ppk sub bagian hematologi 14-7-14
TRANSCRIPT
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
LIMFOMA NON-HODGKIN
KSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Pro sedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianMerupakan penyakit keganasan primer jaringan limfoid
AnamnesisRiwayat pembesaran kelenjar getah bening/massa tumor di tempat lain (tulang, intra abdomen, hidung, lambung dsb), riwayat demam tanpa sebab yang jelas, penurunan berat badan 10% dalam waktu 1 bulan, keringat malam banyak tanpa sebab yang sesuai
Pemeriksaan FisikPembesaran KGB dan massa tumor di tempat lain
Kriteria DiagnosisPemeriksaan biopsi tumor sesuai dengan limfoma non Hodgkin (LNH)
Diagnosis KerjaLimfoma Non Hodgkin
Diagnosis BandingLimfoma Hodgkin, Metastasis tumor ke kelenjar getah bening, limfadenitis, tuberkulosis, toksoplasmosis, filariasis, tumor padat yang lain
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan sitologi/ histopatologi kelenjar getah bening Laboratorium: darah tepi lengkap, gula darah, fungsi hati, fungsi ginjal Aspirasi sumsum tulang (BMP) Pemeriksaan CD20 (optional) USG abdomen, Rontgen Thorak CT scan abdomen, CT scan thorak (optional) Pemeriksaan telinga hidung tenggorokan/THT (optional) Gastroskopi (optional) Bone Scan atau foto bone survey (optional)
TerapiKemoterapi (Doxorubicin, Vincristin, Siklofosfamid, Prednison, Rituximab, Ifosfamid, Carboplatin, Etoposide)Radioterapi paliatif
PrognosisBergantung derajat keganasan, stadium penyakit, bulky mass, keadaan umum pasien dan ada tidaknya gangguan organ yang mempengaruhi pengobatan.
Derajat keganasan rendah: tidak dapat sembuh namun dapat hidup lama
Derajat keganasan menengah: sebagian dapat disembuhkan
Derajat keganasan tinggi: Dapat disembuhkan, cepat meninggal apabila tidak diobati
Tingkat EvidensI
Tingkat RekomendasiA
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM, FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan1. Reksodiputro AH, Irawan C. Limfoma non Hodgkin.in: Suryono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi I, Setiati S, Sundara H, dkk, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi III.Jakarta: Balai Penerbit FKUI:2001.p.607-21.2. Non-Hodgkins Lymfomen. Hematologie Klapper.8th rued. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:82-98.3. Abdulmuthalib. Limfoma non-Hodgkin in: Simandibrata M. Setiati S, Alwi I, Oemardi M, Gani RA, Mansjoer A, editors. Pedoman diagnosis dan terapi di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM: 1999.p 113-4
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
LIMFOMA HODGKIN
KSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Pro sedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianMerupakan penyakit keganasan primer jaringan limfoid
AnamnesisRiwayat pembesaran kelenjar getah bening/massa tumor di tempat lain (tulang, intra abdomen, hidung, lambung dsb), riwayat demam tanpa sebab yang jelas, penurunan berat badan 10% dalam waktu 1 bulan, keringat malam banyak tanpa sebab yang sesuai
Pemeriksaan FisikPembesaran KGB dan massa tumor di tempat lain
Kriteria DiagnosisPemeriksaan biopsi tumor sesuai dengan limfoma Hodgkin
Diagnosis KerjaLimfoma Hodgkin
Diagnosis BandingLimfoma Non Hodgkin, Metastasis tumor ke kelenjar getah bening, limfadenitis, tuberkulosis, toksoplasmosis, filariasis, tumor padat yang lain
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan sitologi/ histopatologi kelenjar getah bening Laboratorium: Darah tepi lengkap, gula darah, fungsi hati, fungsi ginjal, LDH, Elektrolit, Asam urat Aspirasi sumsum tulang (BMP) Pemeriksaan CD20 (optional) USG abdomen, Rontgen Thorak
CT scan abdomen, CT scan thorak (optional) Pemeriksaan telinga hidung tenggorokan/THT (optional) Gastroskopi (optional) Bone Scan atau foto bone survey (optional)
TerapiKemoterapi (Doxorubicin, Vinblastin, Bleomisin, Dacarbazin, Mechlorethamine, Vincristin, Procarbazine, Prednison)Radioterapi paliatif
PrognosisBergantung derajat keganasan, stadium penyakit, bulky mass, keadaan umum pasien dan ada tidaknya gangguan organ yang mempengaruhi pengobatan.
Derajat keganasan rendah: tidak dapat sembuh namun dapat hidup lama
Derajat keganasan menengah: sebagian dapat disembuhkan
Derajat keganasan tinggi: Dapat disembuhkan, cepat meninggal apabila tidak diobati
Tingkat EvidensI
Tingkat RekomendasiA
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM, FINASIM
Indikator MedisPengecilan ukuran/ hilangnya massa tumor
Kepustakaan1. Reksodiputro AH, Irawan C. Limfoma non Hodgkin.in: Suryono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi I, Setiati S, Sundara H, dkk, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi III.Jakarta: Balai Penerbit FKUI:2001.p.607-21.2. Non-Hodgkins Lymfomen. Hematologie Klapper.8th rued. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:82-98.3. Abdulmuthalib. Limfoma non-Hodgkin in: Simandibrata M. Setiati S, Alwi I, Oemardi M, Gani RA, Mansjoer A, editors. Pedoman diagnosis dan terapi di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM: 1999.p 113-4
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
ANEMIA APLASTIK
KSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpM
NIP: 196201231989012001
PengertianAnemia akibat aplasia sumsum tulang dimana jaringan hemopoiesis diganti oleh jaringan lemak.
Anamnesis Riwayat paparan terhadap zat toksik (obat, lingkungan kerja, hobi), menderita infeksi virus 6 bulan terakhir (hepatitis, parvovirus). Pernah mendapat transfusi darah.
Gejala anemia: rasa lemas/lemah, pucat, pusing,sesak nafas/gagal jantung, berkunang-kunang.
Tanda-tanda infeksi: sering demam
Akibat trombositopenia: perdarahan (menstruasi lama, epistaksis, perdarahan gusi, perdarahan dibawah kulit, hematuria, buang air campur darah, muntah darah)
Pemeriksaan FisikKonjungtiva pucat, takikardi, tanda perdarahan
Kriteria DiagnosisAnemia Aplastik:
Sum-sum tulang hipoplastik Pansitopenia
Diagnosis KerjaAnemia Aplastik
Diagnosis BandingMielofibrosis, anemia hemolitik, anemia defisiensi besi, anemia karena penyakit kronik, anemia karena penyakit keganasan sumsum tulang, hipersplenisme, leukemia akut
Pemeriksaan PenunjangLaboratorium: darah tepi lengkap, serologi virus (hepatitis marker)Aspirasi dan biopsi sumsum tulang
TerapiTerapi penunjang:
Transfusi komponen darah (PRC dan atau TC) sesuai indikasi
Bila disertai infeksi sekunder/ sepsis: antibiotik Terapi Imunosupresif:
Prednison 1-2 mg/KgBB/hari.
Metilprednisolone oral 0,8 mg/kgBB/hari, bila perlu didahului pulse terapi (Metilprednisolone IV 3 hari dilanjutkan tapering off dilanjtkan oral)
Immunosupresif alternatif : azatriopin,cyclosporin, cyclofosfamid, ATG (anti thymocyte globulin) 15 mg/KgBB/hari intravena selama 5 hari Androgen
Metenololasetat
Granulocyte Coloni Stimullating Factor
Eltrombophag
Splenektomi Transplantasi sumsum tulang bila ditemukan HLA yang cocok
Edukasi
Prognosis Dubia: tergantung tingkat hipoplasinya Pada umumnya pasien meninggal karena infeksi, perdarahan dan komplikasi transfusi darah
Tingkat EvidensI
Tingkat RekomendasiA
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD
Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis Remisi komplit: granulosit >1000/l, trombosit >100.000, Hb normal
Remisi Parsial: granulosit >500/l, tidak membutuhkan transfusi darah merah dan trombosit.
Remisi Minimal: granulosit >500l, membutuhkan transfusi darah merah dan trombosit
Tidak berespon: anemia aplastik berat menetap
Kepustakaan1. Salonder H. Anemia aplastic. Dalam: Suyono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi l, Setiati S, Sundara H, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi III. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2001:501-82. Aplastiche Anemie. Hematologie Klapper 8th ed. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:12-163. Widjanarko A. Anemia Aplastik. In: Simadibrata M, Setiati S, Alwi I, Oemardi M, Gani RA, Mansjoer A, eds. Pedoman diagnosis dan terapi di bidang ilmu penyakit dalam Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.RSCM:1999.p.102-3
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIKSINDROM LISIS TUMORKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianSuatu kegawatan onkologi yang ditandai dengan adanya hiperurisemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia, asidosis laktat dan hipokalsemia yang disebabkan oleh pengrusakan sejumlah besar sel neoplasma yang sedang berproliferasi secara cepat.
AnamnesisMual muntah, letargi, edema, overload cairan, CHF, aritmia, kejang
Riwayat mendapat kemoterapi dalam 1-5 hari terakhir, jenis tumor yang diderita (limfoma burkitt, leukimia limfoblastik akut, limfoma non hodgkin, Leukemia limfositik kronik, Leukemia Mielositik Akut, Multiple Myeloma, Plasmasitoma
Pemeriksaan FisikTidak khas, sesuai dengan kelainan yang terjadi (misalnya pernafasan kusmaul pada asidosis laktat, oliguria/anuria bila terjadi gagal ginjal, aritmia ventrikel dan hiperkalemia)
Kriteria DiagnosisPeningkatan LDH, asam urat darah, kalium darah, fosfat darah, penurunan kalsium darah, analisis gas darah (AGD) menunjukkan asidosis metabolik, urinalisa menunjukkan PH urin7 dengan pemberian Na bikarbonat
Allopurinol 300 mg/m2/hari dibagi 3 dosis Monitor fungsi ginjal, elektrolit, AGD dan asam urat.
Bila secara konservatif tidak berhasil dan ditemukan tanda-tanda sebagai berikut (K>6 meq/l, asam urat >10 mg/dl, kreatinin >10 mg/dl, F>10 mg/dl atau semakin meningkat, hipokalsemia simtomatik) maka dilakukan hemodialisa.
Edukasi
PrognosisMalam
Tingkat EvidensI
Tingkat RekomendasiA
Penelaah KritisProf. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIMdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD
Indikator Medis
Kepustakaan
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIKIDIOPHATIC THROMBOCYTOPENIA PURPURAKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianMerupakan suatu kelainan didapat yang berupa gangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya autoantibodi terhadap trombosit yang biasanya berasal dari immunoglobulin G.
Anamnesis Riwayat obat-obatan (heparin, alkohol, sulfonamides, kuinidin/kuinin, aspirin) dan bahan kimia. Gejala sistemik: pusing, demam, penurunan berat badan
Riwayat perdarahan (lokasi, banyaknya, lamanya) risiko infeksi HIV, status kehamilan, riwayat transfusi, riwayat pada keluarga (trombositopenia, gejala perdarahan dan kelainan autoimun).
Penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko perdarahan (kelainan gastrointestinal, sistem saraf pusat dan urologi).
Kebiasaan/hobi: aktivitas yang traumatik
Pemeriksaan Fisik Perdarahan (lokasi dan beratnya) Jarang ditemukan organomegali, tidak ditemukan jaundice atau stigmata penyakit hati kronik.
Tanda infeksi (bakterimia/infeksi HIV)
Tanda penyakit autoimun (artritis, goiter, nefritis, vaskulitis)
Kriteria Diagnosis Hitung trombosit 100.000/l dikombinasi metilprednisolon 5 mg/Kg/hariLeukemia Mieloblastik Akut
Kemoterapi induksi:
Daunorubicin 45 mg/m2/ hari selama 3 hari Sitosin arabinosa (sitosar 100mg/m2/hari selama 7 hariRawatan selanjutnya untuk follow lup untuk leukopeni post kemoterapi induksi selama 3 minggu. Follow up : Hb,Leukosit, trombosit hari 3,5,7,14Fase Konsolidasi
Sitosisn arabinosa (sitosar 100mg/m2/hari selama 5 hari
Daunorubicin 45 mg/m2/ hari selama 2 hari
Fase Maintenance
Sitosisn arabinosa (sitosar 100mg/m2/hari selama 5 hari
Daunorubicin 45 mg/m2/ hari selama 1 hariSatu siklus diulang setiap bulan selama 1 tahun
Leukemia limfositik Akut
Fase I induksi ( 4 minggu)
Obat
Dosis
hari
Cyclofosfamid
1200mg/m2IV1
Daunorubicin
45 mg/m21,2,3
Vincristin
2mg IV
1,8,15,22
Prednison
60mg/m2 PO1-21
Rawatan selanjutnya untuk follow lup untuk leukopeni post kemoterapi induksi selama 3 minggu. Follow up : Hb,Leukosit, trombosit hari 3,5,7,14
Edukasi
PrognosisMalam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD
Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan1. Acute Leukemie Algemeen. Hematologie Klapper. 8th ed. Leid Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:20-12. Abdul Muthalib. Leukimia akut.in: Simadibrata M, Setiati S, Alwi I,Oemardi M, Gani RA, Mansjoer A, eds. Pedoman diagnosis dan terapi di bidan ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM: 1999.p.110-3
3. George ansstas, Leucemias, Haemotology and oncology Subspesialis consult
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
KOAGULASI INTRAVASKULAR DISEMINATAKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
Pengertian
Koagulasi intravaskular diseminata adalah yang aktivasi sistem koagulasi dan fibrinolisis secara berlebihan dan terjadi pada waktu yang bersamaan.
Anamnesis Gejala-gejala umum seperti demam, hipotensi, asidosis, hipoksia, proteinuria. Tanda-tanda perdarahan (ptekie, purpura, ekimosis, hematoma, hematemesis melena, hematuria, epistaksis)
Pemeriksaan Fisik ptekie, purpura, ekimosis, hematoma
Kriteria Diagnosis Scoring DIC (Trombosit, PT, fibrinogen, D-dimer)
Diagnosis Kerja Koagulasi intravaskular diseminata
Diagnosis BandingFibrinolisis primer, penyakit hati berat, psudo KID
Pemeriksaan Penunjang Darah tepi: trombositopenia atau normal, burr cell (+)
Pemeriksaan hemostasis pada KID
Trombosit, aPTT, PT, fibrinogen, D-dimer Jika terdapat perdarahan follow up Trombosit, aPTT, PT, fibrinogen, D-dimer perhari
Terapi Suportif Memperbaiki dan menstabilkan hemodinamik
Memperbaiki dan menstabilkan tekanan darah
Membebaskan jalan nafas
Memperbaiki dan menstabilkan keseimbangan asam basa.
Memperbaiki dan menstabilkan keseimbangan elektrolit
Mengobati penyakit primer
Menghambat proses patologis
Antikoagulan1. Low molekuler weight heparin (LMNH), Fondaparinux, Enoxaparin2. Heparin intravena: bolus heparin 5000 unit lanjut drip heparin 10.000 unit dalam 50 cc D5% mulai 5 cc /jam, evaluasi aPTT tiap 6 jam dengan target 1,5-2,5 x kontrol
Nilai aPTT
Dosis heparin
90 detik
Stop heparin 6 jam
Transfusi sesuai komponen darah sesuai indikasi (PRC, TC, FFP, kriopresipitat)
Edukasi
PrognosisMalam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan1. Tambunan KL. Koagulasi intravascular diseminata.Dalam: Suyono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi I, Setiati S, Sundara H, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI: 2001:555-64
2. Tambunan KL. Diagnosis dan Penatalaksanaan koagulasi intravaskular diseminta. In: Suberkti I. Lydia A, Rumende CM, Syam AF, Mansjoer A, Suprohita. Penatalaksanaan kegawat daruratan di bidang ilmu penyakit dalam. PIP IPD FKUI Jakarta 2001: 25-31.
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
TROMBOSITOSIS PRIMER/ESENSIALKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianTrombositosis adalah bila jumlah trombosit lebih dari jumlah normal setinggi 450.000/l.Trombositosis primer adalah kelainan klonal dari sistem sel multipotensial hemopoietik.
Anamnesis Sakit seperti terbakar pada telapak tangan dan kaki serta berdenyut, cenderung timbul kembali disebabkan panas, pergerakan jasmani dan hilang bila kaki ditinggikan (eritromialgia). Gejala-gejala iskemia serebrovaskular kadang tidak spesifik seperti sakit kepala, pusing, defisit neurologi fokal, serangan iskemia sepintas, kejang atau oklusi arteri retina.
Pada wanita hamil ditemukan riwayat abortus berulang, pertumbuhan fetus terhambat.
Pemeriksaan FisikSplenomegali (40%), tanda perdarahan atau trombosis sesuai lokasi yang terkena.
Kriteria DiagnosisJumlah trombosit seringkali > 1juta/mlLED normal
Variasi bentuk trombosit abnormal (raksasa, hipogranular), fragmen trombosit.
Masa perdarahan normal
Faktor VIII/Von Willebrand normal
Diagnosis KerjaTrombositosis primer
Diagnosis BandingTrombositosis reaktif, trombositosis sekunder
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium: darah perifer lengkap, morfologi trombosit, laju endap darah, masa perdarahan, faktor VIII/von willebrand, tes agregasi trombosit dengan epinefrin.
TerapiTujuan pengobatan untuk menurunkan jumlah trombosit dan menurunkan fungsi trombosit. Untuk menurunkan trombosit:
Hydroxyurea (hydrea): 15 mg/Kg BB/hari
Anagrelide (agrylin): 4 kali 1,5-2,5 mg/hari, mulai dosis rendah dan dinaikkan secara bertahap tiap minggu
Thromboreduction Interferon alfa: 3 juta IU, tiga kali seminggu Fosforous-32 Untuk menurunkan fungsi trombosit
Aspirin
Tiklopidin
Klopidogrel
Edukasi
PrognosisAd vitam: dubiaAd fungsionam: dubia
Ad sanasionam: malam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan1. Tambunan KL. Trombositosis dan trombositosis esensial. In: Atmakusuma A, Uyainah A, Irawan C, Suhendro. Current diagnosis and treatment in internal medicine 2003. PIP IPD FKUI Jakarta 2003:94-92. Essentiele trombocytemie. Hematologie Klapper. 8th ed. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999: 50-1
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
SINDROM VENA KAVA SUPERIORKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianKumpulan gejala yang disebabkan obstruksi vena kava superior oleh sebuah tumor mediastinum.
AnamnesisKeluhan sakit kepala, muntah, gangguan penglihatan, sinkop, suara serak, sesak napas, disfagia dan sakit punggung.
Pemeriksaan FisikDistensi tubuh sebelah atas, edema muka, leher, lengan dan dada atas, sianosis.
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis BandingTumor mediastinum: tumor ganas, teratoma, limfoma malignumTumor paru
Pemeriksaan PenunjangFoto thoraks, CT scan thoraks
Terapi Radioterapi pada kasus darurat dapat meringankan gejala pada 70% kasus, dosis harian dimulai dengan dosis tinggi (400 cGy) untuk mendapatkan pengecilan massa tumor yang dibutuhkan.
Pada limfoma malignum atau kanker paru jenis SCLC, kemoterapi akan sama efektifnya dengan radioterapi.
Terapi diuretik dan kortikosteroid
Edukasi
Prognosis Ad vitam: dubia ad malam Ad fungsionam: malam
Ad sanasionam: malam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan1. Djoerban Z. Kedaruratan onkologi. Dalam: Waspadji S, Gani RA, Setiati S, Alwi I. Bunga rampai ilmu penyakit dalam. Balai Penerbit FKUI Jakarta 1996: 97-110.
2. Kaiser LR, Putnam JB. The Mediastinum: overview, anatomy and diagnostic approach in: Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Kaiser LR, Senior MR. Fishmans manual of pulmonary disease and disorders. 3rd ed. McGraw-Hill USA 2002: 521-34
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
POLISITEMIA VERAKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
Pengertian Polisitemia merupakan kelainan sistem hemopoesis yang dihubungkan dengan peningkatan jumlah dan volume sel darah merah (eritrosit) secara bermakna mencapai 6-10 juta/ml diatas ambang batas nilai normal dalam sirkulasi darah, tanpa mempedulikan jumlah leukosit dan trombosit. Polisitemia vera bila sebagian populasi eritrosit berasal dari suatu klon sel induk darah yang abnormal (tidak membutuhkan eritropoetin untuk proses pematangannya).
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Kriteria DiagnosisDiagnosis polisitemia dapat ditegakkan jika memenuhi kriteria:a. A1+A2+A3 atau
b. A1+A2+ 2 kategori B
Kategori A:
1. Meningkatnya massa sel darah merah diukur dengan krom radioaktif Cr-51. Pada pria 36 ml/kg dan pada wanita 32 ml/kg
2. Saturasi oksigen arterial 92% (pada polisitemia vera, saturasi oksigen tidak menurun)
3. Splenomegali
Kategori B:
1. Trombositosis : trombosit 400.000/l
2. Leukositosis: leukosit 12.000 (tidak ada infeksi)
3. Leukosit alkali fosfatase (LAF) score meningkat > 100 (tanpa adanya panas/infeksi)
4. Kadar vitamin B12>900 pg/ml dan atau UB12BC dalam serum 2200 pg/ml.
Diagnosis KerjaPolisitemia vera
Diagnosis BandingPolisitemia sekunder akibat saturasi oksigen arterial rendah atau eritropoetin meningkat akibat manifestasi sindrom paraneoplastik.
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium: eritrosit, granulosit, trombosit, kadar B12 serum, NAP, saturasi O2 Pemeriksaan sumsum tulang untuk menyingkirkan kelainan mieloproliferatif yang lain.
TerapiPrinsip pengobatan:1. Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal dan mengendalikan eritropoesis dengan flebotomi.
2. Menghindari pembedahan elektif pada fase eritrositik/polisitemia yang belum terkendali.
3. Mengindari pengobatan berlebihan
4. Menghindari obat yang mutagenik, teratogenik dan berefek sterilisasi pada pasien usia muda
5. Mengontrol panmielosis dengan fosfat radioaktif dosis tertentu atau kemoterapi sitostatik pada pasien diatas 40 tahun bila didapatkan:
Trombositosis persisten diatas 80.000/ml terutama jika disertai gejala trombosis
Leukositosis progresif
Splenomegali simtomatik atau menimbulkan sitopenia problematic
Gejala sistemik yang tidak terkendali seperti pruritus yang sukar dikendalikan, penurunan berat badan atau hiperurikosuria yang sulit diatasi.A. Flebotomi
Tujuan flebotomi adalah mempertahankan hematokrit 42% pada wanita dan 47% pada pria untuk mencegah timbulnya hiperviskositas dan penurunan shear rate.
Indikasi:
1. Polisitemia vera fase polisitemia2. Polisitemia sekunder fisiologis hanya dilakukan jika Ht>55% (target Ht 55%).
3. Polisitemia sekunder non fisiologis bergantung pada derajat beratnya gejala yang ditimbulkan akibat hiperviskositas dan penurunan shear rate
B. Kemoterapi sitostatika
Indikasi:
Hanya untuk polisitemia rubra primer (PV)
Flebotomi dibutuhkan >2 kali sebulan
Trombositosis yang terbukti menimbulkan trombosis
Urtikaria berat yang tidak dapat diatasi dengan antihistamin
Splenomegali simtomatik/mengancam ruptur limpa
Cara pemberian:
Hidroksiurea 800-1200 mg/m2/hari atau 10-15 mg/kg/kali diberikan 2 kali/hari bila tercapai target dilanjutkan pemberian secara intermitten untuk pemeliharaan.
Klorambusil dengan dosis induksi 0,1-0,2 mg/kg/hari selama 3-6 minggu dan dosis pemeliharaan 0,4 mg/KgBB tiap 2-4 minggu. Busulfan 0,06 mg/KgBB/hari atau 1,8 mg/m2/hari. Bila target tercapai dilanjutkan pemberian secara intermiten untuk pemeliharaan.
C. Fosfor Radioaktif
P32 pertama kali diberikan dengan dosis 2-3 mCi/m2 intravena, bila per oral dinaikkan 25%. Selanjutnya bila setelah 3-4 minggu pemberian P32 pertama:
Mendapatkan hasil, reevaluasi setelah 10-12 minggu. Dapat diulang jika diperlukan.
Tidak berhasil, dosis kedua dinaikkan 25% dari dosis pertama, diberikan setelah 10-12 minggu dosis pertama
Pasien diperiksa setiap 2/3 bulan setelah keadaan stabil.
D. Kemoterapi biologi (sitokin)
E. Pengobatan Suportif
Hiperurisemia: allupurinol 100-600 mg/hari
Pruritus dengan urtikaria: antihistamin, PUVA
Gastritis/ulkus peptikum: antagonis reseptor H2
Antiagregasi trombosit anagrelid
Edukasi
Prognosis Ad vitam: dubia ad malam Ad fungsionam: malam
Ad sanasionam: malam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan1. Abdul Muthalib, Effendy S. Polisitemia vera. Dalam: Suyono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi I, Setiati S, Sundaru H, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI:2001. P.541-62. Polycythemia vera. Hematologie Klapper. 8th ed. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:48-
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
TERAPI SUPORTIF PADA PENYAKIT KANKERKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianTerapi suportif pada pasien kanker merupakan hal yang amat penting, sehingga tidak jarang lebih penting daripada pengobatan pembedahan, radiasi maupun kemoterapi karena pengobatan suportif ini justru sering berkaitan dengan usaha untuk mengatasi masalah-masalah yang dapat mengancam jiwa. Pengobatan suportif ini tidak hanya dibutuhkan pada pasien kanker yang menjalani pengobatan kuratif tetapi juga pada pengobatan paliatif.
Pengobatan suportif ini meliputi:
1. Masalah nutrisi dan gangguan saluran cerna
2. Penanganan nyeri
3. Penanganan infeksi
4. Masalah efek samping sitostatika terutama efek mielosupresi
Anamnesis Masalah nutrisi: Penurunan berat badan yang cepat
Penanganan nyeri: waktu timbul nyeri, lokasinya, intensitasnya dan faktor yang menambah atau mengurangi nyeri Jenis nyeri, viseral, somatik atau neuropatik
Tingkatan nyeri dengan VAS (visual analog scale)
Masalah efek samping sitostatika: mual, muntah
Pemeriksaan Fisik Masalah nutrisi:Pemeriksaan Antropometri
Masalah efek samping sitostatika:Luas permukaan tubuh, tingkat kemampuan berperan, mencari sumber infeksi.
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang1. Masalah nutrisi: Antropometri: tebal lemak kulit, indeks masa tubuh dan masa otot.
Laboratorium: hitung limfosit, albumin dan pre albumin darah, urea nitrogen urin, feritin darah.
2. Penanganan nyeri.
Pemeriksaan radiologi: foto, USG, bone scan, CT scan, MRI untuk mengetahui jenis nyeri dan lokasinya.
3. Penanganan infeksi
Labarotaorium darah perifer lengkap dengan hitung jenis, kultur darah, kultur urin, kultur sputum, swab tenggorok untuk mencari fokus infeksi, pemeriksaan terhadap koloni jamur.
Foto thoraks.
4. Masalah efek samping sitostatika.
Pemeriksaan laboratorium DPL dengan hitung jenis, fungsi ginjal, urinalisa, asam urat darah, fungsi hati, kultur pada tempat-tempat tertentsu secara berkala. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ekokardiografi
TerapiA. Masalah nutrisi
1. Indikasi terapi
a. Bila pasien tidak mampu mengkonsumsi 1000 kalori per hari
b. Bila terdapat penurunan berat badan >10% BB sebelum sakit
c. Kadar albumin serum 2.5 X normal) Faktor VIII : Menurun (hemofilia A)
Faktor IX : Menurun (hemofilia B)
Von Willebrand factor : Normal
Pemeriksaan Fisik Disabilitas kronik karena hemartrosis yang memicu artropati dan perdarahan intramuskular
Terapi Pemberian faktor VIII (hemofilia A)
dosis Bolus : target faktor VIII x BB (kg) x 0,5
sampai perdarahan berhenti dan aPTT < 2x normal Recombinant faktor VIIa diberikan pada pasien hemofilia A dan B inhibitor faktor VIII dan IX
Pemberian faktor IX ( hemofilia B)
Dosis Bolus : Target faktor IX x BB (kg) x 1 sampai perdarahan berhenti dan aPTT < 2x normal
Edukasi
PrognosisBonam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
THALASSEMIAKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianThalassemia adalah suatu kelainan genetik yang sangat beraneka ragam yang ditandai oleh penurunan sintesis rantai alfa atau beta dari globin. Terdapat 2 tipe utama yaitu thalassemia alfa : dimana terjadi penurunan sintesis rantai alfa dan thalassemia beta : dimana terjadi penurunan sintesis rantai beta.
Anamnesis Gambaran klinis anemia Asal etnis, riwayat keluarga
Kriteria DiagnosisEvaluasi laboratorium Thalassemia beta Darah tepi terdiri atas : anemia berat, Hb dapat 3-9 g/dl. Apusan darah tepi eritrosit hipokromik mikrositer, sel target,normoblast polikromasia, dan retikulositosis. Sumsum tulang : hiperplasia eritroid dan cadangan besi meningkat. Red cell survival memendek Tes fragilitas osmotik : eritrosit lebih tahan terhadap larutan salin hipotonik. Elektroforesis hemoglobin terdiri atas : Hb F meningkat, Hb A bisa ada bisa tidak ada, Hb A2 bervariasi. Analisis globin chain synthesisEvaluasi laboratorium Thalassemia alfa Anemeia ringan sampai sedang, bersifat hipokromik mikrositer, basophylic stippling, dan retikulositosis Hb H meningkat Elektroforesis hemoglobi menunjukkan 80-90% Hb Barts, tidak dijumpai Hb A atau Hb F.
Pemeriksaan Fisik Thalassemia face, gangguan pertumbuhan (kerdil), pigmentasi kulit, hepatosplenomegali
Terapi Pemberian tranfusi teratur Pemberian iron,pemberian chelator besi, bila feritin > 1000 ng/ml diantaranya Desferrioxamine, Deferasirox, Deferiprone. Splenektomi Terapi defenitif dengan transplantasi sumsum tulang
Edukasi
PrognosisMalam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
TERAPI KELASI BESIKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianTerapi kelasi besi adalah mencapai kadar besi dalam tubuh dalam nilai aman.
Anamnesis Riwayat hemofilia, penyakit kronik dengan kadar feritin > 1000 ng/ ml
Kriteria Diagnosis Kadar feritin > 1000 ng/ ml
Pemeriksaan Fisik
Terapi Pemberian chelator besi, bila feritin > 1000 ng/ml diantaranya Desferrioxamine, Deferasirox, Deferiprone.
Edukasi
PrognosisBonam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
LEUKEMIA GRANULOSITIK KRONISKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianMerupakan leukemia kronik dengan gejala yang timbul perlahan-lahan dan sel leukemia berasal dari transformasi sel induk mieloid.
Anamnesis Gejala hiperkatabolik : berat badan menurun, lemah, anoreksia, berkeringat malam, demam Gejala gout, gangguan penglihatan dan priapismus Kadang asimtomatik
Kriteria DiagnosisEvaluasi laboratorium :
1. Darah tepi Leukositosis berat 20.000 50.000 pada permulaan kemunkinan biasanya lebih dari 100.000/mm3 Apusan darah tepi : menunjukkan spektrum lengkap seri granulosit mulai dari mieloblast sampai netrofil dengan komponen paling menonjol ialah segmen netrofil dan mielosit. Metamielosit, promielosit dan mieloblast juga dijumpai. Sel blast kurang dari 5%. Anemia bersifat normokromik normositer Trombosit bervariasi Fosfatase alkali netrofil selalu rendah2. Sumsum tulang Hiperseluler dengan sistem granulosit dominan. Gambarannya mirip dengan apusan darah tepi. Menunjukkan spektrum lengkap seri mieloid, dengan komponen paling banyak netrofil dan mielosit. Sel blast kurang dari 30%. Megakariosit pada fase kronik normal atau meningkat.
3. Sitogenetik : dijumpai adanya Philadelfia chromosome4. Pemeriksaan PCR : chimeric protein bcr abl
Pemeriksaan Fisik Splenomegali hampir selalu ada, sering progresif Hepatomegali lebih jarang dan lebih ringan
Terapi Busulphan (myleran) dosis 0,1-0,2 mg/kgBB/hari Hydroxiurea dosis mulai 500 mg sampai 2000 mg Interferon alfa Imatinib mesylate (glyvec) dosis 400 mg/hari Transplantasi sumsum tulang
Edukasi
PrognosisMalam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUNKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianAnemis hemolitik yang timbul karena terbetuknya autoantibodi terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi eritrosit.
AnamnesisAnemia yang menonjol adalah anemia, demam, ikterus.
Kriteria Diagnosis1. Tanda anemia hemolitik didapat (gejala klinik, anemia normokrom normositer, hemolisis ekstravaskkuler, kompensasi sum-sum tulang-lihat pada topik peneriksaan laboratorium).2. Tes antiglobulin direk (Coombs) positif. Hanya sebagian kecil penderita menunjukan hasil negatif. Jika gambaran klinik menjurus ke arah AHA tipe panas, tetapi tes Coombs negatif maka terapi ex Juvantivus dengan obat imunosupresif dengan pengawasan ketat dapat dipertimbangkan.
Pemeriksaan FisikSplenomegali
Terapi Obati penyakit dasar Kortikosteroid dosis Splenektomi Obat imunosupresif : azathioprim atau siklofosfamid Tranfusi dipertimbangkan hanya jika terdapat anemia berat yang mengancam fungsi jantung Dalam keadaan gawat dapat dipertimbangkan pemberian hyperimmune globulin
Edukasi
PrognosisBonam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan
RSUP DR.M.DJAMIL
PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK
ANEMIA AKIBAT PENYAKIT KRONIKKSM PENYAKIT DALAM
No.Dokumen
No.Revisi
Halaman
Standar Prosedur Operasional
KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama
Direktur Utama
dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001
PengertianAnemia yang dijumpai pada penyakit kronik tertentu yang khas ditandai oleh gangguan metabolisme besi, yaitu adanya hipoferemia sehingga menyebabkan berkurangnya penyediaan besi yang dihubungkan untuk sintesis hemoglobin tetapi cadangan besi sumsum tulang masih cukup.
AnamnesisGejala tidak khas karena lebih banyak didominasi oleh gejala penyakit dasar.
Kriteria Diagnosis1. Dijumpai anemia ringan sampai sedang pada setting penyakit dasar yang sesuai2. Anemia hipokromik mikrositer ringan atau normakromik normositer.
3. Besi serum menurun disertai dengan TIBC menurun dengan cadangan besi sumsum tulang masih positif.
4. Dengan menyingkirkan adanya gagal ginjal kronik, penyakit hati kronik dan hipotiroid.
Pemeriksaan FisikAnemia
TerapiPengobatan penyakit dasar
Edukasi
PrognosisBonam
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM
Indikator Medis
Kepustakaan
CLINICAL PATHWAY KANKER PAYUDARA METASTASE
Ecpected Length of Stay : 10 hariICD 10 : C 50NAMA PASIEN :
NO MR :
JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1
TANGGALHARI 2-3
TANGGAL.HARI 10
TANGGAL
Assessment/Penilaian Awal Anamnesis status menopause, kormobit, riwayat pengobatan sebelumnya dan responya.
Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)
Status performans : ECOG 0-2; 3-4
Pemeriksaan lokal : fisik payudara dan KGBKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET METASTATIC BREAST CANCER (MBC)/KANKER PAYUDARA METASTASE
Anamnesis ulang
Pemeriksaan fisik ulang
Pemeriksaan lokal ulang
Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang
Persetujuan medis
Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)
Pemberian premedikasi sesuai protokol
Pemberian kemoterapi : sesuai protokol
Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian
Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET METASTATIC BREAST CANCER (MBC)/PAYUDARA METASTASIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisisk
Pemeriksaan lokal
Investigation/PemeriksaanTreatment/ medikasi DPL HbSAg, anti HCV total, anti HIV
LFT lengkap
Renal function (CCT)
Gula darah sewaktu
Asam urat
HgsAg
Ca 15-3
Alkali fosfatase
Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur
EKG, Ekokardiogram
Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :
Data histopatologi dan staging patologi Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-
Data staging klinik
CXR /MRI+/-
CXR/CT- scan thoraks;
USG/CT/MRI abdomen:
CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);
bone scan
PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)
PREMEDIKASI Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg
Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi) Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg
Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->Triplenegative : ER-/ PR-/HER2-
a. Anthracycline based:
1) Regimen FAC
Fluorouracil 500 mg/m2 IV (hari 1)
Doxorubisin 50 mg/m2 IV (hari 1)
Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV (hari 1)
diberikan 6 siklus dengan interval 3 minggu
2) Regimen AC
Doxorubicin 60 mg/m2 IV (hari 1)
Cyclophosphamide 600 mg/m2 (hari 1)
Sebanyak 4 siklus dengan interval 3 minggu
b. Texana based:1. Docetaxel 60-100 mg/m2 IV (hari ke 1) diulang setiap 3 minggu 4-6 siklus
2. Paclitaxel 80 mg/m2 weekly
c. Non anthracycline Non Taxane
1. CMF
Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV hari ke 1
MTX 40 mg/m2 IV hari ke 1
5 FU 600mg/m2 IV hari 1
Diulang tiap 3 minggu x 6 siklus
2. Cisplatin 30 mg/m2 hari ke 1 dan ke 8 atau carboplatine AUC5 X(GFR+25) + Gemcitabine 750 mg/m2 hari ke1 dan ke 8 tiap 3 minggu x 6 siklus3. Vinorelbine 30 mg/m1 hari ke 1 dan ke 8 tiap 3 minggu x 6 siklus
4. Capecitabine 2500 mg/m2 hari 1-14 tiap 3 minggu x 6 siklus
HER-2 +
1. TCH: Paclitaxel 175 mg/m2 IV hari ke1 + Carboplatin AUC 6 IV hari ke 1 +Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 mngg x 6 siklus. catatan: premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV +ranitidine 50 mg IV +diphenhidramin 50 mg IV.2. Docetaxel 80-100 mg/m2 IV hari ke 1 + Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus. (catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 selama 3 hari dimulai sehari sebelum kemoterapi docetaxel)
3. Vinorelbine 30 mg/m2 hari ke 1 dan ke 8 +trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikiutnya 6 mg/kg IV hari ke1 tiap 3 minggu x 6 siklus. (catatan vinorelbine dianjurkan menggunakan port a cath)4. Capecitabine 1000-1250 mg/m2 2x1 peroral hari ke 1 sd ke 14 + trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus.
Hormonal + : ER +/RP +
1. Premenopausal :
Tamoxifen 20 mg 1x1/hari +/- Goserelin 3.6 mg SC 1x1/ bulan deberikan selama 5 tahun
2. Postmenopausal :
Letrozol 2.5 mg 1x1/hari atau
Anastrozol 1 mg 1x1/hari atau
Exemestan 25 mg 1x1/hariatau
Tamoxifen 20 mg
diberikan selama 5 tahun
pemberian kemoterapi sesuai dengan protokol
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPLPREMEDIKASI
Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg
Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)
Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg
Difenhidramin 1 amp @ 10 mgKEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> Triple negative: ER/PR-/HER2-a. Antharacycline based:1. Regimen FAC
Fluorouracil 500 mg/m2 IV hari ke1
Doxorubicin 50 mg/m2 IV hari ke1
Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV hari 1
Diberikan 6 siklus dengan interval 3 minggu
2. Regimen AC
Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari 1
Cyclophosphamide 600 mg/m2 hari 1
Sebanyak 4 siklus dengan interval 3 minggu
b. Taxane based
1). Docetaxel 60-100 mg/m2 IV hari ke 1 diulang setiap 3 minggu x 4-6 siklus
2). Paclitaxel 80 mg/m2 weeklyc. Non antharacycline Non Taxane
1). CMF
Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV hari ke1
MTX 40 mg/m2 IV hari ke 1
5-FU 600mg/m2 IV hari ke 1
Diulang setiap 3 minggu x 6 siklus
2). Cisplatin 30 mg/m2 hari ke 1 dan 8 atau carboplatin AUC5 X(GFR+25) + Gemcitabine 750 mg/m2 hari ke1 dan ke 8 tiap 3 minggu x 6 siklus
3). Vinorelbine 30 mg/m2 hari ke1 dan ke 8 tiap 3 minggu x 6 siklus
4). Capecitabine 2500 mg/m2 ghari ke 1-14 tiap 3 minggu x 6 siklus.HER-2 +
1. TCH: Paclitaxel 175 mg/m2 IV hari 1 + Carboplatin AUAC 6 IV hari 1+ Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari 1 tiap 3 mgg x 6 siklus. catatan premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV + ranitidine 50 mg IV +diphenhidramine 50 mg IV
2. Docetaxel 80-100 mg/m2 IV hari ke 1 +Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus. Catatan dexamethasone 4 mg 2x1 selama 3 hari dimulai sehari sebelum kemoterapi docetaxel.
3. Vinorelbine 30 mg/m2 hari ke 1 dan ke 8 +Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus. Catatan vinorelbedianjurkan menggunakan port a cath.
4. Capecitebine 1000-1250 mg/m2 2x1 peroral hari ke 1 sd ke 14 +Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikitnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus.
Hormonal +; ER+/PR+
1). Premenopausal:
Tamoxifen 20 mg 1x1/hari+/- Goserelin 3.6 mg SC 1x1/bulan diberikan selama 5 tahun.
2). Postmenopausal: Letrozol 2.5 mg 1x1/hari atau
Anastrozol 1 mg 1x1/atau
Exemestan 25 mg 1x1hari atau
Tamoxifen 20 mg
Diberikan selama 5 tahun
Pemberian kemoterapi sesuai dengan protokol
PASCA KEMOTERAPI
Metoklopamid/Ondansentron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari
Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.
Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol
Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 2 hari
Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan
CLINICAL PATHWAY KANKER PAYUDARA
AJUVAN/NEOAJUVAN
Ecpected Length of Stay : 10 hariICD 10 : C 50 NAMA PASIEN :
NO MR :
JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1
TANGGALHARI 2-3
TANGGAL.HARI 10
TANGGAL
Assessment/
Penilaian Awal Anamnesis status menopause, kormobit, riwayat pengobatan sebelumnya dan responya.
Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)
Status performans : ECOG 0-2; 3-4
Pemeriksaan lokal : fisik payudara dan KGBKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KANKER PAYUDARA AJUVAN/NEOAJUVAN
Anamnesis ulang
Pemeriksaan fisik ulang
Pemeriksaan lokal ulang
Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang
Persetujuan medis
Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)
Pemberian premedikasi sesuai protokol
Pemberian kemoterapi : sesuai protokol
Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian
Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KANKER PAYUDARA AJUVAN/NEOAJUVAN Anamnesis
Pemeriksaan fisisk
Pemeriksaan lokal
Investigation/Pemeriksaan
Treatment/ medikasi DPL
HbSAg, anti HCV total, anti HIV
LFT lengkap
Renal function (CCT)
Gula darah sewaktu
Asam urat
HgsAg
Ca 15-3
Alkali fosfatase
Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur
EKG, Ekokardiogram
Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :
Data histopatologi dan staging patologi
Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-
Data staging klinik
CXR /MRI+/-
CXR/CT- scan thoraks;
USG/CT/MRI abdomen:
CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);
bone scan
PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)
PREMEDIKASI
Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg
Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)
Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg
Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->KOMBINASI KEMOTERAPI YANG TIDAK MENGANDUNG TRASTUZUMAB
TC
Docetaxel 75 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosmide 600 mg/m2 IV hari ke 1diulang setiap 3 minggu 4x siklus.
AC dilanjutkan Docetaxel
Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari ke 1 + siklofospamide 600mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus dilanjutkan
Docetaxel 100mg/m2 IV hari ke 1 siulang setiap 3 minggu x 4 siklus
AC
Doxorubin 69 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosfamid 600 mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus.
FAC
5-FU 500 mg/m2 IV hari ke 1 + doxorubicin 60 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosfamid 600 mg.m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus.
CMF
Cyclophospamide 600mg/m2 IV hari ke 1+ siklofospamid 600mg/m2 IV hari ke 1 diulang tiap 3 minggu x 6 siklus
KOMBINASI KEMOTERAPI YANG MENGANDUNG TRASTUZUMAB
1). TCH : Docetaxel 75 mg/m2 IV hari ke 1 + Carboplatin AUC 6 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus + Trastuzumab 4 mg/kh IV selanjutnya siklus berikutnya 2 mg/kg IV hari ke 1 tiap minggu selama 17 minggu dilanjutkan 6 mg/kg tiap 3 minggu untuk melengkapi selama 1 tahun. Catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 selama 3 hari dimulai sehari sebelum kemoterapi docetaxel dan monitoring kardiak pada wal, bulan ke 3, ke 6, dan ke 9.2). AC dilanjutkan Paclitaxel + TRrastuzumab: Doxorubicin 60 mg/m2 IV harike 1 + siklofosfamid 600mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus dilanjutkan Paclitaxel 80 mg/m2 weekly x 12 + Trastuzumab 4 mg/kg IV dilanjutkan setiap 2 mg/kg IV sampai 1 tahun. Catatan premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV + ranitidin 50 mg IV + difenhidramin 10 mg IV dan monitoring kardiak pada awal, bulan ke 3, ke6, k3 9.
Hormonal + : ER +/RP +
3. Premenopausal :
Tamoxifen 20 mg 1x1/hari +/- Goserelin 3.6 mg SC 1x1/ bulan deberikan selama 5 tahun
4. Postmenopausal :
Letrozol 2.5 mg 1x1/hari atau
Anastrozol 1 mg 1x1/hari atau
Exemestan 25 mg 1x1/hariatau
Tamoxifen 20 mg
diberikan selama 5 tahun
pemberian kemoterapi sesuai dengan protokol
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
PREMEDIKASI
Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg
Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)
Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg
Difenhidramin 1 amp @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -KOMBINASI KEMOTERAPI YANG TIDAK MENGANDUNG TRASTUZUMAB
TC
Docetaxel 75 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosmide 600 mg/m2 IV hari ke 1diulang setiap 3 minggu 4x siklus.
AC dilanjutkan Docetaxel
Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari ke 1 + siklofospamide 600mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus dilanjutkan
Docetaxel 100mg/m2 IV hari ke 1 siulang setiap 3 minggu x 4 siklus
AC
Doxorubin 69 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosfamid 600 mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus.
FAC
5-FU 500 mg/m2 IV hari ke 1 + doxorubicin 60 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosfamid 600 mg.m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus.
CMF
Cyclophospamide 600mg/m2 IV hari ke 1+ siklofospamid 600mg/m2 IV hari ke 1 diulang tiap 3 minggu x 6 siklus
KOMBINASI KEMOTERAPI YANG MENGANDUNG TRASTUZUMAB
1). TCH : Docetaxel 75 mg/m2 IV hari ke 1 + Carboplatin AUC 6 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus + Trastuzumab 4 mg/kh IV selanjutnya siklus berikutnya 2 mg/kg IV hari ke 1 tiap minggu selama 17 minggu dilanjutkan 6 mg/kg tiap 3 minggu untuk melengkapi selama 1 tahun. Catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 selama 3 hari dimulai sehari sebelum kemoterapi docetaxel dan monitoring kardiak pada wal, bulan ke 3, ke 6, dan ke 9.
2). AC dilanjutkan Paclitaxel + TRrastuzumab: Doxorubicin 60 mg/m2 IV harike 1 + siklofosfamid 600mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus dilanjutkan Paclitaxel 80 mg/m2 weekly x 12 + Trastuzumab 4 mg/kg IV dilanjutkan setiap 2 mg/kg IV sampai 1 tahun. Catatan premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV + ranitidin 50 mg IV + difenhidramin 10 mg IV dan monitoring kardiak pada awal, bulan ke 3, ke6, k3 9.
Hormonal + : ER +/RP +
5. Premenopausal :
Tamoxifen 20 mg 1x1/hari +/- Goserelin 3.6 mg SC 1x1/ bulan deberikan selama 5 tahun
6. Postmenopausal :
Letrozol 2.5 mg 1x1/hari atau
Anastrozol 1 mg 1x1/hari atau
Exemestan 25 mg 1x1/hariatau
Tamoxifen 20 mg
diberikan selama 5 tahun
pemberian kemoterapi sesuai dengan protokol
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPLLihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.
Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol
Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 2 hari
Kontrol 1 mnggu kemudn Rawat Jalan
CLINICAL PATHWAY KANKER NASOFORING (KNF) METASTASISEcpected Length of Stay : 17 hariICD 10 : C11
NAMA PASIEN :
NO MR :
JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1
TANGGALHARI 2-9TANGGAL.HARI 17TANGGAL
Assessment/
Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.
Pemeriksaan fisik KGB
Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)
Status performans : ECOG 0-2; 3-4
Pemeriksaan lokal : KGB, wldeyers ring, hati, dan limpaKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KNF METASTSIS
Anamnesis ulang
Pemeriksaan fisik ulang
Pemeriksaan lokal ulang
Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang
Persetujuan medis
Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)
Pemberian premedikasi sesuai protokol
Pemberian kemoterapi : sesuai protokol
Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian
Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KNF METASTSIS Anamnesis
Pemeriksaan fisisk
Pemeriksaan lokal
Investigation/Pemeriksaan
Treatment/ medikasi DPL
HbSAg, anti HCV total, anti HIV
LFT lengkap
Renal function (CCT)
Gula darah sewaktu
Asam urat
HgsAg
Alkali fosfatase
Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur
EKG, Ekokardiogram
Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :
Data histopatologi WHO tipe 1 (keratinizing squamous carsinoma),2 (differentiated carsinoma), 3(undifferentiated carsinoma) Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-
Data staging klinik
CXR /MRI+/-
CXR/CT- scan thoraks;
USG/CT/MRI abdomen:
CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);
bone scan
PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)
PREMEDIKASI
Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg
Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)
Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg
Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->
Regimen diberikan sesuai pilihan :
Cisplatin 100mg/m2 hari ke 1 + 5 FU 1000 mg/m2 hari ke 1 sampai ke 5 Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 + Docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 + 5 FU 1000 mg/m2 hari ke 1 sd ke 4
Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 +docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1
Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 + paclitaxel 175 mg/m2 hari ke 1
Cisplatin 70 mg/m2 hari ke1 +Gembisitbine 1000 mg/m2 hari ke 1,8,15
Catatan : apabilanfungsi ginjal tidak memenuhi persyaratan cisplatin boleh diganti dengan carboplatin AUC 5-6X(25+GFR)
Kemoterapi diulang setiap 3 minggu x 6 siklus
Pemberian kemoterapi sesuai protokol.
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
PREMEDIKASI
Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg
Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)
Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg
Difenhidramin 1 amp @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -Regimen diberikan sesuai pilihan
Cisplatin 100mg/m2 hari ke 1 + 5 FU 1000 mg/m2 hari ke 1 sampai ke 5
Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 + Docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 + 5 FU 1000 mg/m2 hari ke 1 sd ke 4
Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 +docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1
Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 + paclitaxel 175 mg/m2 hari ke 1
Cisplatin 70 mg/m2 hari ke1 +Gembisitbine 1000 mg/m2 hari ke 1,8,15
Catatan : apabilanfungsi ginjal tidak memenuhi persyaratan cisplatin boleh diganti dengan carboplatin AUC 5-6X(25+GFR)
Kemoterapi diulang setiap 3 minggu x 6 siklus
Pemberian kemoterapi sesuai protokol.
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.
Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol
Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 7 hari
Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan
CLINICAL PATHWAY KANKER NASOFORING (KNF) NON METASTASIS : AJUVAN/NEOAJUVAN
Ecpected Length of Stay : 17 hariICD 10 : C11
NAMA PASIEN :
NO MR :
JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1
TANGGALHARI 2-9TANGGAL.HARI 17TANGGAL
Assessment/
Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.
Pemeriksaan fisik KGB
Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)
Status performans : ECOG 0-2; 3-4
Pemeriksaan lokal : KGB, wldeyers ring, hati, dan limpaKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KNF NON METASTASIS : AJUVAN/NEOAJUVAN
Anamnesis ulang
Pemeriksaan fisik ulang
Pemeriksaan lokal ulang
Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang
Persetujuan medis
Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)
Pemberian premedikasi sesuai protokol
Pemberian kemoterapi : sesuai protokol
Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian
Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KNF NON METASTASIS : AJUVAN/NEOAJUVAN
Anamnesis
Pemeriksaan fisisk
Pemeriksaan lokal
Investigation/Pemeriksaan
Treatment/ medikasi DPL
HbSAg, anti HCV total, anti HIV
LFT lengkap
Renal function (CCT)
Gula darah sewaktu
Asam urat
HgsAg
Alkali fosfatase
Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur
EKG, Ekokardiogram
Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :
Data histopatologi WHO tipe 1 (keratinizing squamous carsinoma),2 (differentiated carsinoma), 3(undifferentiated carsinoma)
Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-
Data staging klinik
CXR /MRI+/-
CXR/CT- scan thoraks;
USG/CT/MRI abdomen:
CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);
bone scan
PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)
PREMEDIKASI
Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg
Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)
Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg
Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->
Regimen diberikan sesuai pilihan :
Cisplatin 40 mg/m2 weekly atau carboplatin AUC2 X (GFR +25) bersama sama dengan radioterapi dilanjutkan atau didahului kemoterapi ajuvan/neoajuvan
Cisplatin 100mg/m2 hari ke 1 +5 FU 1000 mg/m2 hari ke 2 sd ke 5
Ciplatin 75 mg/m2 hari ke 1+ docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 +5 FU 1000 mg/m2 hari ke1 sd ke 4
Cisplatin 75 mg/m2 hari ke 1 + docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 Ciplatin 75 mg/m2 hari ke 1 + paclitaxel 175 mg/m2 hari ke 1 Catatan : apabilanfungsi ginjal tidak memenuhi persyaratan cisplatin boleh diganti dengan carboplatin AUC 5-6X(25+GFR)
Kemoterapi diulang setiap 3 minggu x 6 siklus
Pemberian kemoterapi sesuai protokol.
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
PREMEDIKASI
Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg
Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)
Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg
Difenhidramin 1 amp @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -Regimen diberikan sesuai pilihan
Cisplatin 40 mg/m2 weekly atau carboplatin AUC2 X (GFR +25) bersama sama dengan radioterapi dilanjutkan atau didahului kemoterapi ajuvan/neoajuvan
Cisplatin 100mg/m2 hari ke 1 +5 FU 1000 mg/m2 hari ke 2 sd ke 5
Ciplatin 75 mg/m2 hari ke 1+ docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 +5 FU 1000 mg/m2 hari ke1 sd ke 4
Cisplatin 75 mg/m2 hari ke 1 + docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1
Ciplatin 75 mg/m2 hari ke 1 + paclitaxel 175 mg/m2 hari ke 1
Catatan : apabilanfungsi ginjal tidak memenuhi persyaratan cisplatin boleh diganti dengan carboplatin AUC 5-6X(25+GFR)
Kemoterapi diulang setiap 3 minggu x 6 siklus
Pemberian kemoterapi sesuai protokol.
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.
Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol
Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 7 hari
Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan
CLINICAL PATHWAY NON-SMALL CELL LUNG CANCER (NSCLC) AJUVAN/NEOAJUVAN/PRIMER (METASTASE)
Ecpected Length of Stay : 10 hariICD 10 : C34
NAMA PASIEN :
NO MR :
JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1
TANGGALHARI 2-3
TANGGAL.HARI 10
TANGGAL
Assessment/
Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.
Pemeriksaan fisik KGB
Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)
Status performans : ECOG 0-2; 3-4
Pemeriksaan lokal : Paru,efusi pleura, KGBKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET NON-SMALL CELL LUNG CANCER (NSCLC) AJUVAN/NEOAJUVAN/PRIMER (METASTASE)
Anamnesis ulang
Pemeriksaan fisik ulang
Pemeriksaan lokal ulang
Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang
Persetujuan medis
Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)
Pemberian premedikasi sesuai protokol
Pemberian kemoterapi : sesuai protokol
Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian
Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET NON-SMALL CELL LUNG CANCER (NSCLC) AJUVAN/NEOAJUVAN/PRIMER (METASTASE) Anamnesis
Pemeriksaan fisisk
Pemeriksaan lokal
Investigation/Pemeriksaan
Treatment/ medikasi DPL
HbSAg, anti HCV total, anti HIV
LFT lengkap
Renal function (CCT)
Gula darah sewaktu
Asam urat
HgsAg
Alkali fosfatase
Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur
EKG, Ekokardiogram
Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :
Data histopatologi
Data EGFR mutation
Data ALK
Data staging klinik
CXR /MRI+/-
CXR/CT- scan thoraks;
USG/CT/MRI abdomen:
CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);
bone scan
PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)
PREMEDIKASI
Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg
Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)
Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg
Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->
Regimen diberikan sesuai pilihan :
Cisplatin 80 mg/m2 hari ke 1 +e 25-30 mg/m2 d1+8 vinorelbin every 21 d for 4-6 cycles. Catatan vinorelbine menggunakan port a cath
Cisplatin 75 mg/m2 + docetaxel 75 mg/m2 every 21d x 4-6 cycles. Catatan: dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum kemoterapi, saat hari kemoterapi, dan sehari sesudah kemoterapi. Cisplatin 80 mg/m2 d1 + gemcitabine 1000 mg/m2 d1 + 8 + 15 every 28d x 4-6 cycles
Cisplatin 80 mg/m2 d1 + gemcitabine 1250 mg/m2 d1 + 8 +/- Bevacizumab 7.5 mg/kgbb every 21d x 4-6 cycles. Catatan: Bevacizumab digunakan hanya pada NSCLC metastatis dan harus memenuhi persyaratan/indikasi.
Cisplatin 80 mg/m2 d1 + Paclitaxel 175 mg/m2 d1 every 21d x 4-6 cycles. Catatan: premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV diberikan 30 menit kemoterapi disertai ranitidine 1 amp @ 50 mg IV dan difenhidramine 1 amp @ 10 mg IV Carboplatin AUC6 + paclitaxel 200 mg/m2 +/- Bevacizumab 7.5 mg/kgbb every 21d x 4-6 cycles. Catatan: Bevacizumab digunakan hanya pada NSCLC metasis dan harus memenuhi persyaratan/indikasi.
Cisplatin 75 mg/m2 + pemetrexed 500 mg/m2 every 21d x 4-6 cycles.
Gefitinib 250 mg 1x1 atau Erlotinib 150 mg 1x1 sampai dengan progressive disease (jika EGFR mutation +)
Crizontinib 250 mg 2x1 sampai dengan progressive disease (jika anaplastic lymphoma Kinase/ ALK +)
Pemberian kemoterapi sesuai protokol.
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari. Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
PREMEDIKASI
Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg
Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)
Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg
Difenhidramin 1 amp @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -Regimen diberikan sesuai pilihan :
Cisplatin 80 mg/m2 hari ke 1 +e 25-30 mg/m2 d1+8 vinorelbin every 21 d for 4-6 cycles. Catatan vinorelbine menggunakan port a cath
Cisplatin 75 mg/m2 + docetaxel 75 mg/m2 every 21d x 4-6 cycles. Catatan: dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum kemoterapi, saat hari kemoterapi, dan sehari sesudah kemoterapi.
Cisplatin 80 mg/m2 d1 + gemcitabine 1000 mg/m2 d1 + 8 + 15 every 28d x 4-6 cycles
Cisplatin 80 mg/m2 d1 + gemcitabine 1250 mg/m2 d1 + 8 +/- Bevacizumab 7.5 mg/kgbb every 21d x 4-6 cycles. Catatan: Bevacizumab digunakan hanya pada NSCLC metastatis dan harus memenuhi persyaratan/indikasi.
Cisplatin 80 mg/m2 d1 + Paclitaxel 175 mg/m2 d1 every 21d x 4-6 cycles. Catatan: premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV diberikan 30 menit kemoterapi disertai ranitidine 1 amp @ 50 mg IV dan difenhidramine 1 amp @ 10 mg IV
Carboplatin AUC6 + paclitaxel 200 mg/m2 +/- Bevacizumab 7.5 mg/kgbb every 21d x 4-6 cycles. Catatan: Bevacizumab digunakan hanya pada NSCLC metasis dan harus memenuhi persyaratan/indikasi.
Cisplatin 75 mg/m2 + pemetrexed 500 mg/m2 every 21d x 4-6 cycles.
Gefitinib 250 mg 1x1 atau Erlotinib 150 mg 1x1 sampai dengan progressive disease (jika EGFR mutation +)
Crizontinib 250 mg 2x1 sampai dengan progressive disease (jika anaplastic lymphoma Kinase/ ALK +) Pemberian kemoterapi sesuai protokol.
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.
Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol
Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap
Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan
CLINICAL PATHWAY
OSTEOSARKOMA
Ecpected Length of Stay : 12 hariICD 10 : C40-41
NAMA PASIEN :
NO MR :
JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1
TANGGALHARI 2-5
TANGGAL.HARI 12TANGGAL
Assessment/
Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.
Pemeriksaan fisik KGB
Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB),tulang dan paru
Status performans : ECOG 0-2; 3-4
KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET OSTEOSARKOMA AJUVAN/NEOAJUVAN METASTASIS
Anamnesis ulang
Pemeriksaan fisik ulang
Pemeriksaan lokal ulang
Anamnesis
Pemeriksaan fisisk
Pemeriksaan lokal
Investigation/Pemeriksaan
Treatment/ medikasi Data histopatologi
Data staging klinik
CXR /MRI+/-
CXR/CT- scan thoraks;
USG/CT/MRI abdomen:
CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);
bone scan
DPL
HbSAg, anti HCV total, anti HIV
LFT lengkap
Renal function (CCT)
Gula darah sewaktu
Asam urat
LDH
HgsAg
Alkali fosfatase
Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur
EKG, EkokardiogramPREMEDIKASI
Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg
Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)
Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg
Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->
Regimen diberikan sesuai pilihan :
Cisplatin 100 mg/m2 IV hari ke 1 + doxorubicin 25 mg/m2 IV hari ke 1 sd ke 3
Gemcitabine 675-900 mg/m2 IV hri ke1 dan ke 8 + docetaxel 100 mg/m2 hari ke 8 (catatan dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum,hari saat dan sehari setelah kemoterapi docetaxel)
Obat nyeri jika ada nyeri
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional (SPO) Pemasangan akses intravena
Pemberian premedikasi
Pembeian kemoterapi
Pematuan efek samping obat kemoterapi selama pemberian
Penanganan efek sasamping yang ditimbulkan
obat di rumah
Metoclopramide/ondancentron/+/-dexamethasone
Obat nyeri jika ada nyeri Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
Sesuai dengan resep obat kemoterapi siklus berikutnya, temuan klinik dan laboratorium
Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.
Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol
Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 7 hari
Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan
CLINICAL PATHW AY
SOFT TISSUE SARKOMA AJUVAN/NEOAJUVAN PRIMER (METASTSE)Ecpected Length of Stay : 10 hariICD 10 : C49NAMA PASIEN :
NO MR :
JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1
TANGGALHARI 2-3
TANGGAL.HARI 10
TANGGAL
Assessment/
Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)
Status performans : ECOG 0-2; 3-4
Pemeriksaan lokal : hati, dan paruKEMOTERAPI SITOSTATIK SOFT TISSUE SARKOMA AJUVAN/NEOAJUVAN PRIMER (METASTASE)
Anamnesis ulang
Pemeriksaan fisik ulang
Pemeriksaan lokal ulang
Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang
Persetujuan medis
Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)
Pemberian premedikasi sesuai protokol
Pemberian kemoterapi : sesuai protokol
Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian
Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK SOFT TISSUE SARKOMA AJUVAN/NEOAJUVAN PRIMER (METASTASE) Anamnesis
Pemeriksaan fisisk
Pemeriksaan lokal
Investigation/Pemeriksaan
Treatment/ medikasi DPL
HbSAg, anti HCV total, anti HIV
LFT lengkap
Renal function (CCT)
Gula darah sewaktu
Asam urat
LDH
HgsAg
Alkali fosfatase
Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur
EKG, Ekokardiogram
Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :
Data histopatologi WHO tipe 1 (keratinizing squamous carsinoma),2 (differentiated carsinoma), 3(undifferentiated carsinoma)
Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-
Data staging klinik
CXR /MRI+/-
CXR/CT- scan thoraks;
USG/CT/MRI abdomen:
CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);
bone scan
PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)
PREMEDIKASI
Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg
Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)
Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg
Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->
Regimen diberikan sesuai pilihan :
Doxorubicin 50 mg/m2IV hari ke 1 + ifosfamide 5000 mg/m2 hari ke 1 IV hari ke 1 + mesna 5000 mg/m2 IV hari ke 1 Gemcitabine 675-900 mg/m2 IV hari ke 1 dan ke 8 + docetaxel 100 mg/m2 IV hari ke 8 (catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum, harinsaat dan sehari setelah kemoterapi docetaxel) Pemebrian kemoterapi sesuai dengan protokolPASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
PREMEDIKASI
Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg
Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)
Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg
Difenhidramin 1 amp @ 10 mg
KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -Regimen diberikan sesuai pilihan
Doxorubicin 50 mg/m2IV hari ke 1 + ifosfamide 5000 mg/m2 hari ke 1 IV hari ke 1 + mesna 5000 mg/m2 IV hari ke 1
Gemcitabine 675-900 mg/m2 IV hari ke 1 dan ke 8 + docetaxel 100 mg/m2 IV hari ke 8 (catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum, harinsaat dan sehari setelah kemoterapi docetaxel)
Pemebrian kemoterapi sesuai dengan protokol
PASCA KEMOTERAPI:
Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL
Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.
Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol
Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan