nutrasetika untuk pediatrik

41
Oleh: Ayu Anggraeny K11015R110 Bunga Intan Savitri K11015R112 Annie Rahmatillah K11015R113 Isnaini Nur Hidayah K11015R116 Dian Yulistia Astri K11015R157 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ANGKATAN 25 Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 Nutraceutical for Pediatric

Upload: annie-rahmatillah

Post on 21-Jan-2018

473 views

Category:

Health & Medicine


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Oleh:Ayu Anggraeny K11015R110

Bunga Intan Savitri K11015R112

Annie Rahmatillah K11015R113

Isnaini Nur Hidayah K11015R116

Dian Yulistia Astri K11015R157

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ANGKATAN 25Universitas Muhammadiyah Surakarta

2015

Nutraceutical for

Pediatric

Page 2: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

2

Pediatri berasal dari bahasa Yunani yaitu pedos yang berarti anak dan iatrica yang

berarti pengobatan anak. Pediatri dalam hal ini merupakan anak yang berusia lebih

muda dari 18 tahun.

(Depkes RI, 2009)

Untuk mencapai tumbuh kembang yang baik diperlukan nutrisi yang adekuat.

Makanan yang kurang baik secara kualitas maupun kuantitas akan menyebabkan

gizi kurang. Keadaan gizi kurang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan

perkembangan, khusus pada perkembangan dapat mengakibatkan perubahan

struktur dan fungsi otak.

(Gladys Gunawan dkk, 2011). Anak adalah masa depan bangsa dan untuk menjadi bangsa yang besar

diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas SDM adalah memberikan Asuhan Nutrisi Pediatrik (ANP),

suatu pelayanan kesehatan pencegahan yang mendasar.

Asuhan Nutrisi Pediatrik dilakukan untuk anak sehat maupun anak sakit. Pada

anak sehat, ANP ditujukan untuk menunjang pencapaian tumbuh kembang yang

optimal, pada pasien rawat jalan agar tidak terjadi gagal tumbuh, sedangkan pada

pasien rawat inap untuk mencegah terjadinya malnutrisi rumah sakit (MRS).

(IDAI, 2011)

Page 3: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

3

World Health Organization 2003 menyampaikan hasil observasinya bahwa 60% dari 10,9juta kematian balita di dunia setiap tahunnya disebabkan secara langsung dan tidaklangsung oleh gizi kurang atau gizi buruk (IDAI, 2011).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS) 2007 prevalensi gizi kurang (BB/U < -2SD WHO 2006 ) 18,4% dan balita kurus (BB/TB <- 2 SD) 13,6 % (Gunawan dkk., 2011).

Pada anak sakit, selain untuk tetap memelihara tumbuh kembang, pemenuhan kebutuhannutrisi sangat bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan, memperpendekmasa perawatan, mengurangi terjadinya komplikasi, menurunkan morbiditas dan mortalitasserta dapat mencegah terjadinya malnutrisi akibat pengobatan atau tindakan medis.

Prevalensi terjadinya malnutrisi pada pasien anak rawat inap cukup tinggi yaitu antara 20-40% dan makin meningkat pada pasien yang dirawat di rumah sakit lebih dari dua minggu5-6. Penelitian pendahuluan pada 4 rumah sakit di Indonesia menunjukkan lebih dariseparuh pasien yang dirawat datang dengan berbagai keadaan malnutrisi (undernutritionataupun overnutrition), dengan status gizi kurang menempati porsi terbesar. Padapenelitian tersebut, Malnutrisi Rumah Sakit terjadi pada 13-37% pasien .

(IDAI, 2011)

Page 4: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

4(Hidayat, dkk., 2006)

Page 5: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

5

(Hidayat, dkk., 2006)

Page 6: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

6

Penyakit pada

Pediatri

Demam

Diare

SembelitBatuk

Flu

Page 7: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

DEMAM

Demam merupakan kondisi dimana tubuh mengalami

kenaikan suhu sebagai respon dari berbagai kondisi seperti

infeksi, tumbuh gigi, atau setelah imunisasi.

20-40% of Pediatric visits

Dinyatakan Demam Jika

Temperatur rektal atau telinga >38,0 °C

(100,4 F)

Temperatur oral 37,5 °C (99,5 F)

Temperatur bawah lengan 37,2 °C (99,0

F)

Page 8: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Terjadi paling banyak pada bayi dan balita

Penyebab :- Infeksi organisme seperti :

parasit, virus, dan bakteri- Alergi terhadap makanan,

susu, maupun obat-obatan

Diare adalah suatu kondisi terjadi peningkatan

frekuensi buang air besar sampai lebih dari

tiga kali sehari disertai dengan penurunan

konsistensi tinja sampai ke bentuk cairan.

DIARE

Diare dapat berbahaya jika dibiarkan

penderita mengalami dehidrasi atau

kekurangan cairan

Page 9: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

berkurangnya frekuensi tinja

tinja keras, sulit dikeluarkan

perasaan tidak tuntas setelah BAB

- Kurang mengkonsumsi

makanan berserat

- Kurang minum (air

putih)

Sembelit pada BAYI dan BALITA :

Penyebab ???

- Biasanya saat buang air besar,

tinja berbentuk keras dan padat

- Saat mengejan, bayi dan balita

akan menangisAdanya pemberian ASI akan membantu mengurangi Sembelit

SEMBELIT

Page 10: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Gejala Flu :- Demam- Batuk- Pilek- Hidung tersumbat- Sakit kepala- Nyeri

Batuk merupakan mekanisme tubuh dalam merespon iritan yang masuk ke dalam tenggorokan dan saluran pernapasan.

Penyebab :

- Iritan (asap atau debu)

- Alergi (udara dingin, bulu

hewan)

- Penyakit lain ex: asma,

TBC, PPOK

Disebabkan oleh Virus

Merupakan penyakit self limiting disease

Sering terjadi pada pergantian

musim yang mengakibatkan daya

tahan tubuh berkurang FLU

BATUK

FLU

Page 11: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

11

NUTRASETIKA

Page 12: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

KOLOSTRUM

Berasal dari ASI yang

dihasilkan setelah

kelahiran bayi yang

berlangsung selama

2-4 hari.

Mengandung

karbohidrat, protein

dan antibodi

Page 13: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

EVIDENCE BASE FOR COLOSTRUM

Page 14: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

14

Page 15: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Lysin

15

Asam amino penyusun protein bersifat basa dalampelarut air

Asam amino esensial

Kebutuhan lysin 1-1,5 gram per hari

Fungsi Lysin:

1. Membantu penyerapan kalsium

2. Membantu pembentukan hormon, kolagen dan antibodi

3. Menstimulasi selera makan

4. Berperan dalam produksi carnitin (mengubah asam amino mjd energi)

5. Mencegah HSV (Herpes Symplex Sindrome)

Page 16: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

16

Page 17: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

17

Page 18: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

18

Pertumbuhan otak bayi terbesar terjadi selamakehamilan, dan berlanjut sampai dua tahun pertamadalam kehidupannya didunia. Selama pada masa ini, bayi memiliki kebutuhan paling besar nutrisi pentingseperti asam docosahexaenoic (DHA), asam lemakomega-3, asam arakidonat (AA), dan asam lemakomega-6 . DHA secara alami ditemukan pada ASI, 93%-96% dihasilkan dari makanan-makanan mengandungasam lemak omega 3.

Asam lemak DHA adalah minyak utama dalam ikan, yang telah terbukti memiliki beberapa manfaatkesehatan, termasuk mengurangi resiko penyakit jantungdengan menurunkan kadar trigliserida dalam darah. DHA juga merupakan asam lemak utama dalam otak manusia, dan kekurangan telah dikaitkan dengan penurunankognitif dan penyakit Alzheimer.

Omega

3

Page 19: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Fungsi Omega 3

19

Kandungan asam lemak tak jenuh dalam minyak

ikan Omega 3 memberikan efek positif menurunkan

kadar trigliserid dan kolesterol jahat, serta

meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan

menurunkan tekanan darah. Bahkan jika

dibandingkan dengan obat Statin, minyak ikan lebih

efektif dalam menurunkan kolesterol. Kadar

trigliserid dalam darah merupakan salah satu

indikator terbaik untuk mengetahui kesehatan

jantung kita.

Sangat baik bagi kesehatan mata dan penglihatan

Mengurangi resiko pembekuan darah

Membantu penyerapan vitamin yang larut dalam

lemak

Page 20: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

20

Page 21: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

21

Page 22: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

22

Page 23: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

23

Menstimulasi proliferasi dari bakteri berkhasiat yang

mengandung fruktosa (oligosakarida)

Amat dianjurkan memberikan bahan makanan

prebiotik sejak bayi mulai mendapat makanan

tambahan, karena dapat memperbaiki sistem

pencernaan.

Prebiotik merupakan produk alami yang berasal dari

zat pati tanaman atau fructooligosakarida (FOS)

Prebiotic &

Probiotic

Page 24: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

24

Fungsi Prebiotik & Probiotik

1. Menjaga kesehatan saluran pencernaan (probiotik)

2. Mengurangi metabolit toksik dan enzim yang tidak

dibutuhkan

3. Mencegah diare dan konstipasi

4. Meningkatkan absorbsi mineral

5. Memiliki efek antikarsinogenik

6. Secara tidak langsung meningkatkan produksi

nutrisi

Page 25: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

25

Page 26: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

26

Page 27: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

27

Page 28: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

STATUS GIZI ANAK

28

Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan

berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)

(BB/PB) atau (BB/TB).

Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan

grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun.

Page 29: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Kebutuhan EnergiJumlah total energi yang dipakai adalah jumlah kalori yang

dibakar selama 24 jam yang dapat dihitung langsung

dengan menghitung pengeluaran panas atau secara tidak

langsung dengan mengukur konsumsi oksigen dan

produksi CO2 (indirect colorimetry)

Penentuan kebutuhan kaloriTentukan kebutuhan kalori (basal energy

expenditure (BEE) atau resting energy expenditure (REE))

Tentukan faktor stres: Total kalori = REE x faktor stres

Tentukan kebutuhan protein :

Total protein = protein sesuai dosis rekomendasi x faktor stres

Total energy expenditure = REE + faktor stres

Page 30: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Faktor stres dihitung berdasarkan basal metabolic rate (BMR) dan bervariasi tergantung

suhu tubuh, aktivitas fisik dan luasnya jejas.

Kebutuhan kalori adalah penjumlahan dari kebutuhan basal, aktivitas dan pertumbuhan. Pada

anak sehat untuk kebutuhan basal (BMR) merupakan 50% dari

seluruh pemakaian energi, sedang 50% sisanya untuk aktivitas dan

pertumbuhan

Lanjutan . . .

Page 31: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
Page 32: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Untuk menentukan kebutuhan kalori anak sakit berattidak bisa menggunakan perhitungan dari anak sehat,tetapi harus ditentukan kebutuhan kalori basalkemudian disesuaikan dengan kedaanhipermetabolisme.

Berikut adalah perubahan kebutuhan kaloriberdasarkan stres fisiologis yang terjadi (kenaikanresting energy expenditure pada stres fisiologis)

Page 33: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Setelah kebutuhan kalori diketahui, selanjutnya menentukan komposisi campuran antara karbohidrat, lemak dan

protein.

Tujuan pemberian protein adalah mempertahankan keseimbangan nitrogen positif atau mencegah balans

negatif. Protein biasanya diberikan antara 1-2 g/kgBB/hari atau sekitar 15-20% dari total kebutuhan kalori.

Komposisi campuran nutrisi yang bisa diberikan adalah 15-2-% protein, 30%

lemak dan 50-60% karbohidrat.

Page 34: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Pada fase penyembuhan perhitungan pemberian kaloriharus ditinjau kembali karena pada fase ini terjadi prosesanabolik, pertumbuhan dan mulai aktivitas.

Perhitungan catch-up growth juga diperhitungkan dengan menggunakan formula :

Kebutuhan Kalori = Kebutuhan maintenance X

Page 35: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

ASUPAN GIZI PEDIATRI

Zat gizi dari makanan merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan anak tumbuh kembang optimal sehingga dapat mencapai

kesehatan yang paripurna , yaitu sehat fisik, sehat mental,

dan sehat sosial.

Setiap harinya, anak membutuhkan gizi seimbang yang terdiri dari

asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Asupan kandungan gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi yang berguna untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik.

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal.

Page 36: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

10 tanda anak sehat bergizi baik :

36

1. Bertambah umur bertambah padat, bertambah tinggi

2. Postur tubuh tegap dan otot padat

3. Rambut berkilau dan kuat

4. Kulit dan kuku bersih tidak pucat

5. Wajah ceria, mata bening dan bibir segar

6. Gigi bersih dan gusi merah muda

7. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur

8. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur

9. Penuh perhatian dan bereaksi aktif

10. Tidur nyenyak

Page 37: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Supply gizi anak sesuai umur

37

0-6 bulan : ASI eksklusif tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan makanan pertama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang.

6 bulan : sudah diberikan makanan tambahan pendamping ASI. Makanan tambahan diberikan dalam bentuk lumat dan rendah serat, misalnya pisang yang dilumatkan, sari jeruk, labu, papaya dan biscuit yang dilumatkan dengan susu.

7 bulan : dikenalkan bubur tim saring dengan campuran sayuran dan protein hewani-nabati.

8 bulan : sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu merangsang pertumbuhan gigi. Minyak akan menambah kalori dan meningkatkan penyerapan vitamin A dan zat gizi lain.

Usia 9 bulan. makanan yang lebih kental dan diberika 1 kali sehari. Makanan selingan berupa: bubur kacang hijau, pudding susu, biscuit susu.

Usia 10 bulan. Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati makanan keluarga,mulai dari tim lunak sampai akhirnya nasi pada usia 12 bulan.

Usia 1 -5 tahun. Pada usia ini anak sudah harus makan seperti pola makan keluarga, yaitu: sarapan, makan siang, makan malam dan 2 kali selingan. Porsi makan pada usia ini setengah dari porsi orang dewasa

Page 38: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

38

Patokan porsi yang digunakan:

1. Nasi 1 porsi = 3/4 gls =100 g =175 kal

2. Sayur 1 porsi = 1 gls =100 g =25

kal

3. Buah 1 porsi =1-2 bh =50-190 g =50 kal

4. Tempe 1 porsi = 2 ptg sdg =50 g =75 kal

5. Daging 1 porsi = 1 ptg sdg = 35 g =75

kal

6. Minyak 1 porsi = 1 sdt =5 g =50 kal

7. Gula 1 porsi = 1 sdm =13 g =50 kal

8. Susu bubuk (tanpa lemak) 1 porsi=4 sdm=20 g=75

kal

Page 39: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu

menurut ukuran. (Al Qamar : 49)

dan Apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-

tumbuhan yang baik? (Asy Syu’araa’: 7)

Page 40: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

40

Auliana, R., 2011, Gizi Seimbang Dan Makanan Sehat Untuk Anak Usia Dini, Islamic

Baby School Playgroup and Child Care “Rumah Ibu”.

Depkes RI, 2009, Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Pasien Pediatri, Direktorat

Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Jakarta.

Djunarko, I. & Hendrawati, D., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT Citra Aji

Pratama, Yogyakarta.

Gunawan Gladys, dkk., 2011, Hubungan status gizi dan perkembangan anak usia 1–2

tahun, Sari Pediatri Vol. 13, No. 2, Bandung.

Hidayat, dkk., Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak: Nutrisi pada Kasus Bedah Anak,

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR RSU Dr. Soetomo, Surabaya.

http://idai.or.id/wpcontent/uploads/2013/02/rekomendasi-IDAI_Asuhan-Nutrisi-

Pediatrik.pdf

IDAI, 2011, Asuhan Nutrisi Pediatrik, UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik , Jakarta.

Page 41: NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK

41