pembuatan nata de coco

14
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ACARA 4 MIKROBIOLOGI WIRAUSAHA PEMBUATAN NATA DARI AIR KELAPA (NATA DE COCO) Disusun Oleh : Nama : Putri Mian Hairani NPM : E1J012014 Judul Acara : Pengenalan Alat Kerja Lab Hari & tgl Praktikum : Selasa, 26 Maret 2013 (14.00- 16.00 WIB) Dosen P. : Ir. Mucharromah M.Sc., Ph.D Co-ass : Agung Matsetio

Upload: arifandyahmad

Post on 16-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

air kelapa nyang difermentasikan

TRANSCRIPT

Page 1: Pembuatan Nata de Coco

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ACARA 4

MIKROBIOLOGI WIRAUSAHA

PEMBUATAN NATA DARI AIR KELAPA

(NATA DE COCO)

 

Disusun Oleh :

Nama                           : Putri Mian HairaniNPM                            : E1J012014Judul Acara                  : Pengenalan Alat Kerja LabHari & tgl Praktikum   : Selasa, 26 Maret 2013 (14.00-16.00 WIB)Dosen P.                      : Ir. Mucharromah M.Sc., Ph.DCo-ass                          : Agung Matsetio

Laboratorium Ilmu Hama PenyakitTanamanFakultasPertanian

Universitas Bengkulu2013

Page 2: Pembuatan Nata de Coco

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Di setiap tempat di bumi ini, udara, tanah, dan air selalu dijumpai mikroorganisme.

Mereka mempunyai peranan yang sangat besar dalam merombak bahan organik maupun

anorganik. Peranan-peranan mikroorganisme tersebut secara langsung maupun tidak langsung

dapat merugikan dan dapat menguntungkan manusia. Peranan-peranan yang merugikan akan kita

kendalikan ke arah yang lebih kecil, sedangkan peranan-peranan yang menguntungkan kita

kembangkan ke arah yang lebih besar. 

            Peranan mikroorganisme yang menguntungkan di bidang pertanian kita kembangkan

dalam teknologi industri pertanian, yang biasanya dalam bentuk wirausaha penyediaan energi

tersedia yang dapat berupa pangan (makanan dan minuman) tradisional, saprodi pertanian

samapai mikrobioenergi. Beberapa contoh yaitu pembuatan tempe, kecap, tauco, tape, MSG

(industri protein sel tunggal), anggur (wine), yogurt, nata, keju, pupuk organik, biogas, dan lain-

lain.         

            Nata dihasilakan dari fermentasi cairan oleh bakteri Acetobacter xylinum yang terlibat

seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal. Nata mulanya dibuat di Filipina

dari air kelapa yang dikenal dengan nama “Nata de coco” dalam bahasa Spanyol berarti “krim

kelapa”. Penamaan nata de coco dalam bahasa Spanyol karena Filipina pernah menjadi koloni

Spanyol. Nata tidak hanya dihasilkan dari fermentasi air kelapa saja, tetapi dapat dibuat dari

berbagai cairan komoditi pertanian lain, misalnya nata yang dibuat dari cairan buah nanas

disebut “Nata de pina”, dari cairan kedelai disebut “Nata de soya” dan lain-lain sering secara

kaprah semuanya disebut ”Nata de coco”, meskipun pada saat ini nata yang paling banyak

beredar di pasaran adalah nata yang berbahan baku air kelapa.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

  Agar mahasiswa mampu membuat sendiri nata (nata de coco, nata de pina, nata de soya)

  Agar mahasiswa mampu memanfaatkan limbah secara mikrobiologis untuk dijadikan bahan

bernilai ekonomi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 3: Pembuatan Nata de Coco

            Kata nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim. Nata diterjemahkan ke dalam

bahasa Latin sebagai ‘natare’ yang berarti terapung-apung. Nata dapat dibuat dari air kelapa,

santan kelapa, tetes tebu (molases), limbah cair tebu, atau sari buah (nanas, melon, pisang, jeruk,

jambu biji, strawberry dan lain-lain). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut nata de coco. Di

Indonesia, nata de coco sering disebut sari air kelapa atau sari kelapa. Nata de coco pertama kali

berasal dari Filipina. (Sutarminingsih, 2004).    

            Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa

(dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad

renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Pada prinsipnya untuk

menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat

mendukung aktivitasAcetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang

kemudian di sebut nata de coco. (http://inacofood.wordpress.com)

            Bibit nata adalah bakteriAcetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika

ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbondan nitrogen melalui proses

yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat

menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada

air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak

padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco).            

            Acetobacter xylinumdapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila

pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteriAcetobacter xylinum pada suhu 28°–

31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk

menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam

asetat glacial (99,8 %). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk

mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah

banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa

digunakan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Nata_de_coco).      

            Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil fermentasi, pembuatan

nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit nata

de coco disebut starter. Bibit nata de coco merupakan suspensi selAcetobacter xylinum. Untuk

dapat membuat bibit nata de coco seseorang perlu mengetahui sifat-sifat dari bakteri ini.

Page 4: Pembuatan Nata de Coco

Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2

mikron dan lebar micron, dengan permukaan dinding yang berlendir. Bakteri ini biasa

membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel. Bersifat imotil dan dengan pewarnaan Gram

menunjukkan Gram negatif.( http://bioindustri.blogspot.com).     

            Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang masih

muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk

lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. Pertumbuhan koloni pada

medium cair setelah 48 jam inokulasi akan membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah

diambil dengan jarum oase.( http://bioindustri.blogspot.com).    

            Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel alcohol, tidak

membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan

H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk

mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk

matrik yang dikenal sebagai nata. Faktor lain yang dominan mempengaruhi sifat fisiologi dalam

pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperatur, dan ketersediaan

oksigen. (http://bioindustri.blogspot.com).      

            Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan sel didefinisikan

sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. BakteriAcetobacter

xylinummengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal,

fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju

kematian, dan fase kematian. Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak

langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pad fase terjadi aktivitas

metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan

adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan

pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase

eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim

ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa

(matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter xylinumdalam

membentuk nata. (http://bioindustri.blogspot.com).                   Fase pertumbuhan lambat terjadi

karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolik yang bersifat racun yang menghambat

pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase in pertumbuhan tidak stabil, tetapi

Page 5: Pembuatan Nata de Coco

jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak disbanding jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap

terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak

diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper

habis. Setelah nutrisi harbi, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel

dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata.

(http://bioindustri.blogspot.com).

            Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan adalah

nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur, dan udara

(oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida

dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber

nitrogen bias berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter

xylinumdapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3.

sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteriAcetobacter xylinum pada suhu 28 – 31 0 C.

bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat

namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan

kontaminasi. (http://bioindustri.blogspot.com)

BAB IIIBAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan dan AlatBahan              : stater nata mengandung Acetobacter xylinum, air kelapa atau bahan lain, gula                           pasir, asam cuka dapur, asam asetat glasial, urea, ZA

Page 6: Pembuatan Nata de Coco

Alat                 : kompor, panci untuk merebus media (air kelapa), gelas ukur besar,pengaduk,                      saringan air kelapa/ ayakan tepung, nampan/ wadah untuk fermentasi, kain                  putih/ kertas koran untuk penutup, tali pengikat/rafia, timbangan

3.2 Prosedur Kerja  Air kelapa 7 liter disaring dengan menggunakan kain saring bersih.

  Sambil dipanaskan, air kelapa ditambah sukrosa (gula pasir) sebanyak 70 gr, dan urea 17,5 gr,

diaduk hingga homogeny dan air kelapa mendidih.

  Substrat ini didinginkan, kemudian ditambah asam asetat glacial (asam cuka) sebanyak 70 ml.

  Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan dalam autoclave pada suhu 121ºC, tekanan 1 atm,

selama 10 menit (atau didihkan selama 20 menit).

  Substrat didinginkan hingga suhu 40ºC kemudian dimasukkan pada nampan atau baskom steril

dengan permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 3 cm.

  Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10% (v/v).

  Substrat kemudian diaduk rata dan ditutup dengan menggunakan kain basa (boleh menggunakan

kertas koran).

  Nampan diinkubasi atau diperam dengan cara diletakkan pada tempat dan ruang yang bersih,

terhindar dari debu dan goyangan.

  Inkubasi dilakukan selama 10-15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh

digoyang-goyang.

  Pada umur 10-15 hari nata dapat dipanen dan diolah sesuai selera.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Bahan Baku

Cairan Awal (mL)

Lama Peram

Warna TeksturTebal Lapisan (cm)

Sisa Cairan (mL)

Air Kelapa

800 mL 7 hari Putih Halus 0,5 cm 4 mL

4.2 PembahasanHari Kondisi Nata Keterangan

Page 7: Pembuatan Nata de Coco

1 Proses pembuatan nata de coco (air kelapa) Masih biasa

2 Kondisi nata belum ada perubahan-perubahan, hal itu terlihat

pada saat pengamatan tidak terjadi perubahan

Masih biasa

3 Sudah mulai ada perubahan Ada perubahan

4 Warna semakin pekat yang pada awalnya putih kemudian

berubah menjadi kuning dan mengeluarkan bau yang tidak

sedap

Ada perubahan

5 Selain warna yang berubah, bau yang tidak sedap, juga terdapat

gumpalan di atas air kelapa tersebut dan di bagian dasarnya

Ada perubahan

6 Setelah beberapa hari, tidak terbentuk lapisan nata, warnanya

semakin pekat, baunya juga semakin tidak sedap, hal ini

membuktikan bahwa nata pada air kelapa tidak berhasil. Hal itu

disebabkan oleh adanya bakteri yang tumbuh atau kondisi yang

tidak memungkinkan untuk bakteri Acetobacter xylinum untuk

hidup

Tidak terjadi

atau tidak

terbentuk

lapisan nata

            Pada  praktikum kali ini, yaitu nata de coco menggunakan bakteri. Bakteri yang berperan

dalam pembuatan nata de coco ini adalah bakteri Acetobaacter xylinum. Acetobacter xylinum

memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian disebut nata de coco. Bahan dasar dari

praktikum kali ini adalah air kelapa dan bakteri Acetobacter xylinum. Pada hari pertama

dilakukan pembuatan nata de coco. Pada hari kedua dilakukan pengamatan terhadap nata de

coco. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perubahan terhadap nata de coco yang diamati.

Pada hari kedua, sudah mulai terlihat perubahan. Pada hari selanjutnya nata de coco mulai

terlihat berbeda, mulai dari warna yang mulai menguning serta bau mulai tidak sedap. Pada hari

berikutnya terdapat gumpalan di atas air kelapa tersebut dan pada bagian dasarnya. Setelah

beberapa hari kemudian dilakukan pengamatan lagi terhadap nata de coco, yang dihasilkan

pengamatan yaitu tidak terbentuk lapisan nata, warnanya semakin pekat, baunya juga semakin

tidak sedap, hal ini membuktikan bahwa nata pada air kelapa tidak berhasil. Hal itu disebabkan

oleh adanya bakteri yang tumbuh atau kondisi yang tidak memungkinkan untuk bakteri

Acetobacter xylinum untuk hidup.     

            Dari hasil pengamatan, diperoleh keterangan sebagai berikut, dalam pembuatan nata de

Page 8: Pembuatan Nata de Coco

coco kali ini menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Selain itu bahan baku utama dalam

pembuatan nata de coco ini adalah air kelapa. Bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada

pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi

pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri  Acetobacter xylinum

ini akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya

dengan karbon dan nitrogenmelalui proses yang terkontrol.  

            Nata de Coco dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang

mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain. Beberapa spesies yang termasuk bakteri

asam asetat dapat membentuk selulosa, namun selama ini yang paling banyak dipelajari adalah

Acetobacter xylinum. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk genus Acetobacter. Bakteri

Acetobacter xylinum bersifat Gram negatif, aerob, berbentuk batang pendek atau kokus.

(http://www.smallcrab.com)  

            Dari hasil pengamatan yang kami lakukan terhadap pembuatan nata de coco yang kami

lakukan ada yang mengalami kegagalan. Kami/saya beranggapan bahwa ketidakberhasilan dalam

pembuatan nata de coco kali ini dikarenakan beberapa hal, seperti suhu yang tidak optimal bagi

pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Selain itu sewaktu pembuatan nata de coco tersebut

para praktikan banyak berbicara sehingga memungkinkan dalam pembuatan nata de coco

tersebut terkontaminasi oleh bakteri yang lain. Sehingga dari situlah pembuatan nata de coco

tersebut tidak berhasil. 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum tentang pembuatan Nata de coco, maka didapatkan kesimpulan bahwa :

  Untuk membuat nata dari air kelapa tidaklah hal yang terlalu sulit jika kita mengikuti langkah

yang ada dengan baik dan benar.

Page 9: Pembuatan Nata de Coco

  Pembuatan nata ini bisa menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan, mengingat bahan baku yang

digunakan adalah bahan yang mudah di dapat dan tersedia banyak di lingkungan kita ini.

5.2 Saran        

  Pembuatan Nata de coco dari air kelapa sebaiknya diambil dari air kelapa sejak tiga hari sebelum

praktikum dilaksanakan.

  Untuk mendapatkan hasil nata de coco yang baik, sebaiknya gula pasir, ZA, dan urea diukur

dengan baik, tergantung air kelapa yang akan kita buat menjadi nata de coco sehingga ukuran

bahan dapat diperkirakan sebelum mencampurnya.

  Air kelapa yang akan dimasukkan bibit, sebaiknya kita gunakan perbandingan antara bibit yang

akan kita masukkan dengan air kelapa agar saat dipanen, nata tidak menjadi cair.

  Saat proses inkubasi pada suhu kamar, ruang yang bersih sangat mempengaruhi hasil dari nata de

coco agar terhindar dari debu dan mikroorganisme lain, serta hindari goyangan saat melakukan

proses inkubasi