kasus tutorial 1
DESCRIPTION
batu saluran kemihTRANSCRIPT
TUTORIAL
HEMATURIA
1. Kasus Tutorial 1
Laki-laki 34 tahun dengan keluhan Kencing bewarna kemerahan dirasakan
mendadak saat bangun tidur, nyeri saat BAK+. Riwayat merokok, 1 bungkus
perhari. Minum kopi 3 gelas/ hari. Penyakit lain : sering nyeri di kaki dan ibu
jari. Os bekerja sebagai buruh bangunan yang bekerja dari jam 7 pagi – 4 sore,
istirahat 1 jam. Pertanyaan DD dengan Hematuria?
2. Hasil Diskusi
A. Identitas
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 34 tahun
Status : Belum menikah
B. Anamnesa :
Keluhan Utama :
Kencing bewarna merah dirasakan ketika bangun tidur
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kencing kemerahan dirasakan sejak satu hari,sebelum berangkat ke
dokter pipis 5 kali, ketika bangun tidur saja warna merahnya, bewarna
kemerahan (seperti cucian daging), kencing tidak menetes, nyeri
selama buang air kecil, kencing keluar pasir (-), saat bak terasa panas
(-), pancaran urin normal, setelah kencing terasa puas, demam (-),
nyeri kaki dan ibu jari dirasakan 1 minggu, bengkak pada ibu jari (-),
nyeri pinggang dan punggung (-), nyeri perut (-), mual dan muntah (-),
penurunan berat badan (-), BAB lancar tidak ada darah. Os pernah
jatuh terpeleset saat membawa barang,
Riwayat Penyakit dahulu :
Pernah jatuh 1 tahun yang lalu, riwayat hipertensi tidak tahu
1
Riwayat Pengobatan :
Tidak minum obat untuk menghilangkan rasa sakit di kaki dan ibu jari,
minum obat TB (-),mengonsumsi obat-obatan terlarang (-),
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluhan atau hal yang seperti ini
Riwayat Psikososial :
Minum air putih klo lagi haus banyak. Minum kadang hanya 1 gelas.
Os minum kopi 3 gelas/ hari. Makanan jeroan disangkal. Hanya
mengonsumsi nasi tempe.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis (E4 V5 M6) GCS 15
Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/menit, kualitas kuat angkat, isi cukup
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5o C
Status Generalis
Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, Refleks cahaya
+/+, isokor.
Telinga : Normotia, tidak ada deformitas, sekret (-), darah (-)
Hidung: Normotia, sekret (-), darah (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-)
Thorax
Paru-paru
o Inspeksi : Normochest, pergerakan dada simetris,
tidak ada luka bekas operasi
o Palpasi : Tidak ada pergerakan dada yang tertinggal,
nyeri tekan (-), vokal fremitus sama simetris dekstra sinistra.
2
o Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
o Auskultasi : Vesikular (+/+) normal, Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-), stridor (-/-)
Jantung
o Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
o Palpasi : Tidak teraba ictus cordis di ICS V linea
mid clavicula sinistra
o Perkusi : Batas jantung normal
o Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni
reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
o Inspeksi : Abdomen datar
o Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan 4
kuadran abdomen (-), tidak teraba pembesaran hepar, ginjal
dan spleen, nyeri ketok ginjal (-), balotement tes (-)
o Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas:
o Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis
(-/-)
o Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis
(-/-)
Pemeriksaan Rectal Touche : Dalam Batas Normal
o Inspeksi sekitar anus dan perineum : Fisura (-), Fitula (-), luka
(-), kulit dalam batas normal, masa yang keluar (-).
o Tonus Sfingter Ani Ekternus Kuat, Mukosa Licin, tidak ada
pembesaran, dan nyeri tekan. Kesan Pemeriksaan Rectal
Touche dalam batas normal.
3
D. Pemeriksaan Laboratorium
Urinalisa Urin
Makroskopik
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan SatuanWarna Kuning KuningKejernihan Pekat JernihBerat jenis 1,065 1.013-1.030pH 5,96 4.6-8.0Nitrit Negative Negative mg/dLProtein Urin +1 Negative mg/dLGlukosa (Reduksi) Negative Negative mg/dLKeton Negative Negative UEUrobilinogen Negative Negative u/LEritrosit Negative Negative u/LLeukosit Negative Negative
Mikroskopik
Leukosit 8-9 1-4 /LPBEriteosit 4-5 0-1 /LPBEpitel Negative Negative /LPBSedimen Negative NegativeBakteri Negative Negative Kristal Negative Negative
E. Pemeriksaan Foto BNO
Tidak terlihat bayangan radiopak, kemungkinan ada batu yang
tidak terlihat (radiolusen).
