pediatrik anestesi.docx

18
Anatomi dan Fisiologi Pediatri Anestesia pada bayi dan anak berbeda dengan anestesia pada orang dewasa, karena mereka bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini 1 . Seperti pada anestesia untuk orang yang dewasa, anestesia anak dan bayi khususnya harus diketahui betul sebelum melakukan anestesia karena alas an itu anestesia pediatri seharusnya ditangani oleh dokter spesialis anestesiologi atau dokter yang sudah berpengalaman. Pembagian pediatri berdasarkan perkembangan biologis: 1 1. Orok ( neonatus ) usia dibawah 28 hari 2. Bayi ( infant) usia 1 bulan - 1 tahun 3. Anak ( child) usia 1 tahun -12 tahun Anestesi Pada Neonatus Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan

Upload: jayjay-amburadul-buanget

Post on 01-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: pediatrik anestesi.docx

Anatomi dan Fisiologi Pediatri

Anestesia pada bayi dan anak berbeda dengan anestesia pada orang dewasa, karena

mereka bukanlah orang dewasa dalam bentuk mini1. Seperti pada anestesia untuk orang yang

dewasa, anestesia anak dan bayi khususnya harus diketahui betul sebelum melakukan

anestesia karena alas an itu anestesia pediatri seharusnya ditangani oleh dokter spesialis

anestesiologi atau dokter yang sudah berpengalaman.

Pembagian pediatri berdasarkan perkembangan biologis:1

1. Orok ( neonatus ) usia dibawah 28 hari

2. Bayi ( infant) usia 1 bulan - 1 tahun

3. Anak ( child) usia 1 tahun -12 tahun

Anestesi Pada Neonatus

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari,

dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar

rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system.

Neonatus bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur

anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba

tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan

yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua

sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan

hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk

melakukan suatu tindakan anestesi terhadap neonatus.

a. Sistem Pernafasan

Jalan Nafas

Otot leher bayi masih sangat lunak, leher lebih pendek, sulit menyangga atau

memposisikan kepala, dengan tulang occipital yang menonjol. Lidah neonatus relative

besar, epiglottis berbentuk “U” dengan proyeksi lebih ke posterior dengan sudut

sekitar450, relatif lebih panjang dan keras, letaknya tinggi, bahkan menempel pada

palatum molle sehingga cenderung bernafas melalui hidung. Akibat perbedaan

anatomis epiglottis tersebut, saat intubasi kadangkala diperlukan pengangkatan

epiglottis untuk visualisasi.Sementara lubang hidung, glottis, pipa tracheobronkial

relatif sempit, sehingga dapat meningkatkan resistensi jalan nafas, mudah sekali

Page 2: pediatrik anestesi.docx

tersumbat oleh adanya sekret atau edema. Trakea neonatus yang pendek, berbentuk

seperti corong dengan diameter tersempit adalah pada bagian cricoid.2

Pernafasan :

Pada neonatus sangkar dada lemah dan ukurannya kecil dengan iga

horizontal.Diafragma terdorong keatas oleh isi perut yang besar.Dengan demikian

kemampuan dalam memelihara tekanan negatif intratorakal dan volume paru rendah,

sehingga memudahkan terjadinya kolaps alveolus serta menyebabkan neonatus

bernafas secara diafragmatis. Kadang-kadang tekanan negatif dapat timbul dalam

lambung pada waktu proses inspirasi, sehingga udara atau gas anestesi mudah terhirup

ke dalam lambung. Pada bayi yang mendapat kesulitan bernafas dan perutnya kembung

dipertimbangkan pemasangan pipa lambung.

