penanganan kasus hernia inguinalis pada anjing mix … · 4 2.1.2 gejala klinis tanda klinis dari...

20

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada
Page 2: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada
Page 3: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS

PADA ANJING MIX POMERANIAN

Oleh

Luh Made Sudimartini

I Wayan Nico Fajar Gunawan

I Wayan Wirata

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 4: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anjing merupakan salah satu hewan kesayangan yang banyak dipelihara

oleh manusia. Anjing banyak memberi manfaat pada manusia salah satunya bisa

menjadi teman, penjaga rumah dan ternak, pemburu, penyelamat, dan sebagai

pelacak di kepolisian. Manfaat anjing sangatlah banyak bagi manusia maka dari

itu kesehatan anjing-anjing harus dijaga. Penyakit pada anjing bisa didapat dari

faktor keturunan (herediter) dan penyakit yang diperoleh dari luar, misalkan

penyakit yang disebabkan virus, bakteri, dan jamur (Slatter, 2003).

Penyakit herediter merupakan penyakit atau gangguan yang secara genetik

diturunkan dari induk kepada keturunannya. Penyakit-penyakit tersebut

disebabkan oleh mutasi atau cacat dalam gen atau struktur kromosom yang dapat

turun-temurun. Penyakit yang bersifat herediter banyak terjadi pada anjing

meskipun tidak berbahaya terhadap keselamatan anjing, namun dapat menurunkan

aktivitas anjing. Salah satu dari kelainan anatomi yang bersifat herediter adalah

hernia. Hernia merupakan kondisi abnormal yang disebabkan oleh protursi atau

penonjolan keluar dari organ visceral melalui celah atau lubang menuju rongga

tubuh yang lain. Hernia dapat dikenali dari adanya tiga ciri utama yaitu cincin

hernia, kantung hernia yang terdiri dari peritoneum dan isi hernia berupa lipatan

usus halus atau bagian dari uterus (Knudson, 1960). Hernia kerap ditemukan pada

anjing serta dapat mengganggu pertumbuhan bahkan dapat menyebabkan

kematian. Salah jenis hernia yang umum ditemukan pada anjing adalah hernia

inguinalis (Budhi, 2011).

Hernia inguinalis terjadi akibat organ viscera masuk ke dalam kantung

hernia melalui kanalis inguinalis. Jenis hernia ini disebabkan karena faktor

kongenital dimana pada kanalis inguinalis tidak tertutup dengan sempurna ketika

proses penyatuan peritoneum. Hernia inguinalis pada anjing dapat ditangani

dengan melakukan tindakan bedah. Pembedahan dilakukan untuk melakukan

reposisi terhadap organ visceral yang terjebak di kanalis inguinalis menuju rongga

Page 5: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

2

abdomen. Penutupan cincin hernia juga mutlak dilakukan untuk mencegah portusi

kembali dari organ visceral. Manajeman pasca pembedahan dilakukan untuk

mempercepat kesembuhan dan mencegah adanya infeksi (Hartiningsih, 1999).

1.2 Tujuan

Tujuan daripada penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk mengetahui

bagaimana cara mendiagnosa, prosedur pembedahan dan perawatan pasca

pembedahan penyakit hernia inguinalis pada anjing.

1.3 Manfaat

Memberi informasi sekaligus sebagai sumber referensi dalam

mendiagnosa, prosedur pembedahan dan perawatan pasca pembedahan penyakit

hernia inguinalis pada anjing.

Page 6: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hernia Inguinalis

Hernia adalah suatu persembulan organ visceral abdominal melalui suatu

lubang (gerbang), masuk ke dalam suatu kantong yang terdiri dari peritoneum,

tunika flava, dan kulit (Sudisma et al., 2006). Hernia terdiri dari kantung hernia,

isi hernia, dan cincin hernia (Foster dan Smith, 2007). Berbagai macam hernia

menurut lokasinya menurut Hines (2012), antara lain : hernia abdominalis (hernia

ventralis, paracostral, umbilikalis, dan inguinalis), hernia diafragmatika, hernia

perianalis, dan hernia scrotalis. Hernia dapat terjadi secara kongenital ataupun

dapatan. Menurut ukuran hernia terdapat dua macam jenis hernia, yakni hernia

kecil dan hernia besar. Hernia dikatakan kecil apabila ukuran lubang hernia tidak

lebih dari 2 cm, tidak berpengaruh pada kesehatan dan aktivitas anjing, serta

penanganannya tidak perlu dilakukan operasi. Sedangkan hernia besar adalah

hernia yang ukuran lubangnya lebih dari 2 cm, dapat mempengaruhi kesehatan

dan aktivitas anjing, serta memerlukan penanganan untuk mengatasi hernia

tersebut.