F. Resume
Os. Datang dengan keluhan kencing berdarah satu kali saat bangun
tidur, bak terasa nyeri (+), tidak ada keluhan lower urinary tract
syndrome, kencing berpasir atau keluar batu (-), Os. Mengeluhkan kaki
dan ibu jari sakit selama satu minggu, Os. Mengonsumsi kopi 3
gelas/hari dan minum air putih yang sedikit. Pada pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Pemeriksaan urinalisa mikroskopik, didapatkan
leukosit dan eritrosit yang meningkat.
Pada pemeriksaan BNO didapatkan hasil tidak terlihat bayangan kina
nada batu radiopak kemungkinan ada batu yang tidak terlihat
(radiolusen).
4
G. Diagnosis
Bedasarkan keluhan utama pasien dari hasil anamnesis, kemungkinan
penyakit keluhan Hematuria antara lain :
a. Batu saluran kemih
b. Glomerulonefritis akut
c. Infeksi saluran kemih
d. Pyelonefritis
e. Ca Sal.Kemih
f. BPH
g. Ca.Prostat
h. Hematuri akibat Obat-obatan
Kemungkinan Diagnosis yang disingkirkan :
a. Glomerulonefritis akut
b. Infeksi saluran kemih
c. Pyelonefritis
d. Ca Sal.Kemih
e. BPH
f. Ca.Prostat
g. Hematuri akibat Obat-obatan
Dari hasil analisis kasus diatas, dapat dibuat Assesment :
Diagnosis Differential :
o Uretralitiasis
o Vesikolitiasis
Working Diagnosis : Uretralitiasis
H. Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa :
Edukasi Kepada Pasein
o Mengonsumsi air mineral yang banyak.
o Menghindarkan makan-makan yang tinggi purin.
o Berolahraga dan banyak istirahat.
o Jika keluhan terasa kembali, priksaakan kedokter.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Anatomi
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh
larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Saluran kemih terbagi 3 :
upper tract yang terdiri dari ginjal dan ureter
middle tract yaitu vesica urinaria
lower tract yang terdiri dari vas deferens, seminal vesicle, prostat
dan uretra.
6
GINJAL
Ginjal merupakan retroperitoneal pada sejajar kedua sisi vertebra thorakalis ke 12
sampai vertebra lumbalis ke 3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan
sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang
besar.
Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah
memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
dan
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin
dan amoniak.
7
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di
bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian
medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk
corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga
calyx renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga
calyx renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional
ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari :
8
Glomerulus, tubulus proximal, lengkung henle, tubulus distal dan tubulus
pengumpul.
1. Proses Filtrasi di glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman
yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dan
lain-lain kemudian diteruskan ke tubulus ginjal. Cairan yang di saring
disebut filtratsi gromerulus.
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa,
sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. Sedangkan pada
tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila
9
diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif)
dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses sekresi
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke
papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar.
Ureter
Terdiri dari dua saluran pipa masing-masing bersambung dari hilum ginjal
hingga ke vesika urinaria . Panjangnya 20-30 cm, dengan penampang 0,5
cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis.
Vesica Urinaria
Vesica urinaria merupakan organ otot berongga yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan urin. Kandung kemih orang dewasa biasanya
memiliki kapasitas 400-500 ml. Sphincter internal atau leher kandung
kemih dibentuk oleh penebalan serat otot detrusor dan memotong bagian
otot polos distal uretra. Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam
rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis
seperti balon karet.
10
Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesica urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2
cm, terdiri dari:
1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa ( terdapat
spinchter urethra externa)
3. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina).
Embriologi
Pada ginjal terdiri dari tiga yaitu pronephros, mesonephros, dan
metanephros.
11
Pronephros
Merupakan tahapan perkembangan ginjal paling awal pada manusia.
Terdiri dari 6-10 pasang tubulus. Terbuka menjadi sepasang saluran
primer lalu meluas ke caudal lalu berakhir dan terbuka ke kloaka.
Proses ini akan menghilang pada usia embrio 4 minggu.
Mesonephros
Tubulus mesonefros berkembang dari kaudal intermediet mesodermis
sebelum degenerasi pronepros. Pada tahap ini dibentuk kapsula
bowman dan kapiler yang disebut gromerulus. Tubulus mesonefric
memperpanjang sambungannya dengan saluran ginjal yang ada
didekatnya untuk bergabung di kloaka. Mesonefros yang terbentuk
awal minggu ke empat mencapai ukuran maksimul pada bulan kedua.
