan 56,6% (47 orang sudah mengalami menopause).

Tabel 2 diatas menunjukkan hasil 56,5% (47 orang) sudah mengalami menopause, 37,5% (31 orang) menopause ≤ 5 tahun, dan 19,3% (16 orang) menopause > 5 tahun.Rata-rata hasil pengukuran kepadatan massa tulang (BMD), kalsium darah dan T-score tertera pada Tabel 3. Perhitungan T-score menunjukkan osteoporosis 9,6% (8 orang), osteopenia 59,1% (49 orang), dan normal 31,3% (26 orang). Perhitungan rata-rata kalsium darah menunjukkan kadar kalsium darah dalam batas normal (9,972 mg/dL). Pengukuran kepadatan massa tulang (BMD) berupa grafik terdapat pada Gambar.

Hasil kepadatan massa tulang (BMD) dan lamanya menopause tercantum pada Tabel 4 dengan analisis korelasi Chi kuadrat (p 5 tahun) tingkat osteoporosis semakin tinggi 75,0% (6

Page 32: At a Glance Osteoporosis

At A Glance32

orang).

Tabel 5 menunjukkan T-score dan kadar kalsium darah dengan analisis korelasi dari Pearson (p < 0,05). Hasilnya menunjukkan tidak terdapat korelasi antara tingkat osteoporosis dengan kadar kalsium darah.

 

PEMBAHASAN

Dari hasil analisis korelasi antara tingkat osteoporosis dengan lamanya menopause tercantum pada Tabel 4 menunjukkan korelasi yang kuat tingkat osteoporosis dengan lamanya menopause. Peningkatan kejadian osteoporosis pada wanita menopause yang sudah lama disebabkan oleh adanya penurunan kadar estrogen yang mempengaruhi absorpsi kalsium dalam usus. Absorpsi kalsium dalam usus menurun dan reabsorpsi tulang meningkat, sementara reabsorpi kalsium ginjal akan menurun. Pada wanita menopause kekurangan hormon estrogen tersebut terjadi secara terus-menerus sehingga, asupan kalsium tidak didapatkan dengan jumlah yang cukup, hal tersebut dapat menyebabkan osteoporosis. Pada wanita premenopause terdapat 40,8% (20 orang) sudah menunjukkan adanya gambaran tulang yang mengalami osteopenia, dan 12,5% (satu orang) menunjukkan telah terjadi osteoporosis. Hal ini Menunjukkan bahwa kekeroposan tulang sudah dapat terjadi.

Dari hasil analisis korelasi anatara tingkat osteoporosis dengan kadar kalsium darah tercantum pada Tabel 5, tabel ini menunjukkan tidak ada korelasi antara tingkat osteoporosis dengan kadar kalsium darah. Data menunjukkan bahwa kadar kalsium dalam darah pada wanita postmenopause adalah 10.08 mg/dL, lebih tinggi dibandingkan dengan kadar kalsium darah pada wanita premenopause yaitu 9,82 mg/dL. Data menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menopause kurang dari 5 tahun kadar kalsium darahnya adalah 10,14 mg/dL, sedangkan wanita yang sudah menopause lebih dari 5 tahun kadar kalsiumnya adalah 9,98 mg/dL, tidak terjadi penurunan yang bermakna p=0,382.

Mengingat tingkat osteoporosis akan bertambah sesuai dengan lamanya menopause maka untuk pencegahannya perlu upaya seperti olahraga, diet cukup kalsium. Untuk mencegah terjadinya osteoporosis perlu diberikan penyuluhan sedini mungkin pada wanita tentang pencegahaan osteoporosis. Bagi penentu kebijakan dalam meningkatkan kesehatan pada umumnya dan khususnya pada wanita agar memberikan penyuluhan berkala tentang osteoporosis. Penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih besar pada wanita menopause yang berada di pedesaan dengan masukan kaslsium yang kurang.

 

Page 33: At a Glance Osteoporosis

At A Glance33

DAFTAR PUSTAKA

1. Agoestina T, Van Keep PA. The Climacteric in Bandung, West Java Province, Indonesia. A survey of 1025 women between 40-55 years of age. Maturitas. 1984; 6:327-333.

2. Speroff L, Glass R H, Kase N G. Menopause and the perimenopausal transtition in clinical gynecologic endocrinology and infertily. Edisi ke-6. London: Lipincott William & Wilkins; 1999.17:643-724.

3. Canalis E. Regulation of bone remodeling, in primer on the metanbolic bone disease and disorders of mineral metabolisme. Edisi ke-1. California: America Society for Bone Mineral Research; 1990.

4. Aw TC, Koay ESC. Age related bone loss among healthy woman in tropies. Progress in clinical biochemistry. Elseviers Science Publisher; 1992.

5. Smith K E, Judd HI. Current obstetric and gynecologic diagnosis and treatment. Edisi ke-8. Appeton and Lange; 1994.

6. Kanis JA. Definition, epidemilogy and social aspects of osteoporosis. The pathophysiology of osteoporosis and bone disease. The Second International Training Course on Osteoporosis for Industry, Specialist and General Practitioners. The University of Melbourne, May 1999.

7. Roeshadi D. Early detection of osteoporosis among the pre and post menopausal woman. Surabaya: School of Medicine Airlangga University;1997.

8. Kronenberg F. Hot Flushes. Dalam: Lobo RA, penyunting. Treatment of the postmenopausal women: basic and clinical aspect. New York: Raven Press; 1994. h. 97-107.

9. Martin TJ. Bone Cell Biology. Dalam: The pathophysiology of ostoporosis and bone disease. The Third International Training Course on Osteoporosis for Industry, Specialist and General Practitioners. The University of Melbourne, September 2000.

10. Birdwood G. Understanding osteoporosis and its treatment a guide for physicians and their parents. New York, London: Parthenon Publishing Group, 1996.

11. Seeman E. Calcium and Vitamin D in the treatment of osteoporosis. The First International Training Course on Osteoporosis for Industry, Specialist and General Practitioners. The University of Melbourne, September 1997.

12. Christenson RH. The basics of bone metabolism. Clinical Laboratory News 1998: 24(5):10-12.

13. Christiansen C. Bone mass and ultrasound. The pathophysiology of osteoporosis and bone disease. The First International Training Course on Osteoporosis for Industry, Specialists and General Practitioners. The University of Melbourne, September 1997.