2.1.1 Etiologi

Hernia inguinalis merupakan protursi atau penonjolan organ viscera pada

kantung hernia melalui kanalis inguinalis. Organ visceral masuk melalui kanalis

inguinalis yang tidak tertutup sempurna ketika peritoneum dan abdomen menutup.

Pada hewan jantan kondisi ini kerap terjadi saat testis turun melalui kanalis

inguinal. Hernia inguinalis dibedakan menjadi hernia inguinal direct dan indirect.

Hernia inguinal direct umumnya terjadi pada hewan jantan sedangkan pada hewan

betina dapat terjadi keduanya (Slater, 2003). Pada hernia inguinalis indirect,

kantung hernia melalui annulus inguinalis eksterna menuju inguinalis interna.

Sedangkan pada hernia inguinalis direct kantung hernia terletak di medial dari

anulus inguinalis interna.

Page 7: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

4

2.1.2 Gejala Klinis

Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan

unilateral atau bilateral pada bagian lipatan paha dengan konsistensi yang kenyal.

Bila dipalpasi lebih dalam akan terasa cincin hernia yang terletak pada bagian

unguinal. Rasa sakit yang timbul tergantung dari tingkat keparahan hernia.

2.1.3 Diagnosa

Diagnosa dapat diteguhkan dengan melihat tanda klinis berupa adanya

cincin hernia, kantung hernia dan isi hernia.

2.1.4 Penanganan

Hernia harus segera ditangani sedini mungkin. Hernia dengan cincin yang

lebar menyebabkan organ visceral yang keluar dari rongga abdomen semakin

banyak. Hal ini dapat menimbulkan kematian bila berlangsung dalam waktu lama.

Hernia inguinalis dapat ditangani dengan melakukan pembedahan untuk

mereposisi dan menutup cincin hernia.

2.2 Kesembuhan Luka

Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena

berbagai kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi berkesinambungan. Penggabungan

respon vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi

mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses

penyembuhan luka. Besarnya perbedaan mengenai penelitian dasar mekanisme

penyembuhan luka dan aplikasi klinik saat ini telah dapat diperkecil dengan

pemahamam dan penelitian yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka

dan pemakaian bahan pengobatan yang telah berhasil memberikan kesembuhan.

Penyembuhan luka melibatkan integrasi proses fisiologis. Sifat

penyembuhan pada semua luka sama, dengan variasinya bergantung pada lokasi,

keparahan, dan luasnya cedera. Kemampuan sel dan jaringan melakukan

regenerasi atau kembali ke struktur normal melalui pertumbuhan sel juga

mempengaruhi penyembuhan luka (Morris, 1995).

Tubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan “proses

peradangan “yang dikarakteristikan dengan lima tanda utama : bengkak

Page 8: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

5

(swealling), kemerahan (redness), panas (heat), nyeri (pain), dan kerusakan fungsi

( impaired function). Proses penyembuhan mencakup beberapa fase:

2.2.1. Fase inflamasi

Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi

akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai

adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing,

sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.

Pada awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya

platelet yang berfungsi sebagai homeostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang

terbuka (clot) dan juga mengeluarkan “substansi vasokonstriksi“ yang

mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi

penempelan endotel yang akan mentup pembuluh darah. Periode ini berlangsung

5-10 menit dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi saraf

sensori lokal (sensory nerve ending), local reflex action dan adanya substansi

vasodilator (histamine, bradikinin, serotonin, dan sitokinin). Histamin juga

menyebabkan permeabilitas vena, sehingga cairan plasma keluar dari pembuluh

darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi oedema jaringan, dan

keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis. Secara klinis fase inflamasi ini

ditandai dengan: eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit yang

berlangsung sampai hari ke-3 atau ke-4.

