tutorial kasus 2 done

46
Tutorial kasus 2 oleh: Kelompok 2 Untar, Unswagati, UII

Upload: rizki-yanies

Post on 30-Sep-2015

259 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

  • Tutorial kasus 2oleh:Kelompok 2Untar, Unswagati, UII

  • Nama KelompokUntar:Angelia (406127091)Yoel Purnama (406127101)Ilham (406127117)Nadia Elena P. (406127128)Celleen Rei S.(406127129)UnswagatiRina Septiana (109170025)Astri Rumia D. (109170007)Ferry Effendi (109170010)UIIAgus Darusman (07711164)Handiq Roziq (077111)Sutrisno (08711002)Tyasari Dani (08711058)Kinta Derima (08711146)

  • Kasus 2 Jenazah yang diduga EM, Laki-laki, 36 tahun, ditemukan dipinggir hutan dalam keadaan dibungkus dengan selembar kain spray, datang diantar polisi disertai SPV. Pemeriksaan didapatkan Jenazah dalam keadaan busuk seperti pada gambar.

  • Langkah I : Identifikasi masalah

    Penyebab kematian pada kasus ?Cara dan mekanisme kematian?Bagaimana cara mengidentifikasi korban?Cara pengajuan SPV?Tanda-tanda kematian?Bagaimana cara menentukan lamanya kematian?Apakah yang dimaksud dengan pembusukan mayat? Bagian dari tubuh yang cepat mengalami pembusukan?Tanda-tanda pembusukan pada jenazah? Faktor-faktor yang mempengaruhi pembusukan?Cara melakukan otopsi?Perubahan yang terjadi setelah kematian?Apa dasar hukum pada kasus ini ?

  • gangguan SCV, SSP< respirasi, GIT, UrogenitalMekanik : Tajam: iris, tusuk, bacok Tumpul: memar, lecet, robek, patah Senjata api Bahan peledak/bomFisik : Suhu: dingin, panas Listrik/petirKimiawi : asam , Basa, Intoksikasi

    Langkah 2

  • penyakit

  • Pembunuhan Ciri ciri lukanya adalahLokasi luka di sembarang tempat, Luka tersebut di daerah yang dapat di jangkau maupun yang tidak dpat di jangkau oleh tangan korban , Pakaian yang menutupi daerah luka ikut robek terkena senjata, Dapat di temuka luka tangkisan ( defensive wounds )

    Bunuh diri Ciri- ciri lukanya adlah : - Lokasi luka pada daerah yang dapat mematikan secara cepat. - Lokasi tersebut dapat dijangkau oleh tangan yang bersangkutan- Pakaian yang menutupi luka tidak ikut robek oleh senjata- Ditemukan luka luka percobaan ( tentative wounds )

    Kecelakaan Jika ciri- ciri luka yang ditemukan tidak mengambarkan pembunuhan atau bunuh diri maka kemungkinannya adalah akibat kecelekaan

  • 2. mekanisme kematian

  • 3. Cara mengidentifikasi

    Secara visual : keluarga/rekan meperhatikan korban (terutama wajah). Syarat: Korban dalam keadaan utuh. Kelamahan : sangat dipengaruhi faktor sugesti dan emosiPengamatan pakaian. Catat: moedl, bahan, ukuran , inisial nama, dan tulisan pada pakaian. Sebaiknya: simpan pakaian atau potongan pakaian (20x10 cm), foto pakaian.Pengamatan perhiasan. Catat: jenis 9anting, kalung, ge;amg, cincin dll), bahan 9emas, perak, kuningan, dll), inisial nama. Sebaiknya : simpan perhiasan dengan baikDokumen : KTP, SIM, kartu golongan darah, dll.Medis : pemeriksaan fisik : tinggi dan berat badan, warna tirai mata, adanya luka bekas operasi, tatoOdontologi: bentuk gigi &rahang : khas, sangat penting bila jenazah dalam keadaan rusak/membusukSidik jari : tidak ada dua orangb yang memiliki sidik jari yang sama mudah dan murahSerologi : memeriksa darah dan cairan tubuh korbanDNA : sangat akurat, tapi mahalEksklusi : biasanya digunakan pada korban kecelakaan masal, menggunakan data / daftar penumpang.

  • 4. Ada 8 hal yang harus diperhatikan saat pihak berwenang meminta dokter untuk membuat VeR jenazah, yaitu:

    Harus tertulis, tidak boleh secara lisan.Harus sedini mungkin.Tidak bisa permintaannya hanya untuk pemeriksaan luar.Ada keterangan terjadinya kejahatan.Memberikan label dan segel pada salah satu ibu jari kaki.Ada identitas pemintanya.Mencantumkan tanggal permintaan.Korban diantar oleh polisi.

  • 5. Tanda KematianTanatologi Thanatos : yang berhubungan dengan kematianLogos : Ilmu

    Fungsi Tanatologi Menegakkan diagnosis matiMemperkirakan saat kematianUntuk menentukan proses cara kematianUntuk mengetahui sebab kematian

  • Definisi mati Terhentinya ketiga sistem yaitu kardiovaskular,respirasi dan sistem saraf pusat yang merupakan satu unit kesatuan dan tidak terkonsumsinya oksigenKlasifikasi Kematian:Mati somatis (klinis) terhentinya fungsi SSP,Kardiovaskular,serta pernapasan yang irreversibleMati suri (Suspended animation,apparent death) Suatu keadaan dimana proses vital turun ke tingkat yang paling minimal untuk mempertahankan kehidupan,sehingga tanda-tanda klinisnya tampak seperti sudah mati

  • Mati seluler Kematian organ/ jaringan tubuh,timbul beberapa saat setelah kematian somatisMati serebralKerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum,sedangkan sistem pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alatMati otakKerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang irreversible termasuk batang otak dan serebelum

  • Tanda kematian pasti

    1. Lebam mayat (livor mortis)Livor mortis atau yang sering disebut lebam mayat, post mortem lividity, post mortem hypostatic, post mortem sugillation, dan vibices adalah suatu bercak atau noda besar merah kebiruan atau merah ungu (livide) pada lokasi terendah tubuh mayat akibat penumpukan eritrosit atau stagnasi darah karena terhentinya kerja pembuluh darah dan gaya gravitasi bumi, bukan bagian tubuh mayat yang tertekan oleh alas keras.

    Bercak tersebut mulai tampak oleh kita kira-kira 20-30 menit pasca kematian klinis. Makin lama bercak tersebut makin luas dan lengkap, akhirnya menetap kira-kira 8-12 jam pasca kematian klinis (Idries, 1997).

    Sebelum lebam mayat menetap, masih dapat hilang bila kita menekannya. Hal ini berlangsung kira-kira kurang dari 6-10 jam pasca kematian klinis. Juga lebam masih bisa berpindah sesuai perubahan posisi mayat yang terakhir. Lebam tidak bisa lagi kita hilangkan dengan penekanan jika lama kematian klinis sudah terjadi kira-kira lebih dari 6-10 jam.

  • Ada tiga faktor yang mempengaruhi livor mortis yaitu : volume darah yang beredar, lamanya darah dalam keadaan cepat cair dan warna lebamAda 4 penyebab bercak makin lama semakin meluas dan menetap, yaitu :

  • Warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk memperkirakan penyebab kematian yaitu

  • Perbedaan hematom (luka memar) dan lebam mayat

    HEMATOMLEBAM MAYATKejadian intravitalKejadian post mortemTerdapat pembengkakanPembengkakan (-)Darah tidak mengalirDarah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayatPenampang sayatan nampak merah kehitamanJika dialiri air penampang sayatan nampak bersih

  • 2. Kaku mayat (rigor mortis)

    kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah periode pelemasan/ relaksasi primer; hal mana disebabkan oleh karena terjadinya perubahan kimiawi pada protein yang terdapat dalam serabut-serabut otot

    A. Cadaveric spasmeCadaveric spasme atau instantaneous rigor adalah suatu keadaan dimana terjadi kekakuan pada sekelompok otot dan kadang-kadang pada seluruh otot, segera setelah terjadi kematian somatis dan tanpa melalui relaksasi primer (Idries, 1997) .

  • GlikogenPost Mortem (-)Penumoukan asapATP tidak terbentukIkatan aktin miosin tidak terkelupasRigor mortisAntemortem (+)EnergiAsam LaktatADPATPCa2+Pelepasan ikatan aktin miosinRelaksasi otot

  • 3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)

    Algor mortis adalah penurunan suhu tubuh mayat akibat terhentinya produksi panas dan terjadinya pengeluaran panas secara terus- menerus. Pengeluaran panas tersebut disebabkan perbedaan suhu antara mayat dengan lingkungannya. Algor mortis merupakan salah satu perubahan yang dapat kita temukan pada mayat yang sudah berada pada fase lanjut post mortem.

  • Ada sembilan faktor yang mempengaruhi cepat atau lamanya penurunan suhu tubuh mayat, yaitu :1. Besarnya perbedaan suhu tubuh mayat dengan lingkungannya.2. Suhu tubuh mayat saat mati. Makin tinggi suhu tubuhnya, makin lama penurunan suhu tubuhnya.3. Aliran udara makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat.4. Kelembaban udara makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat.5. Konstitusi tubuh pada anak dan orang tua makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat.6. Aktivitas sebelum meninggal.7. Sebab kematian, misalnya asfiksia dan septikemia, mati dengan suhu tubuh tinggi.8. Pakaian tipis makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat.9. Posisi tubuh dihubungkan dengan luas permukaan tubuh yang terpapar.

  • Penilaian algor mortis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut, antara lain :

  • PembusukanPembusukan mayat adalah proses degradasi jaringan terutama protein akibat autolisis dan kerja bakteri pembusuk terutama Klostridium welchii menghasilkan asam lemak dan gas pembusukan berupa H2S akan bereaksi dengan hemoglobin (Hb) menghasilkan HbS yang berwarna hijau kehitaman di daerah perut kanan bagian bawah yaitu dari sekum (caecum) menyebar ke seluruh perut dan dada, HCN, dan AA.

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi cepat-lambatnya pembusukan mayat, yaitu

  • Golongan alat tubuh berdasarkan kecepatan terjadi pembusukan

  • Perbedaan bulla intravital dan bulla pembusukan

    Bulla IntravitalPerbedaanBulla PembusukanKecoklatanWarna kulit ariKuningTinggiKadar albumin & klor BullaRendah atau tidak adaHiperemisDasar bullaMerah pembusukanIntraepidermalJaringan yang terangkatAntara epidermis & dermisAdaReaksi jaringan & respon darahTidak ada

  • Adipocere (lilin mayat)suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami hidrolisis dan hidrogenisasi pada jaringan lemaknya, dan hidrolisis ini dimungkinkan oleh karena terbentuknya lesitinase, suatu enzim yang dihasilkan oleh Klostridium welchii, yang berpengaruh terhadap jaringan lemak, terjadi adipocere dibutuhkan beberapa minggu sampai bebebrapa bulan.

  • Hidrolisismembentuk asam lemak tak jenuhhidrogenisasiasam lemak jenuh pasca mati yang bercampur dengan sisa sisa otot,jaringan ikut,jaringan saraf yang termumifikasi dan kristal sferisgambaran radialAdipocere:Terapung di airBila dipanaskan mencairTerbakar dengan nyala kuningLarut dalam alkohol panas dan eterTerbentuk di sembarang lemak tubuh,bagian yang superficial yang terlebih dahuluFaktor yang mempercepat:KelembabanLemak tubuh yang cukupUdara yang hangatInvasi bakteri endogen ke dalam jaringan

  • Mummifikasi

    dapat terjadi bila keadaan lingkungan menyebabkan pengeringan dengan cepat sehingga dapat menghentikanproses pembusukan. Jaringan akan menjadi gelap, keras dan kering. Untuk dapat terjadi mummifikasi dibutuhkan waktu yang cukup lama, beberapa minggu sampai beberapa bulan; yang dipengaruhi oleh keadaan suhu lingkungan dan sifat aliran udara

  • MumifikasiDapat terjadi jika:Suhu hangatKelembaban rendahtidak terjadi di indonesia dengan suhu yang lembabAliran udara yang baikTubuh yang dehidrasi dengan waktu yang lama (12-14minggu)

  • Cara menentukan lamanya kematian dapat dilihat dari

  • CARA MELAKUKAN OTOPSI

  • Dasar Hukum dalam KasusKejahatan terhadap tubuh dan jiwa manusia mencakup antara lain : Pasal 89 KUHP Membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan

  • Pasal 90 KUHPLuka berat berarti:Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali atau yang menimbulkan bahaya maut.Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian.Kehilangan salah satu panca indraMendapat cacat beratMenderitan sakit lumpuhTerganggunya daya pikir selama 4 minggu lebihGugur atau matinya kandungan seorang perempuan

  • Pasal 338 KUHPBarang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama 15 tahun.

    Pasal 339 KUHPPembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh perbuatan pidana yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.

  • Pasal 340 KUHP Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan terencana ( Moord) dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama 20 tahun.

  • Pasal 351 KUHPPenganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak 400 rupiahJika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat,yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 5 gtahunJika mengakibatkan mati diancam dengan pidana penjara paling lama tuuh tahunDengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatanPercobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana

  • Pasal 352 KUHPKecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356,maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarin,diancam,sebagai penganiayaan ringan dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak 4500 rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya atau menajdi bawahannya.Percobaan untuk melakukan kejahatan itu tidak dipidana

  • Pasal 353 KUHPPenganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paing lama empat tahun.Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenai pidana penjara paling lama 7 tahun.Jika perbuatan mengakibatkan mati, dia dikenakan pidana penjara paling lama 9 tahun.Pasal 354 KUHPBarang siapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam, karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama 8 tahunJika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pindana penjara paling lama 10 tahun.

  • Pasal 355 KUHPPenganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun.Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama 15 tahunPasal 356 KUHPPidana yang ditentukan dalam pasal 351,353,354 dan 355 dapat ditambah dengan sepertiga:Bagi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya, menurut undang-undang, istrinya atau anaknya.Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena menjalankan tugasnya yang sah.Jika kejahatan dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi nyawa atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.

  • Daftar PustakaDahlan,S.,2000. Illmu kedokteran Forensik, Badan Penerbit UNDIP Semarang.Hoediyanto,Hariadi A. Ilmu kedokteran Forensik edisi 7 Surabaya: Department Ilmu Kedokteran Forensik FK Universitas Airlangga 2010.Singh S. Ilmu kedokteran forensic.Medan 2012Amir A,2008.Rangkaian Ilmu Ked Forensik. Ed 3. Medan: Bag Forensik FK USU.

  • Terima Kasih

    *