1. http://klinis.wordpress.com/2007/12/28/menopause/

Page 34: At a Glance Osteoporosis

At A Glance34

Menopause

Posted on December 28, 2007 by klinis

1. Pengertian menopause

enurut arti katanya, menopause berasal dari kata “men” berarti bulan, “pause, pausis, paudo” berarti periode atau tanda berhenti, sehingga menopause diartikan sebagai berhentinya secara definitif menstruasi. Menopause secara teknis menunjukkan berhentinya menstruasi, yang dihubungkan dengan berakhirnya fungsi ovarium secara gradual, yang disebut klimakterium (Kartono, 1992).

Menopause adalah suatu fase dari kehidupan seksual wanita, dimana siklus menstruasi berhenti. Bagi seorang wanita, dengan berhentinya menstruasi ini berarti berhentinya fungsi reproduksi (tidak dapat hamil dan mempunyai anak), namun tidak berarti peranannya dalam melayani suami di bidang kebutuhan seksual berhenti dengan sendirinya (Hawari, 1996).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi.

2. Periode terjadinya menopause

enurut Damayanti (2003), menopause dipacu oleh perubahan hormon dalam tubuh, yang diawali dengan terkelupasnya pelapis rahim (endometrium) bersama dengan sedikit darah, yang dipicu oleh kadar hormon progesteron yang rendah dalam tubuh. Pada waktu yang sama hormon perangsang folikel (FSH= Foilicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone) yang dihasilkan kelenjar hipofise merangsang proses pematangan telur dalam ovarium. Keadaan ini kemudian menghasilkan peningkatan kadar estrogen. Fase ini disebut fase pengelupasan.

Fase pengelupasan akan segera diikuti fase proliferasi dimana kadar estrogen tinggi dan membuat endometrium mengalami penebalan. Akhirnya kadar hormon perangsang folikel dan hormon lutein mencapai puncaknya dan terjadi pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). Folikel tempat sel telur dilepaskan akan membentuk sebuah kelenjar yang disebut corpus luteum yang menghasilkan progesteron, yang akan membuat kelenjar endometrium mengalami fase sekresi sebagai persiapan bila terjadi perubahan, sehingga siap untuk suatu kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen menurun, corpus luteum mengalami degenerasi dan kadar progesteronpun menurun.

Wanita dilahirkan dengan sejumlah besar sel telur yang secara bertahap akan habis terpakai. Ovarium tidak mampu membuat sel telur baru, sehingga begitu sel telur yang dimiliki sejak lahir habis, maka ovulasi akan berhenti sama sekali. Jadi terdapat semacam kekurangan hormon yang menyebabkan sebagian besar masalah yang terjadi di sekitar menopause, yang berkembang sesudahnya. Ada tiga macam hormon penting yang diproduksi oleh ovarium, yaitu estrogen,

Page 35: At a Glance Osteoporosis

At A Glance35

progesteron, dan testosteron, dimana setelah mencapai menopause hormon-hormon ini tidak diproduksi.

Santrock (2002) mengemukakan sejumlah perubahan fisik menandai masa dewasa tengah, beberapa perubahan mulai tampak lebih awal diusia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik / bagian diusia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukkan bahwa masa dewasa tengah telah datang. Melihat dan mendengar adalah dua perubahan yang paling menyusahkan dan paling tampak dalam masa dewasa tengah. Daya akomodasi mata, kemampuan untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina-mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun. Khususnya, individu pada usia tengah baya mulai mengalami kesulitan melihat obyek-obyek yang dekat.

engenai terjadinya menopause, tidak ada batasan umur yang pasti. Sesungguhnya setiap wanita mengalaminya pada umur tertentu, setelah masa kesempurnaan berakhir. Sehubungan dengan itu para ahli memberikan batasan umur pada wanita menopause berbeda-beda antara satu dengan yang lain, karena ditinjau dari sudut yang berbeda pula.

Purwantyastuti (2005) mengatakan bahwa umumnya wanita Indonesia mengalami menopause di usia 45-55 tahun. Hal yang sama juga dikatakan Braam dkk (1981), yang menyatakan bahwa sebagian besar wanita, menopause terjadi pada umur antara 45-55 tahun. Meskipun begitu ada beberapa wanita yang mengalami menstruasi terakhir sebelum umur 45 tahun, tetapi ada pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru mendapatkan menstruasi terakhir.

Menurut Pakasi (dalam Indarwati, 2000) menopause terjadi ditengah masa klimakterium, yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir pada awal lanjut usia, yaitu usia 40-63 tahun. Pada masa inilah menstruasi yang merupakan salah satu tanda kewanitaan seseorang dan cerminan dari kapasitas reproduksi wanita secara berangsur-angsur mulai berhenti.

Muhammad (1981) menjelaskan bahwa pada suatu saat akan tiba waktunya bagi sisa-sisa folikel sel telur yang berada pada indung telur untuk mulai menghilang. Saat ini tidaklah sama pada setiap wanita. Perubahan ini terjadi secara mendadak, antara umur 45 tahun dan 55 tahun. Ada transisi yang bertahap dari masa kegiatan indung telur yang tidak ada lagi, ketika wanita itu sudah mulai memasuki usia menopause. Menurut Hastings (Damayanti, 2003) sebagian besar wanita mengalami menopause antara umur 40 tahun dan 55 tahun dan rata-rata pada umur 47 tahun.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa periode terjadinya menopause ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi entrogen yang akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya masa kesuburannya. Dan dengan melihat batasan umur wanita menopause yang telah disebutkan, dapat diambil kesimpulan batasan wanita akan mengalami menopause antara umur 40 tahun sampai 55 tahun.

3. Gejala-gejala menopause

Page 36: At a Glance Osteoporosis

At A Glance36

Pada masa menopause diikuti perubahan-perubahan baik fisik maupun psikisnya. Untuk mengetahui masa menopause sudah datang pada wanita, ada beberapa gejala yang mendahului meskipun tidak semua wanita akan merasakan gejala-gejala ini.

