ppt tutorial kasus

51
Riska Kurniawati 1410221026 Ryan Gamma Andiraldi Putra 1410221043 Twindy Rarasati 1410221020 - OD DAKRIOSISTITIS - OS MIOPIA - ODS PRESBIOPIA

Upload: riska-kurniawati

Post on 06-Nov-2015

311 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

disease of the eye

TRANSCRIPT

  • Riska Kurniawati 1410221026Ryan Gamma Andiraldi Putra 1410221043Twindy Rarasati1410221020 Muhammad Arif Rahman 1410221042

    - OD DAKRIOSISTITIS- OS MIOPIA- ODS PRESBIOPIA

  • AnamnesisNama: Ny. SUmur: 77 TahunNo. RM: 24.74.40Alamat: Salaman, Magelang Pekerjaan: Ibu rumah tanggaTanggal masuk poli: 03 Juni 2015

  • Keluhan Utama

    - Mata kanan dekat hidung bengkak, panas dan nerocos sejak 1 bulan yang lalu

  • Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan mata kanan dekat hidung bengkak, panas, dan nerocos. Keluhan tersebut disadari sejak 1 bulan yang lalu. Sehari setelahnya pasien merasakan keluhan tersebut dan diperiksakannya ke puskesmas, dan diberikan obat penghilang radang, tetapi setelah obat habis keluhan pasien tidak hilang. Seminggu yang lalu keluhan semakin bertambah berat, bengkak sudah tidak ada namun masih nerocos disertai rasa sakit pada hidung kanan daerah atas dan gatal pada mata kanan. 2 hari yang lalu keluhan diperberat dengan nerocos yang berlebih terutama saat mengendarai motor, air mata yang keluar, jernih, dan tidak berbau. Akhirnya pasien datang ke poli mata RST Magelang. Mata kiri pasien tidak ada keluhan yang sama. Selain itu pasien mengaku pandangannya kabur saat melihat jauh, dan saat membaca dekat pasien merasa nyaman apabila bacaannya sedikit dijauhkan. Pasien sudah menggunakan kaca mata sejak 20 tahun yang lalu, dan terakhir ganti kaca mata 1 tahun yang lalu. Pasien menyangkal adanya ganti-ganti ukuran kaca mata.

  • Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal yang serupa seperti nerocos, nyeri dan gatal pada matanya. Pasien mengaku memiliki riwayat diabetes mellitus tidak terkontrol, dengan hasil pemeriksaan terakhir 236 mg/dL.

  • Riwayat Penyakit Keluarga

    Pasien mengaku keluarganya tidak pernah mengalami hal yang serupa seperti nerocos, nyeri dan gatal pada matanya.Pasien menyangkal keluarganya memiliki riwayat diabetes mellitus. Pasien menyangkal orangtuanya menggunakan kaca mata.

  • Pemeriksaan FisikTanda VitalKesadaran : Compos mentisTD : 130/80 mmHgNadi : 88 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36,50

  • Status Ophtalmicus

  • Diagnosis BandingODOD Dakriosistitis Dipertahankan, karena dari keluhan pasien merasakan mata kanan bawah dekat dengan hidung bengkak, nyeri, gatal dan nerocos, setelah terkena cipratan adonan semen, dan disertai nanah yang keluar. Dari pemeriksaan didapatkan edema dan hiperemi pada palpebra inferior berisi nanah dari kanalis lakrimalis kiri. OD DakriodenitisDisingkirkan, karena pada anamnesa sakit didaerah glandulalakrimal yaitu didaerah temporal atas rongga orbita dan disertai kelopak mata bengkak. Pada konjungtiva ditemukan kemotik konjungtiva dengan belek.

