ppk sub bagian hematologi 14-7-14

101
RSUP DR.M.DJAMIL PADANG PANDUAN PRAKTEK KLINIK LIMFOMA NON-HODGKIN KSM PENYAKIT DALAM No.Dokumen No.Revisi Halaman Standar Pro sedur Operasional Kedokteran Tanggal terbit/ Revisi Ditetapkan Direktur Utama Direktur Utama dr. Irayanti, SpM NIP: 196201231989012001 Pengertian Merupakan penyakit keganasan primer jaringan limfoid Anamnesis Riwayat pembesaran kelenjar getah bening/massa tumor di tempat lain (tulang, intra abdomen, hidung, lambung dsb), riwayat demam tanpa sebab yang jelas, penurunan berat badan 10% dalam waktu 1 bulan, keringat malam banyak tanpa sebab yang sesuai Pemeriksaan Fisik Pembesaran KGB dan massa tumor di tempat lain Kriteria Diagnosis Pemeriksaan biopsi tumor sesuai dengan limfoma non Hodgkin (LNH) Diagnosis Kerja Limfoma Non Hodgkin Diagnosis Banding Limfoma Hodgkin, Metastasis tumor ke kelenjar getah bening, limfadenitis, tuberkulosis, toksoplasmosis, filariasis, tumor padat yang lain Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan sitologi/ histopatologi kelenjar getah bening Laboratorium: darah tepi lengkap, gula darah, fungsi hati, fungsi ginjal Aspirasi sumsum tulang (BMP) Pemeriksaan CD20 (optional) USG abdomen, Rontgen Thorak CT scan abdomen, CT scan thorak (optional) Pemeriksaan telinga hidung tenggorokan/THT (optional) Gastroskopi (optional) Bone Scan atau foto bone survey (optional) Terapi Kemoterapi (Doxorubicin, Vincristin, Siklofosfamid, Prednison, Rituximab, Ifosfamid, Carboplatin, Etoposide)

Upload: monica-sari-suryadi

Post on 22-Nov-2015

121 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

LIMFOMA NON-HODGKIN

KSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Pro sedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianMerupakan penyakit keganasan primer jaringan limfoid

AnamnesisRiwayat pembesaran kelenjar getah bening/massa tumor di tempat lain (tulang, intra abdomen, hidung, lambung dsb), riwayat demam tanpa sebab yang jelas, penurunan berat badan 10% dalam waktu 1 bulan, keringat malam banyak tanpa sebab yang sesuai

Pemeriksaan FisikPembesaran KGB dan massa tumor di tempat lain

Kriteria DiagnosisPemeriksaan biopsi tumor sesuai dengan limfoma non Hodgkin (LNH)

Diagnosis KerjaLimfoma Non Hodgkin

Diagnosis BandingLimfoma Hodgkin, Metastasis tumor ke kelenjar getah bening, limfadenitis, tuberkulosis, toksoplasmosis, filariasis, tumor padat yang lain

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan sitologi/ histopatologi kelenjar getah bening Laboratorium: darah tepi lengkap, gula darah, fungsi hati, fungsi ginjal Aspirasi sumsum tulang (BMP) Pemeriksaan CD20 (optional) USG abdomen, Rontgen Thorak CT scan abdomen, CT scan thorak (optional) Pemeriksaan telinga hidung tenggorokan/THT (optional) Gastroskopi (optional) Bone Scan atau foto bone survey (optional)

TerapiKemoterapi (Doxorubicin, Vincristin, Siklofosfamid, Prednison, Rituximab, Ifosfamid, Carboplatin, Etoposide)Radioterapi paliatif

PrognosisBergantung derajat keganasan, stadium penyakit, bulky mass, keadaan umum pasien dan ada tidaknya gangguan organ yang mempengaruhi pengobatan.

Derajat keganasan rendah: tidak dapat sembuh namun dapat hidup lama

Derajat keganasan menengah: sebagian dapat disembuhkan

Derajat keganasan tinggi: Dapat disembuhkan, cepat meninggal apabila tidak diobati

Tingkat EvidensI

Tingkat RekomendasiA

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM, FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan1. Reksodiputro AH, Irawan C. Limfoma non Hodgkin.in: Suryono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi I, Setiati S, Sundara H, dkk, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi III.Jakarta: Balai Penerbit FKUI:2001.p.607-21.2. Non-Hodgkins Lymfomen. Hematologie Klapper.8th rued. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:82-98.3. Abdulmuthalib. Limfoma non-Hodgkin in: Simandibrata M. Setiati S, Alwi I, Oemardi M, Gani RA, Mansjoer A, editors. Pedoman diagnosis dan terapi di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM: 1999.p 113-4

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

LIMFOMA HODGKIN

KSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Pro sedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianMerupakan penyakit keganasan primer jaringan limfoid

AnamnesisRiwayat pembesaran kelenjar getah bening/massa tumor di tempat lain (tulang, intra abdomen, hidung, lambung dsb), riwayat demam tanpa sebab yang jelas, penurunan berat badan 10% dalam waktu 1 bulan, keringat malam banyak tanpa sebab yang sesuai

Pemeriksaan FisikPembesaran KGB dan massa tumor di tempat lain

Kriteria DiagnosisPemeriksaan biopsi tumor sesuai dengan limfoma Hodgkin

Diagnosis KerjaLimfoma Hodgkin

Diagnosis BandingLimfoma Non Hodgkin, Metastasis tumor ke kelenjar getah bening, limfadenitis, tuberkulosis, toksoplasmosis, filariasis, tumor padat yang lain

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan sitologi/ histopatologi kelenjar getah bening Laboratorium: Darah tepi lengkap, gula darah, fungsi hati, fungsi ginjal, LDH, Elektrolit, Asam urat Aspirasi sumsum tulang (BMP) Pemeriksaan CD20 (optional) USG abdomen, Rontgen Thorak

CT scan abdomen, CT scan thorak (optional) Pemeriksaan telinga hidung tenggorokan/THT (optional) Gastroskopi (optional) Bone Scan atau foto bone survey (optional)

TerapiKemoterapi (Doxorubicin, Vinblastin, Bleomisin, Dacarbazin, Mechlorethamine, Vincristin, Procarbazine, Prednison)Radioterapi paliatif

PrognosisBergantung derajat keganasan, stadium penyakit, bulky mass, keadaan umum pasien dan ada tidaknya gangguan organ yang mempengaruhi pengobatan.

Derajat keganasan rendah: tidak dapat sembuh namun dapat hidup lama

Derajat keganasan menengah: sebagian dapat disembuhkan

Derajat keganasan tinggi: Dapat disembuhkan, cepat meninggal apabila tidak diobati

Tingkat EvidensI

Tingkat RekomendasiA

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM, FINASIM

Indikator MedisPengecilan ukuran/ hilangnya massa tumor

Kepustakaan1. Reksodiputro AH, Irawan C. Limfoma non Hodgkin.in: Suryono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi I, Setiati S, Sundara H, dkk, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi III.Jakarta: Balai Penerbit FKUI:2001.p.607-21.2. Non-Hodgkins Lymfomen. Hematologie Klapper.8th rued. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:82-98.3. Abdulmuthalib. Limfoma non-Hodgkin in: Simandibrata M. Setiati S, Alwi I, Oemardi M, Gani RA, Mansjoer A, editors. Pedoman diagnosis dan terapi di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM: 1999.p 113-4

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

ANEMIA APLASTIK

KSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpM

NIP: 196201231989012001

PengertianAnemia akibat aplasia sumsum tulang dimana jaringan hemopoiesis diganti oleh jaringan lemak.

Anamnesis Riwayat paparan terhadap zat toksik (obat, lingkungan kerja, hobi), menderita infeksi virus 6 bulan terakhir (hepatitis, parvovirus). Pernah mendapat transfusi darah.

Gejala anemia: rasa lemas/lemah, pucat, pusing,sesak nafas/gagal jantung, berkunang-kunang.

Tanda-tanda infeksi: sering demam

Akibat trombositopenia: perdarahan (menstruasi lama, epistaksis, perdarahan gusi, perdarahan dibawah kulit, hematuria, buang air campur darah, muntah darah)

Pemeriksaan FisikKonjungtiva pucat, takikardi, tanda perdarahan

Kriteria DiagnosisAnemia Aplastik:

Sum-sum tulang hipoplastik Pansitopenia

Diagnosis KerjaAnemia Aplastik

Diagnosis BandingMielofibrosis, anemia hemolitik, anemia defisiensi besi, anemia karena penyakit kronik, anemia karena penyakit keganasan sumsum tulang, hipersplenisme, leukemia akut

Pemeriksaan PenunjangLaboratorium: darah tepi lengkap, serologi virus (hepatitis marker)Aspirasi dan biopsi sumsum tulang

TerapiTerapi penunjang:

Transfusi komponen darah (PRC dan atau TC) sesuai indikasi

Bila disertai infeksi sekunder/ sepsis: antibiotik Terapi Imunosupresif:

Prednison 1-2 mg/KgBB/hari.