Reitz (dalam Damayanti, 2003) mengutarakan beberapa gejala yang mengawali masa menopause, yaitu:

a. Berhentinya menstruasi secara mendadak. Mulai terjadi pola haid yang tidak beraturan, haid dapat berubah-ubah dari banyak menjadi sedikit tanpa pola tertentu pada wanita yang berusia sekitar 45 tahun keatas.

b. Terjadinya arus panas. Hal ini terjadi karena tidak adanya keseimbangan pada vasomotor.

c. Rasa gelisah, mudah tersinggung, ketegangan dan kecemasan, termasuk perasaan tertekan, sedih, malas, emosi yang meluap, mudah marah, merasa tidak berdaya dan mudah menangis.

d. Osteoporosis (pengeroposan tulang).

e. Pruritis, merupakan istilah kedokteran untuk rasa gatal pada kulit di daerah vulva atau alat kelamin.

enurut Kartono (1992) beberapa gejala yang menandai menopause yang disebut fase preliminer, yaitu:

a. Menstruasi yang tidak lancar dan tidak teratur, yang datang lebih lambat atau lebih awal.

. Kotoran, haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit.

c. Muncul gangguan-gangguan vasomotoris, yang berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh-pembuluh darah.

d. Merasa pusing, disertai sakit kepala terus menerus.

e. Keringat berlebih, yaitu berkeringat yang tidak ada henti-hentinya.

f. Neuralgia, yaitu gangguan atau sakit syaraf dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala menopause antara lain berhentinya menstruasi secara mendadak atau menstruasi yang tidak lancar dan tidak teratur, terjadinya arus panas, merasa gelisah, pusing, osteoporosis, pruritis, selalu berkeringat dan neuralgia

Page 37: At a Glance Osteoporosis

At A Glance37

2. http://osteoporosis.klikdokter.com/subpage.php?id=2&sub=60

Menurut WHO, osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang. Osteoporosis bukan hanya berkurangnya kepadatan tulang tetapi juga penurunan kekuatan tulang. Pada osteoporosis kerusakan tulang lebih cepat daripada perbaikan yang dilakukan oleh tubuh. Osteoporosis sering disebut juga dengan keropos tulang. Tulang-tulang yang sering mengalami fraktur/patah yaitu : tulang ruas tulang belakang, tulang pinggul, tungkai dan pergelangan lengan bawah.

Page 38: At a Glance Osteoporosis

At A Glance38

Faktor risiko yang memudahkan Osteoporosis:

Asupan zat gizi yang tidak seimbang khususnya kurang kalsium dan vitamin D

Proses penuaan

Faktor keturunan

Pencegahan osteoporosis sejak dini dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:

Asupan zat gizi yang berkaitan dengan pembentukan tulang seperti kalsium,vitamin D

Aktivitas fisik yang teratur sangat penting untuk pembentukan tulang

Kekerasan tulang setiap orang akan berangsur-angsur menurun setelah memasuki umur 40 tahun. Pada wanita, menopause mempercepat proses pengeroposan tulang ini, khususnya jika mereka memiliki tulang-tulang yang tipis atau kecil, berambut merah atau pirang atau kulitnya berbintik-bintik, keturunan orang Eropa Utara atau Asia atau tidak pernah mempunyai anak. Merokok, hidup menetap, minum kortikosteroid, dan mengkonsumsi makanan yang mengandung sedikit kalsium juga meningkatkan resiko pengeroposan ini. Makin awal mengalami menopause, semakin tinggi resiko anda.

Gaya Hidup Sehat untuk mencegah osteoporosis adalah:

Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat,rendah lemak,dan kaya kalsium (1000 -1500 mg per hari). Pastikan diet anda mengandung 1000 miligram kalsium per hari ( jika anda pra menopause ) atau 1500 miligram per hari (jika anda post-menopause). Hindari suplemen yang berasal dari dolomite atau tepung tulang, bagaimanapun juga dalam mengkonsumsi kalsium jangan melebihi 1500 miligram kalsium per hari

Kurangi sodium, garam, daging merah, dan makanan yang diasinkan

Mulailah program reguler, latihan mempertahankan berat badan seperti jalan-jalan, jogging, bersepeda atau aerobik yang tak berpengaruh atau pegaruhnya rendah

Hindari minum kopi secara berlebihan karena dapat mengeluarkan kalsium secara berlebihan, kurangi juga softdrink/minuman ringan karena dapat menghambat penyerapan kalsium

Hindari minuman beralkohol dan rokok karena dapat menyerap cadangan kalsium dalam tubuh.

Paparan matahari (di pagi hari dan sore menjelang magrib ) membantu pembentukan vitamin D

Page 39: At a Glance Osteoporosis

At A Glance39

3.

http://pmkes.blogspot.com/2010/04/menopause.html

b. Periode terjadinya menopause

Menurut Damayanti 2003 cit Purwanto, menopause dipacu oleh perubahan hormon dalam tubuh, yang diawali dengan terkelupasnya pelepas rahim (endometrium) bersama dengan sedikit darah, yang dipicu oleh kadar hormon progesteron yang rendah dalam tubuh. Pada waktu yang sama hormon perangsang folikel (FSH= Folicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone) yang dihasilkan kelenjar hipofise merangsang proses pematangan telur dalam ovarium. Keadaan ini kemudian menghasilkan peningkatan kadar estrogen dan disebut fase pengelupasan.

Fase pengelupasan akan segera diikuti fase proliferasi dimana kadar estrogen tinggi dan membuat endometrium mengalami penebalan. Akhirnya kadar hormon perangsang folikel dan hormon lutein mencapai puncaknya dan terjadi pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). Folikel tempat sel telur dilepaskan akan membentuk sebuah kelenjar yang disebut corpus luteum yang menghasilkan progesteron, yang akan membuat kelenjar endometrium mengalami fase sekresi sebagai persiapan bila terjadi perubahan, sehingga siap untuk suatu kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen menurun corpus luteum mengalami degenerasi dan kadar progesteron menurun.

Wanita dilahirkan dengan sejumlah besar sel telur yang secara bertahap akan habis terpakai. Ovarium tidak mampu membuat sel telur yang baru, sehingga begitu sel telur yang dimiliki sejak lahir habis, maka ovulasi akan berhenti sama sekali. Jadi terdapat semacam kekurangan hormon yang menyebabkan sebagian besar masalah yang terjadi disekitar menopause, yang berkembang sesudahnya. Ada tiga macam hormon penting yang diproduksi oleh ovarium, yaitu estrogen, progesteron, dan testoteron, dimana setelah mencapai menopause hormon-hormon ini tidak diproduksi.