Karena pada posisi terlentang dinding abdomen cenderung mendorong diafragma

ke atas serta adanya keterbatasan pengembangan paru akibat sedikitnya elemen elastis

paru, maka akan menurunkan FRC (Functional Residual Capacity) sementara volume

tidalnya relatif tetap. Untuk meningkatkan ventilasi alveolar dicapai dengan cara

menaikkan frekuensi nafas, karena itu neonatus mudah sekali gagal nafas. Peningkatan

frekuensi nafas juga dapat akibat dari tingkat metabolisme pada neonatus yang relative

tinggi, sehingga kebutuhan oksigen juga tinggi, dua kali dari kebutuhan orang dewasa

dan ventilasi alveolar pun relative lebih besar dari dewasa hingga dua

kalinya.Tingginya konsumsi oksigen dapat menerangkan mengapa desaturasi O2 dari

Hb terjadi lebih mudah atau cepat, terlebih pada neonatus prematur, karena adanya

stress dingin maupun sumbatan jalan nafas.

b. Sistem Sirkulasi Dan Hematologi

Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan pembuluh paru

yang besar (lebih tinggi dibanding tahanan vaskuler sistemik =SVR) hanya 10% dari

keluaran ventrikel kanan yang sampai paru, sedang sisanya (90%) terjadi shunting

kanan ke kiri melalui ductus arteriosus Bottali.

Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak (saat

umbilical cord dipotong/dijepit), tekanan atrium kanan menjadi rendah, tahanan

pembuluh darah sistemik (SVR) naik dan pada saat yang sama paru mengembang,

tahanan vaskuler paru menyebabkan penutupan foramen ovale (menutup setelah

beberapa minggu), aliran darah di ductus arteriosus Bottali berbalik dari kiri ke kanan.

Kejadian ini disebut sirkulasi transisi. Penutupan ductus arteriosus secara fisiologis

Page 3: pediatrik anestesi.docx

terjadi pada umur bayi 10-15 jam yang disebabkan kontraksi otot polos pada akhir

arteri pulmonalis dan secara anatomis pada usia 2-3 minggu.

Pada neonatus reaksi pembuluh darah masih sangat kurang, sehingga keadaan

kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan volume juga sangat kurang

ditoleransi.Manajemen cairan pada neonatus harus dilakukan dengan secermat dan

seteliti mungkin.Tekanan sistolik merupakan indicator yang baik untuk menilai

sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai parameter yang adekuat terhadap

penggantian volume.Autoregulasi aliran darah otak pada bayi baru lahir tetap

terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg.Frekuensi nadi bayi

rata-rata 120 kali/menit dengan tekanan darah sekitar 80/60 mmHg.

c. Sistem Ekskresi Dan Elektrolit

Akibat belum matangnya ginjal neonatus, filtrasi glomerulus hanya sekitar 30%

disbanding orang dewasa.Fungsi tubulus belum matang, resorbsi terhadap natrium,

glukosa, fosfat organic, asam amino dan bikarbonas juga rendah.Bayi baru lahir sukar

memekatkan air kemih, tetapi kemampuan mengencerkan urine seperti orang dewasa.

Kematangan filtrasi glomerulus dan fungsi tubulus mendekati lengkap sekitar umur 20

minggu dan kematangannya sedah lengkap setelah 2 tahun.

Karena rendahnya filtrasi flomerulus, kemampuan mengekskresi obat-obatan juga

menjadi diperpanjang.Oleh karena ketidakmampuan ginjal untuk menahan air dan

garam, penguapan air, kehilangan abnormal atau pemberian air tanpa sodium dapat

dengan cepat jatuh pada dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit terutama

hiponatremia. Pemberian cairan dan perhitungan kehilangan atau derajat dehidrasi

diperlukan kecermatan lebih disbanding pada orang dewasa.Begitu pula dalam hal

pemberian elektrolit, yang biasa disertakan pada setiap pemberian cairan.

d. Fungsi Hati

Fungsi detoksifikasi obat masih rendah dan metabolisme karbohidrat yang rendah

pula yang dapat menyebabkan terjadinya hipoglikemia dan asidosis

metabolik.Hipotermia dapat pula menyebabkan hipoglikemia.

Cadangan glikogen hati sangat rendah.Kadar gula normal pada bayi baru lahir

adalah 50-60%. Hipoglikemia pada bayi (dibawah 30 mg%) sukar diketahui tanda-

tanda klinisnya, dan diketahui bila ada serangan apnoe atau terjadi kejang. Sintesis

vitamin K belum sempurna.Pada pemberian cairan rumatan dibutuhkan konsentrasi

dextrose lebih tinggi (10%).Secara rutin untuk bedah bayi baru lahir dianjurkan

Page 4: pediatrik anestesi.docx

pemberian vitamin K 1 mg intra muscular.Hati-hati penggunaan opiat dan barbiturat,

karena kedua obat tersebut dioksidasi dalam hati.

e. Sistem Syaraf

Waktu perkembangan system syaraf, sambungan syaraf, struktur otak dan

myelinisasi akan berkembang pada trimester tiga (myelinisasi pada neonatus belum

sempurna, baru matang dan lengkap pada usia 3-4 tahun), sedangkan berat otak sampai

80% akan dicapai pada umur 2 tahun. Waktu-waktu ini otak sangat sensitive terhadap

keadaan-keadaan hipoksia.

Persepsi tentang rasa nyeri telah mulai ada, namun neonates belum dapat

melokalisasinya dengan baik seperti pada bayi yang sudah besar. Sebenarnya anak

mempunyai batas ambang rasa nyeri yang lebih rendah disbanding orang

dewasa.Perkembangan yang belum sempurna pada neuromuscular junction dapat

mengakibatkan kenaikan sensitifitas dan lama kerja dari obat pelumpuh otot non

depolarizing.

Syaraf simpatis belum berkembang dengan baik sehingga aktivitas parasimpatis

lebih dominan, yang mengakibatkan kecenderungan terjadinya refleks vagal

(mengakibatkan bradikardia; nadi <110 kali/menit) terutama pada saat bayi dalam

keadaan hipoksia maupun bila ada stimulasi daerah nasofaring.Sirkulasi bayi baru lahir

stabil setelah berusia 24-48 jam.Belum sempurnanya mielinisasi dan kenaikan

permeabilitas blood brain barrierakan menyebabkan akumulasiobat-obatan seperti

barbiturat dan narkotik, dimana mengakibatkan aksi yang lama dan depresi pada

periode pasca anestesi.Sisa dari blok obat relaksasi otot dikombinasikan dengan zat

anestesi intravena dapat menyebabkan kelelahan otot-otot pernafasan, depresi

pernafasan dan apnoe pada periode pasca anestesi.

Setiap keadaan bradikardia harus dianggap berada dalam keadaan hipoksia dan

harus cepat diberikan oksigenasi.Kalau pemberian oksigen tidak menolong baru

dipertimbangkan pemberian sulfas atropin.

f. Pengaturan Temperatur

Pusat pengaturan suhu di hipothalamus belum berkembang, walaupun sudah

aktif.Kelenjar keringat belum berfungsi normal, mudah kehilangan panas tubuh

(perbandingan luas permukaan dan berat badan lebih besar, tipisnya lemak subkutan,

kulit lebih permeable terhadap air), sehingga neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan

sangat terpengaruh oleh suhu lingkungan (bersifat poikilotermik). Produksi panas

mengandalkan pada proses non-shivering thermogenesis yang dihasilkan oleh jaringan

Page 5: pediatrik anestesi.docx

lemak coklat yang terletak diantara scapula, axila, mediastinum dan sekitar ginjal.

Hipoksia mencegah produksi panas dari lemak coklat.

Hipotermia dapat terjadi akibat dehidrasi, suhu sekitar yang panas, selimut atau

kain penutup yang tebal dan pemberian obat penahan keringat (misal: atropin,

skopolamin). Adapun hipotermia bisa disebabkan oleh suhu lingkungan yang rendah,

permukaan tubuh terbuka, pemberian cairan infus atau tranfusi darah dingin, irigasi

oleh cairan dingin, pengaruh obat anestesi umum (yang menekan pusat regulasi suhu)

maupun obat vasodilator.

Temperatur lingkungan yang direkomendasikan untuk neonatus adalah 270C.

Paparan dibawah suhu ini akan mengandung resiko diantaranya: cadangan energi

protein akan berkurang, adanya pengeluaran katekolamin yang dapat menyebabkan

terjadinya kenaikan tahanan vaskuler paru dan perifer, lebih jauh lagi dapat

menyebabkan lethargi, shunting kanan ke kiri, hipoksia dan asidosis metabolik.Untuk

mencegah hipotermia bias ditempuh dengan : memantau suhu tubuh, mengusahakan

suhu kamar optimal atau pemakaian selimut hangat, lampu penghangat, incubator,

cairan intra vena hangat, begitu pula gas anestesi, cairan irigasi maupun cairan

antiseptic yang digunakan yang hangat.

g. Respon Farmakologi

Farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat-obat yang diberikan pada neonatus

berbeda dibandingkan dengan dewasa karena pada neonatus :

1. Perbandingan volume cairan intravaskuler terhadap cairan ekstravaskuler berbeda

dengan orang dewasa.

2. Laju filtrasi glomerulus masih rendah

3. Laju metabolisme yang tinggi

4. Kemampuan obat berikatan dengan protein masih rendah

5. Liver/hati yang masih immature akan mempengaruhi proses biotransformasi obat.

6. Aliran darah ke organ relative lebih banyak (seperti pasa otak, jantung, liver dan

ginjal)

7. Khusus pada anestesi inhalasi, perbedaan fisiologi system pernafasan : ventilasi

alveolar tinggi, Minute volume, FRC rendah, lebih rendahnya MAC dan koefisien

partisi darah/gas akan meningkatkan potensi obat, mempercepat induksi dan

mempersingkat pulih sadarnya. Tekanan darah cenderung lebih peka terhadap zat

anestesi inhalsi mungkin karena mekanisme kompensasi yang belum sempurna dan

depresi miokard hebat.

Page 6: pediatrik anestesi.docx

Beberapa obat golongan barbiturat dan agonis opiate agaknya sangat toksisk pada

neonatus disbanding dewasa. Hal ini mungkin karena obat-obat tersebut sangat mudah

menembus sawar darah otak, kemampuan metabolisme masih rendah atau kepekaan

pusat nafas sangat tinggi.Sebaliknya neonatus tampaknya lebih tahan terhadap efek

ketamin.Bayi umumnya membutuhkan dosis suksisnil cholin relative lebih tinggi

disbanding dewasa karena ruang extraselulernya relatif lebih besar.Respon terhadap

pelumpuh otot non depolarisasi cukup bervariasi.

Anastesi pada Anak

1. Pernafasan.

Frekuensi pernafasan pada bayi dan anak lebih cepat dibanding orang

dewasa.Pada orok dan bayi antara 30 - 40 x semenit.Tipe pemafasan; orok, dan bayi

ialah abdominal, lewat hidung, sehingga gangguan pada kedua bagian ini memudahkan

timbulnya kegawatan pernafasan. . Paru-paru lebih mudah rusak karena tekanan

ventilasi yang berlebihan, sehingga menyebabkan pneumotoraks, atau

pneumomediastinum 4. Laju metabolisme yang tinggi menyebabkan cadangan oksigen

yang jauh lebih kecil; sehingga kurangnya kadar oksigen yang tersedia pada udara

inspirasi, dapat menyebabkan terjadinya bahaya hipoksia yang lebih cepat

dibandingkan pada orang dewasa. Neonatus tampaknya lebih dapat bertahan terbadap

gangguan hipoksia daripada anak yang besar dan orang dewasa, tetapi hal ini bukan

alasan untuk mengabaikan hipoksia pada neonatus 4.

Ada 5 perbedaan mendasar anatomi dari airway pada anak-anak dan dewasa2 .

1. Pada anak-anak, kepala lebih besar, dan lidah jug alebih besar

2. Laring yang letaknya lebih anterior

3. epiglottis yang lebih panjang

4. Leher dan trache yang lebih pendek daripada dewasa

5. Cartilago tiroid yang terletak berdekatan dengan airway

Tabel 2. Perbedaan fisiologi pernafasan pada anak dan dewasa2

Variable Anak-anak Dewasa

Frekuensi pernafasan 30-50 12-16

Tidal Volume ml/kg 6-8 7

Page 7: pediatrik anestesi.docx

Dead space ml/kg 2-2.5 2.2

Alveolar ventiltion 100-150 60

FRC 27-30 30

Konsumsi Oxygen 6-8 3

Kardio-Sirkulasi.

Frekuensi jantung/nadi bayi dan anak berkisar antara 100-120 x

permenit.Hipoksia menimbulkan bradikardia, karena parasimpatis yang lebih

dominan. Kadar hemoglobin orok tinggi (16-20 gr%), tetapi kemtidian menurun

sampai usia 6 bulan (10-12 gr%), karena pergantian dari HbF (fetal) menjadi HbA

(adult). Jumlah darah bayi secara absoluts sedikit, walaupun untuk perhitungan

mengandung 90 miligram berat badan Karena itu perdarahan dapat menimbulkan

gangguan sistem kardiosirkulasi. Dan juga duktus arteriosus dan foramina pada

septa interatrium dan interventrikel belum menutup selama beberapa hari setelah

lahir 4

Tabel 3. Perbedaan heart rate, dan tekanan darah pada pediatric berdasarkan umur

Umur Heart Rate Tekanan Systolic Tekanan Diastolic

Preterm 1000g 130-150 45 25

Baru lahir 110-150 60-75 27

6 bulan 80-150 95 45

2 tahun 85-125 95 50

4 tahun 75-115 98 57

8 tahun 60-110 112 60

Bayi bersifat poikilotennik, karena luas permukaan tubuhnya relative lebih

luas dibanding orang dewasa.Hal ini dapat menimbulkan bahaya hipotermia pada

lingkungan yang dingin, dan hipertermia pada lingkungan yang panas. Disamping itu

pusat pengaturan suhu di hipotalamus belum berkembang dengan baik1,6,7

Cairan tubuh.

Page 8: pediatrik anestesi.docx

Bayi lahir cukup bulan mengandung relatif banyak air yaitu dari berat badan 75%,

setelah berusia 1 tahun turun menjadi 65% clan setelah dewasa menjadi 55-60 %.Cairan

ekstrasel orok ialah 40% dari berat badan, sedangkan pada dewasa ialah 20%. Pada Tabel 4.

dapat dilihat perbedaan EBV (Estimated Blood Volume) pada pediatric berdasarkan umur.

Umur EBV

Premature 90-100cc/kg

Baru lahir 80-90 cc/kg

3 bulan-1 tahun 70-80 cc/kg

>1tahun 70 cc/kg

Dewasa 55-60 cc/kg

Penerapan Anestesi Pada Pediatri

Tahap Pra Bedah

Kunjungan pra-anestesia dilakukan sekurang-kurangnya dalam waktu 24 jam

sebelum tindakan anestesia. Perkenalan dengan orang tua penderita .sangat penting untuk

memberi penjelasan mengenai masalah pembedahan dan anestesia yang akan dilakukan.

Pada kunjungan tersebut kita mengadakan penilaian tentang keadaan.umum, keadaan fisik

dan mental penderita.

1 Premedikasi pada anak

Anak-anak dan orang tuanya sering merasa cemas saat-saat pre operatif. Kecemasan

saat pre-operasi dapat bervariasi dengan berbagai macam cara. Sesuai dengan umurnya,

bentuk-bentuk kecemasan ini dapat berupa verbal atau tingkah laku.Menangis, agitasi, retensi

urine, nafas dalam, tak mau bicara, pernafasan dalam, merupakan bentuk dari anak yang

cemas.Kecemasan ini dapat mencapai puncaknya saat induksi anestesi. Ada berbagai cara

untuk menekan kecemasan pre-operatif ini.

Tujuan dan definisi dari premedikasi ini bervariasi pada tiap tenaga medis, dan pasien

dan orangtuanya memiliki persepsi sendiri terhadap arti premedikasi 5,7. Bagi tenaga medis,

premedikasi berfungsi untuk pendekatan psikologis memberikan penjelasan pada pasien dan

keluarganya, tentang apa yang akan dilakukan sebelum dan sesudah operasi beserta yang

akan terjadi kemudian. Dan juga untuk memisahkan sang pasien dari orang tuanya dengan

tenang pada saat akan dilakukan operasi, dan juga penggunaan obat-obatan analgesi dan

hipnotik yang bertujuan untuk membuat amnesia ataupun mengurangi nyeri post operasi.

Page 9: pediatrik anestesi.docx

Tujuan lainnnya dapat berupa menekan biaya obat yang akan digunakan, anti emesis,

memudahkan saat induksi, dan hal-hal lain yang tak diinginkan.

2 Indikasi , Keuntungan dan Kerugian pada Premedikasi

Pasien anak-anak yang memerlukan premedikasi dan sedasi untuk membuat mereka menjadi

kooperatif, adalah yang termasuk di bawah ini:

1. Anak-anak yang memiliki riwayat operasi sebelumnya sehingga menjadi terlalu takut akan

ketidaknyamanan akan perawatan di rumah sakit dan operasi berikutnya.

2. Anak-anak di bawah usia sekolah yang tidak dapat dipisahkan dari orang tuanya secara

mudah, dimana ahli anestesi merasa kehadiran orang tuanya pada saat induksi tidak akan

menguntungkan.

3. anak-anak yang terbatas komunikasinya yang disebabkan karena keterbelakangan mental

(misalnya autisme), dan orang tua berperan sebagai perantara untuk berkomunikasi dengan

sang anak saat induksi

4. Keadaan-keadaan dimana induksi harus dilakukan tanpa ada usaha perlawanan dari ataupun

sikap tidak kooperatif, atau menangis dari sang anak.

5. Remaja yang menunjukkan tingkat kecemasan yang tinggi. Remaja sering merasa ketakutan

akan kehilangan penampilan tubuhnya, kematian.

Tidak ada kesepakatan yang pasti akan keuntungan dari premedikasi pada anak-anak.

Terutama pada bayi. Namun seorang anak yang kooperatif dan ter-sedasi, dapat mengurangi

level kecemasan pada orang tuanya sendiri yang mungkin dapat berpengaruh terhadap

persiapan pre-operasi atau bahkan terhadap sikap anaknya sendiri. Anak-anak dan orang

tuanya mendapatkan keuntungan yang berbeda dari premedikasi: amnesia, analgesia,

mengurangi cemas (baik terhadap pasien sendiri ataupun orang tuanya), dan sikap kooperatif.

Para pekerja medis, baik tiu ahli anestesiologi dan perawat pre-operasi, mengetahui

keuntungan dan resiko dari pengurangan cemas pre-operasi. Keamanan obat, onset obat,

reaksi disforik, mual, muntah harus di pertimbangkan sebelum melakukan

premedikasi.Premedikasi ideal untuk anak-anak adalah dengan administrasi yang baik, onset

dan panjang durasi yang dapat diramalkan, dan komplikasi yang minimal. Seringkali tujuan

dari premedikasi adalah menciptakan seorang pasien anak-anak yang tenang, kooperatif , dan

mudah dipisahkan dari orang tuanya dan menuruti instruksi dari sang ahli anestesi. Namun

kebutuhan dan metode dari premedikasi akan berbeda berdasarkan kebutuhan pasien, orang

tua pasien, prosedur bedah, dan juga tempramen sang ahli anestesi.

Meskipun premedikasi merupakan hal yang penting dalam menurunkan kecemasan,

namun bukan berarti premedikasi adalah satu-satunya komponen.Sebagai contoh, seorang

Page 10: pediatrik anestesi.docx

anak mungkin memiliki pikiran yang bercampur aduk tentang premedikasi, dan permintaan

mereka mungkin bahwa mereka ingin ditangani oleh pekerja medis yang telah mereka kenal.

Pada kasus ini , tidak diperlukan obat-obatan sedative atau pengurang rasa cemas, sehingga

tidak ada efek samping atau pun komplikasi-komplikasi yang akan dihadapi atau

dikhawatirkan.

Bedah emergensi, lambung yang penuh, trauma kepala dan trauma abdomen merupakan

kelemahan, atau batasan dari indikasi premedikasi. Pada anak normal dan sehat, resiko tentu

saja minimal, dan bila komplikasi terjadi, biasanya karena over dosis atau suatu proses

patologi yang tak diketahui.

3. Anak-anak Yang Cenderung Mengalami Komplikasi

Ada beberapa kelompok anak-anak yang memiliki kecenderungan lebih untuk

mengalami komplikasi, dan perhatian lebih tentu harus diberikan sebelum premedikasi

dilakukan.

Riwayat spesifik seperti obstruksi saluran pernafasan atas, aspirasi, control refleks

yang buruk, batuk dan muntah yang tak terkoordinasi, harus diperhatikan sebelum pemberian

premedikasi. Riwayat apnoe, obstruksi, merupakan kontraindikasi yang absolute. Anak-anak

yang memiliki kelainan seperti di bawah ini harus diperlakukan secara berhati-hati dalam

pemberian premedikasi:

1. Hipertropi Adenoid

Seorang anak dengan hipertropi adenoid memiliki resiko lebih besar untuk mengalami

obstruksi jalan nafas dari tingkat sedang sampai parah. Komplikasi yang sama juga dapat

dialami oleh anak-anak yang memiliki hipertropi tonsil.

2. Macroglossia Fungsional

Baik karena sindrom hipertropi lidah ataupun syndrome hipomandibularisme relative,

obstruksi jalan nafas merupakan komplikasi potensial pada pasien-pasien ini.

3. Pasien dengan Kelainan Neurologi

Respon dari anak yang mengalami kelainan neurology berbeda-beda.Dapat terjadi aspirasi,

diskoordinasi menelan, batuk, yang membuat kelompok anak-anak yang memiliki kelainan

ini sulit diramalkan sewaktu diberikan sedasi, bahkan dengan dosis yang telah dikurangi.

4. Distrofi muscular.

Pasien pada kelompok ini , bila mereka menggunakan kursi roda, dokter harus lebih berhati-

hati , terutama terhadap efek depresi respiratorik.

5. Bayi dengan berat badan kurang dari 10 kg

Page 11: pediatrik anestesi.docx

Bayi dengan berat badan kurang dari 10 kg tidak memerlukan sedasi pre operasi, karena

mereka dapat dipisahkan dengan mudah dari orang tuanya dengan tingkat kecemasan yang

rendah,.Onset , durasi, efek samping obat-obatan terhadap anak-anak ini tak dapat

diramalkan.

Komplikasi

Semua pasien, terutama yang diintubasi, lebih memiliki resiko untuk mengalami

komplikasi pada anestesi pediatric. Biasanya hal ini dapat ditanggulangi dengan

acetaminophen 2

Mual dan munatah adalah hal yang paling sering terjadi, terutama pada pasien

berumur 2 tahun ke atas. Terjadi karena pipa ETT dipasang terlalu erat, sehingga mukosa

trachea menjadi bengkak.

Laringospasme adalah salah satu komplikasi yang mungkin terjadi.Biasanya terjadi

pada anestesi stadium II.Jika terjadi, suksinilkolin dapat digunakan, bersama dengan atropine

untuk mencegah brakikardi

DAFTAR PUSTAKA

1. Said A L, Suntoro A. Anestesi Pediatrik. Anestesiologi.Bagian Anestesiologi dan

Terapi Intensif FKUI. Jakarta. 1989: 115-122.

2. Anonimus, Pediatric Anesthesiolgy:The Basics. http://www.anesthesia.wisc.edu/ med3/

Peds/ pedshandout.html. Diakses pada tanggal 28 Juni 2013

3. Anonimus. Anatomy of The Respiratory System. http://www.ohsuhealth.com/dch/

health/ respire/acute_lower_bronchio. html Diakses pada tanggal 28 Juni 2013

4. Boulton TB. Anestesiologi. Alih Bahasa : Oswari J. Editor: Wulandari WD. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1994 : 134-141.

5. Bissonette B, Dalens BJ. Pediatric Anesthesia: Principles And Practice. McGraw-Hill

Medical Publishing Division. New York.2002 : 405-413, 483-503

6. Anonimus. Parent Present Induction.http://www.archildrens.org/

medical_services/clinical/anesthesia/parent_present_induction.asp. Diakses pada

tanggal 28 Juni 2013

Page 12: pediatrik anestesi.docx

7. Krane E. Orientation to Pediatric Anesthesia. http://anesthesia.stanford.edu/

kentgarman/ clinical/ped%20orient.htm. Diakses pada tanggal 28 Juni 2013