  • ...Diagnosis BandingOSOS Miopia Dipertahankan, karena dari keluhan pasien mengeluh melihat jauh dan pemeriksaan didapatkan mengalami penurunan visus yang dapat dikoreksi dengan Sferis-1,5.ODSODS PresbiopiaDipertahankan, karena dari usia 77 tahun, pada anamnesa pasien lebih nyaman jika membaca harus menjauhkan kertas yang dibacanya pada pemeriksaan dapat dikoreksi dengan lensa AddS +3,00 J6

  • Pemeriksaan Penunjang

    Tidak diperlukan karena diagnosa dapat ditegakan dari anamnesa dan pemeriksaan status oftamikus

  • Diagnosis

    OD Dakriosistitis, OS Miopia, ODS Presbiopia

  • PenatalaksanaanMedikamentosa Topikal: Na Klorida dan Kalium Klorida 3 kali sehari pada mata kanan. Berfungsi sebagai melunakkan/melicinkan atau sebagai pengganti air mata pada kontak lensa, prostesis mata atau mata kering.Oral: Amoxicillin 500 mg peroral tiap 8 jam sebagai antibiotikAsam mefenamat 500 mg proral 2x/hari sebagai antinyeriParenteral: Tidak dilakukanOperatif: Insisi dan drainase pada absesNon MedikamentosaKompres air hangat dan massase di bawah area kantus.

  • Edukasi DakriosistitisAwal kondisi segera konsultasi ke dokter karena infeksi dapat menebar ke bola mata dan menyebabkan komplikasi seperti konjungtivitis.Kompres hangat di sekita kantung mata

    Memberitahu kepada pasien bahwa keadaannya akan kembali seperti semula setelah dilakukan insisi dan drainase, Kemudian setelah diinsisi agar menjaga kebersihan dari mata dan muka serta dalam bekerja menggunakan alat pelindung muka atau mata agar terhindar dari sumbatan lagi.

  • Edukasi MiopiaSetelah sembuh, menganjurkan kepada pasien untuk memeriksakan keadaan matanya untuk dikoreksi dengan kacamata yang tepat.Menganjurkan untuk memakai kacamata agar penglihatannya jelas.Pasien perlu mengganti kacamata, jika selama memakai kacamata terasa matanya mulai kabur, cepat lelah, dan pusing. Kemungkinan minusnya bertambah.Mengingatkan pasien untuk memperhatikan sumber pencahayaan saat membaca, terutama pada malam hari, jangan membaca dengan posisi tiduran, jangan menonton tv terlalu dekat, sering melatih matanya untuk melihat jauh.

  • Edukasi Presbiopia

    Penyakit ini merupakan penyakit karena faktor usia yang tidak dapat dihindariPenurunan ketajaman penglihatan dapat diatasi dengan kacamata baca

  • Komplikasi

    DemamAbses

  • Rujukan

    Dalam kasus ini dilakukan rujukan Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya yaitu Penyakit Dalam untuk mengontrol gula darahnya.

  • Tinjauan Pustaka

    Anatomi Mata

  • Prognosis

    ODOSQuo ad visamBonamBonam Quo ad sanamBonamBonamQuo ad fungsionalBonamBonamQuo ad kosmeticamBonamBonamQuo ad vitamBonamBonam

  • DAKRIOSISTITIS

    Dakriosistitis : suatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan hidung. Dakriosistitis biasanya disebabkan oleh karena adanya blockade pada saluran yang mengalirkan air mata dari kantong air mata ke hidung. Duktus yang terhalang menjadi terinfeksi. Dakriosistitis dapat berupa akut maupun kronik. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu malformasi pada duktus lakrimalis, luka, infeksi pada mata, maupun trauma

  • Epidemiologi

    Dakriosistitis didapat secara primer terjadi pada wanita dan lebih sering pada pasien dengan usia di atas 40 tahun, dengan puncak insidensi pada usia 60 70 tahun.

  • EtiologiEtiologi primer : adalah obstruksi nasolakrimal yang menyebabkan mukokel pada sakkus lakrimalis yang dipresipitasi oleh blokade kronik pada duktus nasolakrimal interosseus atau intramembranous. Anak-anak: Haemophylus influenza. Dewasa : Staphylococcus aureus dan Streptococcus hemoliticus sedangkanDakriosistitis kronis : oleh Staphyloccus epidermidis, Streptococcus pneumoniae dan jarang disebabkan oleh Candida albicans.

  • Manifestasi KlinisDakriosistitis dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu : akut, kronik dan congenital. Gejala utama dakriosistitis adalah mata berair dan kotoran mata berlebih. Bentuknakut, di daerah sakkus lakrimalis terdapat gejala radang, sakit, bengkak , nyeri tekan. Materi purulen dapat diperas dari sakkus. Peradangan berupa pembengkakan, merah dan nyeri , biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar pre aurikuler, submandibuler dan disertai peningkatan suhu tubuh. Kadang-kadang kelopak mata dan daerah sisi hidung membengkak.stadium lanjut dapat terjadi komplikasi berupa fistula. Pada dakriosistitis kronik , tanda satu-satunya adalah keluar air mata berlebih.