Page 40: At a Glance Osteoporosis

At A Glance40

Mengenai terjadinya menopause, tidak ada batasan umur yang pasti. Sehubungan dengan itu para ahli memberikan batasan umur pada wanita menopause berbeda-beda, karena ditinjau dari sudut yang berbeda pula. Sebagian besar wanita mengalami menopause antara umur 40 tahun dan 55 tahun, rata-rata pada umur 47 tahun.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa periode terjadinya menopause ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang akibatnya haid tidak muncul lagi। Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya masa kesuburannya (Purwanto, 2007).

c. Fase Menopause

1). Pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur dengan perdarahan haid yang memanjang (oligomenohore) dan jumlah darah haid yang relatif banyak (hypermenorhoe) dan terkadang disertai dengan nyeri haid (dismenore). Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah fase folikuler yang memendek dan kadar estrogen yang tinggi sehingga terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi)

2). Perimenopause adalah fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Keluahan yang sering dijumapi adalah berupa gejolak panas (hot flushes), berkeringat banyak, insomnia, depresi, serta perasaan mudah tersinggung.

3). Menopause adalah haid alami yang terakhir, dan hal ini tidak terjadi bila menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause.

4). Pascamenopause adalah masa yang berlangsung kurang lebih 3-5 tahun setelah menopause. Kelenjar adenal merupakan sumber androgen utama bagi wanita pascamenopause. Keluhan lokal pada sisitem urogenital bagian bawah, atrofi vulva dan vagina menimbulkan berkurangnya produksi lendir atau timbulnya nyeri senggama (Baziad, 2003)।

Page 41: At a Glance Osteoporosis

At A Glance41

d. Etiologi menopause

Penyebab menopause adalah “matinya” {burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual seseorang wanita kira-kira 400 folikel primordial tumbuh menjadi folikel vasikuler dan berovulasi, sementara beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun, hanya tinggal beberapa folikel primordial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH dan produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial mencapai nol (Guyton & Hall, 1997).

Menurut Ruripamela, 2008. menyatakan bahwa penyebab menopause adalah menurunnya fungsi ovarium (indung telur) akibat penuaan yang menyebabkan berkurangnya kadar hormon wanita, estrogen dan progesteron Menurut penyebabnya menopause dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1). Menopause Dini, adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok

2). Menopause Buatan, terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh ovarium. Campur tangan ini berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterpi atau terapi penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker. Histerktomi (pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi।

e. Gejala- gejala menopause

1). Gangguan pada haid : haid menjadi tidak teratur.

2). Gelombang rasa panas (hot flush), terjadi akibat peningkatan aliran darah didalam pembuluh darah pada wajah, leher, dada, dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan. Parasaan panas ini berlangsung beberapa detik saja (30 detik sampai 5 menit), namun bisa berlangsung sampai 30 menit sampai 1 jam.

3). Gejala-gejala psikologis berupa suasana hati, pikiran motivasi, sikap, reaksi biologis.

Page 42: At a Glance Osteoporosis

At A Glance42

4). Fatigue, yaitu rasa lelah yang diakibatkan berhentinya fungsi ovarium.

5). Keadaan atrofi, yaitu kemunduran keadaan gizi, suatu lapisan jaringan.

6). Rasa gatal-gatal pada genetalia disebabkan karena kulit yang menjadi kering dan keriput akibat penipisan jaringan pada dinding vagina.

7). Pusing atau sakit kepala, keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya: karena meningginya tekanan darah, adanya gangguan penglihatan.

8). Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh penyebab fisik maupun psikis.

9). Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (inkontinensia) serta peradangan pada kandung kemih dan vagina (Purwanto, 2007)।

f. Faktor yang mempengaruhi menopause

Menurut Yatim (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami menopause yaitu :

1). Umur sewaktu mendapat haid pertama kali (menarche), beberapa penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki masa menopause. Dari hasil penelitian disebutkan bahwa semakin muda seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.

2). Kondisi kejiwaan dan pekerjaan, ada peneliti yang menemukan bahwa pada wanita yang tidak menikah dan bekerja, umur memasuki menopause lebih muda dibandingkan dengan wanita sebaya yang tidak bekerja dan menikah.

Page 43: At a Glance Osteoporosis

At A Glance43

3). Jumlah anak, meskipun belum ditemukan hubungan antara anak dan menopause, tetapi beberapa penelitian menemukan bahwa semakin sering wanita melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.

4). Penggunaan obat-obat KB, obat-obat KB akan menekan fungsi hormon dari indung telur, sehingga wanita yang menggunakan pil KB lebih lama memasuki umur menopause.

5). Merokok, wanita perokok akan lebih muda memasuki menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.

6). Sosial ekonomi, seperti juga usia pertama kali mendapat haid, menopause kelihatannya dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi.

7). Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut, dari penelitian yang masih sedikit dilakukan, wanita yang tinggal di ketinggian lebih dari 2000-3000 m dari permukaan laut lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tinggal di ketinggian <>

g. Perubahan tubuh menjelang menopause

Menurut Kesdu (2002) perubahan yang terjadi menjelang menopause antara lain:

1). Perubahan organ reproduksi

a) Rahim, mengalami atrofi (keadaan kemunduran gizi jaringan), panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara berlebihan). Lipatan - lipatan saluran menjadi

Page 44: At a Glance Osteoporosis

At A Glance44

lebih pendek, menipis, dan mengkerut. Rambut getar yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria menghilang.

b) Serviks (leher rahim), mengalami pengerutan, memendek dan menyusut tidak menonjol kedalam vagina, bahkan akan merata.

c) Vagina, menglami kontraktur (melemahnya otot jaringan), panjang dan lebar vagina juga mengalami pengecilan. Forniks (dinding vagina bagian belakang dekat mulut rahim) menjadi dangkal. Atrofi vagina berangsur-angsur menghilang. Selaput lendir alat kelamin akan menipis dan tidak lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis.

d) Indung telur, perubahannya adalah ukuran indung telur mengecil dan permukaannya akan menjadi keriput sebagai akibat atrofi dari medulla (sumsum), terjadi sklerosis (penebalan) dini pada sistem pembuluh darah indung telur, siklus menjadi anovulasi (tidak ada ovulasi), folikel primer (pertumbuhan sel telur awal) tidak dapat matang secara baik disamping tingginya kadar hormon gonadotropin, produksi hormon estrogen turun sehingga tidak terjadi perubahan endometrium; FSH dan LH meningkat tetapi plasma estradiol (bentuk dari estrogen) sangat rendah.

e) Vulva (mulut kemaluan), jaringan menipis karena berkurangnya dan hilangnya jaringan lemak dan jaringan elastik. Kulitnya menipis dan pembuluh darah berkurang sehingga menyebabkan pengerutan lipatan vulva. Terjadi gangguan rasa gatal dan mengkerutnya lubang masuk kemaluan sehingga terasa nyeri waktu senggama.