Metilprednisolone oral 0,8 mg/kgBB/hari, bila perlu didahului pulse terapi (Metilprednisolone IV 3 hari dilanjutkan tapering off dilanjtkan oral)

Immunosupresif alternatif : azatriopin,cyclosporin, cyclofosfamid, ATG (anti thymocyte globulin) 15 mg/KgBB/hari intravena selama 5 hari Androgen

Metenololasetat

Granulocyte Coloni Stimullating Factor

Eltrombophag

Splenektomi Transplantasi sumsum tulang bila ditemukan HLA yang cocok

Edukasi

Prognosis Dubia: tergantung tingkat hipoplasinya Pada umumnya pasien meninggal karena infeksi, perdarahan dan komplikasi transfusi darah

Tingkat EvidensI

Tingkat RekomendasiA

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD

Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis Remisi komplit: granulosit >1000/l, trombosit >100.000, Hb normal

Remisi Parsial: granulosit >500/l, tidak membutuhkan transfusi darah merah dan trombosit.

Remisi Minimal: granulosit >500l, membutuhkan transfusi darah merah dan trombosit

Tidak berespon: anemia aplastik berat menetap

Kepustakaan1. Salonder H. Anemia aplastic. Dalam: Suyono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi l, Setiati S, Sundara H, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi III. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2001:501-82. Aplastiche Anemie. Hematologie Klapper 8th ed. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:12-163. Widjanarko A. Anemia Aplastik. In: Simadibrata M, Setiati S, Alwi I, Oemardi M, Gani RA, Mansjoer A, eds. Pedoman diagnosis dan terapi di bidang ilmu penyakit dalam Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.RSCM:1999.p.102-3

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIKSINDROM LISIS TUMORKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianSuatu kegawatan onkologi yang ditandai dengan adanya hiperurisemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia, asidosis laktat dan hipokalsemia yang disebabkan oleh pengrusakan sejumlah besar sel neoplasma yang sedang berproliferasi secara cepat.

AnamnesisMual muntah, letargi, edema, overload cairan, CHF, aritmia, kejang

Riwayat mendapat kemoterapi dalam 1-5 hari terakhir, jenis tumor yang diderita (limfoma burkitt, leukimia limfoblastik akut, limfoma non hodgkin, Leukemia limfositik kronik, Leukemia Mielositik Akut, Multiple Myeloma, Plasmasitoma

Pemeriksaan FisikTidak khas, sesuai dengan kelainan yang terjadi (misalnya pernafasan kusmaul pada asidosis laktat, oliguria/anuria bila terjadi gagal ginjal, aritmia ventrikel dan hiperkalemia)

Kriteria DiagnosisPeningkatan LDH, asam urat darah, kalium darah, fosfat darah, penurunan kalsium darah, analisis gas darah (AGD) menunjukkan asidosis metabolik, urinalisa menunjukkan PH urin7 dengan pemberian Na bikarbonat

Allopurinol 300 mg/m2/hari dibagi 3 dosis Monitor fungsi ginjal, elektrolit, AGD dan asam urat.

Bila secara konservatif tidak berhasil dan ditemukan tanda-tanda sebagai berikut (K>6 meq/l, asam urat >10 mg/dl, kreatinin >10 mg/dl, F>10 mg/dl atau semakin meningkat, hipokalsemia simtomatik) maka dilakukan hemodialisa.

Edukasi

PrognosisMalam

Tingkat EvidensI

Tingkat RekomendasiA

Penelaah KritisProf. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIMdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD

Indikator Medis

Kepustakaan

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIKIDIOPHATIC THROMBOCYTOPENIA PURPURAKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianMerupakan suatu kelainan didapat yang berupa gangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya autoantibodi terhadap trombosit yang biasanya berasal dari immunoglobulin G.

Anamnesis Riwayat obat-obatan (heparin, alkohol, sulfonamides, kuinidin/kuinin, aspirin) dan bahan kimia. Gejala sistemik: pusing, demam, penurunan berat badan

Riwayat perdarahan (lokasi, banyaknya, lamanya) risiko infeksi HIV, status kehamilan, riwayat transfusi, riwayat pada keluarga (trombositopenia, gejala perdarahan dan kelainan autoimun).

Penyakit penyerta yang dapat meningkatkan risiko perdarahan (kelainan gastrointestinal, sistem saraf pusat dan urologi).

Kebiasaan/hobi: aktivitas yang traumatik

Pemeriksaan Fisik Perdarahan (lokasi dan beratnya) Jarang ditemukan organomegali, tidak ditemukan jaundice atau stigmata penyakit hati kronik.

Tanda infeksi (bakterimia/infeksi HIV)

Tanda penyakit autoimun (artritis, goiter, nefritis, vaskulitis)

Kriteria Diagnosis Hitung trombosit 100.000/l dikombinasi metilprednisolon 5 mg/Kg/hariLeukemia Mieloblastik Akut

Kemoterapi induksi:

Daunorubicin 45 mg/m2/ hari selama 3 hari Sitosin arabinosa (sitosar 100mg/m2/hari selama 7 hariRawatan selanjutnya untuk follow lup untuk leukopeni post kemoterapi induksi selama 3 minggu. Follow up : Hb,Leukosit, trombosit hari 3,5,7,14Fase Konsolidasi

Sitosisn arabinosa (sitosar 100mg/m2/hari selama 5 hari

Daunorubicin 45 mg/m2/ hari selama 2 hari

Fase Maintenance

Sitosisn arabinosa (sitosar 100mg/m2/hari selama 5 hari

Daunorubicin 45 mg/m2/ hari selama 1 hariSatu siklus diulang setiap bulan selama 1 tahun

Leukemia limfositik Akut

Fase I induksi ( 4 minggu)

Obat

Dosis

hari

Cyclofosfamid

1200mg/m2IV1

Daunorubicin

45 mg/m21,2,3

Vincristin

2mg IV

1,8,15,22

Prednison

60mg/m2 PO1-21

Rawatan selanjutnya untuk follow lup untuk leukopeni post kemoterapi induksi selama 3 minggu. Follow up : Hb,Leukosit, trombosit hari 3,5,7,14

Edukasi

PrognosisMalam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD

Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan1. Acute Leukemie Algemeen. Hematologie Klapper. 8th ed. Leid Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:20-12. Abdul Muthalib. Leukimia akut.in: Simadibrata M, Setiati S, Alwi I,Oemardi M, Gani RA, Mansjoer A, eds. Pedoman diagnosis dan terapi di bidan ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI RSCM: 1999.p.110-3

3. George ansstas, Leucemias, Haemotology and oncology Subspesialis consult

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

KOAGULASI INTRAVASKULAR DISEMINATAKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

Pengertian

Koagulasi intravaskular diseminata adalah yang aktivasi sistem koagulasi dan fibrinolisis secara berlebihan dan terjadi pada waktu yang bersamaan.

Anamnesis Gejala-gejala umum seperti demam, hipotensi, asidosis, hipoksia, proteinuria. Tanda-tanda perdarahan (ptekie, purpura, ekimosis, hematoma, hematemesis melena, hematuria, epistaksis)

Pemeriksaan Fisik ptekie, purpura, ekimosis, hematoma

Kriteria Diagnosis Scoring DIC (Trombosit, PT, fibrinogen, D-dimer)

Diagnosis Kerja Koagulasi intravaskular diseminata

Diagnosis BandingFibrinolisis primer, penyakit hati berat, psudo KID

Pemeriksaan Penunjang Darah tepi: trombositopenia atau normal, burr cell (+)

Pemeriksaan hemostasis pada KID

Trombosit, aPTT, PT, fibrinogen, D-dimer Jika terdapat perdarahan follow up Trombosit, aPTT, PT, fibrinogen, D-dimer perhari

Terapi Suportif Memperbaiki dan menstabilkan hemodinamik

Memperbaiki dan menstabilkan tekanan darah

Membebaskan jalan nafas

Memperbaiki dan menstabilkan keseimbangan asam basa.

Memperbaiki dan menstabilkan keseimbangan elektrolit

Mengobati penyakit primer

Menghambat proses patologis

Antikoagulan1. Low molekuler weight heparin (LMNH), Fondaparinux, Enoxaparin2. Heparin intravena: bolus heparin 5000 unit lanjut drip heparin 10.000 unit dalam 50 cc D5% mulai 5 cc /jam, evaluasi aPTT tiap 6 jam dengan target 1,5-2,5 x kontrol

Nilai aPTT

Dosis heparin

90 detik

Stop heparin 6 jam

Transfusi sesuai komponen darah sesuai indikasi (PRC, TC, FFP, kriopresipitat)

Edukasi

PrognosisMalam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan1. Tambunan KL. Koagulasi intravascular diseminata.Dalam: Suyono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi I, Setiati S, Sundara H, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI: 2001:555-64

2. Tambunan KL. Diagnosis dan Penatalaksanaan koagulasi intravaskular diseminta. In: Suberkti I. Lydia A, Rumende CM, Syam AF, Mansjoer A, Suprohita. Penatalaksanaan kegawat daruratan di bidang ilmu penyakit dalam. PIP IPD FKUI Jakarta 2001: 25-31.

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

TROMBOSITOSIS PRIMER/ESENSIALKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianTrombositosis adalah bila jumlah trombosit lebih dari jumlah normal setinggi 450.000/l.Trombositosis primer adalah kelainan klonal dari sistem sel multipotensial hemopoietik.

Anamnesis Sakit seperti terbakar pada telapak tangan dan kaki serta berdenyut, cenderung timbul kembali disebabkan panas, pergerakan jasmani dan hilang bila kaki ditinggikan (eritromialgia). Gejala-gejala iskemia serebrovaskular kadang tidak spesifik seperti sakit kepala, pusing, defisit neurologi fokal, serangan iskemia sepintas, kejang atau oklusi arteri retina.

Pada wanita hamil ditemukan riwayat abortus berulang, pertumbuhan fetus terhambat.

Pemeriksaan FisikSplenomegali (40%), tanda perdarahan atau trombosis sesuai lokasi yang terkena.

Kriteria DiagnosisJumlah trombosit seringkali > 1juta/mlLED normal

Variasi bentuk trombosit abnormal (raksasa, hipogranular), fragmen trombosit.

Masa perdarahan normal

Faktor VIII/Von Willebrand normal

Diagnosis KerjaTrombositosis primer

Diagnosis BandingTrombositosis reaktif, trombositosis sekunder

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium: darah perifer lengkap, morfologi trombosit, laju endap darah, masa perdarahan, faktor VIII/von willebrand, tes agregasi trombosit dengan epinefrin.

TerapiTujuan pengobatan untuk menurunkan jumlah trombosit dan menurunkan fungsi trombosit. Untuk menurunkan trombosit:

Hydroxyurea (hydrea): 15 mg/Kg BB/hari

Anagrelide (agrylin): 4 kali 1,5-2,5 mg/hari, mulai dosis rendah dan dinaikkan secara bertahap tiap minggu

Thromboreduction Interferon alfa: 3 juta IU, tiga kali seminggu Fosforous-32 Untuk menurunkan fungsi trombosit

Aspirin

Tiklopidin

Klopidogrel

Edukasi

PrognosisAd vitam: dubiaAd fungsionam: dubia

Ad sanasionam: malam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan1. Tambunan KL. Trombositosis dan trombositosis esensial. In: Atmakusuma A, Uyainah A, Irawan C, Suhendro. Current diagnosis and treatment in internal medicine 2003. PIP IPD FKUI Jakarta 2003:94-92. Essentiele trombocytemie. Hematologie Klapper. 8th ed. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999: 50-1

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

SINDROM VENA KAVA SUPERIORKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianKumpulan gejala yang disebabkan obstruksi vena kava superior oleh sebuah tumor mediastinum.

AnamnesisKeluhan sakit kepala, muntah, gangguan penglihatan, sinkop, suara serak, sesak napas, disfagia dan sakit punggung.

Pemeriksaan FisikDistensi tubuh sebelah atas, edema muka, leher, lengan dan dada atas, sianosis.

Kriteria Diagnosis

Diagnosis Kerja

Diagnosis BandingTumor mediastinum: tumor ganas, teratoma, limfoma malignumTumor paru

Pemeriksaan PenunjangFoto thoraks, CT scan thoraks

Terapi Radioterapi pada kasus darurat dapat meringankan gejala pada 70% kasus, dosis harian dimulai dengan dosis tinggi (400 cGy) untuk mendapatkan pengecilan massa tumor yang dibutuhkan.

Pada limfoma malignum atau kanker paru jenis SCLC, kemoterapi akan sama efektifnya dengan radioterapi.

Terapi diuretik dan kortikosteroid

Edukasi

Prognosis Ad vitam: dubia ad malam Ad fungsionam: malam

Ad sanasionam: malam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM, FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan1. Djoerban Z. Kedaruratan onkologi. Dalam: Waspadji S, Gani RA, Setiati S, Alwi I. Bunga rampai ilmu penyakit dalam. Balai Penerbit FKUI Jakarta 1996: 97-110.

2. Kaiser LR, Putnam JB. The Mediastinum: overview, anatomy and diagnostic approach in: Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Kaiser LR, Senior MR. Fishmans manual of pulmonary disease and disorders. 3rd ed. McGraw-Hill USA 2002: 521-34

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

POLISITEMIA VERAKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

Pengertian Polisitemia merupakan kelainan sistem hemopoesis yang dihubungkan dengan peningkatan jumlah dan volume sel darah merah (eritrosit) secara bermakna mencapai 6-10 juta/ml diatas ambang batas nilai normal dalam sirkulasi darah, tanpa mempedulikan jumlah leukosit dan trombosit. Polisitemia vera bila sebagian populasi eritrosit berasal dari suatu klon sel induk darah yang abnormal (tidak membutuhkan eritropoetin untuk proses pematangannya).

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Kriteria DiagnosisDiagnosis polisitemia dapat ditegakkan jika memenuhi kriteria:a. A1+A2+A3 atau

b. A1+A2+ 2 kategori B

Kategori A:

1. Meningkatnya massa sel darah merah diukur dengan krom radioaktif Cr-51. Pada pria 36 ml/kg dan pada wanita 32 ml/kg

2. Saturasi oksigen arterial 92% (pada polisitemia vera, saturasi oksigen tidak menurun)

3. Splenomegali

Kategori B:

1. Trombositosis : trombosit 400.000/l

2. Leukositosis: leukosit 12.000 (tidak ada infeksi)

3. Leukosit alkali fosfatase (LAF) score meningkat > 100 (tanpa adanya panas/infeksi)

4. Kadar vitamin B12>900 pg/ml dan atau UB12BC dalam serum 2200 pg/ml.

Diagnosis KerjaPolisitemia vera

Diagnosis BandingPolisitemia sekunder akibat saturasi oksigen arterial rendah atau eritropoetin meningkat akibat manifestasi sindrom paraneoplastik.

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium: eritrosit, granulosit, trombosit, kadar B12 serum, NAP, saturasi O2 Pemeriksaan sumsum tulang untuk menyingkirkan kelainan mieloproliferatif yang lain.

TerapiPrinsip pengobatan:1. Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal dan mengendalikan eritropoesis dengan flebotomi.

2. Menghindari pembedahan elektif pada fase eritrositik/polisitemia yang belum terkendali.

3. Mengindari pengobatan berlebihan

4. Menghindari obat yang mutagenik, teratogenik dan berefek sterilisasi pada pasien usia muda

5. Mengontrol panmielosis dengan fosfat radioaktif dosis tertentu atau kemoterapi sitostatik pada pasien diatas 40 tahun bila didapatkan:

Trombositosis persisten diatas 80.000/ml terutama jika disertai gejala trombosis

Leukositosis progresif

Splenomegali simtomatik atau menimbulkan sitopenia problematic

Gejala sistemik yang tidak terkendali seperti pruritus yang sukar dikendalikan, penurunan berat badan atau hiperurikosuria yang sulit diatasi.A. Flebotomi

Tujuan flebotomi adalah mempertahankan hematokrit 42% pada wanita dan 47% pada pria untuk mencegah timbulnya hiperviskositas dan penurunan shear rate.

Indikasi:

1. Polisitemia vera fase polisitemia2. Polisitemia sekunder fisiologis hanya dilakukan jika Ht>55% (target Ht 55%).

3. Polisitemia sekunder non fisiologis bergantung pada derajat beratnya gejala yang ditimbulkan akibat hiperviskositas dan penurunan shear rate

B. Kemoterapi sitostatika

Indikasi:

Hanya untuk polisitemia rubra primer (PV)

Flebotomi dibutuhkan >2 kali sebulan

Trombositosis yang terbukti menimbulkan trombosis

Urtikaria berat yang tidak dapat diatasi dengan antihistamin

Splenomegali simtomatik/mengancam ruptur limpa

Cara pemberian:

Hidroksiurea 800-1200 mg/m2/hari atau 10-15 mg/kg/kali diberikan 2 kali/hari bila tercapai target dilanjutkan pemberian secara intermitten untuk pemeliharaan.

Klorambusil dengan dosis induksi 0,1-0,2 mg/kg/hari selama 3-6 minggu dan dosis pemeliharaan 0,4 mg/KgBB tiap 2-4 minggu. Busulfan 0,06 mg/KgBB/hari atau 1,8 mg/m2/hari. Bila target tercapai dilanjutkan pemberian secara intermiten untuk pemeliharaan.

C. Fosfor Radioaktif

P32 pertama kali diberikan dengan dosis 2-3 mCi/m2 intravena, bila per oral dinaikkan 25%. Selanjutnya bila setelah 3-4 minggu pemberian P32 pertama:

Mendapatkan hasil, reevaluasi setelah 10-12 minggu. Dapat diulang jika diperlukan.

Tidak berhasil, dosis kedua dinaikkan 25% dari dosis pertama, diberikan setelah 10-12 minggu dosis pertama

Pasien diperiksa setiap 2/3 bulan setelah keadaan stabil.