Metanephros
Merupakan tahap akhir dari pembentukan sistem nefron. Berasal dari
mesoderm dan mesonefrik. Berkembang mulai dari embrio 5 – 6 mm
kemudian tumbuh saluran mesonefrik untuk bergabung dengan
kloaka. Pada tahap ini ginjal akan semakin berkembang, jumlah
tubulus semakin meningkat. Gromerulus mencapai puncak
pertumbuhannya saat embrio berumur 36 minggu.
1.1. Definisi Urolitiasis
Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti
batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
12
1.2. Epidemiologi
Batu ginjal merupakan penyebab terbanyak kelainan di saluran kemih. Di
Negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, Australia, batu saluran kemih
banyak dijumpai di saluran kemih bagian atas, sedang di Negara berkembang
seperti India, Thailand dan Indonesia lebih banyak dijumpai batu kandung
kemih. Hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-
hari.
1.3. Faktor risiko terjadinya batu saluran kemih :
Kristaluri : Kristaluri merupakan faktor risiko terjadinya batu saluran
kemih. Berhubungan dengan kalsium batu oxalat, frekuensi ekskresi
cristal oxalat yang lebih dari normal (>12 µm).
Sosio-ekonomi : batu ginjal menonjol pada negara industri. Imigran dari
negara industri rendah ke negara industri tinggi memiliki angka kejadian
batu ginjal.
Diet : diet tinggi lemak jenuh, protein hewan ,
karbohidrat yang tidak diolah. Tinggi asupan sodium meningkatkan
sodium, calcium dan pH dalam urin. Fakta menujukan bahwa diet
rendah protein dan lemak menurunkan risiko terkena batu.
Pekerjaan : Pekerjaan dapat berdampak pada timbulnya
batu kemih. Individu yang terkena suhu tinggi dapat meningkatkan
konsentrasi zat terlarut yag lebih tinggi karena dehidrasi, yang mungkin
berdampak pada insiden terjadinya batu.
Riwayat keluarga (keturunan) : Riwayat penyakit kelurga batu
saluran kemih. Riwayat keluarga menderita batu saluran kemih memiliki
insiden yang tinggi dan bisa menimbulkan kekambuhan. Pada pasien
dengan batu kalsium oxalat lebih tinggi insidennnya, hal tersebut
mungkin berhubungan dengan faktor lingkungan dan diet.
Pengobatan : obat antihipertensi triamtirene ditemukan
komponen sejenis Dyazid yang meningkatkan freksuensi batu saluran
kemih. Pengunaan lama antasid yang mengandung silica bisa
13
menyebabkan batu silicate. Carbonic anhidrase inhibitors mungkin
berhubungan dengan penyakit batu saluran kemih.
Iklim : seseorang yang tinggal di iklim panas dan
menyebabkan dehidrasi, meningkatkan insiden batu saluran kemih.
1.4. Etiologi
. Beberapa teori pembentukan batu adalah :
Teori Nukleasi : Batu terbentuk didalam urine karena adanya inti
batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang
kelewat jenuh (supersaturated) akan mengendap didalam nukleus itu
sehingga akhirnya membentuk batu. Supersaturated ini di pengaruhi
oleh pH, kekuatan ion, konsentrasi cairan dan kopleksi.
Teori Matriks : Matriks organik terdiri atas serum/protein urine
(albumin, globulin dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat
diendapkannya kristal-kristal batu.
Teori Penghambat Kristalisasi : Urine orang normal mengandung
zat-zat penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat,
pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu
atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu
didalam saluran kemih.
o Komponen Kristal : Batu terdiri atas suatu komponen dari
kristal yang ukuran cukup dan transparan mudah diidentifikasi
di bawah mikroskop polarisasi. Difraksi sinar-X lebih disukai
untuk menilai arsitektur dan ilmu ukur suatu batu. Beberapa
tahap yang terjadi pada pembentukan kristal meliputi nukleasi,
pertumbuhan,dan agregasi. Nukleasi menginisiasi terjadinya
pembentukan batu dan mengurangi pembentukan substansi
yang bervariasi meliputi matrix protein, kristal, zat asing
jaringan partikel yang lain.
o Komponen matrix: dalam bentuk noncrystalline, komponen
matriks dari berbagai macam tipe batu saluran kemih berat
umumnya berkisar 2-10%. Yang tersusun atas dominasi
14
kandungan protein dalam bentuk kecil dari hexose dan
hexosamin. Pada tipe yang jarang disebut kalkulus matriks
yang berkaitan dengan pembedahan ginjal sebelumnya atau
infeksi kronik saluran kemih yang mempunyai textur gelatin.