2). Perubahan hormon, hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim. Menurut Rachman (2000) perubahan yang terjadi pada tubuh adalah:

a) Keluhan vasomotorik (saraf yang mempengaruhi penyempitan atau pelebaran pembuluh darah) berupa hot flushes (gejolak panas), vertigo, keringat banyak, rasa kedinginan.

b) Keluhan kontitusional berupa berdebar-debar, migrain, nyeri otot, nyeri pinggang, dan mudah terangsang.

c) Keluhan psikis dan neurotik berupa depresi, merasa tertekan, kelemahan psiskis, dan somatik, susah tidur, terasa ketakutan, konflik keluarga, gangguan di tempat kerja.

Page 45: At a Glance Osteoporosis

At A Glance45

d) Keluhan lainnya berupa sakit saat bersenggama, gangguan haid, keputihan, gatal pada vagina, susah kencing, libido menurun, keropos tulang, gangguan sirkulasi, kenaikan kolestrol.

3). Perubahan fisik

a) Hot flushes (perasaan panas), gejala ini sering timbul pada malam hari pada keadaan cuaca yang dingin, gejolak panas terjadi lebih jarang dan singkat dibandinkan dengan jika suasana panas. Dalam keadaan stres, hal ini akan lebih sering timbul. Gejolak panas timbul ketika wanita akan memasuki usia menopause atau pada saat menopause.

b) Keringat berlebihan, suhu udara yang semula dirasakan nyaman mendadak menjadi terlalu panas serta mengeluarkan keringat pada malam hari.

c) Vagina kering, sehingga dapat menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan intim. Selain itu akibat berkurangnya estrogen menyebabkan keluhan gangguan pada epitel vagina, jaringan penunjang, dan elastisitas dinding vagina. Padahal, epitel vagina mengandung banyak reseptor estrogen yang sangat membantu mengurangi rasa sakit dalam berhubungan seksual.

d) Tidak dapat menahan air seni, ketika usia bertambah tua, air seni sering tidak dapat ditahan pada saat bersin atau batuk. Hal ini akibat estrogen yang menurun sehingga salah satu dampaknya adalah inkontinensia urin (tidak dapat mengendalikan fungsi kendung kemih).

e) Hilangnya jaringan penunjang, rendahnya kadar estrogen dalam tubuh berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan gusi berdarah, sariawan, kuku rusak serta timbulnya rasa sakit dan ngilu pada persendian.

f) Penambahan berat badan, saat wanita mulai menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya menjadi gemuk, tetapi sebaliknya sangat sulit menurunkan berat badannya. Hal ini diduga ada hubungannya dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain itu, kulit pun menjadi lebih kendor sehingga mudah menjadi tempat simpanan lemak.

Page 46: At a Glance Osteoporosis

At A Glance46

g) Gangguan mata, kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air mata sehingga mata terasa kering dan gatal.

h) Nyeri tulang dan sendi, seiring meningkatnya usia maka beberapa organ tidak lagi mengalami remodeling, diantaranya tulang. Bahkan mengalami proses penurunan karena pengaruh dari perubahan organ lain selain itu penyakit yang timbul semakin beragam.

i) Mammae (payudara) jaringan lemak berkurang, puting susu mengecil akibatnya payudara mulai lembek, mengendor dan keriput.

j) Pubis (rambut kemaluan) pada wanita mulai menipis, sebagian rontok dan mulai memutih.

4). Perubahan emosi, perubahan psikis pada masa menopause sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap menopause, informasi tentang menopause yang diperoleh. Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani menopause dengan lebih baik.

h. Gangguan kesehatan yang timbul setelah menopause

1). Hipertensi : turunnya hormon estrogen dan prigesteron. Wanita yang semasa haid masih relatif “kebal” terhadap penyakit aterosklerosis (perkapuran dinding pembuluh darah), setelah menopause mulai bisa diserang penyakit ini, yang berakibat penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyempitan pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner).

2). Osteoporosis (pengeroposan tulang), dengan turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron, maka mulai terjadi proses pengeroposan tulang (walaupun wanita cukup mendapat tambahan calcium seperti dari susu). Rendahnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan zat calcium atau kapur tidak dapat disimpan dalam tulang, sebaliknya calcium dalam tulang pelan-pelan menyusut. Tandanya adalah mulai terasa nyeri pada tulang yang dianggap sebagai “rematik” (Handrawan, 2007).

Page 47: At a Glance Osteoporosis

At A Glance47

3). Penyakit lambung dan kesulitan pada alat pencernaan, hyperthryreosis (kepekaan pada kelenjar gondok), perubahan warna kulit (Kartono, 2007).

i. Cara mencegah pemunculan gejala-gejala menopause

Kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah pemunculan gejala-gejala menopause adalah :

1). Olah raga, tetap berusaha agar hidup aktif akan menekan gajala insomnia, memperlambat osteoporosis dan penyakit jantung, dan juga mencegah “hot flashes”

2). Berhenti merokok, merokok sebenarnya ikut mempercepat munculnya menopause.

3). Mengkonsumsi kalsium, perempuan terutama menjelang usia menopause sebaiknya mengkonsumsi kalsium. Sebagian besar dapat diperoleh dari makanan, seperti susu, yoghurt, beberapa jenis sayuran (antara lain brokoli), dapat juga makan tablet kalsium.

4). Vitamin tambahan, sebagian besar vitamin yang diperlukan tubuh sudah diperoleh melalui makanan kita sehari-hari. Tetapi adakalanya terutama mereka yang aktif, memerlukan juga tambahan vitamin. Vitamin yang diperlukan antara lain B1, B2, B12, asam folat dan terutama bagi mereka yang menginjak usia menopause memerlukan vitamin-vitamin aktioksidan seperti vitamin A dan E.