D. Kemoterapi biologi (sitokin)

E. Pengobatan Suportif

Hiperurisemia: allupurinol 100-600 mg/hari

Pruritus dengan urtikaria: antihistamin, PUVA

Gastritis/ulkus peptikum: antagonis reseptor H2

Antiagregasi trombosit anagrelid

Edukasi

Prognosis Ad vitam: dubia ad malam Ad fungsionam: malam

Ad sanasionam: malam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan1. Abdul Muthalib, Effendy S. Polisitemia vera. Dalam: Suyono S, Waspadji S, Lesmana L, Alwi I, Setiati S, Sundaru H, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI:2001. P.541-62. Polycythemia vera. Hematologie Klapper. 8th ed. Leids Universitair Medisch Centrum Leiden. Juni 1999:48-

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

TERAPI SUPORTIF PADA PENYAKIT KANKERKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianTerapi suportif pada pasien kanker merupakan hal yang amat penting, sehingga tidak jarang lebih penting daripada pengobatan pembedahan, radiasi maupun kemoterapi karena pengobatan suportif ini justru sering berkaitan dengan usaha untuk mengatasi masalah-masalah yang dapat mengancam jiwa. Pengobatan suportif ini tidak hanya dibutuhkan pada pasien kanker yang menjalani pengobatan kuratif tetapi juga pada pengobatan paliatif.

Pengobatan suportif ini meliputi:

1. Masalah nutrisi dan gangguan saluran cerna

2. Penanganan nyeri

3. Penanganan infeksi

4. Masalah efek samping sitostatika terutama efek mielosupresi

Anamnesis Masalah nutrisi: Penurunan berat badan yang cepat

Penanganan nyeri: waktu timbul nyeri, lokasinya, intensitasnya dan faktor yang menambah atau mengurangi nyeri Jenis nyeri, viseral, somatik atau neuropatik

Tingkatan nyeri dengan VAS (visual analog scale)

Masalah efek samping sitostatika: mual, muntah

Pemeriksaan Fisik Masalah nutrisi:Pemeriksaan Antropometri

Masalah efek samping sitostatika:Luas permukaan tubuh, tingkat kemampuan berperan, mencari sumber infeksi.

Kriteria Diagnosis

Diagnosis Kerja

Diagnosis Banding

Pemeriksaan Penunjang1. Masalah nutrisi: Antropometri: tebal lemak kulit, indeks masa tubuh dan masa otot.

Laboratorium: hitung limfosit, albumin dan pre albumin darah, urea nitrogen urin, feritin darah.

2. Penanganan nyeri.

Pemeriksaan radiologi: foto, USG, bone scan, CT scan, MRI untuk mengetahui jenis nyeri dan lokasinya.

3. Penanganan infeksi

Labarotaorium darah perifer lengkap dengan hitung jenis, kultur darah, kultur urin, kultur sputum, swab tenggorok untuk mencari fokus infeksi, pemeriksaan terhadap koloni jamur.

Foto thoraks.

4. Masalah efek samping sitostatika.

Pemeriksaan laboratorium DPL dengan hitung jenis, fungsi ginjal, urinalisa, asam urat darah, fungsi hati, kultur pada tempat-tempat tertentsu secara berkala. Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan ekokardiografi

TerapiA. Masalah nutrisi

1. Indikasi terapi

a. Bila pasien tidak mampu mengkonsumsi 1000 kalori per hari

b. Bila terdapat penurunan berat badan >10% BB sebelum sakit

c. Kadar albumin serum 2.5 X normal) Faktor VIII : Menurun (hemofilia A)

Faktor IX : Menurun (hemofilia B)

Von Willebrand factor : Normal

Pemeriksaan Fisik Disabilitas kronik karena hemartrosis yang memicu artropati dan perdarahan intramuskular

Terapi Pemberian faktor VIII (hemofilia A)

dosis Bolus : target faktor VIII x BB (kg) x 0,5

sampai perdarahan berhenti dan aPTT < 2x normal Recombinant faktor VIIa diberikan pada pasien hemofilia A dan B inhibitor faktor VIII dan IX

Pemberian faktor IX ( hemofilia B)

Dosis Bolus : Target faktor IX x BB (kg) x 1 sampai perdarahan berhenti dan aPTT < 2x normal

Edukasi

PrognosisBonam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

THALASSEMIAKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianThalassemia adalah suatu kelainan genetik yang sangat beraneka ragam yang ditandai oleh penurunan sintesis rantai alfa atau beta dari globin. Terdapat 2 tipe utama yaitu thalassemia alfa : dimana terjadi penurunan sintesis rantai alfa dan thalassemia beta : dimana terjadi penurunan sintesis rantai beta.

Anamnesis Gambaran klinis anemia Asal etnis, riwayat keluarga

Kriteria DiagnosisEvaluasi laboratorium Thalassemia beta Darah tepi terdiri atas : anemia berat, Hb dapat 3-9 g/dl. Apusan darah tepi eritrosit hipokromik mikrositer, sel target,normoblast polikromasia, dan retikulositosis. Sumsum tulang : hiperplasia eritroid dan cadangan besi meningkat. Red cell survival memendek Tes fragilitas osmotik : eritrosit lebih tahan terhadap larutan salin hipotonik. Elektroforesis hemoglobin terdiri atas : Hb F meningkat, Hb A bisa ada bisa tidak ada, Hb A2 bervariasi. Analisis globin chain synthesisEvaluasi laboratorium Thalassemia alfa Anemeia ringan sampai sedang, bersifat hipokromik mikrositer, basophylic stippling, dan retikulositosis Hb H meningkat Elektroforesis hemoglobi menunjukkan 80-90% Hb Barts, tidak dijumpai Hb A atau Hb F.

Pemeriksaan Fisik Thalassemia face, gangguan pertumbuhan (kerdil), pigmentasi kulit, hepatosplenomegali

Terapi Pemberian tranfusi teratur Pemberian iron,pemberian chelator besi, bila feritin > 1000 ng/ml diantaranya Desferrioxamine, Deferasirox, Deferiprone. Splenektomi Terapi defenitif dengan transplantasi sumsum tulang

Edukasi

PrognosisMalam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

TERAPI KELASI BESIKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianTerapi kelasi besi adalah mencapai kadar besi dalam tubuh dalam nilai aman.

Anamnesis Riwayat hemofilia, penyakit kronik dengan kadar feritin > 1000 ng/ ml

Kriteria Diagnosis Kadar feritin > 1000 ng/ ml

Pemeriksaan Fisik

Terapi Pemberian chelator besi, bila feritin > 1000 ng/ml diantaranya Desferrioxamine, Deferasirox, Deferiprone.

Edukasi

PrognosisBonam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

LEUKEMIA GRANULOSITIK KRONISKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianMerupakan leukemia kronik dengan gejala yang timbul perlahan-lahan dan sel leukemia berasal dari transformasi sel induk mieloid.

Anamnesis Gejala hiperkatabolik : berat badan menurun, lemah, anoreksia, berkeringat malam, demam Gejala gout, gangguan penglihatan dan priapismus Kadang asimtomatik

Kriteria DiagnosisEvaluasi laboratorium :

1. Darah tepi Leukositosis berat 20.000 50.000 pada permulaan kemunkinan biasanya lebih dari 100.000/mm3 Apusan darah tepi : menunjukkan spektrum lengkap seri granulosit mulai dari mieloblast sampai netrofil dengan komponen paling menonjol ialah segmen netrofil dan mielosit. Metamielosit, promielosit dan mieloblast juga dijumpai. Sel blast kurang dari 5%. Anemia bersifat normokromik normositer Trombosit bervariasi Fosfatase alkali netrofil selalu rendah2. Sumsum tulang Hiperseluler dengan sistem granulosit dominan. Gambarannya mirip dengan apusan darah tepi. Menunjukkan spektrum lengkap seri mieloid, dengan komponen paling banyak netrofil dan mielosit. Sel blast kurang dari 30%. Megakariosit pada fase kronik normal atau meningkat.

3. Sitogenetik : dijumpai adanya Philadelfia chromosome4. Pemeriksaan PCR : chimeric protein bcr abl

Pemeriksaan Fisik Splenomegali hampir selalu ada, sering progresif Hepatomegali lebih jarang dan lebih ringan

Terapi Busulphan (myleran) dosis 0,1-0,2 mg/kgBB/hari Hydroxiurea dosis mulai 500 mg sampai 2000 mg Interferon alfa Imatinib mesylate (glyvec) dosis 400 mg/hari Transplantasi sumsum tulang

Edukasi

PrognosisMalam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUNKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianAnemis hemolitik yang timbul karena terbetuknya autoantibodi terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi eritrosit.

AnamnesisAnemia yang menonjol adalah anemia, demam, ikterus.

Kriteria Diagnosis1. Tanda anemia hemolitik didapat (gejala klinik, anemia normokrom normositer, hemolisis ekstravaskkuler, kompensasi sum-sum tulang-lihat pada topik peneriksaan laboratorium).2. Tes antiglobulin direk (Coombs) positif. Hanya sebagian kecil penderita menunjukan hasil negatif. Jika gambaran klinik menjurus ke arah AHA tipe panas, tetapi tes Coombs negatif maka terapi ex Juvantivus dengan obat imunosupresif dengan pengawasan ketat dapat dipertimbangkan.