Peran matrix dalam menginisiasi pembentukan batu tidak
diketahui. Hal ini mungkin terjadi karena agregasi kristal atau
penempelan alami kristal kecil dan dengan demikian
menyumbat jalur traktus urinarius. Singkatnya, peran matrix
menghambat terjadinya pembentukan batu.
1.5. Komposisi Batu
Batu saluran kemih umumnya mengandung unsur : kalsium oksalat atau
kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xantin dan
sistin. Data mengenai kandungan/komposisi zat yang terdapat pada batu
sangat penting untuk usaha pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya
batu residif.
Batu Kalsium
Batu ini paling banyak ditemui, yaitu kurang lebih 70-80% dari seluruh
batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium
oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur itu.
Faktor terjadinya batu kalsium adalah :
Abortif Hiperkalsiuria yang terjadi karena adanya peningkatan
absorpsi kalsium melalui usus.
Hiperkalsiuri resorptif / puasa terjadi karena adanya peningkatan
resorpsi kalsium tulang, yang banyak terjadi pada tumor paratiroid
atau hiperparatiroidisme primer.
Hiperkalsiuria renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan
reabsorpsi kalsium melalui tubulus ginjal.
Hiperurikosiric kalsium terjadi karena diet tinggi purin dan atau
tingginya produksi metabolisme asam urat endogen.
15
Hiperoksaluria : adalah ekskresi oksalat urine yang melebihi
40mg/hari. Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami
infeksi saluran pencernaan dan diare kronik dengan dehidrasi. .
Hipositraturia , citrat sangat penting dalam penyakit batu saluran
kemih. Di dalam urine sitrat akan bereaksi dengan kalsium membentuk
kalsium sitrat, sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau
fosfat. Karena itu sitrat dapat bertindak sebagai penghambat
pembentukan batu kalsium.
Batu non Kalsium
o Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya
batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab
infeksi ini adalah kuman (Proteus, Pseudomonas, Providencia, Klebsiella,
Staphilococci dan Mycoplasma) golongan pemecah urea atau urea splitter
yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi
bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
CO (NH3)2 + H2O 2NH3 + CO2
Suasana ini yang memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat
dan karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP). Biasa
ditemukan pada wanita.
o Asam Urat
Batu asam urat merupakan 5% dari seluruh batu saluran kemih dan
ditemukan pada laki-laki. Batu ini banyak diderita oleh pasien-pasien
penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi
antikanker yang menggunakan obat cytotoxic memiliki insiden pembentukan
asam urat .
o Batu jenis lain
Batu sistin, batu xantin,indavir dan silikat.
1.6. Tanda dan Gejala
16
Batu saluran kemih traktus urinarius atas biasanya menimbulkan nyeri.
Karakter nyeri bergantung dari lokasi.
Nyeri kolik dan non kolik. Kolik disebabkan oleh peregangan ureter
sedangan non kolik disebabkan distensi kapsul ginjal.
Hematuria, Urinalisis lengkap membatu mengkonfirmasi diagnosis dari
batu saluran kemih dengan nilai hematuria dan kristaluria dan hasil pH
urin. Pasien sering mengaku gross hematuri kadang-kadang urin berwarna
seperti teh (darah tua). Kebanyakan pasien microhematuria minimal.
Infeksi, Batu magnesium amonium fosfat (struvite) identik dengan batu
infeksi. Umumnya terkait dengan Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, dan
Staphylococcus. Jarang berhubungan dengan infeksi E.coli. Batu kalsium
fosfat adalah variasi kedua batu yang terkait dengan infeksi . batu kalsium
fosfat dengan pH urine < 6,6 sering disebut batu brushite. Sedangkan pH
> 6,6 jarang. Infeksi mungkin mempunyai factor kontribusi persepsi nyeri
Demam, Asosiasi batu saluran kemih merupakan keadaan darurat yang
relative. Tanda klinis sepsis diantaranya demam, takikardia, hipotensi dan
vasodilatasi kutaneous.
Mual dan muntah, obstruksi saluran kemih atas mempunyai frekunsi yang
berhubungan dengan muntah dan mual.
17
Calyx ginjal, batu atau benda lain di calyx atau calicel diventrikula bisa
disebabkan obstruksi dan kolik ginjal. Nyeri yang dirasakan dalam, nyeri
dirasakan tumpul dibagian panggul yang intensitanya dari berat hingga
sedang.
Pelvis ginjal, batu di pelvis ginjal diameter > 1 cm biasanya menghalangi
percabangan urteropelvic, umumnya nyeri dirasakan berat di
costovertebral, lateral otot sacrospinalis tepat di bawah tulang rusuk ke 12.
Ureter bawah atau tengah, nyeri dirasakan hebat, tajam kebelakang do
costovetebral atau nyeri pinggang. Nyeri yang dirasakan lebih berat dan
intermiten jika batu turun ke bawah dan menyebabkan obstruksi
intermiten.
Distal ureter, Batu dibawah ureter menimbulkan rasa sakit yang menjalar
ke pangkal paha atau testis pada laki-laki dan pada labia mayora pada
perempuan.
Batu Vesica Urinaria
Adanya gangguan disfungsi berkemih. Gangguan tersebut bisa karena
strictur uretra, BPH, contractur leher Vesica Urinaria, kaku atau lemahnya
neurogenic vesica urinaria. Banyak ditemukan pada pria. Pasien menunjukan
gejala iritasi berkemih intermiten urinary stream, infeksi saluran kemih,
hematuria, dan nyeri pelvic. Presentase besar batu kandung kemih ditemukan
radiolusen (asam urat). Pada USG ditemukan gambaran batu dengan karakteristik
“shadow”. Batu berpindah sesuai posisi tubuh. Cystolitholapaxy dapat
menghancurkan batu. Cyctolithotomy dilakukan insisi kecil abdomen.
18
Batu Saluran Uretra
Batu uretra umumnya merupakan batu yang berasal dari ureter atau
kandung kemih yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa uretra, tetapi
menyangkut di tempat yang agak lebar. Tempat uretra yang agak lebar ini
adalah di pars prostatika, bagian permulaan pars bulbosa, dan di fosa
navikular. Bukan tidak mungkin dapat ditemukan di tempat lain.
1.7. Diagnosis Differential
Batu saluran kemih bisa memperlihatkan gangguan patologi lain di
retroperitoneal dan peritoneal. Diagnosis pembanding seperti appendiksitis,
kehamilan ektopik, dan lain-lain. Diperlukan tanda peritoneal harus ditegakan
dalam pemeriksaan. Dalam anamnesis diperlikan evaluasi nyerinya seperti
onset, karakter,potensial radiasi pada saat beraktifitas nyeri semakin sakit
atau tidak, mual, muntah, atau gross hematuri dan riwayat nyeri yang sama.
Pasien dengan riwayat batu sebelumnya pernah mengalami nyeri yang dama
tetapi tidak selalu terjadi.
1.8. Investigasi Radiologi
CT Scan
CT Scan Noncontras spiral sekarang menjadi pilihan pada pasien kolik
ginjal akut. Gambaran menunjukkan struktur peritoneal dan retroperitoneal
dan dapat membantu ketika diagnosis belum dipastikan.
Intravenous pyelography
Intravenous pyelography dapat memberikan gambaran nephrolitiasis dan
anatomi bagian atas.
Tomography
Berguna untuk mengidentifikasi kalkuli dalam ginjal ketika dengan posisi
obliq tidak membantu. Ginjal terlihat pada bidang koronal pada jarak
tertentu dari tabel X Ray.
Retrograde pyelography
19
Kadang-kadang diperlukan untuk menggambarkan anatomi dan
menentukan lokasi batu. Melihat lokasi saluran kemih bagian atas dan
lokasi kecil atau radiolusen pada batu kemih.
MRI (Magnetic resonance imaging)
Nuclear Scintigraphy
Marker bifosfat dapat mengidentifikasi bahkan batu kecil yang sulit dilihat
dengan KUB konvensional.
1.9. Intervensi
Observasi Konservatif , banyaknya batu uretra tidak perlu dilakukan
intervensi. Dapat bergerak secara spontan bergantung dari ukuran,
bentuk, lokasi dan hal yang berhubungan dengan adema uretra. Batu
uretra ukuran 4-5mm sekitar 40 %- 50% berhail karena pergerakan
secara spontan.
Agen disolusi , efektifitas dari agen sisoslusi bergantung pada area
permukaan batu, tipe batu, irigasi volume dan bentuk pengirimannya.
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) , Alat ini dapat
memecah batu ginjal, batu ureter proksimal dan distal atau batu buli-
buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah
dengan gelombang kejut menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga
mudah dikeluarkan melalui saluran kemih
Uretroscopic Stone Extraction, mempunyai efektitas untuk batu uretera
bawah. Menggunakan kaliber kecil uteroscope dan digunakan balon
dilatasi untuk dapat membebaskan batu.menggunakan kaliber yang
besar tanpa balon mempunyai efektifitas di batu bagian bawah uretra.
PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy), Yaitu mengeluarkan batu
yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi
ke sistem kaliks melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan
atau dipecah terlebih dahulu.
Pyelolithotomy
Anatropic Nephrolithotomy
20
Radial Nephrotomy
Uterolitrotomy
21