  • DiagnosisUntuk menentukan adanya gangguan pada system eksresi air mata dilakukan : Inspeksi pada posisi pungtum Palpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan cairan bercampur nanah Irigasi melalui pungtum dan kanalikuli lakrimal, bila cairan mencapai rongga hidung , maka system eksresi berfungsi baik (tes anel). Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui jalur anatomic system eksresi lakrimal. Tindakan probing didahului oleh dilatasi pungtum dengan dilatators.

  • Penatalaksanaan Dakriosistitiso Anak-anakPasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan, diberikan amoxicillin clavulanate 20-40mg/kg/hari peroral yang dibagi dalam tiga dosis.Pasien demam, akut, kasus sedang hingga berat dirawat di rumah sakit dan diterapi dengan cefuroxime 50-100 mg/kg/hari iv dalam 3 dosis.

  • o DewasaPasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan diberikan cephalexin 500 mg peroral tiap 6 jam.Terapi alternative berupa amoxicillin /clavulanate 500 mg peroral tiap 8 jam.Pasien demam dan akut dirawat di rumah sakit dengan penanganan cefazolin 1gr iv tiap 8 jam.

  • Komplikasi

    PerdarahanInfeksi

  • MIOPIA

    Miopia atau rabun jauh adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar akan dibiaskan pada suatu titik di depan retina pada mata tanpa akomodasi2. Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mengubah daya bias lensa dengan kontraksi otot siliar yang menyebabkan penambahan tebal dan kecembungan lensa sehingga bayangan pada jarak yang berbeda-beda akan terfokus di retina.

  • Etiologi Miopia

    Miopia dapat terjadi karena ukuran bola mata yang relatif panjang atau karena indeks bias media yang tinggi. Penyebab utamanya adalah genetik, namun faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi seperti kekurangan gizi dan vitamin, dan membaca serta bekerja dengan jarak terlalu dekat dan waktu lama dapat menyebabkan miopia. Penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus yang tidak terkontrol, katarak jenis tetentu, obat anti hipertensi serta obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kekuatan refraksi dari lensa yang dapat menimbulkan miopi.

  • Tanda & Gejala

    Pada penderita miopia, keluhan utamanya adalah penglihatan yang kabur saat melihat jauh, tetapi jelas untuk melihat dekat. Kadang kepala terasa terasa sakit atau mata terasa lelah, misalnya saat berolah raga atau mengemudi.

  • Patologi

    Secara klinik berdasarkan perkembangan patologi yang timbul pada mata, maka miopia dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu miopia simplek dan miopia patologik.

  • Pada miopia simplek tidak diketemukan kelainan patologik fundus, akan tetapi dapat disertai kelainan fundus yang ringan. Biasanya tidak terjadi perubahan organik, tajam penglihatan dengan koreksi yang sesuai dapart menjadi normal. Berat kelainan refraktif kurang dari 6 D, dapat juga disebut miopia fisiologi.

  • Miopia patologik dapat juga disebut miopia degeneratif, miopia maligna atau miopia progresif. Tanda-tanda miopia ini adalah adanya progresifitas kelainan fundus yang khas pada pemeriksaan oftalmoskopik. Pada anak-anak diagnosis ini sudah dapat dibuat jika terdapat peningkatan beratnya miopia dengan waktu yang relatif pendek, kelainan refraktif yang terdapat biasanya melebihi 6 D.3 Tipe miopia patologik atau degeneratif terdapat 2 persen warga Amerika yang mengalami penambahan panjang diameter bola mata pada pertumbuhan usia 12 tahun.

  • Bentuk-bentuk MiopiaMiopia dikenal dalam beberapa bentuk, yaitu miopia refraktif dan miopia aksial. Miopia refraktif adalah miopia dimana bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terdapat pada katarak intumesen, dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Disebut juga dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat.Miopia aksial adalah miopia yang terjadi akibat bertambah panjang sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal. Menurut derajat beratnya, miopia dibagi menjadi 3 yaitu, miopia ringan, miopia sedang dan miopia berat atau tinggi. Dikatakan miopia ringan, apabila 1-3 dioptri, miopia sedang antara 3-6 dioptri dan miopia berat atau tinggi apabila lebih besar dari 6 dioptri.