5). Kedelai, kedelai mengandung fitoestrogen atau estrogen yang berada dari tumbuh-tumbuhan. Kedelai dapat kita konsumsi dari kecap, tempe, tahu, tauco, atau susu kedelai (Handrawan, 2007).

Menurut Tabloid Nova, 2008 dalam menghadapi menopause terdapat beberapa tips, antara lain adalah :

1). Jika wanita tersebut tidak suka susu, bisa diganti dengan mengkonsumsi tahu, tempe, atau sayur dengan dosis yang lebih besar.

Page 48: At a Glance Osteoporosis

At A Glance48

2). Jangan terlalu lama saat merebus sayur, karena vitaminnya akan larut dalam air. Begitu pula saat memasak, menggoreng atau memanggang daging atau produk hewan lain.

3). Setiap kali makan, pilih satu saja makanan yang digoreng, menu lainnnya dimasak dengan cara lain. Sehingga tidak memperbanyak masuknya minyak dalam tubuh.

4). Jangan sembarangan mengkonsumsi vitamin A dan D. dosisnya harus tepat, karena kedua vitamin itu tidak bisa dikeluarkan begitu saja dari dalam tubuh selain itu jika terus dikonsumsi bisa menimbulkan racun didalam tubuh.

5). Minuman dan makanan yang harus dihindari untuk memperlambat datangnya menopause antara lain kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makanan berlemak.

6). Bersikap sabar dan berusaha menerima kenyataan, karena bagaimana pun menopause pasti akan segera datang।

j. Pengobatan menopause

Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan dari TSH dengan dokter pribadinya. Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk: mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan, membantu mengurangi kekeringan pada vagina, mencegah terjadinya Osteoporosis.

Beberapa efek samping dari TSH, adalah perdarahan vagina, nyeri payudara, mual (Naucea), muntah (Vomiting), perut kembung, kram perut. Biasanya terapi sulih hormon esrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita : kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut, perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti, penyakit hati akut

(Anonim, 2004).

Page 49: At a Glance Osteoporosis

At A Glance49

Dipos

4. http://www.medicastore.com/osteoporosis/artikel_utama/2/Penyebab_Osteoporosis_dan_Faktor_Risiko_Osteoporosis.html

Penyebab Osteoporosis dan Faktor Risiko Osteoporosis

Sebenarnya, apa yang menyebabkan terjadinya osteoporosis? Berikut ini beberapa penyebab osteoporosis:

Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.

Page 50: At a Glance Osteoporosis

At A Glance50

Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.

Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru.

Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.

Osteoporosis sekunder dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.

Penyakit osteoporosis bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan).

Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan osteoporosis.

Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui.

Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Page 51: At a Glance Osteoporosis

At A Glance51

Faktor Risiko Osteoporosis

Wanita

Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun.

Usia

Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.

Ras/Suku

Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.

Keturunan Penderita osteoporosis

Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah. Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama.

Gaya Hidup Kurang Baik

Page 52: At a Glance Osteoporosis

At A Glance52

Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah.

Minuman berkafein dan beralkohol.

Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Hal ini dipertegas oleh Dr.Robert Heany dan Dr. Karen Rafferty dari creighton University Osteoporosis Research Centre di Nebraska yang menemukan hubungan antara minuman berkafein dengan keroposnya tulang.

Hasilnya adalah bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alkohol bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas).

Malas Olahraga

Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa.

Merokok

Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan.

Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung.

Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti.

Page 53: At a Glance Osteoporosis

At A Glance53

Kurang Kalsium

Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang.

Mengkonsumsi Obat

Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan antikejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis. Konsultasikan ke dokter sebelum mengkonsumsi obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan tulang.

5. http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg02344.html

GEJALA menopause dini ini tak jauh berbeda dari gejala menopause alami,

yaitu:

* sakit saat berhubungan seks,

* depresi,

* jantung berdebar-debar,

Page 54: At a Glance Osteoporosis

At A Glance54

* sakit kepala,

* pegal-pegal,

* pelupa,

* jantung koroner,

* stroke,

* kanker usus besar,

* terancam osteoporosis,

* Pemeriksaan kadar hormon estrogen, folllicle stimulating hormone

(FSH), luteinizing hormone (LH), serta prolaktin menunjukkan kadar FSH

> 30 dan estrogen < 30. Angka itu menunjukkan seorang wanita sudah

dapat dikategorikan memasuki usia menopause. Pemeriksaan prolaktin

diperlukan terutama pada perempuan yang mengalami menopause dini.

Alasannya, penggunaan jamu dan obat-obatan yang kandungannya tidak

jelas bisa merangsang produksi prolaktin di otak. Kalau prolaktin

lebih tinggi atau sama dengan 100 mg/ml maka perlu dicurigai sebagai

pertanda adanya tumor di otak. Menopause dini dengan kondisi ini tidak

boleh dilanjutkan dengan pemberian estrogen karena akan merangsang

pembesaran tumor yang tentu saja membahayakan.

PENGOBATAN GEJALA MENOPAUSE

Page 55: At a Glance Osteoporosis

At A Glance55

1. Untuk mengatasi gejala menopause, pengobatan dapat dilakukan dengan

menambahkan hormon estrogen dari luar ke dalam tubuh, yakni dengan

terapi sulih hormon (TSH) atau hormone replacement therapy.

Umumnya setelah mendapat terapi, perempuan yang tadinya selalu merasa

murung bisa kembali ceria, sama seperti ketika dia belum fase

menopause. Perempuan juga bisa kembali mendapatkan menstruasi, tidak

lagi merasakan jantung berdebar-debar, pusing, ataupun merasa

pegal-pegal dan kulit pun kembali menjadi halus. Risiko terkena

jantung koroner, osteoporosis, stroke, dan kanker usus besar pun

menurun.

Di kalangan kedokteran sendiri masih banyak terdapat silang pendapat.

Ada yang menyatakan pengobatan ini harus dilakukan selama lima tahun,

ada juga yang menganjurkan sesuai kebutuhan pasien alias selama masih

ada keluhan. Bila sudah tidak ada keluhan, pengobatan dapat langsung

dihentikan.

Patut diperhatikan, TSH akan meningkatkan risiko terkena kanker

payudara, terutama pada pasien yang memiliki sejarah kanker dalam

keluarganya. Oleh karena itu, TSH tidak disarankan bagi pasien dengan

sejarah kanker walaupun risiko ini tidak selalu terjadi.