Pemeriksaan FisikSplenomegali

Terapi Obati penyakit dasar Kortikosteroid dosis Splenektomi Obat imunosupresif : azathioprim atau siklofosfamid Tranfusi dipertimbangkan hanya jika terdapat anemia berat yang mengancam fungsi jantung Dalam keadaan gawat dapat dipertimbangkan pemberian hyperimmune globulin

Edukasi

PrognosisBonam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan

RSUP DR.M.DJAMIL

PADANGPANDUAN PRAKTEK KLINIK

ANEMIA AKIBAT PENYAKIT KRONIKKSM PENYAKIT DALAM

No.Dokumen

No.Revisi

Halaman

Standar Prosedur Operasional

KedokteranTanggal terbit/ RevisiDitetapkan Direktur Utama

Direktur Utama

dr. Irayanti, SpMNIP: 196201231989012001

PengertianAnemia yang dijumpai pada penyakit kronik tertentu yang khas ditandai oleh gangguan metabolisme besi, yaitu adanya hipoferemia sehingga menyebabkan berkurangnya penyediaan besi yang dihubungkan untuk sintesis hemoglobin tetapi cadangan besi sumsum tulang masih cukup.

AnamnesisGejala tidak khas karena lebih banyak didominasi oleh gejala penyakit dasar.

Kriteria Diagnosis1. Dijumpai anemia ringan sampai sedang pada setting penyakit dasar yang sesuai2. Anemia hipokromik mikrositer ringan atau normakromik normositer.

3. Besi serum menurun disertai dengan TIBC menurun dengan cadangan besi sumsum tulang masih positif.

4. Dengan menyingkirkan adanya gagal ginjal kronik, penyakit hati kronik dan hipotiroid.

Pemeriksaan FisikAnemia

TerapiPengobatan penyakit dasar

Edukasi

PrognosisBonam

Tingkat Evidens

Tingkat Rekomendasi

Penelaah Kritisdr. Irza Wahid, SpPD-KHOM,FINASIMdr. Rudy Afriant, SpPD Prof. dr. H. Nuzirwan Acang, DTM&H. SpPD-KHOM., FINASIM

Indikator Medis

Kepustakaan

CLINICAL PATHWAY KANKER PAYUDARA METASTASE

Ecpected Length of Stay : 10 hariICD 10 : C 50NAMA PASIEN :

NO MR :

JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1

TANGGALHARI 2-3

TANGGAL.HARI 10

TANGGAL

Assessment/Penilaian Awal Anamnesis status menopause, kormobit, riwayat pengobatan sebelumnya dan responya.

Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)

Status performans : ECOG 0-2; 3-4

Pemeriksaan lokal : fisik payudara dan KGBKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET METASTATIC BREAST CANCER (MBC)/KANKER PAYUDARA METASTASE

Anamnesis ulang

Pemeriksaan fisik ulang

Pemeriksaan lokal ulang

Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang

Persetujuan medis

Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)

Pemberian premedikasi sesuai protokol

Pemberian kemoterapi : sesuai protokol

Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian

Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET METASTATIC BREAST CANCER (MBC)/PAYUDARA METASTASIS

Anamnesis

Pemeriksaan fisisk

Pemeriksaan lokal

Investigation/PemeriksaanTreatment/ medikasi DPL HbSAg, anti HCV total, anti HIV

LFT lengkap

Renal function (CCT)

Gula darah sewaktu

Asam urat

HgsAg

Ca 15-3

Alkali fosfatase

Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur

EKG, Ekokardiogram

Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :

Data histopatologi dan staging patologi Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-

Data staging klinik

CXR /MRI+/-

CXR/CT- scan thoraks;

USG/CT/MRI abdomen:

CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);

bone scan

PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)

PREMEDIKASI Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg

Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi) Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg

Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->Triplenegative : ER-/ PR-/HER2-

a. Anthracycline based:

1) Regimen FAC

Fluorouracil 500 mg/m2 IV (hari 1)

Doxorubisin 50 mg/m2 IV (hari 1)

Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV (hari 1)

diberikan 6 siklus dengan interval 3 minggu

2) Regimen AC

Doxorubicin 60 mg/m2 IV (hari 1)

Cyclophosphamide 600 mg/m2 (hari 1)

Sebanyak 4 siklus dengan interval 3 minggu

b. Texana based:1. Docetaxel 60-100 mg/m2 IV (hari ke 1) diulang setiap 3 minggu 4-6 siklus

2. Paclitaxel 80 mg/m2 weekly

c. Non anthracycline Non Taxane

1. CMF

Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV hari ke 1

MTX 40 mg/m2 IV hari ke 1

5 FU 600mg/m2 IV hari 1

Diulang tiap 3 minggu x 6 siklus

2. Cisplatin 30 mg/m2 hari ke 1 dan ke 8 atau carboplatine AUC5 X(GFR+25) + Gemcitabine 750 mg/m2 hari ke1 dan ke 8 tiap 3 minggu x 6 siklus3. Vinorelbine 30 mg/m1 hari ke 1 dan ke 8 tiap 3 minggu x 6 siklus

4. Capecitabine 2500 mg/m2 hari 1-14 tiap 3 minggu x 6 siklus

HER-2 +

1. TCH: Paclitaxel 175 mg/m2 IV hari ke1 + Carboplatin AUC 6 IV hari ke 1 +Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 mngg x 6 siklus. catatan: premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV +ranitidine 50 mg IV +diphenhidramin 50 mg IV.2. Docetaxel 80-100 mg/m2 IV hari ke 1 + Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus. (catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 selama 3 hari dimulai sehari sebelum kemoterapi docetaxel)

3. Vinorelbine 30 mg/m2 hari ke 1 dan ke 8 +trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikiutnya 6 mg/kg IV hari ke1 tiap 3 minggu x 6 siklus. (catatan vinorelbine dianjurkan menggunakan port a cath)4. Capecitabine 1000-1250 mg/m2 2x1 peroral hari ke 1 sd ke 14 + trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus.

Hormonal + : ER +/RP +

1. Premenopausal :

Tamoxifen 20 mg 1x1/hari +/- Goserelin 3.6 mg SC 1x1/ bulan deberikan selama 5 tahun

2. Postmenopausal :

Letrozol 2.5 mg 1x1/hari atau

Anastrozol 1 mg 1x1/hari atau

Exemestan 25 mg 1x1/hariatau

Tamoxifen 20 mg

diberikan selama 5 tahun

pemberian kemoterapi sesuai dengan protokol

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPLPREMEDIKASI

Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg

Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)

Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg

Difenhidramin 1 amp @ 10 mgKEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> Triple negative: ER/PR-/HER2-a. Antharacycline based:1. Regimen FAC

Fluorouracil 500 mg/m2 IV hari ke1

Doxorubicin 50 mg/m2 IV hari ke1

Cyclophosphamide 500 mg/m2 IV hari 1

Diberikan 6 siklus dengan interval 3 minggu

2. Regimen AC

Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari 1

Cyclophosphamide 600 mg/m2 hari 1

Sebanyak 4 siklus dengan interval 3 minggu

b. Taxane based

1). Docetaxel 60-100 mg/m2 IV hari ke 1 diulang setiap 3 minggu x 4-6 siklus

2). Paclitaxel 80 mg/m2 weeklyc. Non antharacycline Non Taxane

1). CMF

Cyclophosphamide 600 mg/m2 IV hari ke1

MTX 40 mg/m2 IV hari ke 1

5-FU 600mg/m2 IV hari ke 1

Diulang setiap 3 minggu x 6 siklus

2). Cisplatin 30 mg/m2 hari ke 1 dan 8 atau carboplatin AUC5 X(GFR+25) + Gemcitabine 750 mg/m2 hari ke1 dan ke 8 tiap 3 minggu x 6 siklus

3). Vinorelbine 30 mg/m2 hari ke1 dan ke 8 tiap 3 minggu x 6 siklus

4). Capecitabine 2500 mg/m2 ghari ke 1-14 tiap 3 minggu x 6 siklus.HER-2 +

1. TCH: Paclitaxel 175 mg/m2 IV hari 1 + Carboplatin AUAC 6 IV hari 1+ Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari 1 tiap 3 mgg x 6 siklus. catatan premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV + ranitidine 50 mg IV +diphenhidramine 50 mg IV

2. Docetaxel 80-100 mg/m2 IV hari ke 1 +Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus. Catatan dexamethasone 4 mg 2x1 selama 3 hari dimulai sehari sebelum kemoterapi docetaxel.

3. Vinorelbine 30 mg/m2 hari ke 1 dan ke 8 +Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikutnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus. Catatan vinorelbedianjurkan menggunakan port a cath.

4. Capecitebine 1000-1250 mg/m2 2x1 peroral hari ke 1 sd ke 14 +Trastuzumab 8 mg/kg IV selanjutnya siklus berikitnya 6 mg/kg IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus.

Hormonal +; ER+/PR+

1). Premenopausal:

Tamoxifen 20 mg 1x1/hari+/- Goserelin 3.6 mg SC 1x1/bulan diberikan selama 5 tahun.

2). Postmenopausal: Letrozol 2.5 mg 1x1/hari atau

Anastrozol 1 mg 1x1/atau

Exemestan 25 mg 1x1hari atau

Tamoxifen 20 mg

Diberikan selama 5 tahun

Pemberian kemoterapi sesuai dengan protokol

PASCA KEMOTERAPI

Metoklopamid/Ondansentron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari

Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.

Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol

Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 2 hari

Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan

CLINICAL PATHWAY KANKER PAYUDARA

AJUVAN/NEOAJUVAN

Ecpected Length of Stay : 10 hariICD 10 : C 50 NAMA PASIEN :

NO MR :

JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1

TANGGALHARI 2-3

TANGGAL.HARI 10

TANGGAL

Assessment/

Penilaian Awal Anamnesis status menopause, kormobit, riwayat pengobatan sebelumnya dan responya.

Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)

Status performans : ECOG 0-2; 3-4

Pemeriksaan lokal : fisik payudara dan KGBKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KANKER PAYUDARA AJUVAN/NEOAJUVAN

Anamnesis ulang

Pemeriksaan fisik ulang

Pemeriksaan lokal ulang

Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang

Persetujuan medis

Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)

Pemberian premedikasi sesuai protokol

Pemberian kemoterapi : sesuai protokol

Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian

Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KANKER PAYUDARA AJUVAN/NEOAJUVAN Anamnesis

Pemeriksaan fisisk

Pemeriksaan lokal

Investigation/Pemeriksaan

Treatment/ medikasi DPL

HbSAg, anti HCV total, anti HIV

LFT lengkap

Renal function (CCT)

Gula darah sewaktu

Asam urat

HgsAg

Ca 15-3

Alkali fosfatase

Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur

EKG, Ekokardiogram

Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :

Data histopatologi dan staging patologi

Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-

Data staging klinik

CXR /MRI+/-

CXR/CT- scan thoraks;

USG/CT/MRI abdomen:

CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);

bone scan

PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)

PREMEDIKASI

Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg

Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)

Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg

Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->KOMBINASI KEMOTERAPI YANG TIDAK MENGANDUNG TRASTUZUMAB

TC

Docetaxel 75 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosmide 600 mg/m2 IV hari ke 1diulang setiap 3 minggu 4x siklus.

AC dilanjutkan Docetaxel

Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari ke 1 + siklofospamide 600mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus dilanjutkan

Docetaxel 100mg/m2 IV hari ke 1 siulang setiap 3 minggu x 4 siklus

AC

Doxorubin 69 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosfamid 600 mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus.

FAC

5-FU 500 mg/m2 IV hari ke 1 + doxorubicin 60 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosfamid 600 mg.m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus.

CMF

Cyclophospamide 600mg/m2 IV hari ke 1+ siklofospamid 600mg/m2 IV hari ke 1 diulang tiap 3 minggu x 6 siklus

KOMBINASI KEMOTERAPI YANG MENGANDUNG TRASTUZUMAB

1). TCH : Docetaxel 75 mg/m2 IV hari ke 1 + Carboplatin AUC 6 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus + Trastuzumab 4 mg/kh IV selanjutnya siklus berikutnya 2 mg/kg IV hari ke 1 tiap minggu selama 17 minggu dilanjutkan 6 mg/kg tiap 3 minggu untuk melengkapi selama 1 tahun. Catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 selama 3 hari dimulai sehari sebelum kemoterapi docetaxel dan monitoring kardiak pada wal, bulan ke 3, ke 6, dan ke 9.2). AC dilanjutkan Paclitaxel + TRrastuzumab: Doxorubicin 60 mg/m2 IV harike 1 + siklofosfamid 600mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus dilanjutkan Paclitaxel 80 mg/m2 weekly x 12 + Trastuzumab 4 mg/kg IV dilanjutkan setiap 2 mg/kg IV sampai 1 tahun. Catatan premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV + ranitidin 50 mg IV + difenhidramin 10 mg IV dan monitoring kardiak pada awal, bulan ke 3, ke6, k3 9.

Hormonal + : ER +/RP +

3. Premenopausal :

Tamoxifen 20 mg 1x1/hari +/- Goserelin 3.6 mg SC 1x1/ bulan deberikan selama 5 tahun

4. Postmenopausal :

Letrozol 2.5 mg 1x1/hari atau

Anastrozol 1 mg 1x1/hari atau

Exemestan 25 mg 1x1/hariatau

Tamoxifen 20 mg

diberikan selama 5 tahun

pemberian kemoterapi sesuai dengan protokol

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

PREMEDIKASI

Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg

Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)

Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg

Difenhidramin 1 amp @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -KOMBINASI KEMOTERAPI YANG TIDAK MENGANDUNG TRASTUZUMAB

TC

Docetaxel 75 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosmide 600 mg/m2 IV hari ke 1diulang setiap 3 minggu 4x siklus.

AC dilanjutkan Docetaxel

Doxorubicin 60 mg/m2 IV hari ke 1 + siklofospamide 600mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus dilanjutkan

Docetaxel 100mg/m2 IV hari ke 1 siulang setiap 3 minggu x 4 siklus

AC

Doxorubin 69 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosfamid 600 mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus.

FAC

5-FU 500 mg/m2 IV hari ke 1 + doxorubicin 60 mg/m2 IV hari ke 1+ siklofosfamid 600 mg.m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus.

CMF

Cyclophospamide 600mg/m2 IV hari ke 1+ siklofospamid 600mg/m2 IV hari ke 1 diulang tiap 3 minggu x 6 siklus

KOMBINASI KEMOTERAPI YANG MENGANDUNG TRASTUZUMAB

1). TCH : Docetaxel 75 mg/m2 IV hari ke 1 + Carboplatin AUC 6 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 6 siklus + Trastuzumab 4 mg/kh IV selanjutnya siklus berikutnya 2 mg/kg IV hari ke 1 tiap minggu selama 17 minggu dilanjutkan 6 mg/kg tiap 3 minggu untuk melengkapi selama 1 tahun. Catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 selama 3 hari dimulai sehari sebelum kemoterapi docetaxel dan monitoring kardiak pada wal, bulan ke 3, ke 6, dan ke 9.

2). AC dilanjutkan Paclitaxel + TRrastuzumab: Doxorubicin 60 mg/m2 IV harike 1 + siklofosfamid 600mg/m2 IV hari ke 1 tiap 3 minggu x 4 siklus dilanjutkan Paclitaxel 80 mg/m2 weekly x 12 + Trastuzumab 4 mg/kg IV dilanjutkan setiap 2 mg/kg IV sampai 1 tahun. Catatan premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV + ranitidin 50 mg IV + difenhidramin 10 mg IV dan monitoring kardiak pada awal, bulan ke 3, ke6, k3 9.

Hormonal + : ER +/RP +

5. Premenopausal :

Tamoxifen 20 mg 1x1/hari +/- Goserelin 3.6 mg SC 1x1/ bulan deberikan selama 5 tahun

6. Postmenopausal :

Letrozol 2.5 mg 1x1/hari atau

Anastrozol 1 mg 1x1/hari atau

Exemestan 25 mg 1x1/hariatau

Tamoxifen 20 mg

diberikan selama 5 tahun

pemberian kemoterapi sesuai dengan protokol

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPLLihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.

Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol

Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 2 hari

Kontrol 1 mnggu kemudn Rawat Jalan

CLINICAL PATHWAY KANKER NASOFORING (KNF) METASTASISEcpected Length of Stay : 17 hariICD 10 : C11

NAMA PASIEN :

NO MR :

JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1

TANGGALHARI 2-9TANGGAL.HARI 17TANGGAL

Assessment/

Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.

Pemeriksaan fisik KGB

Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)

Status performans : ECOG 0-2; 3-4

Pemeriksaan lokal : KGB, wldeyers ring, hati, dan limpaKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KNF METASTSIS

Anamnesis ulang

Pemeriksaan fisik ulang

Pemeriksaan lokal ulang

Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang

Persetujuan medis

Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)

Pemberian premedikasi sesuai protokol

Pemberian kemoterapi : sesuai protokol

Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian

Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KNF METASTSIS Anamnesis

Pemeriksaan fisisk

Pemeriksaan lokal

Investigation/Pemeriksaan

Treatment/ medikasi DPL

HbSAg, anti HCV total, anti HIV

LFT lengkap

Renal function (CCT)

Gula darah sewaktu

Asam urat

HgsAg

Alkali fosfatase

Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur

EKG, Ekokardiogram

Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :

Data histopatologi WHO tipe 1 (keratinizing squamous carsinoma),2 (differentiated carsinoma), 3(undifferentiated carsinoma) Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-

Data staging klinik

CXR /MRI+/-

CXR/CT- scan thoraks;

USG/CT/MRI abdomen:

CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);

bone scan

PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)

PREMEDIKASI

Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg

Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)

Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg

Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->

Regimen diberikan sesuai pilihan :

Cisplatin 100mg/m2 hari ke 1 + 5 FU 1000 mg/m2 hari ke 1 sampai ke 5 Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 + Docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 + 5 FU 1000 mg/m2 hari ke 1 sd ke 4

Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 +docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1

Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 + paclitaxel 175 mg/m2 hari ke 1

Cisplatin 70 mg/m2 hari ke1 +Gembisitbine 1000 mg/m2 hari ke 1,8,15

Catatan : apabilanfungsi ginjal tidak memenuhi persyaratan cisplatin boleh diganti dengan carboplatin AUC 5-6X(25+GFR)

Kemoterapi diulang setiap 3 minggu x 6 siklus

Pemberian kemoterapi sesuai protokol.

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

PREMEDIKASI

Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg

Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)

Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg

Difenhidramin 1 amp @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -Regimen diberikan sesuai pilihan

Cisplatin 100mg/m2 hari ke 1 + 5 FU 1000 mg/m2 hari ke 1 sampai ke 5

Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 + Docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 + 5 FU 1000 mg/m2 hari ke 1 sd ke 4

Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 +docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1

Cisplatin 75 mg/m2 hari ke1 + paclitaxel 175 mg/m2 hari ke 1

Cisplatin 70 mg/m2 hari ke1 +Gembisitbine 1000 mg/m2 hari ke 1,8,15

Catatan : apabilanfungsi ginjal tidak memenuhi persyaratan cisplatin boleh diganti dengan carboplatin AUC 5-6X(25+GFR)

Kemoterapi diulang setiap 3 minggu x 6 siklus

Pemberian kemoterapi sesuai protokol.

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.

Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol

Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 7 hari

Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan

CLINICAL PATHWAY KANKER NASOFORING (KNF) NON METASTASIS : AJUVAN/NEOAJUVAN

Ecpected Length of Stay : 17 hariICD 10 : C11

NAMA PASIEN :

NO MR :

JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1

TANGGALHARI 2-9TANGGAL.HARI 17TANGGAL

Assessment/

Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.

Pemeriksaan fisik KGB

Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)

Status performans : ECOG 0-2; 3-4

Pemeriksaan lokal : KGB, wldeyers ring, hati, dan limpaKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KNF NON METASTASIS : AJUVAN/NEOAJUVAN

Anamnesis ulang

Pemeriksaan fisik ulang

Pemeriksaan lokal ulang

Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang

Persetujuan medis

Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)

Pemberian premedikasi sesuai protokol

Pemberian kemoterapi : sesuai protokol

Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian

Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET KNF NON METASTASIS : AJUVAN/NEOAJUVAN

Anamnesis

Pemeriksaan fisisk

Pemeriksaan lokal

Investigation/Pemeriksaan

Treatment/ medikasi DPL

HbSAg, anti HCV total, anti HIV

LFT lengkap

Renal function (CCT)

Gula darah sewaktu

Asam urat

HgsAg

Alkali fosfatase

Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur

EKG, Ekokardiogram

Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :

Data histopatologi WHO tipe 1 (keratinizing squamous carsinoma),2 (differentiated carsinoma), 3(undifferentiated carsinoma)

Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-

Data staging klinik

CXR /MRI+/-

CXR/CT- scan thoraks;

USG/CT/MRI abdomen:

CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);

bone scan

PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)

PREMEDIKASI

Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg

Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)

Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg

Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->

Regimen diberikan sesuai pilihan :

Cisplatin 40 mg/m2 weekly atau carboplatin AUC2 X (GFR +25) bersama sama dengan radioterapi dilanjutkan atau didahului kemoterapi ajuvan/neoajuvan

Cisplatin 100mg/m2 hari ke 1 +5 FU 1000 mg/m2 hari ke 2 sd ke 5

Ciplatin 75 mg/m2 hari ke 1+ docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 +5 FU 1000 mg/m2 hari ke1 sd ke 4

Cisplatin 75 mg/m2 hari ke 1 + docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 Ciplatin 75 mg/m2 hari ke 1 + paclitaxel 175 mg/m2 hari ke 1 Catatan : apabilanfungsi ginjal tidak memenuhi persyaratan cisplatin boleh diganti dengan carboplatin AUC 5-6X(25+GFR)

Kemoterapi diulang setiap 3 minggu x 6 siklus

Pemberian kemoterapi sesuai protokol.

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

PREMEDIKASI

Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg

Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)

Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg

Difenhidramin 1 amp @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -Regimen diberikan sesuai pilihan

Cisplatin 40 mg/m2 weekly atau carboplatin AUC2 X (GFR +25) bersama sama dengan radioterapi dilanjutkan atau didahului kemoterapi ajuvan/neoajuvan

Cisplatin 100mg/m2 hari ke 1 +5 FU 1000 mg/m2 hari ke 2 sd ke 5

Ciplatin 75 mg/m2 hari ke 1+ docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1 +5 FU 1000 mg/m2 hari ke1 sd ke 4

Cisplatin 75 mg/m2 hari ke 1 + docetaxel 75 mg/m2 hari ke 1

Ciplatin 75 mg/m2 hari ke 1 + paclitaxel 175 mg/m2 hari ke 1

Catatan : apabilanfungsi ginjal tidak memenuhi persyaratan cisplatin boleh diganti dengan carboplatin AUC 5-6X(25+GFR)

Kemoterapi diulang setiap 3 minggu x 6 siklus

Pemberian kemoterapi sesuai protokol.

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.

Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol

Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 7 hari

Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan

CLINICAL PATHWAY NON-SMALL CELL LUNG CANCER (NSCLC) AJUVAN/NEOAJUVAN/PRIMER (METASTASE)

Ecpected Length of Stay : 10 hariICD 10 : C34

NAMA PASIEN :

NO MR :

JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1

TANGGALHARI 2-3

TANGGAL.HARI 10

TANGGAL

Assessment/

Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.

Pemeriksaan fisik KGB

Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)

Status performans : ECOG 0-2; 3-4

Pemeriksaan lokal : Paru,efusi pleura, KGBKEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET NON-SMALL CELL LUNG CANCER (NSCLC) AJUVAN/NEOAJUVAN/PRIMER (METASTASE)

Anamnesis ulang

Pemeriksaan fisik ulang

Pemeriksaan lokal ulang

Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang

Persetujuan medis

Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)

Pemberian premedikasi sesuai protokol

Pemberian kemoterapi : sesuai protokol

Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian

Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET NON-SMALL CELL LUNG CANCER (NSCLC) AJUVAN/NEOAJUVAN/PRIMER (METASTASE) Anamnesis

Pemeriksaan fisisk

Pemeriksaan lokal

Investigation/Pemeriksaan

Treatment/ medikasi DPL

HbSAg, anti HCV total, anti HIV

LFT lengkap

Renal function (CCT)

Gula darah sewaktu

Asam urat

HgsAg

Alkali fosfatase

Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur

EKG, Ekokardiogram

Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :

Data histopatologi

Data EGFR mutation

Data ALK

Data staging klinik

CXR /MRI+/-

CXR/CT- scan thoraks;

USG/CT/MRI abdomen:

CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);

bone scan

PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)

PREMEDIKASI

Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg

Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)

Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg

Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->

Regimen diberikan sesuai pilihan :

Cisplatin 80 mg/m2 hari ke 1 +e 25-30 mg/m2 d1+8 vinorelbin every 21 d for 4-6 cycles. Catatan vinorelbine menggunakan port a cath

Cisplatin 75 mg/m2 + docetaxel 75 mg/m2 every 21d x 4-6 cycles. Catatan: dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum kemoterapi, saat hari kemoterapi, dan sehari sesudah kemoterapi. Cisplatin 80 mg/m2 d1 + gemcitabine 1000 mg/m2 d1 + 8 + 15 every 28d x 4-6 cycles

Cisplatin 80 mg/m2 d1 + gemcitabine 1250 mg/m2 d1 + 8 +/- Bevacizumab 7.5 mg/kgbb every 21d x 4-6 cycles. Catatan: Bevacizumab digunakan hanya pada NSCLC metastatis dan harus memenuhi persyaratan/indikasi.

Cisplatin 80 mg/m2 d1 + Paclitaxel 175 mg/m2 d1 every 21d x 4-6 cycles. Catatan: premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV diberikan 30 menit kemoterapi disertai ranitidine 1 amp @ 50 mg IV dan difenhidramine 1 amp @ 10 mg IV Carboplatin AUC6 + paclitaxel 200 mg/m2 +/- Bevacizumab 7.5 mg/kgbb every 21d x 4-6 cycles. Catatan: Bevacizumab digunakan hanya pada NSCLC metasis dan harus memenuhi persyaratan/indikasi.

Cisplatin 75 mg/m2 + pemetrexed 500 mg/m2 every 21d x 4-6 cycles.

Gefitinib 250 mg 1x1 atau Erlotinib 150 mg 1x1 sampai dengan progressive disease (jika EGFR mutation +)

Crizontinib 250 mg 2x1 sampai dengan progressive disease (jika anaplastic lymphoma Kinase/ ALK +)

Pemberian kemoterapi sesuai protokol.

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari. Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

PREMEDIKASI

Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg

Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)

Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg

Difenhidramin 1 amp @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -Regimen diberikan sesuai pilihan :

Cisplatin 80 mg/m2 hari ke 1 +e 25-30 mg/m2 d1+8 vinorelbin every 21 d for 4-6 cycles. Catatan vinorelbine menggunakan port a cath

Cisplatin 75 mg/m2 + docetaxel 75 mg/m2 every 21d x 4-6 cycles. Catatan: dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum kemoterapi, saat hari kemoterapi, dan sehari sesudah kemoterapi.

Cisplatin 80 mg/m2 d1 + gemcitabine 1000 mg/m2 d1 + 8 + 15 every 28d x 4-6 cycles

Cisplatin 80 mg/m2 d1 + gemcitabine 1250 mg/m2 d1 + 8 +/- Bevacizumab 7.5 mg/kgbb every 21d x 4-6 cycles. Catatan: Bevacizumab digunakan hanya pada NSCLC metastatis dan harus memenuhi persyaratan/indikasi.

Cisplatin 80 mg/m2 d1 + Paclitaxel 175 mg/m2 d1 every 21d x 4-6 cycles. Catatan: premedikasi paclitaxel adalah dexamethasone 20 mg IV diberikan 30 menit kemoterapi disertai ranitidine 1 amp @ 50 mg IV dan difenhidramine 1 amp @ 10 mg IV

Carboplatin AUC6 + paclitaxel 200 mg/m2 +/- Bevacizumab 7.5 mg/kgbb every 21d x 4-6 cycles. Catatan: Bevacizumab digunakan hanya pada NSCLC metasis dan harus memenuhi persyaratan/indikasi.

Cisplatin 75 mg/m2 + pemetrexed 500 mg/m2 every 21d x 4-6 cycles.

Gefitinib 250 mg 1x1 atau Erlotinib 150 mg 1x1 sampai dengan progressive disease (jika EGFR mutation +)

Crizontinib 250 mg 2x1 sampai dengan progressive disease (jika anaplastic lymphoma Kinase/ ALK +) Pemberian kemoterapi sesuai protokol.

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.

Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol

Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap

Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan

CLINICAL PATHWAY

OSTEOSARKOMA

Ecpected Length of Stay : 12 hariICD 10 : C40-41

NAMA PASIEN :

NO MR :

JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1

TANGGALHARI 2-5

TANGGAL.HARI 12TANGGAL

Assessment/

Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.

Pemeriksaan fisik KGB

Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB),tulang dan paru

Status performans : ECOG 0-2; 3-4

KEMOTERAPI SITOSTATIK DAN TERAPI TARGET OSTEOSARKOMA AJUVAN/NEOAJUVAN METASTASIS

Anamnesis ulang

Pemeriksaan fisik ulang

Pemeriksaan lokal ulang

Anamnesis

Pemeriksaan fisisk

Pemeriksaan lokal

Investigation/Pemeriksaan

Treatment/ medikasi Data histopatologi

Data staging klinik

CXR /MRI+/-

CXR/CT- scan thoraks;

USG/CT/MRI abdomen:

CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);

bone scan

DPL

HbSAg, anti HCV total, anti HIV

LFT lengkap

Renal function (CCT)

Gula darah sewaktu

Asam urat

LDH

HgsAg

Alkali fosfatase

Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur

EKG, EkokardiogramPREMEDIKASI

Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg

Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)

Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg

Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->

Regimen diberikan sesuai pilihan :

Cisplatin 100 mg/m2 IV hari ke 1 + doxorubicin 25 mg/m2 IV hari ke 1 sd ke 3

Gemcitabine 675-900 mg/m2 IV hri ke1 dan ke 8 + docetaxel 100 mg/m2 hari ke 8 (catatan dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum,hari saat dan sehari setelah kemoterapi docetaxel)

Obat nyeri jika ada nyeri

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional (SPO) Pemasangan akses intravena

Pemberian premedikasi

Pembeian kemoterapi

Pematuan efek samping obat kemoterapi selama pemberian

Penanganan efek sasamping yang ditimbulkan

obat di rumah

Metoclopramide/ondancentron/+/-dexamethasone

Obat nyeri jika ada nyeri Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

Sesuai dengan resep obat kemoterapi siklus berikutnya, temuan klinik dan laboratorium

Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.

Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol

Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap selama 7 hari

Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan

CLINICAL PATHW AY

SOFT TISSUE SARKOMA AJUVAN/NEOAJUVAN PRIMER (METASTSE)Ecpected Length of Stay : 10 hariICD 10 : C49NAMA PASIEN :

NO MR :

JENIS AKIFITAS/ TINDAKANHARI 1

TANGGALHARI 2-3

TANGGAL.HARI 10

TANGGAL

Assessment/

Penilaian Awal Anamnesis gannguan hidung,telinga, dan nervus kranialis.

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, luas permukaan badan (LPB)

Status performans : ECOG 0-2; 3-4

Pemeriksaan lokal : hati, dan paruKEMOTERAPI SITOSTATIK SOFT TISSUE SARKOMA AJUVAN/NEOAJUVAN PRIMER (METASTASE)

Anamnesis ulang

Pemeriksaan fisik ulang

Pemeriksaan lokal ulang

Penilaian ulang hasil-hasil pemeriksaan penunjang

Persetujuan medis

Pencampuran obat kemoterapi sesuai dengan standar prosedur opersional(SPO)

Pemberian premedikasi sesuai protokol

Pemberian kemoterapi : sesuai protokol

Pemantaun efek samping obat kemoterapi selama pemberian

Penanganan efek samping yang timbulPASCA KEMOTERAPI SITOSTATIK SOFT TISSUE SARKOMA AJUVAN/NEOAJUVAN PRIMER (METASTASE) Anamnesis

Pemeriksaan fisisk

Pemeriksaan lokal

Investigation/Pemeriksaan

Treatment/ medikasi DPL

HbSAg, anti HCV total, anti HIV

LFT lengkap

Renal function (CCT)

Gula darah sewaktu

Asam urat

LDH

HgsAg

Alkali fosfatase

Pemeriksaan laboratorium kehamilan pada wanita usia subur

EKG, Ekokardiogram

Evaluasi data hasil pemeriksaan pra terapi yang sudah dikerjakan :

Data histopatologi WHO tipe 1 (keratinizing squamous carsinoma),2 (differentiated carsinoma), 3(undifferentiated carsinoma)

Data imunohistokimia (IHK) panel payudara: ER-/PR-HER2-

Data staging klinik

CXR /MRI+/-

CXR/CT- scan thoraks;

USG/CT/MRI abdomen:

CT/MRI brain (jika ditemukan gejala dan tanda neurologi);

bone scan

PET-CT scan (jika fasilitas tersedia)

PREMEDIKASI

Ondansentron 8 mg IV: I ampul @8 mg

Dexametason 10 mg IV:2 ampul @ 5 mg (tergantung regiment kemoterapi)

Ranitidin 1 ampul IV @ 50 mg

Diphenhidramin 1 ampul @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA+/- TERAPI TARGET ->

Regimen diberikan sesuai pilihan :

Doxorubicin 50 mg/m2IV hari ke 1 + ifosfamide 5000 mg/m2 hari ke 1 IV hari ke 1 + mesna 5000 mg/m2 IV hari ke 1 Gemcitabine 675-900 mg/m2 IV hari ke 1 dan ke 8 + docetaxel 100 mg/m2 IV hari ke 8 (catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum, harinsaat dan sehari setelah kemoterapi docetaxel) Pemebrian kemoterapi sesuai dengan protokolPASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

PREMEDIKASI

Ondancentron 8 mg IV ;I amp @ 8 mg

Dexamethasone 10 mg IV 2 amp @ 5 mg (tergantung regimen kemoterapi)

Ranitidine 1 ampl IV @ 50mg

Difenhidramin 1 amp @ 10 mg

KEMOTERAPI SITOSTATIKA +/- TERAPI TARGET-> -Regimen diberikan sesuai pilihan

Doxorubicin 50 mg/m2IV hari ke 1 + ifosfamide 5000 mg/m2 hari ke 1 IV hari ke 1 + mesna 5000 mg/m2 IV hari ke 1

Gemcitabine 675-900 mg/m2 IV hari ke 1 dan ke 8 + docetaxel 100 mg/m2 IV hari ke 8 (catatan : dexamethasone 4 mg 2x1 sehari sebelum, harinsaat dan sehari setelah kemoterapi docetaxel)

Pemebrian kemoterapi sesuai dengan protokol

PASCA KEMOTERAPI:

Metoklopramid/ Ondanstron +/- dexamethasone peroral selama 5 hari Pemeriksaan darah perifer lengkap/DPL

Lihat jumlah leukosit pasca kemoterapi, bila menurun=4000/ul tidak perlu kontrol.

Tidak ditemukan efek samping pada pasien atau efek samping yang timbul bisa dikontrol

Rencana perawatan Rawat jalan Rawat inap Kontrol 1 minggu kemudian Rawat Jalan