  • Diagnosis

    Dalam menegakkan diagnosis miopia, harus dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesa, pasien mengeluh penglihatan kabur saat melihat jauh, cepat lelah saat membaca atau melihat benda dari jarak dekat. Pada pemeriksaan opthalmologis dilakukan pemeriksaan refraksi yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara subjektif dan cara objektif. Cara subjektif dilakukan dengan penggunaan optotipe dari snellen dan trial lenses; dan cara objektif dengan oftalmoskopi direk dan pemeriksaan retinoskopi.

  • Terapi

    Terapi yang dapat diberikan adalah koreksi kacamata dengan menggunakan lensa sferis konkaf ( negatif ). Lensa sferis negatif ini dapat mengoreksi bayangan pada miopia dengan cara memindahkan bayangan mundur tepat ke retina.1,2,3Penggunaan kontak lensa merupakan pilihan kedua pada terapi miopia. Kontak lensa merupakan lengkungan yang sangat tipis terbuat dari plastik yang dipakai langsung di mata di depan kornea. Meski terkadang ada rasa tidak nyaman pada awal pemakaian tetapi kebanyakan orang akan cepat membiasakan diri terhadap pemakaian kontak lensa.

  • KomplikasiPada penderita miopia yang tidak dikoreksi dapat timbul komplikasi. Komplikasi tersebut antara lain, ablasi retina dan strabismus esotropia. Ablasi retina terjadi karena pada miopia tinggi terbentuk stafiloma sklera posterior yang terletak dipolus posterior, maka retina harus meliputi permukaan yang lebih luas sehingga teregang dan menimbulkan fundus tigroid. Akibat regangan mungkin dapat menyebabkan ruptura dari pembuluh darah retina dan mengakibatkan perdarahan yang dapat masuk kedalam badan kaca, mungkin juga terjadi ablasi retina akibat timbulnya robekan karena tarikan.Strabismus esotropia terjadi karena pada pasien miopia memiliki pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam atau kedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esotropia. Bila terdapat juling keluar mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia.1,2,6

  • Prognosis

    Kacamata dan kontak lensa dapat mengkoreksi ( tetapi tidak selalu ) penglihatan pasien menjadi 5/5. operasi mata dapat memperbaiki kelainan mata pada orang yang memenuhi syarat.

  • Presbiopia

    Presbiopia adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Presbiopia merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopia ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah.

  • Etiologi Presbiopia

    Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjutKelemahan otot-otot akomodasiLensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat kekakuan (sklerosis) lensa.

  • Patologi

    Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang.

  • Klasifikasi PresbiopiaPresbiopi Insipien, tahap awal perkembangan presbiopi. Dari anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca.Presbiopia Fungsional, amplitudo akomodasi yang semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa.Presbiopi Absolut, peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi fungsional, dimana proses akomodai sudah tidak terjadi sama sekali.Presbiopi Prematur, presbiopi yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun dan biasanya berhubungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, atau obat-obatan.Presbiopi Nokturnal, kesulitan untuk membaca jarak dekat pada kondisi gelap, disebabkan oleh peningkatan diameter pupil.

  • DiagnosisAnamnesisKesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus/kecilSetelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu lama.Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkan punggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh).Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malam hari.Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.Sulit membedakan warna.Pemeriksaan OftalmologiVisus, pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi dengan menggunakan Snellen Chart.Refraksi, periksa mata satu persatu, mulai dengan mata kanan. Pasien diminta untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu. Target koreksi pada huruf sebesar 20/30.

  • Diagnosis Banding

    Diagnosis banding presbiopia adalah hipermetropia dan low vision jika hipermetropi lebih dari 3 dioptri.

  • Penatalaksanaan

    Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopia. Tujuan koreksi adalah untuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan objek-objek yang dekat.Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahkan dengan lensa positif yang sesuai usia, dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu membaca tulisan pada kartu Jaeger.

    Gambar pupil ditengah**