Untuk mengeliminasi efek negatif TSH, sebaiknya pengobatan ini

benar-benar dilakukan di bawah pengawasan dokter. Pun sebaiknya

lengkapi terapi hormon ini dengan pemeriksaan mamografi dan pap's

Page 56: At a Glance Osteoporosis

At A Glance56

smear tiap enam bulan sampai setahun sekali. Bagi pasien tanpa sejarah

kanker, ia bisa melakukan uji laboratorium satu sampai dua tahun

sekali.

2. Pengobatan lain yang kerap diberikan adalah dengan pil KB.

Terapi ini intinya adalah untuk mengatasi efek akibat kekurangan

hormon estrogen. Selain itu juga untuk merangsang tulang agar lebih

kuat.

Namun, pemberian pil KB jenis tertentu yang mengandung etinol

estradiol tidak diberikan kepada wanita yang mengalami menopause di

usia lebih dari 40 tahun. Zat itu ditakutkan akan merangsang faktor

pembekuan darah 10 kali lebih kuat. Bahkan, dikhawatirkan akan terjadi

penyumbatan pembuluh darah seperti trombosis, emboli, dan stroke.

3. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi

fitoestrogen yang banyak terdapat pada makanan di Indonesia.

Fitoestrogen bisa ditemukan pada buah-buahan seperti pepaya dan

bengkuang, teh hijau, kacang kedelai beserta produk olahannya, gandum,

wijen, biji bunga matahari, dan kacang tunggak.

4. Rajin berolahraga secara teratur sesuai usia dan berjemur di sinar

matahari pagi.

5. Minum susu bebas lemak dengan kadar kalsium cukup

Page 57: At a Glance Osteoporosis

At A Glance57

6. http://www.news-medical.net/health/Osteoporosis-Symptoms-(Indonesian).aspx

Osteoporosis sering disebut silent disease karena kehilangan tulang terjadi tanpa gejala. Orang-orang mungkin tidak tahu bahwa mereka telah osteoporosis sampai tulang-tulang mereka menjadi begitu lemah bahwa strain benjolan, tiba-tiba, atau jatuh menyebabkan patah tulang pinggul ke atau vertebra runtuh.

Runtuh tulang awalnya mungkin dirasakan atau dilihat dalam bentuk rasa sakit punggung yang parah, kehilangan tinggi, atau kelainan bentuk tulang belakang seperti kyphosis (parah postur bungkuk). Osteoporosis sering disebut silent disease karena kehilangan tulang terjadi tanpa gejala. Orang-orang mungkin tidak tahu bahwa mereka telah osteoporosis sampai tulang-tulang mereka menjadi begitu lemah bahwa strain benjolan, tiba-tiba, atau jatuh menyebabkan patah tulang pinggul ke atau vertebra runtuh. Runtuh tulang awalnya mungkin dirasakan atau dilihat dalam bentuk rasa sakit punggung yang parah, kehilangan tinggi, atau kelainan bentuk tulang belakang seperti kyphosis (parah postur bungkuk).

Osteoporosis di tulang belakang dapat menyebabkan masalah serius bagi perempuan. Sebuah fraktur di daerah ini terjadi dari kegiatan sehari-hari seperti naik tangga, mengangkat benda, atau membungkuk

Miring bahu

Kurva di bagian belakang

Tinggi rugi

Sakit punggung

Postur membungkuk

Menonjol perut

Page 58: At a Glance Osteoporosis

At A Glance58

7. http://3rr0rists.net/medical/menopause.html

E. Gejala-gejala menopause

Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

Hot Flushes

Adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian atas, hal ini terjadi karena jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun dan merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur temperatur tubuh.

Keringat Berlebihan

Gangguan miksi

Page 59: At a Glance Osteoporosis

At A Glance59

Tidak dapat menahan air kencing, sering kencing, retensi urine, kencing tidak lancar.

Penambahan berat badan

Gangguan tidur di malam hari (insomnia): bisa berkaitan dengan hot flushes (yang membuat tidur menjadi tidak nyaman) atau karena sebab lain. (Anonim, 2006)

Gangguan pada mata

Berkurangnya atau hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air mata sehingga mata kering dan gatal.

Nyeri tulang dan sendi

Seiring meningkatnya usia maka beberapa organ tidak mengadakan remodeling contoh tulang, bahkan tulang akan mengalami proses penurunan karena pengaruh dari perubahan organ lain.

Keputihan

Wanita merasa terganggu dengan adanya gatal, panas, berbau, berganti celana berkali-kali dalam sehari, atau ada rasa nyeri. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan yang seksama dan penanganan yang tepat.

Penyakit jantung dan pembuluh darah

Penurunan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL ( kolesterol jahat) dan menurunnya kadar kolestrol HDL (kolestrol baik). Estrogen bertanggung jawab terhadap pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim. Selama masa reproduktif, pembentukan lapisan rahim diikuti dengan pelepasan dinding rahim pada setiap siklus menstruasi. Berkurangnya kadar estrogen pada menopause menyebabkan tidak terjadinya pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim. (Anonim, 2004)

F. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan pap smear bisa diketahui adanya perubahan pada lapisan vagina akibat perubahan kadar estrogen.

Page 60: At a Glance Osteoporosis

At A Glance60

Pemeriksaan darah dan air kemih bisa digunakan untuk mengukur kadar estrogen, progestero serta estron dan estradiol plasma. (Anonim, 2004)

Page 61: At a Glance Osteoporosis

At A Glance61

8. http://www.budhie-nugra.co.cc/2011/03/gejala-osteoporosis-dan-diagnosa.html

Gejal-gejala baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut, seperti:

• patah tulang

• punggung yang semakin membungkuk

• hilangnya tinggi badan

• nyeri punggung

Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Hancurnya tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami hancur secara spontan atau karena cedera ringan.

Page 62: At a Glance Osteoporosis

At A Glance62

Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan.

Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit. Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul.

Hal yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.

Diagnosa Osteoporosis

Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya penyebab osteoporosis yang bisa diatasi.

Untuk mendiagnosa osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Di Indonesia dikenal 3 cara penegakan diagnosa penyakit osteoporosis, yaitu:

1. Densitometer (Lunar) menggunakan teknologi DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini merupakan gold standard diagnosa osteoporosis. Pemeriksaan kepadatan tulang ini aman dan tidak menimbulkan nyeri serta bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit.

DXA sangat berguna untuk:

o wanita yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosis

o penderita yang diagnosisnya belum pasti

o penderita yang hasil pengobatan osteoporosisnya harus dinilai secara akurat

Page 63: At a Glance Osteoporosis

At A Glance63

2. Densitometer-USG. Pemeriksaan ini lebih tepat disebut sebagai screening awal penyakit osteoporosis. Hasilnya pun hanya ditandai dengan nilai T dimana nilai lebih -1 berarti kepadatan tulang masih baik, nilai antara -1 dan -2,5 berarti osteopenia (penipisan tulang), nilai kurang dari -2,5 berarti osteoporosis (keropos tulang). Keuntungannya adalah kepraktisan dan harga pemeriksaannya yang lebih murah.

3. Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin, CTx. Proses pengeroposan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda biokimia CTx (C-Telopeptide). CTx merupakan hasil penguraian kolagen tulang yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darahsehingga spesifik dalam menilai kecepatan proses pengeroposan tulang. Pemeriksaan CTx juga sangat berguna dalam memantau pengobatan menggunakan antiresorpsi oral.

Proses pembentukan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda bioklimia N-MID-Osteocalcin. Osteocalcin merupakan protein spesifik tulang sehingga pemeriksan ini dapat digunakan saebagai penanda biokimia pembentukan tualng dan juga untuk menentukan kecepatan turnover tulang pada beberapa penyakit tulang lainnya. Pemeriksaan osteocalcin juga dapat digunakan untuk memantau pengobatan osteoporosis.

Di luar negeri, dokter dapat pula menggunakan metode lain untuk mendiagnosa penyakit osteoporosis, antara lain:

1. Sinar x untuk menunjukkan degenerasi tipikal dalam tulang punggung bagian bawah.

2. Pengukuran massa tulang dengan memeriksa lengan, paha dan tulang belakang.

3. Tes darah yang dapat memperlihatkan naiknya kadar hormon paratiroid.

Biopsi tulang untuk melihat tulang mengecil, keropos tetapi tampak normal.

Pencegahan Osteoporosis

Menurut dr. Bambang Setiyohadi, Sp.PD, KR pencegahan osteoporosis sebaiknya dilakukan sejak masih dalam kandungan. Sang ibu harus mengkonsumsi kalsium dengan cukup sehingga tulang bayi dalam kandungan tumbuh optimal dan tidak mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu.

Prof. DR. Dr. Ichramsjah A Rachman, Sp.OG (K) juga lebih menekankan pentingnya pencegahan dibandingkan pengobatan. Hal yang paling penting adalah menyadari akan kejadian osteoporosis yang mengancam terutama wanita.

Page 64: At a Glance Osteoporosis

At A Glance64

Semua manusia di dunia pasti akan menjadi tua baik pria maupun wanita.Proses penuaan telah terjadi sejak manusia dilahirkan ke dunia dan terus menerus terjadi sepanjang kehidupannya. Khususnya pada wanita, proses ini mempunyai dampak tersendiri berkaitan dengan proses siklik haid setiap bulannya yang mulaiu terganggu dan akhirnya menghilang sama sekali.

Terganggunya atau sampai hilangnya proses haid (menopause dan pasca menopause) disebabkan penurunana dan hilangnya hormon estrogen. Ini adalah hal yang normal dan alamiah. Namun, penerimaannnya berbeda-beda diantara wanita.

Dengan turunnya kadar hormon estrogen maka proses osteoblas (pembentukan tulang) terhambat dan dua hormon yang berperan dalam proses ini yaitu D, PTH pun turun sehingga dimulai hilangnya kadar mineral tulang.

Apabila hal ini terus berlanjut dan akibat kelanjutan harapan hidup masih akan mencapai keadaan osteoporosis yaitu kondisi dimana massa tulang demikian rendah sehingga tulang mudah patah. Diketahui 85% wanita menderita osteoporosis yang terjadi sekitar 10 tahun setelah menopause, atau 8 tahun setelah pengangkatan kedua ovarium.

Jadi, para wanita perlu lebih waspada akan ancaman penyakit osteoporosis dibandingkan pria. Karena penyakit ini baru muncul setelah usia lanjut, wanita muda harus sadar dan segera melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut, antara lain:

1. Asupan kalsium cukup

Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup. Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium.

Sebaiknya konsumsi kalsium setiap hari. Dosis harian yang dianjurkan untuk usia produktif adalah 1000 mg kalsium per hari, sedangkan untuk usia lansia dianjurkan 1200 mg per hari.

Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Pilihlah makanan sehari-hari yang kaya kalsium seperti ikan teri, brokoli, tempe, tahu, keju dan kacang-kacangan.

Page 65: At a Glance Osteoporosis

At A Glance65

2. Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore)

Sinar matahari terutama UVB membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan massa tulang. Untungnya, Indonesia beriklim tropis sehingga sinar matahari berlimpah. Berjemurlah di bawah sinar matahari selama 30 menit pada pagi hari sebelum jam 09.00 dan sore hari sesudah jam 16.00.

3. Melakukan olah raga dengan beban

Selain olahraga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga dapat berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang. Olah raga beban misalnya berjalan dan menaiki tangga tetapi berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.

Dr. Ade Tobing, Sp.KO kini mengenalkan yang disebut latihan jasmani yang baik, benar, terukur dan teratur (BBTT). Latihan BBTT ternyata terbukti bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan massa tulang. Oleh sebab itu, latihan fisik (BBTT) dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit osteoporosis.

4. Gaya hidup sehat

Tidak ada kata terlambat untuk melakukan gaya hidup sehat. Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan risiko osteoporosis. Konsumsi kopi, minuman bersoda, dan daging merah pun dilakukan secara bijak.

5. Hindari obat-obatan tertentu

Hindari obat-obatan golongan kortikosteroid. Umumnya steroid ini diberikan untuk penyakit asma, lupus, keganasan. Waspadalah penggunaan obat antikejang. Jika tidak ada obat lain, maka obat-obatan tersebut dapat dikonsumsi dengan dipantau oleh dokter.

6. Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)

Page 66: At a Glance Osteoporosis

At A Glance66

o Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang.

o Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim.

Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon