tutorial a-10.ppt
DESCRIPTION
tutorTRANSCRIPT
PEMICUA, seorang laki-laki berusia 55 tahun datangke poliklinik dengan keluhan sesak napas berbunyi sejak 3 hari yang lalu. Sesak napas dirasakan semakin memberat dalam 1 hari ini dan sesak napas juga semakin memeberat walaupun hanya melakukan aktivitas ringan. A sebenarnya telah menderita sesak napas ini sejak 2 tahun yang lalu, dan kadang-kadang disertai batuk. Batuk dialami A sejak 1 minggu yang lalu dengan volume banyak dan dahak berwarna hijau. A biasanya mengkonsumsi obat yang dijual bebas di warung untuk mengobati sesak nafasnya, namun A merasa keluhan sesak nafasnya hanya berkurang saja dan tidak bisa hilang secara tuntas. A juga mengalami demam 1 minggu ini, tidak terlalu tinggi, namun saat ini demam nya sudah berkurang. A telah merokok sejak umur 30 tahun dengan 20 batang/hari dan sudah berusaha untuk mengurangi jumlah rokok nya.
Apakah yang terjadi dengan A?
MORE INFO Pemeriksaan tanda vital
TD: 120/80 mmHg, RR: 28x/menit, denyut nadi: 96 x/menit, temp: 37°C. pada inspeksi secara keseluruhan tampak pursed lips breathing.
Pemeriksaan toraksinpeksi: terdapat otot-otot bantu abdomen dan leher, bentuk toraks: barrel chest. Palpasi: stem fremitus melemah pada kedua lapangan paru. Perkusi: hipersonor pada kedua lapangan paru. Auskultasi: suara pernapasan melemah pada kedua lapangan paru disertai ekspirasi memanjang dan suara tambahan mengi pada seluruh lapangan paru
Pada foto toraks : dijumpai gambaran hiperlusen pada kedua lapangan paru, bentuk jantung pendulum dan diafragma letak rendah
Pemeriksaan drah rutin : Hb 13,8 gr/dl, leukosit 13.000/mm3, trombosit 200.000/mm3 dan LED 20 mm/jam. Dokter juga melakukan pemeriksaan analisa gas darah arteri. Hasilnya Ph: 7,32, PCO2: 55 mmHg, PO2: 79 mmHg, BE (Base Exes) : 3, Bikarbonat: 29 dan Saturasi Oksigen 95 %
Faal ginjal dan faal hati: normal. KGD: normal. Hasil kultur sputum ditemukan Haemophillus influenza
Pemeriksaan spirometri : VEP1=55%, VEP1/KVP=65%
Bagaimana pendapat anda mengenai A sekarang? Bagaimana penatalaksanaan yang harus diberikan kepada A? Permeriksaan apalagi yang perlu dilakukan?
IDENTIFIKASI MASALAH
A, laki-laki berusia 55 tahun, sesak nafas berbunyi sejak 3 hari yang lalu dan semakin memberat walaupun hanya melakukan aktivitas ringan
Riwayat sesak nafas sejak 2 tahun yang laluBatuk sejak 1 minggu yang lalu dengan volume
banyak dan dahak berwarna hijauDemam 1 minggu ini, tidak terlalu tinggiMerokok sejak umur 30 tahun, 20 batang/hari
ANALISA MASALAH
Asap rokok bahan iritan merusak mukus cilliary tidak bisa terdorong keatas sesak nafas
Fak. Risiko COPD:- merokok > 20 batang/hari- sesak nafas berbunyi- batuk, dengan dahak berwarna hijau
Kandungan obat asma:- bronkodilator- steroid
LEARNING ISSUES
COPDa. Definisi, epidemiologi, etiologi dan faktor risikob. Klasifikasic. Patofisiologi + patogenesis ( dihubungkan
dengan manifestasi klinis )d. Diagnosa ( anamnesis, pem.fisik,
pem.penunjang, analisa gas darah, foto toraks, histopatologi, bronkoskopi )
e. Diffrential Diagnosaf. Penatalaksanaang. Komplikasi dan prognosis
DEFINISI
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial.
EPIDEMIOLOGI
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI 1992, menunjukkan PPOK menduduki peringkat ke 6 dari penyebab tersering kematian
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Kebiasaan merokokRiwayat terpajan polusi udara di
lingkungan dan tempat kerjaHiperaktiviti bronkusRiwayat infeksi saluran nafas bawah
berulangGenetik : defisiensi antitripsin alfa-1
Beradasrkan GOLD (Global initiative for chronic Obstructive Lung Disease )1. PPOK RINGAN
Gejala : - Dengan atau tanpa batuk- Dengan atau tanpa produksi sputum- Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat sesak 1Spirometri :- VEP1 80%- VEP1 / KVP < 70%
2. PPOK SEDANGGejala :- Dengan atau tanpa batuk- Dengan atau tanpa produksi sputum- Sesak napas derajat sesak 2Spirometri :- 50% < VEP1 < 80% prediksi- VEP1 / KVP < 70%
3. PPOK BeratGejala :- Sesak napas derajat sesak 3 dan 4- Eksaserbasi lebih sering terjadiSpirometri :- 30% ≤ VEP1 < 50% prediksi- VEP1/KVP < 70%
4. PPOK Sangat BeratGejala :- Eksaserbasi dapat mengancam jiwa- disertai komplikasi kor pulmonalis atau gagal jantung kananSpirometri :- VEP1 < 30%- VEP1/KVP < 70%
Patogenesis
Iritan
Hipertrofi& Meningkat menurun Inflamasi
Hiperplasia produksi mukus fungsi
Kelenjar mukus& mucociliary
sel goblet infeksi infiltrasi sel2 pelepasan
inflamasi mediator2
Dinding menebal bertambah (neutrofil) inflamasi
banyak
penghasilan penghasilan elastase inflamasi
mukus memburuk
destruksi elastin pada dndg alveoli
Bronkitis kronis
penurunan fungsi elastic recoil tekanan normal
pada paru alveolar terhadap
dinding bronkiol
hiperinflasi berkurang
emfisema kolaps airway
Patofisiologi dyspnea
1. Dynamic hyperinflation karena emphysema akan menyebabkan gangguan pada ekspirasi udara dyspnea
2. Tingginya kandungan CO2 dalam darah chemoreceptor di carotid body dan medulla tersensitisasi medulla oblongata otot pernafasan yaitu diafragma, otot interkosta interna dan eksterna dan otot abdominalis tachypnea + obstruksi karena bronkitis kronis dyspnea
Wheezing
Iritasi dari asap rokok aktivasi netrofil infiltrasi sel inflamasi dan rembesan protease proliferasi sel epitel (sel goblet, sel skuamus dan kuboidal), otot polos dan mekanisme scarring/ fibrosis obstruksi wheezing
Sputum
Definisi : bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian.
Orang dewasa normal bisa memproduksi mukus (sekret kelenjar) sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara adekuat normal seperti tadi, sehingga mukus ini banyak tertimbun.
Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan intrathorakal dan intraabdominal yang tinggi. Dibatukkan, udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar sebagai sputum.
Mekanisme batuk
Batuk dimulai dengan tarikan nafas dalam,diikuti dengan penutupan glottis,relaksasi dinding perut dan kontraksi otot terhadap glottis yang tertutup kemudian menghasilkan tekanan intrabronkus(cabang tenggorok) dan tekanan intrabronkus(dinding dada) positif yang maksimal
Tekanan intrathoraks(dalam dinding dada) yang positif menyebabkan penyempitan trakea(pipa saluran nafas).waktu glottis terbuka,kombinasi perbedaan tekanan yang besar antara saluran nafas dan tekanan atmosfir bersamaan dengan penyempitan trakea,menghasilkan aliran udara yang amat kuat untuk mengeluarkan sputum(dahak) atau benda asing
1. Anamnesis
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga Terdapat faktor predisposisi pada masa
bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi
saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
2. Pemeriksaan Fisik
PPOK dini umumnya tidak ada kelainanInspeksi- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup
mencucu)- Barrel chest (diameter antero - posterior dan
transversal sebanding)- Penggunaan otot bantu napas- Hipertropi otot bantu napas- Pelebaran sela iga- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut
vena jugularis i leher dan edema tungkai- Penampilan pink puffer atau blue bloater
PalpasiPada emfisema fremitus melemah, sela iga melebarPerkusiPada emfisema hipersonor dan batas jantung
mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorongke bawah
Auskultasi suara napas vesikuler normal, atau melemah terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas
biasa atau pada ekspirasi paksa ekspirasi memanjang bunyi jantung terdengar jauh
3. Spirometri
Diagnosa PPOKdapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan Spirometri.
Pada PPOK terjadi penurunan FEV1
Rasio FEV1/FVC < 70%
1. BRONKODILATOR
Diberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan disesuaikan dengan derajat penyakit
Pemilihan bentuk obat diutamakan inhalasiJenis-jenis bronkodilator :
Golongan Antikolinergik Golongan Agonis Beta-2Kombinasi Antikolinergik dan Agonis beta-2Golongan Xantin
2. Antiinflamasi (Kortikosteroid)
Berfungsi untuk menekan inflamasi yang terjadi (obat pilihan : Metilprednisolon atau Prednison)
3. Antibiotika
Hanya dipakai jika terdapat infeksiLini I : Amoksisilin
MakrolidLini II : Amoksisilin dan Asam Klavulanat
sefalosporin
kuinolon
makrolid
4. Antioksidan
Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualitas hidup
Digunakan N-asetilsistein
5. Obat Batuk
MukolitikHanya diberikan terutama pada eksaserbasi
akutTerutama pada bronkitis kronik (tidak untuk
pemberian rutin)
Antitusif Diberikan pada batuk kering
EDUKASI
Tujuan edukasi pada pasien PPOK:Mengenal perjalanan penyakit dan
pengobatanMelaksanakan pengobatan yang maksimalMencapai aktivitas optimalMeningkatkan kualitas hidupEdukasi diberikan sejak ditentukan
diagnosis dan berlanjut secara berulang pada setiap kunjungan baik bagi penderita sendiri maupun bagi keluarganya.
Bahan edukasi yang harus diberikan
Pengetahuan dasar ttg PPOKObat-obatan, manfaat dan efek
sampingnyaCara pencegahan perburukan penyakitMenghindari pencetus (berhenti merokok)Penyesuaian aktivitas
TERAPI OKSIGEN
Pemberian terapi oksigen sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan sel baik di otot maupun organ-organ lainnya.
Indikasi:PO2 <60mmHg atau saturasi oksigen <90%PO2 di antara 55-59 mmHg atau saturasi
oksigen >89% disertai kor pulmonal, Ht>55% dan tanda-tanda gagal jantung kanan, sleep apnea, peyakit paru
NUTRISI
Prinsip: Tinggi lemak rendah karbohidrat (hidrat arang)
Turunkan asupan total hidrat arang hingga 35-40% dari total kalori, meningkatkan asupan lemak sekitar 40% dari total kalori, serta hindari makan berlebihan.
Makan sedikit-sedikit tapi sering.
VENTILASI MEKANIK
Digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas akut atau pada pasien PPOK derajat berat dengan napas kronik.
REHABILITASI
Tujuan: meningkatkan toleransi latihan dan memperbaiki kualitas hidup.
Terdiri dari 3 komponen:1.Latihan fisis
2.Psikososial
3.Latihan pernapasan
KOMPLIKASIKOMPLIKASI
1. Kor pulmonale Kor pulmonale disebabkan oleh peningkatan tekanan darah di arteri paru, yang membawa darah dari jantung ke paru-paru. Hal ini menyebabkan pembesaran dan kegagalan selanjutnya dari sisi kanan jantung.
2. COPD eksaserbasi akut Secara sederhana, eksaserbasi dapat didefinisikan sebagai memburuknya gejala PPOK. Banyak orang dengan PPOK menderita beberapa episode eksaserbasi akut setahun, yang sering menimbulkan rawat inap di rumah sakit meningkat, kegagalan pernapasan dan bahkan kematian.
3. Paru Hipertensi Hipertensi paru terjadi bila ada tekanan abnormal tinggi di dalam pembuluh darah paru-paru. Biasanya, darah mengalir dari jantung melewati paru-paru, di mana sel-sel darah mengambil oksigen dan mengirimkannya ke tubuh. Pada hipertensi paru, arteri paru menebal. Ini berarti darah kurang mampu mengalir melalui pembuluh darah.
4. Pneumotoraks Pneumotoraks didefinisikan sebagai akumulasi udara atau gas di ruang antara paru-paru dan dinding dada. pneumotoraks terjadi karena lubang yang berkembang di paru-paru, yang memungkinkan udara untuk melarikan diri dalam ruang di sekitar paru-paru, menyebabkan paru-paru hancur sebagian atau seluruhnya. Orang yang memiliki PPOK memiliki risiko lebih besar untuk pneumotoraks karena struktur paru-paru mereka yang lemah dan rentan terhadap perkembangan spontan dari jenis lubang.
5. Sekunder polisitemia Polisitemia sekunder diperoleh dari kelainan langka yang dicirikan oleh kelebihan produksi sel darah merah dalam darah. Bila terlalu banyak sel darah merah yang diproduksi, darah menjadi tebal, menghalangi jalan melalui pembuluh darah yang lebih kecil. Pada pasien dengan COPD, polisitemia sekunder bisa terjadi sebagai tubuh mencoba untuk mengkompensasi penurunan jumlah oksigen dalam darah.
6. Kegagalan Respiratori Pernapasan kegagalan terjadi ketika paru-paru tidak dapat berhasil ekstrak oksigen yang cukup dan / atau menghapus karbon dioksida dari tubuh. Kegagalan pernafasan dapat disebabkan oleh beberapa alasan, termasuk PPOK atau pneumonia.
PROGNOSAPROGNOSA
Prognosis keseluruhan untuk pasien dengan PPOK tergantung pada tingkat keparahan penyakit paru-paru dan apakah pasien terus merokok. Jika FEV1 (volume ekspirasi paksa setelah 1 detik) lebih besar dari 50% diperkirakan prognosis sangat baik, dengan kelangsungan hidup ini hanya sedikit pasien yang kurang dari pasien tanpa PPOK. Pasien dengan FEV1 lebih kecil dari 0,75 L (obstruksi sangat parah, lebih kecil dari 30% diperkirakan), memiliki tingkat kematian 1-tahun sebesar 30% dan tingkat kematian 10 tahun sebesar 95%. Pada setiap tingkat penurunan paru-paru, prognosis meningkat ketika pasien berhenti merokok
PPOK derajat klasifikasi beratTimbul pada usia mudaSering mengalmi eksaserbasiMemerlukan terapi oksigenMemerlukan terapi bedah paruSabagai persiapan terapi pembedahan