2.2.2. Fase Proliferatif

Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan

menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat

besar pada proses perbaikan yaitu bertanggung jawab pada persiapan

menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses

reonstruksi jaringan. Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan),

pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks

jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif bergerak dari

jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang

(proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic

acid, fibronectin, dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun

Page 9: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

6

(rekontruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk

cikal bakal jaringan baru dan dengan dikeluarkannya substrat oleh fibroblas,

memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas

sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka . sejumlah sel dan pembuluh

darah baru yang tertananm didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan

“granulasi” .

Fase profileferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen

telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth

faktor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.

2.2.3. Fase Destruktif

Fase destruktif merupakan fase pembersihan jaringan yang mati dan yang

mengalami devitalisasi oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag.

Pembersihan terhadap jaringan mati yang mengalami devitalisasi dan bakteri oleh

polimorf dan makrofag. Polimorf menelan dan menghancurkan bakteri. Tingkat

aktivitas polimorf yang tinggi hidupnya singkat saja dan penyembuhan dapat

berjalan terus tanpa keberadaan sel tersebut. Meski demikian, penyembuhan

berhenti bila makrofag mengalami deaktivasi. Sel-sel tersebut tidak hanya mampu

menghancurkan bakteri dan mengeluarkan jaringan yang mengalami divitalisasi

serta fibrin yang berlebihan, tetapi juga mampu merangsang pembentukkan

fibroblas, yang melakukan sintesa struktur protein kolagen dan menghasilkan

sebuah faktor yang dapat merangsang angiogenesis.

2.2.4. Fase maturasi

Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai

kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah : menyempurnakan

terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan

bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna

kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat

fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan

dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke 10 setelah

perlukaan.

Page 10: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

7

Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan

antara kolagen yang produksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan

akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi

yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu

terbuka (Baxter, 1990).

Luka dikatakan jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan

parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas normal.

Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun outcome

atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis masing-masing

individu, lokasi serta luasnya luka.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesembuhan Luka

Faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka yaitu: 1) Usia, semakin tua

hewan maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan; 2) Infeksi,

infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga

menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah

ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka; 3)

Hipovolemia, kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan

menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka; 4)

Hematoma, hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka

secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika

terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi

tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka; 5) Benda asing, benda

asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu

abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin,

jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan

yang kental yang disebut dengan nanah (“Pus”); 6) Iskemia, iskemia merupakan

suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat

dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka

terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada

pembuluh darah itu sendiri; 7) Diabetes, hambatan terhadap sekresi insulin akan

mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel.

Page 11: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

8

Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh; 8)

Pengobatan, ·obat-obatan seperti steroid dapat menurunkan mekanisme

peradangan normal tubuh terhadap cedera, obat Antikoagulan dapat

mengakibatkan perdarahan.

Page 12: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

9

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Materi

3.1.1 Hewan

Hewan yang digunakan sebagai kasus adalah anjing jenis pomeranian

jantan umur 4 tahun dengan bobot tubuh 6,5 kg. Tanda klinis yang terlihat adalah

berupa benjolan dengan konsistensi lembek pada bagian inguinal kanan hingga

bagian skrotum.

3.1.2 Alat-alat

Pinset anatomis, pinset sirurgis, gunting bengkok, gunting jaringan,

scalpel, needle holder, allis forcep, tampon, kapas, kain kasa, plester, jarum bedah

penampang bulat dan penampang segitiga, benang vicryl 2/0, chromic catgut 3/0,

silk 3/0, timbangan, pencukur rambut, sarung tangan, masker, penutup kepala, dan

baju bedah.

3.1.3 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan meliputi alcohol, iodine, atropin sulfat,

ketamine, xylazine, laktat ringer, NaCl fisiologis, oxytral dan novaldon.

3.2 Metode

3.2.1 Preoperasi

Sebelum masuk melakukan tindakan bedah perlu dilakukan pemeriksaan

fisik terhadap berbagai indikator penting untuk menunjang keberhasilan operasi.

Pemeriksaan meliputi pemeriksaan suhu tubuh dengan sebesar 39,2˚C, frekuensi

respirasi 20 x/menit, denyut jantung 128 x/menit, pulsus 128 x/menit, berat badan

6,5 kg dan CRT 2 detik. Pemeriksaan di atas bertujuan untuk memastikan bahwa

konsisi fisik pasien cukup stabil untuk dilakukan pembedahan serta penentuan

dosis obat yang akan digunakan.

Pasien dipuasakan selama ±12 jam sebelum pembedahan untuk

pengosongan saluran pencernaan dan perkemihan. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi kejadian vomiting, defekasi dan urinasi saat pembedahan berlangsung

yang dapat menjadi sumber kontaminan.

Page 13: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

10

Premedikasi menggunakan atropin sulfat disuntikkan sebanyak 0,7 ml

secara subkutan (penghitungan dosis terlampir). Setelah pemberian atropin sulfat,

pemasangan IV katater dipasang sekaligus pemasangan infus. 10 menit setelah

pemberian atropin, anjing disuntikkan anastesi dengan ketamin sebanyak 0,8 ml

dan xylazin 0,6 ml secara intravena melalui infus. Bila anjing sudah teranastesi

maka dipasang stomach tube untuk mengeluarkan isi lambung, kateter urin untuk

mengeluarkan urin, Endotracheal Tube untuk pengaturan nafas dan anastesi

inhalasi bila diperlukan.

3.2.2 Prosedur Operasi

Hewan diposisikan rebah dorsal, dan bagian yang akan diinsisi dibersihkan

dengan alkohol dan iodine untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme saat

operasi. Kain drape diposisikan di bagian inguinal pada area insisi dan dijepit

menggunakan towel clamp. Lakukan reposisi dengan menekan pada hernia untuk

menentukan lokasi cincin hernia sebagai acuan untuk melakukan insisi. Insisi

dilakukan pada kulit dan subkutan tepat di atas dari cincin hernia. Kulit diinsisi

dengan hati-hati agar tidak sampai melukai organ yang terdapat pada kantung

hernia. Isi hernia seperti usus dijaga agar tidak kering dengan dibasahi

menggunakan NaCl fisiologis.

Gambar 1. Insisi pada Kulit dan Subkutan

Ekspolari pada bagian inguinal dilakukan untuk mencari lokasi cincin

hernia. Setelah cincin hernia ditemukan jepit menggunakan allis forceps. Reposisi

isi hernia dengan mendorong secara perlahan menggunakan jari ke rongga

Page 14: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

11

abdomen. Cincin hernia yang sempit dapat dilebarkan dengan menggunakan

gunting jaringan untuk memudahkan reposisi isi hernia. Pelebaran cincin hernia

harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak memotong arteri dan vena yang ada

disekitarnya.

Gambar 2. Lokasi Cincin Hernia

Bila isi hernia telah direposisi, pada bagian tepi cincin hernia dibuat luka baru

dengan menggunakan scalpel atau gunting jaringan untuk memungkinkan

terjadinya penyatuan jaringan. Cincin hernia yang telah dibuat luka buatan dijahit

menggunakan benang vicryl 2/0 dengan pola terbutus sederhana. Jahitan

dilakukan sepanjang cincin hernia kemudian pastikan tidak terdapat celah yang

memungkinkan terjadi hernia kembali.

Gambar 3. Memperlebar Cincin Hernia

Selanjutnya dilakukan penjahitan pada subkutan menggunakan benang

chromic catgut dengan pola jahitan menerus sederhana. Subkutikuler dijahit

Page 15: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

12

dengan benang chromic catgut 3/0 dengan pola jahitan menerus sederhana. Kulit

dijahit menggunakan benang silk 3/0 dengan pola jahitan terputus sederhana.

Gambar 4. Cincin Hernia dijahit

Luka jahitan diberikan iodine untuk mencegah infeksi kemudian

disuntikan Betamox LA 0,6 ml.

Gambar 5. Pemberian iodine pada Luka Jahitan

Selama operasi, dilakukan monitoring terhadap kondisi pasien setiap 10

menit yang meliputi monitoring suhu, frekuensi nafas, frekuensi jantung,

frekuensi pulsus, dan mukosa(CRT) (Sudisma et al., 2006).

3.2.3 Pasca Operasi.

Setelah selesai operasi, luka jahitan dioles dengan povidine iodine dan

ditutup kassa. Selama operasi, dilakukan monitoring terhadap kondisi pasien

setiap 10 menit yang meliputi monitoring suhu, frekuensi nafas, frekuensi jantung,

frekuensi pulsus, dan mukosa (CRT) (Sudisma et al., 2006).

Perawatan pasca operasi dilakukan dengan pemberian antibiotik amoxsan

sirup secara oral 3 kali sehari selama 5 hari. Sebagai antipiretik, analgesik dan

Page 16: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

13

antiradang diberikan Asam Mefenamat dengan dosis ½ tablet secara oral 2 kali

sehari serta penggunaan oxytetracyclin dan limoxin digunakan pada kulit luar.

Sanitasi kandang yang baik mutlak diperlukan untuk mempercepat penyembuhan

luka.

Page 17: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pengamatan pasca operasi hernia inguinalis pada anjing mix

Pomeranian dapat dilihat pada Tabel 1.

Table 1. Hasil pengamatan pasca operasi

Hari Perubahan Klinis

Terapi

1 Luka jahitan masih basah, bengkak dan kemerahan.

Nafsu makan turun dan minum normal.

Oxytetracyclin +

Asam Mefenamat

2 Luka jahitan masih basah, bengkak dan kemerahan.

Nafsu makan dan minum normal

Oxytetracyclin +

Asam Mefenamat

3 Luka jahitan mulai kering, bengkak berkurang dan

kemerahan, nafsu makan dan minum normal

Oxytetracyclin +

Asam Mefenamat

4 Luka jahitan mulai kering, bengkak berkurang dan

kemerahan.Nafsu makan dan minum normal.

Amoxixilin sirup +

Limoxin

5 Kondisi luka masih sama seperti hari ke-4 pasca

operasi.

Amoxixilin sirup +

Limoxin

6 Beberapa benang pada luka jahitan terputus tapi

luka jahitan masih tertutup.Kemerahan terjadi pada

bekas benang jahitan.

Amoxixilin sirup +

Limoxin

7 Luka jahitan mulai kering dan tidak bengkak.

Kemerahan dengan intensitas ringan pada daerah

benang.

Amoxixilin sirup +

Limoxin

8 Jahitan kering namun benang masih belum dilepas

Nafsu makan dan minum bagus.

Amoxixilin sirup +

Limoxin

9 Jahitan kering namun benang masih belum dilepas

Nafsu makan dan minum bagus.

Limoxin

4.2 Pembahasan

Pada hari ke-1 hingga hari ke-3 pasca operasi terjadi peradangan atau

inflamasi pada bekas luka insisi. Reaksi inflamasi merupakan reaksi protektif

setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan (Dorland, 2002).

Radang atau imflamasi merupakan fase pertama dari proses penyembuhan luka.

Page 18: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

15

Bekas luka yang bengkak, kemerahan, terasa hangat dan sakit adalah tanda

peradangan. Respon inflamasi akut terjadi segera setelah terjadi perlukaan yang

diawali dengan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga terjadi sumbatan

trombosit yang diperkuat oleh fibrin pada pembuluh darah yang pecah. Jaringan

yang rusak dan sel mast melepaskan histamin dan mediator inflamasi lainnya yang

menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan suplai darah ke jaringan luka

menyebabkan luka tampak kemerahan dan terasa hangat. Kebengkakan atau

edema lokal terjadi akibat peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan

serum dan cairan darah yang kaya protein mengalir ke dalam spasium interstitial.

Selain reaksi radang, pembersihan luka juga terjadi pembersihan jaringan dan

bakteri oleh sel polimorf dan makrofag. Proses ini terjadi dari hari pertama hingga

hari ke-6 penyembuhan luka (Morison, 1992).

Pada hari ke-4 sampai hari ke-6 terjadi proses proliferasi yaitu jaringan

yang rusak mulai digantikan oleh jaringan baru. Pada fase ini proses peradangan

sudah mulai berkurang. Fibroblast berkembang menjadi substansi dasar dan

serabut-serabut kolagen serta pembuluh darah baru mulai menginfiltrasi jaringan

luka atau yang disebut dengan angiogenesis. Pada tahap akhir terjadi proses

maturasi yang terdiri dari epitelisasi, kontraksi dan reorganisasi jaringan.

Remodelling jaringan diperankan oleh pembentukan kolagen (Sabiston, 1992).

Pada penyembuhan luka sederhana kekuatan kolagen dan kecepatan maturasi

bervariasi pada setiap jaringan. Hal ini menjadi dasar dalam pemilihan benang

pada penjahitan luka. Benang yang vicryl digunakan untuk menjahit

jaringan/organ dalam dengan masa maturasi penyembuhan luka yang relatif lama.

Sedangkan Chromic catgut digunakan untuk menjahit organ dengan masa

penyembuhan singkat. Pada luka operasi jika ditangani secara tepat akan menyatu

dengan sempurna antara 7 – 14 hari (Grace, 2006).

Page 19: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

16

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Anjing Pomerania umur 4 tahun mengalami hernia inguinalis yang

ditandai protursi organ visceral ke rongga inguinal hingga scrotum. Penanganan

dilakuakan dengan tindakan pembedahan untuk mereposisi isi hernia kembali ke

rongga abdomen. Pembedahan dilakukan dengan menutup cincin hernia pada

kanalis inguinalis. Perawatan pasca operasi dilakukan untuk mempercepat

penyembuhan luka serta untuk mengamati proses kesembuhan luka. Kesembuhan

luka mulai terlihat dari hari ke-8 pasca operasi.

5.2 Saran

Pada proses penyembuhan luka pasca operasi anjing sebaiknya

ditempatkan pada kandang. Pembatasan gerak dan sanitasi kandang yang baik

akan mempercepat kesembuhan.

Page 20: PENANGANAN KASUS HERNIA INGUINALIS PADA ANJING MIX … · 4 2.1.2 Gejala Klinis Tanda klinis dari hernia inguinalis pada anjing adalah berupa tonjolan unilateral atau bilateral pada

17

DAFTAR PUSTAKA

Baxter C: The normal healing process. In: New Directions in Wound Healing.

Wound care manual; February 1990. Princeton, NJ: E.R. Squlbb & Sons,

Inc; 1990.

Budhi, S. 2011. Hernia. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Gadjah Mada

Dorland, W. A. N. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta: EGC

Foster, S., dan Smith, M. 2007. Hernia: Umbilical-Inguinal and Diaphragmatic.

http://www.peteducation.com. Diakses pada tanggal 4 oktober 2015

Grace P, Borley N,.2006. ilmu Bedah. Penerbit Erlangga. Jakarta

Hartiningsih.1999. Hernia pada Anjing dan Penanganannya. Fakultas

Kedokteran Hewan.Universitas Gadjah Mada.

Hines, R. 2012. Hernias In Dogs And Cats. Diakses 4 Oktober 2015.

http://www.2ndchance.info/ACC.htm.

Knudson, M. 1961. Repair of Umbilical Hernias in Swine. Iowa State

University Veterinarian: V ol. 23: Iss. 3, Article 7

Morris PJ and Malt RA, eds: Oxford Textbook of Surgery. Sec. 1 Wound

healing. New York-Oxford-Tokyo Oxford University Press: 1995.

Morison, M.J. 1992. Manajemen Luka. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta.

Sabiston. 1992. Buku Ajar Bedah, Bagian 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta.

Slater, D. H. 2003. Textbook of Small Animal Surgery, Volume 2. Elsevier

Health Sciencz.

Sudisma, I.G.N., I.G.A.G.P. Pemayun., A.A.G.J.Wardhita., I.W.Gorda. 2006.

Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi Edisi I. Pelawa Sari. Denpasar